Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
2.1 Pengertian Batuan........................................................................................................5
2.2 Siklus Batuan...............................................................................................................5
2.3 Jenis Batuan.................................................................................................................6
a). Intrusive
Biasanya di dalam lubang inti pada sebuah pegunungan akan diisi dengan
batuan granit namun ketika lubang tersebut tertimbun oleh material lainnya akan
membentuk batuan batolit. Batuan beku yang memiliki tekstur butir kasar yang
terletak pada kedalaman cukup di dalam kerak disebut sebagai abyssal sedangkan
batuan beku intrusive yang proses terbentuknya sudah hampir berada di permukaan
disebut sebagai hypabyssal. Berikut contoh-contoh batuan beku jenis intrusive:
Granit
Granit adalah batuan beku dalam. Granit mineralnya berbutir kasar
hingga sedang, berwarna terang, mempunyai banyak warna umumnya
putih, kelabu, merah jambu atau merah. Warna ini disebabkan oleh
variasi warna dari mineral feldspar. Granit terbentuk jauh di dalam
bumi dan tersingkap di permukaan bumi karena adanya erosi dan
tektonik. Granit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Di
Indonesia, granit terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian
Jaya (Papua), dan lain-lain.
Diorite
Diorite adalah batuan beku dalam mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, warnanya agak gelap. Diorit merupakan batuan yang banyak
terdapat di alam. Di Jawa Tengah banyak terdapat di kota Pemalang
dan Banjarnegara. Diorit dapat digunakan untuk pengeras jalan,
pondasi, dan lain-lain.
Grabo
Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam,
mineralnya berbutir kasar hingga sedang. Dapat digunakan untuk
pengeras jalan, pondasi, dan yang dipoles sangat disukai karena
warnanya hitam, sehingga baik untuk lantai atau pelapis dinding Di
Pulau Jawa, batuan ini terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan Jiwo,
Serayu, dan Pemalang.
b). Ekstrusif
Batuan ekstrusif dan intrusive agak sulit dibedakan karena biasanya keduanya
memiliki tekstur kasar dengan butiran-butiran halus di permukaannya. Cara
membedakan keduanya biasanya hanya bisa dilakukan melalui pemeriksaan di
bawah mikroskop melalui mineral yang terdapat di dalam kedua jenis batuan ini.
Sehingga jika ada penyebutan mengenai apakah itu merupakan batuan intrusive
atau batuan ekstrusif di lapangan secara langsung, hanyalah sebuah dugaan saja
dan tidak dipastikan kebenaranya. Berikut contoh-contoh batuan beku jenis
ekstrusif:
Basalt
Basalt adalah batuan leleran dari gabro, mineralnya berbutir halus,
berwarna hitam. Basalt umumnya berlubang lubang akibat bekas gas
terutama pada bagian permukaannya. Gunungapi di Indonesia
umumnya menghasilkan batuan basalt dalam bentuk lava maupun
piroklastika.
c). Hipabissal
Struktur batuan yaitu penampakan batuan yang bisa dilihat dari kedudukan
lapisannya. Pada batuan beku seringkali hanya dapat dilihat langsung dari
lapangannya langsung. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a.) Pillow lava atau lava bantal, (pembekuan magma pada gunung di bawah laut
yang membentuk menyerupai bantal).
b). Joint struktur, (aliran lava yang berbentuk kekar-kekar dan tegak lurus sesuai
dengan arah alirannya sehingga menghasilkan penampakan yang sangat
memukau).
c). Massif, (jejak aliran lava yang keluar dari perut bumi namun tidak
menunjukkan adanya tanda-tanda lubang atau aliran gas di dalamnya).
d). Vesikuler, (aliran lava yang mengalir dan dibersamai dengan adanya aliran gas
sehingga arah dan teksturnya tidak teratur).
e). Xenolitis, (aliran lava yang dibersamai dengan masuknya batuan lain di
dalamnya sehingga menunjukkan sebuah fragmen yang membentuk pecahan-
pecahan).
Batuan sedimen klasik merupakan batuan yang terdiri dari silikat dan beberapa
fragmen batuan yang diangkut menggunakan sebuah fluida, kemudian material yang
diangkut oleh fluida ini akan terhenti dimana fluida ini juga terhenti.
Bentuk dan ukuran dari batuan sedimen klasik dibedakan sesuai dengan skala
ukuran partikel yang mendominasi dan menggunakan ukuran skala butir Udden-
Wentworth. Kemudian para ahli membagi ukurannya menjadi tiga jenis yaitu kerikil
(batuan yang memiliki diameter lebih dari 2 mm), pasir (batuan yang memiliki
diameter antara 1/16 hingga 2 mm) dan lumpur (lumpur terbagi menjadi dua yaitu
lempung yang memiliki diameter kurang dari 1/256 mm dan lanau yang memiliki
diameter antara 1/16 hingga 1/256 mm).
Batu gamping (terbuat dari berbagai kerangka biota laut yang berkapur seperti
diantaranya karang, foraminifera dan moluska).
Batubara (terbuat dari tumbuhan dimana sudah dihilangkan karbonnya dari
atmosfer dan proses ini dibantu oleh beberapa unsure lainnya).
Endapan rijang, (terbentuk dari akumulasi kerangka yang mengandung zat silika
dimana zat ini didapatkan dari berbagai biota laut yang memiliki ukuran
mikroskopis contohnya adalah ladiolaria dan diatom).
Batuan sedimen kimia ialah batuan yang terbentuk melalui sebuah kejadian
ketika kumpulan material terperangkap di dalam sebuah tempat dan kandungan
mineral di dalam larutannya menjadi jenuh dan membeku dengan proses anorganik
(kimiawi). Batuan sedimen kimia yang paling banyak ditemukan antara lain adalah
batu gamping oolitik, dan batuan lain yang mengandung evaporit seperti silvit, halit,
barit dan juga gypsum.
4. Batuan Sedimen Vulkanis
1. Breksi
Breksi adalah batuan yang memiliki butiran-butiran kasar yang
terbentuk dari segmentasi bagian-bagian yang bersifat coarse dengan ukuran 2
sampai 256 mm. Bagian-bagian ini berbentuk runcing dan menyudut. Ini
biasanya terbentuk pada bagian dasar lereng gunung yang mengalami
sedimentasi.
2. Konglomerat
Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan
dengan ukuran berbeda dan bentuk membulat yang direkat menjadi batuan
padat. Bentuk fragmen yang membulat akibat adanya aktivitas air umumnya
terdiri atas mineral atau batuan yang mempunyai ketahanan dan diangkut jauh
dari sumbernya. Di antara fragmen fragmen konglomerat diisi oleh sedimen
sedimen halus sebagai perekat yang umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika,
dan Kalsit. Fragmen-fragmen konglomerat dapat terdiri atas satu jenis mineral
atau batuan atau beraneka macam campuran. Sifatnya yang heterogen
menjadikan berwarna-warni.
3. Sandstone
Sandstone terbentuk karena proses segmentasi butiran-butiran pasir
yang terbawa oleh arus sungai, ombak dan angin sehingga akhirnya
terakumulasi pada suatu tempat. Oleh karena itu, batuan ini disebut juga
dengan batu pasir. Ukuran butiran sandstone 1/16 sampai 2 mm.
2.3.3 Batuan Metamorf
Jenis batuan ketiga adalah batuan metamorf atau yang juga sering disebut
sebagai batuan malihan. Batuan metamorf merupakan sebuah batuan yang mengalami
perubahan atau transformasi dari batuan lainnya yang sudah ada sebelumnya dan
dibersamai dengan adanya proses metamorfosa sehingga membentuk bentuk baru yang
berbeda dengan jenis batuan sebelumnya. jumlah dari batuan metamorf di dalam bumi
ini cukup banyak dan pembentukannya sangat mudah karena adanya kedalaman tempat
yang sangat dalam, adanya tekanan udara yang sangat rendah atau tinggi dan tekanan
dari batuan yang sudah ada di atasnya. Proses pembentukan batuan metamorf juga bisa
terjadi karena adanya tabrakan lempeng benua yang bisa menyebabkan adanya tekanan
horizontal, distorsi dan gesekan pada lempeng tersebut. Batuan metamorf juga bisa
terbentuk karena adanya pemanasan dari magma yang ada di dalam perut bumi.
Saat batuan mengalami hubungan dengan magma pula mengakibatkan bagian atas
mineralnya sebagai lebih keras.Istilah buat menyebut batuan yg telah mengalami proses
metamorphosis ini umumnya dianggap dengan batu tanduk (hornfless).
Batuan metamorf regional ialah sebuah deretan batuan metamorf dalam berukuran
yang cukup besar serta luas. Sebagian besar batuan di bawah kerak bumi artinya batuan
metamorf yang mengalami proses metamorphosis saat terjadinya tabrakan lempeng benua ini.
umumnya batuan metamorf ini akan ada disepanjang sabuk sebab adanya tekanan suhu udara
yg tinggi sebagai akibatnya mengakibatkan batuannya mengalami perubahan struktur di
dalamnya. buat batuan metamorf regional ini misalnya ialah singkapan marmer yg sangat
luas di Amerika serikat.
Batuan ini terjadi karena adanya perbuhana suhu dan tekanan udara yang sangat
drastis karena adanya cairan hidrotermal. contoh berasal batuan ini artinya batuan basaltic
dimana didalam batuan tadi memang sangat kekurangan cairan hidrat. yang akan terjadi
endapan berasal batuan ini akan bercampur dengan unsure-unsur lainnya mirip talk, klorit,
tremolit, aktinolit serta lainnya. biasanya Bila endapan terdapat bijihnya berarti adalah batuan
metamorf hidrotermal.
Batuan metamorf tindihan ini ialah hasil berasal batuan yg tertimbun dalam
kedalaman yg sangat dalam sampai mencapai perubahan suhu yang sangat drastis. di fase ini
umumnya pada pada batu akan ada sebuah mineral baru serta biasanya yang paling poly
didapatkan artinya mineral zeolit. Batuan ini mampu berubah menjadi batuan metamorf
regional Jika terjadi perubahan suhu serta tekanan yang terjadi secara terus menerus.
Batuan metamorf jenis ini terjadi karena adanya suatu peristiwa mirip waktu meteor
atau komet yang jatuh ke bumi hingga menyebabkan ledakan. Hal ini juga mampu terjadi
sebab adanya gempa bumi atau sebab adanya letusan gunung barah yang sangat akbar. sebab
adanya insiden tadi maka menyebabkan tekanan yg sangat tinggi di batuan-batuan yang
terkena dampak berasal peristiwa tadi. Tekanan ini menyebabkan adanya perubahan mineral
pada batuan yg sangat tinggi seperti koesit serta stishofit. Selain itu batuan jua mampu
berubah bentuk sebagai kerucut yg terpercah-pecah.
1. Marmer
Terbentuk ketika batu gamping menerima tekanan serta panas sehingga mengalami
perubahan serta rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun berasal kalsium karbonat. Marmer
bersifat padat, kompak serta tanpa foliasi.
2. Sekis
3. Filit
Ialah batuan metamorf yg umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica serta klorit.
Terbentuk asal kelanjutan proses metamorfosisme asal Slate.
4. Kuarsit
Kuarsit ialah salah satu batuan metamorf yg keras dan bertenaga. Terbentuk ketika
batupasir (sandstone) serta mendapat tekanan temperatur yang tinggi. waktu batupasir
menjelma kuarsa menjadi kuarsit, butir-butir mengalami rekristalisasi, dan umumnya tekstur
dan struktur dari di batupasir terhapus oleh proses metamorfosis.
5. Milonit
3.1 Kesimpulan
Itulah tiga jenis jenis batuan yang menyusun bumi yaitu batuan beku yang letaknya
paling dalam, lalu batuan sedimen dimana adalah endapan dari batuan yang terdapat
sebelumnya serta batuan metamorf dimana batu ini artinya bentuk lain dari batu yg telah
bertransformasi menjadi bentuk dan struktur yang berbeda-beda di dalamnya. Batuan ini
tentunya sangat krusial bagi kehidupan makhluk hidup di bumi dan sebagai bidang ilmu yg
sangat menarik buat dipelajari. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://m.merdeka.com/jateng/jenis-batuan-beserta-ciri-ciri-dan-kegunaannya-
kln.html
2. https://www.kompas.com/skola/read/2022/01/20/173751969/siklus-batuan-
pengertian-dan-tahapannya
3. Ilmu Geografi, A. (2016, 02 03). Jenis Jenis Batuan dan Penjelasannya. Retrieved
from Ilmu Geografi: https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/jenis-jenis-batuan
4. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Batu