DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
HARDIYANTI 200106085
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka Penulis bisa menyelesaikan
salah satu tugas pada mata kuliah Pembelajaran IPS yang membahas tentang
Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan baik dalam isi
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ...........................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................
D. Keterampilan Menjelaskan...........................................................
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sangat penting untuk dipahami terutama bagi calon guru di MI/SD, karena guru
merupakan salah satu sumber belajar yang utama dan tentu saja harus memiliki
banyak informasi terutama informasi yang berhubungan dengan IPS yang akan
penting dalam pendidikan, arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab
guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak didiknya. Kerangka berpikir
Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan,
B. Rumusan masalah
pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan keterampilan kejelasan?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
2
Drs. Suhandji, M.Si. Drs. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd. Pendidikan IPS, (Surabaya : insan cendidkia, 2003).hlm.
31-35
3
Marno dan M. Idris, Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar, (Yogyakarta,Ar-ruzz media, 2014.) hlm 75
Berikut prinsip yang harus ditetapkan oleh guru pada saat melakukan pembukaan
pelajaran:
- Bermakna
Bennakra maksudnya, teknik penggunaan keterampilan membuka pelajaran
dapat membantu perkembangan pengetahuan awal pada siswa, sehingga
mereka tidak sadar dibangun pemahaman awal atau paling tidak diajak untuk
memasuki inti materi ajar.
- Berkesinambungan
Aktivitas yang ditempuh oleh guru dalam memperkenalkan dan merangkum
kembali pokok-pokok penting pelajaran hendaknya merupakan bagian dari
kesatuan yang utuh. Dalam mewujudkan prinsip ini perlu diusahakan suatu
susunan yang tepat, berhubungan dengan minat siswa, ada kaitannya yang
jelas antara satu bagian dengan bagian lainnya, atau ada kaitannya dengan
pengalamandan pengetahuan yang telah dimilki siswa.4
- Fleksibel (penggunaan secara luwes)
fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti tidak
terputus-putus atau lancar. Kelancaran (Fluency) dalam susunan gagasan, ide,
atau cerita dapat memudahkan peserta didik dalam mengonsepsi keutuhan
konsep pembuka dan dapat pula dengan mudah mengantisipasi pokok bahasan
yang akan dipelajari.
- Antusiasme dan Kehangatan dalam Mengomunikasikan Gagasan
Antusiasme menandai kadar motivasiyang tinggi dari guru danhasil ini akan
berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik. Antusiasme
dan kehangatan dapat ditunjukkan misalnya bertanya kabar peserta didik,
menanyakan mengapa teman mereka tidak bisa masuk, atau bercerita sedikit
yang dapat menyentuh perasaan, atau kegiatan lain yang menujukkan rasa
simpati dan empati dalam rangka menciptakan antusiasme dan kehangatan?5
2) Keterampilan Menutup Pelajaran
4
Tri sutrisno, Keterampilan Dasar Mengajar, (the art of basic teaching), (Jakarta : Duta Media publishing, 2019),
hlm.166
5
Marno dan M. Idris, Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar, (Yogyakarta,Ar-ruzz media, 2014.) hlm 78-81
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guna untuk mengakhiri
kegiatan pelajaran Usaha menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, mengetahui tingkat
pencapaian dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
- Menutup Pelajaran
Di akhir jam pelajaran atau setiap penggal kegiatan guru harus menutup
pelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok
materi pelajaran yang dipelajari.
Cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran ini adalah:
1) Meninjau Kembali
Menjelang akhir jam pelajaran atau setiap penggal kegiatan guru harus
meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan telah dikuasai
siswa. Ada dua cara yang dapat dilakukan:
2) Merangkum inti pelajaran
3) Membuat ringkasan
4) Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah memperoleh
wawasan yang utuh tentang suatu konsep yang diajarkan selama satu
jam pelajaran atau sepenggal kegiatan adalah dengan penilaian.
Untuk maksud tersebut guru dapat meminta siswa menjawab pertanyaan secara
lisan atau mengerjakan tugas-tugas. Bentuk evaluasi secara rinci adalah:
- Mendemonstrasikan keterampilan
- Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain.
- Mengekspresikan pendapat siswa sendiri.
- Soal-soal tertulis6
c. Keterampilan Menjelaskan
Istilah menjelaskan dipakai dimana-mana, dan banyak pula arti dan makna yang
dimaksudkan. Guru menggunakan istilah menjelaskan untuk penyajian lisan di dalam
proses belajar mengajar. Dalam kehidupan sehari-hari istilah menjelaskan diartikan sama
dengan menceritakan, dan dapat digunakan secara bergantian. Contoh: "Guru
6
Eka yusnaldi, Potret Baru Pemeblajaran IPS, (Medan : Perdana Publishing, 2019), hlm.42-43
menjelaskan pengalamannya pergi ke Jakarta melihat Taman Mini melihat Keong Emas,
melihat Taman Impian Jaya Ancol, lalu lintasnya padat udaranya panas". 7 Pada
kesempatan berikutnya guru lain menjelaskan: "pada hari-hari raya Natal dan Idul Fitri,
harga barang kebutuhan sehari-hari naik, karena banyak orang berbelanja untuk pesta.
Kedua guru tersebut menggunakan istilah menjelaskan, tetapi mempunyai pengertian
yang berbeda. Yang pertama mempunyai pengertian melukiskan gambaran keadaan dan
peristiwa sewaktu di Jakarta, sedang yang kedua mempunyai pengertian
"mengungkapkan sebab" kenaikan harga yang terjadi di pasar, dan hal ini dapat terjadi
dimana-mana. Kedua istilah menjelaskan yang dipakai adalah merupakan informasi lisan
yang diberikan guru kepada siswa. Pada menjelaskan yang kedua, guru mengorganisir
bahan pelajaran, sehingga siswa diberi sajian bahan pelajaran yang telah direncanakan
dan dikontrol sikuennya. Semua itu adalah merupakan ciri umum yang penting untuk
prosedur menjelaskan. Di samping apa yang harus dilakukan guru dalam "menjelaskan",
proses belajar mengajar menuntut keterlibatan kemampuan kognitif siswa untuk
pemahaman. Karena itu tidak semua cerita dapat disebut menjelaskan. Kedua guru di atas
adalah menceritakan, tetapi hanya guru yang kedua yang memiliki arti menjelaskan.
Pengertian menjelaskan di sini adalah pemberian informasi secara lisan yang diorganisir
secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan sebab akibat, antara yang sudah
dialami dan yang belum dialami, antara generalisasi dengan konsep, antara konsep
dengan data, atau sebaliknya. Keberhasilan guru menjelaskan adalah ditentukan oleh
tingkat pemahaman yang ditunjukkan siswa.
1. Penggunaan dalam kelas Keterampilan menjelaskan ini diperlukan dalam pengajaran
pada hampir semua topik yang terdapat dalam kurikulum. Menjelaskan yang
dilakukan oleh guru harus dapat menjawab pertanyaan "mengapa" (why), dan
jawabannya sedemikian rupa, sehingga menimbulkan pemahaman bagi mereka yang
mendengarkan. Menjelaskan adalah tidak sekedar mengkopi apa yang terdapat pada
silabi, melainkan lebih dari itu. Guru mengajar dengan menjelaskan, siswa bagaimana
berpikir secara logis, estetis, dan secara moral. Dalam menjelaskan, perbedaan
pendapat tentang kebaikan penggunaan pengajaran deduktif dan induktif, serta
7
Drs. Suhandji, M.Si. Drs. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd. Pendidikan IPS, (Surabaya : insan cendidkia, 2003).hlm.
56
metode inkuiri dibandingkan dengan metode ekspositorik dapat diabaikan. Pandangan
ini diajukan karena guru sering ditanya oleh siswa dan memerlukan jawaban yang
verbal, langsung, dan bila perlu panjang. Keterampilan menjelaskan mendominasi
penyajian pengajaran secara verbal oleh guru. Tak terhitung pertanyaan yang dapat
diajukan sehari-hari di kelas dalam keterampilan menjelaskan. 8 Ada beberapa contoh
pertanyaan: Mengapa disain sayap kapal terbang sangat penting untuk dapat terbang?,
Mengapa tembakau sangat baik tumbuh di daerah Besuki?, Mengapa pemerintah
Indonesia terkena krisis ekonomi? Mengapa kemerdekaan negara Republik Indonesia
diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, Mengapa penebangan hutan sangat
dibatasi? Respon atas pertanyaan di atas memerlukan alasan atau sebab yang harus
dijelaskan, dan melepaskan dari kepentingan guru. Menjelaskan menekankan rasional
pemahaman dan mengurangi indoktrinasi. Respon memerlukan bukti-bukti yang
dapat dipakai sebagai dasar untuk pemberian alasan. Pengalaman siswa atas
penjelasan guru secara benar akan meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan
secara mandiri dan bebas bila menghadapi masalah, dan meningkatkan kepercayaan
diri. Komponen menjelaskan dapat dibagi dua, yaitu pertama, analisis dan
perencanaan menjelaskan; dan kedua penyajian keterampilan menjelaskan.
a. Analisis dan perencanaan menjelaskan
Ada 2 hal yang perlu dianalisi dan direncanakan pada keterampilan menjelaskan,
yaitu isi pesan yang akan disampaikan guru kepada siswa dan kedua adalah si
penerima pesan itu sendiri, yaitu siswa.9
2. Komponen keterampilan
Komponen menjelaskan akan meliputi:
a. Kejelasan
Seperti telah dijelaskan pada keterampilan bertanya, maka pertanyaan harus jelas
dan singkat daripada mengulang-ulang pertanyaan, sehingga siswa harus
mendengarkan secara baik dan menjawabnya secara benar. Pertanyaan menuntun
8
Drs. Suhandji, M.Si. Drs. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd. Pendidikan IPS, (Surabaya : insan cendidkia, 2003).hlm.
58-59
9
Drs. Suhandji, M.Si. Drs. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd. Pendidikan IPS, (Surabaya : insan cendidkia, 2003).hlm.
59
kadang diperlukan bila pertanyaan membingungkan siswa, atau menyusun
kembali pertanyaan yang sama, atau mengajukan pertanyaan yang lebih
sederhana. Kelancaran berbicara juga merupakan hal yang penting dalam
menjelaskan. Kebiasaan ucapan, seperti ah, uh.. em....., atau memutarbalikkan
kalimat sebaiknya dihindari, karena akan mengganggu perhatian siswa. Kejelasan
bahasa juga harus secara eksplisit ditampakkan. Hal yang harus dihindari dalam
menjelaskan antara lain:
- Kata-kata tambahan negatif, tidak terlalu berat, tidak tenang, tidak sering.
- Kata ragu-ragu: kurang lebih, hampir semua, jenis seperti, hampir.
- Jumlah yang tidak pasti: seonggok, beberapa, sejumlah, segerombol, kira-kira.
- Kelompok barang: jenis, aspek-aspek, faktor-faktor, barang-barang
- Kemungkinan: tidak begitu perlu, kadang-kadang, sering-sering, itu mungkin.
- Penunjuk yang meragukan (mempunyai arti lebih dari satu): semuanya ini,
barang-barang itu, jenis barang-barang itu.
- Asal saja: mereka bilang demikian, membuat cerita panjang yang pendek, dan
lain-lain, bagaimanapun.
b. Penggunaan contoh
Pada setiap tingkat usia atau kelas sangat sedikit siswa menguasai bahan pelajaran
baru tanpa ada contohnya. Contoh seharusnya dihubungkan dengan konsep yang
baru yang tidak biasa dikenal dalam pengalamannya. Bila contoh yang konkret
banyak digunakan, maka pelajaran baru itu akan mudah dicerna dalam
pengetahuan siswa. Di dalam kelas penggunaannya harus spesifik, jelas, konkret,
bila mungkin barang atau situasi yang kita jumpai sehari-hari. Temukan contoh
situasi yang tepat,10 yang cocok dengan pengalaman siswa. Pemberian contoh
yang bervariasi baik yang dikerjakan oleh guru ataupun yang diminta siswa,
membuat penjelasan itu lebih menarik dan lebih efektif. Suatu pola atau proses
dimana contoh dihubungkan dengan generalisasi adalah merupakan bagian yang
penting pada efektivitas penjelasan. Bila guru memulai dengan contoh yang
10
Drs. Suhandji, M.Si. Drs. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd. Pendidikan IPS, (Surabaya : insan cendidkia,
2003).hlm.61
konkret dalam masyarakat, kemudian dicari keberlakuannya secara umum atau
menghasilkan suatu generalisasi, kita sebut pola induktif. Kebalikannya, bila guru
memulai penjelasannya dengan mengambil suatu generalisasi atau dalil,
kemudian dicari keberlakuannya di masyarakat, kita sebut pola deduktif.
Gunakanlah contoh yang positif daripada yang negatif, karena mudah dicerna
oleh siswa.
c. Penekanan
Penekanan adalah keterampilan penyajian yang meminta perhatian siswa terhadap
informasi yang esensial atau penting. Dengan kata lain, untuk membantu belajar
siswa, pusatkan perhatiannya secara jelas pada bagian-bagian yang fundamental
dari suatu masalah, dan pada waktu yang bersamaan dapat mengurangi bagian-
bagian yang kurang penting atau mengganggu. Apabila dalam suatu diskusi
menjadi berkembang, itu menunjukkan adanya keberhasilan dalam penekanan.
Cara memberi penekanan dapat dilakukan dengan:
- Penekanan dengan memberi variasi dalam gaya mengajar guru. Misalnya
dengan suara yang bervariasi: suara yang kontras dari yang rendah menjadi
tinggi, dari yang pelan menjadi cepat. Dapat juga dilakukan dengan gerakan
anggota badan: mimik, tangan, kepala, jari jari, badan. Dengan menggunakan
media dan bahan pelajaran: peta, transparan, tape recorder, gambar, atau
tanda-tanda di papan tulis.
- Dengan cara menstruktur bahan pelajaran: memberi ikhtisar dan ulangan,
dengan menyusun kembali kata-kata respon siswa, dan dengan memberi
tanda-tanda atau isyarat. Perlu dipertimbangkan penekanan dalam
menjelaskan dapat dilakukan ucapan langsung dalam bentuk:11
a. Kata-kata: pertama, kedia, ketiga, dasar, esensial, kritis, funda mental,
utama, penting, mayor, bermakna, vital, dan menonjol.
b. Ungkapan: yang nomor satu, kita mulai dengan, lain kali kita kembali, ini
adalah yang perlu diketahui, jangan lupa ini, pikirkan yang penting,
dengarkan baik-baik konsep ini, ada dua kesimpulan. Penekanan dengan
11
Drs. Suhandji, M.Si. Drs. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd. Pendidikan IPS, (Surabaya : insan cendidkia,
2003).hlm.61
menggunakan ucapan verbal akan lebih baik bila dikombinasikan dengan
variasi suara.
d. Umpan balik
Siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk memperlihatkan pengetahuan atau
pengertian tentang sesuatu yang dijelaskan, atau diminta untuk mengungkapkan
hal-hal yang mereka belum tahu. Cara tersebut dapat dilakukan dengan memberi
pertanyaan kepada siswa. Umpan balik dapat juga diketahui melalui keinginan
atau kesenangan siswa. Siswa akan senang bila diminta untuk mendiskusikan
kegiatannya sehari-hari, atau atas pilihan sendiri. Menjelaskan yang dikaitkan
dengan keinginan atau kesenangan akan dapat menarik perhatian siswa, dan dapat
memberi sumbangan pikiran bahan sekelilingnya untuk pembentukan
generalisasi. Umpan balik dapat juga didapat dari pengamatan tingkah laku siswa,
melalui pertanyaan yang sifatnya komprehen.12
Di atas telah disinggung bahwa dalam pengajaran IPS para siswa dihadapkan dengan hal;
fakta, konsep, generaalisal dan selanjutnya prinsip, penjelasan dan teori. Pembaha fakta
dan seterusnya lihat bab II Keterampilan keterampilan yang dibutuhkan dalam pengajaran
IPS di antarany keterampilan yang dapat dipakai untuk menangani gejala-gejala sosial
dengan makend w di atas. Hal itu metipun keterampilan berpiki dan pengolahan data. Jadi
keterampi pengajaran IPS lebih jauh dari sekedar keterampilan psikomotor. Dalam
keterampilan in ter ide-ide dan operasi mental Cloyes, 1972). Keterampilan pengajaran IP
dalam batas terter dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh ilmuwan sosial.
Keterampilan-keterampilan harus dapat dipakai untuk menangani gejala sosial.
Keterampilan seperti itulah yang bersifat kekal (lifelong learning) Itulah yang harus dibina.
Hal in dikembangkan karena kita tidak akan mengetahui informasi mana yang diperlukan
ketak para siswa dalam hidupnya. Yang dapat dilakukan ialah melatih cara bagaimana
memp informasi tentang gejala-gejala sosial, dan juga membentuk ide-ide. Dalam
pengajaran samping keterampilan berpikir dan prosesing data juga terdapat keterampilan
hubungan m (human relations skill) (Shenider, 1980), Dalam keterampilan ini terkandung
12
Drs. Suhandji, M.Si. Drs. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd. Pendidikan IPS, (Surabaya : insan cendidkia,
2003).hlm.62
pula keterang membuat penilaian (valuing). Keterampilan hubungan manusia akan
bermuara ke 0% keterampilan pengambilan keputusan dalam parsipasi pada kehidupan
nyata.13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang kompleks, yang pada
dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang jumlahnya
13
Djojo Suradisastra, dkk. Pendidikan IPS 3, (Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, 1992). Hlm. 8
sangat banyak. Beberapa keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran IPS SD/MI
yang harus dikuasai oleh guru antara lain keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan,
keterampilan mengadakan variasi, keterampilan membimbing diskusi, dan keterampilan
mengajar kelompok kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Suhandji, M.Si. Drs. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd. Pendidikan IPS, (Surabaya : insan
cendidkia, 2003).
Marno dan M. Idris, Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar, (Yogyakarta,Ar-ruzz media, 2014.)
Tri sutrisno, Keterampilan Dasar Mengajar, (the art of basic teaching), (Jakarta : Duta Media
publishing, 2019).
Eka yusnaldi, Potret Baru Pemeblajaran IPS, (Medan : Perdana Publishing, 2019).
Drs. Suhandji, M.Si. Drs. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd. Pendidikan IPS, (Surabaya : insan
cendidkia, 2003).
Djojo Suradisastra, dkk. Pendidikan IPS 3, (Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan