DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah menganugerahkan kepada kita Bahasa Indonesia. Dengan Bahasa
Indonesia ini kita mampu menyatukan berbagai suku dan ras yang ada di
negeri tercinta ini. Sehingga di bawah atap Pancasila dengan semangat
Bhinneka Tunggal Ika kita dapat bersatu padu merapatkan barisan untuk
satu tujuan menuju masyarakat yang madani.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................... 1
A. LATAR BELAKANG................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................ 2
C. TUJUAN ..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................... 3
A. PENGERTIAN EJAAN ................................................. 3
B. MACAM-MACAM EJAAN ......................................... 3
C. KAIDAH EJAAN........................................................... 5
D. PENGGUNAAN TANDA BACA.................................. 10
E. FUNGSI TANDA BACA …………………………….. 15
BAB III PENUTUP .................................................................. 18
A. KESIMPULAN .............................................................. 18
B. SARAN .......................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EJAAN
B. MACAM-MACAM EJAAN
3
2. Ejaan Republik/Ejaan Suwandi
3. Ejaan Malindo
4
menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan
itu.
C. Kaidah Ejaan
1.1.1 Huruf Kapital Istilah huruf kapital sering juga diganti dengan huruf
besar. Huruf ini dipakai sebagai huruf pertama:
(c) dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci,
termasuk kata ganti untuk Tuhan,
5
(d) nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama
orang (Mahaputera Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Amir)
(e) nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang (Wakil Presiden
Yusuf Kalla, Jenderal Tito Karnavian)
(k) nama semua kata dalam judul buku, majalah, surat kabar, kecuali kata
partikel, seperti di, ke, dari, untuk, yang, dan yang tidak terletak pada posisi
awal
(m) kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, adik, paman
yang dipakai sebagai kata ganti sapaan
(a) menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
karangan; Contoh: Dia mendengar berita itu dari Kompas.
6
(b) menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata atau kelompok
kata; Contoh: Seluruh karyawan diwajibkan menghadiri acara tersebut.
(c) menuliskan kata atau ungkapan asing, kata nama ilmiah, kecuali yang
telah disesuaikan ejaannya. Contoh: Hari-harinya padat dengan facebook.
Kata ganti ku, kau, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
7
1.2.3 Kata Turunan
Jika bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan
akhiran, kata-kata itu ditulis serangkai.
Contoh: (1) tidak adil + ke-an ....................... ketidakadilan Partikel per yang
berarti ‘mulai’, ‘tiap’, dan ‘demi’ ditulis terpisah Contoh:
Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan
tanda titik (.).
Singkatan yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan
tidak diikuti dengan tanda titik (.).
Contoh: MPR Singkatan umum terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti
tanda titik. Contoh: dst., dsb., dkk., dto.
Akronim adalah singkatan yang terdiri atas gabungan huruf awal, gabungan
suku kata, atau gabungan huruf dan suku kata yang diperlakukan sebagai
kata, seperti:
8
Contoh: ABRI, PASI, SIM Akabri, Bappenas Akronim yang bukan nama
diri/lembaga ditulis sebagai berikut: pemilu, rapim, tilang
9
D. PENGGUNAAN TANDA BACA
Ada beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca titik (.) yaitu :
b. Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau huruf dalam
suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
d. Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan
tempat terbit dalam daftar pustaka.
10
2. Tanda baca koma (,)
11
4. Tanda baca titik dua (:)
Contoh: Se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
12
6. Tanda Pisah (–)
Contoh: 1920–1945
13
10. Tanda seru (!)
Reformasi ‘perubahan’
14
14. Tanda garis miring (/)
Contoh: 14/YPU-i/12/99
15
E. FUNGSI TANDA BACA
Titik (.). Tanda titik terletak di akhir sebuah kalimat. Tanda ini
berfungsi sebagai penutup atau pengakhir kalimat.
Tanda seru (1). Tanda ini berfungsi sebagai penegas suatu kalimat
dan biasa digunakan dalam kalimat perintah dan kalimat seruan.
Tanda ini juga untuk memperjelas emosi suatu kalimat.
Tanda titik koma (;). Tanda ini berfungsi untuk memisahkan kalimat
setara dan pengganti kata penghubung yang memisahkan kalimat
setara dalam kalimat majemuk.
Tanda titik dua {:}. Tanda ini berfungsi sebagai akhir kalimat yang
di lanjut dengan penyebutan menggunakan poin poin.
16
Tanda baca pisah (—). Tanda ini digunakan untuk memberikan
penjelasan khusus di luar kalimat. Fungsinya hampir mirip dengan
tanda kurung untuk memberi penjelasan di luar konteks.
Tanda petik tunggal ('). Tanda ini berfungsi untuk menandai kata
atau kalimat yang memiliki arti lain dan menandai beberapa istilah
yang terkandung dalam sebuah kalimat.
Tanda baca apostrof (`). Tanda ini digunakan dalam kata serapan
khusus dari bahasa asing dan intonasi khusus ketika membaca kata
dengan tanda ini.
Tanda kurung siku ({...}). Tanda ini berfungsi untuk mengapit kata
sebagai kalimat penjelas di dalam kalimat yang sudah diapit oleh
tanda kurung. Tanda ini juga sering digunakan dalam ilmu
matematika.
Tanda garis miring (/). Tanda ini berfungsi sebagai kata ganti atau,
digunakan juga dalam penulisan nomor rumah, surat, alamat, dan
penulisan tanggal atau periode.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah kita memahami apa yang telah di paparkan di atas,kita
dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa bahasa itu tidak terlepas
dari yang namanya tata ejaan dan tanda baca.dan ternyata ejaan dan
tanda baca itu saling keterkaitan.dan ejaan itu ternyata mengalami
beberapa tahap hingga menjadi yang sempurna,dimana yang kita
gunakan saat ini.
B. SARAN
Jadi kita sebagai pemuda yang mengakui bahwa bahasa
persatuannya adalah bahasa Indonesia ,jika menggunakan ataupun
mengkaji,kita juga harus memperhatikan beberapa aturan-aturan yang
terkandun di dalamnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hasan Alwi. 2000. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Indonesia yang
disempurnakan,
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/
pedoman_umum-ejaan_yang_disempurnakan.pdf, diakses pada hari Kamis, 14
April 2016 pukul 20.15 WIB
19