Anda di halaman 1dari 12

DISCOVERY LEARNING

KONSEP KEGAWATAN PEDIATRIK : HIPOTERMI, HIPERTERMI DAN


CHOKING

Disusun oleh:

Sinta Ayu Bhakti Pertiwi


G2A014020

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017
KONSEP KEGAWATAN PEDIATRIK : HIPOTERMI, HIPERTERMI DAN
CHOKING

A. HIPOTERMI
1. Pengertian
Hipotermi adalah kondisi ketika ekstremitas bayi terasa dingin dan sering menangis
karena produksi panas yang kurang akibat sirkulasi yang masih belum
sempurna,respirasi yang masih lemah dan konsumsi oksigen yang rendah, inaktifitas
otot, serta asupan makanan yang rendah. (Asuhan Neonatus Bayi dan Balita, hal.19 :
Rochman K.M.,S.Pd,SKM .DKK)
2. Etiologi
Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu : jaringan lemak subkutan tipis,
perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar , cadangan glikogen
dan brown fat sedikit , BBL (bayi baru lahir ) tidak mempunyai respon shivering
(menggigil) pada reaksi kedinginan , kurang ya pengetahuan perawat dalam
pengelolaan bayi yang beresiko tinggi mengalami hipotermi .
Mekanisme hilangnya panas pada bayi baru lahir yaitu dengan:
a. Radiasi :dari objek ke panas bayi , contoh : timbangan bayi dingin tanpa alas
b. evaporasi: karena penguapan cairan yang melekat pada kulit , contoh : air ketuban
pada tubuh bayi baru lahir , tidak dapat dikeringkan.
c. konduksi: panas tubuh diambil oleh suatu permukaan yang melekat di tubuh ,
contoh: pakain bayi yang basah tidak cepat di ganti.
d. konveksi : penguapan dari tubuh ke udara, contoh: angin di sekitar tubuh bayi
baru lahir . (asuhan neonatus bayi dan balit, hal 284)

3. Patofisiologi Hipotermi

Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen menyampaikan pada sentral pengatur
panas di  hipothalamus. Saraf yang dari hipothalamus sewaktu mencapaib ro wn fat
memacu pelepasan noradrenalin lokal sehingga trigliserida dioksidasi menjadi gliserol
dan asam lemak. Blood gliserol  level meningkat, tetapi asam lemak secara lokal
dikonsumsi untuk menghasilkan panas. Daerah brown fat menjadi panas, kemudian
didistribusikan ke beberapa bagian tubuh melalui aliran darah.
Ini menunjukkan bahwa bayi akan memerlukan oksigen tambahan dan glukosa untuk
metabolisme yang digunakan untuk menjaga tubuh tetap hangat.Methabolicther
mogenesis yang efektif memerlukan integritas dari sistem syaraf sentral,kecukupan
darib r own fat, dan tersedianya glukosa serta oksigen. Perubahan fisiologis akibat
hipotermia yang terjadi pada sistem syaraf pusat antara lain: depresi linier dari
metabolisme otak, amnesia, apatis, disartria, pertimbangan yang terganggu adaptasi
yang salah, EEG yang abnormal, depressi kesadaran yang progresif, dilatasi pupil, dan
halusinasi. Dalam keadaan berat dapat terjadi kehilangan autoregulasi otak, aliran
darah otak menurun, koma, refleks okuli yang hilang, dan penurunanyangprogressif
dari aktivitas EEG.
Pada jantung dapat terjadi takikardi, kemudian bradikardi yang progressif, kontriksi
pembuluh darah, peningkatan cardiacout put, dan tekanan darah. Selanjutnya,
peningkatan aritmia atrium dan ventrikel, perubahan EKG dan sistole yang
memanjang, penurunan tekanan darah yang progressif, denyut jantung, dan cardiacout
put disritmia serta asistole. Pada pernapasan dapat terjadi takipnea, bronkhorea,
bronkhospasma, hipoventilasi konsumsi oksigen yang menurun sampai 50%, kongesti
paru dan edema, konsumsi oksigen yang menurun sampai 75%, dan apnoe. Pada
ginjal dan sistem endokrin, dapat terjadicold diuresis, peningkatan katekolamin,
steroid adrenal, T3 dan T4 dan menggigil; peningkatan aliran darah ginjal sampai
50%, autoregulasi ginjal yang intak, dan hilangnya aktivitas insulin. Pada keadaan
berat, dapat terjadi oliguri yang berat dan poikilotermia.

4. Gejala Hipotermi

1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, tidak kuat
menghisap asi, dan menangis lemah.
2. Timbulnya sklerema atau kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian
punggung, tungkai dan tangan.
3. Muka bayi berwarna merah terang.
4. Tampak mengantuk .
5. Kulitnya pucat dan dingin.
6. Lemah, lesu, menggigil.
7. Kaki dan tangan bayi teraba lebih dingin dibandingkan dengan bagian dada.
8. Ujung jari tangan dan kaki kebiruan.
9. Bayi tidak mau minum/menyusui.
10. Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun
 Indikasi Penyakit Hipotermia:

1) Gejala awal hipotermia apabila suhu < 360C atau kedua kaki dan tangan teraba
dingin.Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia
sedang (suhu 320C – <360C).
2) Gigi gemeretakan, merasa sangat letih dan mengantuk yang sangat luar biasa.
3) Selanjutnya pandangan mulai menjadi kabur, kesigapan mental dan fisik menjadi
lamban.
4) Bila tubuh bayi basah, maka serangan hiportemia akan semakin cepat dan hebat.

5. Penanganan Hipotermi

Mengatasi bayi hipotermi dilakukan dengan cara :


Prinsip penanganan hipotermia adalah penstabilan suhu tubuh dengan menggunakan
selimut hangat (tapi hanya pada bagian dada, untuk mencegah turunnya tekanan darah
secara mendadak) atau menempatkan pasien di ruangan yang hangat. Berikan juga
minuman hangat(kalau pasien dalam kondisi sadar).
Penanganan Hipotermi dengan pemberian panas yang mendadak, berbahaya karena dapat
terjadi apnea sehingga direkomendasikan penghangatan 0,5-1°C tiap jam (pada bayi <
1000 gram penghangatan maksimal 0,6 °C). (Indarso, F, 2001). Alat-alat Inkubator Untuk
bayi < 1000 gram, sebaiknya diletakkan dalam inkubator. Bayi-bayi tersebut dapat
dikeluarkan dari inkubator apabila tubuhnya dapat tahan terhadap suhu lingkungan 30°C.
Radiant Warner Adalah alat yang digunakan untuk bayi yang belum stabil atau untuk
tindakan-tindakan. Dapat menggunakan servo controle (dengan menggunakan probe untuk
kulit) atau non servo controle (dengan mengatur suhu yang dibutuhkan secara manual).
Pencegahan Hipotermia Pada Bayi:
 Bayi dibungkus dengan selimut dan kepalanya ditutup dengan topi. Jika bayi harus
dibiarkan telanjang untuk keperluan observasi maupun pengobatan, maka bayi
ditempatkan dibawah cahaya penghangat.Untuk mencegah hipotermia, semua bayi
yang baru lahir harus tetap berada dalam keadaan hangat.
 Di kamar bersalin, bayi segera dibersihkan untuk menghindari hilangnya panas tubuh
akibat penguapan lalu dibungkus dengan selimut dan diberi penutup kepala.
 Melaksanakan metode kanguru, yaitu bayi baru lahir dipakaikan popok dan tutup
kepala diletakkan di dada ibu agar tubuh bayi menjadi hangat karena terjadi kontak
kulit langsung.Bila tubuh bayi masih teraba dingin bisa ditambahkan selimut.
 Bayi baru lahir mengenakan pakaian dan selimut yang disetrika atau dihangatkan
diatas tungku.
 Menghangatkan bayi dengan lampu pijar 40 sampai 60 watt yang diletakkan pada
jarak setengah meter diatas bayi.
 Terapi yang bisa diberikan untuk bayi dengan kondisi hipotermia, yaitu jalan nafas
harus tetap terjaga juga ketersediaan oksigen yang cukup.

6. Komplikasi berkelanjutan dari Hipotermi

1. HipoglikemiAsidosis metabolik, karena vasokonstrtiksi perifer dengan metabolisme


anaerob.
2. Kebutuhan oksigen yang meningkat.
3. Metabolisme meningkat sehingga pertumbuhan terganggu.
4. Gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang menyertai
hipotermi berat.
5. Perdarahan Intra Ventricular

Kedinginan yang terlalu lama dapat menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah dapat
mengerut dan memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki. Dalam kondisi yang
parah mungkin korban menderita ganggren (kemuyuh) dan perlu diamputasi. Hipotermia bisa
menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruubuh (Edema Generalisata), menghilangnya
reflex tubuh (areflexia), koma, hingga menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut hipotermia
berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan
termometer ukuran rendah (low reading termometer) sampai 250C. Di samping sebagai suatu
gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian
B. HIPERTERMI
1. Definisi
Hypertermia adalah peningkatan suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 ºC. Hipertermia adalah
peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila mekanisme pengeluaran
panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengarhui oleh panas eksternal
(lingkungan) atau internal (metabolik).
2. Etiologi
Terjadinya hipertermi pada bayi dan anak, biasanya disebabkan karena:
1. Perubahan mekanisme pengaturan panas sentral yang berhubungan dengan trauma
lahir dan obat-obatan
2. Infeksi oleh bacteria, virus atau protozoa.
3. Kerusakan jaringan misalnya demam rematik pada pireksia, terdapat peningkatan
produksi panas dan penurunan kehilangan panas pada suhu febris.
4. Latihan / gerakan yang berlebihan.
3. Patofisiologi
Hipertermi disebabkan karena adanya vasodilatif (pelebaran pembulu darah) aktif
pembulu darah yang menyebabkan aliran darah melalui kulit lengan bawah dan batang
tubuh bertambah 3x lipat sehingga menyebabkan suhu tubuh akan meningkat atau
berlebihan. Hal ini menyebabkan jumlah implus simpatis sangat berkurang anatomis
tersebut berdilatasi dan memungkinkan jumlah besar darah hangat mengalir ke dalam
fleksus verosus sehingga mengakibatkan peningkatan pengeluaran panas dari dalam
tubuh. Pusat pengaturan suhu tubuh terletak di hipotalamus di mana terdapat suatu pusat
kecil yang mengatur suhu tubuh yang disebutpreoptik hipotalamus anterior. Pemanasan
daerah ini menyebabkan vsodilatif/vasokoktriksi pembulu darah tubuh.
Pada hipertermia, terdapat kenaikan suhu tubuh yang tinggi yang disebabkan oleh
peningkatan suhu inti tubuh secara berlebihan sehingga terjadi kegagalan mekanisme
pelepasan panas. Hipertermia antara lain dijumpai pada heat stroke (tersengat panasnya
udara lingkungan), aktivitas fisik yang berlebihan pada cuaca panas serta dikarenakan
efek dari beberapa jenis obat-obatan seperti ekstasi.
4. Tanda dan Gejala
1.    Suhu badan tinggi >37,5 ˚C
2.    Tanda dehidrasi (elastisitas kuli menurun, mata dan ubun-ubun besar cekung, lidah dan
membran mukosa kering).
3.    Terasa kehausan, Anoreksia (tidak selera makan)
4.    Denyut jantung > 160 kali/menit, Frekuensi nafas > 60 kali/menit, Letargi

5. Tindakan atau pengobatan


Bila suhu diduga karena paparan panas yang berlebihan:
1.    Letakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan normal (25˚C-28˚C).
2.    Lepaskan sebagian atau seluruh pakaiannya bila perlu.
3.    Periksa suhu aksila setiap jam sampai tercapai suhu dalam batas normal.
4.    Bila suhu snagat tinggi, bayi di kompres atau di mandikan selama 10-15 menit dalam
air yang suhu 4˚C lebih rendah dari suhu tubuh bayi.

Bila bayi pernah diletakkan di bawah pemancar panas atau inkubator


1. Turunkan suhu alat penghangat, bila bayi di dalam inkubator, buka inkubator
samapai suhu dalam batas normal.
2. Lepas sebagian atau seluruh pakaian bayi selama 10 menit kemudian.
3. Beri pakaian lagi sesuai dengan alat penghangat yang digunakan.
4. Periksa suhu bayi setiap jam sampai tercapai suhu dalam batas normal.
5. Periksa suhu inkubator atau pemancar panas setiap jam dan sesuaikan
pengatur suhu.
6. Manajemen lanjutan suhu lebih 37,5˚ C.
7. Yakinkan bayi mendapatkan masukan cukup cairan.
8. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya. Bila bayi tidak dapat menyusui beri
ASI peras dengan salah satu alternatif cara pemberian minum.
9. Bila terdapat tanda dehidrasi, tangani dehidrasinya.
10. Periksa kadar glukosa darah, bila kurang 45 mg/dl (2,6 mmol/l) tangani
hipoglikemia.
11. Cari tanda sepsis sekarang dan ulangi leagi bila suhu tubuh mencapai batas
normal.
Setelah suhu bayi normal:
1.    Lakukan perawatan lanjut
2.    Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu badanya setiap 3 jam.
3.    Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat diberi minum dengan baik serta
tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat
dipulangkan, nasehati ibu cara penghangatan bayi dirumah dan melindungi dari
pancaran panas yang berlebihan.
C. CHOKING

 PENGERTIAN
Tersedak (choking) merupakan suatu keadaan masuknya benda asing (makanan,
mainan, dll) ke dalam jalan napas atas  sehingga menimbulkan gawat napas. Jika hal
ini tidak ditangani segera maka korban akan meninggal. Pada dasarnya kita mengenal
2 jenis tersedak. Tersedak sebagian (partial/mild) artinya benda asing yang masuk
hanya menyumbat sebagian dari jalan napas, masih ada sedikit celah untuk masuknya
udara. Yang paling berat adalah Tersedak Total (total blockage/severe) dimana benda
asing yang masuk sudah menutup semua bagian jalan napas korban, sehingga korban
menjadi jatuh tidak sadarkan diri. Pada sesi kita akan membahas penanganan tersedak
pada korban yang masih sadar dan tidak sadar.
 Berikut cara membedakan antara tersedak yang “mild” (ringan/ sebagian) dan
“severe” (berat/ total):

Tersedak yang ringan:

1. Masih ada pertukaran udara


2. Korban masih sadar dan dapat batuk sekeras-kerasnya

Tersedak yang berat:

1. Buruknya pertukaran udara terhadap si korban


2. Masih bisa batuk, tapi lemah atau tidak dapat batuk sama sekali
3. Napas bertambah cepat
4. Tidak dapat berbicara
5. Memegang leher (tanda universal dari tersedak)
6. Tidak dapat memasukkan udara/ menarik napas dengan baik

 Penanganan Tersedak Untuk Anak Usia >1 Tahun – Dewasa Yang Masih Sadar

Untuk Tersedak Ringan:


1. Jika korban masih bisa batuk. anjurkan korban untuk batuk terus menerus sekeras-
kerasnya
Yang tidak boleh Anda lakukan:
–  Memberi minum pada korban (jalan napas hanya boleh dilalui oleh udara)
–  Memasukkan jari ke dalam mulut sebagai usaha untuk mengeluarkan benda asing

Untuk Tersedak Berat:


1. Tanyakan kepada korban “Apakah Anda tersedak?”, sekilas langkah ini terlihat agak
rancu dan tidak mungkin dilakukan. Tetapi hal ini dilakukan untuk membedakan
antara tersedak dan penyakit lain yang menyebabkan gawat napas.
2. Lakukan abdominal thrust (Heimlich manuever) selama beberapa kali sampai benda
asing keluar atau sampai korban menjadi tidak sadar. Untuk pengananan korban
tersedak yang tidak sadar membutuhkan teknik yang berbeda. Akan dibahas di
halaman selanjutnya.

 Berikut ini merupakan langkah-langkah melakukan Heimlich manuever:

 Berdiri atau berlutut di belakang korban (posisikan tubuh Anda sesuai dengan tinggi
tubuh korban, pada pasien anak kemungkinan Anda harus berlutut)
 Kepalkan salah satu telapak tangan Anda
 Letakkan kepalan tangan Anda dengan arah ibu jari menempel ke dinding perut
korban, posisikan kepalan tangan Anda 2 jari di atas pusat (pusat selalu sejajar dengan
tulang pinggul atas), Anda tidak  memposisikan kepalan tangan Anda di ulu hati.
 Kencangkan kepalan tangan Anda dengan tangan satunya sehingga kedua lengan
Anda melingkar di perut korban.
 Lakukan penekanan ke arah belakang dan atas sampai benda asing keluar atau sampai
korban menjadi jatuh tidak sadar.
 Jika korban tersedak adalah wanita hamil atau orang dewasa yang terlalu gemuk
(obesitas) kita bisa melakukan pilihan lain dengan melakukan “chest thrust” yaitu
dengan meletakkan kepalan tangan Anda di tengah-tengah tulang dada

 Penanganan Tersedak Untuk Anak Usia >1Tahun – Dewasa Yang Tidak Sadar

Jika korban menjadi jatuh tidak sadar lakukan langkah-langkah berikut:

 Panggil bantuan medis segera


 Buka jalan napas korban (AIRWAY), jika Anda dapat melihat benda asing lakukan
finger swab atau sapuan jari untuk mengeluarkan benda asing
 Segera lakukan CPR/ RJP. Perbedaannya dengan CPR biasa adalah setelah
melakukan 30 kali kompresi dada, periksalah mulut korban terlebih dahulu sebelum
memberikan 2 kali napas bantuan.
Anda  telah sukses menangani korban tersedak yang tidak sadar jika Anda sudah melihat
tanda-tanda berikut:

1. Anda melihat dada nya naik ketika memberikan bantuan napas


2. Melihat benda asing keluar dari mulut korban.

Lakukan langkah-langkah berikut ini jika Anda sudah berhasil menangani korban tersedak.
Karena ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi setelah benda asing keluar dari mulut
korban:

1. Berikan 2 kali napas


2. Lihat respons korban (batuk, muntah, pergerakan) jika Anda terlatih untuk memeriksa
nadi, maka periklsah nadi di leher korban selama 10 detik saja.
3. Jika nadi tidak teraba dan korban juga tidak bernapas, lanjutkan CPR dan pasang
AED segera (jika tersedia). Jika nadi ada tetapi napas tidak ada maka berikanlah
bantuan napas saja selama 2 menit, dalam 1 menit Anda harus memberikan 10 kali
napas (jadi jeda antara napas adalah 6 detik). Setelah 2 menit periksalah apakah
napasnya sudah ada atau belum, jika korban sudah bernapas normal posisikan korban
miring (posisi pemulihan) sambil menunggu bantuan datang.

 Penanganan Tersedak Untuk Bayi (<1 Thn)

Penanganan tersedak untuk bayi tentunya berbeda dengan anak yang berusia lebih dari 1
tahun. Kita tidak bisa melakukan penekanan perut (Heimlich manuever) pada bayi
karena akan mencederai organ dalam yaitu hati. Penanganan tersedak untuk bayi terdiri
atas kombinasi penekanan dada (chest thrust) dan tepukan punggung (back slaps).

Berikut ini merupakan langkah-langkah pertolongan tersedak terhadap bayi yang masih
sadar:

1. Gendonglah bayi dengan posisi Anda duduk atau berlutut.


2. Buka pakaian bayi.
3. Gendong bayi dengan posisi wajah ke bawah telungkup di atas pangkuan tangan
Anda. Buat kepala bayi lebih rendah dari kakinya. Sangga kepala dan rahang bawah
bayi menggunakan tangan Anda (hati-hati untuk tidak menekan leher bayi, karena ini
akan menyebabkan tersumbatnya saluran napas.
4. Berikan 5 kali tepukan di punggung (tepuklah dipunggung, antara 2 tulang belikat
bayi, JANGAN menepuk di tengkuk!). Gunakan pangkal telapak tangan Anda ketika
memberikan tepukan.
5. Setelah memberikan 5 kali tepukan punggung, sanggalah leher belakang bayi Anda
dengan tangan dan balikkan tubuh bayi sehingga dalam posisi terlentang. Buat posisi
kepala bayi lebih rendah dari kakinya.
6. Lakukan 5 kali penekanan dada (lokasi penekanan sama dengan posisi penekanan
dada pada proses CPR yaitu di tengan-tengan tulang dada/ di bawah garis imajiner
antara 2 puting susu bayi). Hanya gunakan2 jari saja (jari telunjuk dan jari tengah
untuk melakukan chest thrust.
7. Ulangi langkah No. 4,5,6 di atas sampai benda asing keluar dari mulut bayi atau bayi
menjadi tidak sadar.

Jika benda asing belum bisa keluar dan bayi Anda menjadi tidak sadar (bayi terkulai lemas,
tidak ada pergerakan, bibir membiru, tidak dapat menangis atau mengeluarkan suara)
penanganan nya adalah sebagai berikut:

1. Baringkan bayi di atas permukaan yang rata dan keras.


2. Buka jalan napas bayi (mulut bayi) dan lihat apakah benda asing terlihat atau tidak.
Jika terlihat ambil dengan menggunakan sapuan jari Anda. Jika Anda tidak
melihatnya JANGAN lakukan “blind finger swab” / mengkorek-korek mulut bayi
dengan tujuan untuk mencari benda asing tersebut.
3. Jika benda asing tidak terlihat lakukan langkah selanjutnya yaitu lakukanlah CPR
yang terdiri dari 30 kali penekanan dada diikuti 2 kali napas. Tetapi, perbedaan CPR
korban tersedak dengan korban biasa adalah setiap Anda selesai melakukan 30 kali
penekanan dada periksalah dahulu mulut bayi sebelum memberikan 2 kali bantuan
napas.
4. Jika setelah 5 kali siklus CPR, benda asing masih belum dapat keluar dan bayi masih
belum sadar. Panggil bantuan medis segera, kemudian lanjutkan CPR Anda sampai
bantuan medis datang atau benda asing nya keluar.
DAFTAR PUSTAKA

 Ai Yeyeh.R & Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus Bayi & Anak Balita. Jakarta:
TIM
 Rochman, DKK. 2012. Asuhan Neonatus Bayi & Balita. Jakarta: EGC
 Marmi dan Kukuh Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
 Sudarti dan Afroh Fauziah. 2013. Asuhan Neonatus Resiko Tinggi dan Kegawatan.
Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai