Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM SINYAL SISTEM

UNIT 4
SAMPLING DAN ALIASING
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI

RAFI’ MUHAMMAD NAUFAL


3332180040
SS-25

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
BAB I
METODOLOGI PRAKTIKUM

1.1. Prosedur Percobaan


1.1.1. Pengamatan Pengaruh Pemilihan Frekuensi Sampling Secara Visual
1. Dibuat program baru dengan perintah sebagai berikut:

Fs=8;

t=(0:Fs-1)/Fs;

s1=sin(2*pi*t*2);

subplot(2,1,1);

stem(t,s1)

axis([0 1 -1.2 1.2])

Fs=16;

t=(0:Fs-1)/Fs;

s2=sin(2*pi*t*2);

subplot(2,1,2);

stem(t,s2)

axis([0 1 -1.2 1.2])

2. Dilakukan perubahan pada nilai Fs, pada sinyal s1 sehingga bernilai 19.
Catat apa yang terjadi ? Apa pengaruh jumlah sample berbeda untuk satu
periode sinyal terbangkit?

1.1.2. Pengamatan Pengaruh Pemilihan Frekuensi Sampling pada Efek


Audio
1. Dibuat program bari sampling_2.m dengan perintah seperti berikut ini.

Fs=1000;

t=0:1/Fs:0.25;

f=100

x=sin(2*pi*f*t);

sound(x,Fs)

2
3

2. Setelah dijalankan program tersebut apa yang didapatkan? Selanjutnya coba


dirubah nilai f = 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, dan 900. Apa yang
didapatkan? Bentuk suara yang sama dengan frekuensi pembangkitan
berbeda itulah yang seringkali disebut orang sebagai efek aliasing. Coba
anda catat frekuensi 200 memiliki bunyi yang sama dengan frekuensi berapa
? Sehingga frekuensi 200 adalah alias dari frekuensi tsb.

1.1.3. Pengamatan Efek Aliasing pada Audio 1


1. Susun sebuah lagu sederhana dengan cara membuat program baru berikut
ini.:

Fs=16000;

t=0:1/Fs:0.25;

c=sin(2*pi*262*t);

d=sin(2*pi*294*t);

e=sin(2*pi*330*t);

f=sin(2*pi*249*t);

g=sin(2*pi*392*t);

a=sin(2*pi*440*t);

b=sin(2*pi*494*t);

c1=sin(2*pi*523*t);

nol=[zeros(size(t))];

nada1=[c,e,c,e,f,g,g,nol,b,c1,b,c1,b,g,nol,nol];

nada2=[c,e,c,e,f,g,g,nol,b,c1,b,c1,b,g,nol];

nada3=[c,nol,e,nol,g,nol,f,f,g,f,e,c,f,e,c,nol];

nada4=[c,nol,e,nol,g,nol,f,f,g,f,e,c,f,e,c];

lagu=[nada1,nada2,nada3,nada4];

sound(lagu,Fs)

audiowrite('test.wav',lagu,Fs);
4

2. Pada program diatas, dilakukan perubahan pada nilai frekuensi sampling


Fs=16000, menjadi Fs =10000, 8000, 2000, 1000, 900, 800, 700, 600, dan
500. Apa yang didapatkan?
1.1.4. Pengamatan Efek Aliasing pada Audio 2
1. Dibuat program baru seperti berikut ini:
[Y,Fs]=audioread('lagu_1_potong.wav');

Fs=16000;

sound(Y,Fs);

2. Dilanjutkan dengan merubah nilai Fs = 8000. Jalankan program, dan


dengarkan yang terjadi. Ulangi lagi dengan merubah nilai Fs = 11025,
22050, dan 44100. Kalau belum puas, coba ganti Fs sesuka hati. Jangan lupa
catat dan buat analisa tentang fenomena yang terjadi dengan percobaan.
BAB II
TUGAS

2.1. Tugas Pendahuluan


1. Apa pengertian dari Sampling dan Aliasing?
Jawab:
Sampling adalah pencuplikan suatu frekuensi pada sinyal waktu kontinyu.
Aliasing adalah timbulnya komponen frekuensi yang bersumber dari sinyal
itu sendiri diakibatkan oleh adanya proses penggadaan komponen akibat
frekuensi sampling kurang besar dibandingkan frekuensi maksimal.

2. Buatlah diagram blok pengolahan sinyal digital dan analog!


Jawab:

Gambar 2.1. Diagram Blok Pengolahan Sinyal Digital

Gambar 2.2. Diagram Blok Pengolahan Sinyal Analog

3. Sebutkan tujuan percobaan unit 4!


Jawab:
Mahasiswa memahami pengaruh pemilihan jumlah sample dan pengaruhnya
pada proses recovery sinyal

5
6

4. Tuliskan rumus persamaan nyquist beserta penjelasan!


Jawab:
fs≥ 2 fi
fs = frekuensi sampling
fi = frekuensi sinyal informasi yang akan disampel

2.2. Tugas Unit


1. Pada percobaan unit 1, dicoba mengganti nilai fs!
Jawab:
Berikut hasil grafik ketika nilai fs diubah.

Gambar 2.3. Sinyal Diskrit dengan fs = 8 (Atas) dan 24 (bawah)


7

2.3. Tugas Tambahan


1. Coba cari lagu selain gundul pacul menggunakan matlab!
Jawab:
Fs=8000;

t=0:1/Fs:0.25;

b1=sin(2*pi*249*t);

c=sin(2*pi*262*t);

d=sin(2*pi*294*t);

e=sin(2*pi*330*t);

f=sin(2*pi*349*t);

g=sin(2*pi*392*t);

a=sin(2*pi*440*t);

b=sin(2*pi*494*t);

c1=sin(2*pi*523*t);

nol=[zeros(size(t))];

nada1=[c,nol,d,e,f,g,nol,e,c,nol,a,nol,c1,b,a,g,nol];

nada2=[f,nol,a,g,f,e,nol,c,nol,d,nol,f,e,d,c,nol,nol];

nada3=[f,nol,e,f,a,nol,g,a,g,e,c,nol,e,nol,d,nol,e,nol,f,
nol,g,nol,e,nol,nol];

nada4=[f,nol,e,f,a,nol,g,a,g,e,c,nol,e,nol,d,nol,f,nol,b1
,nol,d,nol,c];

lagu=[nada1,nada2,nada3,nada4];

sound(lagu,Fs)

audiowrite('Kartini.wav',lagu,Fs);
BAB III
ANALISIS

3.1. Dasar Teori


3.1.1. Sinyal Waktu Diskrit
Berdasarkan pada penjelasan diatas kita tahu betapa pentingnya satu proses
yang bernama sampling. Setelah sinyal waktu kontinyu atau yang juga popoler
kita kenal sebagai sinyal analog disampel, akan didapatkan bentuk sinyal waktu
diskrit. Untuk mendapatkan sinyal waktu diskrit yang mampu mewakili sifat
sinyal aslinya, proses sampling harus memenuhi syarat Nyquist:
f s> 2 fi (3-1)
dimana:
fs = frekuensi sinyal sampling
fi = frekuensi sinyal informasi yanga kan disampel

Fenomena aliasing proses sampling akan muncul pada sinyal hasil sampling
apabila proses frekuensi sinyal sampling tidak memenuhi criteria diatas.
Perhatikan sebuah sinyal sinusoida waktu diskrit yang memiliki bentuk persamaan
matematika seperti berikut:
x (n)= A sin(ωn+θ) (3-2)
dimana :
A = amplitudo sinyal
ω = frekuensi sudut
θ = fase awal sinyal

Frekuensi dalam sinyal waktu diskrit memiliki satuan radian per indek
sample, dan memiliki ekuivalensi dengan 2πf [1]

8
9

3.2. Analisis Percobaan


3.2.1. Pengamatan Pengaruh Pemilihan Frekuensi Sampling Secara Visual
Pertama, dibuat program baru dengan perintah sebagai berikut:

Fs=8;

t=(0:Fs-1)/Fs;

s1=sin(2*pi*t*2);

subplot(2,1,1);

stem(t,s1)

axis([0 1 -1.2 1.2])

Fs=16;

t=(0:Fs-1)/Fs;

s2=sin(2*pi*t*2);

subplot(2,1,2);

stem(t,s2)

axis([0 1 -1.2 1.2])

Pada listing program diatas, terdapat fungsi s1 yang merupakan fungsi sin
dengan Fs 8 yang akan ditampilkan pada grafik 1, kemudian pada fungsi s2
merupakan fungsi sin yang sama dengan Fs senilai 16. Setelah program
dijalankan, didapatkan hasil seperti berikut.

Gambar 3.1 Pengaruh Fs Berbeda Terhadap Satu Periode Sinyal Terbangkit


10

Pada grafik dapat dilihat bahwa jika pada setiap titik disambungkan, pada Fs
8 akan terbentuk sinyal segitiga, sedangkan pada Fs 16, akan terbentuk sinyal
sinusoidal yang kasar.

