Kelas/Semester :X/1 Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak Materi Pokok : Sifat Wajib Allah Alokasi Waktu : 2 JP ( @40 menit)
A. Kurikulum Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya yang terkait dengan fenomena dan kejadian tampak mata. KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 1.2 Menghayati sifat 1.2.1 Meyakini sifat wajib Allah (nafsiyah, salbiyah, wajib Allah (nafsiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah) salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah) 2 2.2 Menunjukan perilaku 2.2.1 Membiasakan diri berperilaku disiplin dan disiplin dan tanggung tanggung jawab sebagai cermin beriman kepada jawab sebagai cermin sifat wajib Allah (nafsiyah, salbiyah, ma’ani, beriman kepada sifat dan ma’nawiyah) wajib Allah (nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah) 3 3.2 Menganalisis sifat 3.2.1 Siswa dapat menguraikan pengertian sifat wajib wajib Allah (nafsiyah, Allah salbiyah, ma’ani, dan 3.2.2 Siswa dapat mengklasifikasikan pembagian sifat ma’nawiyah) wajib Allah (nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah) 4 4.2 Menyajikan hasil 4.2.1 Melafalalkan dalil naqli tentang sifat-sifat Allah analisis tentang makna 4.2.2 Mendiskusikan hasil analisis analisis tentang sifat wajib Allah makna sifat wajib Allah (nafsiyah, salbiyah, (nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah) ma’ani, dan ma’nawiyah)
Mteri Pembelajaran
1. Pengertian Sifat Wajib Allah
Allah adalah Dzat yang Maha Sempurna dan yang Maha Agung. Dzat-Nya adalah tunggal, tidak terdiri dari unsur-unsur dan bagian-bagian dan tidak ada suatu apa pun yang serupa dengan-Nya. Dan karena itu manusia dilarang berpikir tentang Dzat Allah karena tidak dapat mengetahuinya. Manusia dipanggil untuk menggunakan akalnya bagi memikirkan alam ini dan segala isinya, tidak untuk memikirkan Dzat Allah yang gaib itu dan tidak ada yang serupa dengan-Nya. Beriman kepada Allah berarti manusia wajib beriktikad dengan penuh yakin akan sifat-sifat yang wajib, sifat-sifat yang mustahil dan sifat-sifat yang jaiz. Sifat wajib Allah adalah sifat-sifat yang khusus yang hanya dimiliki oleh Allah, dan tidak ada satupun makhluk yang memiliki sifat tersebut. Adanya Allah ini, menjadi salah satu sifat yang melekat pada sifat wajib Allah. Sifat wajib Allah inilah yang membedakan Allah sebagai sang Pencipta (Khalik), dengan semua makhluk ciptaan-Nya. Sifat-sifat yang dimiliki Allah sangat sempurna dan tidak memiliki kekurangan. Setiap mukalaf wajib meyakini secara mantap tanpa keraguan, bahwa Allah pasti bersifat dengan segala kesempurnaan yang layak bagi keagungan-Nya. Berikut ini 20 sifat wajib bagi Allah. 1) Wujud (Ada) Adanya Allah itu bukan karena ada yang mengadakan atau menciptakan, tetapi Allah itu ada karena Dzat-Nya sendiri. ق ۚ َو َما ِم ْن ِإ ٰلَ ٍه ِإاَّل ٱهَّلل ُ ۚ َوِإ َّن ٱهَّلل َ لَهُ َو ْٱل َع ِزي ُز ْٱل َح ِكي ُم َ َِإ َّن ٰهَ َذا لَهُ َو ْٱلق ُّ صصُ ْٱل َح Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Qidam (Terdahulu). (Q.S. Ali Imran [3] : 62) 2) Qidam (Terdahulu) Dialah sang pencipta yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Maksudnya, Allah telah ada lebih dulu dari pada apa yang diciptakannya. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an: هُ َو ٱَأْل َّو ُل َوٱلْ َءا ِخ ُر “Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin, dan Dia maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-Hadid [57]: 3) 3) Baqa (Kekal) Maksudnya Allah maha kekal. Tidak akan punah, binasa, atau mati. Dia akan tetap ada selamanya. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an: ٍ َُكلُّ َم ْن َعلَ ْيهَا ف ان ك ُذو ْٱل َج ٰلَ ِل َوٱِإْل ْك َر ِام َ َِّويَ ْبقَ ٰى َوجْ هُ َرب Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS. Ar-Rahman [55]: 26-27) 4) Mukhālafatuhu li al-hawādiśi (Berbeda dengan makhluk ciptaannya) Allah sudah pasti berbeda dengan ciptaanya. Dialah dzat yang Maha Sempurna dan Maha Besar. Tidak ada sesuatupun yang mampu menandingi dan menyerupai keagunganNya. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an: َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ ُكفُ ًوا َأ َح ٌد “Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. al-Ikhlas [112]: 4) 5) Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri sendiri) Maksudnya Allah itu berdiri sendiri, tidak bergantung pada apapun dan tidak membutuhkan bantuan siapapun. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an: ض ۗ َمن َذا ٱلَّ ِذى ِ ْت َو َما فِى ٱَأْلر ِ ٱهَّلل ُ ٓاَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل هُ َو ْٱل َح ُّى ْٱلقَيُّو ُم ۚ اَل تَْأ ُخ ُذهۥُ ِسنَةٌ َواَل نَوْ ٌم ۚ لَّ ۥهُ َما فِى ٱل َّس ٰ َم ٰ َو يَ ْشفَ ُع ِعن َد ٓۥهُ ِإاَّل بِِإ ْذنِ ِهۦ ۚ يَ ْعلَ ُم َما بَ ْينَ َأ ْي ِدي ِه ْم َو َما خَ ْلفَهُ ْم ۖ َواَل يُ ِحيطُونَ بِ َش ْى ٍء ِّم ْن ِع ْل ِم ِٓۦه ِإاَّل بِ َما َشٓا َء ۚ َو ِس َع ض ۖ َواَل يَـُٔو ُدهۥُ ِح ْفظُهُ َما ۚ َوهُ َو ْٱل َعلِ ُّى ْٱل َع ِظي ُم َ ْت َوٱَأْلر ِ ُكرْ ِسيُّهُ ٱل َّس ٰ َم ٰ َو Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa- apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. al- baqarah [2]: 255) 6) Wahdaniyah (Tunggal/ Esa) Allah maha Esa atau Tunggal, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah satu- satunya Tuhan pencipta alam semesta. Ayat yang menjelaskan dalam al- Qur’an: َ َصفُون ِ ْلَوْ َكانَ فِي ِه َمٓا َءالِهَةٌ ِإاَّل ٱهَّلل ُ لَفَ َس َدتَا ۚ فَ ُس ْب ٰ َحنَ ٱهَّلل ِ َربِّ ْٱل َعر ِ َش َع َّما ي
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (QS. al-Anbiya [21]: 22) 7) Qudrat (Kuasa) Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan Allah Swt. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an: ِإ َّن ٱهَّلل َ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْى ٍء قَ ِدي ٌر “Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Baqarah [2]: 20) 8) Irādat (Berkehendak) Apabila Allah berkehendak, maka jadilah hal itu dan tidak ada seorangpun yang mampu mencegah-Nya. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an : ُِإنَّ َمٓا َأ ْم ُر ٓۥهُ ِإ َذٓا َأ َرا َد َش ْيـًٔا َأن يَقُو َل لَ ۥهُ ُكن فَيَ ُكون “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. (QS. Yasin [36]: 82) 9) ‘Ilmu (Mengetahui) Allah Swt. Maha Mengetahui atas segala sesuatu, baik yang tampak atau tidak tampak. … َو َمٓا ُأوتِيتُم ِّمنَ ْٱل ِع ْل ِم ِإاَّل قَلِياًل “… dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". 10) Hayāt (Hidup) Allah Swt. adalah Maha Hidup, tidak akan pernah mati, binasa, ataupun musnah. Dia kekal selamanya. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an ُ َوت ََو َّكلْ َعلَى ْٱل َح ِّى ٱلَّ ِذى اَل يَ ُم ِ وت َو َسبِّحْ بِ َح ْم ِد ِهۦ ۚ َو َكفَ ٰى بِ ِهۦ بِ ُذنُو ب ِعبَا ِد ِهۦ َخبِيرًا “Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.” (QS. al-Furqon [25]: 58) 11) Sama’ (Mendengar) Allah Maha Mendengar baik yang diucapkan maupun yang disembunyikan dalam hati. Ayat yang menjelaskan dalam al- Qur’an: َوٱهَّلل ُ ه َُو ٱل َّس ِمي ُع ْٱل َعلِي ُم “Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al- Maidah [5]: 76) 12) Basar (Melihat) Allah melihat segala sesuatu. Penglihatan Allah tidak terbatas. Dia mengetahui apapun yang terjadi di dunia ini. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an: ِ َار َويُولِ ُج ٱلنَّهَا َر فِى ٱلَّ ْي ِل َوَأ َّن ٱهَّلل َ َس ِمي ۢ ٌع ب صي ٌر َ ِٰ َذل ِ َك بَِأ َّن ٱهَّلل َ يُولِ ُج ٱلَّي َْل فِى ٱلنَّه “Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah (kuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan bahwasanya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. al-hajj [22]:61) 13) Kalām (Berfirman) Allah itu berfirman. Dia bisa berbicara atau berkata secara sempurna tanpa bantuan dari apapun. Terbukti dari adanya firmanNya dari kitab-kitab yang diturunkan lewat para Nabi. Ayat yang menjelaskan dalam al Qur’an: َ صصْ ٰنَهُ ْم َعلَ ْيكَ ِمن قَ ْب ُل َو ُر ُساًل لَّ ْم نَ ْقصُصْ هُ ْم َعلَ ْي ك ۚ َو َكلَّ َم ٱهَّلل ُ ُمو َس ٰى تَ ْكلِي ًما َ ََو ُر ُساًل قَ ْد ق “Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” (QS. An-Nisa[4]:164)
2. Pembagian Sifat Wajib Allah
a. Sifat Nafsiah Sifat nafsiah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Zat Allah Swt . semata . Sifat ini hanya ada satu , yaitu wujud . b. Sifat Salbiah Sifat salbiah , yaitu sifat yang menunjukkan penolakan terhadap sifat - sifat yang tidak layak bagi Allah Swt. karena Allah Mahasempurna dan tidak memiliki kekurangan sedikit pun . Dengan kata lain , sifat salbiah ini tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali Allah Swt . Sifat salbiah sendiri terdiri atas lima sifat yaitu qidam , baqa , mukhalafatu lilhawadisi , qiyamuhu binafsihi , dan wahdaniah . c. Sifat Maani Sifat maani , yaitu sifat yang ada pada Zat Allah yang sesuai dengan kesempurnaan Allah . Sebetulnya sifat ini dimiliki juga oleh beberapa makhluk ciptaan Allah Swt . Hanya saja sifatnya tidak sesempurna sifat yang dimiliki oleh Allah Swt. Karena setiap makhluk ciptaan Allah sifatnya hanya sementara , tidak seperti sifat yang dimiliki oleh Allah Swt . yang kekal dan sempurna . Sifat maani terdiri atas tujuh bagian , yaitu qudrat , iradat , ilmu , hayat , sama , basyar , dan kalam. d. Sifat Maknawiah Sifat maknawiah , yaitu sifat yang senantiasa ada pada Zat Allah Swt . Sesungguhnya sifat ini adalah penguat dari sifat sebelumnya , yaitu sifat maani . Karena itu , kedua sifat tersebut tidak dapat dipisahkan dan semuanya ada pada Zat Allah Swt .. Sebagaimana sifat maani , sifat maknawiah ini pun terdiri atas tujuh sifat , yaitu qadiran , muridan , aliman , hayyan , samian , basyiran , dan mutakalliman.