KOMPETISI
Ilmu Gulma dan Pengelolaannya
Oleh :
Akhmad Faudzy
205001039
Kelas B
Kelompok 6
B. Tinjauan Pustaka
1. Pengaruh Lingkungan Terhadap Tumbuhan
KAB=
( ZA )( ZB )
MA MB
( PB
PA
)
KAB=
( 2 )( 2 )
f + g h+l
( b+
d +e )
c
KAB=
( )( 2 )
0,37+0,27 0,33+0,29
2
( 0,30+0,13
0,75+0,46 )
KAB=
( 2 )( 2 )
0,64 0,62
( 0,43
1,21 )
( 0,32 )( 0,31 )
KAB=
( 0,355 )
0,0992
KAB= =0,279
( 0,355 )
Nilai KAB < 1 maka tanaman B lebih kompetitif dari tanaman A.
Keterangan :
Tanaman pokok (A) : Kacang hijau
Tanaman sebagai gulma (B) : Kangkung
B. Pembahasan
Pada praktikum kompetisi ini dilakukan penanaman pada dua jenis tanaman yaitu
tanaman A (kacang hijau) dan tanaman B (kangkung). Penanaman dilakukan di 4 buah
pot selama 4 minggu. Pot I diisi dengan satu benih kacang hijau, pot II ditanami dengan 2
benih kacang hijau, pot III ditanami 2 benih kangkung dan pot IV ditanami 2 benih
kacang hijau dan 2 benih kangkung. Pengambilan tanah dilakukan di tempat yang sama
dan proses pemeliharaan dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan dengan perlakuan yang
sama. Jenis kompetisi yang terjadi pada praktikum ini adalah kompetisi intrasepesifik
yaitu kompetisi pada lahan yang sama dengan jenis tanaman yang sama, untuk pot II dan
III dan kompetisi interspesifik yaitu kompetisi pada lahan yang sama dengan jenis
tanaman yang berbeda pada pot IV.
Parameter pengamatan yang dilakukan setelah 1 bulan adalah tinggi tanaman,
jumlah daun dan biomassa atau bobot kering tanaman. Dari data tersebut digunakan
untuk mencari nilai KAB atau koefisien relatif competition. Dari proses penghitungan
dari pengamatan yang telah dilakukan diketahui bahwa nilai KAB adalah <1 artinya
tanaman B atau kangkung lebih kompetitif daripada tanaman A atau kacang hijau,
sehingga dapat diartikan bahwa tanaman kangkung lebih baik dalam pengambilan unsur
hara, air, cahaya, oksigen, karbon dioksida dan ruang tumbuh tanaman. Berasarkan
literatur hal tersebut disebabkan juga karena tanaman kangkung memiliki akar serabut
yang mampu menyerap unsur hara dibandingkan dengan akar kacang hijau. Perbedaan
tinggi tanaman dan helaian daun juga membuktikan adanya kompetisi dan persaingan
antar tanaman. Salah satunya persaingan unsur hara, karna media tanah yang dipakai
tidak diberikan pemupukan atau perlakuaan tertentu. Unsur hara yang terbatas
menyebabkan terjadinya kompetisi perebutan unsur hara pada pot 2, 3 dan 4.
Dari hasil pengamatan pot I tidak terjadi kompetisi atau persaingan karena hanya
1 benih tanaman kacang hijau yang di tanaman sehingga dapat tumbuh maksimal
walaupun dengan unsur hara yang terbatas. Pada pot II yang ditanami 2 benih dengan 1
jenis tanaman yaitu tanaman kacang hijau terdapat persaingan atau kompetisi
intraspesifik yaitu persaingan 1 jenis tanaman pada lahan yang sama. Walaupun jenisnya
sama namun persaingan untuk tumbuh dan memanfaatkan sumber daya yang terbatas
tersebut tetap terjadi. Pada pot ke-3 juga merupakan kompetisi intraspesifik, tetapi
dengan tanaman yang berbeda yaitu tanaman kangkung. Dari 2 pot ini terlihat perbedaan
mulai dari tinggi tanaman, helai dan biomassa antara tanaman kacang hijau pot II yang
mana pot I yang hanya ditanami satu benih memiliki jumlah daun lebih banyak yaitu 4
helai, tanaman lebih tinggi yaitu 12,5 cm dan memiliki biomassa lebih berat yaitu seberat
0,44 gram. Artinya tanaman kacang hijau pada pot I lebih maksimal untuk tumbuh.
Pada pot IV terjadi daya saing atau kompetisi interpesifik yaitu persaingan 2 jenis
atau lebih tanaman yang berbeda dalam satu media tanam. Karena terdapat 2 jenis
tanaman yaitu 2 benih kacang hijau dan 2 benih kangkung dalam satu ruang tanaman
dengan keterbatasan sumber daya yang ada sehingga ada persaingan yang lebih tinggi.
Tanaman kangkong dan kacang hijau di pot IV ini pertumbuhannya tidak seoptimal pot I
dan pot II serta untuk kangkong tidak seoptimal pot II. Hal ini disebabkan karena adanya
kompetisi yang mengakibatkan dampak negatif pada pertumbuhan kedua tanaman.
Dengan adanya kompetisi ini menyebakan pertumbuhan tanaman terganggu. Faktor yang
menyebabkan terjadinya kompetisi adalah faktor tumbuh yang berada dalam keadaan
minimum atau kurang mencukupi pertumbuhan tanaman. Sehingga untuk dapat
mengatasi kompetisi dapat dilakukan dengan menaikkan faktor-faktor tumbuh tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompetisi pada tanaman yang di pengaruhi oleh kepadatan atau jarak tanaman,
ruang tanam, jenis tanaman, dan unsur hara. Terjadi persaingan atau kompetisi
intraspesifik pada pot 2 dan 3. Persaingan interspesifik pada pot 4. Persaingan atau
kompetisi yang terjadi dapat menyebakan kerugian, karena pertumbuhan yang terjadi
tidak maksimal. Sehingga perlu adanya upaya untuk melakukan kontrol atau
pengendalian daya kompetisi tanaman utama dengan tanaman yang tidak di kehendaki
untuk tumbuh.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, R., Mahmood, I., Kamal, J., & Bukhari, S. A. H. 2004. Growth and Yield
Response of Three Mungbean ( Vigna radiata L .) Cultivars to Varying Seeding
Rates, 03(06), 538–540. http://www.fspublishers.org/published_papers
/69867_..pdf Diakses pada tanggal 1 November 2022.
Kastono. 2005. Ilmu Gulma, Jurusan Budidaya Pertanian. UGM: Yogyakarta.
http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2011/10/kompetisi-tumbuhan.html Diakses
pada tanggal 1 November 2022.
Siska. 2012. Pengendalian Hayati (Biologi Control) Sebagai Salah Satu Komponen
Pengendalian Hama Terpadu (PHT).J. Uniera 1(2).
http://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/agro/article/view/923/519 Diakses pada
tanggal 1 November 2022.
Fadlah Sara. 2011. Laporan Praktikum Ekologi Dasar “Kompetisi Intraspesifik dan
Interspesifik Pada Tumbuhan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah :
Jakarta.https://www.academia.edu/33336453/LAPORAN_PRAKTIKUM_EKO
LOGI_Kompetisi_Intraspesifik_dan_Interspesifik_Pada_Tumbuhan_LAPORAN
_PRAKTIKUM_EKOLOGI_DASAR Diakses pada tanggal 1 November 2022.
Lampiran Dokumentasi Praktikum Kompetisi