3.2.2. Pengamatan Pengaruh Pemilihan Frekuensi Sampling pada Efek


Audio
Pada percobaan, dibuat program baru sampling_2.m dengan perintah seperti
berikut ini.

Fs=1000;

t=0:1/Fs:0.25;

f=100

x=sin(2*pi*f*t);

sound(x,Fs)

Pada listing program diatas, terdapat fungsi sin dengan Fs 1000, kemudian
terdapat f input sampling sebesar 100. Kemudian funsgsi sin tersebut akan
dijadikan audio. Setelah program dijalankan, didapatkan hasil audio singkat. Pada
f input yang lain seperti 200,300, dan 400, dihasilkan audio yang semakin besar
frekuensi input semangkin singkat audio. Namun, ketika f input 500, audio tidak
akan terdengar. Hal tersebut dikarenakan Fs sama dengan 2 kali f input. Pada saat
f input melebihi 500, pada f input 600 sama audio sama dengan audio dengan f
input 400. Kemudian ketika f input merupakan kelipatan 500, maka audio tidak
akan terdengar. Ini merupakan kondisi aliasing, yaitu ketika kondisi pada syarat
nyquist tidak terpenuhi.

3.2.3. Pengamatan Efek Aliasing pada Audio 1


Pertama-tama, susun sebuah lagu sederhana dengan cara membuat program
baru berikut ini.:
11

Fs=16000;

t=0:1/Fs:0.25;

c=sin(2*pi*262*t);

d=sin(2*pi*294*t);

e=sin(2*pi*330*t);

f=sin(2*pi*249*t);

g=sin(2*pi*392*t);

a=sin(2*pi*440*t);

b=sin(2*pi*494*t);

c1=sin(2*pi*523*t);

nol=[zeros(size(t))];

nada1=[c,e,c,e,f,g,g,nol,b,c1,b,c1,b,g,nol,nol];

nada2=[c,e,c,e,f,g,g,nol,b,c1,b,c1,b,g,nol];

nada3=[c,nol,e,nol,g,nol,f,f,g,f,e,c,f,e,c,nol];

nada4=[c,nol,e,nol,g,nol,f,f,g,f,e,c,f,e,c];

lagu=[nada1,nada2,nada3,nada4];

sound(lagu,Fs)

audiowrite('gundul.wav',lagu,Fs);
12

Pada lisitng program diatas, program tersebut menghasilkan lagu gundul-


gundul pacul. Pada c,d,e, dan seterusnya merupakan fungsi tangga nada do,re,mi,
dan seterusnya. Kemudian dilakukan perubahan pada nilai frekuensi sampling
Fs=16000, menjadi Fs =10000, 8000, 2000, 1000, 900, 800, 700, 600, dan 500.
Didapatkan pada frekuensi sampling tertentu terdapat tangga nada yang tidak
terdengar akibat pada Fs tidak terpenehi syarat nyquist pada salah satu fungsi
tangga nada.

3.2.4. Pengamatan Efek Aliasing pada Audio 2


Pada percobaan ini, dibuat program baru seperti berikut ini:
[Y,Fs]=audioread('lagu_1_potong.wav');

Fs=16000;

sound(Y,Fs);

Pada listing program, dilakukan pemutaran audio dari file yang ada pada pc,
kemudian dilanjutkan dengan merubah nilai Fs = 8000. Setelah program
dijalankan, terdapat perubahan pada audio yang asli. Kemudian ulangi lagi dengan
merubah nilai Fs = 11025, 22050, dan 44100. Terdapat perubahan yaitu
13

perubahan kecepatan audio akibat perubahan frekuensi sampling. Sehingga


semakin besar perubahan Fs, maka semakin cepat audio.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada praktikum yang telah dilakukan, mengenai “Sampling dan
Aliasing” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sampling adalah pencuplikan suatu frekuensi pada sinyal waktu kontinyu.
2. Aliasing adalah suatu sinyal yang mengalami perubahan terhadap sinyal asli
akibat pemilihan frekuensi sampling
3. Jika syarat nyquist tidak terpenuhi, maka akan terjadi aliasing
4. Pengaruh Fs terhadap visualisasi grafik adalah semakin besar Fs, semakin
baik sinyal yang dibentuk
5. Pengaruh Fs terhadap audio adalah semakin besar Fs, semakin cepat audio
yang diputar

14
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Asisten Lab Telekomunikasi, " Sampling dan Aliasing "Modul Sinyal dan
Sistem, Cilegon, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Teknik, 2021

15
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai