BIOKIMIA
DISUSUN OLEH
NIM : 200205353
KELAS :EKSTENSI 1A
2021
KATA PENGANTAR
KARBOHIDRAT MONOSAKARIDA
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia selain protein dan
lemak. Karbohidrat yang mempunyai rumus empiris (CH2O)n ini juga mempunyai
peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna,
tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah
timbulnya pemecahan-pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral
dan berguna untuk embantu metabolism lemak dan protein (Sri, 2011).
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang
mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan
dai sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon(C),
hidrogen (H), dan oksigen (O), yang pada umumnya mempunyai rumus kimia (CH2O)n.
Rumus umum ini memberikan kesan zat karbon yang diikat dengan air (dihidrasi),
sehingga diberi nama karbohidrat. Persamaan lain ialah bahwa ikatan-ikatan organik
yang menyusun kelompok karbohidrat ini berbentuk polialkohol. Dari sudut fungsi,
karbohidrat adalah penghasil utama energi dalam makanan maupun didalam tubuh.
Karbohidrat yang terasa manis, biasa disebut gula. Molekul dasar dari karbohidrat
disebut monosakarida atau monosa. Dua monosa yang saling terikat membentuk
disakarida atau diosa, dan tiga monosakarida yang saling terikat diberi nama trisakarida
atau triosa. Ikatan dari lebih tiga monosakarida disebut polisakarida atau poliosa.
Polisakarida yang mengandung jumLah monosakarida yang tidak begitu banyak disebut
oligosakarida (Sediaoetama, 2004).
Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar
larut dalam pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali polisakarida bersifat
tidak larut dalam air. Amilum dengan air dingin akan membentuk suspensi dan bila
dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan
membentuk koloid yang kental semacam gel (Sirajuddin, 2011).
Karbohidrat berfungsi untuk peran penting dalam tubuh manusia,antara lain
adalah :
1. Sebagai sumber energi utama.Pada beberapa organ tubuh utama,seperti
otak,lensa mata dan sel saraf,sumber energi yang diperlukan adalah glukosa,dan
tidak dapat digantikan oleh sumber energi lainnya.Dalam proses respirasi,setiap
1 gr glukosa akan menghasilkan 4,1 kalori.
2. Berperan penting dalam proses metanolisme,menjaga keseimbangan asam dan
basa dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel,jaringan,serta organ tubuh.
3. Membantu proses pencernaan makanan dalam prose pencernaan.
4. Membantu penyerapan kalsium.
5. Merupakan pembentuk senyawa lainnya,misalnya sebagai asam lemak sebagai
penyusun lemak dan asam amino sebagai penyusun protein.
6. Sebagai komponen penyusun gen dalam inti sel yang amat penting dalam
pewarisan sifat.Gen terdiri dari asam deoksiribunukleat (DNA) dan asam
ribonukleat (RNA) yang merupakan karbohidrat beratom C lima.
7. Merupakan senyawa yang membantu proses berlangsungnya buang air
besar.selulosa merupakan polisakarida yang sulit dicerna,tetapi keberadaannya
dala sisa pencernaan dapat mencegah konstipasi(sembelit).
Sekalipun makanan tidak berada cukup lama dlaam mulut untuk dipecah oleh
ptialin menjadi maltosa,tetapi kerja ptialin dapat berlangsung terus menerus selama satu
jam setalah makanan memasuki lambung,yaitu sampai isi lambung bercampur dengan
zat yang disekresikan oleh lambung.Selanjutnya aktivitas ptialin dari air liur dihambat
oelh zat asam yang disekresikan oleh lambung.Hal ini dikarenakan ptialin merupakan
enzim amilase yang tidak aktif saat PH medium turun di bawah 4,0.
Setelah makan dikosongkan dari lambung dan masuk ke duodenum (usus dua
belas jari),makanan kemudian bercampur dengan getah pankreas.Pati yang belum di
pecah akan dicerna oleh amilase yang diperoleh dari sekresi pankreas.Sekresi pankreas
ini mengandung α amilase yang fungsinya sama dengan α-amilase pada air liur,yaitu
memcah pati menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya.Namun,pati pada
umumnya hampir sepenuhnya di ubah menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil
lainnya sebelum melewati lambung. Hasil akhir dari proses pencernaan adalah
glukosa,fruktosa,glaktosa,manosa dan monosakarida lainnya.Senyawa-senyawa tersebut
kemudian diabsorpsi melalui dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah.
