Anda di halaman 1dari 11

Makalah Hadis Sosial Politik

HADIS TENTANG KEMAJEMUKAN DAN ETIKA PERBEDAAN

DISUSUN OLEH :

Nama :Erika Yulia

Dosen pengampu :Muhammad Abrar, M.Pd, M.Ag

Prodi/Semester :Ilmu Hadis/ 5

Kelompok :08

JURUSAN ILMU HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA

T.A 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Persaudaraan (ukhuwwah) dalam Islam dimaksudkan bukan sebatas


hubungan kekerabatan karena faktor keturunan, tetapi yang dimaksud dengan
persaudaraan dalam Islam adalah persaudaraan yang diikat oleh tali akidah
sesama Muslim dan persaudaraan karena fungsi kemanusiaan sesama manusia
makhluk Allah SWT Kedua persaudaraan tersebut sangat jelas dicontohkan oleh
Rasulullah SWA yaitu mempersaudarakan antara kaum. Muhajirin dan kaum
Ansharserta menjalin hubungan persaudaraan dengan suku-suku lain yang tidak
seiman dan melakukan kerja sama dengan mereka Manusia adalah makhluk
sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya untuk memenuhi
kebutuhan dan meningkatkan taraf hidupnya. Dengan adanya manusia sebagai
makhluk sosial inilah maka manusia harus selalu menjalin hubungan baik dengan
manusia lainnya, salah satunya dengan cara bersilaturrahim.
Bersilaturrahim sangat penting dilakukan oleh umat manusia.
Karenadengan bersilaturrahim akan mempererat hubungan persaudaraan antar
umat manusia. Dalam menyikapi perbedaan sekte dalam Islam, baik dulu dan
sekarang, perlu mencari titik temu. Titik temu ini menjadi mungkin dilakukan,
jika dilakukan pada hal-hal yang bersifat pokok atau mendasar. Sebab
kebanyakan kemajemukan sekte dalam Islam hanya berada pada tataran cabang
(furu’) ajaran agama, bukan pada pokok dan dasar ajarannya. Penganut-penganut
sekte dalam Islam, tentu ada sebagian yang bersikap fanatik. Kefanatikan
terkadang berpotensi untuk cenderung menyalahkan orang-orang yang berada di
luar sektenya. Bahkan ada sebagian kecil yang berlebihan, denganmengkafirkan
sekte lainnya

B . Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan persaudaran?
2. Apa yang dimaksud dengan pencarian titik temu?

1
3. Apa yang dimaksud dengan tidak saling menkafirkan?

C . Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan persaudaran
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pencarian titik temu
3 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tidak saling mengkafirkan

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Hadis tentang Persaudaraan

‫اَأخَبَر ُهَأنَّ َعْب َداللَّ ِهْبَنعُ َمَر َر ِضيَاللَّ ُه َع‬ ِ ِِ ٍ


ْ ‫َح َّدثَنَاحَيْيَ ْىبنُبُ َكرْيٍ َح َّدثَنَااللَّْي ُث َعْنعُ َقْيل َعْنابْنش َهابٍَأنَّ َسال ًم‬
‫َأخوالْ ُم ْسلِ ِماَل يَظْلِ ُم ُه َواَل يُ ْسلِ ُم‬ ِ
ُ ‫صلَّىاللَّ ُه َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َقااَل لْ ُم ْسل ُم‬
َ ‫اَأخَبَر ُهَأنََّر ُسواَل للَّ ِه‬
ْ ‫ْن ُه َم‬
‫اجة‬ ِ
َ ‫يح‬ َ ‫ُه َو َمْن َكانَف‬
Artinya: Yahyâ bin Bukair telah menyampaikan kepada kami (ia berkata): al-
Laits telah menyampaikan kepada kami dari Uqail dari Ibn Syihab
bahwa Sâlim telah mengabarkan kepadanya (Ibn Syihab), bahwa
Abdullâh bin Umar ra. telah mengabarkan kepadanya (Sâlim),
bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: "Seorang muslim adalah
saudara bagi muslim (yang lain), ia tidak menzalimi saudaranya, ia
tidak membiarkan saudaranya disakiti. Siapapun yang membantu
kebutuhan saudaranya, Allah akan membantu kebutuhannya.1
Persaudaraan atau Fraternitas, adalah perserikatan terorganisasi yang
beranggotakan muslim yang berkumpul dalam lingkungan yang bersahabat dan
bersaudara; yang berdedikasi dalam membina anggota dalam bidang intelektual,
fisik, maupun sosial.
QS. Al-Hujurat ayat 10 2

‫ بَي َْن اَ َخ َو ْي ُك ْم َواتَّقُوا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم‬T‫اِنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُ ْو َن اِ ْخ َوةٌ فَاَصْ لِح ُْوا‬
‫تُرْ َح ُم ْو َن‬

Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu


damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada
Allah agar kamu mendapat rahmat.

1
Abu Abdillah Muhammad Bin Ismail Al Bukhari, Shahih Al Buhori (Cet. I Beirut: Dar
Ibn Katsir, 2002), h. 591, 1721.
2
QS. Al-Hujurat ayat 10

3
. Hadis di atas menunjuk konsep persaudaraan yang sangat baik.
Persaudaraan di atas, tidak pada relasi nasab atau keturunan, tetapi relasi pada
menjaga kondisi. Kondisi inilah yang lebih tepat diartikan, dengan “suasana/rasa
bersaudara”. Seorang muslim terhadap muslim memang memiliki agama yang
sama. Namun “rasa bersaudara” antara sesama mulism bukan karena unsur
kesamaan itu. Hadis ini mempertegas bahwa “rasa” itu baru akan muncul setelah
antara sesamanya tidak saling menganiaya atau menyakiti dan saling membantu.3

Dalam kitab-kitab hadis, banyak sekali hadis tentang perintah untuk saling


menjaga persaudaraan dan persatuan umat Islam. Ini menunjukkan bahwa Nabi
Saw sangat memperhatikan mengenai pentingnya masalah persaudaraan dan
persatuan ini. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah kumpulan hadis tentang
persaudaraan dan persatuan umat. (Baca: Grand Syaikh al-Azhar dan Paus
Fransiskus Sepakati Piagam Persaudaraan Kemanusiaan, Ini Isinya).

Dikutip dalam buku 'Ensiklopedi Hak dan Kewajiban dalam Islam' oleh
Syaikh Sa'ad Yusuf Mahmud Abu Aziz, hadits tentang persaudaraan sesama
orang muslim juga diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,
"Sesungguhnya di sekitar 'Arasy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya. Di atasnya
ada kaum yang mengenakan pakaian dari cahaya dan wajah mereka bercahaya.
Mereka bukan para nabi dan syuhada. Mereka didengki oleh para nabi dan
syuhada."Para sahabat bertanya, "Siapakah mereka itu, wahai Rasulullah?" Beliau
menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah,
saling berkumpul karena Allah dan saling mengunjungi karena Allah." (HR. An-
Nasai di dalam As-Sunan Al-Kubra).

Islam memberikan petunjuk kepada umatnya untuk menjaga persaudaraan.


Buku '40 Hadits Sahih: Pedoman Membangun Toleransi' oleh Kotimatul Husna,
menjelaskan tentang hadits persaudaraan yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu
Yusuf, dari Malik, dari Ibnu Syihab dari Anas Ibnu Malik, Rasulullah Saw
bersabda: "Janganlah kalian saling membenci, mendengki, membelakangi. Jadilah
3
Qur’an Al-Hujurat / 49:10.

4
kalian hamba-hamba Allaj yang bersaudara. Ingat haram bagi seseorang muslim
tak bicara kepada saudaranya lebih dari tiga hari." (HR. Al-Bukhari).

2. Hadis tentang Pencarian Titik Temu

ٍ ‫اس َقاحَل َّدثَناابنالْمه ِد ِّي َقاحَل َّدثَنامْنصوربنسع ٍدعْنميمونِبنِ ِسي‬ ٍ


‫اه َع‬ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ُْ ُ ُ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ َّ‫وبُن َعب‬ َ َ‫َح َّدثَن‬
ْ ‫اع ْم ُر‬
‫اسَت ْقَبلَ ِقْبلََتنَ َاوَأ‬ َ َّ‫صل‬
ْ ‫ىصاَل َتنَ َاو‬ َ ‫صلَّىاللَّ ُه َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َمْن‬
ٍِ ِ ِ
َ ‫ْنَأنَسْبن َمالك َقالََقالََر ُسواُل للَّ ِه‬
ِ ‫َكلَ َذبِيحتنافَ َذلِ َكالْمسلِمالَّ ِذيلَه ِذ َّمةُاللَّ ِهو ِذ َّمةُرسوهِلَِفاَل خُتْ ِفروااللَّه ِف‬
‫يذ َّمتِ ِه‬ َ ُ َُ َ ُ ُ ُْ ََ َ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin 'Abbas berkata, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Al Mahdi berkata, telah menceritakan
kepada kami Manshur bin Sa'd dari Maimun bin Siyah dari Anas bin
Malik ia berkata, "Rasulullah ‫ﷺ‬bersabda,"Barang siapa shalat seperti
shalat kita, menghadap ke arah kiblat kita dan memakan sembelihan
kita, maka dia adalah seorang muslim, ia memiliki perlindungan dari
Allah dan rasul-Nya. Maka janganlah kalian mendurhakai Allah
dengan mencederai perlindungan-Nya.4
Dalam menyikapi perbedaan sekte dalam Islam, baik dulu dan sekarang,
perlu mencari titik temu. Titik temu ini menjadi mungkin dilakukan, jika
dilakukan pada hal-hal yang bersifat pokok atau mendasar. Sebab kebanyakan
kemajemukan sekte dalam Islam hanya berada pada tataran cabang (furu’) ajaran
agama, bukan pada pokok dan dasar ajarannya. Hadis di atas menyarankan agar
umat Islam yang punya afiliasi yang beragam itu, senantiasa mencari titik temu,
yaitu bahwa mereka sama-sama memiliki kewajiban salat, meskipun praktik
salatnya berbeda, dan sama-sama salat menghadap kiblat.
QS. Ali 'Imran Ayat 35

‫ص ِّدقًا لِّ َما بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َواَ ْن َز َل التَّوْ ٰرىةَ َوااْل ِ ْن ِج ْي ۙ َل‬ ِّ ‫ب بِ ْال َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫نَ َّز َل َعلَ ْيكَ ْال ِك ٰت‬

4
Al-Bukhori, Shahih, h.108.
5
QS. Ali 'Imran Ayat 3

5
Artinya : Dia menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) yang
mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan
menurunkan Taurat dan Injil,

Hadis di atas menyarankan agar umat Islam yang punya afiliasi yang
beragam itu, senantiasa mencari titik temu, yaitu bahwa mereka sama-sama
memiliki kewajiban salat, meskipun praktik salatnya berbeda, dan sama-sama
salat menghadapkiblat yang sama, melakukan penyembelihan karena Allah. Hal
ini bagian daripada pokok ajaran agama, yang bisa menjadi titik temu penganut
sekte-sekte yang ada. Hal ini diperlukan agar persatuan umat Islam secara internal
bisa terpelihara. Bahkan “persatuan umat” lintas agama juga menjadi sesuatu yang
tidak mustahil.
Sholat adalah kewajiban bagi orang-orang yang beriman. Adapun, waktu
sholat yang diwajibkan telah ditentukan berdasarkan ketentuan syara', yaitu
sebanyak 5 kali dalam sehari atau sering disebut sholat 5 waktu. Perintah sholat 5
waktu dalam Al Quran ini sudah jelas dan kerap kali disampaikan oleh para
ulama.6

3. Tidak Saling Mengkafirkan

‫اعلِيُّْبنُالْ ُمبَ َاركِ َعْنيَ ْحيَ ْىبنَِأبِي َكثِ ٍري‬ ٍِ


ْ ‫َح َّدثَنَاحُمَ َّم ٌد َوَأمْح َ ُد ْبنُ َسعيدقَااَل َح َّدثَنَاعُثْ َمانُْبُنعُ َمَر‬
َ َ‫َأخَبَرن‬
ِ ُ‫عْنَأبِيسلَمةَعْنَأبِيهرير َةر ِضياللَّهعْنهَأنَّرسواَل للَّ ِهصلَّىاللَّهعلَي ِهوسلَّم َقاِإَل َذاقَااَل َّلرجل‬
‫َأِلخ‬ ُ َ َ َ ْ َُ َ ُ َ ُ َ ُ َ َ َْ َ ُ َ َ َ َ
‫اسلَ َمةَمَسِ َع ََأب‬ ‫َأب‬ ‫ع‬ ِ‫ي ِهيا َكافِر َف َق ْدباءهِبَِأح ُدمُه اوقَالَعِ ْك ِرمةُبُنع َّما ٍرعْنيحيىعْنعب ِداللَّ ِهبنِي ِزيدَمَس‬
ََ َ َ ْ َْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ََ َ ََ ُ َ
‫صلَّىاللَّ ُه َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِّ‫اهَر ْيَر َة َعْنالنَّبِي‬
ُ
Artinya :Telah menceritakan kepada kami Muhammad dan Ahmad bin Sa'id
keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami Utsman bin Umar
telah mengabarkan kepada kami Ali bin Mubarrak dari Yahya bin Abu
Katsir dari Abu Salamah dari Abu Hurairahradhiallahu'anhu bahwa

6
Q.s. Ali Imran/3:64.

6
Rasulullah ‫ﷺ‬bersabda, "Apabila seseorang berkata kepada
saudaranya, "Wahai kafir" maka bisa jadi akan kembali kepada salah
satu dari keduanya." Ikrimah bin 'Ammar berkata; dari Yahya dari
Abdullah bin Yazid dia mendengar Abu Salamah mendengar Abu
Hurairah dari Nabi Saw."7
Penganut-penganut sekte dalam Islam, tentu ada sebagian yang bersikap
fanatik. Kefanatikan terkadang berpotensi untuk cenderung menyalahkan orang-
orang yang berada di luar sektenya. Bahkan ada sebagian kecil yang berlebihan,
dengan mengkafirkan sekte lainnya. Hadis di atas memberikan anjuran agar
sesama umat Islam agar tidak saling mengkafirkan. Betapapun runcingnya
perselisihan, tidak boleh menilai seseorang itu kafir atau tidak. Nabi saw. Tentu
saja, pengkafiran sesama umat Islam bisa menimbulkan rasa permusuhan yang
pada akhirnya memecahbelah umat Islam. Islam menyukai persatuan, dan sangat
membenci perpecahan.
Penjelasan dari hadist tersebut ialah seseorang yang mengkafirkan orang
lain sekalipun dengan ucapan, hal tersebut akan kembali kepada dirinya sendiri.
artinya orang tersebut juga dianggap kafir sebab telah berkata demikian pada
sesama muslim yang seharusnya saling mencegah maksiat satu sama lain.
Contoh yang demikian tidak wajib dihindari, tidak diperbolehkan
mengkafirkan orang lain walaupun hanya dengan kata kata yang tidak sengaja
seperti ucapan yang bercanda. Hal demikian termasuk haram. Agama islam bukan
sebagai bahan untuk bercanda, sebab akhlak dan syariat islam adalah bagian yang
terdalam dari hati manusia dan menjadi panduan dalam kehidupan sehari hari.
menjadikannya sebagai bahan gurauan sama saja seperti mengkafirkan orang
lain.8
Abdul Mu'ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah menyatakan terdapat
dua faktor yang membuat munculnya gerakan takfir atau gerakan yang
mengkafirkan agama lain.

7
Al-Bukhari, Sahih, h.1526.
8
http://dalam islam.com

7
"Pertama, hal ini terjadi karena konsekuensi dari freedom of
expression (kebebasan berekspresi). Ketika keterbukaan terjadi, masyarakat
menjadi semakin berani menunjukkan identitas keberagamaannya dan identitas
hidupnya," ungkap Mu'ti dalam sebuah seminar di Jakarta, Senin (22/2).
Menurutnya, faktor kedua ialah penegakan hukum di Indonesia yang masih
lemah.
"Hal ini menjadi salah satu pintu masuk bagi kelompok tertentu yang
sukses melakukan tindakan kekerasan akan melakukan tindakan serupa," katanya.
Untuk mengatasi masalah ini, menurutnya perlu adanya dialog antarumat
beragama. Dalam hal ini, dialog bukan mencari sebuah pembenaran atau untuk
saling menyalahkan, tapi ini merupakan cara untuk mengekspresikan agama di
ruang publik agar semua pihak nyaman, ujarnya.
"Dialog harus proses dua arah, menjadi pendengar dan sampaikan pendapat.
Dialog harus menjadi solusi atas berbagai macam persoalan yang selama ini
tersembunyi," tambah Mu'ti.
Harapannya, dialog ini bukan hanya agenda pemerintah, tapi juga agenda bersama
masyarakat dari level pusat hingga ke desa-desa.
Selain dialog, dia juga menyarankan agar umat beragama membangun
kedekatan personal, sehingga relasi yg selama ini cenderung bersifat formalitas
ditingkatkan menjadi bersifat friendship atau persaudaraan, imbuhnya.
"Hal ini penting agar dialog antarumat beragama tidak hanya mengatakan yang
baik-baik saja dan menyembunyikan masalah, sehingga kita juga bisa menemukan
solusinya," tutupnya.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Persaudaraan atau Fraternitas, adalah perserikatan terorganisasi yang


beranggotakan muslim yang berkumpul dalam lingkungan yang bersahabat dan
bersaudara; yang berdedikasi dalam membina anggota dalam bidang intelektual,
fisik, maupun sosial.
Hadis di atas menunjuk konsep persaudaraan yang sangat baik.
Persaudaraan di atas, tidak pada relasi nasab atau keturunan, tetapi relasi pada
menjaga kondisi. Kondisi inilah yang lebih tepat diartikan, dengan “suasana/rasa
bersaudara”. Seorang muslim terhadap muslim memang memiliki agama yang
sama. Namun “rasa bersaudara” antara sesama mulism bukan karena unsur
kesamaan itu. Hadis ini mempertegas bahwa “rasa” itu baru akan muncul setelah
antara sesamanya tidak saling menganiaya atau menyakiti dan saling membantu.

B. Saran

Dalam makalah ini penulis menyarankan pembaca dapat memahami


materi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih
belum sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan yang positif agar
dapat mengoreksi kesalahan yang terdapat dalam makah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abu Abdillah Muhammad Bin Ismail Al Bukhari, Shahih Al Buhori (Cet. I


Beirut: Dar Ibn Katsir, 2002).

Qur’an Al-Hujurat / 49:10.

Al-Bukhori, Shahih.

Q.s. Ali Imran/3:64.

Al-Bukhari, Sahih

http://dalam islam.com

10

Anda mungkin juga menyukai