Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
Penulis korespondensi e-mail: inggrit_f@yahoo.com
189
Tinjauan Yuridis Illegal…….(Inggrit Fernandes)
Abstract
202
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 189 - 209
Pendahuluan
Indonesia negara kepulauan perairan yang demikian luas menja-
terbesar di dunia, yang mencakup di tanggung jawab yang besar dan
17,508 pulau (citra satelit terakhir berat.1
menunjukkan 18,108 pulau), seba- Sebagai negara berkem-
nyak 6.000 diantaranya berpendu- bang dengan populasi penduduk
duk. Wilayah Indonesia yang ter- yang besar ditambah dengan struk-
bentang dan 6°08’ Lintang Utara tur geografis yang dikelilingi oleh
hingga 11°15’ Lintang Selatan, dan laut maka laut menjadi tumpuan se-
dan 94045 Bujur Timur hingga bagian besar penduduk Indonesia
141°05’ Bujur Timur terletak di posi- untuk memenuhi kebutuhan hidup
si geografis sangat strategis, karena terutama di daerah pesisir, seperti
menjadi penghubung dua samudera nelayan. Nelayan adalah kelompok
dan dua benua, Samudera India masyarakat yang bermukim di ka-
dengan Samudera Pasifik, dan Be- wasan pantai umumnya menggan-
nua Asia dengan Benua Australia. tungkan sumber kehidupan dan
Sebagai negara kepulauan sektor kelautan dan perikanan. Se-
sebagian besar wilayah Indonesia lain itu, bagi negara kepulauan se-
terdiri dan laut, memiliki potensi pe- perti indonesia, laut memiliki posisi
rikanan yang sangat berperan yang strategis dan potensi yang luar
memperkuat sektor ekonomi. Hal mi biasa, di mana perairan indonesia
dapat menjadi aset pembangunan adalah laut tenitorial baik perairan
Indonesia. Sebagaimana termaktud kepulauan maupun perairan pencla-
dalam Pasal 33 ayat (3) Undang- laman. Kemudian laut Indonesia
lindang Dasar (UUD) 1945 “Bumi juga sebagai perairan laut Zona
dan air dan .kekayaan alam yang Ekonomi Ekskulsif (ZEE), sesual
terkandung didalamnya dikuasai pengumuman Pemerintah Republik
oleh negara dan dipergunakan se- Indonesia pada tanggal 31 Maret
besar-besarnya untuk makmuran 1980, yang merupakan jaminan
rakyat. Dalam UUD 1945 ditetapkan masa depan bangsa.2
Indonesia sebagai sebuah negara Saat mi sangat marak terjadi
kepulauan dengan panjang garis penangkapan ikan secara illegal
pantai mencapal 95.181 Km. Seba- (illegal fishing) di wilayah perairan
nyak 92 pulau kecil diantaranya me- Indonesia dilakukan oleh nelayan
rupakan pulau-pulau kecil terluar. lokal dan asing. Tidak sedikit kasus
Pulau-pulau tersebut kecil menye- penangkapan nelayan-nelayan
diakan sumber daya alam yang “nakal” dan luar negeri yang senga-
produktif diantaranya potensi peri- ja masuk ke kawasan perairan In-
kanan. Oleh karna itu, untuk men- donesia untuk mengambil ikan
gelola, dan mengamankan wilayah maupun kekayaan laut lainnya.
_
1
Marhaeni Ria Siombo, Hukum Perikanan Nasional dan Internasional, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2010), hlm. 1.
2
Frans.E.Lidkaja, Hukum Laut, (Bandung: Dzulkaidah, 1998), hlm. 39
191
Tinjauan Yuridis Illegal…….(Inggrit Fernandes)
4
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 189 - 209
serta merta illegal fishing dapat di- but juga terkena imbas dan pencu-
cegah dan dibasmi sampal tuntas rian ikan. Selain itu, masyarakat lain
ke akar-akarnya. Sulitnya penega- yang menjadi konsumen juga ikut
kan hukum illeggal fishing setidak- dirugikan karena tidak bisa menik
nya disebabkan oleh dua hal, yaitu mati hasil Iaut di negeni sendiri. Se-
tumpang tindihnya peraturan pe- cara makro, mkan-ikan Indonesia
rundang-undangan yang berujung dicuri lantas diolah dengan perala-
ketidakjelasan institusi yang berwe- tan mumpuni sehingga mening-
nang dalam mengurus permasala- katkan harga jual di luar negeri.10
han illeggal fishing serta adanya Perikanan laut diperkirakan me-
konflik kepentingan diantara institusi nyumbang 78% dan total produksi
tersebut.7 Persoalan mi tentu san- perikanan tahun 2002 akan menjadi
gat menguntungkan pelaku illegal tumpuan
fishing. Kebijakan dalam penanggu- sektor mi. Kemiskinan yang berha-
langan illegal fishing yang menjadi dapan dengan kerapuhan lingkun-
landasan dalam kebijakan aplikasi gan hidup, konflik dan dualisme
maupun eksekusi maka UU Perika- ekonomi, serta tumpang tindih dan
nan memuat regulasi atau formulasi tidak berdayanya perangkat kebija-
baik mengenai hukum acana pidana kan, merupakan tantangan yang
maupun tindak pidana perikanan.8 pada gilirannya akan berimbas pa-
Kementenian Kelautan dan Perika- da keberlanjutan pertumbuhan sek-
nan Republik Indonesia telah bebe- tor ini.11
rapa kali mengeksekusi kapal-kapal Penelitian sejenis pernah di-
nelayan asing yang tertangkap lakukan beberapa peneliti lain, se-
dengan cara dibom dan ditengge- perti Abdul Qodir Jaelani dan
lamkan, di mana aktivitas mi sangat Udiyo Basuki dengan judul Illegal
diapresiasi oleh nelayan Indonesia, Unreported and Unregulated (IUU)
namun sangat diprotes oleh negara- Fishing: Upaya Mencegah dan
negara yang kapalnya ditenggelam- Memberantas Illegal Fishing dalam
kan.9 Membangun Poros Maritim Indone-
Illegal fishing sangat meru- sia. Dalam penelitiannya dijelaskan
gikan negara maupun nelayan tra- bahwa pencegahan dan pemberan-
disional. Nelayan tradisional yang tasan illegal fishing sebagai upaya
merupakan masyarakat Indonesia, membangun poros maritim adalah
sehingga masyarakat pesisir terse- sebuah terobosan yang sudah la
_
7
Akhmad Solihin, Politik Hukum Kelautan & Perikanan, (Bandung: Nuansa Aulia,
2010), hlm. 44
8
Gatot Supramono, Hukum Orang Asing di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012),
hlm. 108.
9
Idrus Affandi, Kajian Hukum Terhadap Pencurian Ikan dilaut Berdasarkan UU Nomor
45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Jurnal
Lex Privatum, Volume V, Nomor 5, Juli 2017, hlm. 116.
10
Supriadi dan Alimudin, Hukum Perikanan Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011),
hlm. 210.
11
https://www.facebook.com/budidaya.perairanunila/posts/364277950398199,diakses
25 Agustus 2017, pukul 10.00 Wib
5
Tinjauan Yuridis Illegal…….(Inggrit Fernandes)
digaungkan. Hal mi bisa dilihat dan nan (KKP) PNBP sektor KP menca-
Indonesia yang telah mempunyai pai Rp 293,91 miliar. Pada 2007,
beberapa peraturan perundang- hanya mencapai Rp 134,63 miliar
undangan sebagai dasar hukum atau menurun sekitar 54,2 persen.
yang menjadi landasan pencegahan Selama 2007-2011, PNBP sektor
dan pemberantasan illegal fishing di KP mengalami peningkatan rata-
Indonesia diantaranya Undang- rata sebesar 12,1 persen. Faktor
Undang Laut Tenitorial dan Ling- utarna yang mendukung adalah
kungan Maritim Tahun 1939 (Terri- semakin intensifnya upaya penagi-
torial Zee en Maritime Kringen Or- han atas tunggakan-tunggakan ke-
donantie, StbI. 1939 No. 442), Un- wajiban PNBP pernegang izin kapal
dang-Undang Nomor 17 Tahun tangkap. Terjadinya fluktuasi dis-
1985 tentang Pengesahan United ebabkan oleh beberapa hal dianta-
Nations Convention on the Law of ranya, adanya praktek pencurian
the Sea (UNCLOS), Undang- ikan yang disebut Illegal, Unre-
Undang Nomor 5 Tahun 1983 ten- ported, Unregulated Fishing (IUU
tang Zona Ekonomi Ekslusif Indo- Fishing). Pada 2012, Badan Peme-
nesia, Undang-Undang Nomor 21 riksa Keuangan (BPK) memperkira-
Tahun 1992 tentang Pelayaran, kan kerugman negara dan IUU
Undang-Undang Nomor 6 Tahun Fishing sebesar Rp 300 Triliun.
1996 tentang Perairan Indonesia, Dampak negatif yang Iebih parah
Undang-Undang Nomor 31 Tahun adalah kerusakan habitat dan eko-
2004 ja. Undang-Undang Nomor 45 sistem laut. Termasuk didalarnnya
Tahun 2009 tentang Perikanan Un- penangkapan ikan ilegal yang diser-
dang-Undang Nomor 32 Tahun ten- tai perusakan terhadap lingkungan
tang Kelautan, Peraturan Menteri laut baik oleh born ikan, trawl, mau-
Kelautan dan Perikanan Republik pun menggunakan racun sianida.
Indonesia Nomor 2I PERMEN- Kerusakan alam itu jika tidak segera
KP/2015 tentang Larangan Peng- diperbaiki rnaka ancaman kerugian
gunaan Alat Penangkapan Ikan Pu- Iebih besar menghantui negara In-
kat Hela (trawis) dan Pukat Ta- donesia yang akan bendampak be-
rik(seine nets) di Wilayah Pengelo- sarjuga pada Iingkungan bumi dan
laan Perikanan Negara Republik perubahan iklim global.12
Indonesia. Namun, kenyataannya di Mawardi Khairi, pernah meneliti ten-
Indonesia masih banyak sekali ka- tang Politik Hukum Pemerintah Da-
sus illegal fishing yang terjadi, hat lam Penanganan Tindak Pidana
mi bisa dilihat dan perkembangan Perikanan (Illegal Fishing) di Indo-
Penenimaan Negara Bukan Pajak nesia. Dalam penelitiannya dije-
(PNBP) dan sektor KP mengalami laskan politik hukurn pemerintah
fluktuasi. Pada 2005, berdasarkan dalam bidang perikanan mengalami
data Kementerian Kelautan Perika- tiga kali perubahan, yaitu Undang-
_
12
Abdul Qodir Jaelani dan Udiyo Basuki, Illegal Unreported and Unregulated (IUU)
Fishing: Upaya Mencegah dan Memberantas Illegal Fishing dalam Membangun Poros Mari-
tim Indonesia
6
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 189 - 209
Undang Nomor 9 Tahun 1985, Un- gar dan juga cepat busuk. Melaku-
dang-Undang Nomor 31 Tahun kan penangkapan ikan mengguna-
2004 dan Undang-Undang Nomor kan bahan peledak dapat memper-
45 Tahun 2009 tentang Perikanan. cepat banyaknya penghasilan se-
Poiltik hukum pemenntah dalam hingga masyarakatpun tetap untuk
bidang perikanan di era pemerinta- melakukan pemboman.14
han Jokowi-JK semakin menunjuk- Ignatius Yogi Widianto Se-
kan bahwa illegal fishing adalah tin- tyadi, pernah meneliti tentang
dak pidana yang luar biasa sehing- upaya negara Indonesia dalam me-
ga membutuhkan keijasama pene- nangani masalah illegal fishing di
gakan hukum antar lembaga peme- Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
rintahan sehingga diterbitkanlah Pe- Hash! penelitiannya menjelaskan
raturan Presiden Nomor 165 Tahun upaya Indonesia dalam menangani
2015 tentang Satuan Tugas Pem- masalah illegal fishing di zona eko-
berantasan Tindak Pidana Illegal nomi eksklusif Indonesia, yaitu di
Fishing.13 ranah internasional, Indonesia turut
Risnawati, pernah meneliti aktif dalam hal pemberantasan IUU
tentang perilaku menyimpang illegal fishing. Salah satunya, yaitu dengan
fishing. Hash penelitian menggam- ikut dalam kerjasama internasional
barkan perilaku menyimpang (studi Regional Fisheris Management Or-
kasus illegal fishing di Taka Bone- ganization (RFMO). Sementara di
rate Kabupaten Kepulauan Se- ranah nasional, Indonesia melalui
layar). Perilaku menyimpang, yaltu Menteri Kelautan dan Perikanan
illegal fishing yang dimaksud adalah telah mengeluarkan KEPMEN No-
penangkapan ikan rnenggunakan mor KEP/50/MEN/2012 tentang
bahan peledak born, sianida dan Rencana Aksi Nasional Pencega-
pembiusan. Perilaku nelayan terha- han dan Penanggulangan Illegal,
dap ekosistem terumbu karang di Ureported and Unregulated Fishing
Taka Bonerate Kabupaten Kepu- (IUU Fishing). Dalam hal penanga-
lauan Selayar dipengaruhi akibat nan kasus illegal fishing yang terjadi
rendahnya tingkat pendidikan se- di wilayah perairan Indonesia, pe-
hingga pengetahuan tentang keru- merintah Indonesia terlalu lunak da-
sakan ekosistem terumbu karang- lam memproses pelaku pelangga-
pun tidak dapat diketahui, penang- ran. Hal inilah yang membuat nega-
kapan ikan dengan menggunkan ra-negara tetangga tidak menjadi
bahan peledak juga berdampak ter- segan terhadap Indonesia dan
hadap keselamatan nyawa pelaku mengakibatkan kasus-kasus sema-
sendiri, ikan yang didapat tidak se- cam mi selalu terjadh di wilayah pe
_
13
Mawardi Khairi, Politik Hukum Pemerintah Dalam Penanganan Tindak Pidana Perika-
nan (Illegal Fishing) di Indonesia, Fiat Justisia Journal of Law, Volume 10, Issue 2 April-June
2016, hlm. 255.
14
Risnawati, Perilaku Menyimpang Illegal Fishing, Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosi-
ologi, Volume IV, Nomor 1, Mei 2016, hlm. 38.
7
Tinjauan Yuridis Illegal…….(Inggrit Fernandes)
rairan Indonesia. Upaya yang dila- kunder, terdiri atas bahan hukum
kukan Indonesia untuk menangani primer, bahan hukum sekunder, dan
masalah illegal fishing kurang se- bahan hukum tersier.17 Bahan hu-
rius. Indonesia Iebih mengedepan- kum primer, yaitu bahan-bahan hu-
kan isu-isu, seperti korupsi di biro- kum yang mengikat. Bahan hukum
krasi dibanding isu-isu mengenai primer dalam penelitian mi adalah
illegal fishing.15 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
Bila ditelaah penelitian ter- 2004 tentang Perikanan dan peru-
dahulu tersebut berbeda dengan bahannya, yaitu Undang-Undang
konten penelitian mi. Oleh karena Nomor 45 Tahun 2009. Bahan hu-
itu, penelitian mi merupakan sesua- kum sekunder, yaitu bahan hukum
tu yang baru atau berbeda dengan yang memberikan penjelasan men-
penelitian terdahulu (novelty). Ada- genai bahan hukum primer. Bahan
pun permasalahan dalam penelitian hukum sekunder dalam penelitian
mi: Pertama, bagaimana tinjauan mi terdiri atas buku, jurnal, artikel,
yuridis illegal fishing di Indonesia. dan literatur Iamnnya yang berkai-
Kedua, sanksi terhadap illegal fish- tan dengan permasalahan yang di-
ing di Indonesia. Tujuan penelitian bahas.
mi untuk menjelaskan tinjauan yuri- Teknik pengumpulan data
dis illegal fishing di Indonesia dan yang digunakan dalam penelitian mi
menjelaskan sanksi terhadap illegal adalah studi kepustakaan, yaltu
fishing di Indonesia. Hasil yang di- mengumpulkan literatur yang ber-
harapkan dan penelitian mi dapat hubungan dengan penelitian mi,
menambah khasanah ilmu hukum di kemudian dianalisis dan diambil ke-
bidang perikanan dan bermanfaat simpulannya.
bagi kalangan praktis. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian mi ada-
Metode Penelitian lah analisis deskriptifk ualitatif dan
Jenis penelitian mi hukum normatif analisis deskriptif evaluatif. Analisis
dengan metode pendekatan yuridis deskriptif-kualitatif, yaitu penguraian
normatif. Penelitian hukum normatif data-data yang diperolehdalam sua-
merupakan suatu proses untuk me- tu gambaran sistematis yang dida-
nemukan aturan hukum, prinsip- sarkan pada teori dan pengertian
prinsip hukum maupun doktrin- hukum yang terdapat dalam ilmu
doktrin hukum guna menjawab isu hukum untuk mendapatkan kesim-
hukum yang dihadapi.16 pulan yang signifikan dan ilmiah.
Sumber data yang diguna- Analisis deskriptif-evaluatif, yaitu
kan dalam penelitian mi data se- analisis yang bertujuan untuk meng-
_
15
Ignatius Yogi Widianto Setyadi, Upaya Negara Indonesia Dalam Menangani Masalah
Illegal Fishing di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas
Atma 16Jaya Yogyakarta, 2014, hlm. 15.
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 35.
17
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metodologi Peneltian Hukum, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006), hlm. 35.
8
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 189 - 209
18
https://pobersonaibaho.wordpress.com/2012/03/22/sejarah-singkat-kebijakan-
perikanan-indonesia-dari-masa-ke-masa/, diakes 25 Agustus 2017, pukul 10. 59 Wib.
9
Tinjauan Yuridis Illegal…….(Inggrit Fernandes)
10
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 189 - 209
21
Peter Salim, The Contemporary English Indonesian Dictionary, (Jakarta: Modern Eng-
lish Press, 2003), hlm. 65.
11
Tinjauan Yuridis Illegal…….(Inggrit Fernandes)
12
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 189 - 209
13
Tinjauan Yuridis Illegal…….(Inggrit Fernandes)
14
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 189 - 209
15
Tinjauan Yuridis Illegal…….(Inggrit Fernandes)
16
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 189 - 209
17
Tinjauan Yuridis Illegal…….(Inggrit Fernandes)
18
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 189 - 209
19