Anda di halaman 1dari 20

Analisis Dampak Kebijakan Publik Kenaikan Harga BBM

terhadap Perekonomian Rakyat Indonesia

i
ABSTRAK

Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar secara otomatis mobilitas


keseharian masyarakatnya juga sangat tinggi. Aktivitas ekonomi erat kaitannya
dengan bahan bakar minyak (BBM) sebagai energi penggerak mesin kendaraan
bermotor maupun produksi. Kenaikan harga BBM tentu akan berpengaruh pada
banyak aspek. Berbagai dampak terjadi mengikuti kenaikan harga BBM.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur
dan deskriptif pada fenomena yang diamati. Diketahui harga minyak dunia sedang
melonjak dengan salah satu pemicunya yaitu konflik yang dialami Rusia dan
Ukraina menyebabkan harga BBM di Indonesia harus disesuaikan karena masih
bergantung suplainya dari impor. Kenaikan harga BBM memicu kenaikan harga
berbagai kebutuhan pokok. Seiring dengan naiknya ongkos produksi bisnis yang
berkaitan. Dalam perspektif yang lebih luas turut menyebabkan menurunnya daya
beli masyarakat dan berpotensi menaikkan angka inflasi. Peran pemerintah sangat
diperlukan dan ditunggu untuk mengatasi dampak yang terjadi di tengah
masyarakat.
Kata kunci: BBM, minyak, harga, dampak, pemerintah

ii
ABSTRACT
Indonesia with a large population automatically the daily mobility of its people is
also very high. Economic activity is closely related to fuel oil (BBM) as the
driving force for motorized vehicle engines and production. The increase in fuel
prices will certainly affect many aspects. Various impacts occurred following the
increase in fuel prices. This study uses a qualitative method with a literature and
descriptive study approach to the observed phenomena. It is known that world oil
prices are soaring with one of the triggers, namely the conflict experienced by
Russia and Ukraine causing fuel prices in Indonesia to be adjusted because they
still depend on supply from imports. The increase in fuel prices triggers an
increase in the prices of various basic needs. Along with the increase in the
production costs of related businesses. In a broader perspective, it also causes a
decrease in people's purchasing power and has the potential to increase the
inflation rate. The role of the government is very much needed and awaited to
overcome the impacts that occur in the community.
Keywords: BBM, oil, price, impact, government

iii
DAFTAR ISI

Halaman sampul...............................................................................................i

Abstrak..............................................................................................................ii

Abstract.............................................................................................................iii

Daftar Isi...........................................................................................................iv

Bab I Pendahuluan............................................................................................1

1. Latar belakang......................................................................................1
2. Rumusan masalah.................................................................................3
3. Tujuan penelitian..................................................................................3

Bab 2 Tinjauan Pustaka....................................................................................4

1. Perubahan Kebijakan Publik.................................................................4


2. Dampak Perubahan Kebijakan Publik..................................................4
3. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM).....................................................5
4. Dampak Naiknya Harga BBM..............................................................5
5. Penelitian terdahulu..............................................................................6

Bab 3 Metode Penelitian...................................................................................7

Bab 4 Hasil dan Pembahasan............................................................................8

Bab 5 Penutup...................................................................................................14

Daftar Pustaka...................................................................................................15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Indonesia menempati lima besar negara dengan jumlah penduduk


terbanyak di dunia. Mobilitas keseharian masyarakat Indonesia untuk
berbagai aktivitas ditopang oleh keberadaan kendaraan bermotor baik
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Sehingga penggunaan
kendaraan bermotor juga akan mengikuti tingginya mobilitas masyarakat,
yang kemudian berkaitan dengan kebutuhan kendaraan akan bahan bakar
minyak (BBM). Populasi kendaraan bermotor yang terus meningkat dan
mobilitas penggunaannya yang tinggi akan berhubungan erat dengan
tingginya konsumsi BBM.

Konsumsi yang tinggi membuat diperlukannya manajemen harga


BBM dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Melalui kementerian ESDM
bersama para pemagku kebijakan terkait harga BBM diatur untuk tetap
mendukung aktivitas perekonomian masyarakat Indonesia, termasuk terus
berupaya menjaga harga jual ke masyarakat tetap stabil dan terjangkau.
Namun, harga minyak dunia yang menjadi acuan penentuan harga BBM
dalam negeri sering mengalami fluktuasi. Belum lagi dengan konsumsi
BBM yang tinggi, jika subsidi terus dilakukan maka akan mengganggu
keseimbangan keuangan negara.

Masyarakat Indonesia sudah beberapa kali mengalami kenaikan


harga BBM, sejak masa pemerintahan Orde Baru hingga di tengah masa
kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Menurunkan harga BBM relatif
jarang terjadi, tercatat hanya pada masa pemerintahan Presiden Habibie
terjadi penurunan harga sebesar Rp200 per liter. Kemudian terakhir
pemerintah Indonesia baru saja kembali menaikkan harga pada beberapa
jenis BBM. Pada jenis Pertamax naik dari yang sebelumnya Rp9.000-
9.400/liter menjadi Rp12.500/liter dan BBM jenis Pertalite naik menjadi

1
Rp10.000/liter per 1 April 2022. Gejolak terjadi terutama dengan naiknya
harga Pertalite yang merupakan BBM bersubsidi dan dirasa akan
membebani masyarakat. Pertalite juga merupakan jenis BBM dengan
angka konsumsi tertinggi berdasarkan data dari Kementerian ESDM, yaitu
pada 2021 dikonsumsi mencapai 23 juta kilo liter. Angka tersebut
merupakan sekitar 79% konsumsi bahan bakar minyak secara keseluruhan,
sedangkan jenis lain seperti Pertamax, Pertamax Turbo, dan Premium
secara total hanya 21% konsumsinya.

Pertalite sebagai BBM bersubsidi merupakan jenis yang paling


mudah dijangkau oleh masyarakat, tetapi kini justru dirasa sering
mengalami kelangkaan di pasaran. Fenomena tersebut seperti yang terjadi
saat sebelumnya masih terdapat Premium sebagai BBM bersubsidi utama.
Naiknya harga BBM, terutama BBM bersubsidi membuat masyarakat
resah karena dianggap akan memberi dampak pada perekonomian
masyarakat. Bahkan berbagai ahli telah memprediksi kenaikan harga BBM
akan memicu naiknya angka inflasi.

Naiknya harga BBM tidak hanya berdampak pada masyarakat di


tingkat rumah tangga, tetapi juga berdampak pada operasional perusahaan.
Berbagai usaha akan terdampak karena banyak mobilitas barang, produksi,
dan aktivitas bisnis lainnya akan membengkak dari biaya operasionalnya.
Harga barang dapat terpicu naik dan menyebabkan daya beli masyarakat
justru akan berkurang. Secara umum akan menghambat aktivitas dan
pertumbuhan ekonomi.

Peran pemerintah sangat diperlukan dalam menangani dampak


yang akan terjadi di berbagai sektor kehidupan masyarakat maupun bisnis.
Pemerintah perlu segera menanganinya dengan mengintervensi atau
dengan memberikan insentif dalam bentuk lain agar daya beli masyarakat
tetap baik. Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk membahas lebih
dalam tentang proses kebijakan yang diambil beserta peran yang

2
dimainkan oleh pemerintah. Kaitan utamanya yaitu analisis dampak dari
kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bagi perekonomian masyarakat.

2. Rumusan masalah
Peneliti menentukan beberapa rumusan masalah yang berkaitan dengan
kebijakan kenaikan harga BBM dan dampaknya bagi perekonomian
masyarakat, antara lain:
a. Apa yang menyebabkan harga bahan bakar minyak (BBM) di
Indonesia naik?
b. Apakah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berdampak
terhadap perekonomian masyarakat?
c. Bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi dampak kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM) yang dialami masyarakat?
3. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain:
a. Mengetahui penyebab kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di
Indonesia
b. Mengetahui dampak yang terjadi akibat kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) terhadap perekonomian masyarakat
c. Mengetahui peran pemerintah dalam mengatasi dampak kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM) yang dialami masyarakat

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Perubahan Kebijakan Publik


Perubahan kebijakan dipahami sebagai proses mengganti sebuah kebijakan
yang sebelumnya telah berlaku menjadi kebijakan baru dengan tujuan
perbaikan atau penyesuaian. Perubahan dapat berlaku pada satu atau lebih dari
satu kebijakan jika terdapat integrasi dari beberapa kebijakan dengan tujuan
yang sama, yaitu memperbaiki kebijakan yang sebelumnya telah ada. Secara
teoritis menurut Bakry dalam Hayat (2017), perubahan kebijakan publik
merupakan keputusan atau pilihan yang diambil dalam rangka manajemen
sumber daya publik dan untuk tujuan kepentingan publik dan warga negara
secara luas.
Perubahan kebijakan publik juga dapat didefinisikan sebagai kebijakan
yang dikeluarkan oleh otoritas publik seperti pemerintah atau organisasi
berwenang yang berlaku mengikat. Kebijakan tersebut mengikat publik pada
level strategis atau hanya sebagai panduan umum. Kebijakan dikeluarkan
diupayakan sebagai bentuk pelayanan publik yang mengatur dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Suaib, 2016).
2. Dampak Perubahan Kebijakan Publik
Dampak adalah suatu pengaruh atas sebuah keputusan yang diambil oleh
seseorang atau organisasi. Dampak dapat bernilai positif maupun negatif
tergantung sudut pandang yang diambil. Definisi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), dampak merupakan benturan ataupun pengaruh
yang mendatangkan suatu akibat, baik akibat postif maupun negatif. Dampak
juga dapat dipahami sebagai konsekuensi yang timbul dari pekerjaan atau
perbuatan yang dilakukan dengan hasil akhir dapat berupa suatu pengaruh
yang positif atau justru negatif. Kemudian tidak jauh berbeda definisi dampak
menurut Cristo dalam Hariyati (2015) didefinisikan sebagai suatu akibat dari
suatu perlakuan yang dapat berakhir positif maupun negatif.

4
3. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
Bahan bakar minyak atau umumnya disebut dari akronimnya BBM
dihasilkan dari minyak alam yang diolah sebagai bahan bakar mesin atau
kendaraan bermotor. Keberadaan BBM sangat penting untuk mendukung
kehidupan masyarakat sehari-hari. Harga BBM yang dijual ke masyarakat
dapat menjadi sangat fluktuatif. Seperti kebijakan terakhir, harga BBM
kembali naik seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia. Indonesia
masih cukup bergantung pada impor minyak sehingga harga yang dijual ke
masyarakat juga akan fluktuatif. Jika tidak menyesuaikan kondisi pemerintah
harus menanggung subsidi yang membengkak dan akan membebani APBN
khususnya alokasi untuk subsidi BBM jenis tertentu.
Kenaikan harga minyak dunia yang berimbas pada harga BBM nasional
berlaku hukum permintaan dan penawaran. Menurut Suryadi (2019) bahwa
jika suatu barang dijual dengan harga subsidi ataupun dibawah harga pasar
atau dibawah dari harga keseimbangan antara permintaan dan penawaran
maka akan mengakibatkan terjadinya permintaan yang tinggi dan kelangkaan
barang. Akibat dari barang yang langka produsen akan menurunkan suplai ke
pasar atau menjual dengan harga tinggi.
4. Dampak Naiknya Harga BBM
Naiknya harga BBM spontan berdampak pada naiknya harga barang dan
jasa. Hal tersebut berkaitan dengan membengkaknya biaya operasional dalam
produksi maupun distribusi. Imbasnya, daya beli masyarakat menurun dan
semakin membebani pengeluaran hingga level rumah tangga. Kenaikan harga
BBM juga diyakini akan berdampak pada angka inflasi. Seperti yang
disampaikan oleh Harununrrasyid (2013), bahwa naiknya harga BBM
membuat tingkat inflasi terpuruk. Menaikkan harga BBM membuat tingkat
inflasi naik berdasarkan penelitiannya saat pemerintah menaikkan harga BBM
pada Juli 2013 yang lalu. Kenaikan BBM yang berdampak pada inflasi
tersebut akan erat dengan naiknya harga berbagai produk (Nizar, 2012). Inflasi
menyebabkan harga berbagai produk dan jasa berkaitan dengan naiknya biaya

5
operasional dan juga mempengaruhi nilai tukar mata uang. Hal tersebut akan
semakin dirasakan jika bahan mentah dari produksi didapatkan dari impor
(Aslami, 2015).
Dampak kenaikan harga BBM paling parah kemungkinan akan dirasakan
oleh pengusaha di sektor perkebunan seperti pada komoditas kelapa, tebu,
kelapa sawit, dan karet karena mayoritas operasional produksinya
membutuhkan konsumsi BBM dalam volume yang besar (Simatupang dan
Friyatno, 2016).
5. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian telah dilakukan dengan topik yang identik. Ikhsan dkk
(2005) menyimpulkan berdasarkan penlitiannya bahwa kenaikan harga BBM
berdampak pada melonjaknya biaya operasional pada sektor transportasi dan
konstruksi. Pada sektor transportasi terdapat kenaikan harga ongkos kendaraan
umum mencapai 2,8-4,2%. Pada sektor konstruksi biaya operasional
membengkak hingga 2,04%. Pada produk rumah tangga kebijakan kenaikan
harga BBM juga berdampak pada kenaikan harga sembilan bahan pokok
(sembako) seperti yang diteliti oleh Kamal (2015). Penelitiannya mengamati
fenomena kenaikan sembako 72% atau dikatakan mayoritas dari sembako.
Penelitian Kamal dilakukan pada tahun 2015 khususnya di kota Makassar.
Kenaikan harga sembako yang merupakan kebutuhan utama rumah tangga
berdampak pada pengeluaran yang juga membengkak. Said (2015)
menemukan melalui penelitiannya pola konsumsi rumah tangga pasca
kenaikan BBM mengalami kenaikan sebesar 15,9% dibandingkan dengan
sebelum kenaikan BBM. Hal tersebut tentu meresahkan masyarakat sehingga
tidak jarang terjadi aksi penolakan. Minarsih (2012) meneliti berbagai dampak
dari kenaikan BBM, salah satunya potensi aksi demonstrasi masyarakat yang
menolak kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM. Demonstrasi
terkait kenaikan harga BBM umumnya berisiko tinggi terjadi anarkis dan
mengganggu keamanan publik.
Penelitian Maryono (2020) mengamati kenaikan harga BBM juga
berdampak pada aktivitas ekonomi nelayan. Kapal-kapal nelayan

6
membutuhkan BBM untuk pergi melaut dalam menangkap ikan. Adanya
kenaikan harga BBM praktis membuat biaya perjalanan nelayan naik. Dalam
perhitungan Maryono (2020) biaya operasionalnya naik sebesar 27,51%. Bagi
rumah tangga nelayan akhirnya juga harus mengalami kenaikan pengeluaran
rumah tangga mencapai 12,37%. Jika tidak ditangani dengan serius, kenaikan
harga BBM dapat meningkatkan angka kemiskinan. Seperti temuan dari Main
(2013) yang juga menyarankan untuk mengucurkan dana kompensasi dan
beras miskin bagi masyarakat untuk mencegah naiknya angka kemiskinan.

7
BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif. Ciri-


cirinya yaitu pendekatan sumber data berupa data sekunder dari literatur dan
analisis berupa deskriptif. Penelitian dengan metode kualitatif bertujuan
memahami sebuah fenomena sosial secara alami dengan mengutamakan adanya
interaksi komunikasi dan analisis yang mendalam antara peneliti dengan
fenomena yang ditelitinya (Herdiansyah,2010). Pendekatan deskriptif diwujudkan
dengan adanya gambaran yang disusun secara kompleks dan analisa kata demi
kata dari literatur yang diacu untuk mengkonstruksi hasil penelitian.

8
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Keberadaan bahan bakar minyak menjadi salah satu komponen vital dalam
roda ekonomi masyarakat, berlaku tidak hanya di Indonesia. BBM menggerakan
roda ekonomi masyarakat sebagai sumber energi aktivitas keseharian yang
membutuhkan berbagai mesin kendaraan transportasi maupun mesin operasional
produksi. BBM diperlukan mulai dari aktivitas ekonomi di level rumah tangga
hingga level operasional perusahaan.

Penyebab Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia

Beberapa faktor menyumbang alasan harga BBM di Indonesia harus


dinaikkan, antara lain:

1. Melonjaknya harga minyak dunia


Indonesia masih bergantung pada suplai minyak dari luar negeri, atau
dengan kata lain harus impor. Sedangkan kondisi yang terjadi saat ini
harga minyak mentah dunia sedang mengalami kenaikan mencapai titik
tertingginya lebih dari USD 100 per barel. Lebih tepatnya per 24 Maret

9
yang lalu harga minyak mentah berada pada posisi USD 114,55 per
barelnya.

2. Konflik Rusia dan Ukraina


Konflik yang terjadi saat ini yaitu invasi Rusia ke Ukraina turut memicu
naiknya harga minyak dunia. Perang antara dua negara tersebut
mengganggu distribusi minyak mentah dari Rusia dan Kazakhstan.
Sehingga pasokan minyak berkurang, selain juga terdapat isu justru Rusia
yang membatasi pasokan minyaknya ke negara-negara Eropa lainnya
terutama Uni Eropa.
Perang yang terjadi dan dipicu oleh Rusia ini membuat berbagai organisasi
dunia menjatuhkan sanksi ke Rusia. Salah satunya pembatasan ekspor
komoditas energi yang secara langsung mempengaruhi harga minyak
dunia. Sedangkan Rusia sendiri merupakan salah satu produsen minyak
bumi terbesar di dunia. Suplai dari Rusia sangat penting bagi negara-
negara importir maupun terhadap stabilitas harga minyak dunia.
3. Permintaan dengan suplai yang tidak seimbang
Masalah lain yang memicu kenaikan harga BBM adalah suplai BBM yang
tidak dapat memenuhi besarnya permintaan. Populasi dan mobilitas
kendaraan bermotor di Indonesia sangat tinggi, sedangkan di beberapa
daerah stok BBM seringkali mengalami kelangkaan. Hal tersebut
mengindikasikan tidak terjadinya keseimbangan antara permintaan dan
suplai dari produsen, dalam hal ini Pertamina atau perusahaan penyedia
BBM lainnya.

Dampak Yang di Hasilkan Kenaikan BBM Terhadap Masyarakat

Bagi masyarakat, naiknya bahan bakar minyak (BBM) terutama dari jenis
BBM bersubsidi memberikan dampak yang nyata. Dalam konteks Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kenaikan harga BBM mungkin
merupakan solusi untuk mengurangi beban subsidi terhadap APBN yang besar.

10
Namun, bagi masyarakat naiknya harga BBM yang merupakan kebutuhan
fundamental dapat secara berantai menjalar ke berbagai aspek lainnya, antara lain:

1. Naiknya berbagai harga produk kebutuhan sehari-hari


Kecenderungan naiknya harga berbagai barang biasanya terjadi mengikuti
harga BBM yang naik. Misalnya bagai pengusaha roti dan kue, harga
bahan baku produksi seperti tepung, gula, minyak, dan bahan-bahan
lainnya cenderung ikut naik yang menyebabkan harga jualnya harus
mengikuti naiknya ongkos produksi.
Hal serupa mungkin akan diikuti oleh komoditas kebutuhan pokok
lainnya. Terutama harga kebutuhan pokok seperti sembako. Sembako
menjadi kebutuhan pokok masyarakat yang menunjang aktivitas harian
masyarakat. Parahnya, bagi beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab
akan memanfaatkan momen ini untuk menimbun barang-barang
kebutuhan pokok yang menyebabkan kelangkaan suplai di pasar dan
semakin memicu melonjaknya harga. Tindakan curang untuk mendapatkan
untung berlipat ganda.
2. Naiknya ongkos transportasi
Transportasi umum yang menggunakan kendaraan bermotor tentu
memerlukan BBM sebagai sumber energi penggeraknya. Untuk
mengimbangi biaya operasional yang juga akan meningkat maka
pengusaha transportasi akan menaikkan ongkos yang dibebankan pada
pelanggannya. Hal tersebut dapat memicu menurunnya mobilitas ekonomi
akibat tuntutan pengeluaran harian yang meningkat dan menyebabkan
transportasi umum mungkin menurun jumlah penumpangnya.
3. Menghambat laju pertumbuhan ekonomi
Daya beli masyarakat turun menghadapi kenaikan harga berbagai bahan
kebutuhan dan operasional harian yang mengikuti kenaikan harga BBM.
Bagi masyarakat, kenaikan harga BBM ini tidak selalu diikuti naiknya
upah sehingga akan mengganggu kestabilan pemasukan dan pengeluaran.
Akan sangat mungkin menekan perilaku belanja masyarakat. Jika terjadi
meluas ke seluruh sektor kehidupan justru akan menghambat pertumbuhan

11
ekonomi negara. Bahkan sudah diprediksi sebelumnya oleh banyak ahli,
kenaikan harga BBM berpotensi menaikkan angka inflasi.
4. Meningkatnya jumlah pengangguran
Turunnya daya beli masyarakat, meningkatnya biaya operasional bisnis,
dan biaya beli bahan baku produsen akan semakin menekan masyarakat.
Terutama pelaku UMKM yang mengandalkan modal relatif kecil
berpotensi gulung tikar. Karena dengan naiknya ongkos produksi tidak
selalu selesai dengan solusi menaikkan harga jual yang pada realitanya
daya beli konsumen juga sedang menurun. Beberapa fenomena tutupnya
UMKM seperti rumah makan yang terpaksa menutup usahanya
dikarenakan melonjaknya berbagai harga bahan pokok seperti minyak
goreng, tepung, dan daging ayam. Pengusaha dengan modal yang relatif
kecil akan lebih rentan karena kebijakan untuk menaikkan harga jual
dikhawatirkan menurunkan jumlah penjualan, sedangkan dengan
mempertahankan harga jual justru hanya akan meminimalisir keuntungan
atau justru merugi.
Tutupnya tempat usaha tentu akan memicu meningkatnya angka
pengangguran. Masyarakat yang bekerja di UMKM harus menghadapi
kenyataan tempat kerjanya tutup. Bagi masyarakat dengan kondisi
ekonomi kecil akan sangat menderita dari berbagai aspek tersebut.
Meskipun dampak kenaikan harga BBM juga turut dirasakan oleh
masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke atas. Karena
dampaknya dirasakan oleh semua sektor kehidupan.

Peran Pemerintah dalam Mengatasi Dampak Naiknya Harga BBM

Peran menunjukkan kehadiran seseorang atau organisasi yang memiliki


otoritas dalam menentukan sikap dan aksi. Kaitannya dengan kenaikan harga
BBM, peran pemerintah dirasa sangat diperlukan untuk mengatasi dampak yang
dialami masyarakat. Di tengah kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya
bangkit dari pandemi, kenaikan harga BBM tentu akan berdampak pada
masyarakat dengan tingkat ekonomi bawah, menengah, atas, dan tidak terkecuali

12
para pengusaha. Dalam pandangan yang lebih besar, peran pemerintah akan
mengatasi kemungkinan melonjaknya angka inflasi. Beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi dampak kenaikan harga BBM antara
lain:

1. Naiknya harga BBM biasanya akan memicu naiknya harga kebutuhan


pokok, misalnya sembako. Sebagai kebutuhan utama masyarakat di level
rumah tangga, kenaikan harga sembako akan membebani tanggungan
ekonomi rumah tangga karena akan membengkak. Peran pemerintah
dalam sektor ini adalah mengontrol harga sembako tetap stabil.
2. Bagi masyarakat dengan kemampuan ekonomi bawah perlu diberikan
bantuan seperti bantuan langsung tunai (BLT) berupa uang, atau beras
miskin, atau dalam bentuk lainnya. Bantuan tersebut sangat diharapkan
untuk membeli kebutuhan sehari-hari termasuk BBM untuk penunjang
aktivitas ekonomi.
3. Mempertimbangkan ulang kenaikan harga BBM secara perlahan. Hal
tersebut akan memberikan kesempatan masyarakat untuk beradaptasi dan
mempersiapkan diri lebih matang sehingga stabilitas roda ekonomi
masyarakat terutama kalangan bawah dapat berjalan lebih lembut.
4. Menghadirkan kebijakan pembatasan penggunaan kendaraan bermotor di
tingkat rumah tangga. Misalnya dalam satu keluarga hanya diperkenankan
menggunakan satu mobil dan dua motor per harinya. Sehingga konsumsi
BBM dapat diminimalisir. Kondisi saat ini yang terjadi setiap keluarga,
terutama dari kalangan menengah ke atas dapat menggunakan mobil atau
motor lebih dari angka yang direkomendasikan tersebut. Maka jelas
konsumsi BBM untuk kendaraan yang lebih banyak juga akan semakin
tinggi.

13
BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Naiknya harga BBM mengikuti melonjaknya harga minyak dunia yang turut
dipicu oleh konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Suplai minyak dunia
menjadi terganggu. Kenaikan harga bahan bakar minyak menyebabkan dampak
yang luas. Dampak paling spontan dirasakan adalah ikut naiknya harga kebutuhan
pokok. Dalam cakupan yang lebih luas lagi, daya beli masyarakat menurun dan
dapat memicu meningkatnya angka inflasi.

Kehadiran pemerintah sangat diharapkan dalam mengatasi dampak yang terjadi


atas kenaikan harga BBM. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh
pemerintah diantaranya mengintervensi berbagai sektor industri untuk menjaga
stabilitas harga. Pemerintah juga perlu mempertimbangkan ulang kenaikan harga
BBM atau setidaknya dengan menaikkannya secara bertahap agar masyarakat
dapat beradaptasi dengan berbagai dampak yang ada.

SARAN

Pemerintah sebagai regulator nasional ketersediaan energi harus mengupayakan


kedaulatan energi dalam negeri. Sudah seharusnya Indonesia mampu secara
mandiri memenuhi kebutuhan energinya karena dipercaya memiliki banyak
potensi minyak yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Langkah menasionalisasi berbagai kilang minyak milik asing yang ada di
wilayah Indonesia bila perlu dilakukan agar kapasitas produksi dalam negeri dapat
terus meningkat sehingga tidak bergantung pada impor untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakar minyak untuk kepentingan dalam negeri.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aslami, N. (2015). Pengaruh Inflasi dan Kurs Terhadap Ujrah dalam Pembiayaan
Musyarakah Mutanaqisah pada PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Cabang Pematangsiantar. Jurnal Ekonomi Islam, 1(1): 86-104
Hariyati, S. (2015). Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan Jembatan
Mahkota II Di Kota Samarinda. Ejournal Ilmu Pemerintahan, 3(2): 12.
Harununrrasyid. (2013). Pengaruh Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan,
11 (2): 29–41.
Hayat. 2017. “Manajemen Kebijakan Publik.” Intrans Publishing, no. September
2017: 121.
https://www.researchgate.net/publication/335788910_Buku_Kebijakan_
Publik.
Herdiansyah, Haris. 2010. “Haris Herdiansyah, 2010,” 36–49.
Ikhsan, M., T Dartanto, and SH Usman. 2005. Kajian Dampak Kenaikan Harga
BBM 2005 Terhadap Kemiskinan. Lembaga Penyelidikan Ekonomi Dan.
http://www.lpem.org/wpcontent/uploads/2013/09/WP-10.pdf.
Kamal. (2015). Dampak Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap
Sembilan Bahan Pokok (SEMBAKO) Di Kota Makassar. Journal of
Geotechnical and Geoenvironmental Engineering ASCE, 120(11): 1–50.
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/16394-Full_Text.pdf.
Main, I. (2013). Dampak Pemotongan Subsidi BBM Terhadap Kemiskikan Di
Indonesia. Paper Knowledge. Toward a Media History of Documents,
7(2): 107–15.
Maryono, H. A.. (2020). Dampak Kenaikan Harga Jual BBM Jenis Solar
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Nelayan Tangkap Galesong Utara.
Jurnal Mina Sains, 02 (02): 493–96.
Minarsih, M. M. (2012). Dilema Kenaikan BBM.
Nizar, M. A. (2012). The Impact of World Oil Prices Fluctuation on Indonesia’s
Economy. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 6(2): 189–209.
https://ideas.repec.org/p/pra/mprapa/65770.html.
Said, M. 2015. Analisis Perubahan Pola Konsumsi Rumah Tangga : Dampak
Perubahan Harga BBM (Studi Kasus Kecamatan Kemuning Palembang).
Paper Knowledge. Toward a Media History of Documents, 7(2): 107–15.
Simatupang, P. and S. Friyatno. (2016). Dampak Perubahan Harga Bahan Bakar
Minyak Terhadap Kinerja Sektor Pertanian (Pendekatan Analisis Input-
Ouput). Jurnal Agro Ekonomi, 34(1): 1.
https://doi.org/10.21082/jae.v34n1.2016.1-15.

15
Suaib, M. R. (2016). Pengantar Kebijakan Publik.
Suryadi. (2019). Dampak Kenaikan Harga Bbm Dan Elastisitas Konsumsi Bbm
Sektor Angkutan Studi Perbandingan Pada Beberapa Sektor Ekonomi.
Warta Penelitian Perhubungan, 27(2): 95.
https://doi.org/10.25104/warlit.v27i2.776.
Internet
https://www.cnbcindonesia.com/market/20220601152311-17-343480/ini-bukti-
harga-minyak-liarkarena-perang-rusia-ukraina
https://www.suara.com/bisnis/2022/04/05/160406/kenaikan-harga-bbm-dan-tarif-
tol-buat-hargakebutuhan-pokok-makin-mahal

16

Anda mungkin juga menyukai