Direktur Perusahaan Tower BTS menjadi tersangka karena menolak bayar pajak.

Direktur CV KP memiliki inisial SS yang saat ini berada di Makassar Sulawesi Selatan, beliau
ditetapkan menjadi tersangka dikarenakan menolak untuk melakukan pembayaran pajak
terhitung sejak tahun 2015. Hal ini merugikan negara dengan jumlah yang tidak sedikit yaitu
sebesar Rp 566 juta.

Hal ini dapat terungkap dan mencuat kepermukaan karena tim PPNS pada kantor
wilayah DJP Sulawesi Selatan, Barat serta Tenggara telah berhasil untuk menyelidiki salah satu
perusahaan yang memiliki perusahaan pada bidang towe, enggan untuk membayarkan wajib
pajaknya sejak 2015. Tim PPNS melakukan penyitaan harta yang dimiliki tersangka untuk
memulihkan kerugian yang merupakan pendapatan negara.

Sesuai dengan Undang-Undang No.6 Tahun 1983 yang diamandemen menjadi Undang-
Undang No 16 Tahun 2009 menyatakan bahwa “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”

Dasar konstitusional kewajiban membayar pajak terdapat pada pasal 23 A UUD 1945.
Pada pasal tersebut dinyatakan bahwa “pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk
keperluan negara diatur dalam Undang-Undang”. Pasal lain yang dikutip sebagai pendasaran
kewajiban membayar pajak adalah pasal 30 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara”.

Dari kasus di atas dapat kita simpulkan bahwa tersangka tidak menaati undang-undang
yang berlaku serta tidak berkontribusi untuk memenuhi kewajibannya sebagai warga negara.
Kewajiban membayar pajak memiliki nilai pada ideologis Pancasila yang merefleksikan beragam
nilai. Sudah semestinya sebagai warga negara menaati peraturan dan melaksanakan kewajiban
sebagai warga negara untuk membayar pajak agar negara kita dapat menjadi negara yang maju
dan berkembang dengan baik