Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kristal adalah bahan padat yang terbantuk secara homogen,anisotrop


dengan bentuk mengikuti hukum geometri, kristal digunakan sebagai
gambaran bentuk atau struktur suatu susunan mineral, kristal memiliki
jumlah dan kedudukanbidang- bidang kristal yang teratur.
Kristalografi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang
sistempenggambaran dan sifat-sifat geometri suatu kristal, kristalografi
juga mencakup tentang perkembangan, pertumbuhan dan kenampakan
suatu kristal. Suatu kristal itu dibagi dalam pengklasifikasiannya
berdasarkan struktur dan simetri garisyang terbentuk secara tiga
dimensi, setiap struktur dan simetri yang terbentuk itumemiliki ciri-ciri
tersindiri setiap kelasnya. Mineral adalah padatan
senyawakimiahomogen, non- organik, memiliki sistem kristal dan
terbentuk secara alami.Kristalografi sangat perlu kita pelajari, karena
merupakan dasar untuk mempelajari dan memahami mineral. Mineral
dapat diartikan sebagai suatubenda yang berbentuk padat, anorganik,
homogen, kristalin, terbentuk secaraalam dan secara alamiah. Mineral
yang terbentuk dialam memiliki beragam ciridan karakteristik,
perbedaan ini dapat tampak secara langsung atau tidaklangsung.
Dalam sistem kristal itu terdapat tujuh sistem utama untuk
pengklasifikasian suatumineral dan setiap sistem utama itu dibagi lagi
menjadi beberapa kelas. Tujuh sistem itu ialah isometrik, tetragonal,
heksagonal, trigonal,orthohombik, triklin, dan monoklin.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini adalah:
1. Dapat mempelajari kristal trigonal dan orthorombik.
2. Dapat mengetah kelas simetri dari setiap sistem kristal
dan orthorombik.
3. Dapat mengetahui contoh mineral dan sistem trigonal

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 1


dan sistem orthorombik.

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 1


1.3 Alat dan Bahan
A. Alat
Adapun alat yang di gunakan pada saat praktikum sebagai berikut:
1. Alat tulis.
2. Pensil mekanik.
3. Pensil warna.
4. Penggaris Panjang lengkap.
5. Clipboard.
B. Bahan
Adapun bahan yang di gunakan pada saat praktikum sebagai
berikut:
1. LKS
2. Maket sistem kristal Trigonal dan Orthorombik
3. Modul praktikum
1.4 Prosedur Kerja
A. Sistem Kristal Trigonal
Adapun langkah-langkah menggambar sistem kristal trigonal adalah:
1. Ambil LKS dan tentukan titik tengah tersebut.
2. Siapkan peralatan untuk menggambarkan sistem kristal trigonal.
3. Tentukan garis pada trigonal dengan perbandingan a: b:c: d=∞:3: 6:1
diperbesar menjadi ∞:6: 12: 2.
4. Dihubungkan garis membuat sumbu utama yang pertama.
5. Di tarik garis lurus terhadap semua titik pada bidang utama pertama
untuk membuat sebuah bidang kristal.
6. Di beri warna pada setiap bidang yang ada pada sistem kristal trigonal
tersebut.
B. Sistem Kristal Orthorombik
Adapun langkah-langkah menggambar sistem kristal
orthorombik adalah:
1. Di buat perbandigan sumbu a:b:c=1:4:6 (di perbesar menjadi 2: 8:12) dan
sumbu a sembarang atau tak hingga.
2. Dibuat garis a- b+ =30°
3. Hubungkan setiap garis-garis sesuai sumbu sumbu tersebut.
4. Diberi keterangan pada garis-garisnya seperti tanda a+, a-, b+, b-

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 2


5. Dihubungan sumbu - sumbunya sesuai dengan ukuran yang telah di
buat.
6. Dihubungkan setiap titik-titik pada garis tersebut sehingga
membentuk bidangalas dan atap .
7. Dibuat proyesi garis yang merupakan proyeksi dari sumbu a
hingga terbentuk bangunan ruang persegi panjang.
8. Garis yang sama panjang di satukan.

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 3


BAB II
DASAR TEORI
Dari bahasa Yunani Kristal berasal yaitu "Krustallos", terdiri atas
"kruos" yangartinya beku dan "stellein" yang artinya dingin. Jadi kristal
mengacu pada kedua kata tersebut berarti membeku karena proses
pendinginan. Kristal juga sering disebut sebagai hablur balur, mengacu
pada sifat fisik yang menandainya,karena kristal bersifat hablur. limu
yang mempelajari tentang sistem penggambaran dan sifat simetri kristal
disebut "Kritalografi". Kristalografi sangat penting di dalam pembelajaran mineralogoi. Karen
Sistem ini meliputi sistem kristal isometrik, heksagonal, tetragonal, ortorombik, monoklinik, d
lain untuk membedakan sistem kristal yang satu dengan yang lainnya

selain dengan unsur simetrinya adalah dengan melihat sistim sumbunya,


dikarenakan kristal adalah bangun tiga dimensi maka akan memiliki
beberapa garis simetri sejajar (Meirawaty,2021).
Pada sistem trigonal dan ortorhombik sama-sama berada pada 7
sistem kristal Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini
mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selainitu beberapa ahli
memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian
pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem
trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam,

Sistem Kristal Trigonal dan 4


kemudian dibentuk dengan menghubungkan dua titik sudut yang
melewati satu titik sudutnya (Noor, 2012).
Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratioa a= b= d≠
c, yang artinya Panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan
sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Juga memiliki sudut
kristalografi α= β= 90° ;γ= 120°. Hal ini berarti, pada sistem ini sudut
alpa dan beta saling tegak lurus dan membentuk sudut yang bernilai
terhadap
120° sumbu γ yang berda di sudut (Barmawi.2012).
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Trigonal memi
Dikatakan ortorombik karena sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang saling tegak lurus s
adalah phurcalite, chesterite, epsomite. Sistem ortorombik didasarkan

pada tiga sumbu yang tidak sama semua pada sudut kanan satu sama
lain. Seperti bias dibayangkan, sebagai salah satu pemandangan kesetiap
salah satu sumbu, dua sumbu yang tidak sama menyilang
(Warmada,2004).
Sistem kristal ortorombik terdiri atas bentuk, yaitu: ortorombik
sederhana, body center (yang ditunjukkan atom dengan warna merah),
berpusat muka (yang ditunjukkan atom dengan warna biru), dan
berpusat muka pada dua sisi ortorombik (yang ditunjukkan atom dengan
warna hijau). Panjang rusuk dari sistem kristal ortorombik ini berbeda-
beda, dan memiliki sudut yang sama (α = β = γ) yaitu sebesar 90°

Sistem Kristal Trigonal dan 5


(Pellant,1992).

Sistem Kristal Trigonal dan 6


3.2 Pembahasan
Pada kegiatan praktikum kali ini, kami mempelajari dan menggambar
sistem kristal Trigonal dan sistem kristal orthorombik. Sama dengan sistem
Isometrik, sistem kristal Orthorombik mempunyai 3 sumbu kristal yang tidak
sama panjang dan pada sistem kristal Orthorombik memiliki sudut α= β= γ=
90°. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c
berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih
panjang. Sedangkan, sistem Kristal Trigonal mempunyai 4 sumbu kristal,
dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d
masing- masing membentuk sudut 1200 terhadap satu sama lain. Pada kondisi
sebenarnya, Orthorombik memiliki perbandingan sumbu a ≠ b ≠c, yang artinya
panjang sumbu a tidak sama dengan sumbu b dan tidak sama dengan sumbu c.
Sudut pada sistem orthorombik adalah β1= β2= β3= 900, γ1= γ2= γ3= 120.
Sedangkan, pada Trigonal memiliki perbandingan sumbu a = b = d≠ c,
artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d.
tapi sumbu c tidak sama dengan yang lainnya. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α= β= γ= 900. Pada penggambaranya, sistem kristal Trigonal
memiliki perbandingan sumbu a: b: c: d ∞: 3: 6: 1 dan pada penggambaran
kali ini menggunakan perbandingan ∞: 6 ∶ 12: 2. Artinya, pada sumbu a ditarik
garis sesuai dengan keinginan kita, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 6
cm, sumbu c ditarik garis 12 cm dan garis d hanya ditarik garis 2 cm (nilai
bukan patokan,hanya perbandingan). Sudut antar sumbunya a+ b-= 20° b+ d-=
40°. Sedangkan Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi
orthogonal, sistem Orthorombik memiliki perbandingan sumbu a: b: c=1:4:6
dan yang digunakan dalam pratikum adalah 2:8:12. Artinya, pada sumbu a
ditarik garis dengan nilai 1. pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 8, dan
sumbu c ditarik garis dengan nilai 12. Dan sudut antar sumbunya a+ b-=30°.
Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ b- memiliki nilai 30°. Sistem
kristal trigonal sendiri terbagi lagi menjadi 5 kelas, yaitu kelas trigonal
pyramidal, trigonal trapezohedral, ditrigonal pyramidal, ditrigonal
scalenohedral, rombohedral. Kelas simetri pada sistem kristal orthorombik
terbagi atas 3 kelas kristal yaitu, bisfenoid, pyramid, bypiramid. Contoh
mineral yang ada pada sistem kristal trigonal ada banyak yaitu ametthist,

Sistem Kristal Trigonal dan 7


arsenic, bismut

Sistem Kristal Trigonal dan 8


Cinnabar, corundum, dolomite, hematite, jarosite, magnesite. Sedangkan,
contoh minral umtuk sistem kristal orthorombik yaitu, adamite, andalusite,
aragonite, arsenopyrite, cordierite, barite, forterite, gaothite, hypersthene,
natrolite, peridot, dan sulfur.
Pratikum dijelaskan bahwa dalam penggambaran trigonal itu banyak
menggunakan penarikan garis yang sembarang seperti pengambilan garis sumbu
a dimana kita bisa mengambil berapa pun ukuran panjang sesuai dengan
kemauan kita sebagai praktikan. Dijelaskan ada 4 bidang diagonal dan 1 bidang
utama. Praktikan juga di ajarkan bagaimana cara menentukan sumbu utama
pada sistem kristal trigonal, karena pada sistem kristal trigonal sangat sulit dan
perlu imajinasi yang kuat untuk bisa menentukan sumbu utama dalam bentuk
kristal yang di aplikasikan kebentuk tiga dimensi. Dalam bentuk tiga dimensi
sistem kristal trigonal sumbu utama tidak melalui bidang melainkan melalui
ruang yang bukan bidang jadi sangat sulit, dan trigonal sangat berbeda dalam
pengambilan sumbu utamanya. Trigonal emiliki jumlah unsur simetri L2, 3L2,
4PC. Dimana bis akita jelaskan pada sistem kristal trigonal hanya memiliki satu
kali putaran. Dan memiliki 4 bidang dalam sistem kristalnya.
Aslab juga menjelaskan bagaiamana cara membuat gambar proyeksi
orthogonal sistem kristal orthorombik. Penggambaran sistem kristal ini sangat
mudah dibandingkan dengan penggambaran kristal yang lainnya dimana sistem
kristal orthorombik menggunakan perbandingan a: b: c= 1: 4: 6. Dan dalam
pratikum perbandingan tersebut dikali kan 2 menjadi 2: 8: 12. Cara
penggambaranya sama dengan sistem kristal tetragonal hanya saja sistem kristal
orthorombik tidak mempunyai bidang diagonal dan hanya mempunyai tiga
bidang utama. Otomatis jumlah unsur simetri pada sistem kristal orthorombik
berbeda dengan tetragonal, jumlah unsur simetrinya yaitu; 3L2, 3PC. Berarti
orthorombik memiliki tiga perputaran yang sama dan hanya memiliki tiga
bidang seperti penjelasan di awal.

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 9


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Menentukian suatu sistem kristal trigonal dari berbagai macam bentuk.
Kristal atas dasar panjang, posisi, dan jumlah sumbu simetri kristal yang
ada pada kristal trigonal yaitu jumlah sumbu utama 4. Perbandigan sumbu
a= b= d≠ c, perbandigan sudut a = β= γ= 90°. Untuk sistem kristal
otrhorombik yaitu jumlah sumbu ada 3, perbandigan sumbu a= b= c (1: 3:
6) perbandigan sudut α= β= γ = 90°.
2. Kelas simetri pada sistem kristal trigonal yaitu, trigonal pyramidal,
trigonal trapezohedral, ditrigonal pyramidal, ditrigonal scalenohedral,
rombohedral. Kelas simetri pada sistem kristal orthorombik yaitu,
bisfenoid, pyramid, bypiramid.

3. Beberapa contoh mineral dengan menggunakan Sistem Kristal Trigonal


adalah Tourmaline, Cinabar, Magnesite, Dolomite, Bismuth. Beberapa
contoh mineral dengan menggunakan Sistem Kristal Orthorombik adalah
Stibnite.Cherysobery.
4.2 Saran
Saran dari saya praktikum ini adalah semoga mahasiswa praktikan dapat lebih
cepat dan tanggap serta dapat lebih antusias untuk belajar, adapun praktikum ini
supaya dapat lebih mudah berdiskusi dengan asisten .

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 10


DAFTAR PUSTAKA
Barmawi, T. 2012. “Permodelan Geostatistik Untuk Mentukan Poroditas Suatu
Formasi Berdasarkan Studi Pustaka” Jurnal Ilmiah MTG”. Vol 5 .No 1.
Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi Jilid I. Bogor: Graha Ilmu
Mulyaningsi. S, 2018. kristalografi dan mineralogi edisi 1. Yogyakarta:Akprid
press
Meirawaty, M, 2021. mineralogi. Purwokerto: Zahira Media Publisher.
Pellant, C.1992.rocks and minerals.london:Dorling Kindersley.
Suminta, Supandi.2003. “Simulasi Pola Difraksi Sinar-X Berbagai Jenis Mineral Zeolit
Alam dengan Program Rietan”. Jurnal zeolin Indonesia. Vol. No.1:45-54.

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 11


Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 12

Anda mungkin juga menyukai