Anda di halaman 1dari 22

MEREK DAGANG DI INDONESIA : UPAYA PERLINDUNGAN MEREK MELALUI

PERMOHONAN PENDAFTARAN

DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MAKALAH MATA KULIAH HUKUM


BISNIS

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, S.H., M.Ag.

Disusun Oleh:

Nama : Jacques Ivellyx Raihan Massada

NIM : 200501110165

PROGRAM S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penyusunan makalah ini yang berjudul “STANDARISASI HALAL DALAM
MELINDUNGI KONSUMEN” dapat terselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, S.H., M.Ag. selaku dosen pengampu mata
kuliah Hukum Bisnis di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah
menyerahkan kepercayaannya guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah hukum bisnis.Kami menyadari bahwa
penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk makalah ini.

Demikian makalah ini dibuat, semoga makalah ini dapat memenuhi fungsinya. Dalam hal ini
terhadap penugasan penulis. Penulis meminta maaf apabila dalam makalah ini terdapat tulisan
yang tidak berkenan di hati.

Minggu, 23 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
BAB I .............................................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................. 4
1.4 Manfaat Pembahasan ........................................................................................................................ 5
BAB II ............................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 5
2.1 Jenis, Unsur, Makna, dan Tingkatan Merek Dagang ..................................................................... 5
2.2 permohonan pendaftaran merek ............................................................................................... 10
2.3 Perlindungan merek di Indonesia ................................................................................................ 14
BAB III .......................................................................................................................................................... 21
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang selalu padat akan sebuah penghasilan
produk produk baru yang beredar. Pola konsumsi masyarakat di Indonesia selalu menginginkan
produk produk baru dengan kualitas yang baik, maka dari pola konsumsi masyarakat tersebut
merupakan sebuah potensi bagi prusahaan untuk selalu membuat produk produk baru yang
diminati oleh masyarakat. Selain itu juga tidak jarang bahwa dari pola konsumsi masyarakat
yang cenderung menginginkan produk baru banyak sekali orang atau organisasi yang mendirikan
sebuah perusahaan baru unruk menciptakan sebuah produk baru yang diminati masyarakat.
Menurut data BPS ( badan pusat statistik ) perusahaan industri mengalami peningkatan dan
penurunan dalam skala kecil dari tahun ke tahun, seperti pada tahun 2015 total perusahaan
industri sebesar 26 322, dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 35 163, dan pada
tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 33 577.1

Dari jumlah banyaknya prusahaan industri tersebut menyebabkan persaingan pasar yang
semakin ketat. Perusahaan berusaha untuk memuaskan konsumen dengan memproduksi produk
baru dengan keunggulan yang lebih bagus. Dari banyaknya produk baru yang dikeluarkan oleh
perusahaan, maka merek merupakan sebuah hal penting dalam sebuah produk. Hal ini sebagai
penenda atau pembeda dari produk perusahaan satu dengan perusahaan lainnya. Oleh karena itu
perusahaan harus memahami akan ketentuan dan informasi dari merek yang telah di atur dalam
undang udang yang telah ditetapkan , selain itu guna untuk mengantisipasi berbagai kejahatan
merek yang dapat merugikan pelaku usaha, sangat disarankan untuk pelaku usaha mendaftarkan
mereknya agar merek tersebut mendapatkan perlindungan secara hukum sehingga pelaku usaha
dapat menjalankan usahanya secara aman.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis memilih rumusan permasalahan dalam makalah
ini sebagai berikut:

1. Apa saja jenis, unsur, makna, manfaat, dan tingkatan merek dagang?
2. Bagaimana permohonan merek dagang di Indonesia
3. Bagaimana perlindungan merek dagang di Indoensia?

1.3 Tujuan

Berdasarkan uraian masalah diatas, penulis ingin menyampaikan tujuan dari penulis sebagai
berikut:

1
Badan Pusat Statistik “Jumlah Perusahaan Industri Besar Sedang Menurut Sub Sektor (2 digit KBLI), 2000-2017”
1. Untuk mengetahui kriteria kriteria dari merek dagang
2. Untuk mengetahui prosedur dari permohonan merek dagang
3. Agar permasalahan dalam kasus merek dagang dapat terselesaikan dan melindungi merek
dari oknum oknum yang dapat merugikan

1.4 Manfaat Pembahasan

Makalah ini dapat dijadikan sebuah literatur bagi pendidik yang ingin menambah sebuah
informasi tentang merek dagang yang berlaku di wilayah Indonesia, selain itu makalh ini dapat
dijadikan sebagai perimbangan dalam sebuah perusahaan ketika ingin mengetahui lebih dalam
tentang merek dagang.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis, Unsur, Makna, dan Tingkatan Merek Dagang

Jenis merek

Merek merupakan suatu hasil karya dari sekelompok orang yang digunakan sebagai
identitas, atau pembeda dari produk satu dengan laiannya atau produk pesaing, baik dalam
bentuk pemakaian warna, nama, gambar, logo. Hal ini berjalan bersamaan dari Undang Undang
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis BAB I pasal 1
yang berbunyi :2

Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama,
kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi,
suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan
barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hu[um dalam kegiatan perdagangan
barang dan/atau jasa.

