Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KONSEP DASAR PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, MODEL,


DAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI
MADRASAH IBTIDAIYAH

“Diajukan untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengembangan


Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”

Dosen :

Dr. H. Asis Saefuddin,, M.Si

Disusun Oleh :

Agung Mulyawan PGMI VI-A 1192090003


Ahmad Fawzy Maulana PGMI VI-A 1192090005
Choerunisa Rachmadani S PGMI VI-A 1192090021
Dea Lita Salsabila PGMI VI-A 1192090024

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik,
Makalah yang berjudul “Konsep Dasar Pendekatan, Metode, Teknik, Model dan
Media pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis Multiliterasi, Integratif, dan
Diferensiasi”. Mqkalah ini di buat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
pengembangan pembelajaran bahasa indonesia di MI

Dalam membuat makalah ini kami sadar bahwa banyak pihak yang
membantu. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Kami sadar bahwa makalah yang telah kita tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan. Hal itu dikarenakan masih kurangan dari segi keilmuan kami dan
akan terus untuk mrncari ilmu agar pengetahuan dan keilmuan kita bertambah.
Maka dari itu kami berharap dengan sangat, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca.

Akhir kata saya ucapkan mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang
kurang berkenan kepada pembaca.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas dari
kehidupan manusia. Maju mundurnya suatu bangsa dipengaruhi oleh faktor
pendidikan. Jika pendidikan dalam suatu bangsa itu baik, maka akan dapat
mencetak sumber daya manusia yang berkualitas baik dalam segi spiritual,
intelegensi dan keterampilan.
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran
yang wajib dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013
menempatkan Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain dan
karenanya harus berada di depan semua mata pelajaran lain. Pembelajaran Bahasa
Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa yaitu
keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Dalman, 2012:3).
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari
jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahasa Indonesia merupakan
salah satu ilmu yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia serta
untuk menguasai ilmu dan teknologi. Sebagai masyarakat Indonesia, penting
untuk kita mempelajari dan memahami Bahasa Indonesia secara baik dan benar
(Afifah, 2012:2).
Guru harus bisa memahami aspek pribadi yang dimiliki oleh setiap
siswa, Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam
memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Pendidik
juga haru memahami konsep dasar pendekatan, metode, model, dan teknik
pembelajaran di MI, agar dapat menyusun rencana pembeajaran dapat efektif dan
efesien dan siswa berperan aktif dalam melaksanakan pembelajaran.
A. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar pendekatan, metode, model, dan teknik


pembelajaran di MI?
2. Apa perbedaan antara pendekatan, metode, model, dan teknik
pembelajaran?
3. Apa saja jenis pendekatan pembelajaran bahasa di MI?
4. Apa saja jenis metode pembelajaran bahasa di MI?
5. Apa saja jenis model pembelajaran bahasa di MI?
6. Apa saja jenis teknik pembelajaran bahasa di MI?

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dasar pendekatan, metode, model, dan


teknik pembelajaran.
2. Mengetahui apa perbedaan dari pendekatan, metode, model, dan
teknik pembelajaran.
3. Mengetahui jenis-jenis pendekatan pembelajaran bahasa di MI.
4. Mengetahui jenis-jenis metode pembelajaran bahasa di MI.
5. Mengetahui jenis-jenis model pembelajaran bahasa di MI.
6. Mengetahui jenis-jenis teknik pembelajaran bahasa di MI
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pendekatan, Mortode, Model, dan Teknik
Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa indonesia di MI merupakan suatu proses
pembelajaran Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Kegiatan
pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan
cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan
dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi
pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian
pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan
prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus
memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis
kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran
yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian
tujuan belajar dapat terpenuhi.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena
itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar
dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan
dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam
empat subaspek, yaitu menyimak, berbicara membaca dan menulis.
1. Pendekatan pembelajaran
Menurut Wati, pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang guru terhadap
proses pembelajaran yang merujuk tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih umum. Sedangkan menurut Rahmawati, pendekatan pembelajaran adalah
salah satu cara yang akan digunakan untuk membuat siswa belajar sesuai dengan
tujuan. Dari berbagai macam pendapat ahli bisa disimpulkan, pendekatan
pembelajaran merupakan sudut pandang dengan rencana awal untuk melakukan
proses pembelajaran sehingga dapat menerapkan perlakuan untuk proses belajar.
Dalam proses pendekatan pembelajaran Ada beberapa unsur penting yang bisa
membantu kamu untuk mengetahui ciri-cirinya, seperti berikut.
a. Pendekatan belajar adalah sebuah filosofi atau landasan.
b. Bisa jadi sebagai sudut pandang
c. Pendekatan pembelajaran juga bisa menjadi gagasan untuk
mencapai tujuan tertentu.
d. Pendekatan pembelajaran bisa disebut sebagai jalan untuk
menyampaikan pembelajaran.
Dari ciri-ciri tersebut dapat disebutkan bahwa pendekatan akan menjadi
landasan untuk melihat bagaimana proses pembelajaran bisa dilakukan sehingga
tujuan yang diinginkan tercapai. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
 Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach), dan
 Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach).
Dalam pembelajaran bahasa, dikenal beberapa pendekatan yang dapat
diterapkan diantaranya
1) Pendekatan Tujuan.
2) Pendeketan Struktural.
3) Pendekatan Komunikatif.
4) Pendekatan Kontesktual.
5) Pendekatan Keterampilan Proses.
6) Pendekatan Terpadu.
7) Pendekatan Whole Languange
Dalam setiap pendekatan menerapkan asumsi tertentu dalam pembelajarannya.
2. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara sistematis dalam bentuk konkret berupa
langkah-langkah untuk mengefektifkan pelaksanaan suatu pembelajaran.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Iskandarwassid dan Sunendar (2011,
hlm. 56) yang mengatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara kerja yang
sistematis untuk memudahkan pelaksanaan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang diinginkan atau ditentukan.
Sementara itu, Sutikno (2014, hlm. 33) berpendapat bahwa pengertian
“metode” secara harfiah berarti “cara”, metode adalah suatu cara atau prosedur
yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara kerja sistematis
yang memudahkan pelaksanaan pembelajaran berupa implementasi spesifik
langkah-langkah konkret agar terjadi proses pembelajaran yang efektif mencapai
suatu tujuan tertentu seperti perubahan positif pada peserta didik.
Metode diartikan sebagai sebuah prosedur yang telah ditetapkan untuk
mencapai tujuan. Di sisi lain metode diartikan sebagai rencana pembelajaran yang
mencakup pemilihan bahan, penyusunan secara sistematis bahan yang akan
diajarkan serta kemungkinan pengulangan, dan pengembangannya. Dalam uraian
berikut pengertian metode lebih menekankan pada prosedur, cara kerja yang
sistematis untuk mencapai tujuan.
3. Teknik pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Teknik pembelajaran
merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam
metode) berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik yang digunakan guru
tergantung kepada kemampuan guru atau siasat agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan lancer dan berhasil dengan baik.
Menurut Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, teknik pembelajaran adalah
jalan, alat, atau media yang digunakan guru untuk mengarahkan kegiatan siswa ke
tujuan yang diinginkan atau dicapai.
Teknik pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran untuk mengimplementasikan suatu metode secara spesifik sehingga
metode yang diimplementasikan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
4. Model pembelajaran

Menurut Arends (1997) Istilah model pembelajaran mengarah pada


pendekatan tertentu terhadap instruksi yang terdiri dari tujuan, sintaks (pola
urutan atau alur), lingkungan, dan sistem pengelolaan secara keseluruhannya.
Instruksi yang dimaksud adalah segala ketentuan yang dimaksudkan untuk
dikerjakan, dalam hal ini adalah siswa. Menurut Arends, seperangkat instruksi ini
perlu memenuhi berbagai komponen agar dapat menjadi kesatuan model
pembelajaran yang utuh dan berfungsi dengan baik untuk siswa.
Sedangkan menurut Adi (2000) Model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga dalam hal ini
penentuan model pembelajaran tidak lepas dari mempertimbangkan tujuan
pembelajaran. Kesinambungan model pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
cenderung akan mempermudah dalam penyusunan model pembelajaran secara
menyeluruh. Ketika keduanya sinkron dan penggambaran keseluruhannya sudah
jelas, penyusunan strategi dan metode pembelajaran bisa menjadi lebih mudah.
Jenis-jenis model pembelajaran yang dijelaskan oleh para ahli beragam. Salah
satu referensi yang paling sering digunakan adalah model pembelajaran Richard
Arends (2012) yang terdiri dari delapan jenis. Di antaranya presentasi dan
penjelasan, langsung, media visual dan teks, inkuiri, teaching thinking, berbasis
kasus, kooperatif, dan berbasis masalah. Selain jenisnya yang beragam,
pengaplikasiannya juga beragam dan bergantung pada tujuan pembelajaran yang
dirumuskan oleh guru. Maka dari itu, jenis-jenisnya dapat disesuaikan dengan
konteks kebutuhan yang bersangkutan.

B. Perbedaan Pendekatan, Metode, Teknik Dan Model.


Istilah dari pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran didalam
sebuah proses belajar mengajar, sering digunakan dengan pengertian yang sama,
Sebenarnya, istilah-istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda, walaupun
dalam penerapannya tersebut saling berkaitan. Berikuti ini perbedaan dari
pendekatan, metode, teknik dan model.
1) Pendekatan pembelajaran, merupakan dasar teoretis untuk suatu metode.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Pendekatan pembelajaran
merupakan rencana atau skenario dari pembelajaran yang akan
dilaksanakan pendidik dengan menyusun dan memilih model, metode, dan
strategi pembelajaran, maupun juga keterampilan mengajar tertentu untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran.
2) Metode pembelajaran, merupakan langkah operasional dari strategi
pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi
sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus
disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan
dari pembelajaran tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan dalam
pengertian metode itu lebih menekankan pada prosedur, cara kerja yang
sistematis untuk mencapai tujuan. Jadi, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana atau skenario yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3) Teknik pembelajaran, merupakan sebagai cara yang dilakukan seorang
pendidik dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Seperti dalam menerapkan atau menggunakan metode diskusi, hal ini perlu
digunakan teknik yang berbeda jika diterapkannya kelas yang siswanya
tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. sehingga,
pendidik dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam jalur metode yang
sama.
4) Model pembelajaran, merupakan satu kesatuan yang utuh apabila antara
pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sudah terangkai
maka terbentuklah model pembelajaran. Jadi dengan kata lain bahwa
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkainya dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik dalam pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan oleh pendidik.
C. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia.

Pada setiap pendekatan menerapkan asumsi tertentu dalam pembelajarannya.


Berbagai pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang dapat diterapkan antara
lain :

1. Pendekatan Tujuan.
Landasan dari pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran
bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan
ditetapkan lebih dahulu yaitu tujuannya yang ingin dicapai. Dari
memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan dapat menentukan metode
yang akan digunakan, juga teknik pengajaran yang seperti apa yang
ditetapkan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Sehingga, proses
belajar mengajar ditentukan oleh tujuan yang telah ditetapkan untuk
mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut.
Seperti dalam bidang studi Bahasa Indonesia mengenai pokok
bahasan menulis, dan tujuan pembelajaran yang ditetapkan pendidik yaitu
"Siswa mampu membuat karangan/cerita berdasarkan pengalaman atau
informasi dari bacaan”. Berdasar pada pendekatan tujuan, maka yang
penting tercapainya tujuan untuk siswa memiliki kemampuan mengarang.
2. Pendeketan Struktural.
Pada pendekatan struktural merupakan pendekatan pembelajaran
bahasa yang dilandaksan oleh asumsi yang menganggap bahawa adalah
seperangkat kaidah. Maka atas dasar anggapan itu, pembelajaran bahasa
harus mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa,
juga pembelajaran bahasa perlu dititik beratkan pada pengetahuan tentang
struktur bahasa yang tercakup dalam hal pengetahuan tentang pola-pola
kalimat, pola kata, dan suku kata.
Dengan pendekatan struktural siswa akan cermat dalam menyusun
kalimat, dikarenakan mereka memahami kaidah-kaidahnya. Kesalahan
yang terjadi jika siswa tidak paham tentang pola-pola kalimat, pola kata,
dan suku kata seperti "Anak-anak itu lari-lari di halaman".
3. Pendekatan Komunikatif.
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi
oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam
komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran
bahasa. Tampak bahwa bahasa tidak hanya dipandang sebagai seperangkat
kaidah tetapi lebih luas lagi, yakni sebagai sarana untuk berkomunikasi.
Pendapat ini didukung oleh ahli psikologi dan psikolinguistik.
Bullock menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa bahasa merupakan
faktor utama dalam proses pembelajaran dan pengembangan kemampuan
kognitif. Bahasa dipandang sebagai sarana aktivitas simbolik. Dengan
bahasa seseorang dapat merefleksikan kehidupannya, menerjemahkan dan
mentransformasikan pengalamannya. Salah satu ciri-ciri dari pendekatan
komunikatif yaitu peserta didik berinteraksi dengan orang lain melalui
kelompok atau pasangan, dan sistem bahasa dipelajari melalui kegiatan
berkomunikasi lisan dan tulis.
Berdasarkan konsep pendekatan komunikatif guru bukanlah satu-
satunya pemberi informasi dan sumber belajar, tetapi guru juga sebagai
penerima informasi dari peserta didik. Jadi sumber pembelajaran
didasarkan atas multi sumber, dari guru, peserta didik, dan lingkungan.
Lingkungan terdekat adalah kelas.
4. Pendekatan Kontesktual
Menurut Johnson mengungkapkan bahwa sistem konstektual
merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu peserta
didik melihat makna dalam bahan yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkannya dengan konteks kehidupan keseharian. Sedangkan
menurut Nurhadi menyimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual itu
konsep belajar pada saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas
dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupannya. Proses pembelajaran
berlangsung secara alamiah dalam bentuk pesera didik bekerja dan
mengalami, bukan berupa pemindahan pengetahuan dari guru kepada
peserta didik.
5. Pendekatan Keterampilan Proses.
Pendekatan keterampilan didasarkan pada asumsi bahwa belajar
merupakan proses mengubah tingkah laku, baik kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Keterampilan proses, dalam proses belajar diperlukannya
keterampilan intelektual, keterampilan sosial, dan keterampilan fisik. Dari
keterampilan proses berfungsi menemukan dan juga mengembangkan
konsep. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan
pengembangan konsep dalam proses belajar mengajar menghasilkan sikap
dan nilai dalam diri siswa. Tanda-tandanya terlihat pada diri siswa seperti
teliti, kreatif, kritis, objektif, tenggang rasa, bertanggung jawab, jujur,
terbuka, dapat bekerja sama, rajin, dan sebagainya.
Melalui CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) ini merupakan
pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk aktif terlibat fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan
harapan peserta didik memperoleh dari pengalaman belajar secara
maksimal baik pada ranah kognitif, efektif, maupun psikomotor.
Berikut ini keterampilan proses dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia.
1. Mengamati
2. Menggolongkan
3. Menafsirkan
4. Menerapkan
5. Mengomunikasikan
6. Pendekatan Terpadu.
Pendekatan terpadu sering disebut dengan pendekatan integratif.
Pendekatan pembelajaran bahasa yang terintegrasi didasarkan pada
kenyataan bahwa penggunaan bahasa sehari-hari baik secara formal
maupun tidak formal tiap-tiap aspeknya tidak pernah berdiri sendiri.
Misalnya pada waktu kita membaca, berhadapan dengan ejaan, kosa kata,
struktur kalimat. Setelah membaca mungkin membuat catatan,
menceriterakannya kepada orang lain. Pada saat kita berbicara atau
menulis perlu memilih kosa kata yang tepat dan menerapkan struktur
kalimat yang tepat. Hal ini jelas bahwa kegiatan membaca, berbicara,
menyimak, dan menulis merupakan kegiatan yang terpadu. Salah satu
pembelajaran terpadu yaitu dalam pembelajaran tematik yang sebagai
pemadu beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman
bermakna bagi peserta didik dari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
7. Pendekatan Whole Languange
Whole language adalah cara untuk menyatukan pandangan tentang
bahasa, tentang pembelajaran, dan tentang peserta didik dan pendidik yang
terlibat dalam pembelajaran. Menurut Routman dan Froese (1991) ada
delapan komponen whole language, dan sesuai dengan definisi whole
language yaitu pembelajaran bahasa yang disajikan secara utuh dan tidak
terpisah-pisah, maka dalam menerapkan setiap komponen whole language
di kelas harus pula melibatkan semua keterampilan dan unsur bahasa
dalam kegiatan pembelajaran.
1. Reading aloud, merupakan kegiatan membaca yang dilakukan
oleh guru dan siswa. Kegiatan ini sangat bermanfaat terutama
jika dilakukan di kelas rendah. Dalam kegaiatan guru dapat
menggunakan bacaan yang terdapat dalam buku teks atau cerita
lainnya kemudian membacakannya dengan suara keras dan
intonasi yang benar sehingga setiap siswa dapat mendengarkan
dan menikmati ceritanya. Manfaat yang didapat dari reading
aloud ini meningkatkan keterampilan menyimak, memperkaya
kosakata, membantu meningkatkan membaca pemahaman, dan
yang tidak kalah penting adalah menumbuhkan minat baca
pada peserta didik.
2. Sustained Silent Reading, kegiatan membaca dalam hati yang
dilakukan oleh siswa. Pada kegiatan ini guru memberikan
kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan bacaan yang
sesuai dengan kemampuan mereka sendiri sehingga mereka
dapat menyelesaikan membaca bacaan tersebut. Guru dalam
hal ini sedapat mungkin menyediakan bahan bacaan yang
menarik dari berbagai buku sehingga memungkinkan siswa
memilih materi bacaan. Guru dapat memberi contoh sikap
membaca dalam hati yang baik sehingga mereka dapat
meningkatkan kemampuan membaca dalam hati untuk waktu
yang cukup lama. Salah satu manfaat dari kegaiatan ini siswa
dapat membaca dan berkonsentrasi pada bacaannya.
3. Journal Writing, merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis dengan
mengimplementasikan pembelajaran menulis jurnal atau
menulis informal. Dengan ini siswa di sekolah dsar dilatih
untuk lancar mencurahkan gagasan dan menceritakan kejadian
disekitarnya yang menarik perhatian atau peristiwa sehari-hari
dari kehidupan mereka yang ditulis dalam bentuk buku catatan
pribadi. Salah satu manfaat dari kegaiatan ini siswa
meningkatkan kemampuan berpikir, menulis dan membaca.
4. Shared reading merupakan kegiatan membaca bersama antara
guru dan siswa. Pada kegiatan ini dapat dilakukan baik di kelas
rendah maupun di kelas tinggi. Beberapa cara melakukan
kegiatan ini dengan guru membaca dan siswa mengikutinya
(untuk kelas rendah), guru membaca dan siswa menyimak
sambil melihat bacaan yang tertera pada buku; dan siswa
membaca secara bergiliran.
5. Guided reading, guru lebih berperan sebagai model dalam
membaca, juga menjadi pengamat dan fasilitator. Dalam
membaca terbimbing lebih menekannya pada membaca
pemahaman. Dalam guided reading semua siswa membaca dan
mendiskusikan sebuah buku yang sama. Guru melemparkan
pertanyaan dan meminta siswa menjawab.
6. Guided writing, ini dalam menulis terbimbing sama dengan
membaca terbimbing peran guru sebagai fasilator, membantu
siswa menemukan apa yang ingin ditulisnya dan bagaimana
menulisnya dengan jelas, sistematis, dan menarik. Guru
bertindak sebagai pendorong bukan pengatur, sebagai pemberi
saran bukan pemberi petunjuk.
7. Independent reading atau membaca bebas merupakan kegiatan
membaca yang memberi kesempatan kepada siswa untuk
menentukan sendiri materi yang ingin dibacanya. Manfaat dari
membaca bebas ini membantu siswa meningkatkan
kemampuan pemahamannya, mengembangkan kosa kata,
melancarkan membaca, dan secara keseluruhan memfasilitasi
membaca.
8. Independent writing atau menulis bebas bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan menulis, meningkatkan kebiasaan
menulis, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Dalam
menulis bebas siswa mempunyai kesempatan untuk menulis
tanpa ada intervensi dari guru. Jenis menulis yang termasuk
dalam menulis bebas yaitu menulis jurnal dan menulis respon.

D. Jenis-jneis Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Metode Tata Bahasa


Penggunaan metode Tata Bahasa didasarkan pada pendekatan informatif, yang
berupa penjelasan penggunaan kata-kata dan tata bahasa. Isi pelajaran berupa
daftar kata-kata dan butir-butir tata bahasa. Penggunaann metode ini lebih
menekankan pada pembelajaran bahasa tulis yang bersifat pasif. Kelebihan
metode tata bahasa, yaitu:
1) Mudah dilaksanakan,
2) Sederhana,
3) Biayanya murah.
Sedangkan kelemahannya yaitu:
1) Tidak tepat digunakan dalam pembelajaran bahasa yang bersifat
dinamis;
2) Arti kata-kata lebih tergantung pada konteks pemakaiannya, dan
bukan pada daftar kata-kata lepas;
2. Metode Langsung
Penggunaan metode langsung didasarkan pada asumsi bahwa penguasaan
bahasa dan pengembangan rasa bahasa secara instingtif berakar dalam hubungan
langsung antara pengalaman dan ekspresi. Karena itu tidak diperkenankan
penggunaan bahasa perantara, penguasaan bahasa lisaan diutamakan,
pembelajaran dilaksanakan seperti anak belajar bahasa ibunya, waktu terbanyak
digunakan untuk latihan bahasa lisan, pola-pola dan struktur kalimat diajarkan
secara induktif, gairah belajar harus tumbuh dalam pelajaran itu, Kebaikan metode
Langsung adalah:
1) Peserta didik aktif berbahasa,
2) Peserta didik langsung diajak menggunakan bahasa target yang
merupakan penerapan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi,
3) Pemahaman peserta didik terhadap bahasa tidak verbalistis.
Kelemahan penggunaan metode Langsung adalah:
1) Tidak semua kata dapat dijelaskan dengan menghubungkan kata-kata
dengan benda, gerakan, gambar, atau tiruan,
2) Peserta didik cenderung menerjemahkan secara diam-diam ,
3) Kesulitan dalam mmenjelaskan bentuk kata-kata,
4) Pelajarann membaca permulaan lambat karena peserta didik harus
mendengarkan bahasa target yangn menekankan pada bahasa lisan,
5) Membebani guru (guru kelelahan).
3. Metode Berlizt
Penggunaan metode Berlizt merupakan pengembangan metode Langsung.
Prinsip penggunaannya sama dengan metode langsung. Adapun ciri-ciri
penggunaan metode Berlizt, yaitu:
1) Selalu menjaga hubungan langsung antara bahasa dan pikiran,
2) Bahasa ibu tidak boleh digunakan,
3) Kata-kata benda konkret diajarkan dengan menunjukkan benda asli,
gambar atau tiruannya,
4) Kata-kata benda abstrak diajarkan dengan mendemonsrasikan
pengertiannya,
5) Tata bahasa diajarkan dengan contoh-contoh,
6) Sejak awal semua aspek diajarkan secara lisan, dan
7) Kata-kata diajarkan dalam hubungannya dengan kalimat.
4. Metode Oral
Metode Oral biasa dikenal juga dengan istilah the Reform Method atau
Fonetic Method. Metode ini merupakan perbaikan metode langsung. Prinsip dasar
yang digunakan dalam metode ini bahwa pengajaran bahasa dilaksanakan melalui
bicara, apa pun tujuan yang ingin dicapai. Titik berat pembelajaran pada
penggunaan bahasa yang benar-benar digunakan oleh masyarakat penutur bahasa
itu.
Menghafal kata-kata dihindari, tetapi penggunaan pola-pola penggunaan
bahasa yang digunakan penutur bahasa itu diintensifkan. Latihan-latihan
mendengarkan, ucapan dilakukan secara teratur. Latihan itu dilakukan dengan
urutan latihan ucapan kata, ungkapan-ungkapan, pemakaian kata-kata dalam
kalimat dengan intonasinya. Pembelajaran bahasa tulis digunakan buku-buku
yang disertai tanda-tanda ucapan. Namun penekanannya pada bahasa lisan yaitu
mendengarkan dan berbicara.

5. Metode Realis

Penggunaan metode ini didasarkan pada prinsip bahwa mempelajari bahasa


harus sebagaimana tingkah laku berbahasa yang sesungguhnya.
Adapun ciri-ciri metode ini:
1) Sejak awal siswa belajar berbahasa sesuai tingkah laku berbahasa
sesungguhnya,
2) Bahas dipandang sebagai reaksi terhadap alam sekitar. Reaksi itu seperti
kata-kata, gerak-gerik, intonasi, tekanan suara, dan pernyataan yang lain;
3) Tingkah laku merupakan bagian dari keseluruhan berbahasa itu sendiri;
4) Penggunaan bahasa sesuai tingkah laku berbahasa sesungguhnya;
5) Bahan disajukan dalam bentuk percakapan,
6) Penyusunan bahan dilakukan dengan kerja sama antara guru dan ahli
bahasa.
Kelebihan metode ini adalah cepat digunakan dalam usahan penguasaan
bahasa, karena latihan-latihan sesuai dengan tingkah laku berbahasa.
6. Metode Baru
Landasan metode ini adalah membaca dengan ciri:
1) Pioritas pelajarannya membaca,
2) Murid diperlenkapi dengan kata-kata pilihan,
3) Bahasa ibu masih mungkin digunakan secara selektif,
4) Mendengar dan memahami sesuatu dilakukan lebih dahulu sebelum
anak belajar berbicara,
5) Buku guru dan buku murid disiapkan dan ditambah dengan bacaan
pelengkap.
Kelemahan Metode ini:
1) Biasanya isi buku yang disiapkan tidak dicapai sesuai jadwal,
2) Bahan pelajaran tidak selalu relevan dengan situasi anak, karena buku
disiapkan secara umum,
3) Kadang-kadang bahan kurang menarik perhatian murid sehingga
mengurangi minat siswa,
4) Belajar bahasa dengan membaca lebih sulit daripada dengan
berbicara.
7. Metode Alamiah
Metode ini didasarkan pada prinsip bahwa belajar bahasa sesuai dengan anak
belajar bahasa ibu. Adapun langkahnya:
1) Pembelajaran kata-kata (kata benda, kata sifat, dan kata kerja)
selalu dihubungkan dengan benda, sifat, dan kerja yang
diwakilinya;
2) Yang mula-mula dipelajari adalah kelompok bunyi yang umum
bukan bunyi yang terpisah,
3) Pembelajaran dimulai dari mendengarkan,
4) Bila anak melakukan kesalahan segera dibetulkan oleh diri sendiri
maupun orang lain dan biasanya karena contohnya juga salah,
5) Perasaan ingin tahu ditumbuhkan dan dijadikan sebagai pendorong
dalam belajar berbahasa,
6) Anak belajar berbahasa dari banyak guru karena setiap orang yang
berbahasa adalah gurunya,
7) Proses belajar berlangsung dalam keragaman dan dilakukan sambil
bermain,
8) Bahasa yang dipelajari anak adalah bahasa yang dipakai sehari-
hari.
Pembelajaran dilakukan melalui dua tahapan yaitu tahap tanpa buku dan
tahap dengan buku. Pertama, Tahap tanpa buku dilakukan dengan langkah-
langkah:
o Guru menunjukkan benda atau tiruannya, jika guru mengajarkan
kata kerja, guru memperlihatkan kerja dan menggunakannya dalam
hubungannya dengan kalimat;
o Pembelajaran bertujuan agar siswa memahami arti kata dan
ucapannya, siswa harus mengucapkannya berulang;
o Setiap kata yang diajarkan harus digunakan dalam hubungan
dengan kalimat;
o Kata-kata yang diajarkan diambil dari lingkungan siswa.
Kedua, Tahapan dengan buku, ditempuh langkah-langkah:
o Setelah dikenal sejumlah kata digunakan buku yang berisi bacaan,
o Kemudian dikenalkan kata baru yang berkaitan dengan katakata
yang sudah dikenal ;
o Setiap kesalahan diperbaiki guru dengan bijaksana;
o Setiap pelajaran dilakukan dengan perbuatan;
o Pengulangan pe;lajaran dilakukan dengan teratur;
o Guru harus mendorong agar muriud menggunakan kata yang
diajarkan melalui percakapan;
o Guru harus menciptakan variasi belajar mengajar sehingga
menarik.
8. Metode Komunikatif

Desain yang bermuatan metode komunikatif harus mencakup semua


keterampilan berbahasa. Metode komunikatif dapat dilakukan dengan teknik
menulis dialog. Siswa menulis dialog tentang yang mereka lakukan dalam sebuah
aktivitas. Kegiatan ini dapat dilaksanakan perseorangan maupun kelompok.
9. Metode Integratif

Integratif berarti menyatukan beberap aspek ke dalam satu proses. Integratif


terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi artinya
beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, menyimak
diintegrasikan dengan berbicara dan menulis. Metode inregratif dapat
dilaksanakan dalam pembelajaran mambaca dengan memberi catatan bacaan.
Siswa dapat membuat catatan yang diangap penting atau kalimat kunci sebuah
bacaan. Dalam melakukan kegiatan membaca sekaligus siswa menulis.

E. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI


Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Bebrapa model
pembelajaran bahasa diantaranya:
1. Cooperative Learning
Metode kooperatif yaitu metode belajar dimana siswa belajar/bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif. bergantian secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Langkah-langkah :
 Guru membagi siswa dalam kelompok
 Guru memberikan wacana/ materi kepada siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan.
 Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pendengar.
 Pembicara membacakan ringkasannya.
Sementara pendengar :
 menyimak/ mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.
 membantu/ mengingat/ menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan
materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
 Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar, dan
sebaliknya,serta lakukan seperti di atas.
 Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru.
 Penutup
2. Cooperative Tipe Student Teams - Achievment Divisions (STAD)
Yaitu pembelajaran yang mengelompokkan siswa didalam kelas menjadi
beberapa kelompok belajar yang beranggotakan (4-6 siswa), dimana setiap
kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, dan bermacam
kemampuan belajar.
Langkah-langkah:
 Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin),
 Guru menyajikan pelajaran,
 Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota
kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota
lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
 Guru memberikan kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat
menjawab tidak boleh saling membantu,
 Memberi evaluasi,
 Kesimpulan.

3. Numbereded Heads Together (Kepala bernomor - Spencer Kagan,1992)


Langkah-langkah:
 Siswa dibagi dalam kelompok,setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor
 Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
 Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar,dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya.
 Guru memanggil salah satu nomor siswa, dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerja sama mereka.
 Tanggapan dari teman yang lain kemudian guru menunjuk nomor yang lain
 Kesimpulan
4. Problem Based introduction (Pembelajaran berdasarkan Masalah )
Langkah-langkah :
 Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana
atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat
aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
 Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut..(menetapkan topik,tugas,jadwal)
 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
 Guru membantu siswadalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
5. Demonstration
Langkah-langkah :
 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
 Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
 Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
 Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai skenario
yang telah disiapkan
 Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisanya
 Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa
didemonstrasikan.
 Guru membuat kesimpulan
6. Word Square
Media : Soal dalam bentuk teka-teki
Langkah-langkah :
 Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
 Guru membagi lembaran kegiatan sesuai contoh
 Siswa menjawab soal (mengisi kotak-kotak tersebut dengan huruf-huruf
sesuai pertanyaan )
 Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.
7. Complete Sentence (Melengkapi Kalimat)
Media: Siapkan blanko isian berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.
Langkah – langkah :
 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai,
 Guru menyampaikan materi secukupnya atau siswa diarahkan untuk
membacakan buku atau model dengan waktu secukupnya,
 Guru membentuk kelompok 2 atau 4 orang secara heterogen,
 Guru membagikan lembar kerja berupa pargraf yang kalimatnya belum
lengkap,
 Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang
tersedia,
 Siswa berdiskusi secara kelompok,
 Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki.
 Tiap peserta membaca sampai mengerti,
 Kesimpulan

