Anda di halaman 1dari 2

Salah satu cara untuk memahami dan menghitung pajak adalah dengan memahami

terlebih dahulu kerentuan dasarnya. Contohnya bila Anda ingin menghitung PPh final
pasal 4 ayat 2, Anda harus terlebih dahulu paham aturan yang mendasarinya.
Pajak Penghasilan atau PPh final pasal 4 ayat 2 merupakan satu dari beberapa jenis
pajak penghasilan yang memiliki ketentuan spesifik mengenai subyek pajak, obyek
pajak, hingga pemotongan pajak yang dikenakan oleh pajak tersebut. Dalam ketentuan
PPh final pasal 4 ayat 2, pajak harus dilunasi atau dibayarkan dalam masa/waktu pajak
yang sama.
Lalu siapa saja wajib pajak yang wajib membayar pajak penghasilan atau PPh final
menurut ketentuan pasal 4 ayat 2?
Diantaranya adalah penerima bunga deposito atau tabungan lainnya, penerima hadiah
atau undian, penjual saham dan juga pemilik properti yang berupa tanah atau
bangunan lainnya. Sedangkan yang wajib memotong pajak penghasilan menurut
ketentuan pasal tersebut adalah koperasi, bendaharawan, otoritas/instansi yang
berwenang, dan juga penyelenggara kegiatan.
Penghasilan yang terkena PPh final pasal 4 ayat 2
Dilihat dari ketentuan pasal 4 ayat 2, PPh final dikenakan pada jenis penghasilan yang
meliputi:
1. Penghasilan dalam bentuk tabungan maupun deposito lainnya, surat utang Negara,
bunga obligasi, serta bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota
pribadi.
2. Penghasilan pemenang undian.
3. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas, transaksi derivatif, transaksi penjualan
saham dan penyertaan modal.
4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta seperti tanah dan rumah.
5. Penghasilan lainnya yang diatur oleh aturan khusus dan peraturan pemerintah.
Tarif pajak penghasilan final menurut pasal 4 ayat 2
Dalam pasal 4 ayat 2, masing-masing obyek pajak dikenalan tarif yang berbeda-beda
dalam penghitungan pajaknya. Adapun tarif yang dikenakan pada masing-masing
obyek pajak adalah sebagai berikut:
1. Bunga Deposito dan juga jenis-jenis tabungan, sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan
diskon jasa giro akan dikenakan tarif sebesar 20% sesuai peraturan PP No.131 Tahun
2000 serta Keputusan Menteri Keuangan No.51/KMK.04/2001
2. Bunga Simpanan yang dibayarkan koperasi kepada para anggotanya, masing-masing
akan dikenakan tarif sebesar 10% sesuai dengan Pasal 17 Ayat 7 dan turunannya PP
No.15 Tahun 2009.
3. Dividen yang diterima Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri, akan dikenakan tarif
10% sesuai pasal 17 Ayat 2C.
4. Bunga dari kewajiban dengan berbagai jenis tarif dari 0-20%, sesuai dengan PP No.16
Tahun 2009
5. Hadia lotre atau undian, akan dikenakan tarif sebesar 25% sesuai dengan PP No. 132
Tahun 2000.
6. Transaksi derivative berjangka panjang yang terlah diperdagangkan di bursa,
dikenakan tariff 2,5% sesuai dengan PP No.17 Tahun 2009.
7. Transaksi penjualan saham pendiri dan saham bukan pendiri, tarif masing-masing yang
dibebankan adalah 0,5% dan 0,1%, sesuai dengan PP NO.14 Tahun 1997 dan
turunannya Keputusan Menteri Keuangan No. 282/KMK.04/1997, yang
SE-15/PJ.42/1997 dan SE-06/PJ.4/1997.
8. Jasa konstruksi, dikenakan tarif sebesar 2-6% sesuai dengan PP No.51 Tahun 2008
serta turunannya PP No.40 Tahun 2009.
9. Sewa atas tanah dan/atau bangunan, dikenakan tarif 10% sesuai dengan PP No.29
Tahun 1996 dan turunannya PP No.5 Tahun 2002.
10.Pengalihan ha katas tanah dan/atau bangunan (bukan usaha real estate), sebesar 5%
sesuai dengan PP No.71 Tahun 2008.
11.Transaksi dari penjualan saham atau pengalihan ibu kota mitra perusahaan yang telah
diterima oleh modal usaha, tarif sebesar 0,1% sesuai dengan PP No.4 Tahun 1995.
Perhitungan pajak penghasilan berdasarkan pasal 4 ayat 2
Berikut ini ilustrasi penghitungan pajak PPH final berdasarkan pasal 4 ayat 2.
Sebuah instansi Pusdiklat membayar biaya sewa gedung untuk kegiatan diklat pada
sebuah perusahaan bernama PT.Harapan Jaya (PKP dan memiliki NPWP) sebesar Rp
11.000.000,00 (harga sudah termasuk PPN). Bagaimana penghitungan pajak
penghasilannya menurut ilustrasi diatas?
Pemungutan PPN
PPN (10/110 x Rp11.000.000,00) = Rp1.000.000,00
Pemotongan PPH pasal 4 ayat 2
Jumlah bruto setelah dikurangi PPN = Rp 10.000.000,00
PPh Pasal 4 ayat 2 (10% x Rp10.000.000,00) = Rp1.000.000,00

Anda mungkin juga menyukai