Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN 1

AUDIT DAN ASURANSI

AUDIT
1. Pengertian Audit
Menurut Taylor dan Perry
Audit adalah sebagai penyelidikan atas beberapa pernyataan tokoh yang melibatkan
pemeriksaan bukti tertentu, sehingga memungkinkan auditor untuk membuat laporan atas
pernyataan tersebut.
Menurut Prof. Montgomery
Audit adalah pemeriksaan sistematis atas pembukuan bisnis atau organisasi lain untuk
memastikan atau memverifikasi dan melaporkan fakta-fakta mengenai operasi
keuangannya dan hasilnya.
Audit adalah suatu kegiatan peninjauan ulang data-data yang konkrit pada sebuah laporan
untuk memastikan keakuratannya. Dalam proses audit, data atau informasi yang tertulis di
dalam sebuah laporan akan diperiksa secara mendetail dan memastikan tidak ada data yang
melenceng. Audit dilakukan agar data dan informasi pada laporan telah sesuai dengan
kebenaran yang ada.
Audit juga bisa diartikan sebagai evaluasi atau pemeriksaan pada suatu organisasi, proses,
sistem, atau produk. Proses tersebut akan dilakukan oleh pihak yang berkompeten,
objektif, serta tidak memihak dan biasa dikenal dengan sebutan auditor.
Pada umumnya, audit dilakukan guna mengevaluasi sebuah laporan keuangan, baik dalam
skala perusahaan atau perorangan. Kemudian, hasil dari proses tersebut dapat menjadi
dasar yang memengaruhi perusahaan ketika akan mengambil keputusan selanjutnya.
Keakuratan data dalam laporan perusahaan memiliki andil sangat besar dalam
memengaruhi perusahaan untuk bisa mengambil keputusan yang tepat. Sebagai contoh,
satu kesalahan kecil dalam sebuah laporan keuangan dapat membuat hasil akhir laporan
tersebut menjadi tidak akurat. Hal ini dapat memengaruhi kesalahan data yang berlanjut
pada laporan keuangan di periode selanjutnya dan kemampuan perusahaan dalam
mengambil keputusan bisnis.
Contoh lainnya, saat pabrik semen melakukan audit pada laporan keuangan, dapat
diketahui apakah modal dari pembelian bahan baku telah sesuai dengan kenyataan dan
tertulis dalam laporan tersebut. Jika diketahui ada data yang ganjil, maka auditor dapat
melakukan pemeriksaan dengan sedetail mungkin untuk menguji kebenarannya.
Hal tersebut perlu dilakukan karena berhubungan dengan data keuntungan dan kerugian
perusahaan dalam periode satu tahun tersebut. Jika memang ada pengeluaran yang tidak
efektif atau pemasukan yang tidak optimal, pihak perusahaan dapat mengambil keputusan
yang tepat sesuai data dalam laporan keuangan tersebut.
2. Jenis-Jenis Audit
Terdapat dua jenis audit yang bisa diklasifikasikan berdasarkan ruang lingkup kegiatan
tersebut dilakukan. Kedua klasifikasi tersebut adalah:
a. Audit Umum
Untuk audit umum, audit dilakukan sebagai usaha peninjauan ulang dan juga evaluasi
yang dikerjakan oleh auditor independen. Sama halnya dengan kebanyakan proses audit
lainnya, audit umum dilakukan dengan menganut pada standar profesional akuntan
publik serta kode etik yang berlaku. Dalam kata lain, audit umum merupakan jenis audit
yang banyak dilakukan perusahaan untuk memeriksa keabsahan sebuah laporan.
b. Audit Khusus
Sedangkan untuk audit khusus, pemeriksaan pada laporan keuangan dilakukan dengan
ruang lingkup yang lebih terbatas. Sebagai contoh, sebuah perusahaan akan melakukan
audit pada divisi keuangan di periode setahun terakhir.
3. Tujuan dari Melakukan Audit
Tujuan audit secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
• Kelengkapan “Completeness”
Untuk menyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau ada dalam jurnal secara
aktual telah dimasukkan.
• Ketepatan “Accurancy”
Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat berdasarkan
jumlah yang benar, perhitungan yang benar, diklasifikasikan dan dicatat dengan tepat.
• Eksistensi “Existence”
Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang tercatat memiliki eksistensi
atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi tercatat tersebut harus benar-benar
telah terjadi dan tidak fiktif.
• Penilaian “Valuation”
Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum telah
diterapkan dengan benar.
• Klasifikasi “Classification”
Untuk memastikan bahwa transaksi yang di cantumkan dalam jurnal diklasifikasikan
dengan tepat. Jika terkait dengan saldo maka angka-angka yang dimasukkan didaftar
klien telah diklasifikasikan dengan tepat.
• Ketepatan “Accurancy”
Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal yang benar, rincian
dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar, serta penjumlahan saldo
sudah dilakukan dengan tepat.
• Pisah Batas “Cut-Off”
Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat dalam
periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali salah saji ialah transaksi yang
dicatat mendekati akhir suatu periode akuntansi.
• Pengungkapan “Disclosure”
Untuk menyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan
telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar
dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut.
4. Manfaat Audit
Adapun manfaat audit dibagi menjadi tiga bagian dasar yang menikmati manfaat audit
yaitu:
a. Bagi Pihak Yang Diaudit
• Menambah integritas laporan keuangannya sehingga laporan tersebut bisa dipercaya
untuk kepentingan pihak luar entitas seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah
dan lain-lain.
• Mencegah dan menemukan fraud yang dilakukan oleh manajemen perusahaan yang
diaudit.
• Memberikan dasar yang dapat lebih dipercaya untuk penyiapan surat pemberitahuan
pajak yang diserahkan kepada pemerintah.
• Membuka pintu bagi masuknya sumber-pembiayaan dari luar.
• Menyiapkan kesalahan dan penyimpangan moneter dalam catatan keuangan.
b. Bagi Anggota Lain Dalam Dunia Usaha
• Memberikan dasar yang lebih menyakinkan para kreditur atau para rekanan untuk
mengambil keputusan pemberian kredit.
• Memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada perusahaan asuransi untuk
menyelesaikan klaim atas kerugian diasuransikan.
• Memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dan calon investor untuk
menilai prestasi investasi dan kepengurusan manajemen.
• Memberikan dasar yang objektif kepada serikat buruh dan pihak yang diaudit untuk
menyelesaikan sengketa mengenai upah dan tunjangan.
• Memberikan dasar yang independen kepada pembeli maupun penjual untuk
menentukan syarat penjualan, pembelian atau penggabungan perusahaan.
• Memberikan dasar yang lebih baik, meyakinkan kepada para langganan atau klien
untuk menilai profitabilitas atau audit finansial, audit manajemen, dan sistem
pengendalian intern 45 rentabilitas perusahaan itu, efisiensi operasionalnya dan
keadaan keuangannya.
c. Bagi Badan Pemerintah Dan Orang-Orang Yang Bergerak Di Bidang Hukum
• Memberikan tambahan kejelasan yang independen tentang ketelitian dan jaminan
laporan keuangan.
• Memberikan dasar yang independen kepada mereka yang bergerak di bidang hukum
untuk mengurus harta warisan dan harta titipan, menyelesaikan masalah dalam
kebangkrutan dan insolvensi dan menentukan pelaksanaan perjanjian persekutuan
dengan cara semestinya.
• Memegang peranan yang menentukan dalam mencapai tujuan undang-undang
keamanan sosial.
ASURANSI
1. Pengertian Asuransi
Menurut Pasal 246 KUHD RI
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri pada yang tertanggung dengan menerima suatu premi sebagai
penggantian akan suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan
C. A. William Jr. dan R.M Heins
Asuransi adalah suatu pengamanan terhadap kerugian financial yang dilakukan oleh
seorang penganggung.
Prof. Mehr dan Cammack
Asuransi adalah alat sosial untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah
yang memadai unit-unit resiko sehingga kerugian individual mereka secara kolektif dapat
diramalkan.
Prof. Willet
Asuransi adalah alat sosial untuk mengumpulkan dana guna mengatasi kerugian modal
yang tidak tentu yang dilakukan melalui pemindahan resiko dari banyak individu kepada
seseorang atau sekelompok orang.
2. UNSUR – UNSUR ASURANSI
• Tertanggung : pihak yang berhak atas penggantian kerugian.
• Penanggung : Pihak yang bersedia menanggung kerugian.
• Premi : Pembayaran yang diterima penanggung.
• Polis : Kontrak Asuransi.
• Eksposure : Kerugian yang dihadapi.
• Peril : Segala sesuatu yang bisa menimbulkan kerugian.
• Hazard : Suatu keadaan yang menambah kemungkinan terjadinya
kerugian.
3. MANFAAT ASURANSI
• Membuat masyarakat dan perusahaan dalam keadaan aman.
• Mempertahankan efisiensi perusahaan
• Merupakan alat penabung.
• Dasar pemberian kredit
4. Jenis asuransi
a. Social Insurance
Merupakan asuransi yang menyediakan jaminan social bagi anggota masyarkat, baik
secara local, regional maupun nasional. Dilandasi atas pengertian bahwa didalam
perekonomian terdapat individu – individu yang menghadapi risiko – risiko
fundamental yang tidak mampu mereka tangani sendiri.
b. Voluntary Insurance
• Government Insurance
Asuransi yang dijalankan oleh pemerintah
• Commercisl aiansurance
Asuransi yang bertujuan untuk melindungi seseorang atau keluarga serta perusahaan
dari risiko – risiko yang bisa mendatangkan kerugian.
5. Macam – macam industri asuransi
a. Dari segi sifatnya
• Asuransi sosial ( Asuransi wajib ) > ASTEK, TASPEN
• Asuransi sukarela > AJB Bumiputra
b. Jenis Objeknya
• Asuransi orang/ manuasia > asuransi jiwa, kecelakaan, Kesehatan, hari tua.
• Asuransi umum/ kerugian > asuransi kebakaran, kendaraan bermotor.
6. Perbedaan asuransi dengan tabungan

No ASURANSI TABUNGAN

1. Besarnya uang yang diterima Besar uang yang diterima tergantung


ditentukan sendiri oleh pemegang pada kemauan si penabung
polis

2. Keharusan membayar premi secara Tidak ada unsur keharusan


berkala

3. Besarnya premi sudah ditentukan Besar uang yang ditabung tergantung


sebelumnya penabung

4. Berfungsi sebagai proteksi finansial Tidak ada fungsi proteksi terhadap


risiko

5. Bersifat kolektif Besar uang yang diterima tergantung


uang yang ditabung

Anda mungkin juga menyukai