Model Pembelajaran Multiliterasi


(Abidin, 2016) Berdasarkan sudut pandang penggunaan model
pembelajaran multiliterasi, maka dikemukakan beragam model
pembelajaran multiliterasi diantaranya yaitu,
a. Model Pembangkit dan Pembentuk Pemahaman dan Keterampilan

Model Pembangkit dan Pembentuk Pemahaman dan Keterampilan pada


dasarnya merupakan berbagai model yang ada dikehidupan sehari-hari. Model ini
mencakup seluruh model berdasarkan keberagaman model literasi yang ada,
mencakup literasi teks, literasi visual, literasi seni, literasi performa, dan literasi
digital. Contoh dari masing-masing model literasi yaitu sebagai berikut:
1. Model literasi tekstual
Contohnya adalah brosur, pamphlet, leaflet, artikel ilmiah, laporan
percobaan, koran, majalah, buku, dan beragam teks yang dipelajari di
sekolah.
2. Model literasi visual
Contohnya adalah karikatur, simbol-simbol tertentu, rambu-rambu lalu
lintas, lukisan, dan beragam model visual yang lain yang di dalamnya
terkandung pesan dan makna.
3. Model literasi musical
Contohnya adalah syair lagu, instrumental, musikalisasi, tari, dll.
4. Model literasi digital
Contohnya adalah berbagai informasi internet, film, dll.

b. Model Pembantu Proses Pembelajaran

Model pembantu proses pembelajaran dalam konteks multiliterasi pada


dasarnya adalah Lembar Kerja Proses (LKP). LKP berisi seperangkat tugas
yang menuntut siswa untuk beraktivitas dan mencatat seluruh hasil aktivitas
pada lembar tersebut. Oleh karena itu, LKP hendaknya mengandung
komponen sebagai berikut:

1. Informasi Awal atau Konteks Permasalahan

LKP harus bersifat memotivasi dan menginspirasi siswa untuk


beraktivitas. Aktivitasnya dapat melalui curah pendapat, membuat prediksi dan
aktivitas pembelajaran lainnya. Diharapkan LKP mampu menarik perhatian siswa
multimodal.
2. Tugas

Tugas ini sebaiknya disajikan per komponen, sehingga setiap tahapan


belajar atau aktivitas yang dilakukan siswa dapat terukur ketercapaiannya. Tugas
harus disajikan dengan perintah yang jelas, prosedural, dan menggunakan bahasa
yang sesuai perkembangan siswa. Jenis tugas pada setiap kelompok dapat
beraneka ragam sesuai dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi.
3. Isian

Isian adalah bagian kosong dari LKP yang digunakan siswa untuk
mencatat, merekam, dan menggambarkan berbagai hasil dari setiap tugas yang
diberikan. Dengan demikian, bagian ini pada dasarnya hanya berupa kolom
kosong yang nantinya akan diisi siswa berdasarkan hasil dari setiap tahapan
aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran.

c. Model Representasi Pemahaman dan Keterampilan


Model ini berfungsi sebagai sarana bagi siswa untuk mendemonstrasikan
segala pemahaman dan keterampilan yang diperoleh siswa selama proses
pembelajaran. Contoh model ini adalah poster konten, mini book, brosur,
kalender cerita, dan beragam model digital lainnya. Kompetensi representatif
multimodal ini ditandai dengan enam aktivitas diantaranya yaitu:
1. Menggunakan fitur representasi khusus untuk pendapat, inferensi, atau
prediksi yang dibuatnya.
2. Mentransformasi satu model representasi menjadi model representasi
yang lain.
3. Menjelaskan hubungan antar dua atau lebih jenis model represntasi
yang digunakan untuk menyajikan satu fenomena yang sama atau
untuk mengkomunikasikan pesan yang sama.
4. mengevaluasi model representasi multimodal yang digunakan dan
menjelaskan mengapa model representasi tertentu lebih tepat
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dibandingkan dengan model
representasi yang lain.
5. Menjelaskan bagaimana model represetasi yang berbeda dapat
menjelaskan fenomena yang sama dengan cara yang berbeda dan
mengapa model representasi tertentu dapat digunakan untu
menyatukan sesuatu yang mungkin sulit dinyatakan melalui model
lain.
6. Memilih, mengkombinasikan, dan memproduksi model representasi
standar maupun non standar sebagai salah satu cara efektif untuk
mengkomunikasikan konsep disiplin ilmu.
F. Jenis-Jenis Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia.

1. Teknik Bermain Peran

Teknik ini dapat aplikasikan saat mempelajari karya sastra. Misalnya


menganalisis naskah drama. Agar dapat menghayati karya sastra tersebut, siswa
dapat mempraktikkan bermain drama. Penerapan teknik belajar Bahasa Indonesia
ini untuk sangat mudah. Pertama, kumpulkan beberapa siswa dalam satu
kelompok. Lalu, pilihlah seorang sutradara dan lainnya menjadi pemain. Sutradara
bertugas untuk memilih pemain dan mengarahkan mereka. Dengan demikian,
seluruh siswa aktif dalam pembelajaran.

2. Teknik Wawancara

Teknik wawancara juga dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa


Indonesia. Belajar bahasa Indonesia melibatkan berbagai jenis keterampilan.
Salah satunya berbicara. Teknik wawancara sangat cocok untuk memperlancar
keterampilan tersebut. Cara menerapkan teknik ini sangat mudah. Siswa diminta
berpasangan. Satu sebagai penanya dan lainnya penjawab. Kemudian, bergantian.
Dengan teknik ini, siswa memahami teori wawancara dengan langsung
mempraktikkannya. Lebih jauh lagi, siswa dapat mencoba praktik mewawancarai
narasumber di luar sekolah. Bahkan, tokoh-tokoh penting di masyarakat. Hal
tersebut bergantung jenjang pendidikan siswa.

3. Teknik Penyelesaian Masalah

Salah satu teknik Belajar bahasa Indonesia yang menyenangkan adalah


penyelesaian masalah. Nah, teknik ini sangat cocok diterapkan untuk melatih
siswa berargumentasi yang baik. Jenis materi yang dapat diaplikasikan dengan
teknik ini adalah menulis argumentasi. Misalnya, siswa diberi rekaman tentang
suatu permasalahan, banjir dan bencana alam. Kemudian, siswa diminta untuk
menulis karangan cara mencegah banjir.

Teknik ini juga dapat dijadikan alternatif agar guru tidak selalu
memberikan ceramah di kelas. Misalnya, siswa diberi teks pantun. Kemudian
siswa diberi soal untuk mengidentifikasi bagian-bagiannya. Siswa akan mengerti
perbedaan sampiran dan isi pada pantun saat menemukan bagian-bagian tersebut.
Menyenangkan bukan pelajaran Bahasa Indonesia?

4. Teknik Permainan

Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang pengajar agar siswa tidak
bosan di kelas adalah memberikan permainan. Permainan bisa juga digunakan
sebagai salah satu teknik belajar Bahasa Indonesia untuk menguji pemahaman
siswa terhadap suatu materi. Misalnya saja, belajar dengan permainan Who Wants
To Be A Millionaire. Anda dapat memodifikasi permainan ini untuk menguji salah
satu materi. Siswa diminta untuk maju dan menyelesaikan soal ejaan misalnya.
Soal tersebut ditampilkan di layar sehingga siswa lainnya bisa membaca. Lalu,
guru memberikan skor untuk soal yang bisa dijawab. Dengan teknik ini, siswa
akan tertarik dan lebih berusaha menjawab soal. Ditambah dengan hadiah
menarik, kelas akan makin semarak.

5. Teknik Pembelajaran di Luar Kelas

Sekali waktu mengajak siswa belajar di luar kelas akan membuat kesan
yang mendalam bagi mereka. Misalnya, saat menulis puisi. Dengan pengawasan
dari guru, siswa dapat mencari inspirasi di mana pun asalkan masih di dalam
lingkungan sekolah. Saat materi menulis resensi, siswa diajak ke perpustakaan
untuk memilih buku. Teknik tersebut menunjukkan siswa belajar dengan riil.
Artinya, siswa tidak mengimajinasikan buku yang akan diresensi. Siswa betul-
betul membaca buku tersebut dan meresensinya.
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran menjadi landasan untuk


melihat bagaimana proses pembelajaran bisa dilakukan sehingga tujuan yang
diinginkan tercapai. Metode pembelajaran merupakan prosedur, cara kerja yang
sistematis untuk mencapai sutau tujuan. Teknik pembelajaran yaitu cara yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik sehingga metode yang diimplementasikan dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Dan model pembelajaran, merupakan satu kesatuan
yang utuh apabila antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajarannya sudah terangkai maka terbentuklah model pembelajaran.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendeatan, strategi, metode, teknik, dan
model pembelajaran itu merupakan sutau kesatuan yang menunjang ketercapaian
tujuan sutau proses pembelajaran. Adapun jenis-jenis dari pendeatan, strategi,
metode, teknik, dan model pembelajaran itu sangatlah beragam dan yang kami
paparkan baru sebagian kecilnya saja. Dan penggunaanya tergantung dengan
tingkat kesulitan materi yang hendak dicapai, kesediaan media, kondisi pendidik
dan peserta didik, serta sejauh mana tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2016). Revitalisasi Penilaian Pembelajaran dalam Konteks


Pendidikan Multiliterasi Abad Ke-21. Bandung: Refika Aditama.
Apri Damai Sagita Krissandi, B. W. (2018). Pembelajaran Bahasa Indonesia
Untuk SD (Pendekatan dan Teknis). Bekasi: Penerbit Media Maxima.
Dibia, I Ketut,dkk. 2005. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas
Rendah Berorientasi Pada Kurikulum 2004. Singaraja : Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad. (2011). Belajar dengan Pendekatan
Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif, Menarik , Bumi
Aksara, Jakarta.
Muhammad Rohman. (2013). Strategi Dan Desain Pengembangan System
Pembelajaran, Prestasi Pustakaraya, Jakarta.
Suratinah dan Prakoso, Teguh. 2003. Pendekatan Pembelakajran Bahasa dan
Sastra Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai