PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara mengenai demokrasi di Indonesia , tidak dapat dlepaskan dari pelaksanaan
demokrasi dan pengertian dari demokrasi dalam konstektualnya. Sebelum melangkah lebih
jauh membahas demokrasi kita harus harus mengetahui apa demokrasi itu? Dan sudah
berjalan baik kah demokrasi di Indonesia?.
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahanya
berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan
(demokrasi perwakilan). Istilah ini bersal dari bahasa yunani (dēmokratía) “kekuasaan
rakyat”, yang dibentuk dari kata (dêmos)”rakyat” dan (Kratos) “kekuasaan”, Istilah
demokrasi di perkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan,
yaitu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak
(rakyat).
Demokrasi merupakan suatu sitem Negara yang dimana kewenagan berada ditangan
rakyat, sehingga suatu pemerintahan tidak mempunyai kewenangan penuh terhadap
keputusan pemerintahan. Demokrasi terbentuk menjadi suatu system pemerintahan sebagai
respon kepada masyarakat umum yang ingin menyuarakan pendapat mereka. Dengan adanya
system demokrasi, kekuasaaan absolute satu pihak melalui tirani, kediktatoran dan
pemerintahan otoriter lainnya dapat dihindari. Demokrasi memberikan kebebasan
berpendapat bagi rakyat.
Di Indonesia, para masyarakat mencita-citakan pembentukan Negara demokrasi yang
berwatak anti feodalisme dan anti imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat
sosialisasi. Landasan demokrasi adalah keadilan , dalam arti terbukanya peluang kepada
semua orang, dan berarti juga otonomi atau kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk
mengatur hidupnya, sesuai dengan apa yang diinginkan. Masalah keadilan menjadi penting,
dalam arti setiap orang mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya.
Sebagai bentuk dari landasan tersebut suatu negara kesatuan berkewenangan penuh
atas sistem pemerintahan yang hendak dijalankan dalam bernegara, seperti di indonesia
dalam mejalankan sistem kenegaraannya sering terjadi problem yang harus dihadapi seperti
pada masa orde baru bermunculan konflik-konflik baru serta terjadi perubahan genetika
sosial masyarakat, krisis moneter juga melanda pada keuangan negara sehingga penurunan
keuangan negara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi negara.
1
Dari latar belakang diatas, makalah ini akan menguraikan tentang bagaimana
konsep dan system demokrasi yang diterapkan dan gerakan demokratisasi di
Indonesia, bagaimanakah perkembangan pelaksanaan demokrasi di indonesia.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis membawa tajuk pembahasan berupa dinamika
demokrasi diindonesia mengenai pelaksanaan demokrasi pada masarevolusi 1945-1950.
C. Tujuan
Makalah ini ditulis sebagai bahan untuk memenuhi tugas sejarah serta media
pembelajaran bagi penulis dan pembaca dalam lingkup usia tidak terbatas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari penggalan kata Yunani “demos”yang berarti
“rakyat”dan kata “kratos”atau”cratein”yang berarti “pemerintahan,” sehngga kata
“demokrasi” berarti suatu “pemerintahan oleh rakyat”. Kata “pemerintahan oleh rakyat”
memiliki konotasi.(1) suatu pemerintahan yang dipilih oleh rakyat dan (2) suatu
pemerintahan “oleh rakyat biasa”(bukan oleh kaum bangsawan)’ bahkan (3) suatu
pemerintahan oleh rakyat kecil dan miskin (government by the poor)atau yang sering
diistilahkan dengan “wong cilik”. Namun demikian, yang penting bagi suatu demokrasi
bukan hanya siapa yang memilih pemimpin, tetapi juga cara dia memimpin. Sebab jika cara
memimpin Negara tidak benar, baik karena rendahnya kualitas dan komitmen moral dari sang
pemimpin itu sendiri, maupun karena budaya masyarakat setempat yang tidak kondusif,maka
demokrasi hanyaberarti pemolesan dari tirani oleh kaum bangsawan menjadi tirani oleh
masyarakat bawah. (Munir fuady, 2010: 1)
Secara terminology, banyak ahli yang mengemukakan pengertian demokrasi, namun
dasar demokrasi selalu mengacu pada rakyat, yaitu:
a. Pelaksanaan kekuasaan Negara ialah wakil rakyat yang terpilih karena rakyat yakin
segala kepentingannya akan diperhatikan.
b. Cara melaksanakan kekuasaan Negara dengan senantiasa mengingat kehendak rakyat
dan memenuhi kehendak rakyat.
c. Batas kekuasaan Negara demokrasi ditentukan dengan sebanyak mungkin
memperoleh hasil yang diinginkan oleh rakyat asal tidak menyimpang dasar
demokrasi.
Pengertian demokrasi yang sangat popular ialah pemerintahan dari rakyat,untuk
rakyat, dan oleh rakyat. Pemerintahan dari rakyat artinya presiden, gubernur, bupati, kepala
desa pemimpin politik telah dipilih dan mendapatkan mandate dari rakyat sehingga
mengemban kepentingan rakyat. Pemerintahan oleh rakyat artinya Negara dijalankan oleh
rakyat melalui mandat sehingga rakyat menjadi pengawas, yang dijalankan oleh
rakyat. Pemerintahan untuk rakyat artinya hasil dan kebijaksanaan diarahkan pada
kesejahteraan rakyat dan atas dasar aspirasi rakyat. Jadi demokrasi adalah pemerintahan yang
berdasarkan kedaulatan rakyat. (Minto rahayu,2009: 124)
3
Dalam penerapan dinegara kesatuan republik indonesia demokrasi dapat dipandang
sebagai suatu mekanisme dan cita-cita hidup berkelompok yang ada dalam UUD 1945 yang
disebut kerakyatan. Demokrasi dapat juga dipandang sebagai pola hidup berkelompok dalam
organisasi negara, sesuai dengan keinginan orang-orang yang hidup dalam kelompok tersebut
(demos).
Keinginan orang-orang yang ada dalam kelompok tersebut ditentukan oleh pandangan
hidupnya (weltanschaung), falsafah hidupnya (filosofiche Gronslag) dan ideologi bangsa
yang bersangkutan. Dengan demikian demokrasi atau pemerintahan rakyat di indonesia
didasarkan pada :
Nilai-nilai falsafah pancasila atau pemerintahan dari, oloh dan untuk rakyat
berdasarkan sila-sila pancasila.
Transformasi nilai-nilai pancasila pada bentuk dan sistem pemerintahan
Merupakan konsekuaensi dan komitmen terhadap nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
4
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan
rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan
konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan
UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.
Untuk melihat rumusan-rumusan tersebut dalam tatanan praktis dapat dicermati dalam
gagasan demokrasi mengalir seperti lahinya konsep-konsep demokrasi dari para tokoh
republik Indonesia, soekarno, Hatta, M.Natsir, Sharir dan kemudian dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara yang perkembangannya dapat dirasakan pada 2 tahapan yaitu :
Tahapan Pra Kemerdekaan dan Tahapan Pasca Kemerdekaan.
Pada tahapan pra kemerdekanan pemahaman demokrasi belum dapat diartikan
sebagai wujud pemerintahan rakyat karena saat itu belum ada negara, tentunya belum ada
juga pemerintahan , namun pemahaman demokrasi saat itu adalah semua orang sebagai
komponen bangsa semua berkumpul untuk memperbincnagkan bagaimana baiknya dalam
menyiapkan pembentukan negara secara rill, yaitu penyiapan anggaran dasar atau UUD,
penyiapan sistem pemerintahan yang harus dijalankan, bagaimana bentuknya, sipa yang akan
menjadi kepala dan wakil kepala pemerintahan, kesepakatan dalam musywarah dengan
modal semngat kebangsaan ingin mempunyai negara, hasilnya adalah rumusan yang tertera
dalam UUD 1945.