Sedangkan merek dagang menurut Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 berbunyi :

Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untul membedakan
dengan barang sejenis lainnya.

Merek jasa adalah menurut Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2016
adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa sejenis lainnya.

Jadi perbedaan dari merek, merek dagang dan merek jasa adalah bahwa merek dagang
digunkan untuk sebuah transaksi berbentuk baranng, contoh seperti the sariwangi, indomie.
Merek jasa adalah msebuah merek yang digunakan dalam perdagangan jasa, seperti KFC, hotel,
ramayana. Sedangkan merek adalah sebuah unsur unsur yang meliputi tentang warna, nama,
logo, gambar, desain yang digunakan untuk pembeda produk satu dengan produk lainnya.

Unsur merek

Dalam Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2016 telah dijelaskan bahwa
unsur unsur dari merek diantaranya adalah warna, nama, gambar, logo, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu perlu dijabarkan lebih terinci lagi bagaimana unsur didalam merek tersebut.
Diantaranya :3

2
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS
BAB I PASAL 1 AYAT 1,2,3
3
Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, SH, M.Ag.2013. Membangun Wacana Integrasi Perundingan Nasional dengan
Syariah (Edisi Revisi).Malang:UINMALIKIPress
1. Gambar

Gambar yang dimaksud bisa merupakan hasil karya seni bisa berbentuk sebuah lukisan, gambar
teknik, yang dihasilkan oleh tangan atau menggunakan teknologi atau alat moderen.

2. Nama

Nama yang digunakan sebagai merek bisa meliputi benda budaya, barang ekonomi, mahluk
hidup atau benda mati. Bisa juga nama itu meliputi nama perorangan, keluarg atau badan
hukum. Bisa juga termasuk yang diambil dari segi geografi seperti nama gunung, kota, daerah.

3. Kata

Kata yang diambil dalam sebuah merek bisa meliputi perkataan perkataan asing, nasional,
maupun daerah. Bisa juga menggunakan kata sifat, kata kerja dan kata benda.

4. Angka angka

Angka dapat digunakan menjadi sebuah merek jika angka angka yang dugunakan mudah dapat
diterima atau sudah dapat diterima oleh masyarakat.

5. Susunan warna

Warna mempunyai sebuah daya tarik yang akan membuat konsumen mudah mengingat produk
tersebut. Warna yang digunakan dalam sebuah merek dapat digunakan oleh perusahaan sesuai
dengan kebutuhanya.

6. Kombinasi dari unsur unsur tersebut

Dari berbagai unsur unsur tersebut, sebuah merek dapat dikombinasikan menggunakan berbagai
unsur, bisa kata yang dikombinasikan dengan angka, ataupun gambar yang dikombinasikan
dengan warna. Tidak jarang telah banyak dijumpai merek dengan berbagai unsur unsur
kombinasi yang dipadukan sehingga menjadi satu kesatuan yang estetik, hal ini guna menjadi
identitas atau pembeda dengan produk lain.

Makna
Dalam penggunaan merek di sebuah produk pastinya terdapat sebuah makna, mengapa
merek perlu dicantumkan dalam sebuah produk, makna yang dimaksud diantaranya :4

1. Nilai

Merek yang mempunyai nilai tinggi akan mempunyai pandangan tersindiri bagi kelompok orang
tertentu, atau nilai merek yang tinggi dapat lebih dihargai oleh konsumen sebagai merek yang
berkelas. Contoh Adidas, Nike, Convers

2. Budaya

Suatu merek bisa mewakili sebuah budaya suatu negara atau wilayah, contoh indomie mewakili
mie instan budaya Indonesia yang akan terkenal kuat rasanya.

3. Kepribadian

Merek dapat mencerminkan suatu kepribadian tertentu. Yaitu kepribadian penggunanya. Ketika
suatu merek yang dikenakannya akan mencerminkan suatu kepribadian bersamaan dengan merek
yang mereka gunakan

4. Pemakai

Merek dapat menunjukan jenis konsumen yang memakainya. Contoh para pengguna Iphone bisa
disebut dengan kalangan gaul, paham teknologi, stylish

5. Atribut

Merek dapat mengingatkan pada suatu atribut atribut tertentu. Contoh pengguna mobil
lamborghini mempunyai atribut yang berkesan mewah, mempunyai mesin yang cepat.

6. Manfaat

Manfaat fungsional merujuk pada fungsi fungsi yang terdapat pada suatu produk. Fungsi
emosional yang diperoleh konsumen bisa berupa kepuasan terhadap emosi atau perasannya.

Tingkatan merek dagang

4
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 2, Jakarta: Prehalindo, 2002, hlm. 460. ( dikutip dari e-jurnal uksw)
Merek dagang suatu perusahaan bisa dikategorikan dalam beberapa jenis, biasanay
tingkatan tersebut sesuai dengan popularitas merek yang dimilikinya, diantaranya : 5

1. Merek biasa

Merek biasa bisa disebut dengan normal mark, sifat biasa yang dimilki merek tersebut
dikarenakan tidak memiliki reputasi atau popularitas yang cukup tinggi, sehingga konsumen atau
masyarakat cenderung tidak mengetahui merek tersebut. Bisa juga merek tersebut mempunyai
kualitas yang rendah, tidak efisien, atau desain yang kurang menarik dan kreatif.

2. Merek terkenal

Merek terkenal ini mempunyai reputasi atau popularitas yang tinggi, sehingga banyak diketahui
oleh konsumen maupun masyarakat. Dari merek terkenal ini akan menimbulkan sebuah manfaat
kepribadian sesaui dengan yang sudah dijelaskan. Logo atau lambang ini mempunyai kekuatan
nilai yang sangat baik sehingga jika berbagai produk yang muncul dari suatu perusahaan dengan
menggunakan merek terkenal maka produk tersebut akan diminati olek konsumen.

3. Merek termasyhur

Merek ini dikenal karena reputasinya yang sangat tinggi, bisa dibilang bahwa sebagian besar
berbagai negara mengetahui akan merek tersebut. Merek termasyhur ini didasarkan pada lapisan
konsumen dan pangsa pasar yang dimilikinya sehingga berbagai negara dapat menjangkaunya.

5
Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, SH, M.Ag.2013. Membangun Wacana Integrasi Perundingan Nasional dengan
Syariah (Edisi Revisi).Malang:UINMALIKIPress
2.2 permohonan pendaftaran merek

Salah satu tujuan mengapa merek perlu didaftarkan adalah untuk memberikan kepastian
hukum dan perlindungan hukum terhadap hak atas merek, sehingga akan kecil kemungkinan
bahwa produk yang telah didaftarkan akan di plagiasi atau di claim bahwa merek tersebut milik
perusahaan lain.

Sistem pendaftaran merek dapat mencakup 4 sistem pendaftaran diantaranya :6

1. Pendaftaran tanpa pemeriksaan merek terlebih dulu

Pendaftaran merek yang dimohonkan segera didaftarkan ketika persyaratan yang harus dipenuhi
sudah lengkap meliputi pembayaran biaya permohonan, pemeriksaan berkas serta pendaftaran.

2. Pendaftaran dengan pemeriksaan merek terlebih dulu

Dalam pendaftaran ini merek yang akan didaftarkan akan diperiksa terlebih dahulu,
dimana terlebih dahulu akan diumumkan di trade journal atau kantor pendaftaran merek dalam
jangka waktu tertentu, dimana dalam jangka waktu tersebut pihak ketiga diberikan kesempatan
untuk mengajukan keberatan terhadap merek yang didaftarkan. Apabila dalam jangka waktu
yang telah diberikan tidak ada keberatan dari pihak lain, maka pendaftaran merek akan diterima.

3. Pendaftaran dengan pengumuman sementara


4. Pendaftaran dengan pemberitaan terlebih dahulu mengenai adanya merek lain yang
terdaftar yang diindikasikan memiliki persamaan.

Ada 2 jenis sistem pendaftaran yang dapat dilakukan oleh pendaftar merek yaitu sistem
deklaratif (pasif) dan sistem konstitutif (aktif).7

Pendaftaran Merek dengan Sistem Deklaratif

Sitem pendaftaran ini adalah suatu sistem yang dimana memperoleh perlindungan hukum
adalah pemakai pertama dari merek yang bersangkutan. Sistem pendaftaran ini terdapat dalam
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961 pasal 2 yang berbunyi.
6
Raden Suryodiningrat, Pengantar Ilmu Hukum Merek (Jakarta: Pradnya Paramita, 2017), h. 10 ( dikutip dari Jurnal
ilmu hukum Perlindungan Hukum Merek Produk Jus Pala di Negeri Morella Kecamatan Leihitu )
7
OKTIANA INDI HERTYANTI, SH ARTI PENTING PENDAFTARAN MEREK UNTUK PERDAGANGAN BARANG DAN JASA
(STUDI PENDAFTARAN MEREK DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM JAWA TENGAH)
“(1) Hak khusus untuk memakai suatu merek guna memperbedakan barang-barang hasil
perusahaan atau barang-barang perniagaan seseorang atau suatu badan dari barang-barang orang
lain atau badan lain kepada barang siapa yang untuk pertama kali memakai merek itu untuk
keperluan tersebut diatas di Indonesia“

Jadi seseorang atau pelaku usaha yang telah mendaftarkan mereknya masih belum tentu
akan dianggap berhak menggunakan merek tersebut untuk selamanya. Jika ada orang lain yang
dapat memberikan bukti bahwa dialah pemilik pertama merek yang sama dengan merek yang
sudah didaftarkan, maka orang atau pelaku usaha yang mendaftarkan merek yang pertama kali
akan dibatalkan haknya untuk menggunakan merek yang sudah didaftarkan tersebut.

Pendaftaran Merek dengan Sistem Konstitutif

Tanpa pendaftaran merek negara tidak memberikan hak atas merek kepada pemilik
merek.oleh karena itu pendaftaran hak merek merupakan suatu keharusan. Di Indonesia
pendaftaran merek yang digunakan sejak Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 adalah sistem
Konstitutif. Pada sistem ini perlindungan hukum didasrkan atas pendaftar pertama yang beritikad
baik. Hal ini sejalan dengan seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UndangUndang Nomor 15
Tahun 2001 yang menyatakan bahwa merek tidak dapat didaftar oleh pemohon yang tidak
beritikad baik.

Jadi untuk mendapatkan kepastian perlindungan hukum atas merek yang dimiliki oleh
seseorang atau oleh pelaku usaha dapat mendaftarkan mereknya pada sistem konstitutif. Karena
sistem ini sangat menguntungkan untuk mendapatkan kepastian hukum atas merek yang mereka
daftarkan.

Syarat syarat pendaftaran merek

Menurut Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2016 tentang merek dan
indifikasi geografis terdapat syarat permohonan pendaftaran merek, lebih tepatnya terdapat pada
BAB III permohonan pendaftaran merek bagian kesatu syarat dan tata cara permohonan pasal 4
yang berbunyi :8

8
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS
BAB III PASAL 4
(1) Permohonan pendaftaran Merek diajukan oleh Pemohon atau Kuasanya kepada Menteri
secara elektronik atau non-elektronik dalam bahasa Indonesia.
(2) Dalam Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mencantumkan:
a. tanggal, bulan, dan tahun Permohonan;
b. nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat Pemohon;
c. nama lengkap dan alamat Kuasa jika Permohonan diajukan melalui Kuasa;
d. warna jika Merek yang dimohonkan pendaftarannya menggunakan unsur warna;
e. nama negara dan tanggal permintaan Merek yang pertama kali dalam hal Permohonan
diajukan dengan Hak Prioritas; dan
f. kelas barang dan/atau kelas jasa serta uraian jenis barang dan/atau jenis jasa.
(3) Permohonan ditandatangani Pemohon atau Kuasanya.
(4) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan label Merek dan
bukti pembayaran biaya.
(5) Biaya Permohonan pendaftaran Merek ditentukan per kelas barang dan/atau jasa.
(6) Dalam hal Merek sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berupa bentuk 3 (tiga) dimensi,
label Merek yang dilampirkan dalam bentuk karakteristik dari Merek tersebut.
(7) Dalam hal Merek sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berupa suara, label Merek yang
dilampirkan berupa notasi dan rekaman suara.
(8) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilampiri dengan surat
pernyataan kepemilikan Merek yang dimohonkan pendaftarannya.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai biaya Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Untuk permohonan yang lebih dari 1 kelas barang atau jasa dapat diajukan oleh 1
permohonan yang telah disebutkan pada pasal 6. Dan untuk biaya administrasi yang diajukan
oleh pemohon wajib dilakukan melalui kuasa yang sudah tertulis pada pasal 7.

Alur proses permohonan pendaftaran merek bedasarkan UU No 20 Tahun 20169

9
Kantor Wilayah DKI Jakarta Kementrian hukum dan HAM Republik Inodnesia. Alur proses permohonan
pendaftaran merek bedasarkan UU No 20 Tahun 2016
1. Alur pertama perorangan atau pelaku usaha melakukan proses permohonan yang terdapat
beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain seperti formulir permohonan yang telah
di isi lengkap, label marek, dan bukti pembayaran biaya
2. Selanjutnya pemeriksaan formalitas. Pemeriksaan formalitas merupakan
tahap pemeriksaan terhadap permohonan pendaftaran merek berdasarkan sistem first to
file, yaitu dilakukannya penelusuran untuk mencari merek pembanding yang terdaftar
atau yang sudah diajukan terlebih dahulu dalam data base Ditjen HKI untuk memastikan
bahwa merek tersebut tidak mempunyai kembaran atau sudah didaftarkan.
3. Pengumuman, apabila pemohon sudah melengkapi berbagai persyaratan yang dibutuhkan
dalam proses pendaftaran maka Ditjen HKI akan mengumumkan permohonan merek
dalam Berita Resmi Merek. Pengumaman akan berlangsung selama 2 bulan. Jika
pemohon tidak memenuhi kelengkapan administratif maka pengumuman tersebut akan
ditarik kembali dan diharuskan untuk memenuhi kebutuhan administratif. Dan jika
terdapat sebuah keberatan maka dapat diajukan dengan alasan yang cukup dengan
disertai bukti bahwa merek yang ingin didaftarkan oleh pemohon adalah merek yang
menurut UU merek tidak dapat didaftar atau ditolak. Keberatan yang diterima kepada
pemohon mempunyai waktu sekitar kurang lebih 14 hari. Dan pemohon memberikan
sanggahan terhadap keberatan tersebut mempunyai waktu 2 bulan untuk menuju ke
pemeriksaan subtantif.
4. Pemeriksaan subtantif, jika semua keberatan sudah terselesaikan atau semua sanggahan
dari pemohon sudah dapat diterima maka akan dilaksanakan pemeriksaan subtantif yang
akan diselesaikan kurang lebih 150 hari
5. Proses pendaftaran. Ditjen HKI akan memutuskan :
- Mendaftarkan merek pemohon
- Memberitahukan pendaftaran merek pada pemohon, pelaku usaha, atau kuasa
- Menerbitkan sertifikat merek pemohon, pelau usaha, atau kuasa
- mengumumkan pendaftaran merek tersebut kedalam berita resmi merek, baik dengan
media elektronik maupun non elektronik seperti yang telah dijelaskan dalam UU

Namun dalam proses pendaftaran juga bisa terdapat penolakan, penolakan bisa terjadi
dari berbagai hal. Untuk mengatasi penolakan pemohon dapat mengajukan sebuah
tanggapan yang memiliki waktu kurang lebih 1 bulan, pemohon dapat mengajukan
banding dengan waktu kurang lebih 90 hari, pemohon dapat mengajukan pengadilan
dengan waktu kurang lebih 3 bulan. Hal ini sejalan dengan BAB III bagian ketiga pasal
11 yang berbunyi :10

10
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS
BAB III PASAL 11
(1) Permohonan diajukan dengan memenuhi semua kelengkapan persyaratan pendaftaran
Merek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 9, dan
Pasal 10.
(2) Dalam hal terdapat kekurangan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, dan/atau Pasal 7, dalam jangka waktu paling lama 30
(tiga puluh) Hari sejak tanggal penerimaan, kepada Pemohon diberitahukan agar
kelengkapan persyaratan tersebut dipenuhi dalam jangka waktu paling lama 2 (dua)
bulan terhitung sejak Tanggal Pengiriman surat pemberitahuan untuk memenuhi
kelengkapan persyaratan.
(3) Dalam hal kekurangan menyangkut kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10, jangka waktu pemenuhan kekurangan kelengkapan persyaratan
tersebut paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak berakhirnya jangka waktu
pengajuan Permohonan dengan menggunakan Hak Prioritas.
(4) Dalam hal kelengkapan persyaratan Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan ayat (3) belum terpenuhi karena adanya bencana alam atau keadaan memaksa
di luar kemampuan manusia, Pemohon atau Kuasanya dapat mengajukan permohonan
secara tertulis mengenai perpanjangan jangka waktu pemenuhan kelengkapan
persyaratan dimaksud

6. Sertifikat merek akan diterbitkan oleh Ditjen HKI sejak merek tersebut terdaftar.

2.3 Perlindungan merek di Indonesia

Pelanggaran terhadap merek di Indonesia sudah sangat marak terjadi, sangat mudah
ditemui bahwa berbagai macam produk dengan merek merek tertentuyang dijual dengan bebas di
pasar pasar. Merek merek tersebut dapat dengan mudah kita jumpai di toko kecil, pasar
tradisional, pasar besar, ataupun di tepi trotoar. Produk tersebut diperdagangkan dengan harga
yang cenderung lebih murah dari pada harga merek aslinya. Namun sebenarnya bisa terlihat
bagaimana merek asli dengan merek palsu yang berada di pasaran, merek palsu cenderung
memiliki kualitas yang berbeda dengan merek asli, namun dengan harga yang murah dan
minimnya pengetahuan akan merek atau produk yang asli konsumen dan masyarakat Indonesia
mudah tergiur dengan merek yang palsu dikarenakan harganya yang murah.

Hal tersebut merupakan pelanggaran terhadap sebuah merek, dimana merek yang sudah
didaftarkan sesuai dengan UU dilakukan sebuah plagiasi yang sangat jelas, tentu hal itu sangat
merugikan bagi pelaku usaha yang tengah menjalani bisnisnya, seperti contoh brand merek erigo,
maternal, dan lain lain mengalami pembajakan atau plagiasi merek yang diperdagangkan bebas
dipasaran. Bahkan beberapa toko yang memperdagangkan produk original mengalami
kebangkrutan karena banyaknya produk palsu yang dijual di pasaran. Oleh karena itu
perlindungan akan sebuah merek yang sudah didaftarkan sangat penting untuk melindungi
pelaku usaha dari oknum oknum yang tidak bertanggung jawab terhadap pemalsuan merek.

Dapat diindikasikan bahwa penyebab pelanggaran merek yang terjadi di Indonesia adalah
sebagai berikut :11

1. Undang-Undang tentang HAKI yang berada di Indonesia masih tergolong lemah,


konsumen atau masyarakat Indonesia senang membeli produk yang harganya murah
walaupun kualitasnya rendah
2. Masih lemahnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan tantang perlindungan merek
3. Animo masyarakat terhadap produk bermerek tetapi harganya murah
4. Ekonomi masyarakat yang terbilang masih rendah
5. Tidak memperhatikan kualitas sebuah produk
6. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap pelanggaran merek yang masih rendah

Perlindungan secara hukum terhadap merek yang beredar di Indonesia

Produk poduk yang beredar di Indonesia sering dilakukan sebuah pemalsuan, apalagi
produk dengan merek terkenal yang berada di Indonesia. Oleh karena itu para pelaku usaha di
Indonesia harus dilindungi oleh ketentuan hukum hukum yang berlaku, disisi lain hukum tentang
merek berguna untuk mencegah terjadinya sebuah kejahatan pada kasus merek dan memberikan
manfaat kepada pelaku usaha untuk melakukan pendaftaran merek guna mencegah terjadinya
kejahatan merek. Indonesia menerapkan sistem pendaftaran merek dengan sistem konstitutif.
Sistem ini mengharuskan sebuah pendaftaran merek agar, merek bisa mendapatkan perlindungan
secara hukum, sistem ini juga dikenal dengan sistem first to file. Sistem ini menerapkan bahwa
orang yang pertama kali mendaftarkan Merek, maka pendaftar pertama tersebut yang berhak atas
hak merek tersebut. Namun permohonan tersebut dapat ditolak sesuai dengan ketentuan Pasal 21
ayat (1) yang dalam artian merek tersebut mempunyai kesamaan unsur

11
Enny Mirfa Fakultas Hukum Universitas Samudra, Meurandeh Langsa, Aceh Jurnal Hukum Samudra Keadilan.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK TERDAFTAR Volume 11, Nomor 1, Januari-Juni 2016
Perlindungan merek dibagi menjadi 2 cara yaitu perlindungan hukum preventif dan perlindungan
hukum secara refresif.12

Hukum secara preventif adalah suatu hukum yang langsung diberikan oleh pemerintah
guna mencegah sebelum terjadinya kejahatan, khususnya pada kejahatan merek. Pencegahan ini
berlandaskan Undang Undang tentang merek yang sudah dituliskan. Jadi hal ini akan
memberikan perlindungan kepada pelaku usaha yang mempunyai merek di negara Indonesia
untuk mengantisipasi sebuah pelanggaran. Seperti halnya pada penolakan pendaftaran merek
terkenal perlu memperhatikan adanya unsur itikad tidak baik, pendaftar yang bukan dari pemilik
merek tersebut sengaja dengan itikad tidak baiknya memanfaatkan ketenaran merek milik pelaku
usaha lain, dengan tujuan untuk keuntungan dirinya sendiri.

Perlindungan secara refrsif diberikan kepada pelaku kejahatan merek atas pelanggaran
yang mereka perbuat, pelaku usaha yang memiliki merek terdaftar memiliki perlindungan atas
pelanggaran merek hak yang dimilikinya baik itu dalam bentuk gugatan ganti rugi maupu
tuntutan pidana. Sanksi sanksi tersebut sudah dituliskan pada Undang Undang yang berlaku
mulai dari nominal ganti rugi hingga masa waktu tahanan.

Klasifikasi pemalsuan merek

Pemalsuan merek yang marak terjadi merupakan sebuah kegiatan yang hanya
menguntungkan oknum yang melakukan pelanggaran guna memperoleh keuntungan lebih dari
persaingan yang tidak sehat, bedasarkan UU merek No 15 tahun 2001, terdapat sebuah
klasifikasi terhadap pemalsuan merek, diantaranya :

1. Menggunakan merek secara utuh pelaku usaha lain yang sudah terdaftar
2. Menggunakan merek yang sama pada pokoknya.
3. Menggunakan tanda, logo, atau gambar yang sama
4. Menggunakan tanda yang sama pada pokoknya dengan indikasi geografis

Ketentuan pidana

12
Putu Eka Krisna Sanjaya. Dewa Gde Rudy PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK MEREK TERKENAL DI
INDONESIA
Dari klasifikasi pemalsuan tersebut, harus ada sebuah ketentuan pidana yang berfungsi
sebagai pembuat efek jera dari para pelaku pemalsuan agar berbagai klasifikasi pemalsuan merek
dapat berkurang.dalam kaitan dengan sanksi atas pelanggaran hak merek dalam Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 diatur dalam pasal 90-95, yang berbunyi :13

Pasal 90

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang sama pada
keseluruhannya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang
diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 91

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang sama pada
pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang
diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Pasal 92

(1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan tanda yang sama pada
keseluruhan dengan indikasigeografis milik pihak lain untuk barang yang sama atau
sejenis dengan barang yang terdaftar, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(2) Barang siapa sengaja dan tanpa hak melanggar merek yang sama pada pokoknya dengan
indikasi geografis merek terdaftar milik pihak lain, dipidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan /atau denda paling banyak Rp 800.000.000 (delapan ratus juta rupiah )

Pasal 93

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan tanda yang dilindungi
berdasarkan indikasi-asal pada barang atau jasa sehingga dapat memperdaya atau menyesatkan

13
Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, SH, M.Ag.2013. Membangun Wacana Integrasi Perundingan Nasional dengan
Syariah (Edisi Revisi).Malang:UINMALIKIPress
masyarakat mengenai asal barang atau asal jasa tersebut, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta
rupiah).

Pasal 94

(1) Barangsiapa memperdagangkan barang dan/atau jasa yang diketahui atau patut diketahui
bahwa barang dan/atau jasa tersebut merupakan hasil pelanggaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, dan Pasal 93 dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Pasal 95

Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, dan Pasal 94
merupakan delik aduan.

Namun tindakan sanski pidana pada pelanggaran merek harus mengacu pada Undang Undang
terbaru, yaitu Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2016 BAB XVIII yang
berbunyi :14

Pasal 100

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek yang sama pada
keseluruhannya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa
sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua
miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan
pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa
sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah).

14
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS
BAB XVIII
(3) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2), yang jenis barangnya mengakibatkan gangguan kesehatan, gangguan lingkungan
hidup, dan/atau kematian manusia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Pasal 101

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan tanda yang mempunyai persamaan
pada keseluruhan dengan Indikasi Geografis milik pihak lain untuk barang dan/atau
produk yang sama atau sejenis dengan barang dan/atau produk yang terdaftar, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan tanda yang mempunyai persamaan
pada pokoknya dengan Indikasi Geografis milik pihak lain untuk barang dan/atau produk
yang sama atau sejenis dengan barang dan/atau produk yang terdaftar, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

Pasal 102

Setiap Orang yang memperdagangkan barang dan/atau jasa yang diketahui atau patut
diduga mengetahui bahwa barang dan/atau jasa dan/atau produk tersebut merupakan hasil tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 dan Pasal 101 dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Para pelaku usaha yang mengajukan pengaduan akan kasus pemalsuan merek harus
berlandaskan pada Undang Undang terbaru yaitu UU nomor 20 tahun 2016. Tidak jauh berbeda
sanksi pidana pada Undang Undang lama dengan Undang Undang terbaru, semuanya memuat
penting akan sebuah sanksi tentang pemalsuan merek. Sanski pidana ini dibuat guna mengurangi
kasus kasus pemalsuan merek yang merugikan pelaku usaha, jadi diharapkan dengan adanya
sanksi pidana yang ketat ini para pelaku usaha dapat menjalankan usahanya secara aman dan
para pelaku pemalsuan merek dapat mempunyai rasa jera akan mengulangi tindakan pemalsuan.
Kasus pelanggaran merek

Terdapat 2 perusahaan yang saling kerja sama yaitu PT. sinde budi sentosa dengan wen
ken drug co (pte). PT. sinde budi sentosa menerima lisensi untuk penggunaan merek dagang cap
kaki tiga dari dengan wen ken drug co (pte). Terjadi pertikaian antara 2 pihak karena wen ken
memberi lisensi hanya untuk memproduksi dan memasarkan produk cap kaki tiga di Indonesia.

Larutan penyegar produksi PT. sinde budi sentosa muncul sebagai merek terkenal di
Indonesia, selama puluhan tahun produk ini menjadi poduk andalan dari PT. sinde budi sentosa.
Perjanjian bersama kedua perusahaan mengalami perubahan karena PT. sinde budi sentosa
merasa diberatkan dari persyaratan segi hukum, maka PT. sinde budi sentosa memutuskan untuk
mengganti merek logo dari cap kaki tigi menjadi cap kaki badak.

Di Indonesia menerapkan sistem frist to file principle, maka pemegang merek baru akan
diakui atas kepemilikan mereknya jika merek itu dilakukan sebuah pendaftaran. Namun jika
merek tersebut didaftarkan maka akan terbentur oleh UU nomor 15 tahun 2001tentang merek
tersebut tidak dapat didaftarkan jika merek tersebut tidak dapat ditemukannya sebuah pembeda.
Jika diteliti produk cap badak memilki kesamaan dengan cap kaki tiga yang merupakan merek
dagang dengan wen ken drug co (pte). Dalam hal ini cap kaki badak tidak dapat didaftarkan
karena mempunyai kesamaan produk dengan cap kaki tiga. Namun permohonan merek dagang
kepada direktorat Jendral HAKI oleh PT. sinde budi sentosa berhasil lolos. Kelolosan tersebut
karena merek cap kaki tiga milik wen ken drug co (pte) belum terdaftar dan tercatat secara
hukum oleh direktorat Jendral HAKI. Oleh karena itu merek milik PT. sinde budi sentosa
berhasil lolos dalam pendaftaran merek.

Hal ini berakhir dengan cara berada di pengadilan yaitu pengadilan Niaga Jakarta.
Majelis hakim menyatakan bahwa pendaftaran merek cap kaki tiga oleh ken wen drug dilakukan
dengan itikad tidak baik karena dapat menyesatkan konsumen yang mengira produk tergugatt
berasal dari produk penggugat.15

15
Novi Dharmawati. Arimi Sukma Bestari. Dianatul Fadhila. Universitas Sebelas Maret ANALISIS PELANGGARAN
MEREK DALAM KASUS PERSAMAAN BENTUK KEMASAN PRODUK OLEH PT. SINDE BUDI SENTOSA (CAP BADAK)
TERHADAP WEN KEN DRUG CO (PTE) (CAP KAKI TIGA)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari masih maraknya tindakan kejahatan pada merek, maka perlu diperketatnya sebuah
penerapan hukum secara Undang Undang yang berlaku guna melindungi pelaku usaha dari
tindakan kejahatan merek. Selain dari Undang Undang yang sudah diterapkan, pendaftaran
merek juga dapat menimalisir tindakan kejahatan pada merek, merek yang sudah didaftarkan
akan minim pada kejahatan merek, karena pada pendaftaran merek, merek tersebut dilindungi
secara hukum. Oleh karena itu mengingat bahwa banyak sekali perusahaan dan industri yang
mengeluarkan banyak produk sudah sepatutnya untuk mendaftarkan mereknya guna memberi
rasa aman dalam menjalankan usahanya. Perlu di ingat juga bahwa setiap proses pendaftaran
harus memalui ketentuan hukum Undang Undang yang berlaku, harus memenuhi syarat dan
kriteria yang sudah ditetapkan agar proses dalam pendaftaran merek tidak terjadi kendala yang
menyulitkan pelaku usaha.

3.2 Saran

Mengingat maraknya tindakan kejahatan pada merek perusahaan dan industri diharapkan untuk
mendaftarkan mereknya guna memperoleh perlindungan hukum. Selain itu agar para pelakum
kejahatan tidak mempunyai celah untuk memalsukan merek pada produk yang telah didaftarkan.
Pendaftaran merek sangat berguna untuk merek pada perusahaan maupun industri pelaku usaha,
sehingga ini sangat dianjurkan untuk melakukan pendaftaran terhadap merek.
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik “Jumlah Perusahaan Industri Besar Sedang Menurut Sub Sektor (2
digit KBLI), 2000-2017”
2. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016
TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS BAB I PASAL 1 AYAT 1,2,3
3. Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, SH, M.Ag.2013. Membangun Wacana Integrasi
Perundingan Nasional dengan Syariah (Edisi Revisi).Malang:UINMALIKIPress Hall :
347
4. Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 2, Jakarta: Prehalindo, 2002, hlm. 460. (
dikutip dari e-jurnal uksw)
5. Raden Suryodiningrat, Pengantar Ilmu Hukum Merek (Jakarta: Pradnya Paramita, 2017),
h. 10 ( dikutip dari Jurnal ilmu hukum Perlindungan Hukum Merek Produk Jus Pala di
Negeri Morella Kecamatan Leihitu )
6. OKTIANA INDI HERTYANTI, SH ARTI PENTING PENDAFTARAN MEREK
UNTUK PERDAGANGAN BARANG DAN JASA (STUDI PENDAFTARAN MEREK
DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM JAWA TENGAH)
7. Kantor Wilayah DKI Jakarta Kementrian hukum dan HAM Republik Inodnesia. Alur
proses permohonan pendaftaran merek bedasarkan UU No 20 Tahun 2016
8. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016
TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS BAB III PASAL 4. BAB III
PASAL 11. BAB XVIII PASAL 100. 101, 102
9. Enny Mirfa Fakultas Hukum Universitas Samudra, Meurandeh Langsa, Aceh Jurnal
Hukum Samudra Keadilan. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK
TERDAFTAR Volume 11, Nomor 1, Januari-Juni 2016
10. Novi Dharmawati. Arimi Sukma Bestari. Dianatul Fadhila. Universitas Sebelas Maret
ANALISIS PELANGGARAN MEREK DALAM KASUS PERSAMAAN BENTUK
KEMASAN PRODUK OLEH PT. SINDE BUDI SENTOSA (CAP BADAK)
TERHADAP WEN KEN DRUG CO (PTE) (CAP KAKI TIGA)
11. Putu Eka Krisna Sanjaya. Dewa Gde Rudy PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
HAK MEREK TERKENAL DI INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai