PENDAHULUAN
1. Analisis situasi
Manajer harus dapat menganalisis situasi dengan memperhatikan keadaan masa
lalu, sekarang, dan meramalkan trend dimasa depan. Manajer juga harus memperhatikan
keadaan internal dan eksternal perusahaan.
2. Alternatif rencana dan sasaran
Berdasarkan hasil analisis situasi, dalam proses perencanaan harus dapat
menghasilkan sasaran-sasaran yang ingin dicapai dan rencana-rencana alternatif yang
mungkin digunakan untuk dapat mencapai sasaran ini.
3. Evaluasi rencana dan sasaran
Manajer akan mengevaluasi keuntungan, kerugian, dan pengaruh yang potensial
terhadap setiap alternative rencana dan sasaran yang ada.
4. Pemilihan rencana dan sasaran
Setelah menguji alternatif rencana dan sasaran yang telah ada maka manajer akan
memilih salah satu yang palin masuk akal.
5. Penerapan
Setelah memilih sasaran dan rencana maka akan diterapkan pada perusahaan.
6. Pemantauan dan kontrol
Diperlukan untuk mengetahui apakah rencana-rencana yang telah dijalankan
dilakukan dengan baik dan memenuhi sasaran atau tidak.
Tidak hanya itu, Kodak pun terlindas dengan munculnya Flickr (2004), iPhone generasi
pertama (2007), dan Instagram (2010). Pada tahun 2012 Kodak dinyatakan bangkrut dan kini
hanya tinggal menjadi sejarah fotografi dunia.
dengan inovasi adalah proses pengembangan suatu produk atau sumber daya yang
telah ada sebelumnya, sehingga memiliki nilai manfaat, usaha, dan nilai yang lebih
signifikan. Selain itu, ada juga yang menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan inovasi
adalah pembaharuan berbagai sumber daya sehingga sumber daya tersebut lebih bermanfaat
bagi manusia.
Proses inovasi sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan karena kedua hal ini dapat memfasilitasi produksi hal-hal baru dan berbeda.
Pada prinsipnya, keutamaan suatu inovasi adalah memperbaiki atau menyempurnakan fungsi
penggunaan suatu produk atau sumber daya agar pengguna mendapatkan manfaat yang lebih
baik.
Dua contoh inovasi: perkembangan ponsel yang berubah dan menjadi lebih canggih
dari waktu ke waktu. Jika dulu telepon menggunakan kabel, kini bisa dibawa kemana-mana
dengan fitur dan kegunaan yang sudah sangat lengkap. Cikal bakal mobil yang dulunya hanya
menggunakan tenaga kuda, kini sudah menggunakan listrik yang lebih ramah lingkungan
sekaligus irit.
Inovasi terjadi di berbagai bidang kehidupan manusia, mulai dari dunia teknologi,
bisnis, pendidikan, komunikasi, dan lainnya. Tulisan ini tentunya melihat konteks inovasi
dalam proses pengembangan produk digital.
Saya menemukan hal yang menarik dari pengalaman mengembangkan produk digital
selama lebih dari 10 tahun terakhir. Gambar dibawah ini mudah-mudahan mampu
memberikan gambaran jelas tentang kapan waktunya kita perlu berinovasi.
Ada tiga hal yang perlu kita amati dan waspadai setiap saat.
Learning Organization
Di dalam lingkungan industri, setiap perusahaan seharusnya selalu dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan yang sedang terjadi dipasar. Setiap orang dalam
perusahaan harus dapat mengembangkan potensi perusahaan, dan melakukan observasi
secara berkelanjutan untuk mencapai hasil yang terbaik bagi perusahaannya.
Hal ini yang tidak dilakukan oleh perusahaan Eastman Kodak Corporation. Kodak
seharusnya dapat mengembangkan potensi yang ada. Terlebih sebenarnya pelopor pertama
kamera digital adalah perusahaan Kodak. Pastinya sumber daya manusia yang ada
didalamnya juga memiliki kapasitas yang memadai apabila dilatih dan dimaksimalkan
potensinya untuk dapat menciptakan produk-produk baru yang memiliki tingkat inovasi lebih
tinggi dalam hal menghadapi perubahan teknologi yang sedang berkembang.
Tetapi perusahaan ini terlalu puas dengan apa yang diraih pada masa kejayaannya
yaitu abad ke 20 sehingga membuat Kodak berdiam diri dan tidak mengembangkan potensi
produknya. "Status quo membunuh Kodak”. Berdiam diri di era yang terus bergerak tak akan
membuat perusahaan berjalan dengan baik. Baik perusahaan besar maupun kecil harus tetap
bergerak maju beberapa langkah kedepan, begitupun dengan perusahaan Kodak. Akibatnya
perusahaan ini terlambat mengantisipasi trend kamera digital yang sekarang sedang
berkembang di pasar sehingga berada dalam kondisi sesulit ini.
Managing for Competitive Advantage
Sebuah kunci untuk memahami kesuksesan dari sebuah perusahaan, baik nasional
maupun internasional bukanlah dilihat dari berapa banyak industri dimana perusahaan
beroperasi akan memengaruhi masyarakat atau seberapa besar perusahaan itu akan
bertumbuh. Kuncinya adalah keunggulan kompetitif yang dijalankan oleh perusahaan dan
bagaimana keunggulan itu dapat dipertahankan dan diperbaharui.
Keunggulan kompetitif adalah kelebihan yang dimiliki oleh suatu produk dibanding
dengan produk pesaing agar dapat menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan.
Untuk dapat bertahan dibidangnya, perusahaan harus memiliki keunggulan atas para pesaing
dan mendapatkan keuntungan. Keunggulan kompetitif yang ditekankan oleh perusahaan
Eastman Kodak Corporation dari mulai awal pendiriannya adalah memberikan kualitas tinggi
dan inovasi pada setiap produknya.
Dari awal pendiriannya Kodak selalu memperhatikan kualitas pada tiap produk yang
dihasilkannya. Kualitas yang ditawarkan mencakup kinerja produk yang baik, layanan
terhadap konsumen, tanggung jawab terhadap kecacatan atau kerusakan produk yang
dihasilkan, kesesuaian dengan standar-standar yang telah ditetapkan, daya tahan, dan estetika
bentuk produk.
Pada abad ke-20, Kodak menjadi satu-satunya perusahaan dimana banyak orang
mempercayakan kenangan yang berharga bagi mereka untuk diabadikan dengan produk
fotografi Kodak. Hal itu disebabkan karena Kodak menawarkan kualitas gambar yang baik
untuk setiap hasil bidikan kamera filmnya. Kodak juga bertanggungjawab dengan
memberikan garansi untuk setiap produknya selama batas waktu tertentu. Selain itu, produk
Kodak juga memiliki daya tahan yang cukup kuat dan tahan lama.
Namun mempertahankan saja tidak cukup. Setiap perusahaan seharusnya dapat
memperbaharui kualitasnya agar lebih baik sesuai dengan kemajuan teknologi. Melihat
keadaan Kodak yang tidak dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital saat ini,
maka kualitas pun sudah tidak dapat diandalkan lagi sebagai Competitive Advantage
perusahaan. Kualitas produk para pesaing seperti Nicon atau Canon sudah jauh diatas Kodak.
Kini biarpun Kodak telah mengeluarkan kamera digital namun kinerja produk Kodak masih
terbatas dan kualitas gambar yang dihasilkannya belum dapat menyamai atau bahkan
melampaui para pesaing.
Namun untuk tetap menjadi perusahaan besar yang sukses, hanya dengan
menciptakan suatu competitive advantage itu belumlah cukup. Perusahaan harus senantiasa
mempertahankan dan memperbaharuinya agar tetap mempunyai daya saing yang tinggi
terhadap perusahaan lain.
Di dalam lingkungan industri, setiap perusahaan seharusnya selalu menyesuaikan diri
dengan perkembangan yang sedang terjadi dipasar agar tidak ketinggalan teknologi dengan
perusahaan pesaing lainnya. Perusahaan harus mengikuti trend yang sedang digandrungi oleh
masyarakat agar dapat menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan produk-
produknya.
Sayangnya saat sudah menjadi besar dan sukses dengan kamera filmnya, perusahaan
ini berhenti berinovasi dan tidak dapat memperbaharui inovasinya. Kodak terlalu fokus pada
produksi kamera analog dibandingkan dengan mengembangkan dirinya untuk dapat
memberikan inovasi kamera digital bagi konsumen.
Akibatnya perusahaan ini terlambat mengantisipasi trend kamera digital yang
sekarang sedang berkembang di pasar sehingga berada dalam kondisi sesulit ini. Meskipun
menurut beberapa fotografer mengatakan bahwa pasar kamera analog tidak akan hilang,
namun jumlah kapasitas produksinya akan semakin kecil.
Karena seperti yang diketahui, masyarakat sekarang lebih memilih untuk
menggunakan kamera digital yang sistem penggunaannya lebih sederhana, harga lebih
terjangkau (tergantung brand dan kualitas) dan hasil pemotretan yang jauh lebih bagus.
Dibandingkan dengan kamera analog yang harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk
membeli film dan sistem pencetakan yang agak sulit.
Environment Analysis
1. Pemantauan Lingkungan (Environment Scanning)
Langkah pertama yang mungkin dilakukan untuk menghadapi ketidakpastian dalam
lingkungan adalah dengan menentukan hal apa saja yang penting bagi perusahaan. Namun
sering kali perusahaan mengabaikannya kemudian menyesali tindakan-tindakan tersebut
dikemudian hari.
Penyesalan inilah yang sedang dialami Kodak. Perusahaan fotografi tersebut
sebenarnya berkesempatan besar untuk menjadi perusahaan yang memproduksi kamera
digital yang terbaik, karena Kodak yang pertama kali menemukan kamera digital. Namun
perusahaan tidak melihat potensi tersebut dan akhirnya kehilangan kesempatan mendapatkan
pasar yang penting yang telah direnggut oleh perusahaan pesaing.
Seharusnya tidak akan terjadi hal seperti itu apabila Kodak melakukan pemantauan
lingkungan sebelumnya. Para manajer harus mencari informasi seperti pesaing, hambatan,
produk substitusi, keadaan ekonomi, perubahan teknologi, dan lain-lain. Pemantauan
lingkungan diperlukan untuk memahami perubahan-perubahan, kesempatan-kesempatan, dan
ancaman-ancaman di lingkungan sekitarnya.
3. Peramalan (Forecasting)
Peramalan perlu dilakukan untuk memperkirakan bagaimana tepatnya beberapa
variabel akan berubah dimasa depan. Ini yang merupakan kesalahan dari para manajer
Kodak. Mereka tidak dapat memperkirakan kemajuan teknologi dan selera masyarakat yang
semakin berkembang, serta jumlah permintaan atas produk kamera analog yang semakin
lama semakin berkurang karena adanya kamera digital.
Competitive Environment
1. Pembeli (Buyers)
Dengan adanya para pesaing seperti Canon, Nicon, Sony dan lain-lain membuat
konsumen memiliki banyak pilihan dalam membeli kamera. Hal ini membuat kekuatan
tawar-menawar pembeli menjadi sangat kuat, karena konsumen bisa sangat selektif dalam
menentukan pilihannya. Selera masyarakat juga berubah-ubah mengikuti trend yang sedang
terjadi. Seiring perkembangan zaman disertai dengan kemajuan teknologi dan kesibukan
masyarakat maka mereka lebih menginginkan untuk sesuatu yang lebih mudah, seperti halnya
kamera digital. Dulu Perusahaan Kodak mencapai kejayaan pada abad ke 20 saat dunia hanya
mengenal kamera analog yang agak besar dan sistem penggunaannya agak sulit. Sekarang
zaman sudah berubah, konsumen lebih memilih untuk membeli kamera digital yang sistem
penggunaannya lebih mudah. Namun sayang perusahaan Kodak terlambat mengantisipasi
trend kamera digital yang berkembang saat ini. Meskipun Kodak sempat mencoba
memproduksi kamera digital namun ternyata pasar produk mereka telah direnggut oleh
perusahaan lain yang dapat lebih memenuhi selera konsumen dengan berbagai fitur
terbarunya.
2. Analisis Situasional
Para manajer senantiasa memperhatikan keadaan di masa lalu, sekarang, dan
meramalkan apa yang akan menjadi trend di masa depan. Di masa lalu kamera analog sangat
digandrungi oleh masyarakat dan Kodak menjadi penguasa pasar. Dizaman sekarang
masyarakat sudah banyak beralih ke kamera digital dengan fitur-fitur terbaru meskipun masih
ada sebagian kecil yang menggunakan kamera analog. Manajer juga harus dapat meramalkan
trend di masa datang. Dalam bidang fotografi ini kemajuan teknologi selalu berkembang
maka di masa datang masyarakat akan menuntut kamera digital yang memiliki fitur-fitur dan
kualitas gambar yang lebih baik dari sekarang.
Dalam menganalisis situasional, perusahaan juga harus fokus terhadap kekuatan
internal yang mempengaruhi unit kerja perusahaan dan dapat mempelajari pengaruh-
pengaruh dari lingkungan eksternal. Kodak memang merupakan brand yang sudah terkenal
sejak lama, perusahaan ini juga merupakan perusahaan pertama yang menciptakan kamera
digital. Namun Kodak juga memiliki banyak kelemahan seperti tidak dapat beradaptasi
dengan kemajuan teknologi yang berkembang karena terlalu fokus pada kamera analog,
produk dan fitur kamera digital juga masih berjumlah sedikit bila dibandingkan dengan
pesaing lainnya. Bila dilihat dari lingkungan eksternal perusahaan dalam lingkungan
kompetitif seperti pembeli, pesaing, substitusi yang telah dijelaskan sebelumnya juga seperti
sulit untuk Kodak menaklukan pasar dengan kekuatan internal yang seperti itu.
4. Penerapan
Seperti yang diketahui, bahwa menerapkan tidak akan semudah dan sesederhana
merencanakan sesuatu. Maka untuk mengalihkan bisnisnya dari produk fotografi menjadi
bisnis printing juga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak yang harus
dilakukan oleh perusahaan Kodak karena dia tidak memiliki modal dan aset yang cukup
untuk merestrukturisasi perusahaan ini dan membayar gaji ribuan karyawan.
Sebagai langkah pertama pertama maka Pemimpin Kodak, Antonio Perez
memutuskan untuk mengajukan permohonan perlindungan kebangkrutan lewat proses pailit
ke Pengadilan di Kota Newyork pada tanggal 19 Januari 2012 melalui Chapter 11 Undang-
Undang kepailitan.
Chapter 11 pada intinya berfungsi membantu perusahaan yang sedang terancam
bangkrut atau pailit, tetapi masih memiliki prospek pada masa datang. Itulah sebabnya pasal
ini disebut dengan bankruptcy protection atau proteksi pailit. Keputusan ini dinilai cukup
baik karena akan memungkinkan Kodak untuk terus bekerja memaksimalkan aset
teknologinya.
Kemudian untuk dapat membayar ribuan karyawan dan merestrukturisasi
perusahaannya, Kodak memerlukan banyak uang dan harus melakukan peminjaman uang.
Maka dari itu, Perusahaan fotografi ini menjual lebih dari 1100 hak paten digital imaging
milik Eastman Kodak yang berhubungan dengan capturing, manipulating, dan sharing foto
digital kepada beberapa perusahaan seperti Apple, Google, Facebook, dan Silicon Valley.
Penjualan ini rampung dengan nilai USD 525 juta.
Keputusan untuk menjual hak paten Eastman Kodak secara besar-besaran dilakukan
untuk memenuhi prasyarat peminjaman uang sebesar USD 830 juta. Karena untuk melakukan
pinjaman yang besar maka perusahaan harus mempunyai aset yang besar. Ini merupakan
kebijakan dari pertimbangan faktor resiko. Peminjaman uang ini adalah bagian dari upaya
Kodak agar keluar dari ancaman kebangkrutan. Perusahaan yang berusia lebih dari 130 tahun
itu mengaku telah mendapatkan pinjaman dari Citigroup senilai US$ 950 juta, untuk kurun
waktu 18 bulan.
Keputusan-keputusan yang diambil oleh para manajer Kodak ini merupakan
strategi mereka dalam menghadapi kondisi krisis. Meskipun perusahaan ini tidak dapat
kembali berjaya sebagai perusahaan fotografi namun setidaknya dia dapat mempertahankan
perusahaan ini dengan beralih ke strategi alternatif yaitu bisnis commercial printing.
Melisensikan brand-nya juga merupakan langkah yang tepat agar brand produk kamera
Kodak tidak begitu saja hilang dari pasaran biarpun brand tersebut berada dibawah kendali
perusahaan lain.
2. Kodak berada pada kategori Dogs dalam hal produk kamera sehingga membuat
perusahaan ini melakukan divestasi dan mengalihkan fokus bisnisnya.