Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ANALISIS JENIS JENIS BATUAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Teknologi Bahan Bangunan


Dosen pengampu : Bapak Sugeng Riyanto, ST., MT

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN REKAYASA KONTRUKSI
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadira Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Batuan”.
Pada kesempatan ini saya megucapkan terimakasih yang sebesar besarnya,kepada
dosen mata kuliah Teknologi Bahan yang telah memberikan tugas terhadap saya. Saya juga
ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna .oleh sebab itu saya,saya berharap adanya
kritikan,saran,dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat karenatida ada
sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi diri sendiri maupun
orang yang membacanya.Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini diwaktu yang akan datang.

Malang, 27 September 2022


Penyusun,

ABDILLAH PUTRA DWI K


NIM 2241320102
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
2.1 Pengertian Batuan........................................................................................................5
2.2 Siklus Batuan...............................................................................................................5
2.3 Jenis Batuan.................................................................................................................6

2.3.1 Batuan Beku..........................................................................................................6


2.3.2 Batuan Sedimen.....................................................................................................9
2.3.3 Batuan Metamorf................................................................................................11
BAB III PENUTUP.........................................................................................................15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batuan adalah bahan penyusun kerak bumi atau kumpulan mineral-moneral yag telah
membeku atau mengkristal.Batu adalah benda alam yang tersusun atas kumpulan mineral
onyusun kerak bumi yang menyati secara padat atau berserakan hasil proses alam,
Batuan alam terjadi karena proses alam berasal dari letusan gunung,pendinginan
lahar,dan batuan kecil yang terdapat di sekitar kita. Batuan dapat di bedakan menjadi 3
jenis yaitu Batuan Beku,Batuan Sedimen,Batuan alihan.dari ini dapat mengetahui
berbagai macam batuan dan jenisnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari batuan?
2. Bagaimana siklus terjadinya batuan?
3. Apa saja jenis jenis batuan?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui arti batuan secara mendalam
2. Mengetahui proses terjadinya batuan
3. Dapat mengetahui proses siklus pembentukan batuan di alam
4. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis batuan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BATUAN


Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang telah membeku atau mengkristal
sehingga membentuk batu,bahan penyusun kerak bumi yang terjadi secara alami oleh alam.
Batu tersebut tersusun atas kumpulan penyusun kerak bumi yang menyatu secara
padat.Batuan terdiri dari butiran padat berupa kristal dan bagian kosong berupa pori-
pori,crack,joint.
Batuan alam tersedia di alam sangat berlimpah murah dan perlu pengolahan.secara
terjadinya produk dari kegiatan vulkanologi seperti pendinginan lahar,gunung Meletus yang
hasilnya pasir dan batuan kecil.Batuan umumnya diklasifikasi berdasarkan komposisi
mineral dan kimia,dengan tekstur partikel unsur dan oleh proses yang membentuk batuan

2.2 Siklus Batuan


Siklus batuan adalah urutan yang di alami saat pembetukan batuan di bumi.batuan terbentuk

oleh magma yang mengkristal.sehingga batuan memiliki siklus terjadinya.

Tahap siklus batuan :


1. Magma. Siklus ini dimulai dari magma yang berada dipermukaan bumi.ketika
lempeng litosfer turun kebumi zona subduksi,lempeng akan mengalami pelebura
akibat panas bumi.Magma yang keluar di permukaan bumi akan mengalami
pedinginan batuan yang mendingin akan mengeras dan membentuk batuan beku.
2. Bantuan Beku. Pelapukan dan erosi akan memecah batuan beku menjadi
krikil,lumpur dan menciptakan sedimen yang berukuran kecil dan menciptakan
sedimen yang berukuran kecil.Sedimen kemudian akan dibawa oleh tenaga eksogen
bumi lainnya.Sedimen yang terkumpul kemudian mengedap dan perlahan mengeras
membentuk batuan sedimen.
3. Batuan Sedimen. Batuan ini mengalami proses pelapukan karena erosi atau aktivitas
organisme hidup.batuan sedimen kemudian membantu batuan jenis dan batuan
metamorf
4. Batuan Metamorf. Batuan yang telah berubah bentuk karena panas atau tekanan yang
sangat besar.batuan terdorong jauh ke dalam permukaan bumi.Siklus batuan
memegang peran penting dalam pembentukan berbagai batuan di bumi.
2.3 Jenis-Jenis Batuan
2.3.1 Bantuan Beku
Batuan beku merupakan jenis batuan dimana proses pembentukannya terjadi
dari magma yang telah mengalami pembekuan atau pendinginan. Batuan ini biasanya
ada di dalam mantel atau kerak bumi. Saat ini setidaknya sudah terdapat 700 jenis
batuan beku yang dapat diindentifikasi dan sebagian besar terdapat di bawah kerak
bumi.

 Morfologi Batuan Beku

Morfologi atau cara terbentuknya batuan beku sertidaknya dibagi menjadi tiga


macam yaitu intrusive, ekstrusif dan hipabissal. Selengkapnya mengenai ketiga
batuan tersebut simak berikut ini:

a). Intrusive

Batuan beku jenis intrusive merupakan batuan beku dimana proses


pembentukannya terjadi di dalam kerak bumi atau di bawah permukaan bumi.
Batuan ini merupakan bentuk dari pendinginan magma yang ada di dalam kerak
bumi sehingga tekstur batuan beku biasanya bersifat kasar. Pada batuan beku
bahkan bisa dilihat butiran mineral yang sangat jelas dan dapat dilihat oleh mata
telangjang. Pada batuan beku terdapat formasi yang cukup unik yaitu batolit, stok,
lakolit, sill, dan dike. Saat batuan sudah semakin mendingin dan membeku maka
akan memunculkan batuan yang memiliki tekstur kasar seperti batu granit, diorite
atau grabo.

Biasanya di dalam lubang inti pada sebuah pegunungan akan diisi dengan
batuan granit namun ketika lubang tersebut tertimbun oleh material lainnya akan
membentuk batuan batolit. Batuan beku yang memiliki tekstur butir kasar yang
terletak pada kedalaman cukup di dalam kerak disebut sebagai abyssal sedangkan
batuan beku intrusive yang proses terbentuknya sudah hampir berada di permukaan
disebut sebagai hypabyssal. Berikut contoh-contoh batuan beku jenis intrusive:

 Granit
Granit adalah batuan beku dalam. Granit mineralnya berbutir kasar
hingga sedang, berwarna terang, mempunyai banyak warna umumnya
putih, kelabu, merah jambu atau merah. Warna ini disebabkan oleh
variasi warna dari mineral feldspar. Granit terbentuk jauh di dalam
bumi dan tersingkap di permukaan bumi karena adanya erosi dan
tektonik. Granit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Di
Indonesia, granit terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian
Jaya (Papua), dan lain-lain.

 Diorite
Diorite adalah batuan beku dalam mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, warnanya agak gelap. Diorit merupakan batuan yang banyak
terdapat di alam. Di Jawa Tengah banyak terdapat di kota Pemalang
dan Banjarnegara. Diorit dapat digunakan untuk pengeras jalan,
pondasi, dan lain-lain.

 Grabo
Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam,
mineralnya berbutir kasar hingga sedang. Dapat digunakan untuk
pengeras jalan, pondasi, dan yang dipoles sangat disukai karena
warnanya hitam, sehingga baik untuk lantai atau pelapis dinding Di
Pulau Jawa, batuan ini terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan Jiwo,
Serayu, dan Pemalang.

b). Ekstrusif

Batuan beku ekstrusif terjadi di atas permukaan kerak bumi karena


adanya pencairan magma di dalam mantel atau kerak bumi. Proses pembekuan dari
batuan beku ini lebih cepat dibandingkan dengan proses pencairan batuan beku
intrusive karena proses pembekuannya terjadi di atas permukaan bumi. Magma
yang keluar dari dalam mantel atau kerak bumi ini melalui gunung berapi yang
terdapat lubang dipuncaknya sehingg magma bisa keluar dan membentuk batuan
yang lebih cepat membeku. Oleh karena itu, tekstur dari batuan ini bersifat halus
berpasir. Jenis batuan beku esktrusif yang paling sering ditemukan adalah batu
basalt. Beberapa batuan basalt bahkan membentuk sebuah pola yang unik seperti di
Antrim, Irlandia utara.

Batuan ekstrusif dan intrusive agak sulit dibedakan karena biasanya keduanya
memiliki tekstur kasar dengan butiran-butiran halus di permukaannya. Cara
membedakan keduanya biasanya hanya bisa dilakukan melalui pemeriksaan di
bawah mikroskop melalui mineral yang terdapat di dalam kedua jenis batuan ini.
Sehingga jika ada penyebutan mengenai apakah itu merupakan batuan intrusive
atau batuan ekstrusif di lapangan secara langsung, hanyalah sebuah dugaan saja
dan tidak dipastikan kebenaranya. Berikut contoh-contoh batuan beku jenis
ekstrusif:

 Basalt
Basalt adalah batuan leleran dari gabro, mineralnya berbutir halus,
berwarna hitam. Basalt umumnya berlubang lubang akibat bekas gas
terutama pada bagian permukaannya. Gunungapi di Indonesia
umumnya menghasilkan batuan basalt dalam bentuk lava maupun
piroklastika.

c). Hipabissal

Batuan beku hipabissal merupakan jenis batuan yang terbentuk diantara


batuan plutonik dan vulkanik. Batuan ini terbentuk akibat adanya proses naik turun
magma di dalam mantel dan kerak bumi. Batuan beku hipabissal seringkali
membentuk sebuah batuan pakolit, dike, sill, lakolit, dan lopolit.

 Sill adalah sisipan magma beku pada dua lapisan litosfer yang


berbentuk tipis dan lebar. Bentukan ini terjadi karena adanya
penyusupan magma dibawah permukaan bumi atau sebagian dalam
kerak bumi karena pengaruh vulkanisme (aktivitas pergerakan kulit
bumi yang berhubungan dengan naiknya magma ke permukaan bumi).
 Struktur Batuan Beku

Struktur batuan yaitu penampakan batuan yang bisa dilihat dari kedudukan
lapisannya. Pada batuan beku seringkali hanya dapat dilihat langsung dari
lapangannya langsung. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a.) Pillow lava atau lava bantal, (pembekuan magma pada gunung di bawah laut
yang membentuk menyerupai bantal).

b). Joint struktur, (aliran lava yang berbentuk kekar-kekar dan tegak lurus sesuai
dengan arah alirannya sehingga menghasilkan penampakan yang sangat
memukau).

c). Massif, (jejak aliran lava yang keluar dari perut bumi namun tidak
menunjukkan adanya tanda-tanda lubang atau aliran gas di dalamnya).

d). Vesikuler, (aliran lava yang mengalir dan dibersamai dengan adanya aliran gas
sehingga arah dan teksturnya tidak teratur).

e). Xenolitis, (aliran lava yang dibersamai dengan masuknya batuan lain di
dalamnya sehingga menunjukkan sebuah fragmen yang membentuk pecahan-
pecahan).

2.3.2 Batuan Sedimen


Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terbentuk di atas permukaan bumi
dan dibekukan pada suhu dan tekanan udara rendah. Batuan sedimen sebenarnya
merupakan bentukan dari batuan yang pernah ada sebelumnya tetapi sudah terkena
berbagai jenis pelapukan dan erosi tanah. Material hasil dari pelapukan dan erosi ini
kemudian mengendap di dalam sebuah cekungan dan berkumpul menjadi satu
sehingga lambat laun karena adanya tekanan udara dan suhu yang rendah menjadikan
kumpulan tersebut sebuah batu baru. Material tersebut kemudian mengeras dan
mengelami litifikasi sehingga menjadi sebuah batuan sedimen.

Di dalam permukaan bumi, jumlah batuan sedimen ini diperkirakan mencapai


75% sedangkan di dalam kerak bumi diperkirakan ada 8%. Dari batuan sedimen ini
sebenarnya kita juga belajar berbagai jenis cabang ilmu pengetahuan seperti geokimia,
paleografi, klimatologi serta dari cabang ilmu sejarah kehidupan dan pembentukan
muka bumi. Hal ini disebabkan karena setiap lapisan batuan sedimen dapat
memperkirakan berapa lama waktu tersebut dan berapa lama usia bumi sebenarnya.