Sementar itu perkembangan demokrasi pasca kemerdekanan telah mengalaimi pasang
surut(fluktuasi) dari masa kemerdekaan sampai saat ini. Sebenarnya sisitem demokrasi yang
dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah rumusan “mekanisme hidup berkelompok,
bermasyrakat, berbangsa dan bernegara yang dapat menjawab keanekaragaman suku adat-
istiadat, bahasa dan agama dan keanekaragaman kehendak” atau kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawratan perwakilan dan ini hanya akan dapat
dilaksanakan apabila rakyat ini :
Memiliki kesadaran bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan rasa nasionalisme yang
tinggi.
Memiliki kebesaran jiwa dan sportif
Konstitusional
Terjamin keamanan
Bebas dari campur tangan asing
Sadar akan adanya perbedaan
5
Dengan demikian bahwa pemahaman konsep demokrasi pada pra kemerdekaan
adalah bermusyawah sebagi mekanisme kehidupan dari keanekaragaman kehendak atau
aspirasi komponen bangsa.
B. Demokrasi Pancasila
Secara ringkas demokrasi pancasila mempunyai beberapa pengertian sebagai berikut:
1. Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong
royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur
berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran dan budi pekerti luhur, kepribadian
indonesia yang berkesinambungan.
2. Dalam demokrasi pancasila, sistem pengorganisasian negara di lakukan oleh rakyat
sendiri atau dengan persetujuan rakyat.
3. Dalam demokrasi pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus
diselarasaskan dengan tanggung jawab sosial.
4. Dalam demokrasi, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-cita hidup
bangsa indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi
mayoritas dan minoritasDemokrasi pancasila pada intinya merupakan demokrasi yang
didasarkan pada pancasila, yakni yang didasarkan pada lima sila, yaitu sebagai berikut:
a. Sila ketuhanan
b. Sila kemanusiaan
c. Sila persatuan
d. Sila kedaulatan rakyat
e. Sila keadilan sosial
Unsur utama dari demokrasi indonesia yang berdasarkan pada pancasila adalah
adanya prinsip “musyawarah”. Kata musyawarah sendiri awal mulanya sendiri tersebut
dalam sila ke empat dari pancasila, yang secara lengkap berbunyi “kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Inti dari musyawarah
adalah “win-win solution” artinya dengan prinsip musyawarah tersebut, diharapkan dapat
memuaskan semua pihak yang berbeda pendapat, suatu harapan yang sebenarnya sangat sulit
dapat diwujudkan dalam praktek berbangsa dan bernegara. Yang lebih realitis justru
pelaksanaan votingberdasarkan metode one man one vote yang menhasilkan konsep win lose
solutionberdasarkan konsep zero sum game, meskipun tidak selamanya berarti pemenang
ambil semua (the winner takes all).(munir fuady, 2010:188)
6
Di samping itu, prinsip musyawarah ini sering disalah artikan dalam praktik.
Misalnya semasa indonesia dibawah rezim pemerintahan presiden soeharto, prinsip ini lebih
sering diartikan sebagai pemaksaan kehendak dari pihak yang kuat/yang punya kuasa
terhadap pihak yang lemah. Atau penggunaan prinsip musyawarah sebagai lawan dari prinsip
voting suara, padahal voting suara berdasarkan one man one vote merupakan inti dan metode
pengambilan keputusan satu-satunya yang paling reasonable dari konsep demokrasi itu.
(munir fuady, 2010:189)
Penjelmaan konsep demokrasi pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
menjadi kabur dikarenakan beberapa hal, terutama karena sangat sumirnya penjabaran
demokrasi pancasila di dalam UUD 1945. Seperti pada masa orde presiden soekarno dan
orde presiden soeharto, terjadi berbagai penyimpangan terhadap prinsip kebebasan berbicara,
suatu penyimpangan yang bahkan sering kali dilembagakan. Karena itu, tidak mengherankan
jika pada saat itu banyak surat kabar dan majalah yang dibreidel, siaran TV dan radio yang
dikontrol dengan ketat, dan orang yang bicara vokal dikirim kepenjara atau bahkan
dihilangkan (dibunuh), hanya karena berbeda pandangan dengan pemerintah. (Munir fuady,
2010: 189)
Menurut Azyumardi Azra, agar sistem demokrasi di indonesia menjadi lebih mendekati
demokrasi dalam arti yang benar, diperlukan beberapa perombakan dalamberbangsa dan
bernegara, yaitu diperlukan perombakan-perombakan sebagai berikut:
1. Perombakan sistem (constitutional reforms), yang berisikan perumusan kembali
falsafah, kerngka dasar, dan perangkat legal sistem politik.
2. Perombakan kelembagaan yang menyangkut dengan pengembangan dan
pemberdayaan (institutional reforms and empowerment) terhadap lembaga-
lembaga politik.
3. Perombakan kultur politik kearah yang lebih demokratis. (Munir fuady, 2010:
191)
a. Prinsip pokok demokrasi pancasila
Prinsip merupakan kebenaran pokok/dasar orang berfikir, bertindak dan lain sebagainya.
Dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara umum terdapat 2 landasan pokok yang
menjadi dasar yang merupakan syarat mutlak untuk diketahui oleh setiap orang yang menjadi
pemimpin negara/rakyat/masyarakat/organisasi/partai/keluarga, yaitu:
1) Suatu negara itu milik seluruh rakyatnya, jadi bukan milik perorangan atau milik suatu
keluarga/golongan/partai dan dan bukan pula milik penguasa negara.
7
2) Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara, prinsipnya adalah selaku pengurus
rakyat, harus bisa bersikap dan bertindak adil terhadap rakyatnya, dan sekaligus pelaku
pelayanan rakyat, yaitu tidak/boleh bertindak zalim kepada tuannya, yaitu rakyat.
Adapun prinsip pokok demokrasi pancasila adalah sebagai berikut:
1. Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:
a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan
kekuasaan belaka (machtstaat).
b. Pemerintah berdasrkan atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan tidak terbatas).
c. Kekuasan tertinggi berada di MPR.
d. Perlindungan terhadap hak asasi.
e. Pengambilan keputusan atas hak musyawarah.
f. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan merupakan badan yang merdeka.
g. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat.
h. Pelaksanaan pemilihan umum.
i. Kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR(pasal 1 ayat 2
UUD 1945).
j. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
k. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada tuhan YME,
diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
l. Menjunjung tinggi tujuan dancita-cita
Landasan formal dari periode republik indonesia III ialah pancasila, UUD 45 serta
ketetapan-ketetapan MPRS. Sedangkan sistem demokrasi pancasila menurut prinsip-prinsip
yang terkandung didalam batang tubuh UUD 45 berdasarkan tujuh sendi pokok, yaitu sebagai
berikut:
Negara indonesia bedasarkan hukum, tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka. Hal ini
mengandung arti bahwa baik pemerintah maupun lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan
tindakan apapun harus dilandasi dengan hukum dan tindakanya terhadap rakyat harus ada
landasan hukumnya.
8
2. Indonesia menganut sitem konstitusional
Seperti telah disebutkan pada pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu,bahwa
(kekuasaan negara tertinggi) ada ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
Dengan demikian, MPR adalah lembaga tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat
indonedia.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan
mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling
bekerjasama dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN.
6. Menteri negara adalah pembantu presiden, mentri negara tidak bertanggung jawab
terhadap DPR
Kepala negara tidak bertanggunag jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR
9
C. Sejarah Perkembangan Demokrasi Di Indonesia
1. Demokrasi pada periode 1945-1950
Demokrasi pada masa dikenal dengan sebutan demokrasi perlementer. System
parlementer yang dimulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan di proklamirkan dan
diperkuat dalam UUD 1945 dan 1950, karna kurang cocok untuk Indonesia. Persatuan yang
dapat digalang selama menghadapi musuh bersama dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan
konstuktif sesudah kemerdekaan tercapai karenah lemahnya benih-benih demokrasi system
perlementer memberi peluang untuk dominasi partai politik dan dewan perwakilan
rakyatKekuatan social politik yang memperoleh saluran dan tempat yang realitas dalam
kontelasi politik, padahal merupakan kekuatan yang paling penting yaitu seorang presiden
yang tidak mau bertindak sebagai “Rubber stamppresident”.
2. Demokrasi pada periode 1950-1965
Ciri-ciri periode ini adalah dominasi dari presiden. Terbatasnya peranan partai politik,
berkembangnya pengaruh komunis meluasnya peranan ABRI sebagai unsure social
politik.Demokrasi terpimpin ini telah menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih
menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi
presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh komunis dan peran ABRI
sebagai unsure social-politik semakin meluas.
3. Demokrasi pada periode 1965-1998
Perkembangan demokrasi di Negara kita di tentukan batas-batasnya tidak hanya oleh
keadaan social, kulturia, gegrapis dan ekonomi, tetapi juga oleh penelitian kita mengenai
pengalaman pada masa lampau telah sampai titik mana pada didasari bahwa badan eksekutif
yangtidak kuat dan tidak continue tidak akan memerintah secara efektif sekalipun
ekonominya teratur dan sehat, tetapi kita menyadari pula bahwa badan eksekutif yang kuat
tetapi tidak “kommited” kepada sesuatu program pembangunan malah mendapatkan
kebobrokan ekonomi karna kekuasaan yang dimilikinya di sia-siakan untuk tujuan yang ada
pada hakikatnya merugikan rakyat Dengan demikian secara umum dapat dijelaskan bahwa
watak demokrasi pancasila tidak berbeda dengan demokrasi pada umumnya. Karna
demokrasi pancasila memandang kedaulatan rakyat sebagai inti dari sitem demokrasi.
4. Demokrasi pada periode 1998-sekarang
Sukses atau gagalnya suatu transisi demokrasi sangat bergantung pada 4 faktor kunci
yaitu:
a. Komposisi elite politik
b. Desain institusi politik
10
c. Kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik dikalangan elite dan non elite
d. Peran civil soisiety (masyarakat madani)
Ke-4 faktor itu harus dijalan secara sinergis dan berkelindan sebagai untuk
mengonsolodasi demokrasi. Pengalaman Negara yang sudah demokrasi established
memperlihatkan bahwa institusi-institusi demokrasi bisa tetap berfungsi walaupun
pemilihanya kecil.
Harapan lain dalam suksesnya transaksi demokrasi Indonesia mungkin adalah pada peran
civil society( masyarakat madani) untuk mengurangi polaritas politik dan menciptakan kultur
toleransi, trabsaksi demokrasi selalu dimulai dengan jatuhnya pemerintahan otoriter,
sedangkan panjang pendeknya maka transisi tergantung pada kemampuan rezim demokrasi
baru mengatasi problem tradisional yang menghadang. Secara historis, semakin berhasil
suatu rezim dalam menyediakan apa yang diinginkan rakyat.
11
b) Demokrasi Terpimpin (1959 – 1966)
Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat ada di Indonesia, yang
seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpinnya saja.
Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekrit yang disebut
Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
1. Tidak berlaku kembali UUDS 1950
2. Berlakunya kembali UUD 1945
3. Dibubarkannya konstituante
4. Pembentukan MPRS dan DPAS
12
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan
rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan
konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan
UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.
Ciri – cirri demokrasi pancasila :
Kedaulatan ada di tangan rakyat.
Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong.
Cara pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
Diakui keselarasan antara hak dan kewajiban.
Menghargai Hak Asasi Manusia.
Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan
melalui wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan
karena merugikan semua pihak.
Tidak menganut sistem monopartai.
Pemilu dilaksanakan secara luber.
Mengandung sistem mengambang.
Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum
13
BAB III
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Demokrasi secara umum merupakan system pemerintahan yang segenap rakyat turut
serta memerintah dengan perantara wakil-wakilnya. Namun ada juga yang menyatakan suatu
system politik yang dimana kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-
wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminya
kebebasan politik.
Dalam demokrasi kebijakan rakyat menjadi prioritas suatu sistem, di Indonesia sistem
demokrasi yang digunakan adalah demokrasi pancasila dengan mengedepankan adanya
prinsip musyawarah. Dengan bermusyawarah diharapkan dapat memuaskan semua pihak
yang berbeda pendapat, suatu harapan yang sebenarnya sangat sulit dapat diwujudkan dalam
praktek berbangsa dan bernegara.
14
DAFTAR PUSTAKA
15