Anda di halaman 1dari 11

A.

MASALAH-MASALAH YANG MEMPENGARUHI DUNIA PENDIDIKAN DI

DAERAH TERPENCIL DI INDONESIA

1. Pengertian dan Masalah Umum Pendidikan

Pendidikan merupakan wadah penting yang menjadi titik krusial pembentukan mental,

spiritual, sekaligus intelektualitas bagi generasi bangsa. Berbicara mengenai pendidikan di

Indonesia memang tiada henti-hentinya. Mulai dari prestasi-prestasi peserta didik di tingkat

nasional maupun internasional hingga rendahnya kualitas dan mutu pendidikan di daerah

terpencil. Rendahnya kualitas dan mutu pendidikan di daerah terpencil di sebabkan karena

adanya permasalahan-permasalahan di dunia pendidikan. Permasalahan pendidikan merupakan

suatu kendala yang menghalangi tercapainya tujuan pendidikan. Pada bab ini akan dibahas

beberapa hal yang merupakan permasalahan pendidikan di Indonesia.

Adapun permasalahan umum yang sering terjadi dalam dunia pendidikan sebagai berikut:

a. Pemerataan Pendidikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari kata dasar

rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala penjuru, dan 3) sama-sama

memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan perbuatan

melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan adalah suatu

proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga

seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan.

1
Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang dapat

menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat

memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan

kesempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal

ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh

pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut jenis

kelamin, status sosial, agama, suku dan ras, maupun letak lokasi geografis.

Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004 mengenai

kebijakan pembangunan pendidikan pada poin pertama menyebutkan

“Mengupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi

bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya Manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan

peningkatan anggaran pendidikan secara berarti‘‘. Dan pada salah satu tujuan pelaksanaan

pendidikan Indonesia adalah untuk pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan bagi setiap

warga negara.

Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan

pokok yang akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan

pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan masalah pemerataan

pendidikan sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi.

Permasalahan pemerataan dapat terjadi karena kurang terorganisirnya koordinasi antara

pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini

menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu

masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya suatu lembaga

pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, ini bisa terjadi karena kontrol pendidikan yang

2
dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daerah-daerah terpencil. Sehingga hal

ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat

mengenyam pelaksanaan pendidikan yang sempurna sebagaimana yang diharapkan.

Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan fasilitas

dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan pendidikan.

Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan

setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat mempermainkan program yang

dijalankan tersebut.

b. Mutu dan Relevansi Pendidikan

Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang bermutu

yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga profesional sesuai dengan

kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut, kait

mangait, dan berguna secara langsung.

Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang

pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada

peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses pembelajaran, guru, sarana dan prasarana, serta

anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.

Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor

terpenting yang mempengaruhinya adalah mutu proses pembelajaran yang belum mampu

menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil-hasil pendidikan juga belum didukung

oleh sistem pengujian dan penilaian yang melembaga dan independen sehingga mutu pendidikan

tidak dapat dimonitor secara objektif dan teratur. Uji banding antara mutu pendidikan suatu

daerah dengan daerah lain belum dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga

3
hasil-hasil penilaian pendidikan belum berfungsi untuk penyempurnaan proses dan hasil

pendidikan.

Selain itu, kurikulum sekolah yang terstruktur dan bersyarat menjadikan proses belajar

menjadi kaku dan tidak menarik. Pelaksanaan pendidikan seperti ini tidak mampu memupuk

kreatifitas siswa untuk belajar secara efektif. Sistem yang berlaku pada saat sekarang ini juga

tidak mampu membawa pendidik untuk melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar

menjadi lebih inovatif.

Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah menjadikan sekolah cenderung

kurang fleksibel dan tidak mudah berubah seiring dengan perubahan waktu dan masyarakat.

Pada pendidikan tinggi, pelaksanaan kurikulum ditetapkan pada penentuan cakupan materi yang

ditetapkan secara terpusat, sehingga perlu dilaksanakan perubahan kearah kurikulum yang

berbasis kompetensi, dan lebih peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas

tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru dan

dosen tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas tenaga pengajar

pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang sangat mendasar. Melihat permasalahan

tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama antara lembaga pendidikan dengan berbagai organisasi

masyarakat. Pelaksanaan kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dapat di lihat jika

suatu lembaga tinggi melakukan kerja sama dengan lembaga penelitian atau industri, maka

kualitas dan mutu dari peserta didik dapat ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik

seperti tekonologi industri.

4
c. Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan

Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan

pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain yang dianggap

penting dalam pelaksanaan pendidikan yaitu efisiensi dan efektifitas pendidikan. Permasalahan

efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan, maksud dari efisiensi adalah

apabila sasaran dalam bidang pendidikan dapat dicapai secara efisien atau berdaya guna. Artinya

pendidikan akan dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumber daya

yang ada seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya.

Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendaya gunaan sumber daya

seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang

optimal. Sekarang ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana

pemanfaatan segala sumber daya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan.

Contohnya saja banyak pengangguran di Indonesia dikarenakan kualitas dan mutu pendidikan

yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk

mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.

Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai

dengan rencana atau program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah

dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan

tersebut tidak efektif.

Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas Sumber

Daya Manusia (SDM) sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya.

Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta

didik yang memeiliki kualitas SDM yang baik untuk menghadapi segala perubahan yang terjadi

5
di lingkungan sekitar atau pun dunia. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan

mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang

tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.

Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas

tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan meghasilkan

lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk menghadapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan

penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien.

Kelebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan

pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat

meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini

akan lebih bermanfaat dalam usaha penghematan waktu dan tenaga.

2. Masalah Pendidikan di Daerah Terpencil di Indonesia

Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting untuk perkembangan suatu negara.

Pendidikan menyiapkan sumber daya manusia yang nantinya akan meneruskan dan memajukan

suatu negara. Kita tahu Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan Sumber Daya Alam

(SDA), namun sumber daya alam itu akan sia-sia atau tidak dapat di manfaatkan sebaik mungkin

jika Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki tidak dapat dipergunakan untuk mengelolah

SDA yang ada. Pembentukan atau penciptaan sumber daya manusia yang bermutu tergantung

pada sistem dan penerapan pendidikan. Di Indonesia masih banyak masalah-masalah mengenai

pendidikan yang sampai sekarang belum bisa diselesaikan terutama di daerah-daerah terpencil,

rendahnya kualitas dan mutu pendidikan inilah yang harus segera diatasi.

6
Berikut ini adalah masalah pendidikan di daerah-daerah terpencil di Indonesia:

a. Rendahnya sarana dan prasarana fisik di  Indonesia

Sekarang ini masih banyak kasus sekolah-sekolah yang tidak layak pakai, misalnya saja

atap sekolah yang sudah hampir roboh, dinding sekolah yang sudah retak, meja dan bangku yang

di gunakan peserta didik hampir patah. Hal ini sangat ironis bila melihat anggaran pendidikan

yang ada di Indonesia sekarang ini jauh melebihi cukup untuk mendukung sarana dan prasarana

di sekolah-sekolah untuk menjadikan sekolah-sekolah khususnya di daerah terpencil menjadi

lebih baik dan sempurna. Namun, kemanakah anggaran-anggaran tersebut?.

Permasalahan lainnya adalah kurangnya ketersediaan alat-alat dan sarana yang

mendukung pendidikan seperti perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah dan ruang kelas yang

cukup. Jika di bandingkan dengan keadaan pemerintah pusat dan daerah, justru gedung DPR,

gedung Walikota atau gedung pemerintahan lainnya dengan bangga berdiri kokoh dan sangat

megah di tengah-tengah perkotaan, sedangkan sekolah-sekolah di daerah terpencil sama sekali

tidak diperhatikan. Sementara untuk Ujian Nasional pemerintah pusat menuntut agar nilai-nilai

yang di capai harus sesuai dengan yang di tentukan, bagaimana peserta didik di daerah terpencil

bisa atau sanggup untuk mencapai nilai-nilai yang telah di tentukan pemerintah pusat sedangkan

sarana dan prasarana pendidikan mereka tidak mendukung.

b. Kurangnya pemerataan pendidikan di Indonesia

Tidak semua daerah di Indonesia memiliki gedung sekolah, pengajar, dan sarana

pendidikan yang sama, sama disini maksudnya adalah dari segi kualitas dan kuantitasnya. Bagi

sebagian orang pendidikan merupakan hal yang biasa, namun berbeda dengan orang-orang yang

tinggal di daerah terpencil di Indonesia, pendidikan merupakan kebutuhan yang mewah dan

sangat berharga. Hal ini dikarenakan untuk mencukupi atau bisa mengenyam pendidikan di

7
perlukan biaya yang mahal karena di daerah tersebut sekolah masih sedikit atau jarang. Hal ini

karena sistem yang ada di Indonesia memfokuskan pendidikan di wilayah-wilayah yang

potensial saja atau di wilayah-wilayah yang dapat di jangkau pemerintah pusat maupun daerah.

Hal ini yang kemudian mengakibatkan kesenjangan di dalam pendidikan itu sendiri dan

membuat dunia pendidikan di Indonesia semakin memburuk.

Selain itu, kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat sekolah dasar

(SD) karena hanya tingkat pendidikan itu sajalah yang tersedia di daerah-daerah terpencil.

Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas, karena kegagalan pembinaan

usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara

keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerintah dalam pemerataan

pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan pendidikan agar pendidikan di

Indonesia tidak semakin memburuk.

c. Masih rendahnya kesejahteraan guru

Salah satu bagian penting yang berperan dalam kemajuan pendidikan didaerah terpencil

adalah guru, kesejahteraan guru berdampak pada mutu pengajaran yang ada. Sekarang ini masih

banyak guru yang mengabdikan dirinya di daerah terpencil yang dibayar dengan upah yang

kurang layak bahkan sama sekali tidak mendapat upah. Meskipun banyak anggapan profesi guru

merupakan profesi yang enak namun banyak guru di Indonesia khususnya di daerah terpencil

yang masih menerima gaji yang tidak sesuai, apa lagi guru honorer dan guru bantu. akibatnya

para guru kurang bersemangat dalam mengajar, datang dan pulang sekolah seenaknya. Ada juga

yang menjalani profesi sampingan seperti memberi les pada sore hari, mengajar di sekolah lain,

pedagang buku/LKS, dan sebagainya. Akhirnya nasip peserta didik terabaikan.

8
d. Rendahnya prestasi siswa

Prestasi siswa sangat menentukan kemajuan dan mutu pendidikan di Indonesia. Namun

yang sangat disayangkan terjadi sekarang ini adalah rendahnya prestasi yang diraih pelajar

Indonesia. Masih kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan adalah faktor utama,

kurangnya semangat belajar, budaya mencontek, dan copy-paste merupakan penyebab

kurangnya daya kreatifitas yang dimiliki anak.

Rendahnya prestasi siswa di daerah terpencil juga disebabkan karena sarana dan

prasarana yang tidak mendudung sebagaimana yang telah penulis bahas sebelumnya. Mulai dari

tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang tidak layak di gunakan, serta kurangnya

kesejahteraan guru yang memberi dampak besar bagi peserta didik.

B. SOLUSI MASALAH PENDIDIKAN  DI DAERAH TERPENCIL DI INDONESIA

Masalah pendidikan di daerah terpencil di Indonesia merupakan masalah yang sangat

memprihatinkan yang perlu di perhatikan oleh pemerintah pusat maupun daerah.

Adapun solusi dari masalah pendidikan di Indonesia terutama di daerah terpencil sebagai berikut:

1. Rendahnya sarana dan prasarana fisik di Indonesia

Sarana dan prasarana merupakan salah satu pendukung dalam dunia pendidikan, yang

dapat membuat suatu sekolah menjadi berkualitas dan bermutu. Ruang-ruang kelas yang

menjamin berjalannya proses belajar mengajar dengan baik, meja dan bangku yang layak

digunakan, serta sarana dan prasarana laboratorium yang mendukung. Hal ini tentunya menjadi

tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah, masyarakat dan

pemerintahan harus saling mengkoreksi. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan sarana

pendidikan dan memberikan anggaran yang sesuai dengan peraturan yang ada, bukan anggaran

9
yang di peruntukkan membangun dunia pendidikan digunakan untuk hal-hal yang sama sekali

tidak berkaitan dengan dunia pendidikan dan malah merugikan dunia pendidikan. Dan

masyarakat bertugas mengawasi agar tidak ada kecurangan atau korupsi di dalam penyaluran

dana tersebut. Semua pihak harus bekerja sama untuk membuat lingkungan pendidikan yang

bermutu, yang selalu ada kemajuan dari waktu-kewaktu agar pendidikan di Indonesia semakin

baik dan terhindar dari keterpurukan.

2. Kurangnya pemerataan pendidikan di Indonesia

Pemerintah harus memperbaiki sistem pendidikan yang ada, pemerintah harus melakukan

pogram pemerataan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali. Program

pemerataan pendidikan tersebut antara lain membangun sekolah-sekolah di daerah terpencil,

menyalurkan tenaga didik ke daerah terpencil, dan melengkapi sarana dan prasarana di daerah

tersebut. Kemudian juga mengadakan sosialisasi tentang pentingnya pendidikan untuk anak-

anak.

3. Masih rendahnya kesejahteraan guru

Guru merupakan acuan dalam mengajar agar peserta didiknya dapat berprestasi dengan

baik di masa yang akan datang. Agar guru dapat fokus pada tugasnya, tentunya harus

meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan gaji dan tunjangan yang sesuai sehingga

guru tidak mencari profesi lain untuk memenuhi kebutuhannya.

4. Rendahnya prestasi siswa

Untuk meningkatkan daya kreatifan peserta didik dan terhindar dari budaya copy-paste

guru harus dapat menumbuhkan semangat belajar peserta didiknya dengan metode belajar sambil

bermain atau belajar yang mengasikan, dan sebagainya. Kemudian proses belajar juga harus

disesuaikan dengan minat dan bakat siswa agar belajar lebih maksimal. Meningkatkan kreatifitas

10
peserata didik juga, guru dapat memberikan apresiasi kepada hasil karya original. Tentunya

semua itu dapat di wujudkan jika ada dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Dukungan tersebut dapat berupa melengkapi sarana dan prasarana sekolah, menambah tenaga

pengajar di daerah terpencil, dan tentunya dengan meningkatkan kesejahteraan pendidik di

daerah-daerah terpencil.

11

Anda mungkin juga menyukai