Anda di halaman 1dari 5

* Pengertian saham dan obligasi secara umum :

1. Saham adalah bentuk kepemilikan individu atas aset sebuah perusahaan yang biasanya
berbentuk dokumen. Pemilik surat saham berhak atas keuntungan yang didapatkan
perusahaan sesuai dengan jumlah lot saham yang mereka miliki. Keuntungan dalam investasi
saham ini disebut dengan dividen.

2. Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pemerintah, lengkap
dengan bunga serta informasi jatuh tempo pembayarannya. Surat ini merupakan sebuah bukti
perjanjian peminjaman dana, sekaligus besaran bunga yang harus dibayarkan oleh pihak
penerima obligasi. Meski perusahaan bisa mengeluarkan obligasi, namun obligasi lebih
sering dikeluarkan oleh instansi pemerintahan.

Kesimpulan perbedaan saham dan obligasi adalah, pemilik saham memiliki hak atas
keuntungan perusahaan dan juga hak suara. Sedangkan obligasi, Pemilik hanya berstatus
sebagai pemberi utang.

* Perbedaan saham dan obligasi adalah :

1) Batas Masa Berlaku

Perbedaan saham dan obligasi yang pertama adalah batas masa berlakunya. Antara saham
dan obligasi memiliki batas waktu yang berbeda. Pemilik saham, masih memiliki hak atas
keuntungan dan suara selama perusahaan itu berdiri dan pemilik saham masih memiliki surat
bukti kepemilikan sahamnya. Sedangkan perbedaan saham dan obligasi adalah obligasi
memiliki masa berlaku yang jelas yang tertera di dalam surat. Sehingga, saham merupakan
pilihan yang tepat jika ingin berinvestasi jangka panjang. Namun, yang harus diingat bahwa
saham juga termasuk high risk high return investment yaitu, saham bisa mendatangkan
keuntungan banyak namun juga memiliki risiko yang tinggi.

Perbedaan saham dan obligasi, di lain sisi obligasi memiliki keuntungannya sendiri karena
jangka waktu yang sudah ditentukan. Karena bisa berpindah ke investasi lainnya apabila
jangka waktu perjanjian telah habis. Sehingga, jika perusahaan mengalami kerugian tetapi
jangka waktu perjanjian telah berakhir, maka tidak terlibat apa-apa lagi.

2) Tingkat Keuntungan

Perbedaan saham dan obligasi lainnya adalah tingkat keuntungan yang didapat. Keuntungan
dari investasi bersifat fluktuatif, artinya tidak bisa diperkirakan dan bisa berubah sewaktu-
waktu tergantung keuntungan perusahaan.

Berbeda dengan obligasi, perbedaan saham dan obligasi keuntungan dan kepemilikan
obligasi, biasanya bisa didapatkan setiap bulan dengan jumlah yang tetap stabil sampai masa
berlaku surat perjanjian berakhir. Jika suka dan berani dalam mengambil resiko, mungkin
saham menjadi pilihan yang tepat. Tetapi, jika ingin mendapatkan hasil yang stabil, obligasi
menjadi pilihan yang aman.
3) Pajak yang Dikenakan

Perbedaan saham dan obligasi yang ketiga adalah pajak yang dikenakan. Seperti yang sudah
dijelaskan, bahwa hasil yang diterima dari saham adalah dividen atau keuntungan dari saham
yang dimiliki adalah jumlah total setelah dipotong pajak. Sebaliknya, perbedaan saham dan
obligasi, bunga obligasi lebih dulu dikeluarkan sebagai biaya, jadi bisa dianggap tidak kena
pajak.

Jika sudah memahami perbedaan saham dan obligasi secara teknis,maka perlu juga
mengetahui perbedaan saham dan obligasi dari segi resikonya. Untuk Obligasi, beberapa
resikonya adalah :

A. Resiko Gagal Bayar, Perputaran uang yang tidak bagus dapat mengakibatkan sebuah
perusahaan gagal bayar surat obligasi yang sudah jatuh tempo. Resiko ini besar terjadi pada
perusahaan swasta. Karena membeli surat obligasi negara dijamin oleh negara bahwa akan
selalu dikembalikan menggunakan dana APBN.

B. Risiko Capital Loss – Capital loss adalah momen dimana investor merugi karena
harga obligasi di bandrol lebih rendah dari harga saat membeli. Perubahan suku bunga,
persoalan politik ekonomi, permasalah global dan kerusuhan dalam negeri menyebabkan
peristiwa capital loss.

C. Risiko Likuiditas – Surat obligasi cukup sulit dijual kembali dalam tempo singkat.
Investasi obligasi dinilai tidak cukup likuid. Jika terpaksa menjual kembali surat obligasi
sebelum jatuh tempo. Maka investor akan mengalami kerugian.

Sedangkan risiko dari investasi saham adalah:

1. Tidak Menerima Deviden – Deviden merupakan bagi hasil perusahaan kepada


investor. Namun bila perusahaan mengalami kerugian, maka investor tidak akan menerima
dividen.

2. Suspend – Perusahaan diberhentikan baik untuk sementara maupun permanen oleh


BEI dan OJK karena bermain curang seperti menaikan harga saham dengan cara yang fiktif.
Hal tersebut dinilai tidak sportif dan menyalahi peraturan dalam pasar modal.

3. Delisting – Mirip dengan suspend, namun resiko perusahaan yang delisting adalah


tidak lagi diperbolehkan bermain dalam pasar modal. Alias “BEI” tidak mau menjual saham
perusahaan tersebut, karena selalu merugi dan memiliki banyak skandal negatif seputar
perusahaan.

4. Perusahaan Pailit – Jika perusahaan tempat anda berinvestasi mendadak bangkrut


akan berimbas pada gagal bayar. Apabila terjadi gagal bayar maka bisa dipastikan dana
investasi anda akan turut melayang.

5. Fluktuasi Pasar – Harga saham sangat bergantung pada sentimen pasar. Sehingga
harga saham terus berubah mengikuti situasi yang terjadi. Fakta ini bisa menjadi resiko
namun dapat pula disebut sebagai peluang. Masih ingat penjelasan mengenai membeli saham
saat kondisinya lemah.

Jika sudah memahami perbedaan saham dan obligasi serta resiko dari obligasi. Maka, perlu
juga harus memahami siapa saja yang dapat berinvestasi pada obligasi. Di pasar perdana
(khusus ORI, Savings Bond Ritel, Sukuk Tabungan dan Sukuk Negara Ritel): investor
individu (orang perorangan) Warga Negara Indonesia yang disertai dengan KTP yang masih
berlaku. Sedangkan di pasar sekunder adalah :

a) Investor individu (orang perorangan) Warga Negara Indonesia yang dibuktikan dengan
KTP yang masih berlaku.

b) Perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

c) Warga Negara Asing yang memiliki KITAS kecuali Warga Negara AS.

* Perbandingan antara obligasi dan modal saham adalah :

1) Obligasi : - Pemegang obligasi disebut kreditur

- Utang obligasi merupakan utang modal jangka panjang

- Pada saat likuidasi pemegang obligasi mempunyai hak lebih dahulu dalam
pembagian aktiva

- Bunga besarnya tetap

- Bunga merupakan beban

- Obligasi tidak mempunyai hak suara

2) Modal Saham : - Pemegang saham disebut pemilik

- Saham adalah modal sendiri (modal pemilik)

- Pemegang saham berhak atas sisa aktiva dalam likuidasi

- Dividen bukan beban tetap

- Dividen bukan merupakan beban

- Setiap saham memiliki hak suara

* Berdasarkan pengertian, perbedaan, serta perbandingan antara obligasi dan saham, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa, yang lebih menguntungkan antara investasi dalam obligasi
atau investasi dalam saham adalah tergantung tujuan jangka waktunya masing-masing.
Saham merupakan instrumen investasi yang akan membantu dalam tujuan keuangan jangka
panjang, karena fluktuasi harga yang cukup tajam. Sedangkan, obligasi sangat tepat untuk
tujuan jangka pendek dan menengah.

Sumber referensi : BMP/EKMA4115/MODUL 9

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/bisnis/pahami-perbedaan-saham-
dan-obligasi#:~:text=Saham%20adalah%20bentuk%20kepemilikan%20individu,perusahaan
%20yang%20biasanya%20berbentuk%20dokumen.&text=Kesimpulan%20perbedaan
%20saham%20dan%20obligasi,hanya%20berstatus%20sebagai%20pemberi%20utang.

* Pengendalian internal adalah proses yang dijalankan seluruh personil perusahaan yang
dapat berupa kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk
menyediakan informasi keuangan yang andal, serta menjamin dipatuhinya hukum dan
peraturan yang berlaku.

* Pengendalian internal itu penting dalam sebuah perusahaan, karena merupakan salah satu
aspek kunci dalam analisis sistem, disain sistem, dan implementasi sistem dalam perusahaan.
Pengendalian internal menurut Commitee On Sponsoring Organization (COSO) adalah suatu
proses, dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan karyawan lain dari suatu entitas,
dirancang untuk memberikan jaminan memadai sehubungan dengan pencapaian tujuan dalam
kategori sebagai berikut :

1. Keandalan pelaporan keuangan.

2. Kepatuhan terhadap Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.

3. Efektivitas dan efisiensi ekonomi.

Pengendalian internal digunakan oleh perusahaan sebagai pedoman dalam menjalankan


kegiatan atau operasi perusahaan. Tujuan pengendalian internal adalah untuk menjamin agar
manajemen perusahaan :

a. dapat mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan;

b. menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya; dan

c. mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.


Pengendalian internal juga dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengelolaan sumber
daya perusahaan. Pengendalian internal juga dapat menyediakan informasi tentang
bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan, dan menyediakan
informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai