Anda di halaman 1dari 22

EJAAN DAN TANDA BACA

Dosen Pengampu : Asrul Nazar S.Pd., M.Hum.

DISUSUN OLEH :

1. Putri Aurelia A.D (152201058)


2. Muh. Amir Mahdy Eshaya (152201065)
3. Ld.Muh. Zaitullah (152201034)

KELOMPOK 3

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah menganugerahkan kepada kita Bahasa Indonesia. Dengan Bahasa
Indonesia ini kita mampu menyatukan berbagai suku dan ras yang ada di
negeri tercinta ini. Sehingga di bawah atap Pancasila dengan semangat
Bhinneka Tunggal Ika kita dapat bersatu padu merapatkan barisan untuk
satu tujuan menuju masyarakat yang madani.

Shalawat dan salam semoga tetap tecurahlimpahkan kepada nabi kita


Nabi Muhammad SAW. Dan juga tercurah pula kepada keluarganya,
sahabatnya dan kepada kita sebagai umatnya.

Alhamdulillah berkat kerja sama dan kerja keras kelompok makalah


ini bisa selesai sesuai dengan apa yang di harapkan. Kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun, guna pembenahan dalam penyusunan
makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua.

Bau-Bau, 30 Oktober 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................... 1
A. LATAR BELAKANG................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................ 2
C. TUJUAN ..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................... 3
A. PENGERTIAN EJAAN ................................................. 3
B. MACAM-MACAM EJAAN ......................................... 3
C. KAIDAH EJAAN........................................................... 5
D. PENGGUNAAN TANDA BACA.................................. 10
E. FUNGSI TANDA BACA …………………………….. 15
BAB III PENUTUP .................................................................. 18
A. KESIMPULAN .............................................................. 18
B. SARAN .......................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


kehidupan manusia. Penyampaian pesan, perasaan, ataupun ide
hanya akan efektif jika menggunakan bahasa. Salah satu
penyampaian pesan, perasaan ataupun ide itu dilakukan dengan
menulisnya. Terkadang bahasa yang diungkapkan dalam bentuk
tulisan menjadi tidak efektif yang penyebabnya antara lain kesalahan
ejaan ataupun tanda baca. Tanda baca dan ejaan menjadi penting
karena penggunaan yang tidak sesuai akan mengubah makna bahasa
yang akan diungkapkan. Secara teknis ejaan merupakan penulisan
huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Sedangkan tanda
baca itu sendiri dimaksudkan agar bahasa tulis menjadi mudah untuk
dipahami, sehingga pesan yang diungkapkan dapat dipahami sama.

Berangkat dari polemik di atas, makalah ini disusun. Di


dalam makalah ini pembahasannya lebih kepada ejaan dan tanda
baca yang keduanya merupakan indikator dari keabsahan Bahasa
Indonesia itu sendiri.

1
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tim penyusun


mengajukan beberapa rumusan masalah, di antaranya :

1. Apa yang dimaksud dengan ejaan ?


2. Apa macam –macam ejaan yang ada dalam Bahasa Indonesia?
3. Apa saja kaidah ejaan dalam Bahasa Indonesia?
4. Apa saja macam penggunaan tanda baca ?
5. Apa saja fungsi tanda baca?

C. TUJUAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh tim penyusun adalah :

1. Mengetahui pengertian ejaan


2. Mengetahui macam-macam ejaan dalam Bahasa Indonesia
3. Mengetahui penggunaan tanda baca
4. Mengetahui dan memahami kaidah penempatan ejaan penulisan

2
BAB II

PEMBAHASAN 

A. PENGERTIAN EJAAN

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan


bunyi-bunyi ujaran, bagaimana menempatkan tanda-tanda baca,
bagaimana memotong-motong suatu kata, dan bagaimana
menggabungkan kata-kata.

B. MACAM-MACAM EJAAN

1. Ejaan Van Ophuysen

Ejaan Van Ophuysen disebut juga Ejaan Balai pustaka.


Masyarakat pengguna bahasa menerapkannya sejak tahun 1901
sampai 1947.Ejaan ini merupakan karya Ch.A. Van Ophuysen,
dimuat dalam kitab Logat Melayoe (1901). Ciri khusus ejaan Van
Ophuysen:

Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu


menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu
menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan
Belanda, antara lain:

1. Huruf (u) ditulis (oe)


2. Komahamzah (k) ditulis dengan tanda (’) pada akhir kata
misalnya bapa’, ta’
3. Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf (a) mendapat
akhiran (i), maka di atas akhiran itu diberi tanda trema (”)
4. Huruf (c) yang pelafalannya keras diberi tanda (’) diatasnya
5. Kata ulang diberi angka 2, misalnya: janda2 (janda-janda

3
2. Ejaan Republik/Ejaan Suwandi

Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan Mr. Soewandi No.264/Bhg. A tanggal
19 maret 1947. Sebab ejaan ini disebut sebagai Ejaan Suwandi.
Sistem ejaan suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk Bahasa
Indonesia.

Ciri khusus Ejaan Republik/ Suwandi :

1. Huruf (oe) dalam ejaan Van Ophuysen berubah menada (u).


2. Tanda trema pada huruf (a) dan (i) dihilangkan.
3. Koma ‘ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis
dengan (k) misalnya kata’ menjadi katak.
4. Huruf (e) keras dan (e) lemah ditulis tidak menggunakan tanda
khusus, misalnya ejaan, seekor, dsb.
5. Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara.

3. Ejaan Malindo

Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari


perumusan ejaan melayu dan Indonesia.Perumusan ini berangkat
dari kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan, Sumatera
Utara.Ejaan Malindo ini belum sempat diterapkan dalam kegiatan
sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dan
Malaysia.

4. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/EYD

Pada Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik


Indonesia meresmikan pemakaianEjaan Bahasa Indonesia.
Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No.
57,Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

4
menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan
itu.

C. Kaidah Ejaan

Kaidah ejaan adalah keseluruhan peraturan tentang bagaimana


menggunakan lambang-lambang bunyi bahasa dan bagaimana
hubungan antara lambang-lambang tersebut (pemisahan dan
penggabungannya). Secara teknis, kaidah ejaan dan tanda baca
adalah aturan-aturan mengenai penulisan huruf, penulisan kata, dan
penulisan tanda baca.

Seperti diketahui bahwa kaidah ejaan mengatur penggunaan


beragam lambang kebahasaan yang berdimensi luas. Pembahasan
menyeluruh mengenai kaidah ejaan tersebut tidak mungkin
dilakukan pada bagian ini. Pembahasan dibatasi pada kaidah-kaidah
ejaan yang sangat produktif penggunaannya di dalam masyarakat.

1.1 Penulisan Huruf

Pada bagian ini akan dideskripsikan kaidah-kaidah yang berlaku


mengenai pemakaian huruf dalam bahasa Indonesia, yakni pemakaian
huruf kapital dan huruf miring.

1.1.1 Huruf Kapital Istilah huruf kapital sering juga diganti dengan huruf
besar. Huruf ini dipakai sebagai huruf pertama:

(a) kata pada awal kalimat

(b) petikan langsung (yang utuh)

(c) dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci,
termasuk kata ganti untuk Tuhan,

5
(d) nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama
orang (Mahaputera Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Amir)

(e) nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang (Wakil Presiden
Yusuf Kalla, Jenderal Tito Karnavian)

(f) nama orang

(g) nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa

(h) nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah

(i) nama khas dalam geografi

(j) nama badan resmi, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta


nama dokumen resmi

(k) nama semua kata dalam judul buku, majalah, surat kabar, kecuali kata
partikel, seperti di, ke, dari, untuk, yang, dan yang tidak terletak pada posisi
awal

(l) singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan

(m) kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, adik, paman
yang dipakai sebagai kata ganti sapaan

1.1.2 Huruf Miring

Huruf miring adalah huruf yang posisinya dimiringkan dalam cetakan.


Huruf miring dipakai untuk:

(a) menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
karangan; Contoh: Dia mendengar berita itu dari Kompas.

6
(b) menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata atau kelompok
kata; Contoh: Seluruh karyawan diwajibkan menghadiri acara tersebut.

(c) menuliskan kata atau ungkapan asing, kata nama ilmiah, kecuali yang
telah disesuaikan ejaannya. Contoh: Hari-harinya padat dengan facebook.

1.2 Penulisan Kata

Kaidah penulisan kata meliputi kaidah penggabungan kata, penulisan kata


ganti kau, ku, mu, dan nya, kata depan di, ke dan dari, kata turunan, serta
singkatan dan akronim.

1.2.1 Gabungan Kata

Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang dapat menimbulkan


kesalahan pengertian bisa diberi tanda hubung untuk menegaskan
pertaliannya. Contoh: alat pandang-dengar Buku sejarah-lama (sebagai
imbangan buku sejarah- moderen).

1.2.2 Kata ganti ku, kau, mu, dan nya

Kata ganti ku, kau, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.

(1) a. Ketidakjujuran tidak kusukai.

b. Ketidakjujuran tidak aku sukai.

(2) a. Lawan harus kaukalahkan dengan cara yang sportif.

b. Lawan harus engkau kalahkan dengan cara yang sportif.

(3) a. Aku tahu, buku itu milikmu.

b. Aku tahu, buku itu milik kamu.

7
1.2.3 Kata Turunan

Jika bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan
akhiran, kata-kata itu ditulis serangkai.

Contoh: (1) tidak adil + ke-an ....................... ketidakadilan Partikel per yang
berarti ‘mulai’, ‘tiap’, dan ‘demi’ ditulis terpisah Contoh:

(1) a. Mereka masuk satu per satu.

b. Mereka masuk satu persatu (x)

(2) a. Harganya Rp 3.000,00 per helai.

b. Harganya Rp 3.000,00 perhelai (x).

(3) Gaji naik per 1 April.

1.2.4 Singkatan dan Akronim

Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan
tanda titik (.).

Contoh: M. Amin, Drs., Prof., Kol.

Singkatan yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan
tidak diikuti dengan tanda titik (.).

Contoh: MPR Singkatan umum terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti
tanda titik. Contoh: dst., dsb., dkk., dto.

Akronim adalah singkatan yang terdiri atas gabungan huruf awal, gabungan
suku kata, atau gabungan huruf dan suku kata yang diperlakukan sebagai
kata, seperti:

8
Contoh: ABRI, PASI, SIM Akabri, Bappenas Akronim yang bukan nama
diri/lembaga ditulis sebagai berikut: pemilu, rapim, tilang

9
D. PENGGUNAAN TANDA BACA

Untuk memahami sebuah kalimat dengan sempurna kita perlu


memperhatikan tanda baca yang digunakan di dalamnya. Ada beberapa
tanda baca yang dipakai dalam Bahasa Indonesia yaitu :

1. Tanda baca titik (.)

Ada beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca titik (.) yaitu :

a. Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat yang


bukan yang bukan berupa kalimat tanya atau kalimat seruan.

Contoh : – Saya beragama islam

b. Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau huruf dalam
suatu bagan, ikhtisar atau daftar.

Contoh :– 4.1 Pembahasan

–Lampiran 2. Calon jamaah haji

c. Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam,


menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.

Contoh :– pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

d. Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan
tempat terbit dalam daftar pustaka.

Contoh : – Lesatariningrum, Dwi. 1989. Tek

10
2. Tanda baca koma (,)

Kaidah-kaidah penggunaan tanda baca koma (,) adalah sebagai


berikut:

a. Tanda baca koma (,) digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu


perincian.

Contoh:Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

b. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan kalimat setara,


apabila kalimat setara berikutnya diawali kata tetapi atau
melainkan.

Contoh:– Semua pergi, tetapi dia tidak.

–Dia bukan kakakku, melainkan adikku.

3. Tanda baca titik koma (;)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut :

a. Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis


atau setara.

Contoh: Matahari hampir terbenam; sinarnya yang kemerah-


merahan; memantul di atas permukaan laut; indah sekali
pemandangan ketika itu.

b. Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu


kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

Contoh: Sore itu kami sekeluarga sibuk dengan pekerjaan masing-


masing. Ayah sedang membaca Koran; ibu menjahit baju; saya
asyik membersihkan taman di depan rumah.

11
4. Tanda baca titik dua (:)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut:

a. Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan


perincian.

Contoh: Ketua : Ahmad Wijaya,

Sekretaris : Imam Tantowi

Bendahara: Siti Khotijah

5. Tanda hubung (-)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut :

a. Digunakan untuk merangkaikan se-dengan kata berikutnya yang


di dimulai dengan huruf capital, ke- dengan angka, angka
dengan- an, singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau
kata, dan nama jabatan rangkap.

Contoh: Se-Indonesia

hadiah ke-2

tahun 50-an

12
6. Tanda Pisah (–)

Tanda pisah (–) digunakan di antara dua bilangan atau tanggal


dengan arti “sampai ke“ atau “sampai dengan”. Penulisan tanda baca
pisah (–) dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi
sebelum dan sesudahnya.

Contoh: 1920–1945

Tanggal 15—10 April 1970

7. Tanda elipsis (…)

Tanda ini digunakan untuk menunjukan bahwa dalam suatu


kalimat atau naskah ada bagian yang hilang.

Contoh: Sebab-sebab kemerosotan akhlak dikalangan mahasiswa…


atau diteliti lebih lanjut.

8. Tanda kurung ((…))

Tanda ini digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

a. Digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Contoh: Dalam buku KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum


Pidana) Bab II pasal 10.

9. Tanda tanya (?)

Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni


kalimat yang membutuhkan jawaban.

Contoh: Siapa yang membawa tas saya ?

13
10. Tanda seru (!)

Tanda ini digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang


berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

Contoh: Alangkah seramnya peristiwa itu!

Ambilkan buku itu!

11. Tanda kurung siku ( [] )

Tanda ini digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat


penjelas yang sudah bertanda kurung.

Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan dalam


Bab II [lihat halaman 67-89])

12. Tanda petik (“…..”)

Tanda petik digunakan untuk mengakhiri petikan langsung .

Contoh: Kata Toto,”Saya juga berpuasa.”

“Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia”(Imran,1998)

13. Tanda petik tunggal (‘…’)

Tanda ini digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, dan


penjelasan kata atau ungkapan asing.

Contoh: Mastery Learning ‘belajar tuntas’

Reformasi ‘perubahan’

14
14. Tanda garis miring (/)

Tanda garis miring digunakan dalam menulis nomor surat,


nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang tebagi
dalam dua tahun takwim.

Contoh: 14/YPU-i/12/99

Jalan Kramat III/10 Jakarta

15. Tanda apostrof (‘)

Tanda ini berfunsi untuk penyingkat suatu kata yang digunakan


untuk menunjukan penghilangan bagian suatu kata atau bagian angka
tahun.

Contoh: malam ‘lah tiba (‘lah = telah)

1 Januari ’88 (’88 = 1988)

15
E. FUNGSI TANDA BACA

Penggunaan tanda baca berfungsi untuk menjaga keefektifan


komunikasi. Setiap tanda baca dapat mengartikan apakah sebuah
kalimat berbentuk kalimat tanya, kalimat perintah ataupun kalimat
lainnya. Pemberian tanda baca yang salah dapat membuat arti
kalimat menjadi berbeda dengan konsep maknanya.

Berikut jenis tanda baca beserta fungsinya:

Titik (.). Tanda titik terletak di akhir sebuah kalimat. Tanda ini
berfungsi sebagai penutup atau pengakhir kalimat.

Koma (,). Tanda koma berfungsi untuk memisahkan beberapa


bagian kalimat. Contohnya memisahkan kalimat yang terdiri dari
dua klausa, memisahkan penyebutan, singkatan, dan penulisan gelar.

Tanda seru (1). Tanda ini berfungsi sebagai penegas suatu kalimat
dan biasa digunakan dalam kalimat perintah dan kalimat seruan.
Tanda ini juga untuk memperjelas emosi suatu kalimat.

Tanda tanya (?). Tanda ini berfungsi untuk mengakhiri sebuah


kalimat tanya.

Tanda titik koma (;). Tanda ini berfungsi untuk memisahkan kalimat
setara dan pengganti kata penghubung yang memisahkan kalimat
setara dalam kalimat majemuk.

Tanda titik dua {:}. Tanda ini berfungsi sebagai akhir kalimat yang
di lanjut dengan penyebutan menggunakan poin poin.

Tanda hubung (-). Tanda ini digunakan untuk menghubungkan kata


ulang dan menghubungkan kata yang terpisahkan dan dipindahkan
ke baris selanjutnya.

16
Tanda baca pisah (—). Tanda ini digunakan untuk memberikan
penjelasan khusus di luar kalimat. Fungsinya hampir mirip dengan
tanda kurung untuk memberi penjelasan di luar konteks.

Tanda petik ("). Tanda ini berfungsi sebagai penanda kalimat


percakapan dalam suatu naskah atau cerita dan juga sebagai
menandai penyataan penting.

Tanda petik tunggal ('). Tanda ini berfungsi untuk menandai kata
atau kalimat yang memiliki arti lain dan menandai beberapa istilah
yang terkandung dalam sebuah kalimat.

Tanda baca apostrof (`). Tanda ini digunakan dalam kata serapan
khusus dari bahasa asing dan intonasi khusus ketika membaca kata
dengan tanda ini.

Tanda Kurung ( ). Tanda ini berfungsi untuk menandai keterangan


atau penjelasan tambahan dalam sebuah kalimat.

Tanda kurung siku ({...}). Tanda ini berfungsi untuk mengapit kata
sebagai kalimat penjelas di dalam kalimat yang sudah diapit oleh
tanda kurung. Tanda ini juga sering digunakan dalam ilmu
matematika.

Tanda garis miring (/). Tanda ini berfungsi sebagai kata ganti atau,
digunakan juga dalam penulisan nomor rumah, surat, alamat, dan
penulisan tanggal atau periode.

Tanda elipsis (...). Tanda ini berfungsi sebagai penanda adanya


lanjutan dalam sebuah kalimat yang dipotong atau dihilangkan. Atau
juga untuk menandai bagian yang tidak selesai dalam sebuah kalimat
percakapan.

17
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Setelah kita memahami apa yang telah di paparkan di atas,kita
dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa bahasa itu tidak terlepas
dari yang namanya tata ejaan dan tanda baca.dan ternyata ejaan dan
tanda baca itu saling keterkaitan.dan ejaan itu ternyata mengalami
beberapa tahap hingga menjadi yang sempurna,dimana yang kita
gunakan saat ini.

B.     SARAN
Jadi kita sebagai pemuda yang mengakui bahwa bahasa
persatuannya  adalah bahasa Indonesia ,jika menggunakan ataupun
mengkaji,kita juga harus memperhatikan beberapa aturan-aturan yang
terkandun di dalamnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

_______.2014. Makalah ejaan dan tanda baca,


http://pusatmakalah.com/2014/12/makalah-ejaan-dan-tanda-baca, diakses pada hari
Kamis, 14 April 2016 pukul 19.30 WIB

Hasan Alwi. 2000. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Indonesia yang
disempurnakan,
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/
pedoman_umum-ejaan_yang_disempurnakan.pdf, diakses pada hari Kamis, 14
April 2016 pukul 20.15 WIB

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan , diakses pada hari Kamis, 14


April 2016 pukul 20.45 WIB

19

Anda mungkin juga menyukai