MODUL
PRAKTIKUMCover
MIKROMETER
HALAMAN PENGESAHAN
1. JUDUL : MODUL
3. PENULIS :
a. N A M A : M.SULTAN AJI
: MOH AIDIL PUTRA
:PUTRA NAUFAL
Dosen Pembimbing
Feronia Putri, S. T. , M. T.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat dan bimbingan
dan pertolongan-Nya sehingga Modul Praktek Las Asetilin Jurusan Teknik Mesin Perawatan
dan Produksi Politeknik Negeri Sriwijaya ini dapat diselesaikan.
Modul ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai salah satu buku pegangan atau
pedoman dalam melakukan kegiatan Praktek Las Asetilin, di Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Sriwijaya.
Modul ini diharapkan dapat membantu kegiatan perkuliahan dengan lebih baik,
terarah dan terencana. Setiap Modul terdapat evaluasi dengan soal-soal praktek yang akan
digunakan sebagai alat ukur tingkat penguasaan materi setiap modul.
Modul ini dapat terselesaikan karena dorongan dan bantuan dari berbagai pihak demi
kemajuan pendidikan yang lebih baik, oleh karena itu penyusun patut menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas bantuan yang diberikan secara
langsung dalam penyusunan modul ini.
Penyusun sangat mengharapkan kritikkan dan saran yang sifatnya membangun demi
peyempurnaan modul ini.
Terima kasih
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover.........................................................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................2
KATA PENGANTAR..............................................................................................................3
DAFTAR ISI.............................................................................................................................4
MODUL 1..................................................................................................................................6
A. Instruktur...............................................................................................................6
B. Praktikan/Pekerja..................................................................................................7
C. Kesadaran Keselamatan........................................................................................7
E. Latar Belakang......................................................................................................8
MODUL 2................................................................................................................................10
2.1. Pengertian praktikum micrometer......................................................................10
2.2. fungsi mikrometer
2.3.bagian –bagian mikrometer
2.4. jenis-jenis mikrometer
2.5. cara membaca skala
2.6.skala pada mikrometer
MODUL 1
MENJELASKAN PENTINGNYA K-3 KEGIATAN BELAJAR 1
A. Instruktur
Tanggung jawab instruktur adalah jelas bekerja dengan baik, yaitu bertugas dan berkewajiban
sebagai berikut:
Memberi instruksi dengan benar ,tepat,aman untuk tiap-tiap bagian yang akan
dikerjakan.
Menyelidiki sebab terjadinya kecelakaan, kerusakan.
Melapor segera, bilamana terjadi kecelakaan, kerusakan pada mesin dan di catat pada
peristiwa tersebut.
B. Praktikan/Pekerja.
Kepada praktikan atau pekerja harus waspada pada waktu bekerja, karena tidak
akan ada seorangpun yang tau kapan celaka,hal-hal yang harus dilakukan pratikan/pekerja
saat bekerja sebagai berikut:
C. Kesadaran Keselamatan
Segala peralatan instalasi, peralatan dan alat-alat potong yang terdapat dibengkel selalu di
rencanakan untuk memotong, membentuk atau mencetak bentuk yang diinginkan.dalam
penggunaan alat tersebut hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
D.LATAR BELAKANG
Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengaitkan suatu bilangan pada suatu sifan fisisyang
membandingkannya dengan suaty besaran standar yang telah diterima sebagai suatu besaran.
Sebelum mengukur sesuatu, kita harus memiliki suatu satuan bagi masing-masing besaran yang
akan diukur untuk keperluan pengukuran. Dalam fisika, terdapat besaran dansatuan fundamental
yang diturunkan yaitu panjang, massa, waktu dan muatan listrik. Besaranyang lainnya merupakan
hasil turunan dari keempat besaran fundamental ini.
Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang cukup presisi.Mikrometer
mempunyai tingkat ketelitian hinggan 0,01 mm. Penggunaan mikrometer sekrup biasanya untuk
mengukur diameter benda melingkar yang kecil seperti kawat atau kabel. Jangkasorong adalah
salah satu alat ukur yang memiliki kegunaab yang sama, tetapi makalah ini akanmenjelaskan
tentang micrometer sekrup lebih dalam.
Mikrometer sekrup dan jangka sorong memiliki fungsi yang samayaitu menghitung(mengukur)
besaran panjang. Mikrometer sekrup punya ketelitian 10 kali lebihteliti dari jangka sorong. Kalau
jangka sorong 0,1 mm, mikrometer sampai 0,01 mm. Mikrometeryang pertama diciptakan oleh
William Gascoigne pada abad ke-17 sebagai alat pengukurannyang lebih presisi dibanding jangka
sorong
MODUL 2
Kegiatan Awal Praktikum
Menjelaska arti micrometer,bagian=
bagian, macam’macam, fungsi,skala
dan cara pembacaannya
Poros Tetap (Anvil), yaitu poros yang terletak di ujung dan tidak bergerak.
Poros Geser (Spindle), yaitu poros yang bisa digerakkan ke depan dan ke belakang.
Frame berbentuk U, terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta dibuat agak tebal dan
kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan pengerutan yang
mengganggu pengukuran .
Pengunci (Lock Nut),berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak ketika
mengukur benda.
Pemutar (Thimble), memiliki ulir yang dihubungkan dengan ujung poros geser. Jika
pemutar diputar satu putaran maka poros geser akan bergerak satu speed atau satu kisar
ulir.
Ratchet Knob, untuk memaju atau mundurkan spindle agar sisi benda yang akan diukur
tepat berada diantara spindle dan anvil.
ini adalah salah satu jenis mikrometer sekrup yang paling umum digunakan. Harganya pun lebih
terjangkau dari jenis lainnya. Skalanya terdiri dari skala utama dan nonius. Sesuai dengan
namanya, cara membaca pengukuran masih dilakukan secara manual dari petunjuk pengukuran
yang ditulis pada alat.
Berbeda dari versi manual, mikrometer versi digital memiliki layar digital. Hasil pengukuran bisa
langsung Anda lihat di layar tanpa harus dihitung secara manual. Dari harga, mungkin lebih mahal
dibanding versi manual. Namun versi digital memudahkan Anda melihat hasil pengukuran.
Sehingga bisa meminimalisir risiko salah baca atau salah hitung.
Mikrometer Luar
Mikrometer luar adalah jenis yang digunakan untuk mengukur diameter luar suatu benda kerja.
Jenis mikrometer ini sering digunakan untuk mengukur benda seperti kawat, lapisan benda, atau
blok-blok benda.
Mikrometer Dalam
Ini adalah salah satu jenis mikrometer yang biasa digunakan untuk mengukur diameter suatu
lubang. Mikrometer ini dapat digunakan untuk mengukur sebuah garis tengah atau diameter suatu
lubang benda. Jenis mikrometer dalam juga biasa digunakan untuk mengukur diameter kedalaman
suatu pipa.
Mikrometer Kedalaman
Mikrometer jenis ini paling sering digunakan untuk mengukur kedalaman dan ketinggian dalam
suatu benda. Apa yang membedakan dengan mikrometer dalam ? Perbedaannya adalah jenis ini
digunakan untuk ukur kedalaman suatu lubang. Sedangkan, mikrometer dalam hanya mengukur
diameternya saja.
Untuk membaca hasil pengukuran mikrometer sekrup, ada dua bagian yang perlu diperhatikan,
yaitu: skala utama dan skala nonius. Hasil pada skala utama bisa dilihat di Sleeve. Sedangkan, skala
nonius bisa dilihat pada Thimble. Untuk lebih jelasnya, berikut cara membaca hasil pengukuran
mikrometer sekrup:
Bagian skala pada mikrometer
sekrup: Skala utama terdiri dari angka 1,2,3, dan seterusnya. Memiliki satuan mm. Nilai
tengah dari skala utama adalah 0,5 mm. Skala putar atau skala nonius terdiri dari angka 1
sampai dengan 50. Tiap skalanya memiliki nilai 0,01 mm. Kemudian setiap mundur satu
putaran maka skala utamanya bertambah 0,5 mm.
LEMBAR KERJA
ALAT : Milrometer
-Kunci Motor
-Uang Koin
HASIL PENGUKURAN:
Skala Nonius = 5
Ketelitian = 0,01
= 5,50 mm
HASIL PENGUKURAN:
Skala utama = 2
Skala Nonius = 1
Ketelitian = 0,01
SN x KET + SU = 1 x 0,01 + 2
= 2,1 mm
HASIL PENGUKURAN:
Skala utama = 2
Skala Nonius = 40
Ketelitian = 0,01
SN x KET + SU = 40 x 0,01 + 2
= 2,40 mm
Hasil Pengukuran
Prosedur pengesetan :
1. Siapkan tabung oksigen dan asetilen, pasang pada dudukan ikat dan pastikan dalam posisi yang benar.
5. Pasang selang hijau untuk oksigen dan merah untuk asetilen. (pasang dan kencangkan pengikat tapi
jangan terlalu keras/paksa karena bisa merusak ulir).
6. Buka katup tabung oksigen pelan-pelan sampai ada sebagian kecil masuk dan memberi tanda pada
gauge kemudian buka sepenuhnya, putar baut pengatur kekanan hingga ada terlihat tekanan kecil yang
akan membersihkan kotoran pada selang.
7. Buka katup tabung asetilen pelan-pelan sampai ada sebagian kecil masuk dan memberi tanda pada gauge
kemudian buka 1,5 putaran, putar baut pengatur kekanan hingga ada terlihat tekanan kecil yang akan
membersikan kotoran pada selang
9. Pastikan torch tertutup, atur tekanan kerja sebesar 10 pound terlihat pada penunjuk oksigen dan asetilen.
10. Periksa semua sambungan dengan cairan air sabun, bila ada gelembung gas terjadi kebocoran maka
kencangkan.
Prosedur Penyalaan Api, Pengelasan, dan Mematikan Api Las Sebelum menyalakan api brander yang
digunakan untuk mengelas, maka prosedur yang harus ditempuh adalah:
Memeriksa semua alat-alat perlengkapan las oxy-acetylene apakah seluruhnya terpasang dengan baik.
Memeriksa regulator.
Membuka ulir pengatur regulator berlawanan dengan arah jarum jam agar tidak terjadi kejutan tekanan
setelah gas dari tabung dibuka yang akan merusakkan diafragma regulator.
Berdirilah pada sisi lain regulator ketika membuka katup gas pada tabung agar tidak dikenai kemungkinan
bocoran dari regulator yang membahayakan diri.
Secara perlahan bukalah katup tabung silinder acetylene antara ¼ sampai ½ putaran dengan arah berlawanan
jarum jam.
a. Prosedur penyalaan api las Untuk menyalakan api las perlu ditempuh prosedur sebagai berikut:
Bukalah katup pengatur acetylene tidak lebih dari 1/16 putaran dan nyalakan dengan korek api las.
Putarlah katup lebih lebar lagi sampai nyala api meloncat dari ujung brander sekitar 1/16 inchi.
Posisi ini menunjukkan bahwa konsumsi gas yang digunakan sudah cukup untuk mengelas.
Putar sebaliknya sampai didapatkan nyala api pada ujung brander.
Cara lain yang dapat ditempuh untuk menentukan jumlah acetylene yang sesuai adalah dengan menyetel nyala
api sampai didapatkan nyala dengan jarak aliran turbulen sekitar ¾ sampai 1 inchi dari ujung brander.
Setelah didapatkan nyala ini, api kemudian diperkecil sampai tidak berjelaga.
Setelah pengaturan acetylene ini, katup gas oksigen secara perlahan dibuka yang akan diikuti dengan
munculnya kerucut nyala inti yang terang pada ujung brander.
Pada pembukaan katup yang pertama dengan kondisi sedikit oksigen, akan didapat nyala karburasi dimana
kerucut inti akan diikuti dengan kerucut tengah.
Pada pembukaan katup oksigen yang lebih lebar nyala kerucut tengah ini akan hilang.
Pada posisi tepat dimana kerucut tengah ini hilang, nyala api yang terjadi disebut nyala netral dengan nyala
kerucut inti yang terang.
Penambahan pembukaan katup yang lebih lebar akan menciptakan nyala api oksidasi dengan nyala inti
yang kusam.
Dalam banyak hal pengelasan, nyala api netral yang paling sering digunakan untuk mengelas.
Pada las aluminium dan brazing nyala api sedikit karburasi yang sering digunakan.
Prosedur pengelasan
Untuk dapat mengelas dengan baik dibutuhkan 3 prasyarat utama yang harus dipenuhi meliputi mampu
menyetel nyala api brander dengan baik, mampu menempatkan posisi brander dengan baik berikut pola
mengayunnya, mampu memanasi logam dan menciptakan kawah las yang baik untuk penyambungan baik
dengan memakai filler metal atau tidak.
Kerusakan atau Cacat Las Pada Teknik Pengelasan Asetilen Cacat las / defect weld adalah suatu keadaan
hasil pengelasan dimana terjadi penurunan kualitas dari hasil lasan. Contoh cacat las yang dapat diidentifikasi
antara lain:
1. Undercut Undercut atau tarik las terjadi pada bahan dasar, atau penembusan
pengelasan tidak terisi oleh cairan las, akan mengakibatkan retak. Penyebab :
kelebihan panas
Cara pencegahan :
kurangi tekanan gas
kecepatan pengelasan diperlambat, maka cairan las dapat mengisi dengan lengkap pada daerah luar
bahan dasar
2. Incomplete Fusion Incomplete Fusion terjadi ketika cairan las tidak bersenyawa dengan bahan
dasar atau lapisan penegelasan sebelumnya dengan lapisan yang baru dilas. Penyebab:
Kelebihan kecepatan pengelasan yang menyebabkan hasil pengelasan cembung pada manik las.
Cara pencegahan :
naikkan tekanan gas
3. Overlaping
Overlaping adalah tonjolan cairan las yang keluar melebihi bibir kampuh. Penyebab :
Terlalu lambat kecepatan pengelasan.
Cara pencegahan :
kecepatan pengelasan dipercepat
pergunakan sudut brander maupun bahan tambah yang benar saat pengelasan.