Anda di halaman 1dari 4

Foto Ini oleh Penulis Tidak

Diketahui dilisensikan atas


namaCC BY
Modul 3

Masyarakat Beradab dan Sejahtera

Masyarakat Beradab dan Sejahtera

Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan
kesadaran pada diri setiap anggotanya sebagai suatu kesatuan. Asal usul
pembentukan masyarakat bermula dari fitrah manusia sebagai makhluk sosial
yang senantiasa membutuhkan orang lain. Dari fitrah ini kemudian mereka
berinteraksi satu sama lain dalam jangka waktu yang lama sehingga
menimbulkan hubungan sosial yang pada gilirannya menumbuhkan kesadaran
akan kesatuan. Untuk menjaga ketertiban daripada hubungan sosial itu, maka
dibuatlah sebuah peraturan.

Dalam perkembangan berikutnya,seiring dengan berjumlahnya individu yang


menjadi anggota tersebut dan perkembangan kebudayaan, masyarakat
berkembang menjadi sesuatu yang kompleks. Maka muncullah lembaga sosial,
kelompok sosial, kaidah-kaidah sosial sebagai struktur masyarakat dan proses
sosial dan perubahan sosial sebagai dinamika masyarakat. Atas dasar itu, para
ahli sosiologi menjelaskan masyarakat dari dua sudut: struktur dan dinamika.

Masyarakat beradab dan sejahtera dapat dikonseptualisasikan sebagai civil


society atau masyarakat madani. Meskipun memeliki makna dan sejarah sendiri,
tetapi keduanya, civil society dan masyarakat madani merujuk pada semangat
yang sama sebagai sebuah masyarakat yang adil, terbuka, demokratis, sejahtera,
dengan kesadaran ketuhanan yang tinggi yang diimplementasikan dalam
kehidupan sosial.

Prinsip masyarakat beradab dan sejahtera (masyarakat madani) adalah keadilan


sosial, egalitarianisme, pluralisme, supremasi hukum, dan pengawasan sosial.
Keadilan sosial adalah tindakan adil terhadap setiap orang dan membebaskan
segala penindasan. Egalitarianisme adalah kesamaan tanpa diskriminasi baik
etnis, agama, suku, dll. Pluralisme adalah sikap menghormati kemajemukan
dengan menerimanya secara tulus sebagai sebuah anugerah dan kebajikan.
Supremasi hukum adalah menempatkan hukum di atas segalanya dan
menetapkannya tanpa memandang “atas” dan “bawah”.

Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan Sejahtera

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural di mana bangsa ini terdiri dari
berbagai macam suku, bahasa, etnis, agama, dll. meskipun plural, bangsa ini
terikat oleh kesatuan kebangsaan akibat pengalaman yang sama: penjajahan
yang pahit dan getir. Kesatuan kebangsaan itu dideklarasikan melalui Sumpah
Pemuda 1928 yang menyatakan ikrar: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa:
Indonesia. Kesatuan kebangsaan momentum historisnya ada pada Pancasila
ketika ia dijadikan sebagai falsafah dan ideologi negara. Jika dibandingkan, ia
sama kedudukannya dengan Piagam Madinah. Keduanya, Pancasila dan Piagam
Madinah merupakan platform bersama semua kelompok yang ada untuk
mewujudkan cita-cita bersama, yakni masyarakat madani.

Salah satu pluralitas bangsa Indonesia adalah agama. Karena itu peran umat
beragama dalam mewujudkan masyarakat madani sangat penting. Peran itu
dapat dilakukan, antara lain, melalui dialog untuk mengikis kecurigaan dan
menumbuhkan saling pengertian, melakukan studi-studi agama, menumbuhkan
kesadaran pluralisme, dan menumbuhkan kesadaran untuk bersama-sama
mewujudkan masyarakat madani.

Hak Asasi Manusia dan Demokrasi

Hak Asasi Manusia dan Demokrasi

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah wewenang manusia yang bersifat dasar
sebagai manusia untuk mengerjakan, meninggalkan, memiliki, mempergunakan
atau menuntut sesuatu baik yang bersifat materi maupun immateri. Secara
historis, pandangan terhadap kemanusiaan di Barat bermula dari para pemikir
Yunani Kuno yang menggagas humanisme. Pandangan humanisme, kemudian
dipertegas kembali pada zaman Renaissance. Dari situ kemudian muncul
pelbagai kesepakatan nasional maupun internasional mengenai penghormatan
hak-hak asasi manusia. Puncaknya adalah ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa
mengeluarkan Declaration of Human Right, disusul oleh ketentuan-ketentuan
lain untuk melengkapi naskah tersebut. Secara garis besar, hak asasi manusia
berisi hak-hak dasar manusia yang harus dilindungi yang meliputi hak hidup,
hak kebebasan, hak persamaan, hak mendapatkan keadilan, dll.

Jauh sebelum Barat mengonseptualisasikan hak asasi manusia, terutama, sejak


masa Renaissance, Islam yang dibawa oleh Rasulullah telah mendasarkan hak
asasi manusia dalam kitab sucinya. Beberapa ayat suci al-Qur’an banyak
mengonfirmasi mengenai hak-hak tersebut: hak kebebasan, hak mendapat
keadilan, hak kebebasan, hak mendapatkan keamanan, dll. Puncak komitmen
terhadap hak asasi manusia dinyatakan dalam peristiwa haji Wada di mana
Rasulullah berpesan mengenai hak hidup, hak perlindungan harta, dan hak
kehormatan.

Sama halnya dengan hak asasi manusia, demokrasi yang berarti pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, secara historis telah ada sejak zaman
Yunani Kuno sebagai respons terhadap pemerintahan otoriter yang tidak
menutup partisipasi rakyat dalam setiap keputusan-keputusan publik. Melalui
sejarah yang panjang, sekarang demokrasi dipandang sebagai sistem
pemerintahan terbaik yang harus dianut oleh semua negara untuk kebaikan
rakyat yang direalisasikan melalui hak asasi manusia. Hak asasi manusia hanya
bisa diwujudkan dalam suatu sistem yang demokrasi di mana semua warga
memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan berbangsa
dan bernegara.
Sama halnya dengan hak asasi manusia, prinsip-prinsip demokrasi seperti
kebebasan, persamaan, dll. terdapat juga dalam Islam. Beberapa ayat al-Qur’an
mengonfirmasi prinsip-prinsip tersebut. Selain itu juga, praktik Rasulullah
dalam memimpin Madinah menunjukkan sikapnya yang demokratis. Faktanya
adalah kesepakatan Piagam Madinah yang lahir dari ruang kebebasan dan
persamaan serta penghormatan hak-hak asasi manusia.

Anda mungkin juga menyukai