Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH AGAMA

"RUKUN IMAN DAN CABANG IMAN”

Nama : Firman Alfarizi Putra (210311018)


Nama : Faizal Darmawan (210311005)

Fakultas: Teknik
Prodi: Peternakan
Semester: 1 (Ganjil)
Dosen Pengampu: H. Adang Darmawan M.pd

Tahun Ajaran : 2021/2022

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Rukun Iman Dan Ca” ini
dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam makalah
yang disusun .oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalhaan tersebut. Keritik
dan saran dari pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna meningkatkan
kualitas tulis ke depanya.

Cirebon, 28 Oktober 2021

Kelompok 7
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................5
1. Apa pengertian iman....................................................................................5
2. Sebutkan cabang dari iman..........................................................................5
C. Metode Pengumpulan Data.............................................................................5
D. Tujuan..............................................................................................................5
1. Untuk mengetahui apa itu iman...................................................................5
2. Untuk mengeathui apa itu cabang iman......................................................5
E. Manfaat............................................................................................................5
1. Bagi mahasiswa.............................................................................................6
2. Bagi dosen.....................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................7
1. Pengertian Rukun Iman....................................................................................7
Rukun-rukun Iman...............................................................................................7
2. Pengertian Cabang Iman..................................................................................7
Cabang-cabang Iman...........................................................................................7
BAB III PENUTUP.......................................................................................................9
1. Kesimpulan.......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................10

A.
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah


syar’i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan
anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan
maksiat". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab
itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan
berkurang". Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad,
Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya.
[1]
 Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan
lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.

Imam Syafi’i berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa
bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang
dengan sebab kemaksiatan.”
Imam Ahmad berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia bertambah
dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.”
Imam Bukhari mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang
ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih
bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.”
Murid Al Imam Syafi’i yang bernama Ar-Rabi’ berkata: “Aku mendengar Al-
Imam Asy-Syafi’i berkata: “Iman adalah ucapan dan amalan, bertambah dan
berkurang.”
Pada riwayat yang lain terdapat tambahan: “Bertambah dengan ketaatan dan
berkurang dengan kemaksiatan.”
Makna bertambah dan berkurangnya iman seperti yang ditanyakan oleh putra
Imam Ahmad yaitu Shalih rahimahullahu. Shalih rahimahullahu berkata: “Aku
bertanya kepada ayahku, apa itu makna bertambah dan berkurangnya iman?”.
Beliau menjawab: “Bertambahnya iman adalah dengan adanya amalan,
berkurangnya adalah dengan meninggalkan amalan, seperti
meninggalkan shalat, zakat, dan haji.”

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian iman
2. Sebutkan cabang dari iman

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan metode internet, yaitu


dengan browsing di Google.

D. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu iman


2. Untuk mengeathui apa itu cabang iman

E. Manfaat

1. Bagi mahasiswa

Memperkuat rukun iman dan cabangnya pada Allah Swt pada


mahasiswa tentang pentingnya rukun iman dikehidupan sehari-hari
dan untuk mempersiapkan siswa untukmengetahui dan mendalami
yang benar yang sesuai dengan ajaran al-Qur’an.

2. Bagi dosen

Sebagai acuan untuk menerapkan dan membimbing siswa agar


kualitas siswa dalam mengamalkan rukun iman menjadi lebih baik.
BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Rukun Iman

Rukun-rukun Iman

Yang dimaksud rukun iman adalah sesuatu yang menjadi sendi tegaknya iman.
Rukun iman ada enam:

1. Iman kepada Allah


2. Iman kepada para malaikat
3. Iman kepada kitab-kitab samawiyah
4. Iman kepada para rasul
5. Iman kepada hari Akhir
6. Iman kepada takdir Allah, yang baik maupun yang buruk.

Dalilnya adalah jawaban Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ketika Jibril


bertanya padanya tentang iman:
“Engkau beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitab-Nya, para rasulNya,
kepada hari akhir Akhir dan engkau ber-iman kepada takdir, yang baik maupun
yang buruk.” (HR. Al-Bukhari, I/19,20 dan Muslim , I/37)

2. Pengertian Cabang Iman

Cabang-cabang Iman

Cabang-cabang iman bermacam-macam, jumlahnya banyak, lebih dari 72 cabang.


Dalam hadits lain disebutkan bahwa cabang-cabangnya lebih dari 70 buah.

Dalil cabang-cabang iman adalah hadits Muslim dari Abu Hurairah Radhiallaahu
anhu, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
“Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih; yang paling
utama adalah ucapan “la ilaha illallahu” dan yang paling rendah adalah
menyingkirkan rintangan (kotoran) dari tengah jalan, sedangkan rasa malu itu
(juga) salah satu cabang dari iman.” (HR. Muslim, I/63)
Beliau Shalallaahu alaihi wasalam menjelaskan bahwa cabang yang paling utama
adalah tauhid, yang wajib bagi setiap orang, yang mana tidak satu pun cabang iman
itu menjadi sah kecuali sesudah sahnya tauhid tersebut. Adapun cabang iman yang
paling rendah adalah menghilangkan sesuatu yang mengganggu kaum muslimin, di
antaranya dengan menyingkirkan duri atau batu dari jalan mereka.

Lalu, di antara ke dua cabang tersebut terdapat cabang-cabang lain seperti cinta
kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, cinta kepada saudara muslim
seperti mencintai diri sendiri, jihad dan sebagainya. Beliau tidak menjelaskan
cabang-cabang iman secara keseluruhan, maka para ulama berijtihad
menetapkannya.

Al-Hulaimi, pe-ngarang kitab “Al-Minhaj” menghitungnya ada 77 cabang,


sedangkan Al-Hafizh Abu Hatim Ibnu Hibban menghitungnya ada 79 cabang
iman. Sebagian dari cabang-cabang iman itu ada yang berupa rukun dan ushul,
yang dapat menghilangkan iman manakala ia ditinggalkan, seperti mengingkari
adanya hari Akhir; dan sebagiannya lagi ada yang bersifat furu’, yang apabila
meninggalkannya tidak membuat hilang-nya iman, sekalipun tetap menurunkan
kadar iman dan membuat fasik, seperti tidak memuliakan tetangga.

Terkadang pada diri seseorang terdapat cabang-cabang iman dan juga cabang-
cabang nifak (kemunafikan). Maka dengan cabang-cabang nifak itu ia berhak
mendapatkan siksa, tetapi tidak kekal di Neraka, karena di hatinya masih terdapat
cabang-cabang iman. Siapa yang seperti ini kondisinya maka ia tidak bisa disebut
sebagai mukmin yang mutlak, yang terkait dengan janji-janji tentang Surga, rahmat
di Akhirat dan selamat dari siksa. Sementara orang-orang mukmin yang mutlak
juga berbeda-beda dalam tingkatannya.
Wallahu a’lam!.
BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan
seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman
dalam ajaran Islam, yaitu: Iman kepada Allah , Iman kepada Malaikat-malaikat
Allah, Iman kepada Kitab-kitab Allah, Iman kepada Rasul-rasul Allah, Iman
kepada hari Kiamat , Iman kepada Qada dan Qadar , Iman kepada Allah serta iman
kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi perilaku seorang muslim, sebab
keyakinan yang ada dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika
seseorang telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar,
maka dalam perilakunya akan senantiasa berhati- hati dan waspada, ia tidak akan
merasa sendirian, kendati tidak ada seorang manusiapun di sekitarnya. Keyakinan
terhadap adanya malaikatakan berpengaruh terhadap perilaku manusia. Jika kita
yakin ada malaikat yang mencatat semua amal baik dan buruk kita, maka seorang
muslim akan senantiasa berhati-hati dalam setiap perbuatannya karena ia akan
menyadari bahwa semua perilakunya tersebut akan dicatat oleh malaikat. Iman
kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang kuat akan
kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus ditempuh manusia
telah diberitahukan Allah dalam kitab suci. Iman kepada rasul merupakan
kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul maka manusia dapat melihat
contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang sesuai dengan apa yang
diharapkan Allah. Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan
akan datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia. Keimanan
tersebut akan melahirkan sikap optimis, yakni bahwa tidak akan ada yang sia-sia
dalam kehidupan manusia, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan amal
ibadah dan balasannya. Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis,
tidak mudah kecewa dan putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai
ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang
terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang.
DAFTAR PUSTAKA

- https://text-id.123dok.com/document/wye3lpk7q-kesimpulan-contoh-
makalah-rukun-iman-agama-islam-makalah-rukun-iman.html

- https://umma.id/article/share/id/1002/252083

- https://id.wikipedia.org/wiki/Rukun_Iman

Anda mungkin juga menyukai