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia beaker glass,
Tabel pengamatan:
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia selain protein dan
lemak. Karbohidrat yang mempunyai rumus empiris CH2O ini juga mempunyain
peranan penting dalam menentukan karakteristik (Risnoyanti, 2008). Monosakrida
adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih
sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai triosa, tetrosa, pentosa,
heksosa, atau heptosa, bergantung pada jumlah atom karbon; dan sebagai aldosa atau
ketosa bergantung pada gugus aldehida atau keton yang dimilki senyawa tersebut.
Uji pertama yang dilakukan adalah uji fehling. Pereaksi ini dapat direduksi oleh
selain karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi juga dapat direduksi oleh reduktor
lain. Pereaksi Fehling terdiri dari dua larutan yaitu Fehling A dan Fehling B. Larutan
Fehling A adalah CuSO4 dalam air, sedangkan Fehling B adalah larutan garam KNitrat
dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur
menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion
Cu²+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi
CuO2. Fehling B berfungsi mencegah Cu²+ mengendap dalam suasana alkalis. Uji
fehling bertujuan untuk memperlihatkan ada atau tidaknya gula pereduksi. Karena
prinsip kerjanya adalah grafimetri sehingga dengan mudah dapat ditentukan cuplikan
yang mengandung karbohidrat. Sampel yang digunakan yaitu glukosa dan hasil yang
didapatkan pada uji fehling yaitu dimana 1 mL glukosa ditambahkan 1:1 pereaksi
fehling terjadi endapan merah bata pada pengamatan ini dihasilkan positif yaitu jika
gula tersebut merupakan gula pereduksi Cu akan berubah menjadi Cu2O yang bewarna
merah bata.
Uji kedua yang dilakukan yaitu uji reaksi mollish pengamatan ini bertujuan
untuk menentukan kandungan karbohidrat secara umum. Sampel yang digunkan adalah
glukosa. Hasil yang didapatkan pada uji mollisch yaitu dimana 2 mL glukosa
ditambahkan 3 tetes reagen mollisch terjadi endapan putih ditambahkan 1 mL H2SO4
pekat membentuk cincin violet pada pengamatan tersebut dihasilkan positif yaitu
menghasilkan cincin warna ungu. Hal ini dengan sesuai dengan literatur bahwa pereaksi
mollisch terdiri atas larutan α naftol dengan alkohol. Apabila pereaksi ini ditambahkan
pada larutan glukosa, kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat
sehingga terjadi dua lapisan cair pada batas antara kedua lapisan itu terjadi reaksi
kondensasi antara α naftol begitu pula dengan sukrosa (Poedjiadi, 2007). Hasil uji
mollisch diperoleh pada glukosa, sukrosa dan amilum yang terbentuk cincin violet yang
menandakan sampel tersebut mengandung karbohidrat.
Uji ketiga yang dilakukan ialah uji reaksi iodium. Sampel yang digunakan ialah
glukosa. Pada pengujian ini hasil yang didapatkan ialah negative yang artinya tidak
terjadi perubahan warna pada sampel setelah ditambahkan larutan iodium. Karena
pereaksi iodium jika dicampur dengan amilum menghasilkan larutan bewarna biru pekat
yang menandakan hasil positif terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji
monosakarida dan disakarida tidak menghasilakan warna spesifik . oleh karena itu hasil
yang ditunjukkan negative. Terbentuknya warna biru disebabkan molekul Amilosa dan
amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan iodium. Oleh
karena itu monosarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larrutan yang spesifik
karena tidak mengandung amilosa dan amilopektin.
Uji keempat yang dilakukan ialah uji reaksi benedict Uji benedid bertujuan
untuk menentukan konsentrasi gula secara kasar. Gula pereduksi dapat dilakukan
dengan uji pereaksi benedict. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi benedict
kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna
biru kehijauan, merah atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada. Gula
reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna merah bata.
Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapat yang terbentuk bewarna merah
bata. Hal ini tergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh
tiap tiap larutan uji. Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+
menjadi Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula
reduksi yang berlangsung dalam suasana basa. Sifat basa yang dimiliki oleh pereaksi
Benedict ini dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat.
1.5 Kesimpulan:
pereduksi pada sampel yang diuji yaitu glukosa yang menghasilkan reaksi yang
2. Uji mollisch dilakukan untuk mengetahui adanya karbohidrat, pada sampel yang
diuji glukosa menghasilkan reaksi yang positif yang ditandai dengan terbentuknya
3. Uji iodium dilakukaan pada sampel glukosa menghasilkan hasil yang negative.
monosakarida dan disakarida tidak mengandung zat amilosa dan amilopektin. Oleh
karena itu monosarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larrutan yang
4. Uji benedid dilakukan untuk menentukan kadar gula secara kasar. Pada sampel
yang diuji glukosa menghasilkan reaksi yang positif ditandai dengan terjadi
Risnoyatiningsih, Sri. 2011. Jurnal Teknik Kimia Vol.5, No.2. UPN: Surabaya.
Sediaoetama, A.D. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid ke-1. PT Dian
Rakyat: Jakarta.
1. Monosakarida yang terdiri atas jumlah atom C yang sama dengan molekul air,
yaitu [C6(H2O)6] dan [C5(H2O)5];
2. Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida di mana untuk tiap 12 atom
C ada 11 molekul air [C12(H2O)11];
3. Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari monosakarida
4. Oligosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa,
dan fruktosa.
Monosakrida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat
yang lebih sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai triosa, tetrosa,
pentosa, heksosa, atau heptosa, bergantung pada jumlah atom karbon; dan sebagai
aldosa atau ketosa bergantung pada gugus aldehida atau keton yang dimilki senyawa
tersebut (Murray dkk, 2009).
Gliseraldehid adalah aldosa yang paling sederhana, dan dihidroksiasetan adalah
ketosa yang paling sederhana pula. Aldosa atau ketosa lainnya dapat diturunkan dari
gliseraldehida atau dihidroksiaseton dengan cara menambahkan atom karbon, masing-
masing membawa gugus hidroksil (Tim Dosen, 2010).
Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai
atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini
secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting
dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini
mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen,
dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom
hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom
inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain
ketiga monosakarida tersebut (Almatsier, 2010).
Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida. Ada empat jenis
disakarida yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa. Trehalosa tidak
begitu penting dalam ilmu gizi. Kedua monosakarida yang saling mengikat berupa
ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen. Ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara
atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa, dengan
melepaskan satu molekul. Hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya terikat dalam
bentuk alfa dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali menjadi dua molekul
monosakarida melalui hidrolisis. Glukosa terdapat pada empat jenis disakarida;
monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa (Almatsier, 2010).
Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara sintetis. Ada
empat jenis gula alkohol, yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol. Sorbitol terdapat
di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari glukosa. Sorbitol banyak
digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes, seperti minuman
ringan, selai dan kue-kue. Manitol dan dulsitol adalah alkohol yang dibuat dari
monosakarida manosa dan galaktosa. Secara komersial, manitol diekstraksi dari sejenis
rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan dalam industri pangan.
Sedangkan inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol
terdapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam serealia. Bentuk esternya
dengan asam fitat menghambat absorpsi kalsium dan zat besi dalam usus halus
(Almatsier, 2010).
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia beaker glass,
Tabel Pengamatan
Pembahasan:
Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida. Ada empat jenis
disakarida yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa. Trehalosa tidak
begitu penting dalam ilmu gizi. Kedua monosakarida yang saling mengikat berupa
ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen. Ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara
atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa, dengan
melepaskan satu molekul. Hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya terikat dalam
bentuk alfa dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali menjadi dua molekul
monosakarida melalui hidrolisis. Glukosa terdapat pada empat jenis disakarida;
monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa.
Pengujian pertama yang dilakukan adalah uji fehling. Pereaksi ini dapat
direduksi oleh selain karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi juga dapat direduksi
oleh reduktor lain. Pereaksi Fehling terdiri dari dua larutan yaitu Fehling A dan Fehling
B. Larutan Fehling A adalah CuSO4 dalam air, sedangkan Fehling B adalah larutan
garam KNitrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan
baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam
pereaksi ini ion Cu²+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan
diendapkan menjadi CuO2. Fehling B berfungsi mencegah Cu²+ mengendap dalam
suasana alkalis. Uji fehling bertujuan untuk memperlihatkan ada atau tidaknya gula
pereduksi. Karena prinsip kerjanya adalah grafimetri sehingga dengan mudah dapat
ditentukan cuplikan yang mengandung karbohidrat. Sampel yang digunakan yaitu
laktosa dan hasil yang didapatkan pada uji fehling yaitu dimana 2 mL laktosa
ditambahkan 1:1 pereaksi fehling terjadi endapan merah bata pada pengamatan ini
dihasilkan positif yaitu jika gula tersebut merupakan gula pereduksi Cu akan berubah
menjadi Cu2O yang bewarna merah bata.
Uji kedua yang dilakukan yaitu uji reaksi mollish pengamatan ini bertujuan
untuk menentukan kandungan karbohidrat secara umum. Sampel yang digunkan adalah
laktosa . Hasil yang didapatkan pada uji mollisch yaitu dimana 2 mL laktosa
ditambahkan 3 tetes reagen mollisch terjadi endapan putih ditambahkan 1 mL H2SO4
pekat membentuk cincin violet pada pengamatan tersebut dihasilkan positif yaitu
menghasilkan cincin warna ungu. Hal ini dengan sesuai dengan literatur bahwa pereaksi
mollisch terdiri atas larutan α naftol dengan alkohol. Apabila pereaksi ini ditambahkan
pada larutan laktosa, kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat sehingga
terjadi dua lapisan cair pada batas antara kedua lapisan itu terjadi reaksi kondensasi
antara α naftol begitu pula dengan sukrosa (Poedjiadi, 2007). Hasil uji mollisch
diperoleh pada glukosa, sukrosa dan amilum yang terbentuk cincin violet yang
menandakan sampel tersebut mengandung karbohidrat.
Uji ketiga yang dilakukan ialah uji reaksi iodium. Sampel yang digunakan ialah
laktosa. Pada pengujian ini hasil yang didapatkan ialah negative yang artinya tidak
terjadi perubahan warna pada sampel setelah ditambahkan larutan iodium. Karena
pereaksi iodium jika dicampur dengan amilum menghasilkan larutan bewarna biru pekat
yang menandakan hasil positif terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji
monosakarida dan disakarida tidak menghasilakan warna spesifik. oleh karena itu hasil
yang ditunjukkan negative. Terbentuknya warna biru disebabkan molekul Amilosa dan
amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan iodium. Oleh
karena itu monosarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik
karena tidak mengandung amilosa dan amilopektin.
Uji keempat yang dilakukan ialah uji reaksi benedict Uji benedid bertujuan
untuk menentukan konsentrasi gula secara kasar. Gula pereduksi dapat dilakukan
dengan uji pereaksi benedict. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi benedict
kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna
biru kehijauan, merah atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada. Gula
reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna merah bata.
Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapat yang terbentuk bewarna merah
bata. Hal ini tergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh
tiap tiap larutan uji. Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+
menjadi Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula
reduksi yang berlangsung dalam suasana basa. Sifat basa yang dimiliki oleh pereaksi
Benedict ini dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat.
2.5 Kesimpulan:
pereduksi pada sampel yang diuji yaitu laktosa yang menghasilkan reaksi yang
yang diuji laktosa menghasilkan reaksi yang positif yang ditandai dengan
3. Uji iodium dilakukaan pada sampel glukosa menghasilkan hasil yang negative.
Oleh karena itu monosarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larrutan
4. Uji benedid dilakukan untuk menentukan kadar gula secara kasar. Pada sampel
yang diuji laktosa menghasilkan reaksi yang positif ditandai dengan terjadi
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
b. Disakarida
Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia
di dalam kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan
2 molekul monosakarida. Contoh disakarida yang umum digunakan dalam konsumsi
sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa dan
fruktosa dan juga laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa & galaktosa,
kemudia maltosa yang terdiri dari 2 molekul glukosa. Di dalam produk pangan, sukrosa
merupakan pembentuk hampir 99% dari gula pasir atau gula meja (table sugar) yang
biasa digunakan dalam konsumsi sehari-hari sedangkan laktosa merupakan karbohidrat
yang banyak terdapat di dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml.
Struktur sukrosa
Struktur laktosa
Struktur maltose
c. Polisakarida
Polisakarida disebut juga glikan, yang berbeda dalam kandungan unit
monosakarida, panjang rantai, dan percabangan. Terdapat dua jenis polisakarida yaitu
homopolisakarida yang mengandung hanya satu jenis unit monomer contoh pati yang
mengandung hanya unit D-glukosa, dan heteropoli sakarida yang mengandung dua atau
lebih jenis monosakarida yang berdeda, contoh asam hialuronat pada jaringan pengikat,
yang mengandung secara berganti-ganti residu dari dua jenis gula. Polisakarida
penyimpan yang paling penting adalah pati yang khas sebagai polisakarida tanaman dan
glikogen pada hewan. Pati dan glikogen terdapat dalam sel dalam bentuk gumpalan atau
granula (Haribi R, 2009).
2.3 Alat dan Bahan:
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia beaker glass,
Tabel Pengamatan
Pembahasan:
Polisakarida tersusun dari banyak unit monosakarida yang terikat antara satu
dengan yang lain melalui ikatan glikosida. Hidrolisis total dari polisakarida
menghasilkan monosakarida. Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim
tertentu yang kerjanya spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan
oligosakarida dan dapat digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida.
Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana yang
tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercaban. Gula sederhana ini terutama
adalah glukosa. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin,
glikogen, dan polisakarida nonpati.
Pengujian pertama yang dilakukan adalah uji fehling. Pereaksi ini dapat
direduksi oleh selain karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi juga dapat direduksi
oleh reduktor lain. Pereaksi Fehling terdiri dari dua larutan yaitu Fehling A dan Fehling
B. Larutan Fehling A adalah CuSO4 dalam air, sedangkan Fehling B adalah larutan
garam KNitrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan
baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam
pereaksi ini ion Cu²+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan
diendapkan menjadi CuO2. Fehling B berfungsi mencegah Cu²+ mengendap dalam
suasana alkalis. Uji fehling bertujuan untuk memperlihatkan ada atau tidaknya gula
pereduksi. Karena prinsip kerjanya adalah grafimetri sehingga dengan mudah dapat
ditentukan cuplikan yang mengandung karbohidrat. Sampel yang digunakan yaitu
Amylum manihot dan hasil yang didapatkan pada uji fehling yaitu dimana 2 mL
amylum manihot ditambahkan 1:1 pereaksi fehling terjadi endapan merah bata pada
pengamatan ini dihasilkan positif yaitu jika gula tersebut merupakan gula pereduksi Cu
akan berubah menjadi Cu2O yang bewarna merah bata.
Uji kedua yang dilakukan yaitu uji reaksi mollish pengamatan ini bertujuan
untuk menentukan kandungan karbohidrat secara umum. Sampel yang digunkan adalah
laktosa . Hasil yang didapatkan pada uji mollisch yaitu dimana 2 mL amylum oryzae
ditambahkan 3 tetes reagen mollisch terjadi endapan putih ditambahkan 1 mL H2SO4
pekat membentuk cincin violet pada pengamatan tersebut dihasilkan positif yaitu
menghasilkan cincin warna ungu. Hal ini dengan sesuai dengan literatur bahwa pereaksi
mollisch terdiri atas larutan α naftol dengan alkohol. Apabila pereaksi ini ditambahkan
pada larutan laktosa, kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat sehingga
terjadi dua lapisan cair pada batas antara kedua lapisan itu terjadi reaksi kondensasi
antara α naftol begitu pula dengan sukrosa (Poedjiadi, 2007). Hasil uji mollisch
diperoleh pada glukosa, sukrosa dan amilum yang terbentuk cincin violet yang
menandakan sampel tersebut mengandung karbohidrat.
Uji ketiga yang dilakukan ialah uji reaksi iodium pengujian ini untuk
menentukan polisakarida. Sampel yang digunakan ialah Amylum oryzae. Pada
pengujian ini hasil yang didapatkan ialah positive yang artinya terjadi perubahan warna
pada sampel setelah ditambahkan larutan iodium. Karena pereaksi iodium jika dicampur
dengan amilum menghasilkan larutan bewarna biru pekat yang menandakan hasil positif
terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji monosakarida dan disakarida
tidak menghasilakan warna spesifik. oleh karena itu hasil yang ditunjukkan positive.
Terbentuknya warna biru disebabkan molekul Amilosa dan amilopektin yang
membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan iodium.
Uji keempat yang dilakukan ialah uji reaksi benedict Uji benedict bertujuan
untuk menentukan konsentrasi gula secara kasar. Gula pereduksi dapat dilakukan
dengan uji pereaksi benedict. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi benedict
kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna
biru kehijauan, merah atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada. Gula
reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna merah bata.
Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapat yang terbentuk bewarna merah
bata. Hal ini tergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh
tiap tiap larutan uji. Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+
menjadi Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula
reduksi yang berlangsung dalam suasana basa. Sifat basa yang dimiliki oleh pereaksi
Benedict ini dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat.
2.5 Kesimpulan:
pereduksi pada sampel yang diuji yaitu amylum manihot yang menghasilkan
reaksi yang positif yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah bata.
2. Uji mollisch dilakukan untuk mengetahui adanya karbohidrat, pada sampel yang
diuji amylum oryzae menghasilkan reaksi yang positif yang ditandai dengan
3. Uji iodium dilakukaan pada sampel amylum oryzae menghasilkan hasil yang
iodium.
5. Uji benedid dilakukan untuk menentukan kadar gula secara kasar. Pada sampel
yang diuji amylum oryzae menghasilkan reaksi yang positif ditandai dengan
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
https://docs.google.com/forms/d/1og7OF1cm3BkdBr8tNuvT9kCRRPc0rj-
FWfdFcrYgZMM/edit