Klasifikasi Batuan Sedimen

Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dibedakan menjadi


empat jenis yaitu batuan sedimen klasik, batuan sedimen biokimia, batuan sedimen
kimia dan batuan sedimen vulkanik. Selengkapnya sebagai berikut:

1. Batuan Sedimen Klasik

Batuan sedimen klasik merupakan batuan yang terdiri dari silikat dan beberapa
fragmen batuan yang diangkut menggunakan sebuah fluida, kemudian material yang
diangkut oleh fluida ini akan terhenti dimana fluida ini juga terhenti.

Bentuk dan ukuran dari batuan sedimen klasik dibedakan sesuai dengan skala
ukuran partikel yang mendominasi dan menggunakan ukuran skala butir Udden-
Wentworth. Kemudian para ahli membagi ukurannya menjadi tiga jenis yaitu kerikil
(batuan yang memiliki diameter lebih dari 2 mm), pasir (batuan yang memiliki
diameter antara 1/16 hingga 2 mm) dan lumpur (lumpur terbagi menjadi dua yaitu
lempung yang memiliki diameter kurang dari 1/256 mm dan lanau yang memiliki
diameter antara 1/16 hingga 1/256 mm).

2. Batuan Sedimen Biokimia

Pada batuan sedimen biokimia, menggunakan jasa dari berbagai organisme


biasanya merupakan organisme mikro yang ikut mengangkut material sehingga
berkumpul pada tempat tertentu dan membentuk sebuah batuan. Pada batuan sedimen
biokimia ini diantaranya adalah:

 Batu gamping (terbuat dari berbagai kerangka biota laut yang berkapur seperti
diantaranya karang, foraminifera dan moluska).
 Batubara (terbuat dari tumbuhan dimana sudah dihilangkan karbonnya dari
atmosfer dan proses ini dibantu oleh beberapa unsure lainnya).
 Endapan rijang, (terbentuk dari akumulasi kerangka yang mengandung zat silika
dimana zat ini didapatkan dari berbagai biota laut yang memiliki ukuran
mikroskopis contohnya adalah ladiolaria dan diatom).

3. Batuan Sedimen Kimia

Batuan sedimen kimia ialah batuan yang terbentuk melalui sebuah kejadian
ketika kumpulan material terperangkap di dalam sebuah tempat dan kandungan
mineral di dalam larutannya menjadi jenuh dan membeku dengan proses anorganik
(kimiawi). Batuan sedimen kimia yang paling banyak ditemukan antara lain adalah
batu gamping oolitik, dan batuan lain yang mengandung evaporit seperti silvit, halit,
barit dan juga gypsum.
4. Batuan Sedimen Vulkanis

Batuan sedimen vulkanis, batuan ini terbentuk karena beberapa hal


diantaranya adalah akibat adanya arus piroklastik, breksi vulkanik, breksi impact dan
proses lainnya yang jarang sekali ditemukan dan hanya ada pada beberapa kasus saja.

Berikut contoh-contoh batuan sedimen:

1. Breksi
Breksi adalah batuan yang memiliki butiran-butiran kasar yang
terbentuk dari segmentasi bagian-bagian yang bersifat coarse dengan ukuran 2
sampai 256 mm. Bagian-bagian ini berbentuk runcing dan menyudut. Ini
biasanya terbentuk pada bagian dasar lereng gunung yang mengalami
sedimentasi.

2. Konglomerat
Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan
dengan ukuran berbeda dan bentuk membulat yang direkat menjadi batuan
padat. Bentuk fragmen yang membulat akibat adanya aktivitas air umumnya
terdiri atas mineral atau batuan yang mempunyai ketahanan dan diangkut jauh
dari sumbernya. Di antara fragmen fragmen konglomerat diisi oleh sedimen
sedimen halus sebagai perekat yang umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika,
dan Kalsit. Fragmen-fragmen konglomerat dapat terdiri atas satu jenis mineral
atau batuan atau beraneka macam campuran. Sifatnya yang heterogen
menjadikan berwarna-warni.

3. Sandstone
Sandstone terbentuk karena proses segmentasi butiran-butiran pasir
yang terbawa oleh arus sungai, ombak dan angin sehingga akhirnya
terakumulasi pada suatu tempat. Oleh karena itu, batuan ini disebut juga
dengan batu pasir. Ukuran butiran sandstone 1/16 sampai 2 mm.
2.3.3 Batuan Metamorf
Jenis batuan ketiga adalah batuan metamorf atau yang juga sering disebut
sebagai batuan malihan. Batuan metamorf merupakan sebuah batuan yang mengalami
perubahan atau transformasi dari batuan lainnya yang sudah ada sebelumnya dan
dibersamai dengan adanya proses metamorfosa sehingga membentuk bentuk baru yang
berbeda dengan jenis batuan sebelumnya. jumlah dari batuan metamorf di dalam bumi
ini cukup banyak dan pembentukannya sangat mudah karena adanya kedalaman tempat
yang sangat dalam, adanya tekanan udara yang sangat rendah atau tinggi dan tekanan
dari batuan yang sudah ada di atasnya. Proses pembentukan batuan metamorf juga bisa
terjadi karena adanya tabrakan lempeng benua yang bisa menyebabkan adanya tekanan
horizontal, distorsi dan gesekan pada lempeng tersebut. Batuan metamorf juga bisa
terbentuk karena adanya pemanasan dari magma yang ada di dalam perut bumi.

Jenis-jenis Batuan Metamorf,terdapat beberapa jenis batuan metamorf serta mampu


dibhinekakan sebagai berikut :

1. Batuan Metamorfosis hubungan

Proses terjadinya batuan metamorf kontak artinya adanya suntikan magma yg


mengenai di batuan disekitarnya. Perubahan ini ialah perubahan besar dimana hampir batuan
yg terkena suhu yang sangat tinggi akan melakukan proses metamorphosis. sebab adanya
proses ini jua bisa merubah biji mineral yang terdapat di pada batuan. Semakin dekat letak
batu menggunakan magma akan semakin akbar jua proses perubahannya dibandingkan
menggunakan batuan yang letaknya jauh berasal magma.

Saat batuan mengalami hubungan dengan magma pula mengakibatkan bagian atas
mineralnya sebagai lebih keras.Istilah buat menyebut batuan yg telah mengalami proses
metamorphosis ini umumnya dianggap dengan batu tanduk (hornfless).

2. Batuan Metamorf Regional

Batuan metamorf regional ialah sebuah deretan batuan metamorf dalam berukuran
yang cukup besar serta luas. Sebagian besar batuan di bawah kerak bumi artinya batuan
metamorf yang mengalami proses metamorphosis saat terjadinya tabrakan lempeng benua ini.
umumnya batuan metamorf ini akan ada disepanjang sabuk sebab adanya tekanan suhu udara
yg tinggi sebagai akibatnya mengakibatkan batuannya mengalami perubahan struktur di
dalamnya. buat batuan metamorf regional ini misalnya ialah singkapan marmer yg sangat
luas di Amerika serikat.

3. Batuan Metamorf Katalakstik


Batuan ini terjadi sebab adanya proses prosedur deformasi mekanis. Jadi, waktu
terdapat dua lempeng yang saling bergesekan maka akan menghasilkan panas yg sangat
tinggi, bagian yg masih mengalami goresan tersebutlah yg akan mengalami perubahan
struktur pada dalamnya. batuan tersebut pula umumnya akan hancur terlebih dahulu karena
adanya tumbukan atau ukiran tertentu yg sangat usang serta bertenaga. di proses ini tidak
umumnya terjadi di zona sempit dimana terjadi konvoi sesar secara mendatar.

4. Batuan Metamorf Hidrotermal

Batuan ini terjadi karena adanya perbuhana suhu dan tekanan udara yang sangat
drastis karena adanya cairan hidrotermal. contoh berasal batuan ini artinya batuan basaltic
dimana didalam batuan tadi memang sangat kekurangan cairan hidrat. yang akan terjadi
endapan berasal batuan ini akan bercampur dengan unsure-unsur lainnya mirip talk, klorit,
tremolit, aktinolit serta lainnya. biasanya Bila endapan terdapat bijihnya berarti adalah batuan
metamorf hidrotermal.

5. Batuan Metamorf Tindihan

Batuan metamorf tindihan ini ialah hasil berasal batuan yg tertimbun dalam
kedalaman yg sangat dalam sampai mencapai perubahan suhu yang sangat drastis. di fase ini
umumnya pada pada batu akan ada sebuah mineral baru serta biasanya yang paling poly
didapatkan artinya mineral zeolit. Batuan ini mampu berubah menjadi batuan metamorf
regional Jika terjadi perubahan suhu serta tekanan yang terjadi secara terus menerus.

6. Batuan Metamorf akibat

Batuan metamorf jenis ini terjadi karena adanya suatu peristiwa mirip waktu meteor
atau komet yang jatuh ke bumi hingga menyebabkan ledakan. Hal ini juga mampu terjadi
sebab adanya gempa bumi atau sebab adanya letusan gunung barah yang sangat akbar. sebab
adanya insiden tadi maka menyebabkan tekanan yg sangat tinggi di batuan-batuan yang
terkena dampak berasal peristiwa tadi. Tekanan ini menyebabkan adanya perubahan mineral
pada batuan yg sangat tinggi seperti koesit serta stishofit. Selain itu batuan jua mampu
berubah bentuk sebagai kerucut yg terpercah-pecah.

Berikut model-model batuan metamorf :

1. Marmer

Terbentuk ketika batu gamping menerima tekanan serta panas sehingga mengalami
perubahan serta rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun berasal kalsium karbonat. Marmer
bersifat padat, kompak serta tanpa foliasi.
2. Sekis

Schist (sekis) artinya batuan metamorf yg mengandung mika, grafit, horndlende.


Mineral di batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yg
diperlihatkan menggunakan kristal yang mengkilap.

3. Filit

Ialah batuan metamorf yg umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica serta klorit.
Terbentuk asal kelanjutan proses metamorfosisme asal Slate.

4. Kuarsit

Kuarsit ialah salah satu batuan metamorf yg keras dan bertenaga. Terbentuk ketika
batupasir (sandstone) serta mendapat tekanan temperatur yang tinggi. waktu batupasir
menjelma kuarsa menjadi kuarsit, butir-butir mengalami rekristalisasi, dan umumnya tekstur
dan struktur dari di batupasir terhapus oleh proses metamorfosis.

5. Milonit

Milonit adalah batuan metamorf kompak.Terbentuk sang rekristalisasi dinamis


mineral-mineral pokok yang menyebabkan pengurangan ukuran buah-butir batuan. butir butir
batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.
6. Filonit

Milonit adalah batuan metamorf kompak.Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis


mineral-mineral utama yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-buah batuan. buah
butir batuan ini lebih halus serta bisa dibelah seperti schistose.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Siklus batuan ialah suatu proses pembentukan batuan yang mendeskripsikan


perubahan asal magma yang membeku akibat imbas cuaca sampai menjadi batuan beku, lalu
sedimen, batuan sadimen dan batuan metamorphic dan akhirnya berubah sebagai magma
kembali. Di bumi terdapat tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, serta batuan
metamorf.

Itulah tiga jenis jenis batuan yang menyusun bumi yaitu batuan beku yang letaknya
paling dalam, lalu batuan sedimen dimana adalah endapan dari batuan yang terdapat
sebelumnya serta batuan metamorf dimana batu ini artinya bentuk lain dari batu yg telah
bertransformasi menjadi bentuk dan struktur yang berbeda-beda di dalamnya. Batuan ini
tentunya sangat krusial bagi kehidupan makhluk hidup di bumi dan sebagai bidang ilmu yg
sangat menarik buat dipelajari. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://m.merdeka.com/jateng/jenis-batuan-beserta-ciri-ciri-dan-kegunaannya-
kln.html
2. https://www.kompas.com/skola/read/2022/01/20/173751969/siklus-batuan-
pengertian-dan-tahapannya
3. Ilmu Geografi, A. (2016, 02 03). Jenis Jenis Batuan dan Penjelasannya. Retrieved
from Ilmu Geografi: https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/jenis-jenis-batuan
4. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Batu

Anda mungkin juga menyukai