Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TRANSFORMASI PERADABAN:

MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI MASA MODERN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam


yang diampu oleh:
Dr. M. Mukhlis Fahruddin, M.S.I

DISUSUN OLEH :

AHMAD MUJTAHID AFIF (210606110012)


KHOIRUN NISA (210606110053)
MAYANH SEKAR MUTIA GINARI (2106061110118)

FAKULTAS SAINTEK
UNIVERSITAS NEGRI ISLAM MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Transformasi Peradaban: Membangun
Peradaban Islami di Masa Modern” ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Sejarah Peradaban


Islam yang diampu oleh Bapak Dr. M. Mukhlis Fahruddin, M.S.I. Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dan dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak Dr. M. Mukhlis Fahruddin, M.S.I, yang telah
memberikanilmu dan membimbing kami. Serta kami ucapkan kepada seluruh pihak
yang telahmembantu penyusunan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu,
kami memohon saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini dapat tersusun
dengan baik.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini mampu memberikan


manfaat maupun inspirasi yang berkah terhadap para pembaca, terutama mahasiswa
sebagai penerus bangsa Indonesia, agar kelak menjadi bangsa yang “baldatun
toyyibatun wa rabbun ghofuur”.

Bogor, 5 Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Peradaban ........................................................................................... 5
2.2 Ciri-ciri dan Karakteristik Peradaban Islam ....................................... 5
2.3 Karakter Masyarakat Muslim Indonesia ............................................ 7
2.4 Apakah Indonesia Bangsa yang Berperadaban Islami ....................... 9
2.5 Hambatan Dalam Mewujudkan Peradaban Islam Indonesia .............. 12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan dan Saran ........................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akhir-akhir ini, banyak terjadi kasus yang sangat menyatakan bahwa
generasi sekarang tidak terlalu memahami maksud dari bangsa yang ber-Identitas
Nasional. Seperti contohnya, klaim terhadap instrumen kebangsaan Indonesia yaitu
batik diakui oleh Malaysia, fenomena generasi muda yang tidak hapal dasar negara
atau lagu kebangsaan Indonesia, serta kasus lainnya. Hal ini menunjukan minimnya
pemahaman terkait identitas nasional sehingga diperlukan sikap nasionalisme
tinggi agar Negara Republik Indonesia mampu mempertahankan kemerdekaan
yang abadi. Tidak hanya mengetahuinya, namun juga mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, perlu pembahasan lebih lanjut untuk
memberikan pemahaman terkait identitas nasional.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan peradaban?
1.2.2 Bagaimana ciri-ciri dan karakteristik peradaban islam?
1.2.3 Bagaimana karakter masyarakat muslim Indonesia?
1.2.4 Apakah indonesia sudah bisa dikatakan peradaban yang islami?
1.2.5 Apa hambatan dalam mewujudkan peradaban islam Indonesia di zaman
modern?

1.3Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian peradaban
1.3.2 Untuk mengetahui ciri-ciri dan karakteristik peradaban islam
1.3.3 Untuk mengetahui karakter masyarakat muslim Indonesia
1.3.4 Untuk mengetahui apakah indonesia sudah bisa dikatakan
peradaban yang islami Untuk mengetahui unsur-unsur Identitas
Nasional

1.3.5 Untuk mengetahui hambatan dalam mewujudkan peradaban islam Indonesia


di zaman modern

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peradaban
Peradaban (civilization), dalam bahasa Arab, disebut hadlarah atau tamaddun.
Istilah ini dekat dengan kebudayaan (culture), bahkan sering dicampuradukkan. Ada
beberapa ahli yang menyamakan definisi peradaban dengan kebudayaan, namun
sebagian besar membedakan kedua konsep tersebut. Menurut Koentjaraningrat,
peradaban sering dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem
teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang
maju dan kompleks. Pendapat ini yang diambil oleh Badri Yatim ketika mendefinikas
peradaban. Islam is indeed much more than a system of theology, it is a complete
civilization, demikian kata H.A.R Gibb dalam Wither Islam. Hanya sebuah sistem
teologi, tetapi juga sebuah peradaban yang lengkap. Peradaban itu lahir dari sumber-
sumber ajaran Islam yang dikembangkan secara kreatif oleh para pemeluknya dari
berbagai kawasan. Islam adalah suatu sistem keyakinan dan kepercayaan serta aturan
yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesama
manusia, dan manusia dengan lingkungannya. Keseluruhannya tercermin dalam
sejarah dan kehidupan umat Islam.
Berdasarkan pengertian tersebut, peradaban Islam dapat dimaknai menjadi tiga.
Pertama, kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam suatu periode
kekuasaan Islam, mulai dari periode Nabi Muhammad saw. sampai perkembangan
kekuasaan Islam sekarang. Kedua, hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam
lapangan kesusastraan, ilmu pengetahuan, dan kesenian. Ketiga, kemajuan politik
atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama
dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup
bermasyarakat. mengambil definisi kedua, manuskrip dan aksara sebagai salah satu
produk ilmu pengetahuan dan kebudayaan merupakan bagian dari peradaban Islam.
Ajaran tasawuf, fiqh, aqidah, hadits, dan ilmu Qur’an jelas merupakan produk
peradaban Islam. Selain itu, politik, ekonomi, seni, arsitektur, kedokteran, dan sastra
juga dapat digolongkan ke dalam aspek-aspek.

2.2 Ciri-Ciri dan Karakteristik Peradaban Islam


Peradaban Islam jika bidang-bidang tersebut dibingkai dalam nilai-nilai Islam.
Aspek-aspek peradaban Islam tersebut dapat digali lewat berbagai hasil kebudayaan

5
yang diciptakan oleh masyarakat muslim, baik yang berupa artefak maupun sistem
sosial. Manuskrip adalah produk budaya intelektual Islam yang dapat menyimpan
khazanah peradaban Islam dalam spektrum luas tersebut, mulai dari politik,
ekonomi, kedokteran, sastra, sampai ajaran agama.
Interaksi antara satu peradaban dengan peradaban lain selalu terjadi sepanjang
sejarah, termasuk antara peradaban Islam dan Jawa. Barbour merumuskan empat
tipologi yang dapat digunakan untuk membantu pemetaan hubungan antar
peradaban, meskipun keempat tipologi ini sejatinya disusun untuk memetakan
hubungan agama dengan sains yaitu: (1) Konflik, yang memandang bahwa sains dan
agama tidak bisa disatukan, (2) Independensi, menyatakan bahwa sains dan agama
memiliki domain masing-masing yang independen. (3) Dialog, yang berusaha
mencari titik temu antara sains dan agama, tetapi sekedar agar keduanya saling
memahami dan terhindar dari konflik, dan (4) Integrasi, yang menghendaki adanya
hubungan yang lebih sistematis dan ekstensif antara sains dan agama.
Secara khusus, teori yang lebih tepat untuk menjelaskan hubungan antara
peradaban Jawa dengan Islam adalah teori akulturasi dan asimilasi. Koentjaraningrat
menjelaskan akulturasi atau acculturation sebagai suatu proses sosial yang timbul
apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan
dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa sehingga
unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri tanpa meyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu
sendiri.
Di dalam proses akulturasi, terdapat lima hal yang perlu diperhatikan, yaitu: (1)
base line of acculturation atau titik mula akulturasi, (2) agents of acculturation atau
individu-individu yang berperan membawa kebudayaan asing, (3) saluran-saluran
akulturasi untuk memberi gambaran jalannya suatu proses akulturasi, (4) lapisan
masyarakat yang terpengaruh budaya asing, dan (5) reaksi masyarakat penerima
terhadap budaya asing tersebut.
Kembali empat tipologi Barbour, suatu masyarakat bisa saja mengambil sikap
konflik, independensi, dialog, atau integrasi terhadap kebudayaan asing. Ketatnya
reaksi masyarakat penerima tidak jarang mengakibatkan ketegangan dan krisis sosial
di tengah masyarakat. Sementara itu, asimilasi (assimilation) adalah proses sosial
yang timbul apabila terdapat (1) golongan-golongan manusia dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda-beda, (2) saling bergaul langsung secara intensif untuk
6
waktu yang lama, sehingga (3) kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi
masing-masing berubah sifatnya yang khas dan juga unsur-unsurnya masing-masing
berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran minoritas dengan
golongan mayoritas.

2.3 Karakter Masyarakat Muslim Indonesia

Islam bukanlah merupakan ajaran agama asli bangsa Indonesia. seiring


berjalannya waktu perkembangan Islam di Indonesia memiliki pengalaman unik
yang membedakannya dengan agama Islam di negara lain. Hal ini disebabkan
lantaran adanya akulturasi budaya dan juga adanya keberagaman budaya di
Indonesia yang menciptakan wajah Islam yang baru dengan corak yang beragam
dan bervariasi. Negara Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki beragam
suku, ras, etnis, bahasa, budaya dan agama. Ragam agama tersebut tumbuh subur
dan berkembang dengan baik di Indonesia. Akulturasi budaya merupakan jalan
yang dipilih dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.

Dengan menyatukan budaya Indonesia dengan agama islam tersebut para ulama
terdahulu secara tidak lasngsung menumbuhkan karakteristik – karakteristik khas
muslim Indonesia. Istilah karakteristik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
mempunyai arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain, tabiat, watak.1 Sedangkan menurut Irham ( 2016 : 203 )
mengatakan bahwa Aspek sosial-budaya masyarakat dan peristiwa-peristiwa
historis tertentu adalah aspek-aspek yang membentuk Islam Indonesia sehingga
mempunyai karakter tersendiri.2 Dari kedua penjelasan di atas mengenai
karakteristik, maka dapat kita ketahui bahwa karakter merupakan watak, sifat dan
akhlaq seorang muslim di Indonesia yang mana dalam proses petumbuhannya
dipengaruhi oleh lingkungan dan keadaan aspek social budaya. Lebih jelasnya
berikut ini adalah penjelasan mengenai karakteristik-karakteristik muslim di
Indonesia :

a. Memiliki pandangan Islam inklusif atau Islam rasionalis, yaitu pandangan


umat muslim mengenai semua agama yang ada di negara ini memiliki

1
Karakteristik.2016.Pada KBBI Daring.Diambil pada 05 September 2020, dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/karakteristik
2
Irham, “ Bentuk Islam Faktual Karakteristik dan Tipologi Islam Indonesia” Article in El-HARAKAH
(TERAKREDITASI) · December 2016.hal.203.
7
kebenaran dan tuhan yang sama yaitu Tuhan Allah SWT. Hanya saja dalam
pemahaman dan penjelasan mengenai wujud tuhan pada setiap agama berbeda
antara satu dengan lainnya. Agama sendiri memberikan kemanfataan serta
keselamatan bagi penganutnya.
b. Karakteristik inklusif pluralisme dalam beragama, inklusif pluralisme yaitu
sikap terbuka dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama dan mengakui
adanya perbedaan agama serta mengakui bahwasanya agama memiliki
banyak jenis dan alirannya. Mempunyai eksistensi hidup berdampingan,
saling membantu dan tidak membatasi interaksi antar umat beragama lainnya.
Setiap muslim dituntut untuk bersikap menghargai hak – hak agama lain,
memahami setiap perbedaan yang ada, dan menjaga kerukunan antar umat
manusia. Sebagai seorang muslim kita harus menerima kenyataan bahwa
keberagaman di dunia ini merupakan rahmat dari tuhan kepada makhlunya
yaitu manusia.
c. Masih menjaga kebudayaan nenek moyang dan di padukan dengan corak
kebudayaan agama Islam. Para ulama terdahulu melakukan sistem eliminasi
dan penyaringan terhdap kebudayaan – kebudayaan asli Indonesia yang masih
bisa dipertahankan dan mana yang harus di eliminasi.
d. Muslim artistik, dalam hal ini umat muslim di Indonesia dikenal sebagai
artistik sebab banyak masyarakat mulsim di Indonesia memiliki banyak hasil
kesenian seperti adanya wayang sebagai media penyebaran agama Islam,
kesenian debus, tari sama dan Qasidah.
e. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, adanya kebebasan berpikir dan peluang untuk
terwujudnya kondisi demokratis antar umat muslim di Indonesia.
f. Kesatuan dalam Aqidah Islam, muslim di Indonesia memiliki kesatuan aqidah
dan keimanan yang merupakan asas pertama dalam pembentukan suatu
masyarakat muslim pada zaman awal penyebaran agama Islam di Indonesia
.jika asas di atas dapat diterapkan dengan baik maka dapat menumbuhkan rasa
kepekaan dan empati yang tinggi terhadap sesama.
g. Kentalnya Ukhuwah / Persaudaraan, sesama umat muslim terdapat ikatan
persaudaraan yang kuat melebihi garis nasab itu sendiri.
h. Prinsip Egaliter, yaitu persamaan pada aspek kemanusiaannya. Dalam hal ini
mereka tidak memiliki perbedaan kecuali perbedaan ketaqwaan mereka.

8
i. Prinsip Takaful, yaitu muslim yang memiliki sikap bersedekah melalui zakat,
menaruh simpati terhadap persoalan sosial di sekitar lingkungan maupun
negara, sering diadakannya penggolongan dana bagi orang yang terkena
musibah serta adanya bakti sosial.

2.4 Apakah Indonesia Bangsa yang Berperadaban Islami


Peradaban adalah segala bentuk kemajuan, baik yang berupa kemajuan ilmu
pengetahuan, seni, sastra, maupun sosial, yang terdapat pada suatu masyarakat.
Sedangkan peradaban Islam sendiri adalah kajian yang membahas seluk-beluk dan
kelanjutan peradaban di Nusantara yang terbentuk dengan kedatangan agama Islam.
Dengan adanya pengertian di atas dapat diketahui bahwa peradaban islami
merupakan segala kemajuan maupun transformasi pada kesenian, kebudayaan dan
keadaan sosial masyarakat Indonesia yang dipengaruhi oleh agama Islam.
Islam di negara Indonesia sendiri merupakan cabang peradaban Islam di dunia
setelah peradaban arab. Islam persi dan lain – lain. peradaban Islam di rumpun
melayu ( Asia Tenggara ) memiliki ciri khas universal yaitu menciptakan peradaban
Islam dengan tetap mempertahankan dan menjaga integritasnya akan tetapi masih
melekat unsur – unsur yang khas dari wilayah sekitar kawasan tersebut. Hal ini
dikarenakan sifat agama Islam yang mudah sekali menyatu dan melebur dengan
kebuadayaan – kebudayaan lokal.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan penganut agama Islam
terbanyak. Sensus penduduk pada tahun 2010 menyebutkan bahwa 88,2 persen dari
260 juta penduduk Indonesia adalah Muslim. Dari jumlah tersebut tercatat dari
banyak mazhab, disini diperlukan toleransi. Indonesia memiliki potensi besar
sebagai penyumbang peradaban Islam dunia.3
Awal kedatangan peradaban Islam di Indonesia menjadikan isyarat awal bahwa
bangsa Indonesia akan mengalami transformasi, yaitu yang awalnya agraris –
feodal4 menjadi masyarakat kota (civilized). Tidak mengherankan sebab adanya
transformasi ini masyarakat Indoenesia maju dalam bidnag perdagangan. Melalui
para pedagagng muslim yang tiba di Indonesia inilah agama Islam mualai

3
https://www.uii.ac.id/indonesia-dalam-perkembangan-peradaban-islam/
4
Kegiatan pertanian merupakan dasar dari masyarakat feodal. Oleh sebab itu, masyarakat feodal sering
disebut masyarakat agraris-feodal. Masyarakat feodal telah mengenal pembagian kerja sehingga muncul
stratifikasi sosial antara penguasa (elite) dan yang dikuasai (massa atau orang biasa).
9
diperkenalkan dan diajarkan secara perlahan, dalam waktu yang tidak begitu lama
islam telah muncul sebagai peradaban baru di Indonesia. berkembangnya peradaban
yang Islami di Indonesia memiliki beberapa bentuk yang masih ada hingga saa ini,
adapun bentuk peradaban Islam di Indoensia yaitu :
1. Pesantren, bentuk peradaban Islam bidang pendidikan di Indoensia
Pesantren merupakan salah satu sistem pendidikan yanga da di Indonesia
dengan cirikhas yang unik dan cukup berbeda dengan sistem pendidikan
lainnya, pesantren merupakan salah satu sistem pendidikan paling tua di
Indonesia. selain pesantren di Indonesia juga terkenal dengan sistem
pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (dasar), Madrasah Tsanawiyah (lanjutan),
dan Madrasah Aliyah (menengah). Sistem pendidikan diatas merupakan
bukti bahwa Indonesia sudah berkembang menjadi perdaban Islam.
2. Kebudayaan dan adat Istiadat
Pada bahasa Indoensia sendiri sejatinya telah banyak dipengaruhi oleh
bahasa arab. Bahasa arab sendiri sudah banyak menyatu dalam kosa kata
bahasa Indonesia, contohnya kata lahir batin,kabar,kursi, musyawarah,
wajib, dan lain – lain. Kosa kata arab yang melebur dengan bahasa Indonesia
ini muncul dari kebiasaan masyarakat Indonesia yang dipengaruhi oleh
adanya peradaban islam. Kebiasaan masyarakat Indonesia yang banyak
berkembang saat ini juga berasal dari kebudayaan islam seperti ucapan
salam, acara tahlil, yasinan syukuran dan lain – lain. Sedangkan dalam
bidang kesenian dapat kitra jumpai seperti mrawis, kasidah, rebana dan
shalawat. Dalam bidang arsitektur di Indonesia khuhusnya bangunan umat
muslim banyak sekali di pengaruhi oleh peradaban islam seperti, arsitektur
masjid yang mulai menggunakan kubah dan desain masjid yang memiliki
gaya arsitektur timur tengah.
3. Gerakan Masyarakat Islam
Gerakan yang lahir di Timur Tengah itu telah memberikan pengaruh
besar kepada gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Bermula dari
pembaruan pemikiran pendidikan Islam di Minangkabau, yang
disusul oleh pembaruan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat Arab
di Indonesia, kebangkitan Islam semakin berkembang membentuk
organisasi – organisasi social yang mana organisasi ini semakin
berkembang membentuk organisasi social keagamaan, seperti Sarekat
10
Dagang Islam (SDI) di Bogor (1909) dan Solo (1911), Persyarikatan
Ulma di Majalengka. Jawa Barat (1911), Muhammdiyah di
Yogyakarta (1912), Persatuan Islam (Persis) di Bandung (1920 ) Nahdlatul
Ulama (NU) di Surabaya (1926), dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah
(Perti) di Candung Bukittinggi (1930) dan partai- partai politik, seperti
Sarekat Islam (SI) yang merupakan kelanjutan SDI, Persatuan
Muslimin Indonesia (Permi) di Padang Panjang (1932) yang merupakan
kelanjutan, dan perluasan dari organisasi pendidikan Thawalib,dan Partai
Islam Indonesia (PII) pada tahun 1938. Hingga saat ini juga berkembang
Partai berbasis Islam. Seperti PAN, PKS, PBB, dan PKB.
4. Ekonomi
Peradaban dalam bidang Ekonomi juga tidak ketinggalan. Daerah –
daerah pesisir sering dikunjungi para pedagang Islam dari Arab, Persi,dan
Gujarat yang menerapkan konsep jual beli secara Islam. Juga adanya
kewajiban membayar zakat atau amal jariyah yang lainnya, seperti
sedekah, infak, waqaf, menyantuni yatim, piatu, fakir dan miskin. Hal
itu membuat perekonomian umat Islam semakin berkembang. Peradaban
konkrit dalam bidang ekonomi yang bercorak Islam dapat dilihat
beberapa sistem perekonomian berbasis Islami. Lembaga -lembaga sosial
yang bernafas Islam semakin banyak bermunculan. Baik berorientasi
pada kasus Bencana Alam, kaum dhuafa, fakir miskin, yatim piatu dan
sebagainya.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa Indonesia sudah sudah bisa
dikatakan sebagai peradaban yang islami, sebab dari awal masuknya Islam di
Indonesia hingga saat ini masyarakat muslim di Indonesia sudah banyak
dipengaruhi oleh kebudayaan Islam itu sendiri baik itu dari segi budaya, bangunan
dan adat Istiadat dan hal ini sesuai dengan pengertian peradaban Islam yang
mempengaruhi banyak bidang sosial dan kebudayaan di lingkungan
tersebut.dengan adanya keberagaman agama di Indonesia tidak menghilangkan
corak peradaban Islam di Indoensia. Walaupun banyak sekali pengaruh agama lain
di Indonesia seperti hindu- budha, kristen, koghuchu peradaban Islam masih terlihat
jelas hingga saat ini. Jadi, Indonesia sudah bisa dikatakan sebagai negara dengan
peradaban Islami.

11
2.5 Hambatan dalam Mewujudkan Peradaban Islam Indonesia
Di Era modern seperti sekarang ini, umat Islam sering dihadapkan pada
sebuah tantangan, di antaranya adalah menjawab pertanyaan tentang di
mana posisi Islam dalam kehidupan modern, serta bentuk Islam yang
bagaimana yang harus ditampilkan guna menghadapi modernisasi dalam
kehidupan publik, sosial, ekonomi, hukum, politik dan pemikiran. Yang
dimaksud dari akibat modernisasi di sini adalah perubahan yang biasanya
terjadi bersamaan dengan usaha modernisasi. Perubahan itu bisa terjadi
dalam enam bidang besar: demografi, sistem stratifikasi, pemerintahan,
pendidikan, sistem keluarga, dan nilai, sikap serta kepribadian. Hambatan-
hambatan yang sering terjadi yaitu, kurangnya toleransi antar umat
beragama.
Meskipun komunitas Islam di dunia ini sangat beragam, di sana hanya
ada satu Islam, yang beragam hanya bentuk interpretasi dari masing-masing
pemeluknya terhadap ajaran Islam itu. Sifat tradisional dari sebuah Agama
adalah bahwa ia dimanifestasikan dalam kecenderungannya kepada Yang
Maha Kuasa, yang didasarkan pada kesatuan tentang Yang Maha Suci, dan
memandang Yang Maha Kuasa sebagai sesuatu yang tidak bisa berubah dari
masa lampau hingga sekarang. Sesungguhnya yang menjadi perdebatan di
antara beberapa kelompok di atas bukanlah tentang pokok-pokok ajaran
Agama itu sendiri (great tradition), akan tetapi bagaimana memanifestasikan
ajaran Islam itu di dalam sistem kehidupan sosial (little tradition).
Sebagaimana yang terjadi pada kemunculan beberapa pemikiran teologi dan
filsafat di dunia Islam pada abad klasik, bahwa kemunculan gagasan tentang
pemikiran ideologis itu tidak terlepas dari pengaruh kondisi sosial dan
politik, begitu juga dengan yang berkembang di masa berikutnya, tidak
terlepas dari beberapa kepentingan dan kondisi sosial dan budaya bangsa
yang sedang berkembang.
Di samping alasan di atas, ada alasan lain yang menjadi kemelut di antara
orientasi ideologis dari beberapa pemikiran di atas, yaitu pemahaman yang
berbeda di antara mereka dalam memahami Islam, apakah sebagai model
dari sebuah realitas (model of reality) ataukah model untuk sebuah realitas
(models for reality). Yang pertama mengisyaratkan bahwa Agama adalah
representasi dari sebuah realitas, sementara yang kedua mengisyaratkan
12
bahwa Agama merupakan konsep bagi realitas, seperti aktivitas manusia.
Dalam pemahaman yang kedua ini Agama mencakup teori-teori, dogma atau
doktrin bagi sebuah realitas.5
Dalam kajian modern tentang sejarah umat Islam ditemukan bahwa,
meskipun berdasarkan pada Agama yang sama, para pemeluk Agama ini
memiliki pemahaman yang berbeda, dan seringkali perbedaan itu memicu
persaingan dan konflik, di dalam menghadapi tantangan modernitas.6 Di
Indonesia, terutama di dalam masyarakat Jawa, hanya dikenal adanya Islam
NU dan Islam Muhammadiyah. NU sering dilihat sebagai kelompok
tradisionalis, sementara Muhammadiyah, sebagai kelompok
modernis.Namun dikotomi ini kemudian dianggap tidak layak lagi, karena
dalam perkembangan selanjutnya, NU bersifat lebih terbuka terhadap
modernitas.7 Bahkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Arbiyah
Lubis, ditemukan bahwa Muhammadiyah termasuk dalam kelompok
tradisionalis modernis.Di mana Muhammadiyyah tampil sebagai modernis
hanya dalam dunia pendidikan, dan dalam memahami teks Al-Qur’an dam
Hadits sebagai sumber ijtihad, Muhammadiyah berada dalam kelompok
tradisonalis.8
Terlepas dari perdebatan pendapat dalam masalah itu, yang jelas,
kelompok tradisionalis, di Indonesia, biasanya bergabung dengan organisasi
bernama NU, sementara kelompok modernis, reformis, radikalis, puritan,
dan fundamentalis, lebih memilih Muhammadiyyah sebagai organisasi
keagamaannya.9 Dari itu, untuk lebih memudahkan pembagian kelompok
umat Islam di Indonesia, seringkali hanya digunakan dua organisasi ternama
di atas.

5
Bassam Tibi, Islam and the Cultural, 8.
6
Ronald Alan Lukens Bull, A Peaceful Jihad: Javanese Islamic Education and Religious Identity
Construction, (A Dessertation for the Degree Doctor of Philosophy in Arizona State University, 1997), 38.
7
Azyumardi Azra, Suplemen Republika, (Kamis, 14 Maret 2002) 7.
8
Arbiyah Lubis, Pemikiran Muhammadiyah, 185.
9
Azyumardi Azra, Islam Reformis, Dinamika Intelektual dan Gerakan, (Jakarta: Rajawali Press, 1999), 88.
13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan saran

Menurut Koentjaraningrat, peradaban sering dipakai untuk menyebut suatu


kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem
kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks. Pendapat ini yang
diambil oleh Badri Yatim ketika mendefinikas peradaban. Pertama, kemajuan dan
tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam suatu periode kekuasaan Islam,
mulai dari periode Nabi Muhammad saw. Kedua, hasil-hasil yang dicapai oleh umat
Islam dalam lapangan kesusastraan, ilmu pengetahuan, dan kesenian. Selain itu,
politik, ekonomi, seni, arsitektur, kedokteran, dan sastra juga dapat digolongkan ke
dalam aspek-aspek. Peradaban Islam jika bidang-bidang tersebut dibingkai dalam
nilai-nilai Islam. Aspek-aspek peradaban Islam tersebut dapat digali lewat berbagai
hasil kebudayaan yang diciptakan oleh masyarakat muslim, baik yang berupa
artefak maupun sistem sosial.
Menurut Irham ( 2016 : 203 ) mengatakan bahwa Aspek sosial-budaya
masyarakat dan peristiwa-peristiwa historis tertentu adalah aspek-aspek yang
membentuk Islam Indonesia sehingga mempunyai karakter tersendiri. Memiliki
pandangan Islam inklusif atau Islam rasionalis, yaitu pandangan umat muslim
mengenai semua agama yang ada di negara ini memiliki kebenaran dan tuhan yang
sama yaitu Tuhan Allah SWT. Mempunyai eksistensi hidup berdampingan, saling
membantu dan tidak membatasi interaksi antar umat beragama lainnya. Setiap
muslim dituntut untuk bersikap menghargai hak – hak agama lain, memahami setiap
perbedaan yang ada, dan menjaga kerukunan antar umat manusia. Para ulama
terdahulu melakukan sistem eliminasi dan penyaringan terhdap kebudayaan –
kebudayaan asli Indonesia yang masih bisa dipertahankan dan mana yang harus di
eliminasi. Prinsip Egaliter, yaitu persamaan pada aspek kemanusiaannya. Dalam hal
ini mereka tidak memiliki perbedaan kecuali perbedaan ketaqwaan mereka.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa Indonesia sudah sudah bisa
dikatakan sebagai peradaban yang islami, sebab dari awal masuknya Islam di
Indonesia hingga saat ini masyarakat muslim di Indonesia sudah banyak
dipengaruhi oleh kebudayaan Islam itu sendiri baik itu dari segi budaya, bangunan
dan adat Istiadat dan hal ini sesuai dengan pengertian peradaban Islam yang
14
mempengaruhi banyak bidang sosial dan kebudayaan di lingkungan
tersebut.dengan adanya keberagaman agama di Indonesia tidak menghilangkan
corak peradaban Islam di Indoensia. Hambatan dalam mewujudkan peradaban
Islam di Indonesia adalah kurangnya rasa toleransi antar umat beragama.

15
DAFTAR PUSAKA

Irham, December 2016 . “ Bentuk Islam Faktual Karakteristik dan Tipologi Islam
Indonesia” Article in El-HARAKAH (TERAKREDITASI) .hal.203. diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/311865365_BENTUK_ISLAM_FAKTU
AL_KARAKTER_DAN_TIPOLOGI_ISLAM_INDONESIA/link/5ab384030f7e9b
4897c63851/download

Puwarti.E, zumrotul.M, Syafi’I dkk.Agustus 2014. “PENDIDIKAN KARAKTER (Menjadi


Berkarakter Muslim-Muslimah Indonesia)”.Surabaya : Kopertais IV Press .hlm. 194
– 208. Diakses dari
http://digilib.uinsby.ac.id/29870/5/Eni%20Purwati%20dkk_Pendidikan%20Karakte
r.edit.pdf
Muhammad Hatta.D.” AL-QUR’AN DAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT MUSLIM
(Kajian Analisis Al- Qur’an terhadap Karakter Masyarakat Muslim)”. Jurnal Keislaman,
Vol3,No2.hlm.152-157.Diakses dari
http://ejournal.kopertais4.or.id/susi/index.php/JK/article/view/3144/2265

BENTUK PERADABAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Pradana Anis diakses dari


http://www.stitdaarulfatah.ac.id/journal/index.php/jmf/article/view/23/20
https://www.uii.ac.id/indonesia-dalam-perkembangan-peradaban-islam/

Sejarah Peradaban Islam Indonesia – Musrifah Sunanto diakses dari


https://www.rajagrafindo.co.id/produk/sejarah-peradaban-islam-di-indonesia/

16

Anda mungkin juga menyukai