Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS JEMBER

Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila


Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan Kronologi Perumusan Pancasila

Disusun oleh:
Agung Setia Budi
211910301132

Dosen Pengampu:
Anis Syatul Hilmiah, M. Pd.

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil


Universitas Jember
September 2021
SEJARAH BANGSA INDONESIA
Berbicara mengenai sejarah bangsa Indonesia tidak lepas dari dasar Negara kita yaitu
Pancasila. Pendidikan Pancasila dalam perkuliahan bukan hanya membahas apa itu Pancasila? Apa
isi dari Pancasila? Dsb, tetapi lebih dari itu mahasiswa diminta untuk lebih kritis dan memaknai
lebih lanjut tujuan dibuatnya Pancasila? Kronologi perumusannya? Siapa orang dibaliknya? Dll,
yang bisa kita satukan dalam suatu kata yaitu “Sejarah”. Menurut Mohammad Hatta, pengertian
sejarah adalah dalam wujudnya tentang masa lampau. Sejarah bukan sekadar melahirkan kriteria
dari kejadian di masa lalu, tetapi pemahaman masa lampau yang mengandung berbagai dinamika,
mungkin berisi problematik pelajaran bagi manusia berikutnya. Sebagai generasi penerus bangsa
kita setidaknya harus mengetahui sejarah pada masa lalu karena selain berfungsi sebagai sumber
pengetahuan dan dijadikan media untuk menelusuri fakta dan peristiwa yang terjadi di masa lalu,
sejarah juga bisa menjadi media pembelajaran untuk generasi seterusnya agar kesalahan-kesalahan
dimasa lalu tidak terulang.
Sebelum memulai membicarakan sejarah bangsa Indonesia dan Pancasila, kita wajib
mengetahui poin-poin berikut:
1. Pancasila sebagai dasar negara RI digali dari nilai-nilai agama dan budaya bangsa
Indonesia.
2. Sebelum Pancasila disahkan oleh PPKI sebagai dasar negara, nilai-nilai Pancasila telah
melekat pada bangsa Indonesia.
3. Bangsa Indonesia berpancasila dalam tri prakara (adat istiadat, religi, kenegaraan).
Tiga poin diatas adalah inti yang ada diajarkan pada pembahasan sejarah bangsa Indonesia
melalui matakuliah Pendidikan Pancasila di Universitas Jember. Sejarah bangsa Indonesia dan
perumusan Pancasila tidak terlepas dari organisasi bernama BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia), pembentukan BPUPKI pada tanggal 1 Maret 1945 yang di
ketuai oleh dr Radjiman Wedjodiningrat dengan anggota sebanyak 67 orang (60 orang Indonesia
dan 7 orang Jepang). Sidang pertama BPUPKI pada tanggal 28 Mei – 1 Juni 1945 dan dimulai dari
bapak dr Radjiman Wedjodiningrat dengan membuka rapat dengan pertanyaan “apa dasar Negara
Indonesia yang akan kita bentuk ini?’ setelahnya sidang ini membahas tentang dasar negera
Indonesia merdeka dan didapat 3 usulan dari M. Yamin, Mr. Seopomo, dan Ir. Soekarno.
M. Yamin mengusulkan dasar Negara Indonesia, yaitu:
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan\
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
Mr. Soepomo memaparkan tiga teori juga sebagai dasar negara, yaitu:
1. Negara Individualistik, yaitu negara yang disusun atas dasar kontrak sosial dari
warganya dengan mengutamakan kepentingan individu sebagai mana diajarkan oleh
Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jackques Rousesou, H.J. Laski.
2. Negara golongan (class theory) yang diajarkan Marx, Lenin.
3. Negara Integralistik, negara tidak boleh memihak pada salah satu golongan tetapi
berdiri di atas semua kepentingan (Spinoza, Adam Muller, Hegel).
Ir. Soekarno juga mengusulkan dasar Indonesia merdeka/fundamen yang diatasnya
didirikan gedung Indonesia merdeka, yaitu:
1. Kebangsaan (nasionalisme)
2. Kemanusiaan (internasionalisme)
3. Musyawarah, mufakat, perwakilan
4. Kesejahteraan social
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Yang selanjutnya kelima prinsip tersebut diberi nama Pancasila.
Dibentuknya panitia delapan juga salah satu sejarah berdirinya bangsa Indonesia, panitia
delapan dibentuk pada tanggal 1 Juni 1945 yang beranggotakan, yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Moh. Hatta
3. Sutardjo
4. A. Wachid Hasyim
5. Ki Bagus Hadikoesoemo
6. Oto Iskandardinata
7. Moh. Yamin
8. Mr. A. A. Maramis
Tugas dari panitia delapan yaitu menampung dan mengidentifikasi usulan anggota
BPUPKI. Di dalam catatan sejarah berdasarkan usulan yang masuk diketahui, ada perbedaan
tetang usulan dasar Negara, golongan Islam menghendaki Negara bersyariat Islam, sedangkan
sisanya menghendaki Negara tidak berdasarkan hukum agama apapun.
Setelah tidak menemukan titik akhit dibentuk lagi panitia kecil yang diberi nama panitia
sembilan yang berasal dari golongan Islam dan golongan Nasionalis, yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Moh. Hatta
3. Moh. Yamin
4. Mr. A. A. Maramis
5. Ahmad Soebardjo
6. Abikusno Tjokrosoejoso
7. Abdul Kahar Muzakkir
8. A. Wachid Hasyim
9. H. Agus Salim
Sidang pertama panitia Sembilan di tanggal 22 Juni 1945 menghasilkan kesepakatan dasar
Negara yang tertuang dalam alinea keempat rancangan preambule UUD 1945, yaitu:
1. Ketuhanan , dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama Piagam Jakarta. Isi
lengkapnya disebut rancangan preambule hukum dasar.
Sidang kedua BPUPKI pada tanggal 10 Juli – 16 Juli 1945 menghasilkan beberapa hasil
akhir, yaitu:
1. Dasar Negara yang disepakati yaitu Pancasila seperti dalam isi Piagam Jakarta
2. Bentuk Negara yaitu Republik (55 suara dari 64 suara yang hadir)
3. Wilayah Indonesia disepakati meliputi Wilayah Hindia Belanda + Timor Timur +
Malaka (39 suara)
4. Dibentuk tiga panitia kecil:
a. Panitia Perancang UUD diketuai oleh Ir. Soekarno
b. Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai oleh Moh. Hatta
c. Panitia Pembela Tanah Air diketuai oleh Abikusno Tjokrosoejoso
Pada tanggal 9 Agustus 1945, organisasi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
dibentuk, yang diketuai oleh Ir. Soekarno dengan jumlah anggota 21 orang. PPKI dibentuk sebagai
komite nasional pembentukan Negara. Detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945, Jepang menyerah pada sekutu setelah Negara Jepang di Bom Atom
oleh Amerika. Saat itu golongan pemuda meminta soekarno untuk segera mengumumkan
kemerdakaan RI sedangkan golongan tua masih pikir-pikir. kejadian tersebut terjadi di
Rengasdengklok dan juga Ir. Soekarno dan Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di Jakarta.
Sore hari setelah proklamasi terjadi, datang perwakilan Jepang ke rumah Moh. Hatta,
menyampaikan keberatan Wakil Indonesia bagian Timur terhadap tujuh kata dalam sila pertama
Piagam Jakarta. Besoknya pada tanggal 18 Agustus 1945 sebelum siding pertama PPKI, Moh.
Hatta menemui wakil-wakil Islam, dan sepakat untuk menghilangkan tujuh kata tersebut. Dalam
rapat tersebut disahkan juga UUD 1945 dan menetapkan Ir. Soekarno serta Moh. Hatta sebagai
Presiden dan Wakil Presiden, dan juga membentuk KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) yang
bertugas mendampingi Presiden dan Wakil sampai terbentuknya MPR dan DPR.
Sebagai penutup, Perjuangan Bangsa Indonesia tidak lepas dari berbagai macam orang,
suku, agama, dsb. Maka dari itu kenapa Pancasila bisa dipilih dan bertahan sebagai dasar Negara
karena memang Pancasila sangat cocok untuk masyarakat di Indonesia dari dulu sampai dengan
sekarang, dans sebagai generasi bangsa yang akan dating kita sewajibnya bangga dengan adanya
Pancasila sebagai dasar Negara, karena jika bukan Pancasila tidak ada itu Negara Indonesia.
REFERENSI:
- Lestari, P., Saputro, I. H., & Kuliah, M. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA,
KRONOLOGI PANCASILA, PENGESAHAN PANCASILA DAN PERKEMBANGAN
PANCASILA.
- RI, A. P. S. D. N. PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
RI.
- Purwanta, H. (2018). Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia.
Jurnal Candi, 18(2), 124-137.
- Susilo, A. (2018). Sejarah Perjuangan Jenderal Soedirman dalam Mempertahankan
Indonesia (1945-1950). HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 6(1), 57-
68.
- Setijo, P. (2006). Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa: Dilengkapi
dengan Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen. Grasindo.
- https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
-

Anda mungkin juga menyukai