Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PEMERIKSAAN AKTIVA TETAP, DEPRESIASI DAN NILAI WAJAR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah AUDITING II

OLEH

KELOMPOK VI

DEWI ARIYANTI B1C120228

DIAN KUSUMA WARDANI B1C120230

DWINA CUSTIKA LASAHARI B1C120235

EFRIL DWITRA SAMSU B1C120236

ELSA ROSALINA B1C120239

ENJEL B1C120242

FEMMI REGISTA. R B1C120246

GHANI SALSABILA B1C120250

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke kehadirat Allah SWT
karena

berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Dalam makalah
ini kami membahas tentang “Aktiva Tetap”. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam
pemahaman khususnya mengenai bagaimana Prosedur yang baik dalam pemeriksaan Kas dan
sekaligus melaksanakan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah

“AUDITING II” dalam proses pendalaman materi yang dibahas dalam makalah ini tentunya
kami mendapatkan arahan, bimbingan, koreksi dan saran.

Kami harap makalah ini dapat bermanfaat bagipara pembaca sekalian. Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.

Kendari , 16 oktober 2022

Kelompok VI

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………………….

A.LATAR BELAKANG………………………………………………………………………………………………………………

B.RUMUAN MASALAH…………………………………………………………………………………………………………..

C.TUJUAN PENELITIAN……………………………………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………………….

A.AKTIVA TAK BERWUJUD………………………………………………………………………………………………………

B.AKTIVA SUMBER DAYA ALAM………………………………………………………………………………………………

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………………………

A.KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………………………

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan pasti mempunyai aktiva tidak berwujud yang digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan. Aktiva tak berujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif
yang timbul dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik
tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain.
Dimana Aktiva tidak berwujud merupakan bagian dari Aset Nonlancar lainnya yang di neraca
diklasifikasikan dan disajikan sebagai Aset Lainnya.Dengan penjelasan yang sangat minim ini
tentu saja berpotensi pada kurang akuratnya pencatatan terhadap transaksi Aktiva tidak berujud
tersebut. Sebagai bagian dari neraca, aktiva tidak berwujud juga memerlukan standar akuntansi
untuk memberi penjelasan yang terkait dengan pengakuan, pengukuran, serta pengungkapan dan
penyajian dalam laporan keuangan. Selain itu juga terdapat kemungkinan adanya perlakuan
khusus, contohnya yang terkait dengan amortisasi dan penghentian serta penghapusannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kelompok kami membuat makalah yang berjudul
“Aktiva Tidak Berwujud”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari aktiva tidak berwujud?

2. Apa saja penilaian aktiva tidak berwujud ?

3. Apa konsep dasar aktiva sumber daya alam ?

4. Apakah pengertian deplesi aktiva sumber daya alam ?

5. Bagaimana metode perhitungan deplesi ?

6. Bagaimana revisi perhitungan deplesi ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari aktiva tidak berwujud

4
2. Untuk mengetahui penilaian aktiva tidak berwujud itu apa saja

3. Untuk mengetahui konsep dasar aktiva sumber daya alam

4. Untuk mengetahui deplesi aktiva sumber daya alam

5. Untuk mengetahui metode perhitungan deplesi

6. Untuk mengetahui revisi perhitungan deplesi

5
BAB II

PEMBAHASAN

AKTIVA TIDAK BERWUJUD

A. Pengertian Aktiva Tidak Berwujud

Istilah aktiva tidak berwujud digunakan untuk menunjukkan aktiva-aktiva yang umurnya
lebih dari satu tahun dan tidak mempunyai bentuk fisik. Dalam PSAK No. 19 (revisi 2000)
dinyatakan bahwa aktiva tidak berwujud adalah aktiva non moneter yang dapat diidentifikasi dan
tidak mempunyai bentuk fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau
menyerahkan barang atau jasa, disewakan pada pihak lainnya untuk tujuan administratif. Suatu
aktiva dapat dimasukkan dalam kategori aktiva tak berwujud juka memenuhi syarat, antara lain :

1. Aktiva tersebut dapat diidentifikasikan


2. Perusahaan mempunyai kendali atas aktiva tersebut.
3. Perusahaan memperoleh manfaat dari aktiva tersebut dimasa yang akan datang.

Aktiva seperti ini mempunyai nilai karena diharapkan dapat memberikan sumbangan pada
laba. Yang termasuk dalam pengertian aktiva tidak berwujud adalah (PSAK No. 16) :

 Merek
 Piranti lunak computer
 Lisensi dan waralaba (software)
 Hak kekayaan intelektual meliputi ; hak cipta, hak paten, dan hak kekayaan intelektual
lainnya
 Resep, formula, model, desain, dan prototype
 Aktiva tidak berwujud dalam pengembangan

Golongan-golongan tersebut dapat lebih dirinci atau digabungkan menjadi golongan yang
lebih kecil atau yang lebih besar selama dapat memberi informasi yang relevan bagi pemakai
laporan keuangan.Penilain Aktiva tidak berwujud yang dimiliki dicatat dalam rekening (akun)
sebesar harga perolehannya. Harga perolehan ini tergantung pada cara perolehan aktiva tidak
berwujud. Jika diperoleh dari pembelian maka harga perolehannya sebesar jumlah uang yang
dikeluarkan dalam pembeliannya sampai siap untuk digunakan. Jika aktiva tidak berwujud

6
diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva lain maka harga perolehan sebesar nilai wajar aktiva
yang diterima atau aktiva yang diserahkan. Untuk aktiva tidak berwujud yang diperoleh dari
pertukaran dengan aktiva lain yang sejenis, maka harga perolehannya ditentukan berdasarkan
nilai wajar aktiva yang diserahkan. Selama umurnya, harga perolehan aktiva tidak berwujud
harus diamortisasi, PSAK No. 19 menyatakan bahwa :

Jumlah yang dapat diamortisasikan dari aktiva tidak berwujud harus dialokasikan secara
sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Pada umunya manfaat suatu
aktiva tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aktiva siap digunakan.
Amortisasi harus mulai dihitung saat aktiva siap digunakan.

Metode amortisasi yang dapat digunakan adalah metode garis lurus atau metode lain yang
dianggap lebih cocok bagi perusahaan selama metode tersebut mencermikan manfaat ekonomis.
Aktiva tidak berwujud akan dicantumkan dalam neraca sebesar harga perolehannya dikurangi
akumulasi amortisasi dan akumulasi penurunan nilai.Setelah aktiva tidak berwujud dimiliki oleh
perusahaan, maka biaya-biaya yang akan dikeluarkan selama umur aktiva tidak berwujud
tersebut harus dibebankan pada laba rugi periode berjalan. Pengeluaran selama umur aktiva tidak
berwujud dapat dikapitalisasi jika memenuhi syarat :

1. Pengeluaran tersebut menambah nilai ekonomis.


2. Pengeluaran tersebut dapat diukur secara andal.

Untuk menghitung amortisasi, nilai sisa aktiva tidak berwujud biasanya ditetapkan
sebesar 0 rupiah, kecuali bila : ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aktiva pada akhir
masa manfaatnya, dan ada pasar yang aktif bagi aktiva tersebut.Aktiva tidak berwujud yang
dihentikan pemakainnya atau tidak lagi memiliki nilai ekonomis tidak boleh diakui dan
dimasukkan dalam neraca.Bila terdapat selisih antara jumlah penerimaan bersih karena
penghentian aktiva tidak berwujud dengan nilai bukunya, maka diakui sebagai keuntungan atau
kerugian .Berikut ini uraian untuk setiap aktiva tidak beruwujud.

 Merek

Merek atau cap dagang adalah hak untuk menggunakan merek dagang. Merek atau cap
dagang bisa didaftarkan sehingga akan dilindungi oleh undang-undang. Hak untuk menggunakan
suatu merek dagang adalah tidak terbatas. Merek dagang bisa juga diperoleh dari suatu

7
pembelian, dalam keadaan ini harga perolehan yang dicatat adalah harga beli dan semua biaya
pembelian sampai merek itu siap digunakan.Apabila merek dagang ini dibuat sendiri maka harga
perolehannya adalah biaya-biaya untuk merencanakan dan mendaftarkan. Karena umunya tidak
terbatas maka dilakukan amortisasi, tetapi terkadang karena naggapan akan adanya perubahan-
perubahan dimasa yang akan datang maka harga perolehan merek dagang akan dihapuskan
dalam periode yang pendek. Jurnal untuk mencatat perolehan merek dagang adalah :

Merek Rpxxx

Kas Rpxxx

Amortisasi merek dicatat dengan jurnal berikut :

Amortisasi merek Rpxxx

Merek (akumulasi amortisasi merek) Rpxxx

 Software (Piranti lunak komputer)

Software (piranti lunak komputer) adalah kumpulan konsep, aktivitas ndan prosedur yang
digunakan dalam program komputer untuk melaksanankan fungsi atau pekerjaan tertentu. Ada
dua jenis software komputer yaitu software aplikasi dan software sistem. Software aplikasi
merupakan software yang dapat digunakan dalam menyelsaikan tugas atau pekerjaan tertentu,
seperti word processing, spreadsheet, software akuntansi dan lain-lain. Software sistem biasanya
merupakan software yang dibutukan agar sitem komputer dapat berfungsi seperti sistem operasi,
sistem manajemen basis data, program utilitas dan lain-lain. Software sistem biasanya dibeli
bersamaan dengan pembelian perangkat keras komputer. Software aplikasi dapat dibeli
bersamaan dengan pembelian perangkat keras komputer. Software aplikasi dapat dibeli atau
dibuat sendiri. Harga perolehan software aplikasi yang dibeli adalah sebesar harga beli ditambah
semua biaya sampai software itu siap digunakan. Apabila perusahaan mengembangkan sendiri
software aplikasinya, maka harga perolehannya adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk
membuat software tersebut. Harga perolehan software aplikasi dan software sistem akan
diamortisasi selama umur ekonomis atau masa manfaatnya.

8
 Lisensi dan Waralaba

Lisensi atau waralab adalah hak yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada pihak lain
untuk menggunakan fasilitas yang dimiliki menggunakan hak merek atau cap dagang, ataupun
menjual barang dan jasa. Pihak yang memberikan hak bisa badan pemerintah atau perusahaan
swasta. Akhir-akhir ini perkembangan sistem franchise menunjukkan kemajuan pesat di bidang
usaha swasta sendiri, baik bagi masyarakat maupun bagi franchise. terdapat berbagai jenis
franchise dalam praktek. Jenis-jenis ini dapar dikelompokkan menjadi dua, yaitu sistem franchise
untuk produk dan jasa, dan sistem franchise lisensi untuk merek dagang. Akuntansi untuk
franchise fee revenue diatur dalam FASB Statement Nomor 45. Lisensi dan waralab diperoleh
dengan suatu kontrak yang harganya dibayarkan sekaligus pada saat pengembangan kontrak,
maka jumlah yang dibayarkan tersebut merupakan harga perolehan yang akan diamortisasi
selama masa manfaat.

 Paten

Paten adalah suatu hak yang diberikan kepada pihak yang menemukan sesuatu yang baru
untuk membuat, menjual atau mengawasi penemuannya selama jangka waktu tertentu. Kalau
paten itu tidak dapat diperpanjang maka penemuan tadi akan diperbaiki atau diubah sehingga
bisa diperoleh paten baru. Paten mungkin digunakan sendiri oleh penemunya atau diserahkan
pada pihak lain dengan perjanjian-perjanjian tertentu. Yang termasuk harga perolehan paten, jika
paten itu diperoleh karena pengembangan, adalah biaya-biaya pendaftran, biaya pembuatan
model dan gambar-gambar dan biaya-biaya dibeli dari pihak lain akan dicatat sebesar harga
perolehannya yang terdiri dari harga baru dan semua biaya yang dikeluarkan sampai paten itu
siap digunakan. Apabila terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap hak paten, maka biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk menjaga hak ini akan dikapitalisir. Paten akan diamortisasi selama umur
kegunaannya. Umur paten bisa juga dihitung atas dasar unit produk yang akan dibuat.

Amortisasi paten dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

Amortisasi paten Rpxxx

Paten (akumulasi amortisasi paten) Rpxxx

9
Amortisasi paten akan dikelompokkan dalam biaya produksi, jika paten itu digunakan
dalam proses produksi, tetapi jika paten itu digunakan untuk kegiatan yang berhubungan dengan
penjualan maka amortisasi paten akan dibebankan sebegai biaya penjualan.

 Hak Cipta

Hak cipta adalah hak yang diberikan kepada pengarang atau pemain (artis/aktor) sejak
menerbitkan, menjual atau mengawasi karangannya, musik atau pekerjaan pementasan dan karya
seni lainnya. Hak cipta seperti halnya paten termasuk dalam hak kekayaan intelektuanl yang
dilindungi undang-undang. Hak cipta bisa digunakan sendiri atau diberikan pada pihak lain
dengan perjanjian-perjanjian tertentu.
Yang termasuk dalam harga perolehan hak cipta adalah semua biaya yang berhubungan dengan
penyusunan pekerjaan itu, termasuk juga biaya-biaya untuk mendaftarkan dan memperoleh hak.
Jika hak cipta itu dibeli maka harga perolehannya adalah jumlah uang yang dibayarkan. Harga
perolehan hak cipta akan diamortisasi sepanjang manfaatnya.

 Resep, Formul, Model, Desain, dan Prototipe

Resep, formula, desain, dan prototipe merupakan penemuan-penemuan yang didapat


perusahaan yang selanjutnya digunakan dalam operasi perusahaan. Ada kalanya ini merupakan
keunggulan atau ciri khas yang membedakan produk perusahaan itu dengan produk perusahaan
lain. Umunya penemuan resep, formula, model, desain, dan prototipe akan didaftarkan
perusahaan sebagai paten atau hak cipta.

 Goodwill (Muhibah)

Goodwill adalah semua kelebihan yang terdapat dalam suatu usaha seperti letak perusahaan
yang baik, nama yang terkenal, pimpinan yang ahli dan lain-lain. Dari tinjauan akuntansi,
goodwill adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba di atas keadaan normal yang
dilibatkan oleh adanya faktor diatas. Keadaan normal adalah suatu tingkat pendapatan dari
investasi yang melebihi jumlah yang akan menarik investor.

10
PSAK No.19 (revisi 2000) paragraph 11 dan 12 menyatakan bahwa:

Muhibah (goodwill) yang timbul dari suatu penggabungan suatu berbentuk akuisisi
mencerminkan pembayaran yang dilakukan oleh pihak yang mengakuisisi dengan harapan akan
memperoleh manfaat ekonomis dimasa depan.

Suatu aktiva tidak berwujud dapat dibedakan secara jelas dengan muhibah (goodwill) Jika
aktiva tidak tersebut dapat dipisahkan. Suatu aktiva disebut “dapat dipisahkan jika perusahaan
dapat menyewakan , menjual, menukarkan, atau mendistribusikan manfaat ekonomis masa depan
yang terdapat pada aktiva tersebut tanpa melepaskan manfaat ekonomis dimasa depan yang
timbul dari aktiva lain yang digunakan dalam aktivitas yang sama dalam menghasilkan usaha.
Goodwill yang dihasilkan secara internal (internally generated) tidak boleh diakui. Goodwill
internal adalah pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan manfaat
ekonomis di masa datang, tetepi pengeluaran tersebut bukan merupakan sumber daya
teridentifikasi yang dikendalikan oleh perusahaan dan bisa diukur secara andal menurut biaya
perolehannya.Dalam pembelian suatu perusahaan , pendapatan perusahaan di masa lalu dipakai
sebagai dasar untuk menaksir pendapatan-pendapatan yang akan datang. Jadi taksiran laba yang
akan datang ini akan dibeli dan dipakai untuk menentukan besarnya goodwill( muhibah) yang
akan dibayar. Sebelum menghitung goodwill(muhibah) , hanya ditentukan terlebih terlebih dulu
nilai aktiva yang ada selain goodwill(muhibah) . dasar yang dipakai biasanya adalah harga pasar
atau jumlah yang kan dapat direalisasi dari aktiva tersebut . perbedaaan antara jumlah uang yang
dibayarkan dengan nilai bersih aktiva merupakan jumlah goodwill (muhibah). Besarnya jumlah
goodwill (muhibah) tergantung kepada perundingan harga , tetapi pembeli bisa memakai
beberapa metode untuk menentukan besarnya goodwill (muhibah). Metode-metode yang dapat
dipakai untuk menghitung goodwill (muhibah) akan diuraikan dibawah . sebagai ilustrasi
penggunaan metode perhitungan goodwill (muhibah) dipaki contoh perusahaan X sebagai
berikut.

11
Laba bersih (tidak termasuk elemen-elemen luar biasa ):

2002 Rp 5.000.000,00

2003 Rp 4.500.000,00

2004 Rp 4.500.000,00

2005 Rp 6.000.000,00

2006 Rp 5.500.000,00

Jumlah Rp 25.500.000,00

Penghasilan bersih rata-rata per tahun Rp 25.500.000,00 : 5 = Rp.5.100.000,00


penghasilan tiap tahun yang akan datang ditaksir sebesar = Rp.5.000.000,00. Pada tanggal 1
januari 2007, aktiva tanpa goodwill (muhibah) dinbila sebesar Rp 45.000.000,00, uang sebesar
Rp 5.000.000 .

 Kapitalisasi pendapatan Bersih Rata-rata

Dalam cara ini jumlah yang akan dibayarkan untuk perusahaan yang dibeli dihitung dengan
mengkapitalisasi taksiran penghasilan yang akan datang dengan tarif. Tarif ini menunjukakan
hasil diharapkan dari investasi tersebut. Selisih jumlah yang akan dibayarkan dengan nilai bersih
aktiva adalah jumlah yang akan dicatat sebagai goodwill (muhibah). Misalnya : hasil dari
investasi diharapkan sebesar 10% maka jumlah yang akan dibayar dihitung sebagai berikut :

Jumlah yang dibayarkan: Rp 5.000.000,00 x 100/10 = Rp 50.000.000,00

Taksiran niali aktiva : Rp45.000.000,00 – Rp.5.000.000,00 = Rp 40.000.000,00

Goodwill (muhibah) Rp 10.000.000,00

 Kapitalisasi kelebihan penghasilan Rata-rata

Di dalam cara ini perhitungan goodwill ( muhibah) didasarkan pada penghasilan bersih rata-
rata dan nilai aktiva yang akan dibeli. Misalnya dari contoh di muka, hasil yang diharapkan dari
investasi tersebut sebesar 10% dan kelebihan penghasilan akan kapitalisir dengan tarif 20 %.
Kelebihan penghasilan dihitung sebagi berikut :

12
Hasil yang normal : 10% x Rp 40.000.000,00 = Rp 4.000.000,00 Taksiran penghasilan/ tahun
yang akan datang = Rp 5.000.000,00

Kelebihan penghasilan / tahun = Rp 1.000.000,00

Harga beli perusahaan termasuk goodwill( muhibah ) dihitung sebagi berikut :

Nilai Aktiva : Rp 45.000.000,00 – Rp 5.000.000,00 = Rp 40.000.000,00

Nilai goodwill (muhibah) : Rp 1.000.000,00 x 100/20 = Rp 5.000.000,00 Jumlah aktiva +


goodwill (muhibah) = Rp 45.000.000,00

Kadang –kadang pembayaran terhadapa kelebihan penghasilan dinyatakan dalam bentuk


waktu. Jadi kapitalisasi kelebihan penghasilan dengan tariff 20 % adalah sama dengan
pembayaran kelebihan penghasilan selama 5 tahun (100%:20%=5). Apabila perusahaan dibeli
tanpa perhitungan goodwill (muhibah) tersendiri maka aktiva yang dibeli harus dinilai dan selisih
dengan jumlah yang dibayarkan dicatat sebagai goodwill (muhibah). Apabila perusahaan ditukar
dengan saham maka jika ada selisih antara lain nilai nominal saham dengan nilai aktiva termasuk
goodwill (muhibah) dicatat sebagai agio/disagio saham.

Misalnya :

Aktiva nilainya Rp 40.000.000,00

Goodwill (muhibah) Rp 5.000.000,00

Ditukar dengan 40.000 lembar saham , nominal Rp 1.000,00 Jurnal yang


dibuat oleh perusahaan yang mengeluarkan saham untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagi
berikut :

Aktiva Rp 40.000.000,00 Goodwill


(muhibah) Rp 5.000.000,00 Modal saham
Rp 40.000.000,00 Agio saham Rp
5.000.000,00

Goodwill ( muhibah) yang diperkirakan umurnya tidak terbatas akan dicatat dengan dasar
harga perolehannya. Tetapi apabila keadaan menunjukkan bahwa kelebihan –kelebihan yang
dimiliki oleh perusahaan sudah berkurang dan kelebihan-kelebihan tadinya dicata sebagai

13
goodwill(muhibah) maka diadakan penyesuaian terhadap goodwill (muhibah) pengurangan ini
akan dibebankan sebagai biaya apabila dianggap ada hubungannya dengan pendapatan periode
tersebut. Jika goodwill (muhibah) umurnya terbatas maka dilakukan amortisasi setiap periode.

 Beban yang ditangguhkan

Beban yang ditangguhkan juga merupakan aktiva tidak berwujud bedanya dengan aktiva

tidak berwujud yang telah disebutkan di muka adalah bahwa aktiva tidak berwujud itu

mempunyai nilai karena merupakan hak yang diharapkan dapat mambantu mendapatkan laba,

sedangkan, beban yang ditangguhkan itu mempunyai nilai karena merupakan pembayaran di

muka untuk beberapa periode yang relative lama, karena pembayaran biaya dimuka ini dilakukan

untuk beberapa periode maka setiap periode dilakukan amortisasi. Yang termasuk dalam beban

yang ditangguhkan adalah pendirian perusahaan. Beban ditangguhkan dapat juga dilaporkan

dalam neraca terpisah dari kelompok aktiva tidak berwujud

 Biaya riset (penelitian ) dan pengembangan

Di dalam perusahaan-perusahaan besar, sering dilakukan penelitian/ percobaan untuk


memperbaiki/ mengembangkan proses produksi maupun produknya. PSAK no.19 menyatakan
bahwa riset adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan
memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru. Biaya
yangdikeluarkan untuk riset harus diakui sebagai beban dalam periode terjadinya. Contoh
kegiatan riset :

1. Kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan baru


2. Pencarian,evaluasi, dan seleksi penerapan temuan riset atau pengetahuan lainnya.
3. Pencarian alternative bahan baku , peralatan ,produk, produk ,system, atau jasa.
4. Perumusan , desain,evaluasi, dan seleksi berbagai alternative kemungkinan bahan baku,
peralatan, produk, proses ,system, dan jasa.

Sedangkan yang dimaksud pengembangan adalah penerapan temuan riset atau pengetahuan
lainnya pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, system,

14
atau jasa yang sifatnya baru atau yang mengalami perbaikan yang substansial sebelum
dimulainya produksi komersial atau pemakaian. Perusahaan di mungkinkan untuk mengakui
biaya pengembangan sebagai aktiva tidak berwujud jika memenuhi syarat berikut :

1. Ada jaminan tentang kelayakan penyelsaiannya.


2. Biaya untuk menyelesaikan, menggunakan, dan menjualnya dapat dihitung.
3. Perusahaan memiliki kemampuan untuk menggunakan atau menjualnya.
4. Menghasilkan menfaat ekonomis dimasa yang akan datang
5. Perusahaan memiliki kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait
selama masa penggunaannya.

Menurut PSAK No.19 biaya riset dan pengembangan harus diakui sebagai beban pada
metode terjadinya, namun apabila perusahaan mengalokasikannya (diamortisasi) maha harus
dilakukan secara rasional dan konsisten.

 Biaya pendirian perusahaan (Organiztion Costs)

Biaya yang terjadi dalam mendirikan perusahaan seperti izin, pajak , biaya cetak saham,
formulir dan lain-lain dikapitalisasi dalam rekening biaya pendirian. Ada beberapa pendapat
yang berhubungan dengan biaya pendirian sebagai berikut:

a. Karena biaya pendirian itu memberikan manfaat selama perusahaan berdiri maka biaya
pendirian tidak diamortisir dan akan Nampak didalam neraca selama perusahaan itu
masih ada
b. Biaya pendirian ini tidak dapat memberikan manfaat langsung kepada operasi
perusahaan, oleh karena itu biaya pendirian akan diamortisir. Jangka waktu amortisasi
tidak tentu tetapi tergantung pada kebijaksanaan perusahaan. Kadang-kadang tidak
diamortisir, tetapi dihapuskan sekaligus dalam tahun pertama. Tetapi dengan adanya APB
nomor 17 , amortisasi hatus dilakukan tidak melebihi 40 tahun.

15
AKTIVA UNTUK SUMBER DAYA ALAM

A. Konsep Dasar Aktiva Sumber Daya Alam

Tidak semua perusahaan memiliki aset yang dapat diperbaharui pada saat nilai
ekonomisnya habis. Beberapa perusahaan memiliki aset tetap yang tidak dapat diperbarui atau
diganti pada saat nilai ekonomisnya sampai pada titik yang terendah. Aset tetap tersebut yaitu
Sumber daya alam (natural resource). Sumber daya alam merupakan aktiva tetap yang sering kali
disebut dengan aktiva yang dapat habis. Yang termasuk ke dalam aktiva ini adalah minyak,
mineral, kayu hutan, bijih besi, dan sumber daya alam lainnya. Aktiva ini dikarakteristikan
dengan dua fitur utama :


 Pengambilan (penggunaan) sepenuhnya aktiva tersebut;
 Penggantian aktiva ini hanya dapat dilakukan oleh tindakan alam.

Tidak seperti pabrik dan peralatan, sumber daya alam dikonsumsikan secara fisik selama
periode penggunaan dan tidak mempertahankan karakteristik fisiknya. Namun masalah akuntansi
yang berhubungan dengan sumber daya alam serupa dengan yang dihadapi oleh aktiva tetap.

Perusahaan-perusahaan seperti pertambangan dan kehutanan memiliki jenis aset tetap yang
tidak dapat diperbarui dan harus dicari yang baru lagi jika ingin memilikinya. Harga perolehan
aset tetap yang berupa sumber daya alam seperti itu harus dialokasikan ke periode-periode
akuntansi yang memperoleh pendapatan dari aset tetap tersebut. Pengalokasian harga perolehan
inilah disebut dengan deplesi. Jumlah deplesi ditentukan dengan mengalihkan kuantitas yang di
tambang selama suatu periode dengan tarif deplesi. Tarif ini dihitung dengan membagi biaya
barang tambang dengan estimasi cadangannya.

B. Deplesi Aktiva Sumber Daya Alam

Seperti telah disinggung di atas, deplesi adalah berkurangnya harga perolehan atau nilai
sumber daya alam seperti minyak, mineral, tambang, bijih besi dan hutan kayu yang disebabkan
oleh perubahan sumber daya alam tersebut hingga menjadi persediaan.

C. Metode Perhitungan Deplesi

16
Untuk menghitung deplesi ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu :

 Harga perolehan aktiva : pengeluaran yang memperoleh izin sampai sumber alam itu
dapat diambil hasilnya. Jika kumpulan pengeluaran ini terlalu kecil maka dilakukan
penilaian terhadap sumber daya alam tersebut.
 Taksiran nilai sisa apabila sumber daya alam sudah selesai diekploitasi
 Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat di eksploitasi

Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam, untuk memberikan gambaran yang lebih
jelas berikut ini contohnya :

Tanah yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga Rp. 20.000.000. taksiran isinya
sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut setelah di eksploitasi ditaksir bernilai Rp.2.000.000. deplesi
per ton dihitung sebagai berikut :

Deplesi = Rp. 20.000.000 +Rp. 2.000.000.

150.000

= Rp. 120 per ton

Jika pada tahun pertama bisa di ekploitasi sebanyak 40.000ton, maka deplesi untuk tahun
tersebut = 40.000 x Rp.120 = Rp. 4.800.000

Jurnal yang dibuat untuk deplesi tersebut adalah :

Deplesi Rp. 4.800.000

Akumulasi deplesi Rp. 4.800.000

D. Revisi Perhitungan Deplesi

Jika pembangunan tambang atau sumber alam itu juga terjadi dalam masa eksploitasi
sedangkan biayanya ditaksir dimuka pada waktu akan menghitung beban deplesi , jadi
kenyataannya biaya pembangunan berbeda dengan yang sudah ditaksir makaperhitungan deplesi
perlu direvisi. Begitupun juga jika taksiran isi tambangnya berbeda dengan taksiran isi tambang
17
yang dipakai dalam menghitung deplesi maka perhitungan deplesi perlu direvisi. Koreksi
terhadap deplesi dapat dilakukan dengan 2 cara yakni :

 Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi, begitu juga untuk deplesi yang
akan datang.
 Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi, tetapi deplesi tahun-tahun
yang akan datang dilakukan dengan data yang terakhir.

Dalam cara pertama koreksi dilakuan seperti halnya dalam aktiva tetap. Pada saat diketahui
adanya perubahan, dihitung lagi deplesi per unit kemudian dilakukan koreksi. Misalnya deplesi
yang lalu terlalu besar. Jurnal koreksinya :

Akumulasi deplesi Rp.xx

Laba tidak dibagi (koreksi laba tahun lalu) Rp. Xx

Dalam cara kedua, deplesi tahun lalu tidak dikoreksi, tetapi deplesi untuk tahun berjalan dan
tahun-tahun yang akan datang direvisi.

18
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Istilah aktiva tidak berwujud digunakan untuk menunjukkan aktiva-aktiva yang umurnya
lebih dari satu tahun dan tidak mempunyai bentuk fisik. Dalam PSAK No. 19 (revisi 2000)
dinyatakan bahwa aktiva tidak berwujud adalah aktiva non moneter yang dapat diidentifikasi dan
tidak mempunyai bentuk fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau
menyerahkan barang atau jasa, disewakan pada pihak lainnya untuk tujuan administratif.

Tidak semua perusahaan memiliki aset yang dapat diperbaharui pada saat nilai
ekonomisnya habis. Beberapa perusahaan memiliki aset tetap yang tidak dapat diperbarui atau
diganti pada saat nilai ekonomisnya sampai pada titik yang terendah. Aset tetap tersebut yaitu
Sumber daya alam (natural resource). Sumber daya alam merupakan aktiva tetap yang sering kali
disebut dengan aktiva yang dapat habis.

19
DAFTAR PUSTAKA

Martani Dwi. 2016. Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta. Salemba Empat.

Baridwan Zaki. 2010. Intermediate Accounting. Yogjakarta. BPFE-Yogyakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai