Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ASKEP TIROIDITIS
Disusun oleh:
2016
1. PENGERTIAN
Tiroiditis pada umumnya ditandai dengan infiltrasi leukosit, fibrosis atau kedua-
duanya di dalam kelenjar (Robbins dan Kumar, 1995)
2. ETIOLOGI/PERDISPOSISI
3. PATOFISIOLOGI
Tiroiditis Sub Akut
Padafaseawal, kadar T4 serum meningkat dan penderit amungkin mempunyai
gejala tirotoksikosis, tetapi ambilanyodium radioaktif jelas tersupresi. T3 dan
T4 meningkat, sementara TSH serum dan ambilan iodine radioaktif tiroid
sangat rendah. Laju endap darah sangat meningkat, kadang-kadang sampai
setinggi 100 mm/jam pada skala Westergen. Autoantibodi tiroid biasanya
tidak ditemukan di serum. Bersamaan dengan perjalanan penyakit, T3 dan T4
akan menurun. TSH akan naik dan didapatkan gejala-gejala hipotiroidisme.
Lebi hlanjut, ambilan iodine radioaktif akan meningkat, mencerminkan
adanya penyembuhan kelenjar dan serangan akut. Tiroiditis subakut biasanya
sembuh spontan setelah beberapa minggu atau bulan, kadang-kadang penyakit
ini dapat mulai menyembuh dan tiba-tiba memburuk. Kadang-kadang
menyangkut pertama-tama satu lobus kelenjar tiroid, baru kemudian lobus
satunya. Eksaserbasi sering terjadi ketika kadar T4 telah turun, TSH telah
meningkat dan kelenjar mulai berfungsi kembali.
Tiroiditis Kronik(Tiroiditis Hashimoto, TiroiditisLimfositik)
Limfosit disensitasi terhadap antigen dan autoantibody tiroid terbentuk, yang
bereaksi dengan antigen-antigen. Tiga autoantibody tiroid terpentinga dalah
antibody tiroglobulin (AbTg), antibody tiroid peroksidase (Ab TPD), dahulu
disebut antibody mikrosomal, dan TSH reseptor blocking antibody (TSH-R
Ab [blok]). Selamafaseawal, Ab Tg meningkat sedikit, kemudian Ab Tg akan
menghilang, tapi Ab TPD akan menetap untuk bertahun-tahun. Destruksi
kelenjar berakibat turunnya kadar T3 dan T4 serum, dan naiknya TSH. Mula-
mula TSH bias mempertahankan sintesis hormone yang adekuat dengan
terjadinya pembesaran tiroid atau goiter, tetapi dalam banyak kasus kelenjar
gagal dan terjadilah hipotiroidisme dengan atau tanpa goiter.
4. MANIFESTASI KLINIS
a. TiroiditisAkut
Nyeri dan pembengkakan leher anterior, demam, disfagia.
Faringitisataunyeri faring seringtimbul.
Kehangatan, eritema dan nyeri tekan kelenjar tiroid.
b. TiroiditisSubakut
Antenia yang nyata
Panas, malaise
Rasa saklit di leher, dapat meluas keatas sampai angulusman dibula atau
kedaun telinga pada satu atau kedua sisi leher.
Tiroid membesar secara simetris.
Mulanya penderita bias mempunyai gejala hipertiroidisme dengan palpitasi,
agitasi, dankeringat.
Pekarangsang, gelisah, insomnia, dan penurunan beratbadan yang
merupakan manifestasi hipertiroidisme.
Tidak ada oftalmopati.
Tanda-tanda klinis toksisitas termasuk takikardi, tremor, dan hiper reflexia
bisadi jumpai.
c. TiroiditisKronik
Tiroiditis Hasihimoto biasanya dengan goiter dan pada pasien yang eutiroid
atau yang menderita hipotiroid ismeringan
Distribusi seksual wanita di banding pria adalah 4:1.
Prosesnya tidak sakit dan penderita bias tidak sadar akan adanya goiter
kecuali bila jadi sangat besar.
Pasien lebih tua dapat muncul dengan tiroidisme berat walau kelenjar tiroid
yang keci latrifik lunak.
5. PENATALAKSANAAN
a. TiroiditisAkut
Terapi anti bakteri spesifi kbiasanya menyebabkan penyembuhan, tetapi
mungkin diperlukan draina sesecara bedah.
b. TiroiditisSubakut
Padakasus yang ringan aspirin cukup untuk mengontrol gejala.
Padakasus yang lebihberat, glukokortikoid (prednisone, 20 sampai 40
mg/hari).
Prupanolol dapatdigunakan untuk mengontrol tirotoksikosis yang berkaitan.
Pada kebanyakan kasus, hanyadiperlukan terapi simtomatik,
contoh :asetraminofen 0,5 gram, 4x sehari.
Bilanyeri, panas dan maila sesangat berat sampai menyebabkan penderitati
dakbisaapa-apa, terapiobat-obatan anti imflamasi non steroid atau
glukokortikoid jangka pendek seperti 20 mg, 3x sehari, selama 7 – 10 hari
mungkin diperlukan untuk mengurangi inflamasi.
Levotiroksin 0,1 – 0,15 mg sekalisehari, diindikasikan selama
fasehipotiroid penyakit agar tidak terjadi eksaserbasi kembali dari penyakit
yang dirangsang oleh kadar TSH yang meningkat.
c. TiroiditisKronik (Tiroiditis Hashimoto)
Hipertiroidisme dalam kaitannya dengan tiroiditis hashimoto diobati dengan
cara konvensional, terapi-terapi ablasi lebih jarang digunakan karena tiroiditis
kronik dan yang berhubuingan cenderung membatasi lamanya hiperfungsi
tiroid dan juga memberikan predisposisi padapasien untuk perkembangan
hipertiroidisme setelah pembedahan atau pengobatan radio terapi.
6. PENGKAJIAN
Riwayat dan pemeriksaan kesehatan berfokus pada kekambuhan gejala yang
berkaitan dengan percepatan metabolisme.Hal ini mencakup keluhan keluarga dan
pasien tentang kepekaan dan peningkatan reaksi emosional.Penting juga untuk
menentukan dampak dari perubahan ini yang telah dialami dalam interaksi pasien
dengan kelaurga, teman, dan rekan kerja.Riwayatnya meliputi stresor lain dan
kemampuan pasien untuk menghadapi stres.
Status nutrisi dan adanya gejala dikaji.Kekambuhan gejala berkaitan dengan
output sistem saraf berlebihan dan perubahan penglihatan dan penampilan
mata.Oleh karena kemungkinan adanya perubahan emosi yang berkaitan dengan
hipertiroid, status emosi dan psikologi pasien dievaluasi. Keluarga pasien
mungkin memberikan informasi tentang perubahan terakhir dalam status emosi
pasien.
a. Data Subjektif
Hipersekresi kelenjar tiroid menimbulkan efek yang hebat pada
kemampuan pasien untuk berfungsi, begitu pula pada proses-proses
fisiologis.Perawat mengumpulkan data dari pasien atau anggota keluarganya
mengenai keadaan yang lalu dan keadaan sekarang : Tingkat energi,
kemampuan suasana hati dan mental,Kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari, Kemampuan mengatasi stress, Intoleransi terhadap panas atau
dingin, Asupan makanan, Pola eliminasi.
Wawancara harus dapat membantu perawat mengetahui pemahaman
pasien atau keluarganya mengenai penyakit dan pengobatannya, dan mengenai
perawatan yang diperlukan oleh pasien.
b. Data Objektif
Pemeriksaan fisik awal harus mencakup keterangan pokok mengenai
pasien : status mental (kemampuan mengikuti pengarahan),status gizi, status
kardiovaskular, karakteristik tubuh, penampilan dan tektur kulit, penampilan
mata dan gerakan ekstraokuler, adanya edema serta lokasinya, penampilan
leher dan gerakannya, lingkaran perut, ekstremitas.
c. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan fungsi tiroid dapat dilakukan pada tingkat hipotalamus,
hipofise, tiroid, serum atau jaringan perifer.Pemeriksaan yang paling sering
dilakukan adalah pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum dan T3 resin uptake.
Pemeriksaan T3 resin uptake dilakukan untuk menilai perubahan konsentrasi
protein serum yang dapat merubah ikatan T3 dan T4, T4 merupakan hormon
yang lebih poten Perubahan tiroxine-binding globulin (TBG) dan prealbumin
dapat merubah konsentrasi T4bebas, dan sedikit merubah T3.
Peningkatan kadar T4 biasanya sesuai dengan keadaan klinis hipertiroid
berat, sedangkan pemeriksaan T3 lebih sensitif dalam menentukan hipertiroid
ringan. Radioimmunoassay TSH dan tes stimulasi dapat membantu
membedakan hipertiroid primer dan sekunder. Pemeriksaan nodul tiroid
mungkin memerlukan biopsi jarum dan eksplorasi bedah.
d. Dasar Data Pengkajian
1) Aktifitas / istirahat
Gejala : insomnia, sensitivitas T, otot lemah, gangguan koordinasi,
kelelahan otot.
Tanda : atrofi otot.
2) Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada (angina).
Tanda :disritma (vibrilasi atrium), irama gallop, mur-mur, peningkatan
tekanan darah dengan tekanan nada yang berat.Takikardi saat istirahat,
sirkulasi kolaps, syok (krisis tiroksikosisi).
3) Eliminasi
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. T4 dan T3 serum
b. Tiroksin bebas
c. Kadar TSH serum.
d. Ambilan isodium radioskopi
Pemeriksaan fungsi tiroid dapat dilakukan pada tingkat hipotalamus, hipofise,
tiroid, serum atau jaringan perifer.Pemeriksaan yang paling sering dilakukan
adalah pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum dan T3 resin uptake. Pemeriksaan
T3 resin uptake dilakukan untuk menilai perubahan konsentrasi protein serum
yang dapat merubah ikatan T3 dan T4, T4 merupakan hormon yang lebih poten.
Perubahan tiroxine-binding globulin (TBG) dan prealbumin dapat merubah
konsentrasi T4 bebas, dan sedikit merubah T3.
Kriteria hasil:
Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan kemandirian berupa:
Beraktifitas dalam perawatan mandiri
Kriteria hasil
Kriteria hasil:
Kriteria hasil:
Perbaikan status respiratorius dan pemeliharaan pola napas yang
normal , ini dibuktikan dengan:
Kriteria hasil:
Rasionalisasi:
Rasionalisai:
Rasionalisasi:
Rasionalisasi: