Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTEK

IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM DI RA


BUSTANUL MU’MIN, HOTEL INNA SIMPANG SURABAYA,
DAN PT SMARTFREEN TBK
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Insani

Dosen Pengampu: Farid Ardyansyah,S.E.,M.M.,CiQnR

Disusun Oleh Kelompok 12 :

1. Diah Dwi Fitriani (200721100016)


2. Ach Effendi Purnama (200721100013)
3. Nur Khairudin (200721100028)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS KEISLAMAN

UNIVERSIAS TRUNOJOYO MADURA


2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbil’alamin, segala puji syukur kami panjatkan


kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman kemajuan ilmu, addinul islam.

Laporan ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah


Manajemen Sumber Daya Insani yang bejudul “Kepemimpinan Dalam
Islam”. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan yang masih perlu pebaikan dan penyempurnaan. Maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju ke arah
yang lebih baik.

Terselesaikannya laporan ini tidaklah lepas dari bantuan beberapa pihak.


Untuk itu penulis meengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu
mata kuliah Manajemen Sumber Daya Insani ini yang telah mendukung
terselesaikannya laporan kami serta teman-teman yang turut membantu dalam
menyelesaikan laporan ini, semoga dapat bermanfaat bagi penyusun dan
yang membacanya sehingga menambah wawasan dan pengetahuan.

Bangkalan, 04 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL (jika ada) ................................................................................ iii
BAB 1 : PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan dan Manfaat ................................................................................................. 1
BAB II : KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM................................................. 2
A. Kaidah Umum dan Kaidah Islam dalam Kepemimpinan........................................ 2
1. Pengertian Kepemimpinan Secara Umum....................................................... 2
2. Efektivitas Kepemimpinan............................................................................... 4
3. Pengertian Kepemimpinan Islam..................................................................... 4
4. Dasar Konseptual Kepemimpinan Perspektif Islam........................................ 5
B. Kepemimpinan Rasulullah....................................................................................... 7
C. Sifat dan Prinsip Kepemimpinan dalam Kaidah Umum dan Islam ........................ 10
1. Kaidah Umum.................................................................................................. 10
a. Sifat Kepemimpinan................................................................................ 10
b. Prinsip Kepemimpinan............................................................................. 15
2. Kaidah Islam..................................................................................................... 16
a. Sifat Kepemimpinan................................................................................ 16
b. Prinsip Kepemimpinan............................................................................. 17

BAB III : METODE PENELITIAN ................................................................. 19


A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 19
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 19
C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................................... 19
D. Data yang dicari............................................................................................. 20
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................................. 20

BAB IV : HASIL PENELITIAN ....................................................................... 21


A. Identitas Responden....................................................................................... 21
B. Hasil Wawancara........................................................................................... 22

BAB V : DOKUMENTASI ................................................................................ 30


BAB VI : KESIMPULAN .................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 34

ii
DAFTAR TABEL

iii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepemimpinan merupakan unsur penting dalam sebuah perusahaan yang


mencakup gaya kepemimpinannya, sifat dan prinsip dari kepemimpinan. Sebab,
tanpa adanya gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin maka suatu perusahan
bisa saja mengalami kemunduran dari apa yang diusahakan oleh perusahaannya.
Dalam memimpin, seorang pemimpin terkadang memiliki perbedaan gaya
kepemimpinan. Hal ini disebabkan karena masing-masing pemimpin memiliki
karakter yang berbeda-beda dalam cara dia memimpin suatu perusahaan.
Kepemimpinan mempunyai hubungan dengan motivasi karena keberhasilan
seseorang dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan bersama
tergantung dengan kewibawaan dan kemapuannya dalam menciptakan motivasi
didalam diri setiap bawahan, kolega, maupun pemimpin itu sendiri.
Untuk mengetahui bagaimana realita dilapangan mengenai gaya kepemimpinan
seseorang, dilakukanlah penelitian langsung dengan wawancara dan juga
observasi untuk mengetahui contoh nyata bagaimana cara seseorang untuk
mempimpin dalam usaha mencapai tujuan bersama.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kaidah islam dan kaidah umum yang ada dalam
kepemimpinan
2. Bagaimana kepemimpinan yang diterapkan oleh Rasulullah
3. Bagaimana sifat dan prinsip kepemimpinan dalam kaidah islam dan
umum
C. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui kaidah islam dan kaidah umum yang ada dalam
kepemimpinan
2. Untuk mengetahui kepemimpinan yang diterapkan oleh Rasulullah
3. Untuk mengetahui sifat dan prinsip kepemimpinan dalam kaidah islam
maupun umum

1
BAB II

PEMBAHASAN
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM
A. Kaidah Islam dan Kaidah Umum dalam Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan Secara Umum
Kepemimpinan adalah pengaruh atau proses mempengaruhi orangorang
sehingga mereka mau berusaha secara sepenuh hati dan antusias untuk
mencapai tujuan kelompok.1 Pengertian kepemimpinan menurut beberapa ahli :
a. Robins dan Judge
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok
menuju pencapaian sebuah visi atau serangkaian tujuan. Kepemimpinan
sebagai proses dimana seorang individu mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan bersama.
b. McShane dan Von Glinow
Kepemimpinan adaah proses mempengaruhi dan mendukung orang lain
untuk bekerja secara antusias menuu pada pencapaian sasaran,
kepemimpinan merupakan faktor penting yang membantu individu atau
kelompok mengidentifikasi tujuannya dan kemudian memotivasi dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Colquitt dan Wesson
Kepemimpinan sebagai penggunaan kekuasaan dan pengaruh untuk
mengarahkan aktivitas pengikut ke arah pencapaian tujuan. Arah tersebut
dapat mempengaruhi interprestasi kejadian pengikut, organisasi aktivitas
pekerjaan mereka, komitmen mereka terhadap tujuan utama, hubungan
mereka dengan pengikut, atau akses mereka pada kerjasama dan dukungan
dari unit kerja lain.2
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan pada
hakikatnya kemampuan individu dalam menggunakan kekuasaannya
melakukan proses mempengaruhi, memotivasi, dan mendukung usaha yang
memungkinkan orang lain memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan
organisasi.
Mengenai gaya kepemimpinan seorang pemimpin, Schein berpendapat
dengan Kets de Vires dan Miller yang membagi gaya kepemimpinan
berdasarkan Psychodynamic dalam lima gaya sebagai berikut3:
a. Gaya paranoid
Gaya seorang pemimpin yang selalu merasa curiga dan tidak percaya
terhadap orang lain. Pemimpin semacam ini asyik dengan inteligensia dan
aktivitas kontrol, kekuatan tersentralisasi, reaktif dengan pengembangan
strategi, mempunyai kewaspadaan tinggi baik ke dalam maupun keluar,
menekankan diversifikasi, sinis, konservatif dan perhatian.
b. Gaya kompulsif (mendorong)

1
Moh. Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahan, (Jakarta : Bumi
Askara, 2006),hlm. 63
2
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2013), hlm.
264
3
Moh. Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahan, (Jakarta :
Bumi Askara, 2006),hlm. 66
2
Gaya seorang pemimpin yang takut terhadap kejadian-kejadian yang
tidak diharapkan dan tidak mengawasi hal-hal yang bisa berakibat terhadap
organisasi, mengarah pada keasyikan kompulsif yang detail,
perfeksionisme, mengutamakan masalah ritual, hierarkis yang ketat, hati-
hati dalam berfikir, kaku dalam mengimplementasikan strategi.
c. Gaya dramatic
Gaya seorang pemimpin yang banyak memerlukan perhatianperhatian
orang, asyik dengan kepentingan diri sendiri, pernyataan emosi yang
berlebihan, senang dengan aktifitas dan kegembiraan, mengeksploitasi
orang lain, dangkal dan sering berani mengambil keputusan dan risiko
tinggi, tidak jelas struktur organisasi atau proses perubahan progam tidak
tetap dan ambisius.
d. Gaya depresif
Gaya seorang pemimpin yang kurang berpengharapan, dan kurang
peraya diri, mengarah pada pasif total, konservatisme ekstrem, mempunyai
tendensi birokratis terhadap lingkungan.
e. Gaya schizoid
Gaya seorang pemimpin berdasarkan perasaan bahwa dunia tidak
menyediakan banyak jalan kepuasan dan kebanyakan interaksi akhirnya
tidak jalan, mengarah kepada kevakuman kepemimpinan. Pemimpin tidak
mengarahkan dan tidak pula mendelegasikan wewenang tetapi menangani
sendiri. Tidak menaruh perhatian kepada pemasaran produk yang bisa
dikembangkan.4
Kepemimpinan mempunyai tiga unsur yaitu adanya tujuan yang
menggerakkan manusia, adanya sekelompok orang dan adanya pemimpin yang
mengarahkan dan memberikan pengaruh kepada manusia. Abu Hatim
mengatakan bahwa semua pemimpin bertanggungjawab terhadap
kepemimpinannya, maka wajib bagi seorang pemimpin untuk selalu mengawasi
dan memelihara rakyat-rakyatnya. Pemimpin umat manusia adalah para ulama,
pemimpin penguasa adalah raja, pemimpin orang sholih adalah ketaqwaan
mereka, pemimpin murid adalah gurunya, pemimpin bapak adalah anaknya,
pemimpin istri adalah suaminya, pemimpin budak adalah tuannya dan setiap
pemimpin bertanggungjawab terhadap kepemimpinannya.5
Menurut Pandji anoraga et al dalam bukunya perilaku organisasi
menjelaskan sembilan peranan seorang pemimpin yaitu sebagai berikut :
a. Sebagai perencana
b. Sebagai pembuat kebijakan
c. Sebagai ahli
d. Sebagai pelaksana
e. Sebagai pengendali
f. Sebagai pemberi hadiah dan hukuman
g. Sebagai teladan dan lambing
h. Sebagai tempat menimpahkan segala kesalahan
i. Sebagai pengganti peran anggota lain6
2. Efektifitas kepemimpinan

4
Ibid, hlm. 67
5
Thariq Muhammad As-Suwaidan dan Faishal Umar Basyarahil, Kepemimpinan, (Jakarta : Gema
Insani, 2005), hlm. 11
6
Moh. Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahan...hlm.65
3
Seorang pemimpin dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuannya.
Sifat-sifat efektif adalah sifat-sifat yang mengangkat pemimpin dan
membedakannya dari yang lain. Keefektifan merupakan sifat yang mulia,
akhlak yang terpuji, moral yang bagus, dan etika yang tinggi. Agar menapai
tujuan seorang pemimpin diharapkan mempunyai kompetensi sesuai dengan
kepentingan organisasi.7
Kompetensi kepemimpinan adalah ketrampilan, pengetahuan, bakat dan
karakteristik personal lain yang mengarahkan pada kinerja unggul. Kompetensi
yang perlu dimiliki pemimpin yang efektif adalah :
a. Personality : perhatian pemimpin atas masalah lahiriah tingkat tinggi
(ramah, aktif berbicara, suka bergaul dan tegas) dan kesadaran (behati-
hati, diandalkan da disiplin diri)
b. Self-concept : keyakinan diri dan evaluasi diri positif pemimpin tentang
ketrampilan kepemimpinanya sendiri dan kemampuan untuk mencapai
sasaran.
c. Drive : motivasi dari dalam diri pemimpin untuk mengejar tujuan
d. Integrity : keadaan dan kecenderungan pemimpin untuk menerjemahkan
kata-kata dalam perbuatan.
e. Leadership motivation : kebutuhan mensosialisasikan kekuasaan
pemimpin untuk menyelesaikan tujuan tim dan organisasi.
f. Knowledge of the business : pemimpn lingkungan perusahaan yang
memungkinkan pemimpin membuat keputusan intuitif.
g. Cognitive and practical intelligence : kemampuan kognitif pemimpin di
atas rata-rata untuk memproses informasi dan kemampuan menyelesaikan
masalah dunia nyata dengan menyesuaikan pada, membentuk, atau
menseleksi lingkungan yang sesuai.
h. Emotional intelligence : kemampuan pemimpin memonitor emosinya
sendiri atau orang lain, mendiskrimasi diantara mereka dan mengunakan
informasi membimbing pemikiran dan tindakan mereka.8
Seorang pemimpin yang efektif harus menyesuaikan cara pengarahan dan
motivasi sesuai dengan tingkat keahlian dan semangat pengikutnya. Apabila
pengikut bersemangat namun memiliki sedikit keahlian, maka pemimpin
sebaiknya menambahkan dosis pengarahan dan mengurangi motivasi. Apabila
pengikut kurang bersemangat dan kurang ahli, maka seorang pemimpin harus
menambahkan dosis pengarahan dan motivasi. Apabila pengikut adalah seorang
yang ahli namun kurang semangat, maka ia membutuhkan motivasi yang lebih
banyak daripada intruksi dan apabila pengikut adalah seorang yang ahli dan
semangat serta komitmen terhadap tugasnya, maka ia membutuhkan peimpahan
wewenang, yakni sedikit motivasi dan instruksi serta memberikan kepadanya
keleluasaan bertindak.9
3. Pengertian Kepemimpinan Islam
Definisi kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan
mempengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana atau proses
untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara suka
7
Thariq Muhammad As-Suwaidan dan Faishal Umar Basyarahil, Kepemimpinan....hlm. 92
8
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi......hlm. 292
9
Thariq Muhammad As-Suwaidan dan Faishal Umar Basyarahil, Kepemimpinan....hlm.101
4
rela/sukacita. Kepemimpinan juga di katakan sebagai proses mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para
anggota kelompok. Di dalam Islam kepemimpinan identik dengan istilah
khalifah yang berarti wakil. Pemakaian kata khalifah setelah Rosulullah Saw
wafat menyentuh juga maksud yang terkandung di dalam perkataan amir atau
penguasa. Oleh karena itu, kedua istilah ini dalam bahasa indonesia di
sebut pemimpin formal. Selain kata khalifah disebutkan juga Ulil Amri.10
4. Dasar Konseptual Kepemimpinan Perspektif Islam
a. Prinsip tanggung jawab dalam organisasi
Di dalam Islam telah digariskan setiap pemimpin ia dituntut untuk
bertanggung jawab. Untuk memahami makna tanggung jawab adalah
subtansi utama yang harus dipahami terlebih dahulu oleh seorang calon
pemimpin agar amanah yang diserahkan kepadanya tidak sia-siakan.
b. Prinsip etika tauhid
Kepemimpinan Islam dikembangkan di atas prinsip-prinsip etika tauhid.11
Persyaratan utama seorang pemimpin yang telah digariskan oleh Alloh Swt
pada firmannya dalam surat Ali Imran (3) ayat 118,
“Wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu menjadikan teman
orang-orang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu,
(karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka
mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut
mereka, dan apa yang di sembunyikan oleh hati mereka lebih jahat.
Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayatayat (Kami), jika kamu
mengerti.”12
c. Prinsip keadilan
Untuk menjaga keseimbangan kepentingan, maka asas keadilan harus
benar-benar dijaga agar tidak muncul stigma-stigma ketidakadilan.
d. Prinsip kesederhanaan

Rasulullah SAW menegaskan bahwa seorang pemimpin itu harus


melayani dan tidak meminta untuk dilayani.
Dari beberapa literature yang membahas kepemimpinan Islam dalam
islam dapat ditemukan beberapa dasar-dasar kepemimpinan Islam sebagai
berikut:
1) Tidak mengambil orang kafir atau orang yang tidak beriman sebagai
pemimpin bagi orang-orang muslim karena bagaimanapun akan
mempengaruhi lebih lanjut terhadap kualitas keberagamaan rakyat
yang dipimpinnya.
2) Setiap kelompok orang bahkan dalam kelompok lebih dari tiga orang
diperlukan adanya pemimpin guna mencapai tujuan organisasi.
Disamping memiliki anggota juga harus mengangkat pemimpin
sebagai penanggungjawab organisasi tersebut.
3) Pemimpin harus orang yang memliki keahlian dalam bidangnya dan
kehancuran jika menyerahkan urusan umat kepada seorang pemimpin

10
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Leadership : Membangun Superleadership Melalui
Kecerdasan Spiritual, (Jakarta : Bumi Askara, 2009) hlm. 6-7
11
Ibid.,hlm. 9
12
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya Edisi yang disempurnakan, (Jakarta: Lentera Abadi,
2010), hlm. 195-196
5
yang bukan ahlinya atau tidak memiliki kemampuan untuk
memimpin.
4) Pemimpin harus bisa diterima, mencintai dan dicintai umatnya,
mendoakan umat dan didoakan. Bukan sealiknya dibenci dan
membenci.
5) Mengutamakan, membela dan mendahulukan umat, menegakkan
keadilan, melaksanakan syariat, berjuang menghilangkan segala
bentuk kemunkaran, kekufuran, kekacauan dan fitnah.
6) Seorang pemimpin memiliki sifat-sifat utama Rasululah yaitu : jujur
(shiddiq), terpecaya (amanah) yakni bersedia memikul
tanggungjawab dengan aman dan tanpa keraguan, menyampaikan,
melaksanakan tugas (tabligh) dan cerdas (fathanah), serta menyukai
persatuan dan membenci perpecahan.
7) Islam mengajarkan bahwa setiap orang mempunyai kedudukan
kepemimpinan (leadership), bertanggungjwab terhadap orang-orang
yang dipimpinnya.
8) Tugas kepemimpinan adalah melaksanakan ketaatan pada Alloh.
Islam menetapkan tujuan dan tugas utama pemimpin adalah untuk
melaksanakan ketaatan kepada Allah dan Rasull-Nya serta
melaksanakan peritah-perintah-Nya dan meninggalkan semua
larangan-Nya.
9) Tujuan kepemimpinan islam adalah agar urusan masyarakat
berjalandengan lancar.
10) Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin hendaklah
mengutamakan musyawarah. Islam mendorong agar
peraturanperaturan hukum dalam masyarakat diserahkan pada system
musyawarah. Supaya masyarakat dapat memilih pemimpin-pemimpin
yang shaleh untuk menegakkan perintah Alloh dalam masyarakat.
Dengan musyawarah semua permasalahan yang dihadapi akan
dipecahkan secara bersama-sam. Musyawarah ini merupakan sunah
(tradisi) kepemimpinan nabi Muhammad SAW dan para
Khulafaurrasyidin. Setiap keputusan bersama yang dihasilkan dalam
musyawarah wajib dilaksankan oleh pemimpin karena itu merupakan
amanat yang dibebankan kepadanya.13
Menurut pandangan Islam tentang kepemimpinan terdapat 4 gaya
kepemimpinan yaitu:
1) Pencari kegembiraan : mereka adalah orang-orang yang pengambil
risiko, ketika marah menjadi agresif dan pasif, memiliki artikulasi
verbal dan banyak berbicara, antusias, termotivasi dan suka akan
kesenangan, suka menghibur dan suka menolong orang lain,
optimistic dan emosional.
2) Pencari rinci/detail : mereka adalah orang-orang yang sensitif dan
akurat, perfeksionis, berkonsentrasi, mengikuti petunjuk dan
standar, menyukai struktur dan pemikir kritis, mematuhi otoritas ,
pengambilan keputusan yang hati-hati, berpegang pada
pengumpulan data, suka kebenaran dan bijaksana.
3) Pencari hasil : mereka adalah orang-orang yang tidak mentolelir
kesalahan, tidak memiliki perasaan pada orang lain, menyepelekan

13
Imam Moedjino, Kepemimpinan dan keorganisasi, (Yogyakarta : UII Press, 2002), hlm. 53-59
6
saran dari orang lain, sanggup berkompetisi, bermain untuk menang,
mencari tantangan, menggunakan fakta dalam mengambil
keputusan, pendengar yang baik, percaya diri, mandiri dan
terkontrol.
4) Pencari keharmonisan : mereka yang mempunyai tipe pembimbing,
lembut, loyal, penuh perhatian, konsentrasi pada tugas, pengambil
keputusan yang lamban, tidak suka konflik interporsonal, takut akan
ketidaknyamanan dan takut salah.14

B. Kepemimpinan Rasulullah
Dalam mengelola sumber daya insani, manusia sebagai sumber daya
penggerak suatu proses produksi harus mempunyai karakteristik atau sifat-
sifat mulia yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang menjadi dasar
dalam setiap aktivitas ekonomi dan menjadi sikap dasar manusiawi
(fundamental human ethics) yang mendukung keberhasilan.15
Kepemimpinan yang telah diteladani oleh Rosulullah yang telah
menerapkan teori manajemen dengan sifat-sifat utamanya bahwa seorang
pemimpin harus shiddiq (benar), amanah, tabligh dan fathanah. Selain itu
Rosulullah dalam kepemimpinanya bertanggungjawab dan mampu
membangun dan mendorong atau memotivasi bawahannya untuk bekerja
baik dan apabila bekerja diartikan sebagai suatu aktivitas atau usaha yang
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.16
Hal ini senada dengan pendapat Fauzia dan Riyadi bahwa Rasulullah
merupakan teladan bagi pembentukan karakter yang baik bagi sumber daya
insani. Sifat-sifat tersebut adalah:17
1. Shiddiq (benar dan jujur).
Ini berarti, seorang pemimpin harus senantiasa berperilaku benar
dan jujur dalam kepemimpinannya. Benar dalam mengambil keputusan
perusahaan yang bersifat strategis. Sebagai pemimpin perusahaan, ia
selalu jujur kepada semua pihak (pemegang saham, customer/nasabah,
competitor/pesaing maupun kepada karyawan sendiri, sehingga bisnis
ini benar-benar dijalankan dengan prinsip kebenaran dan kejujuran.
Begitu juga seorang marketing, ia akan senantiasa shiddiq dalam
berhubungan dengan pelanggan, bertransaksi dengan nasabah, membuat
perjanjian dengan mitra bisnis serat memberikan informasi yang jujur
terhadap produknya. Sifat shiddiq ini akan mempengaruhi bagaimana
seseorang menjalankan bisnis dan hal ini akan mempengaruhi
lingkungan bisnis, sehingga kekotoran, kedzaliman, kemunafikan,
penipuan dan keserakahan akan lenyap dengan menghidupkan sifat-sifat
shiddiq dalam diri setiap pelaku bisnis.
2. Amanah (jujur/terpercaya, bertanggung jawab).
14
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Leadership : Membangun Superleadership Melalui
Kecerdasan Spiritual......hlm. 191-192
15
Muhammad Syafii Antonio, Ensiklopedia Leadership & Manajemen Muhammad SAW “The
Super Leader Super Manager’, Jakarta : Tazkia Publishing, 2012, hlm. 62
16
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Leadership : Membangun Superleadership Melalui
Kecerdasan Spiritual......hlm. 381.
17
Ika Yunia Fauzia dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam, Perspektif Maqashid
al-Syari’ah, Jakarta : Prenadamedia Grup, 2014, hlm.283
7
Amanah bisa bermakna keinginan untuk memenuhi sesuatu sesuai
dengan ketentuan. Secara umum amanah dari Allah SWT kepada
manusia ada dua, yaitu ibadah dan khalifah. Dalam kehidupan, seorang
muslim harus melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan
segala larangan-Nya.18 Di Antara nilai-nilai yang terkait dengan
kejujuran dan melengkapinya adalah amanah. Amanah juga merupakan
salah satu moral keimanan. Seorang pebisnis harus memiliki sifat
amanah. Konsekuensi amanah adalah mengembalikan setiap hak kepada
pemiliknya, baik sedikit ataupun banyak.
3. Fathanah (cerdas).
Fathanah bisa diartikan sebagai kecerdikan atau kebijaksanaan.
Pemimpin perusahaan yang fathanah artinya pemimpin yang
memahami, mengerti dan menghayati secara mendalam segala hal yang
mrnjadi tugas dan kewajibannya. Sifat fathanah dapat dipandang
sebagai strategi hidup setiap muslim. Potensi paling berharga dan
termahal yang hanya diberikan pada manusia adalah akal
(intelektualitas). Dalam bisnis, pekerja yang dipilih harus pintar dan
cerdas karena mereka dituntut untuk selalu dapat beradaptasi dengan
teknologi baru, cara kerja baru dan lain sebagainya. Kecerdasan
membuat pekerja cepat belajar menyerap hal-hal baru yang dibutuhkan
dalam persaingan. Tanpa pekerja yang cerdas perusahaan akan sulit
menghasilkan inovasi-inovasi baru.19
4. Tabligh (transparan)
Sifat tabligh artinya komunikatif dan argumentatif. Orang yang
memiliki sifat tabligh akan menyampaikan sesuatu dengan benar
(berbobot) dan dengan tutur kata yang tepat dan tidak akan mengurangi
ataupun menambah sesuatu perkataan yang hendak dikatakan. Seorang
pemimpin dalam dunia bisnis haruslah menjadi seseorang yang mampu
mengkomunikasikan visi dan misinya dengan benar kepada karyawan
dan mitra kerjanya yang lain. Dalam komunikasi diketahui pula cara-
cara tertentu dan momen-momen tertentu yang baik untuk
menyampaikan hal-hal spesifik. Termasuk kemampuan berkomunikasi
dalam menyampaikan putusan yang merugikan karyawan seperti
pemecatan.20
Kriteria Kepemimpinan Islami Menurut Didin Hafidudin dalam buku
Manajemen Syariah Dalam Praktik Mengatakan Ada beberapa kriteria
pemimpin sukses dalam sebuah organisasi. Pertama, ketika seorang
pemimpin dicintai oleh bawahannya. Organisasi yang dipimpinnya akan
berjalan dengan baik jika kepemimpinannya dinakhodai oleh pemimpin yang
dicintai oleh bawahannya. Kriteria Kedua adalah pemimpin yang mampu
menampung aspirasi bawahannya. Selain dicintai, pemimpin yang baik juga
dapat menerima kritik dari bawahannya. Ada sebuah Hadist berbunyi :
“Jika Allah bermaksud menjadikan seorang pemimpin yang berhasil
maka, Allah akan menjadikan para pembantunya itu orang-orang yang baik”
( HR Nasa’i). Yang dimaksud dengan para pembantunya adalah orang-orang
18
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, hlm. 102
19
Jusmaliani, Pengelolaan Sumber Daya Insani, Jakarta : PT. Bumi Aksara, hlm. 23
20
Jusmaliani, Pengelolaan Sumber Daya Insani, Jakarta : PT. Bumi Aksara, hlm. 24
8
yang baik, maka bawahan akan mendukungnya, namun jika seorang
pemimpin melakukan tindakan yang tidak baik, maka bawahan akan
mengoreksinya. Di sanalah pentingnya mekanisme tausiyah, mekanisme
saling mengoreksi dan menasehati. Kriteria Ketiga adalah pemimpin yang
selalu bermusyawarah. Seorang pemimpin selain harus siap menerima dan
mendapatkan tausiyah atau kritikan, pemimpin yang sukses juga selalu
bermusyawarah. Musyawarah ini ditunjukkan untuk saling bertukar pendapat
dan pemikiran. Jika musyawarah berjalan dengan perusahaan dan kehidupan
mereka. Dengan musyawarah, ada unsur penghargaan yang tersirat dari
seorang pemimpin untuk menerima masukanmasukan dari para karyawan hal
ini akan memberi dampak positif bagi berjalannya kepemimpinannya.21
Fungsi Kepemimpinan dalam Islam Menurut Ahmad Ibrahim dalam
buku Manajemen Syariah mengatakan Fungsi atau peranan kepemimpinan
Islam jelas berbeda dengan fungsi kepemimpinan pada umumnya, berikut
fungsi kepemimpinan dalam Islam adalah;22
1. Kepemimpinan dalam Islam bersifat pertengahan, selalu menjaga
hak dan kewajiban individu serta masyarakat dalam prinsip
keadilan, persamaan, tidak cenderung terhadap kekerasan dan
kelembutan, tidak sewenangwenang dan berbuat aniaya.
2. Kepemimpinan yang konsen terhadap nilai-nilai kemanusiaan,
memperhatikan kemuliaannya dan menyertakan dalam setiap
persoalan krusial, memperlakukan dengan sebaik mungkin.
3. Kepemimpinan yang konsen terhadap kehidupan rakyatnya, dan
tidak membedakan mereka kecuali berdasarkan beban tanggung
jawab seorang pemimpin.
4. Kepemimpinan yang konsen terhadap tujuan dan memberikan
kepuasan kepada bawahan dengan memberikan suri tauladan yang
baik, konsisten dan tetap bersemangat serta rela berkorban untuk
mewujudkan tujuan.
5. Kepemimpinan yang memiliki kemampuan strategis, konsen
terhadap faktor internal dan eksternal yang melingkupi organisasi
dan perusahaan.
Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak terpuji seperti yang banyak
diungkapkan Al-Qur’an dan Hadist. Akhlak yang dilakukan oleh Rosululloh
di dalam kepemimpinannya antaralain adalah musyawarah. Dalam
bermusyawarah ada beberapa langkah yang dilakukan oleh Rasululloh yaitu
lemah lembut, pemaaf dan senantiasa memohon ampun kepada Alloh.
Dengan bermusyawarah dapat menegakkan keadilan. Dalam
kepemimpinannya Rasulullah sebagai Uswatun Hasanah yang dalam
kepemimpinannya menerapkan akhlak yang dimilikinya yaitu:
1. Siap kecewa melihat kinerja para bawahannya yang mempunyai
kinerja yang tidak baik
2. Siap untuk memaafkan bawahan yang mempunyai kinerja yang
tidak baik tersebut
3. Menjauhkan diri dari sifat fazhzban yaitu mempunyai lisan yang
kasar dan sering menyakiti orang lain
4. Menjauhkan diri dari sifat ghalizhal qalb yaitu hati yang keras, tidak
mudah tersentuh dengan penderitaan orang lain.23
21
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, hlm.119
22
Ahmad ibrahim, Manajemen Syariah, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada,2006, hlm. 155
23
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Leadership : Membangun Superleadership Melalui
Kecerdasan Spiritual......hlm. 17
9
Rasulullah dalam sabdanya menyatakan bahwa pemimpin dalam suatu
kelompok adalah pelayanan pada kelompok tersebut. Sehingga sebagai
seorang pemimpin hendaklah dapat dan mau melayani serta menolong orang
lain untuk maju dengan ikhlas. Beberapa ciri penting yang menggambarkan
kepemimpinan Islam adalah sebagai berikut :
1. Setia, pemimpin dan dipimpin terikat kesetiaan kepada Alloh
2. Terikat pada tujuan, seorang pemimpin ketika diberi amanah
sebagai pemimpin dalam melihat tujuan organisasi bukan saja
berdasarkan kepentingan kelompok akan tetapi juga dalam ruang
lingkup tujuan Islam yang lebih luas
3. Menjunjung tinggi syariat dan akhlak Islam, seorang pemimpin
yang baik bilamana ia masih terikat dengan peraturan Islam.
4. Memegang teguh amanah, seorang pemimpin ketika menerima
kekuasaan menganggap sebagai amanah dari Alloh yang disertai
oleh tanggung jawab.24
C. Sifat dan Prinsip Kepemimpinan dalam Kaidah Islam dan Umum
1. Kaidah Umum
a. Sifat kepemimpinan
Teori sifat ini mencoba memaparkan pemimpin dan
kepemimpinan dilihat dari sifat-sifat yang ada atau melekat pada diri
seseorang. Dengan kata lain, seseorang yang mempunyai sifat-sifat
atau ciri-ciri sebagaimana yang dimaksudkan dalam pendekatan
teori sifat ini, dapat dikatakan pantas dan layak disebut sebagai
pemimpin.
Aktivitasnya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin
(melaksanakan kepemimpinan) dengan sendirinya akan lekat dan
terkait sekali dengan ssifat-sifat yang dimilikinya.
Secara umum hasil penelitian yang telah ada memberikan suatu
kesimpulan bahwa sifat-sifat seorang pemimpin itu adalah sebagai
berikut.
1) Mempunyai dorongan yang kuat untuk bertanggungjawab atas
tugas yang dipercayakan kepadanya.
2) Teguh mempertahankan pekerjaan untuk memenuhi tujuan.
3) Mempunyai dorongan yang kuat untuk menguji beragam
inisiatifnya dalam situasi sosial.
4) Percaya diri dan mempunyai perhatian yang penuh terhadap
identitas pribadi anggota.
5) Dapat menerima pelbagai keputusan dan tindakan yang
bahkan tidak menguntungkan dirinya.
6) Dapat membawa dan menyerap semua hasrat dan keinginan
anggota.
7) Dapat bersikap toleran terhadap kegagalan dan frustasi.
8) Mampu mempengaruhi perilaku anggota, mampu beradaptasi
dengan struktur sosial, serta sistem interaksi.25

24
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Leadership : Membangun Superleadership Melalui
Kecerdasan Spiritual......hlm.136
25
M. Arifin, Iklim Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoretis & Praktis Berdasarkan Pendekatan
Onterdisipliner (Jakarta: Bina Aksara, 1993), hal. 88.
10
Hasil studi tentang kehidupan serta karier pemimpin-pemimpin
besar yang berhasil telah menunjukkan adanya sifat-sifat pribadi
tertentu yang merupakan kualitas pribadi pemimpin yang esensial dan
harus dipunyai oleh setiap pemimpin. Sifat merupakan bawaan yang
mempengaruhi segala tingkahlaku, perbuatan serta tindakan dalam
mengambil suatu keputusan.
Dengan didasarkan pada pandangan Traits Theory atau Teori
Sifat Kepemimpinan, yang memandang pentingnya sifat manusia
dalam kepemimpinan, maka sifat-sifat kepemimpinan yang harus
diimplementasikan sebagai berikut:
1) Integritas (Integrity)
John C. Maxwell dalam bukunya Mengembangkan
Kepemimpinan di Dalam Diri Anda, meletakkan integritas
sebagai faktor kepemimpinan yang paling penting. Integritas
meneguhkan adanya konsistensi antara apa yang kita katakan
dengan apa yang kita perbuat.
Integritas sepintas terlihat sepele, namun kegagalan para
pejabat pemerintah dan negara dalam menjalankan roda
organisasi/instansi karena kurangnya integritas yang berujung
pada KKN, meskipun pemimpinnya cakap dalam berpolitik dan
bernegara. Kepemimpinan tidak hanya menyangkut organisasi,
tetapi bagaimana sikap dan perilaku pemimpin pada tingkat
pribadi. Kepemimpinan dalam diri sendiri dapat dilatih dengan
memiliki integritas yang tinggi.
Ada tiga kata kunci dalam mengimplementasikan integritas, 26
yaitu : 1) menunjukkan kejujuran; 2) memenuhi komitmen; 3)
berperilaku konsisten, yang berarti menunjukkan tidak adanya
kesenjangan antara kata dan perbuatan.
2) Pengetahuan (Cognizance)
Pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang tujuan, asas
organisasi yang dipimpinnya, serta cara-cara untuk
menjalankannya secara efisien, serta mampu memberikan
keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin dalam mencapai
tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sebagai
pemimpin, seseorang harus berperan mendorong anggotanya
untuk beraktivitas sambil memberi sugesti dan semangat agar
tujuan dapat tercapai.
Peranan yang perlu ditampilkan oleh seorang pemimpin
adalah: (1) mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala; (2)
memberi informasi; (3) sebagai seorang perencana; (4) memberi
sugesti; (5) mengaktifkan anggota; (6) mengawasi kegiatan; (7)
memberi semangat untuk mencapai tujuan; (8) sebagai
katalisator; (9) mewakili kelompok; (10) memberi tanggung

26
Andrias Harefa mengungkapkannya sebagai “maintaining social, ethical, and organizational norms,
firmly adhering to code of conduct and ethical principle,” dikutip dalam “Modul-1 Bidang Studi
Kepemimpinan PPRA XLVIII Lemhannas RI Tahun 2012,” hlm. 17.
11
jawab; (11) menciptakan rasa aman; dan (12) sebagai ahli dalam
bidang yang dipimpinnya.
Dalam memposisikan (positioning) dirinya di depan bawahan,
seorang pemimpin harus dapat menjadi: (1) atasan atau
komandan; (2) bapak; (3) teman.
Pada saat seorang pemimpin harus memberikan perintah atah
arahan kepada bawahannya, ia harus mampu bertindak selaku
atasan atau komandan. Artinya, ia harus dapat memberi perintah
yang jelas dan tegas. Kemudian, pada saat anak buah atau
bawahannya mengalami kesulitan dan memerlukan
perlindungan, sang pemimpin tersebut harus dapat
memposisikan dirinya sebagai bapak atau ayah, yang melindungi
bawahan sebagai “anak-anaknya.” Selain itu, juga pada momen-
momen dimana bawahan memerlukan seseorang untuk curhat
(mencurahkan isi hati), sang pemimpin harus dapat menjadi
“kawan” atau teman, bahkan sahabat, bagi bawahan.
3) Keberanian (Courage)
“Keberanian sejati adalah kebajikan tertinggi,” sebagaimana
diungkapkan oleh Sir Winston Churchill. Keberanian adalah
karakter utama dari seorang pemimpin sejati. Hal itu tercermin
dan terlihat dalam perkataan, perbuatan dan tindakan seorang
pemimpin. Tidak akan ada terobosan signifikan tanpa
keberanian mengambil risiko.
Keberanian berarti memiliki kepastian dan keteguhan dalam
mengambil keputusan atau bertindak. Namun, keberanian
berbeda dengan tindakan sesaat yang tidak terfokus dan tanpa
perhitungan. Keberanian ditunjukkan oleh seorang pemimpin
setelah melakukan analisis atas suatu situasi, dan mengambil
keputusan berdasarkan analisis tersebut. Setelah itu, baru lah
seorang pemimpin melaksanakan dengan sepenuh hati keputusan
yang telah dibuatnya, apapun risiko yang harus dihadapinya.
4) Inisiatif (Initiative)
Mengimplementasikan sifat inisiatif (ide untuk
menggerakkan). Pemimpin harus mempunyai kemampuan
melihat apa yang seharusnya dikerjakan, kemampuan
menghadapi situasi tanpa adanya sarana/alat-alat atau cara-cara
yang biasa dipakai. Dengan demikian, mereka yang dipimpin
benar-benar merasakan bahwa sifat kepemimpinan hadir dalam
diri pemimpinnya, yaitu pemimpin yang telah menjadi
penggerak bagi mereka.
Kualitas inisiatif atau prakarsa biasanya berkaitan erat dengan
kreativitas. Seorang pemimpin yang kreatif dan penuh ide, serta
berani mengambil keputusan dan melaksanakan keputusan itu,
akan menjadi pemimpin yang mampu menggerakkan seluruh
anggota organisasi yang dipimpinnya.
5) Kebijaksanaan/kebajikan (Wisdom)
12
Kebijaksanaan (wisdom), atau disebut pula sebagai kebajikan,
merupakan kearifan seorang pemimpin dalam memutuskan
sesuatu sehingga keputusannya adil dan bijaksana. Adalah
penting untuk mengimplementasikan sifat kebijaksanaan dalam
kepemimpinan, karena berdampak pada hubungan-hubungan
maupun pengaruh dalam sebuah organisasi yang dipimpin.
Kebijaksanaan menjadi suri teladan bagi bawahan dan orang
lainnya. Pemimpin yang bijaksana akan dihormati oleh bawahan
bukan karena jabatan atau kedudukannya, melainkan karena
kualitas kepemimpinannya.
Faktor yang penting dalam kebijaksanaan adalah kesopanan.
Pengaruh kepemimpinan secara spesifik beranjak dari
kepribadian pemimpin. Apabila karakter pemimpin positif, maka
akan menularkan pengaruh positif, dan sebaliknya, bila
karakternya didominasi oleh unsur negatif, maka pengaruhnya
tentu akan negatif. Oleh karena itu, dalam praktek
kepemimpinan sehari-hari, pemimpin yang memimpin dengan
penuh kesopanan, selalu tersenyum, dan mampu mengendalikan
diri dari sikap marah yang berlebihan, akan lebih diterima dan
diikuti serta perintahnya dijalankan daripada pemimpin yang
perilakunya kasar, jarang tersenyum, dan kerapkali bertindak
tidak sopan.
6) Keadilan
Bagaikan bentangan layar, sifat dan sikap adil seorang
pemimpin akan menggerakkan seluruh potensi kapal
kepemimpinan seseorang menuju arah yang diinginkan. Tanpa
berlaku adil, kapal kepemimpinan hanya terombang-ambing di
samudera masalah yang begitu luas. Tujuan organisasi akan sulit
tercapai karena seorang pemimpin yang tidak adil tidak akan
dapat menjadi panutan dan arahan serta perintah-perintahnya
tidak akan dilaksanakan oleh anggota organisasi. Padahal,
lingkungan internal maupun eksternal organisasi seringkali
menghadirkan masalah yang sangat kompleks.
Sifat adil akan selalu menjadi takaran dalam kepemimpinan.
Oleh karena itu, dalam kepemimpinan, sifat adil harus senantiasa
terwujud dan diimplementasikan dalam menjalankan roda
organisasi. Sifat adil berarti tidak memihak dalam suatu situasi
konflik, baik atas alasan demi kepentingan pribadi maupun
kelompok. Sifat adil juga tampak dari pemberian imbalan
(reward) dan sanksi (punishment) terhadap bawahan. Pemimpin
harus mampu menempatkan kepentingan yang lebih besar dar
kepentingan yang sempit. Kualitas pribadi dari sifat adil dan
tindakan yang adil ini tampaknya mudah diucapkan, tetapi tidak
gampang dipraktekkan.
7) Kepercayaan (Trust)

13
Kepercayaan merupakan landasan kepemimpinan.
Kepercayaan orang adalah hal yang sangat penting, dan
merupakan suatu modal dasar bagi seorang pemimpin.
Kepercayaan orang terletak pada karakter, dan karakter adalah
modal sang pemimpin. Jenderal H. Norman Schwarzkoff
menekankan pentingnya karakter.
Schwarzkoff mengungkapkan, bahwa Kepemimpinan adalah
kombinasi antara strategi dan karakter, namun jika anda harus
kehilangan salah satunya, lebih baik anda tidak punya strategi.
Mengapa? Setiap karakter memungkinkan terciptanya
kepercayaan. Dan kepercayaan memungkinkan terciptanya
kepemimpinan. Jika orang mempercayai kita, mereka akan
mendukung kita untuk berhasil. Kepercayaan dapat menuntun
pada kesuksesan. Jika orang tidak percaya kepada pemimpinnya,
maka akan ditinggalkan oleh anggotanya. Hasilnya adalah
kegagalan.
8) Sikap
Setiap pemimpin perlu menciptakan kesan-kesan yang baik
dalam kelakuan, pembawaan dan tingkah laku pribadi pada
setiap saat, sehingga berpengaruh terhadap anak buah/bawahan.
Bahasa merupakan ukuran untuk menilai seseorang pemimpin.
Dengan bahasa dapat juga digunakan untuk menanamkan
pengaruh terhadap bawahan. Untuk itu, hendaknya berbicara
dengan jelas dan sederhana dengan kalimat yang jelas, positif
dan langsung.
9) Tidak Mementingkan Diri Sendiri (Altruism)
Penting untuk mengimplementasikan sifat tidak
mementingkan diri sendiri dalam kepemimpinan, yaitu sikap
yang tidak mengambil keuntungan dari suatu situasi demi
keuntungan sendiri dengan merugikan orang lain. Padahal,
fenomena yang muncul saat ini, egoisme pribadi atau kelompok
telah berkembang menjadi virus ganas yang melahirkan sosok
kepemimpinan yang bercorak premanisme dan pameran adu
kekuatan.
Persoalan-persoalan bangsa yang strategis, serius, dan luas,
terkadang tidak lagi dipersepsikan sebagai kepentingan nasional.
Bagaikan sebuah kapal yang sedang berlayar yang di tengah laut
harus dikuras, dirampok dan semua mengambil bagian sebanyak
mungkin dari kapal tersebut untuk dirinya dan kelompoknya.
10) Sifat Pendukung: Kemampuan Memutuskan, Tahan
Menderita, Kegembiraan, Loyalitas serta Kemampuan untuk
Mempertimbangkan.
Pertama, kemampuan memutuskan. Seorang pemimpin tidak
saja dituntut untuk mampu membuat rencana-rencana dan
melaksanakan rencana tersebut, tetapi juga harus mampuan
untuk memutuskan segala sesuatu yang perlu. Intinya adalah
kemampuan membuat keputusan yang berkualitas.

14
Kedua, tahan menderita atau tahan uji. Sifat kepemimpinan
ini membuat pemimpin tidak lembek, cengeng. Sifat ini akan
membawa pada karakter mentalitas seorang pemimpin.
Ketiga, kegembiraan. Senantiasa menumbuhkan
kegembiraan dalam kepemimpinan akan menghadirkan perasaan
semangat dan sikap optimis dalam menjalankan tugas-tugas
organisasi.
Keempat, loyalitas. Loyalitas mengacu pada kesetiaan
kepada organisasi, kerelaan berkorban untuk organisasi, dan hal-
hal lain yang sifatnya heroik. Loyalitas akan menggerakkan
motor-motor organisasi untuk tetap bekerja, meskipun dalam
kondisi yang tidak menguntungkan, kondisi kekurangan, atau
kondisi-kondisi buruk lainnya.
Kelima, kemampuan untuk mempertimbangkan. Segala
masukan yang datang dari luar, baik berupa ide atau gagasan,
tekanan-tekanan, maupun berupa materi, semuanya merupakan
fakta yang memungkinkan yang dapat menjadi solusi dalam
pengambilan keputusan. Untuk ini, pemimpin perlu berperan: (1)
sebagai penggerak (aktivator); (2) sebagai pengawas;(3) sebagai
martir; (4) sebagai pemberi semangat/kegembiraan; dan (5)
sebagai pemberi tanggung jawab kepada anggota.27
b. Prinsip Kepemimpinan
Prinsip-prinsip kepemimpinan menyentuh seluruh aspek diri
seorang pemimpin yang tergambar dari prilaku keseharian
pemimpin: 1.) Mahir dalam soal teknis dan taktis 2.) Intropeksi diri
3.) Percaya diri 4.) Memahami bawahan 5.) Realisasi diri 6.)
Menjadi contoh yang baik. 7.) Tumbuhkan rasa tanggung jawab
pada bawahan 8.) Melatih anggota sebagai team yang solid 9.)
Membuat keputusan yang cepat dan tepat 10.) Mengkomando
bawahan 11.) Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan

2. Kaidah Islam
a. Sifat kepemimpinan
Salah satu panutan terbaik bagi umat Muslim yaitu Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. Beliau adalah Nabi
terakhir dan menjadi kekasih Allah SWT yang diberi mukjizat,
kelebihan-kelebihan, serta yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh
manusia biasa pada umumnya. Beliau mempunyai sifat-sifat dan
karakter yang amat patut dicontoh oleh manusia. Sehingga tidak
mengherankan banyak kajian tentang sifat-sifat Rasulullah Saw.
Bahkan nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam
dianggap orang gila karena menyebarkan ajaran yang bertolak
belakang dengan yang diyakini masyarakat Arab pada saat itu
(jahiliyah). Tetapi beliau berhasil merubah umatnya dari zaman

27
Fakultas Hukum Universitas Pattimura, https://fh.unpatti.ac.id/implementasi-sifat-sifat-
kepemimpinan-dalam-praktek-kepemimpinan-nasional-mampu-mewujudkan-terciptanya-ketahanan-
pangan-nasional/#:~:text=Implementasi%20sifat%2Dsifat%20kepemimpinan%20dalam%20praktek
%20kepemimpinan%20nasional%20tersebut%20mencakup,Sikap%20tidak%20mementingkan%20diri
%20sendiri. (diakses pada 4 Oktober 2022 Pukul 10.57)
15
jahiliah menjadi manusia yang memiliki adab dan akhlak,
denan kepemimpinan dan teladan yang dimiliki olehnya.
Ada 4 sifat rasulullah yang membuatnya sukses dan
dipercaya oleh banyak orang, dan juga harus dimiliki dan
dijadikan contoh oleh pemimpin yaitu Siddiq (jujur),
Amanah (dapat dipercaya, Tabligh (menyampaikan), dan Fatanah
(cerdas).
Kajian tentang sifat-sifat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam
juga dikaitkan dengan konsep Leadership (kepemimpinan). Sifat-
sifat inilah yang diidentikkan melekat pada diri seorang manajer.
Dalam proses menjalankan kepemimpinan, manajer diharapkan
memiliki sifat dan karakteristik yang dijiwai oleh nilai-nilai yang
diajarkan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam . Seperti firman
Allah SWT dalam Al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 21:
‫لََق ْد َكا َن لَ ُك ْم يِف ْ َر ُس ْو ِل ال ٰلّ ِه اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكا َن َي ْر ُجوا ال ٰلّهَ َوالَْي ْو َم ااْل ٰ ِخَر‬
‫َوذَ َكَر ال ٰلّهَ َكثِْيًر ۗا‬
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”
Syekh Muh. Abduh mengemukakan sifat-sifat yang wajib bagi
rasul ada empat yaitu Ash-Shiddiq yang artinya benar, AlAmanah
yang artinya dapat dipercayai, At-Tabligh yang artinya
menyampaikan (tidak menyimpan atau mencabut) segala apa yang
diperintahkan oleh Allah SWT yang harus disampaikan kepada
manusia seluruhnya, Al-Fathonah yang artinya cerdik dan
bijaksana28 antara lain sebagai berikut
1) Ash-Shiddiq (Jujur)
Jujur nilai dasarnya adalah integritas, ikhlas, terjamin dan
keseimbangan emosional. Siddiq merupakan salah satu sifat
Rasululah Shalallahu Alaihi Wassalam dalam mengakui
kebenaran yang datang dari Allah, maka seluruh kegiatan,
ucapan, perilaku, emosi, bahkan diamnya.
Implementasi sifat siddiq dalam kepemimpinan yaitu
selalu jujur dan benar atas keputusan, perintah, dan
segala konsekuensi yang diambil.
2) Al-Amanah (dapat dipercaya)
Amanah artinya dapat dipercaya. Sebagaimana sikap
rasulullah apabila ada suatu kabar yang harus disampaikan
maka beliau sampaikan, dan dalam mengatakan
keputusan, perintah, dan segala konsekuensi yang diambil.
sesuatu beliau tidak akan mengurangi, menambah, dan merubah
hal yang harus dikatakan tersebut.
Amanah ketika ia berlaku jujur, tidak boleh membohongi,
menipu, dan mencuri, memiliki keberanian untuk melakukan hal

28
Abduh, 1996.
16
yang benar, membangun reputasi yang baik, serta setia berpihak
kepada keluarga, teman dan negara29
3) At-Tabligh (Menyampaikan)
Tabligh atau menyampaikan,merupakan sifat-wajib
Rasulallah saw yang mengandung arti menjelaskan dan
menerangkan wahyu Allah SWT. Sifat-mustahilnya
adalah kitman menyembunyikan hal-hal yang seharusnya
di sampaikan.Sifat tabligh nilai dasarnya adalah komunikatif.
Menurut Toto Tasmara, Nilai Tabligh telah memberikan
muatan yang mencakup aspek kemampuan berkomunikasi,
kepemimpinan, pengembangan dan peningkatan kualitas sumber
daya insan dan kemampuan diri untuk mengelola sesuatu.
4) Al-Fathanah (cerdik dan bijaksana)
Fathonah merujuk kepada sifat-wajib kesadaran,
kebijaksanaan, dan kecerdasan, yang dilawankan dengan
sifat-mustahil gaflah (lemah) atau ghabwah (bodoh).
Menurut Ginanjar, Fathonah berarti memiliki pengetahuan
luas. Kecerdasan yang dimaksudkannya ini bukan hanya
kecerdasan intelektual tapi juga kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual. Fathonah juga merupakan kemampuan
untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku kegiatan
melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah,
menuju manusia seutuhnya dan memiliki pola pemikiran tauhid
serta berprinsip hanya karena Allah SWT.
b. Prinsip kepemimpimpan
Dalam mencapai tujuan kemaslahatan masyarakat dalam suatu
Negara, Islam memperkenalkan prinsip-prinsip kepemimpinan
dalam Al-Qur’an. tersebut antaranya:
Pertama,manusia dalam prinsip kekhalifahan. Tujuan manusia
diciptakan oleh Allah Swt untuk menjadi khalifah di muka bumi
ini, hal ini tergambar pada QS. Al-Baqarah ayat 30. Salah satu
fungsi atau tugas khalifah tersebut menurut hamka adalah untuk
meramaikan bumi, memberdayakan akal untuk perkembangan,
berusaha, menambah ilmu, membangun kebudayaan, mengelola
bangsa dan Negara. Maka kedudukan manusia sebagai khalifah
di muka bumi ini tidaklah sama, karena sebagaian dilebihkan dari
yang lain. Hal ini tertuang pada QS. Al-An’am ayat 165. Selain
itu, fungsi dan tugas khalifah juga untuk menunaikan
keadilanpada setiap perkaradiantara setiap manusia, sebagaimana
yang tertulis pada firman Allah Swt QS. Shaad ayat 26.
Kedua, prinnsip keimanan dalam keberhasilan kepemimpinan.
Setiap Muslimin yang meneguhkan iman dan melaksanakan amal
shalih maka akan diberikan kekuasaan di atas bumi ini
sebagaimana yang Allah Swt janjikan. Oleh sebab itu Hamka
berpendapat bahwa keberhasilan pemerintahan sebagai khalifah
Allah Swt dikarenakan pemimpin yang beriman dan beramal
shalih.Hal ini tergambarkan pada QS. An-Nuur ayat 55.
29
Yaumi, 2014.
17
Ketiga, prinsip ulil amri dalam kepemerintahan.Ulil amri
bermaksud sebagai pemimpin, kepala Negara atau penguasa.
Kesimpulan pada QS. An-Nisaa’ ayat 58 dan 59
menggambarkan mengenai prinsip ulil amri dalam
kepemerintahan. Ayat tersebut mewajibkan selain taat dan patuh
kepada Allah Swt dan Rasul-Nya,seluruh manusia juga untuk
taat dan patuh kepada pemimpin yang menjaga amanah dan
menunaikan keadilan pada setiap perkara.30

BAB III
METOD
E PENELITIAN

1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian implementasi kepemimpinan dalam Islam
di RA Bustanul Mu’min , peneliti menggunakan metode
wawancara dalam mengumpulkan beberapa data dari responden.
Wawancara berisi beberapa pertanyaan- pertanyaan yang nantinya
akan ditanyakan langsung kepada responden kemudian dikumpulkan
jawabannya untuk diambil kesimpulannya. Wawancara tersebut
bertujuan untuk peneliti memperoleh informasi langsung dari
responden baik berupa pengetahuan dan pendapat responden terhadap
Kepemimpinan dalam Islam
2. Tempat dan Waktu penelitian
Nama : Diah Dwi Fitriani
a) Tempat Penelitian : RA Bustanul Mu’min

30
Subhan Mubarok, “Prinsip Kepemimpinan Islam Dalam Pandangan Al-Qur’an,” Al Muhafidz: Jurnal
Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir 1, no. 1 (2021): 1–12.
18
Jl. KH. A. Dzubaidi No. 55 Dsn.
Nolosuto Ds. Belor Kec.
Purwoasri Kab. Kediri
b) Waktu Penelitian : Jum’at, 23 September 2022
Nama : Ach Effendi Purnama
a) Tempat Penelitian : PT Smartfreen Tbk Bangkalan
b) Waktu Penelitian : Senin, 3 Oktober 2022
Nama : Nur Khairudin
a) Tempat Penelitian : Hotel Inna Simpang
Jl. Gubernur Suryo No.1, RW.3,
Embong Kaliasin, Kec. Genteng,
Kota SBY, Jawa Timur 60271
b) Waktu Penelitian : Minggu, 2 Oktober 2022

3. Subjek dan Objek Penelitian


Nama : Diah Dwi Fitriani
a) Subjek Penelitian : Kepala Sekolah RA Bustanul Mu’min
dan Guru Kelas
b) Objek Penelitian : Penelitian ini mengambil objek yang
meliputi kepemimpinan dalam islam.
Nama : Ach Effendi Purnama
a) Subjek Penelitian : Atasan/Manajer
b) Objek Penelitian : Penelitian ini mengambil objek yang
meliputi kepemimpinan dalam islam.
Nama : Nur Khairudin
a) Subjek Penelitian : Sous chef dan supervisor
b) Objek Penelitian : Penelitian ini mengambil objek yang
meliputi kepemimpinan dalam islam.

4. Data yang Dicari


a) Cara seorang pemimpin dalam memotivasi diri sendiri dan para
anggotanya di RA Bustanul Mu’min, Hotel Inna Simpang, dan PT
Smartfreen Tbk Bangkalan
b) Sikap pemimpin jika terdapat anggotanya kurang cakap dalam
pekerjaannya di RA Bustanul Mu’min, Hotel Inna Simpang, dan
PT Smartfreen Tbk Bangkalan
c) Peran pemimpin dalam mengambil keputusan saat menyelesaikan
masalah yang ada di RA Bustanul Mu’min, dan PT Smartfreen
Tbk Bangkalan
d) Sikap pemimpin jika anggotanya melakukan kesalahan dalam
pekerjaannya di Ra Bustanul Mu’min, Hotel Inna Simpang, dan
PT Smartfreen Tbk Bangkalan
e) Pendapat para anggota tentang gaya kepemimpinan yang diambil
saat menyelesaikan masalah di RA Bustanul Mu’min, Hotel Inna
Simpang, dan PT Smartfreen Tbk Bangkalan
f) Keunggulan dan kekurangan yang ada pada pimpinan di RA
Bustanul Mu’min, Hotel Inna Simpang, dan PT Smartfreen Tbk
Bangkalan
5. Teknik Pengumpulan Data

19
a) Wawancara : mengajukan beberapa pertanyaan
langsung dari daftar pertanyaan yang sudah dicetak / diprint
kepada Kepala Sekolah RA Bustanul Mu’min dan Guru
Kelas; Atasan/Manager PT Smartfreen Tbk; dan Sous Chef
dan Supervisor Hotel Inna Simpang
c) Dokumentasi : pengumpulan dokumen berupa foto
yang diambil ketika melakukan wawancara dengan responden
yang bersangkutan.

20
BAB IV

HASIL PENELITIAN
1. Idetintas Responden

Nama : Diah Dwi Fitriani


a) Responden 1
Nama : Ma’rifatul Ulum, S.Pd.I
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat Domisili : Dsn. Nolosuto, Ds. Belor, Kec.
Purwoasri Kab. Kediri
No. HP : 0881-9082-407
Pendidikan : S1-PG Paud, S1-PAI
Jabatan : Kepala Sekolah RA
Instansi / Usaha : RA Bustanul Mu’min

b) Responden 2
Nama : Ubaidah, S.Pd
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat Domisili : Ds. Ringinsari Kec. Plemahan Kab.
Kediri
No. HP : 0856-4586-8987
Pendidikan : S1-PG Paud
Jabatan : Guru Kelas B
Instansi / Usaha : RA Bustanul Mu’min

c) Responden 3
Nama : Rizka Ulfiana, S.Pd
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat Domisili : Ds. Glagahan Kec. Papar Kab. Kediri
No. HP : 0855-4615-0686
Pendidikan : S1-PG Paud
Jabatan : Guru Kelas B
Instansi / Usaha : RA Bustanul Mu’min
2. Identitas Responden
Nama : Nur Khairudin

a) Responden 1
Nama : Andi Karjono
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat Domisili : Dsn. Grebegan, Ds. Kepohagung, Kec.
Plumpang Kab. Tuban
No. HP :-
Pendidikan : Smk Taruna
Jabatan : Sous Chef
Instansi / Usaha : Hotel Inna Simpang

b) Responden 2
Nama : Meri Prasetiya

21
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat Domisili : Nganjuk
No. HP :-
Pendidikan : S1 Tata Boga Unesa
Jabatan : Supervisor
Instansi / Usaha : Hotel Inna Simpang
3. Identitas Responden
Nama : Ach Effendi Purnama

a) Responden 1
Nama : Hoirur Rosiki. S.Ei
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat Domisili : Dsn Ahadan, Desa Banjar Timur Kec.
Gapura Kab. Sumenep
No. HP : 085334045992
Pendidikan : S1
Jabatan : Manajer
Instansi / Usaha : PT Smartfreen TBK

2. Hasil Wawancara
Dari hasil wawancara yang telah diajukan kepada beberapa
responden, hasil yang didapatkan antara lain :
Nama : Diah Dwi Fitriani
a) Narasumber I : Kepala Sekolah Ibu Ma’rifatul Ulum, S.Pd.I

Pertanyaan Jawaban
Apakah selama Ibu InsyaAllah, sudah mencapai target
menjabat sebagai pimpinan
disini sudah mencapai
target dan tujuan ibu?
Lalu bagaimana cara ibu Untuk memotivasi saya juga memotivasi
memotivasi diri ibu sendiri para guru juga wali murid dan para
sebagai pemimpin untuk murid, jadi mencakup semuanya karena
mengejar tujuan tersebut? saya selain menjadi kepala RA saya juga
kepala yayasan. Jadi bagaimana guru itu
bisa membuat para murid merasa
nyaman, santai tetapi targetnya juga
tercapai. Kemudian bagaimana sebagai
guru agar diminati oleh masyarakat, ya
dimulai dari perilaku kita, kesopanan
kita karena guru itu “digugu lan ditiru”
kan seperti itu. Ustazah-nya pun juga
harus berperilaku yang baik bukan hanya
mencontohkan saja kepada murid, tetapi
gurunya tidak mau berperilaku dengan
baik. Jadi wali murid juga seperti itu,
wali murid itu diharapkan mendukung
murid karena ini di sekolah RA bukan
sekolah umum sehingga tidak hanya
pelajaran umum saja tetapi juga mengaji,
hafalan surah-surah pendek, bacaan
sholat dan praktek sholat kemudian
22
hadits-hadits yang sudah dikenalkan ke
anak-anak, selain itu di RA juga terdapat
pendidikan berkarakter. Pendidikan
berkarakter itu seperti minggu ini
ustadzah menyampaikan minggu ini
karakter anak-anak membiasakan untuk
berterima kasih ketika diberi sesuatu
oleh temannya, ustadzah-nya, orang tua-
nya harus dibiasakan berterima kasih.
Untuk itu wali muridnya itu harus
mempraktekkan di rumah, gurunya di
sekolah menyampaikan pendidikan
karakter. Dengan berbagai macam
seperti itu agar tujuan dapat tercapai
untuk pendidikan di RA ini baik umum
maupun keagamaannya.
Selain memotivasi diri ibu Saya harus bisa memberikan contoh,
sendiri, lalu bagaimana selain itu saya juga sering melakukan
sikap ibu sebagai study banding mencari pengalaman di
pemimpin dalam RA yang maju tersebut di Kertosono,
membangun dan Pare, Kediri. Saya sering melakukan
memotivasi para guru study banding ternyata apa yang kita
untuk bekerja dengan praktekkan di sekolah ini masih banyak
baik? yang masih bagus. Jadi saya mencari
inovasi-inovasi baru untuk
mengembangkan RA ini.
Bagaimana sikap ibu Dari RA ini terdapat sepuluh guru.
sebagai pemimpin jika Sepuluh ustadzah itu karakter mereka
terdapat guru yang masing-masing pastinya semuanya
memiliki semangat yang memiliki kelebihan dan kekurangan,
tinggi tetapi kurang cakap kelebihannya di bidang ini dan
dalam keahlian di kekurangannya di bidang ini dan
bidangnya? sebagainya tidak ada yang sempurna.
Untuk itu yang saya lakukan di lembaga
ini, untuk menyikapi karakter guru
masing-masing kita adakan pertemuan,
motivasi bagaimana cara mengajar yang
baik, menangani anak didik yang baik.
Sedangkan untuk masalah
pembelajarannya karena satu kelas diisi
oleh dua guru, yang satu ahli di bidang
ini dan yang satunya ahli di bidang
lainnya, sehingga nanti bisa saling
mengisi.
Bagaimana peran ibu Pasti saya kumpulkan semuanya,
dalam mengambil meskipun saya merangkap sebagai
keputusan untuk kepala yayasan tetapi saya tidak
menyelesaikan suatu langsung menegur, karena ustadzah-
masalah yang ada di RA ustadzah juga sudah dewasa dan juga
Bustanul Mu’min ini? sudah sarjana semuanya. Jadi saya
kumpulkan nanti jika ada masalah atau
salah nanti saya sampaikan baik-baik
tidak langsung saya tegur, kemudian
23
harus dirubah sedikit demi sedikit.
Apabila masalahnya hanya Jika masalah pribadi, saya panggil
pada satu guru, tadi ibu sendiri saya jelaskan masalah pribadi
kan menyampaikan jika yang terjadi di lembaga ini, karena
ada masalah dikumpulkan maraknya media sosial ini banyak yang
bersama-sama jika hanya upload yang masih gadis dan upload-nya
satu guru bagaimana ibu dengan anak laki-laki dan sebagainya.
mengurnya dalam masalah Saya masukkan ke huma lalu saya
pribadi ? jelaskan sendiri bahwa hal seperti itu
tidak baik harus menjaga karena sebagai
guru sebagai pendidik, kalau seperti itu
juga kurang baik di mata wali murid dan
semua orang.
Berarti semisal melakukan Iya nanti akan dikumpulkan semuanya
kesalahan saat mengajar biar saling mengisi yang sudah pintar
akan dikumpulkan tadi dengan yang belum bisa. Kemudian
semuanya? untuk guru yang baru pasti saya jadikan
satu dengan senior.
Tabel 1.1 Daftar Pertanyaan dan Jawaban Narasumber I

b) Narasumber II : Guru Kelas B Ibu Ubaidah, S.Pd


Pertanyaan Jawaban
Bagaimana kepala sekolah Kepala sekolah memberi pembinaan
memotivasi para guru paling tidak dalam satu bulan sekali,
untuk meningkatkan kemudian ada pembinaan tingkat
kinerjanya? kecamatan. Kemudian kepala sekolah
melakukan pendidikan satu bulan sekali
di kabupaten, setelah itu kemudian
diberikan kepada guru-guru. Selain itu
juga diajak konsultasi bagaimana anak-
anak itu di kelas.
Bagaimana gaya Gaya kepemimpinanya itu merangkul
kepemimpinan yang semuanya, jika ada apa-apa itu
dipakai oleh ibu pimpinan dibicarakan bersama-sama supaya tidak
dalam menyelesaikan terjadi kesalahpahaman dengan guru-
suatu masalah? guru lainnya, sangat mengayomi.
Berarti menggunakan Iya musyawarah, setelah itu dibicarakan
musyawarah ya bu? dan diajak konsultasi. Jika ada
permasalahan, ada anak yang bermasalah
gurunya dipanggil kemudian diajak
konsultasi bagaimana baiknya seperti itu.
Apa keunggulan dan Alhamdulillah orangnya sangat sopan,
kekurangan dari kepala lemah lembut, tetapi kadang kita sebagai
sekolah? bawahan itu malu saat mengutarakan dan
tidak enak karena oranya itu sangat
kalem.
Tabel 1.2 Daftar Pertanyaan dan Jawaban Narasumber II
c) Narasumber III : Guru Kelas B Ibu Rizka Ulfiana, S.Pd
Pertanyaan Jawaban
Bagaimana kepala sekolah Untuk setiap motivasi-nya itu pada saat
memotivasi para guru rapat diberi wawasan oleh kepala
24
untuk meningkatkan sekolahnya, kalau ada pembekalan
kinerjanya? wawasan dari luar maka nanti
disampaikan kepada guru supaya
diterapkan di sekolah-sekolah misalkan
ada pembelajaran baru seperti sekarang
ada kurikulum baru yaitu kurikulum
merdeka disampaikan kepada guru
supaya belajar. Karena kurikulum yang
baru maka kita harus belajar agar bisa
mengikuti perkembangan kurikulum
yang ada.
Bagaimana gaya Biasanya jka ada masalah itu kita
kepemimpinan yang bicarakan dengan musyawarah,
dipakai oleh ibu pimpinan masalahnya itu apa dibahas solusinya itu
dalam menyelesaikan suatu bagaimana.
masalah?
Apa keunggulan dan Keunggulan kepala sekolah disini sangat
kekurangan dari kepala mengayomi para guru-guru disini, untuk
sekolah? kekurangannya tidak ada.
Tabel 1.3 Daftar Pertanyaan dan Jawaban Narasumber III
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di RA Bustanul
Mu’min dapat disimpulkan jika pemimpin atau kepala sekolah di RA
Bustanul Mu’min sudah memiliki beberapa kompetensi dalam
kepemimpinan yaitu (1) self-concept, kepala sekolah sudah
mengevaluasi diri sendiri untuk mencapai target atau tujuan dengan
melakukan studi banding di setiap sekolah-sekolah di beberapa kota
untuk melakukan inovasi-inovasi untuk mengembangkan RA Bustanul
Mu’min. (2) drive, kepala sekolah tidak hanya memotivasi diri sendiri
dalam mancapai tujuan atau target tetapi juga mengajak para
anggotanya, wali murid serta murid di RA. (3) integrity, dalam
memotivasi para anggotanya kepala sekolah di RA Bustanul Mu’min
tidak hanya dengan suatu perkatan saja tetapi beliau sering melakukan
motivasi dengan memberikan contoh perbuatan kepada para
anggotanya. (4) leadership motivation, memberikan motivasi kepada
para guru bagaimana cara agar para murid bias merasa nyaman dan
bagaimana para guru bisa diminati oleh masyarakat sekitar, dengan
dimulai dari perilaku dan kesopanan mereka, tidak hanya
mencontohkan saja tetapi juga harus berperilaku baik. (5) cognitive
and practical intelligence, kepala sekolah di RA Bustanul Mu’min
dalam menyelesaikan masalah tidak langsung menegur tetapi
dikumpulkan seluruh guru kemudian disampaikan dengan baik agar
merubah sedikit demi sedikit, kepala sekolah juga menempatkan
masalah pribadi dengan masalah para murid jika terjadai masalah
pribadi dalam para guru maka kepala sekolah akan menyelesaikannya
dengan yang bersangkutan saja.
Seorang pemimpin yang efektif harus menyesuaikan cara
pengarahan dan motivasi sesuai dengan tingkat keahlian dan semangat
dari para anggotanya. Kepala sekolah sudah melakukan pengarahan
dan motivasi kepada para anggotanya yang memiliki kekurangan
dalam keahliannya dalam pekerjaan dengan melakukan pengarahan
bagaimana mengajar anak didik yang baik dan dengan berbagai
macam karakter para guru sehingga pasti memiliki suatu kelebihan
25
dan kekurangan dalam pembelajaran. Sehingga kepala sekolah
melakukan beberapa cara agar pembelajaran bias berjalan dengan
lancar yaitu dalam satu kelas diisi dengan dua guru yang sesuai
dengan bidangnya masing-masing agar dapat saling melengkapi.
Kepala sekolah di RA Bustanul Mu’min sudah sesuai dengan
beberapa prinsip dalam kepemimpinan perspektif islam. (1) Prinsip
tanggung jawab dalam organisasi. Kepala sekolah di RA Bustanul
Mu’min setelah melakukan pembinaan pendidikan di kecamatan
maupun kabupaten akan menyampaikannya kepada para guru. Apabila
kepala sekolah ada pembekalan wawasan dari luar maka nanti
disampaikan kepada guru supaya diterapkan di sekolah-sekolah
misalkan ada pembelajaran baru. (2) Prinsip Kesederhanaan. Pimpinan
di RA Bustanul Mu’min sudah melayani, mengayomi dan merangkul
para guru jika terdapat masalah agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Selain itu, di RA Bustanul Mu’min dalam mengambil suatu keputusan
dengan cara musyawarah dengan para guru, membicarakan masalah
dan bagaimana solusinya.
Menurut pandangan Islam tentang kepemimpinan terdapat
beberapa gaya kepemimpinan dalam hasil wawancara di RA Bustanul
Mu’min, Kepala sekolah disana sudah sesuai dengan salah satu dari
beberapa gaya kepemimpinan yang ada yaitu pencari keharmonisan,
kepala sekolah memiliki sikap pembimbing kepada para guru, lembut,
penuh perhatian dalam mengayomi para guru. Namun beliau tidak
termasuk kedalam seorang yang lamban dalam mengambil suatu
keputusan saat terdapat masalah dan professional dalam pengambilan
keputusan.
Dalam kepemimpinan terdapat sifat-sifat wajib yang menjadi
teladan bagi seorang pemimpin serta anggotanya. Kepala sekolah di
RA Bustanul Mu’min memiliki beberapa sikap yang sesuai dengan
sifat-sifat wajib pada Rasulullah yaitu (1) Tabligh, sebagai seorang
pemimpin di RA Bustanul Mu’min beliau menyampaikan ilmu yang
didapat saat menjalankan pembinaan di luar serta sebagai pemimpin
beliau selalu membimbing para anggotanya yang masih kurang cakap
saat mengajar. (2) Amanah, dalam melaksanakan dan bertanggung
jawab terhadap tugas atau kewajiban yang diemban oleh pimpinan
dari RA Bustanul Mu’min, beliau sudah melakukan keterbukaan
kepada para guru saat terdapat masalah yang disampaikan kepada
semua pihak tak terkecuali dan berbuat dalam segala hal. (3)
Fathanah, sifat ini apabila dikembangkan akan mampu menumbuhan
kreativitas dan melakukan inovasi yang bermanfaat. Kepala sekolah
RA Bustanul Mu’min sudah melakukan pengembangan dengan
melakukan studi banding dengan sekolah sekolah yang ada di
beberapa kota terdekat. Selain itu, kepala sekolah di RA Bustanul
Mu’min sudah sesuai dengan beberapa kriteria dalam kepemimpinan
islam yaitu dicintai oleh para guru karena sikap kepala sekolah yang
sangat sopan dan lemah lembut dan melakukan musyawarah saat
terdapat masalah di sekolah maupun masalah dalam murid di RA
dengan malakukan konsultasi bersama-sama dengan para guru agar
mendapat solusi terbaik.

Nama : Ach Effendi Purnama


a) Responden 1 : Manajer PT Smartfreen TBK

26
1. Apakah selama bapak menjabat sebagai pimpinan PT
Smartfreen Madura sudah mencapai target
Iya tercapai, terget yang saya canangkan kepada setiap man
power adalah nyawa bagi perusahaan
2. Bagaimana cara bapak memotivasi anak buah bapak agar
mencapai target Jawaban: kalau saya yang ngasih motivasi
kepada anak buah pastinya saya menyentuh ingatan keluarga di
rumah, kenapa Karana ketiaka mereka ingat keluarga pastinya
ingat nafkah.
3. Bagaimana sikap bapak Selaku pimpinan sematfren Madura
Apa bila anak buah bapak punya semangat tinggi bekerja tetapi
tidak mengarti topoksi sebagai kariyawan Jawaban: sikap yang
saya ambil tentunya memberikan apresiasi terhadap
semangatnya dan juga memberikan terening husus bagaimana
tugas pokok sebagai keriyawan sematfren
4. Bagaimana tindakan bapak sebagai pimpinan dalam
menyelesaikan suatu case? Jawaban: tindakan yang saya
lakukan sebagai pimpinan sematfren Madura kita tanyakan
lebih jelas kepada keriyawan, case apa yang di alami, case
froud atau cese biasa Apakah penting attitude kariyawan
Smartfren terhadap bapak Jawaban: sangat penting, karna
perusahaan salah satu kriteria kariyawan adalah diattitud yang
paling utama Bawahan PT sematfren TBK
5. Bagaimana gaya kepemimpinan Smartfren menurut anda
selaku kariyawan Jawaban: pimpinan sematfren menurut saya
tegas, jelas, ketika memaparkan materi target
6. Apakah keunggulan dan kekurangan pimpinan anda Jawaban:
ke unggulannya dari pimpinan saya smart sopan, welkam,
terhadap karyawan

Kesimpulan : -

Nama : Nur Khairudin


a) Responden 1 : Sous Chef
1. Apakah selama bapak menjabat sebagai pimpinan food and
beverage visi misi sudah mencapai target perusahaan
- Iya sudah, namun hanya saja untuk diteam food and beverage
yang bapak pimpin saat ini dari segi SDM belum maksimal
dikarenakan pola pikir yang masih individual. Dan saat ini sudah
mulai menunjukkan kerja team yang solid walaupun masih ada
beberapa yang kurang disiplin.
2. Bagaimana cara bapak memotivasi karyawan untuk
meningkatkan kinerja karyawan
- Cara memotivasi rekan kerja atau FB team yaitu dengan cara
pendekatan sesuai dengan permasalahan yang dilakukan bawahan.
3. Bagaimana sikap bapak Selaku pimpinan dalam menyikapi
beberapa karyawan yang kurang paham dengan tugas pokok dan
fungsi
- selalu mengingatkan dengan batas2 normal.

27
4. Bagaimana tindakan bapak sebagai pimpinan dalam
menyelesaikan suatu masalah?
- Dengan cara memanggil untuk memberikan arahan, pengertian,
nasihat dan solusi yang dianggap perlu untuk mencapai goal atau
tujuan perusahan.
5. Seberapa penting attitude kariyawan terhadap bapak
- Sangat penting bukan terhadap saya saja namun kepada
keseluruhan apalagi attitude sangat diutamakan dalam dunia
hospitelity, sepintar apapun karyawan kalau attitudenya jelek pasti
tidak ada yang mau menerima untuk bergabung.
6. Bagaimana pimpinan bapak dalam memotivasi karyawan untuk
meningkatkan kinerjanya?
- Dengan cara memberikan trainning basic to basic atau training
yang tujuannya untuk kemajuan perusahaan.
7. Bagaimana gaya kepemimpinannya yang dipakai oleh pimpinan
dalam menyelesaikan masalah.
- Dalam menyelesaikan masalah pemimpin menggunakan langkah
demokratis yakni diskusi musyarawah rapat kerja untuk
mendapakan solusi terbaik dan juga mengambil kendali penuh atas
keputusan sesuai kebijakan dan langkahnya juga mengarahkan dan
mengawasi kinerja yang lain
8. Apa kelebihan dan kekurangan pimpinan bapak?
Kelebihannya bisa meyakinkan bawahannya dalam hal
memberikan motivasi semangat kerja dengan contoh kedisiplinan,
kemudahan untuk berinovasi, bisa meyakinkan bawahannya untuk
kerja lebih baik dan juga memberikan penghargaan dengan promosi
jenjang karir
Kekurangan terkadang otoriter

b) Responden 2 : Supervisor
1. Apakah selama Ibu menjabat sebagai pimpinan atau supervisor
visi misi sudah mencapai target perusahaan.
- Sudah, karena apa yang di harapkan perusahan sudah tercapai.
2. Bagaimana cara Ibu memotivasi karyawan untuk
meningkatkan kinerja karyawan
- Memotivasi dengan cara memberikan mindset pemikiran yang
sama untuk perusahaan karena kemajuan perusahaan akan
memberikan kesejahteraan juga kepada karyawan nantinya.
3. Bagaimana sikap Ibu Selaku pimpinan dalam menyikapi
beberapa karyawan yang kurang paham dengan tugas pokok dan
fungsi
- memberikan kembali training kod karyawan atau merefresh
kembali SOP dan memberikan pemahaman apabila ada yang
kurang di mengerti oleh karyawan.
4. Bagaimana tindakan Ibu sebagai pimpinan dalam
menyelesaikan suatu masalah?

28
- Mencari dulu apa penyebab masalah itu terjadi dan di selesaikan
dengan cara musyawarah serta penyelesaian yang terbaik tanpak
menyalahkan satu pihak atau membela pihak lainnya, bersikap
bijaksana dan adil.
5. Seberapa penting attitude kariyawan terhadap Ibu
- Sangat penting, karena attitude sendiri mencerminkan kualitas
diri serta akan berdampak kepada citra perusahaan itu sendiri.
Sedangkan knowladge dan skill mungkin masih bisa di pelajari
tetapi kalau attitude itu bentuk dan karakter seseorang yang sudah
terbentuk sejak kecil jadi apabila merubahnya akan sulit.
6. Bagaimana pimpinan Ibu dalam memotivasi karyawan untuk
meningkatkan kinerjanya?
- Baik, karena kita selalu di berikan motivasi semangat berupa
pengalaman serta pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan.
7. Bagaimana gaya kepemimpinannya yang dipakai oleh
pimpinan dalam menyelesaikan masalah.
- Menyelesaikan dengan musyawarah, mencari penyelesaian yang
terbaik, dan tidak mengedepankan emosi.
8. Apa kelebihan dan kekurangan pimpinan Ibu
- kelebihan : bisa mengayomi bawahan, membimbing serta
memotivasi karyawan dengan baik.
- Kekurangan : Terkadang msh fokus pada orang tertentu.

Kesimpulan :
Kesimpulan dari wawancara yang saya lakukan bahwa
pemimpin dalam memimpin harus bisa menjadi contoh yang baik
terhadap karyawan atau bawahan yang bisa memberikan motivasi
yang baik agar kinerja karyawan meningkat, memiliki keahlian
dalam mengarahkan bawahan dalam memberikan arahan agar
sesuai visi misi yang ada sehingga tercipta target yang ingin
dicapai dan juga adil atau tidak focus pada orang tertentu dan
yang paling penting memiliki attitude yang baik kepada siapapun.
Baik pemimpin atau bawahan harus mengedepankan
profesionalitas kerja dan disiplin.

29
BAB V

DOKUMENTASI
Nama : Diah Dwi Fitriani
I. Responden 1
Nama : Ibu Ma’rifatul Ulum, S.Pd.I
Tempat wawancara : RA Bustanul Mu’min
Foto wawancara :

II. Responden 2
Nama : Ibu Ubaidah, S.Pd
Tempat wawancara : Ra Bustanul Mu’min
Foto wawancara :

III. Responden 3
Nama : Ibu Rizka Ulfiana, S.Pd
Tempat wawancara : RA Bustanul Mu’min
Foto wawancara :

30
Nama : Nur Khairudin
I. Responden 1
Nama : Andi Karjono
Tempat wawancara : Hotel Inna Simpang
Foto wawancara :

Nama : Ach Effendi Purnama

31
I. Responden 1
Nama : Hoirur Rosiki. S.Ei
Tempat wawancara : PT Smartfreen TBK
Foto wawancara :

32
BAB V

BAB VI
KESIMPULAN

Dari hasil analisis penelitian terhadap 3 responden, peneliti dapat


mengambil kesimpulan mengenai …………….. sebagai berikut :

33
DAFTAR PUSTAKA
I. BUKU
II. ARTIKEL
III. HADIST
IV. RUJUKAN WEB

34

Anda mungkin juga menyukai