Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
AHMAD SYAIFUDIN (2022207209077)
HEPATITIS
1. Definisi Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh virus. ini
mengakibatkan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel
hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, bikomia serta seluler yang khas.
Sampai saat ini sudaj teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti yaitu: hepatitis A,
B, C, D dan E.
peradangan pada organ tubuh yaitu hati. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya
inflamasi atau nekrosis pada jaringan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi, obat-
obatan, toksin gangguan metabolik, maupun kelainan autoimun. Inveksi yang disebabkan
virus merupakan penyebab tersering dan terbanyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis
virus hepatotropik penyebab utama infeksi akut, yaitu virus hepatitis A, B, C, D, E, dan
G (Arif,2012).
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-
bahan kimia yang disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Putri,
2015). Hepatitis merupakan peradangan luas pada jaringan hati yang menyebabkan
nekrosis dan degenarasi sel yang mengenai parenkim, sel-sel kuffer, duktus empedu, dan
a) Hepatitis A
b) Hepatitis B
Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah,
c) Hepatitis C
ditularkan melalui cairan tubuh. Penularan bisa terjadi saat berhubungan seksual
tanpa kondom atau menggunakan jarum suntik bekas penderita hepatitis C. Jika
ibu hamil menderita hepatitis C, bayinya dapat tertular penyakit ini saat melewati
d) Hepatitis D
merupakan jenis hepatitis yang jarang terjadi, tetapi bisa bersifat serius. Virus
hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya
e) Hepatitis E
menular pada lingkungan yang memiliki sanitasi yang buruk. Salah satunya
Selain disebabkan oleh virus, hepatitis juga dapat disebabkan oleh beberapa
sehingga fungsi hati akan terganggu. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat
b) Obat-obatan tertentu
c) Penyakit autoimun
1) Hepatitis Virus
a) Hepatitis A
ringan, bersifat akut, sembuh spontan/sempurna tanpa gejala sisa dan tidak
menyebabkan infeksi kronik. Penularan penyakit ini melalui fekal oral. Sumber
tidak dimasak, makanan yang tercemar, sanitasi yang buruk, dan personal
serum penderita. Gejalanya bersifat akut, tidak khas bisa berupa demam, sakit
pembengkakan hati. Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini tetapi
b) Hepatitis B Akut
Penyebab penyakit hepatitis B ini adalah HBV yaitu virus hepatitis B dari
terjadi pada masa perinatal dan 5% intra uterine. Penularan horizontal melalui
transfuse darah, jarum suntik tercemar, pisau cukur, tattoo, dan transplantasi
organ. Gejala hepatitis B akut tidak khas, seperti rasa terlalu lesu, nafsu makan
berkurang, demam ringan, nyeri abdomen sebelah kanan, dapat timbul icterus,
dan air kencing warna teh. Diagnosis diteggakkan dengan tes fungsi hati serum
transaminase (ALT meningkat), serologi HBsAg dan IgM anti HBC dalam
terhadap bank darah melalui PMI, Imunisasi yang sudah masuk dalam program
terjadinya penularan.
c) Hepatitis B kronik
ifeksi mempengaruhi kronisitas penyakit. Bila penularan terjadi saat bayi maka
95% akan menjadi hepatitis B kronik. Sedangkan bila penularan terjadi pada
usia balita, maka 20-30% menjadi hepatitis B kronik dan bila penularan saat
gejala. Sedangkan untuk pengobatannya saat ini telah tersedia 7 macam obat
untuk hepatitis B. prinsip pengobatan tidak perlu terburu buru tapi jangan
Penyebab utamanya adalah sirosis dan kanker hati. Etiologi virus hepatitis
C termasuk golongan virus RNA (ribo nucleic acid). Masa inkubasi 2-24
minggu. Penularan hepatitis C melalui darah dan cairan tubuh, penularan masa
perinatal sangat kecil melalui jarum suntik (IDUs, tattoo) transpaltasi organ,
C dengan menghindari faktor resiko karena sampai saat ini belum tersedianya
e) Hepatitis D
D juga disebut virus delta, virus ini memerlukan virus hepatitis B untuk
berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang telah terinfeksi
virus hepatitis B. tidak ada vaksin tetapi secara otomatis orang akan terlindungi
f) Hepatitis E
termasuk virus RNA. Masa inkubasi 2-9 minggu. Penularan melalui fecal oral
pada penderita yang terinfeksi. Gejalanya ringan menyerupai gejala flu, sampai
icterus. Pengobatannya belum ada pengobatan antivirus. Pencegahannya
ditularkan terutama melalui air namun juga dapat ditularkan melalui hubungan
transfuse darah, tertusuk jarum suntik secara tidak sengaja, pengguna obat
2) Hepatitis Kronik
Jika penyakit pasien menetap tidak sembuh secara klinik labolatorik atau
jika kelainan menetap lebih dari 6 bulan. Ada 2 jenis hepatitis kronik, yaitu:
3) Hepatitis Fulminan
masuk ke dalam keadaan koma dan kegagalan hati dan ditemukan tanda-tanda
perdarahan. Biasanya penderita meninggal 1 minggu sampai 10 hari.
7. Splenomegali ringan
8. Limfadenopatik
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional
dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.
Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.
Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan
kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak
dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang
sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan
fungsi hepar normal. Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan
peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan
tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi
karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi
kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan
dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus
hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada
duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang
sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin. Tinja
mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena
bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih,
sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar
bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang
Prusitus
Cepat lelah
Risiko
ketidakstabilan Perubahan kenyamanan Ekskresi kedalam kemih
Intoleransi kadar glukosa darah
aktivitas Resiko gangguan Bilirubin dan kemih
fungsi hati berwarna gelap
3. Sirosis hepatis
Meningkat pada kerusakan sel hati dan pada kedaan lain terutama infark
miokardium
2) Bilirubin direk
3) Bilirubin indirek
6) Masa protombin
Menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi duktusi ductus biliaris
9. Penatalaksanaan
1) Medis
a) Pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat. Istirahat
akan merasakan lebih baik dengan pembatas aktivitas fisik, kecuali diberikan
pada mereka dengan umur orang tua dan keadaan umum yang buruk
b) Obat-obatan
kortikosteroid.
2) Non Medis
a) Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
bersih dan aman. Higien umum, pembuangan kemih dan feses dari pasien
yang terinfeksi secara aman, pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali
pakai akan menghilangkan sumber infeksi. Semua donor darah perlu disaring
terhadap HAV, HBV, dan HCV sebelum diterima menjadi panel donor.
1. Pengkajian
Nama , usia, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat dan tanggal masuk rumah sakit
b) Keluhan utama
Data tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan atau gangguan hati.
a. Aktivitas / istirahat
b. Sirkulasi
Tanda : Bradikardia
c. Elimnasi
Tanda : asites
e. Neurosensori
f. Nyeri / Kenyamanan
g. Pernapasan
i. Seksualitas
j. Penyuluhan / Pembelajaran
surfanomit, fenotizid).
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Hipertermia b.d proses penyakit (infeksi,kanker) d.d suhu tubuh diatas nilai
normal
2) Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologi (inflamasi) d.d klien mengeluh
D. TINDAKAN KEPERAWATAN
(Tim Pokja SDKI (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
1. Hipertermia b.d Status Neurologis (L.06053, SLKI hal Pemberian obat (I.02062,
Hipertermia 1 2 3 4 5 2) Tindakan :
Frekuensi 1 2 3 4 5 -Observasi
kejang a. identifikasi
Pucat 1 2 3 4 5 kemungkinan
obat.
b. Verifikasi order
didapat dari pasien pada saat obat sesuai indikasi
diharapkan, dan
efek samping
a. sebelum pemberian
b. jelaskan factor
yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan
efektifitas
obat
2. Nyeri Akut b.d Tingkat nyeri (L.08066, SLKI hal Manajemen Nyeri (I.08238,
mengeluh nyeri, atau lambat dan berintensitas ringan atau emosional yang
konstan
2) Tindakan :
Keterangan :
-Observasi
IR : Initial Rate (Hasil/Skor yang
a. identifikasi lokasi,
didapat dari pasien pada saat
karakteristik, durasi,
pengkajian)
frekuensi, kualitas,
ER : Expectation Rate (target yang
intensitas nyeri
diinginkan setelah dilakukan
b. identifikasi skala
intervensi)
1. Meningkat nyeri
dan memperingan
nyeri
e. monitor pemberian
efek samping
nyeri
-Terapeutik
farmakologisuntuk
kompres
hangat/dingin,
aromaterapi)
b. fasilitasi
istirahat dan
tidur
c. pertimbangkan
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
-Edukasi
a. jelaskan strategi
meredakan nyeri
b. anjurkan
menggunakan
c. ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
d. kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
proses pemulihan
Keterangan :
2) Tindakan :
IR : Initial Rate (Hasil/Skor yang
Observasi
didapat dari pasien pada saat
- Identifikasi
pengkajian)
gangguan fungsi tubuh
ER : Expectation Rate (target yang
yang mengakibatkan
diinginkan setelah dilakukan
kelelahan - Monitor
intervensi)
kelalahan fisik dan
1. Meningkat
emosional
2. Cukup meningkat
- Monitor pola
3. Sedang
dan jam tidur
4. Cukup menurun
- Monitor lokasi
5. Meningkat
dan
ketidaknyamanan
selama melakukan
aktivitas
b) Terapeutik
- Sediakan lingkungan
stimulus
- Lakukan latihan
rentang gerak
aktif/pasif
c) Edukasi
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap - Anjurkan
menghubungi perawat
kelelahan tidak
berkurang
- Anjurkan strategi
koping untuk
mengurangi kelelahan
d) Kolaborasi -
meningkatkan asupan
makanan.
memenuhi
nutrient d.d kebutuhan metabolism 1) Definisi :
nutrisi
Keterangan :
- Identifikasi alergi
IR : Initial Rate (Hasil/Skor yang
dan intoteransi
didapat dari pasien pada saat
maknan
pengkajian)
- Identifikasi
ER : Expectation Rate (target yang
makanan disukai
diinginkan setelah dilakukan
- Identifikasi
intervensi)
kebutuhan kalori
1. Memburuk
dan jenis
2. Cukup memburuk nutrient
3. Sedang - Monitor asupan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboraturium
Terapeutik
- Lakukan oral
hygiene sebelum
makan,jika perlu
- Berikan makanan
mencegah
konstipasi
- Berikan makanan
tinggu protein
- Berikan suplemen
makanan,jika perlu
Edukasi
- Anjurkan posisi
dukuk,jika perlu
- Ajarkan diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
(missal : pereda
nyeri,antlemetik)
jika perlu
- Kolaborasi dengan
menentukan jumlah
nutrient yang
dibutuhkan,jika
perlu
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
sesuai kondisi pasien. Implementasi sepenuhnya mengacu pada rencana tindakan yang
kolaboratif lainnya, penyuluhan kesehatan dan juga rujukan jika pasien membutuhkan
diharapkan dapat dilakukan dengan baik sehingga dapat mencapai outcome yang
dari teori dan kasus penulis mengemukakan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori
2018).
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas