Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTEK

BIOKIMIA

DISUSUN OLEH

NAMA : SUCI ALLISA FAHIRA

NIM : 200205353

KELAS :EKSTENSI 1A

DOSEN MATA KULIAH : ZUHAIRIAH NST., S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

2021
KATA PENGANTAR
KARBOHIDRAT MONOSAKARIDA

1.1 Tujuan percobaan : Untuk mengidentifikasi karbohidrat secara kualitatif, untuk


membedakan monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

1.2 Tinjauan Teori

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia selain protein dan
lemak. Karbohidrat yang mempunyai rumus empiris (CH2O)n ini juga mempunyai
peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna,
tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah
timbulnya pemecahan-pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral
dan berguna untuk embantu metabolism lemak dan protein (Sri, 2011).
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang
mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan
dai sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon(C),
hidrogen (H), dan oksigen (O), yang pada umumnya mempunyai rumus kimia (CH2O)n.
Rumus umum ini memberikan kesan zat karbon yang diikat dengan air (dihidrasi),
sehingga diberi nama karbohidrat. Persamaan lain ialah bahwa ikatan-ikatan organik
yang menyusun kelompok karbohidrat ini berbentuk polialkohol. Dari sudut fungsi,
karbohidrat adalah penghasil utama energi dalam makanan maupun didalam tubuh.
Karbohidrat yang terasa manis, biasa disebut gula. Molekul dasar dari karbohidrat
disebut monosakarida atau monosa. Dua monosa yang saling terikat membentuk
disakarida atau diosa, dan tiga monosakarida yang saling terikat diberi nama trisakarida
atau triosa. Ikatan dari lebih tiga monosakarida disebut polisakarida atau poliosa.
Polisakarida yang mengandung jumLah monosakarida yang tidak begitu banyak disebut
oligosakarida (Sediaoetama, 2004).
Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar
larut dalam pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali polisakarida bersifat
tidak larut dalam air. Amilum dengan air dingin akan membentuk suspensi dan bila
dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan
membentuk koloid yang kental semacam gel (Sirajuddin, 2011).
Karbohidrat berfungsi untuk peran penting dalam tubuh manusia,antara lain
adalah :
1. Sebagai sumber energi utama.Pada beberapa organ tubuh utama,seperti
otak,lensa mata dan sel saraf,sumber energi yang diperlukan adalah glukosa,dan
tidak dapat digantikan oleh sumber energi lainnya.Dalam proses respirasi,setiap
1 gr glukosa akan menghasilkan 4,1 kalori.
2. Berperan penting dalam proses metanolisme,menjaga keseimbangan asam dan
basa dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel,jaringan,serta organ tubuh.
3. Membantu proses pencernaan makanan dalam prose pencernaan.
4. Membantu penyerapan kalsium.
5. Merupakan pembentuk senyawa lainnya,misalnya sebagai asam lemak sebagai
penyusun lemak dan asam amino sebagai penyusun protein.
6. Sebagai komponen penyusun gen dalam inti sel yang amat penting dalam
pewarisan sifat.Gen terdiri dari asam deoksiribunukleat (DNA) dan asam
ribonukleat (RNA) yang merupakan karbohidrat beratom C lima.
7. Merupakan senyawa yang membantu proses berlangsungnya buang air
besar.selulosa merupakan polisakarida yang sulit dicerna,tetapi keberadaannya
dala sisa pencernaan dapat mencegah konstipasi(sembelit).

Metabolisme merupakan proses yang berlangsung dalam organisme,baik secara


mekanis maupun kimiawi. Metabolisme itu sendiri terdiri dari 2 proses yaitu anabolisme
(pembentukan molekul) dan Katabolisme (Penguraianmolekul).Pada proses pencernaan
makanan,karbohidrat mengalami proses hidrolisis (penguraian dengan menggunakan
molekul air). Proses pencernaan karbohidrat terjadi dengan menguraikan polisakarida
menjadi monosakarida. Ketika makanan dikunyah,makanan akan bercampur dengan air
liur yang mengandung enzim ptialin (suatu α amilase yang disekresikan oleh kelenjar
parotis di dalam mulut).Enzim ini menghidrolisis pati(salah satu polisakarida) menjadi
maltosa dan gugus glukosa kecil yang terdiri dari tiga sampai sembilan molekul
glukosa.makanan berada di mulut hanya dalam waktu yang singkat dan mungkin tidak
lebih dari 3-5% dari pati yang telah dihidrolisis pada saat makanan ditelan.

Sekalipun makanan tidak berada cukup lama dlaam mulut untuk dipecah oleh
ptialin menjadi maltosa,tetapi kerja ptialin dapat berlangsung terus menerus selama satu
jam setalah makanan memasuki lambung,yaitu sampai isi lambung bercampur dengan
zat yang disekresikan oleh lambung.Selanjutnya aktivitas ptialin dari air liur dihambat
oelh zat asam yang disekresikan oleh lambung.Hal ini dikarenakan ptialin merupakan
enzim amilase yang tidak aktif saat PH medium turun di bawah 4,0.

Setelah makan dikosongkan dari lambung dan masuk ke duodenum (usus dua
belas jari),makanan kemudian bercampur dengan getah pankreas.Pati yang belum di
pecah akan dicerna oleh amilase yang diperoleh dari sekresi pankreas.Sekresi pankreas
ini mengandung α amilase yang fungsinya sama dengan α-amilase pada air liur,yaitu
memcah pati menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya.Namun,pati pada
umumnya hampir sepenuhnya di ubah menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil
lainnya sebelum melewati lambung. Hasil akhir dari proses pencernaan adalah
glukosa,fruktosa,glaktosa,manosa dan monosakarida lainnya.Senyawa-senyawa tersebut
kemudian diabsorpsi melalui dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah.

Karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil. Senyawa


ini juga memiliki gugus hidroksil. Karena itu, karbohidrat merupakan polihidroksi
aldehid atau polihidroksi keton atau turunan senyawa-senyawa tersebut (Ngili, 2009). 
Karbohidrat dibagi menjadi beberapa klas atau golongan sesuai dengan sifat-
sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat atau gula dibagi menjadi empat
klas pokok (Sastrohamidjojo, H., 2005):
1. Gula yang sederhana atau monosakarida, kebanyakan adalah senyawa-senyawa
yang mengandung lima dan enam atom karbon. Karbohidrat yang mengandung 6
karbon disebut heksosa. Gula yang mengandung 5 karbon disebut pentosa.
Kebanyakan gula sederhana adalah merupakan polihidroksi aldehida yang disebut
aldosa dan polihidroksi keton disebut ketosa.
2. Oligosakarida, senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang dihubungkan
oleh pembentukan asetal antara gugus aldehida dan gugus keton dengan gugus
hidroksil. Bila dua gula digabungkan diperoleh disakarida, bila tiga diperoleh
trisakarida dan seterusnya ikatan penggabungan bersama-sama gula ini disebut
ikatan glikosida.
3. Polisakarida, di mana di dalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang
dihubungkan dalam ikatan glikosida. Polisakarida meliputi pati, sellulosa dan
dekstrin.
4. Glikosida, dibedakan dari oligo dan polisakarida yaitu oleh kenyataan bahwa
mereka mengandung molekul bukan gula yang dihubungkan dengan gula oleh
ikatan glikosida.
Sifat kimia karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fungsi yang terdapat
pada molekulnya yaitu gugus –OH, gugus aldehid dan gugus keton (Poedjiadi, 2007):
1. Sifat mereduksi, monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat
mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sift sebagai reduktor ini dapat digunakan
untuk keperluan identifikasi karbohidrat mupun analisis kuantitatif. Sifat mereduksi
ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekul
karbohidrat.
2. Pereaksi fehling, pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang
mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi selain oleh reduktor lain. Pereaksi
fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan fehling.
3. Pereaksi Benedict, pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat,
natriumkarbonat dan natriumsitrat. Adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat
membut pereaksi benedict bersifat asam lemah. Endapan yang terbentuk dapat
berwarna hijau, kuning atau merah bata.
4. Pereaksi Barfoed, pereaksi ini terdiri dari larutan kupriasetat dan asam asetat dalam
air, dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dengan disakarida.
Monosakarida dapat mereduksilebih cepat oleh disakarida. Apabila karbohidrat
mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan teroksidasi. Gugus aldehid pada
karbohidrat ini akan teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam
monokarboksilat. Sebagai contoh galaktosa akn teroksidasi menjadi asam galaktonat,
sedangkan glukosa akan menjadi asam glukonat.
5. Pembentukan Furfural, dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan,
monosakarida umunya stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat yang
pekat, monosakarida akan menghasilkan fulfural atau derivatnya. Reaksi pembentuka
furfural adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa.
6. Pembentukan ozason, semua karbohidrat yamg mempunyai gugus aldehida atau
keton bebas akan membentuk ozason bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih.
Ozason yang terjadi mempunyai bentuk Kristal dan titik lebur yang khas bagi
masing-masing karbohidrat.
Karbohidrat (CH2O)n, adalah sumber energi utama untuk manusia.
Kebanyakan karbohidrat yang kita konsumsi adalah tepung,amilum atau pati, yang ada
dalam gandum, jagung, beras, kentang dan padi-padian lainnya. Karbohidrat
menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat
seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Karbohidrat juga merupakan bahan
yang penting dan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan.
Selain itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup
dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin (Edahwati, 2010).
Glukosa adalah monomer dari karbohidrat. Glukosa dapat disintesis oleh
tumbuhan hijau semasa proses fotosintesis. Glukosa termasuk monosakarida yang
mmpunyai rumus umum C6H12O6 yang disebut sebagai dekstrosa atau gula anggur.
Tumbuh-tumbuhan menyimpan glukosa sebagai karbohidrat yang dinamai kanji dalam
biji bijian seperti beras, jagung, barli dan sebagainya. Glukosa adalah suatu gula
monosakarida yang merupakan salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan
sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu utama
fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa,
terutama pada industri pangan (Edahwati, 2010).

1.3 Alat dan Bahan :

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia beaker glass,

pipet tetes, rak tabung, tabung reaksi.

Bahan- bahan yang digunakan adalah glukosa (C6H12O6), pereaksi fehling,

pereaksi mollish, larutan iodium, larutan benedict.


1.4 Hasil dan Pembahasan:

Tabel pengamatan:

no Reaksi Sampel Hasil


1. Reaksi fehling Glukosa Warna Merah Bata

2. Reaksi mollish Glukosa Warna ungu

3. Reaksi iodium Glukosa Tidak ada perubahan warna

4. Reaksi benedict Glukosa Warna hijau


Pembahasan:

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia selain protein dan
lemak. Karbohidrat yang mempunyai rumus empiris CH2O ini juga mempunyain
peranan penting dalam menentukan karakteristik (Risnoyanti, 2008). Monosakrida
adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih
sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai triosa, tetrosa, pentosa,
heksosa, atau heptosa, bergantung pada jumlah atom karbon; dan sebagai aldosa atau
ketosa bergantung pada gugus aldehida atau keton yang dimilki senyawa tersebut.
Uji pertama yang dilakukan adalah uji fehling. Pereaksi ini dapat direduksi oleh
selain karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi juga dapat direduksi oleh reduktor
lain. Pereaksi Fehling terdiri dari dua larutan yaitu Fehling A dan Fehling B. Larutan
Fehling A adalah CuSO4 dalam air, sedangkan Fehling B adalah larutan garam KNitrat
dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur
menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion
Cu²+   direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi
CuO2. Fehling B berfungsi mencegah Cu²+ mengendap dalam suasana alkalis. Uji
fehling bertujuan  untuk  memperlihatkan ada atau tidaknya gula pereduksi. Karena
prinsip kerjanya adalah grafimetri sehingga dengan mudah dapat ditentukan cuplikan
yang mengandung karbohidrat. Sampel yang digunakan yaitu glukosa dan hasil yang
didapatkan pada uji fehling yaitu dimana 1 mL glukosa ditambahkan 1:1 pereaksi
fehling terjadi endapan merah bata pada pengamatan ini dihasilkan positif yaitu jika
gula tersebut merupakan gula pereduksi Cu akan berubah menjadi Cu2O yang bewarna
merah bata.
Uji kedua yang dilakukan yaitu uji reaksi mollish pengamatan ini bertujuan
untuk menentukan kandungan karbohidrat secara umum. Sampel yang digunkan adalah
glukosa. Hasil yang didapatkan pada uji mollisch yaitu dimana 2 mL glukosa
ditambahkan 3 tetes reagen mollisch terjadi endapan putih ditambahkan 1 mL H2SO4
pekat membentuk cincin violet pada pengamatan tersebut dihasilkan positif yaitu
menghasilkan cincin warna ungu. Hal ini dengan sesuai dengan literatur bahwa pereaksi
mollisch terdiri atas larutan α naftol dengan alkohol. Apabila pereaksi ini ditambahkan
pada larutan glukosa, kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat
sehingga terjadi dua lapisan cair pada batas antara kedua lapisan itu terjadi reaksi
kondensasi antara α naftol begitu pula dengan sukrosa (Poedjiadi, 2007). Hasil uji
mollisch diperoleh pada glukosa, sukrosa dan amilum yang terbentuk cincin violet yang
menandakan sampel tersebut mengandung karbohidrat.
Uji ketiga yang dilakukan ialah uji reaksi iodium. Sampel yang digunakan ialah
glukosa. Pada pengujian ini hasil yang didapatkan ialah negative yang artinya tidak
terjadi perubahan warna pada sampel setelah ditambahkan larutan iodium. Karena
pereaksi iodium jika dicampur dengan amilum menghasilkan larutan bewarna biru pekat
yang menandakan hasil positif terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji
monosakarida dan disakarida tidak menghasilakan warna spesifik . oleh karena itu hasil
yang ditunjukkan negative. Terbentuknya warna biru disebabkan molekul Amilosa dan
amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan iodium. Oleh
karena itu monosarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larrutan yang spesifik
karena tidak mengandung amilosa dan amilopektin.
Uji keempat yang dilakukan ialah uji reaksi benedict Uji benedid bertujuan
untuk menentukan konsentrasi gula secara kasar. Gula pereduksi dapat dilakukan
dengan uji pereaksi benedict. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi benedict
kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna
biru kehijauan, merah atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada. Gula
reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna merah bata.
Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapat yang terbentuk bewarna merah
bata. Hal ini tergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh
tiap tiap larutan uji. Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+
menjadi Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula
reduksi yang berlangsung dalam suasana basa. Sifat basa yang dimiliki oleh pereaksi
Benedict ini dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat.

1.5 Kesimpulan:

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan maka dapan disimpulkan bahwa:

1. Uji fehling yang dilakukan untuk untuk emperlihatkan ada atau tidaknya gula

pereduksi pada sampel yang diuji yaitu glukosa yang menghasilkan reaksi yang

positif yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah bata.

2. Uji mollisch dilakukan untuk mengetahui adanya karbohidrat, pada sampel yang

diuji glukosa menghasilkan reaksi yang positif yang ditandai dengan terbentuknya

cincin ungu pada tabung reaksi.

3. Uji iodium dilakukaan pada sampel glukosa menghasilkan hasil yang negative.

Pereaksi iodium akan bereaksi pada karbohidrat polisakarida karena karbohidrat

monosakarida dan disakarida tidak mengandung zat amilosa dan amilopektin. Oleh

karena itu monosarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larrutan yang

spesifik karena tidak mengandung amilosa dan amilopektin.

4. Uji benedid dilakukan untuk menentukan kadar gula secara kasar. Pada sampel

yang diuji glukosa menghasilkan reaksi yang positif ditandai dengan terjadi

perubahan warna manjadi hijau.

1.6 Daftar Pustaka

Edahwati, Luluk. 2010. “Perpindahan Massa Karbohidrat menjadi Glukosa


dari Buah Kersen dengan Proses Hidrolisis”. Jurnal Penelitian Ilmu
Teknik Volume 10 (1): 1-5.
Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia Struktur dan Fungsi Biomolekul. Graha Ilmu:
Yogyakarta.

Poedjiadji, A. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press: Jakarta.

Risnoyatiningsih, Sri. 2011. Jurnal Teknik Kimia Vol.5, No.2. UPN: Surabaya.

Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Organik Stereokimia, Karbohidrat, Lemak,


dan Protein. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Sediaoetama, A.D. 2004.  Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid ke-1. PT Dian
Rakyat: Jakarta.

Sirajuddin, S dan Najamuddin, U., 2011,Penuntun Praktikum Biokimia. Fakultas


Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin: Makassar.
KARBOHIDRAT DISAKARIDA

2.1 Tujuan percobaan : Untuk mengidentifikasi karbohidrat secara kualitatif, untuk


membedakan monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

2.2 Tinjauan Teori :

Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen, dan oksigen


yang terdapat di alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut,
maka senyawa ini pernah diduga sebagai ”hidrat dari karbon”, sehingga disebut sebagai
karbohidrat. Sejak tahun 1880 telah disadari bahwa gagasan ”hidrat dari karbon”
merupakan gagasan yang tidak benar. Hal ini karena ada beberapa senyawa yang
mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat (Tim Dosen,
2010).
       Asam asetat misalnya dapat ditulis (C2(H2O)2 dan formaldehid dengan rumus CH2O
atau HCHO. Dengan demikian suatu senyawa termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau
dari rumus empirisnya saja, tetapi yang paling penting ialah rumus strukturnya (Tim
Dosen, 2010).
       Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat
pada molekul karbohidrat yaitu gugus fungsi karbonil(aldehid dan keton). Gugus-gugus
fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus yang ada
pada molekul karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida dan
polihidroksiketon atau senyawa yang menghasilkannya pada proses hidrolisis (Tim
Dosen, 2010).
       Di negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80% energi makanan berasal
dari karbohidrat. Menurut Neraca Bahan Makanan 1990 yang dikeluarkan oleh Biro
Pusat Statistik, di Indonesia energi berasal dari karbohidrat merupakan 72% jumlah
energi rata-rata sehari yang dikonsumsi oleh penduduk. Di negara-negara maju seperti
AmerikaSerikat dan Eropa Barat, angka ini lebih rendah, yaitu rata-rata 50%. Nilai
energi karbohidrat adalah 4 kkal per gram (Almatsier, 2010).
       Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis
karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana; karbohidrat
kompleks mempunyai lebih dari dua unit gula sederhana dalam satu molekul
(Almatsier, 2010).
       Karbohidrat sederhana terdiri atas (Almatsier, 2010) :

1. Monosakarida yang terdiri atas jumlah atom C yang sama dengan molekul air,
yaitu [C6(H2O)6] dan [C5(H2O)5];
2. Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida di mana untuk tiap 12 atom
C ada 11 molekul air [C12(H2O)11];
3. Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari monosakarida
4. Oligosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa,
dan fruktosa.

       Monosakrida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat
yang lebih sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai triosa, tetrosa,
pentosa, heksosa, atau heptosa, bergantung pada jumlah atom karbon; dan sebagai
aldosa atau ketosa bergantung pada gugus aldehida atau keton yang dimilki senyawa
tersebut (Murray dkk, 2009).
       Gliseraldehid adalah aldosa yang paling sederhana, dan dihidroksiasetan adalah
ketosa yang paling sederhana pula. Aldosa atau ketosa lainnya dapat diturunkan dari
gliseraldehida atau dihidroksiaseton dengan cara menambahkan atom karbon, masing-
masing membawa gugus hidroksil (Tim Dosen, 2010).
       Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai
atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini
secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting
dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini
mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen,
dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom
hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom
inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain
ketiga monosakarida tersebut (Almatsier, 2010).
       Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida. Ada empat jenis
disakarida yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa. Trehalosa tidak
begitu penting dalam ilmu gizi. Kedua monosakarida yang saling mengikat berupa
ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen. Ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara
atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa, dengan
melepaskan satu molekul. Hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya terikat dalam
bentuk alfa dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali menjadi dua molekul
monosakarida melalui hidrolisis. Glukosa terdapat pada empat jenis disakarida;
monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa (Almatsier, 2010).
       Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara sintetis. Ada
empat jenis gula alkohol, yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol. Sorbitol terdapat
di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari glukosa. Sorbitol banyak
digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes, seperti minuman
ringan, selai dan kue-kue. Manitol dan dulsitol adalah alkohol yang dibuat dari
monosakarida manosa dan galaktosa. Secara komersial, manitol diekstraksi dari sejenis
rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan dalam industri pangan.
Sedangkan inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol
terdapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam serealia. Bentuk esternya
dengan asam fitat menghambat absorpsi kalsium dan zat besi dalam usus halus
(Almatsier, 2010).

2.3 Alat dan Bahan:

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia beaker glass,

pipet tetes, rak tabung, tabung reaksi.

Bahan- bahan yang digunakan adalah laktosa, pereaksi fehling, pereaksi

mollish, larutan iodium, larutan benedict.

2.4 Hasil dan Pembahasan:

Tabel Pengamatan

no Reaksi Sampel Hasil


1. Reaksi fehling Laktosa Warna Merah Bata
2. Reaksi mollish Laktosa Warna ungu

3. Reaksi iodium Laktosa Tidak ada perubahan warna

4. Reaksi benedict Laktosa Warna biru endapan merah

Pembahasan:

       Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida. Ada empat jenis
disakarida yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa. Trehalosa tidak
begitu penting dalam ilmu gizi. Kedua monosakarida yang saling mengikat berupa
ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen. Ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara
atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa, dengan
melepaskan satu molekul. Hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya terikat dalam
bentuk alfa dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali menjadi dua molekul
monosakarida melalui hidrolisis. Glukosa terdapat pada empat jenis disakarida;
monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa.

Pengujian pertama yang dilakukan adalah uji fehling. Pereaksi ini dapat
direduksi oleh selain karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi juga dapat direduksi
oleh reduktor lain. Pereaksi Fehling terdiri dari dua larutan yaitu Fehling A dan Fehling
B. Larutan Fehling A adalah CuSO4 dalam air, sedangkan Fehling B adalah larutan
garam KNitrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan
baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam
pereaksi ini ion Cu²+   direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan
diendapkan menjadi CuO2. Fehling B berfungsi mencegah Cu²+ mengendap dalam
suasana alkalis. Uji fehling bertujuan  untuk  memperlihatkan ada atau tidaknya gula
pereduksi. Karena prinsip kerjanya adalah grafimetri sehingga dengan mudah dapat
ditentukan cuplikan yang mengandung karbohidrat. Sampel yang digunakan yaitu
laktosa dan hasil yang didapatkan pada uji fehling yaitu dimana 2 mL laktosa
ditambahkan 1:1 pereaksi fehling terjadi endapan merah bata pada pengamatan ini
dihasilkan positif yaitu jika gula tersebut merupakan gula pereduksi Cu akan berubah
menjadi Cu2O yang bewarna merah bata.

Uji kedua yang dilakukan yaitu uji reaksi mollish pengamatan ini bertujuan
untuk menentukan kandungan karbohidrat secara umum. Sampel yang digunkan adalah
laktosa . Hasil yang didapatkan pada uji mollisch yaitu dimana 2 mL laktosa
ditambahkan 3 tetes reagen mollisch terjadi endapan putih ditambahkan 1 mL H2SO4
pekat membentuk cincin violet pada pengamatan tersebut dihasilkan positif yaitu
menghasilkan cincin warna ungu. Hal ini dengan sesuai dengan literatur bahwa pereaksi
mollisch terdiri atas larutan α naftol dengan alkohol. Apabila pereaksi ini ditambahkan
pada larutan laktosa, kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat sehingga
terjadi dua lapisan cair pada batas antara kedua lapisan itu terjadi reaksi kondensasi
antara α naftol begitu pula dengan sukrosa (Poedjiadi, 2007). Hasil uji mollisch
diperoleh pada glukosa, sukrosa dan amilum yang terbentuk cincin violet yang
menandakan sampel tersebut mengandung karbohidrat.
Uji ketiga yang dilakukan ialah uji reaksi iodium. Sampel yang digunakan ialah
laktosa. Pada pengujian ini hasil yang didapatkan ialah negative yang artinya tidak
terjadi perubahan warna pada sampel setelah ditambahkan larutan iodium. Karena
pereaksi iodium jika dicampur dengan amilum menghasilkan larutan bewarna biru pekat
yang menandakan hasil positif terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji
monosakarida dan disakarida tidak menghasilakan warna spesifik. oleh karena itu hasil
yang ditunjukkan negative. Terbentuknya warna biru disebabkan molekul Amilosa dan
amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan iodium. Oleh
karena itu monosarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik
karena tidak mengandung amilosa dan amilopektin.
Uji keempat yang dilakukan ialah uji reaksi benedict Uji benedid bertujuan
untuk menentukan konsentrasi gula secara kasar. Gula pereduksi dapat dilakukan
dengan uji pereaksi benedict. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi benedict
kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna
biru kehijauan, merah atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada. Gula
reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna merah bata.
Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapat yang terbentuk bewarna merah
bata. Hal ini tergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh
tiap tiap larutan uji. Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+
menjadi Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula
reduksi yang berlangsung dalam suasana basa. Sifat basa yang dimiliki oleh pereaksi
Benedict ini dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat.

2.5 Kesimpulan:

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan maka dapan disimpulkan bahwa:


1. Uji fehling yang dilakukan untuk untuk emperlihatkan ada atau tidaknya gula

pereduksi pada sampel yang diuji yaitu laktosa yang menghasilkan reaksi yang

positif yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah bata.

2. Uji mollisch dilakukan untuk mengetahui adanya karbohidrat, pada sampel

yang diuji laktosa menghasilkan reaksi yang positif yang ditandai dengan

terbentuknya cincin ungu pada tabung reaksi.

3. Uji iodium dilakukaan pada sampel glukosa menghasilkan hasil yang negative.

Pereaksi iodium akan bereaksi pada karbohidrat polisakarida karena karbohidrat

monosakarida dan disakarida tidak mengandung zat amilosa dan amilopektin.

Oleh karena itu monosarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larrutan

yang spesifik karena tidak mengandung amilosa dan amilopektin.

4. Uji benedid dilakukan untuk menentukan kadar gula secara kasar. Pada sampel

yang diuji laktosa menghasilkan reaksi yang positif ditandai dengan terjadi

perubahan warna manjadi biru.

2.6 Daftar Pustaka

Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar:


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar. Makassar: UPT MKU


KARBOHIDRAT POLISAKARIDA

2.1 Tujuan percobaan : Untuk mengidentifikasi karbohidrat secara kualitatif, untuk


membedakan monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

2.2 Tinjauan Teori :

Menurut Irawan (2007), karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari


molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama
karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1gram karbohidrat yang
dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi
(pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan
berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk
menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja.
Karbohidrat berasal dari pengertian atom karbon yang terhidrasi dengan rumus
(CH2O)n. Tetapi pengertian ini sebenarnya sudah tidak tepat lagi karena banyak
senyawa karbohidrat yang tidak mengandung atom hidrogen dan oksigen dengan
perbandingan 2:1, misalnya gula deoksiribosa yang mempunyai rumus C5H10O4.
Disamping itu banyak pula karbohidrat yang mengandung atom lain seperti nitrogen,
sulfur dan lain-lain yang menunjukkan tidak sesuainya dengan rumus karbohidrat
tersebut. Walaupun demikian, nama karbohidrat ini sampai sekarang masih terus
dipergunakan (Girindra, 1990).
Kalisifikasi Karbohidrat menurut Yazid dan Nursanti (2006) bahwa dari rumus
umum karbohidrat, dapat diketahui bahwa senyawa ini adalah suatu polimer yang
tersusun atas monomer-monomer. Berdasarkan monomer yang menyusunnya,
karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu monosakarida, disakarida dan
polisakarida.
a. Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus
cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia
adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa di dalam industri pangan lebih dikenal
sebagai dekstrosa atau juga gula anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam
buah-buahan, sayuran dan juga sirup jagung. Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah
dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di alam fruktosa banyak
terkandung di dalam madu (bersama dengan glukosa), dan juga terkandung diberbagai
macam buah-buahan. Sedangkan galaktosa merupakan karbohidrat hasil proses
pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di alam secara bebas. Selain sebagai molekul
tunggal, monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul dasar bagi pembentukan
senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau selulosa.

a. Struktur glukosa rantai lurus,


b. Stuktur glukosa berbentuk cincin

a. Struktur fruktosa rantai lurus,


b. struktur fruktosa berbentuk cincin
a. Struktur galaktosa rantai lurus,
b. Stuktur galaktosa berbentuk cincin

b. Disakarida
Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia
di dalam kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan
2 molekul monosakarida. Contoh disakarida yang umum digunakan dalam konsumsi
sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa dan
fruktosa dan juga laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa & galaktosa,
kemudia maltosa yang terdiri dari 2 molekul glukosa. Di dalam produk pangan, sukrosa
merupakan pembentuk hampir 99% dari gula pasir atau gula meja (table sugar) yang
biasa digunakan dalam konsumsi sehari-hari sedangkan laktosa merupakan karbohidrat
yang banyak terdapat di dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml.

Struktur sukrosa
Struktur laktosa

Struktur maltose

c. Polisakarida
Polisakarida disebut juga glikan, yang berbeda dalam kandungan unit
monosakarida, panjang rantai, dan percabangan. Terdapat dua jenis polisakarida yaitu
homopolisakarida yang mengandung hanya satu jenis unit monomer contoh pati yang
mengandung hanya unit D-glukosa, dan heteropoli sakarida yang mengandung dua atau
lebih jenis monosakarida yang berdeda, contoh asam hialuronat pada jaringan pengikat,
yang mengandung secara berganti-ganti residu dari dua jenis gula. Polisakarida
penyimpan yang paling penting adalah pati yang khas sebagai polisakarida tanaman dan
glikogen pada hewan. Pati dan glikogen terdapat dalam sel dalam bentuk gumpalan atau
granula (Haribi R, 2009).
2.3 Alat dan Bahan:

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia beaker glass,

pipet tetes, rak tabung, tabung reaksi.

Bahan- bahan yang digunakan adalah Amylum Oryzae, Amylum Manihot

pereaksi fehling, pereaksi mollish, larutan iodium, larutan benedict.

2.4 Hasil dan Pembahasan:

Tabel Pengamatan

no Reaksi Sampel Hasil


1. Reaksi fehling Amylum Manihot Warna Merah Bata

2. Reaksi mollish Amylum oryzae Warna ungu

3. Reaksi iodium Amylum oryzae berubah warna menjadi warna ungu


4. Reaksi benedict Amylum oryzae Warna biru

Pembahasan:

       Polisakarida tersusun dari banyak unit monosakarida yang terikat antara satu
dengan yang lain melalui ikatan glikosida. Hidrolisis total dari polisakarida
menghasilkan monosakarida. Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim
tertentu yang kerjanya spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan
oligosakarida dan dapat digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida.
Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana yang
tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercaban. Gula sederhana ini terutama
adalah glukosa. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin,
glikogen, dan polisakarida nonpati.
Pengujian pertama yang dilakukan adalah uji fehling. Pereaksi ini dapat
direduksi oleh selain karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi juga dapat direduksi
oleh reduktor lain. Pereaksi Fehling terdiri dari dua larutan yaitu Fehling A dan Fehling
B. Larutan Fehling A adalah CuSO4 dalam air, sedangkan Fehling B adalah larutan
garam KNitrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan
baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam
pereaksi ini ion Cu²+   direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan
diendapkan menjadi CuO2. Fehling B berfungsi mencegah Cu²+ mengendap dalam
suasana alkalis. Uji fehling bertujuan untuk memperlihatkan ada atau tidaknya gula
pereduksi. Karena prinsip kerjanya adalah grafimetri sehingga dengan mudah dapat
ditentukan cuplikan yang mengandung karbohidrat. Sampel yang digunakan yaitu
Amylum manihot dan hasil yang didapatkan pada uji fehling yaitu dimana 2 mL
amylum manihot ditambahkan 1:1 pereaksi fehling terjadi endapan merah bata pada
pengamatan ini dihasilkan positif yaitu jika gula tersebut merupakan gula pereduksi Cu
akan berubah menjadi Cu2O yang bewarna merah bata.
Uji kedua yang dilakukan yaitu uji reaksi mollish pengamatan ini bertujuan
untuk menentukan kandungan karbohidrat secara umum. Sampel yang digunkan adalah
laktosa . Hasil yang didapatkan pada uji mollisch yaitu dimana 2 mL amylum oryzae
ditambahkan 3 tetes reagen mollisch terjadi endapan putih ditambahkan 1 mL H2SO4
pekat membentuk cincin violet pada pengamatan tersebut dihasilkan positif yaitu
menghasilkan cincin warna ungu. Hal ini dengan sesuai dengan literatur bahwa pereaksi
mollisch terdiri atas larutan α naftol dengan alkohol. Apabila pereaksi ini ditambahkan
pada larutan laktosa, kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat sehingga
terjadi dua lapisan cair pada batas antara kedua lapisan itu terjadi reaksi kondensasi
antara α naftol begitu pula dengan sukrosa (Poedjiadi, 2007). Hasil uji mollisch
diperoleh pada glukosa, sukrosa dan amilum yang terbentuk cincin violet yang
menandakan sampel tersebut mengandung karbohidrat.
Uji ketiga yang dilakukan ialah uji reaksi iodium pengujian ini untuk
menentukan polisakarida. Sampel yang digunakan ialah Amylum oryzae. Pada
pengujian ini hasil yang didapatkan ialah positive yang artinya terjadi perubahan warna
pada sampel setelah ditambahkan larutan iodium. Karena pereaksi iodium jika dicampur
dengan amilum menghasilkan larutan bewarna biru pekat yang menandakan hasil positif
terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji monosakarida dan disakarida
tidak menghasilakan warna spesifik. oleh karena itu hasil yang ditunjukkan positive.
Terbentuknya warna biru disebabkan molekul Amilosa dan amilopektin yang
membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan iodium.
Uji keempat yang dilakukan ialah uji reaksi benedict Uji benedict bertujuan
untuk menentukan konsentrasi gula secara kasar. Gula pereduksi dapat dilakukan
dengan uji pereaksi benedict. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi benedict
kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna
biru kehijauan, merah atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada. Gula
reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna merah bata.
Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapat yang terbentuk bewarna merah
bata. Hal ini tergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh
tiap tiap larutan uji. Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+
menjadi Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula
reduksi yang berlangsung dalam suasana basa. Sifat basa yang dimiliki oleh pereaksi
Benedict ini dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat.

2.5 Kesimpulan:

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan maka dapan disimpulkan bahwa:

1. Uji fehling yang dilakukan untuk untuk emperlihatkan ada atau tidaknya gula

pereduksi pada sampel yang diuji yaitu amylum manihot yang menghasilkan

reaksi yang positif yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah bata.

2. Uji mollisch dilakukan untuk mengetahui adanya karbohidrat, pada sampel yang

diuji amylum oryzae menghasilkan reaksi yang positif yang ditandai dengan

terbentuknya cincin ungu pada tabung reaksi.

3. Uji iodium dilakukaan pada sampel amylum oryzae menghasilkan hasil yang

positive. Pereaksi iodium akan bereaksi pada karbohidrat polisakarida karena

karbohidrat monosakarida dan disakarida tidak mengandung zat amilosa dan

amilopektin. Terbentuknya warna biru disebabkan molekul Amilosa dan

amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan

iodium.

5. Uji benedid dilakukan untuk menentukan kadar gula secara kasar. Pada sampel

yang diuji amylum oryzae menghasilkan reaksi yang positif ditandai dengan

terjadi perubahan warna manjadi biru.

2.6 Daftar Pustaka

Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran    


       EGC 

Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: 


       Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar. Makassar: UPT MKU

Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar 2. Makassar: UPT MKU


Lanjutkan hingga praktikum ke 10

Laporan yang telah selesai harap dikumpulkan melalui link berikut :

https://docs.google.com/forms/d/1og7OF1cm3BkdBr8tNuvT9kCRRPc0rj-
FWfdFcrYgZMM/edit

Anda mungkin juga menyukai