Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI

Judul Praktikum : Pemeriksaan Jamur Pada Makanan Basi

Hari dan Tanggal : Jum’at 18 Maret 2022

Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui jenis jamur dan mengetahui stuktur tubuh jamur

1. Dasar Teori
Kata jamur berasal dari kata latin yakni fungi. Jamur (fungi) bereproduksi
secara aseksual yang menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan
dengan cara seksual pada zigospora, askospora, dan basidiospora. Jamur (fungi)
hidup di tempat-tempat yang lembap, air laut, air tawar, tempat yang asam dan
bersimbosis dengan ganggang hingga kemudian membentuk lumut (lichenes).
Menurut Gandjar (2006). Jamur atau fungi adalah sel eukariotik yang tidak memiliki
klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat
heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya, mengekskresikan enzim
ekstraselular ke lingkungan melalui spora, dan melakukan reproduksi secara seksual
dan aseksual. Sementara menurut Campbell (2003). Fungi adalah eukariota, dan
sebagian besarnya merupakan eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah
dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang
umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari caranya memperoleh makanan,
organisasi struktural, pertumbuhan dan cara bereproduksi.
Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut Hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut Miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan
semu membentuk tubuh buah. Hifa sendiri adalah struktur menyerupai benang yang
tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan
sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa
dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa memiiliki pori besar yang cukup
untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan inti sel yang mengalir dari sel ke sel.
Namun demikian  adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa
senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan
pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat prasit biasanya mengalami
modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat,
haustoria dapat menembus jaringan substrat.
2. Alat dan Bahan
 Ose tusuk
 Pinset
 Object glass
 Deck glass
 Bunsen
 Korek api
 Gelas kimia
 Pipet tetes
 LPCB
 Makanan yang sudah basi.

3. Cara kerja
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Ambil sedikit jamur yang ada dimakanan yang berjamur dengan menggunakan
ose tusuk.
3) Siapkan objek glass dan tetes larutan LPCB satu tetes
4) Letakan jamur yang diambil dalam makana bai tadi ke atas object glass yang
telah ditetesei larutan LPCB
5) Homogenkan lalu tutup dengan deck glass
6) Lakukan semua pekerjaan dekat dengan api
7) Amati dibawah Mikroskop pembesaran 10x dan 40x
4. Hasil Pengamatan

No Hasil pengamatan Keterangan

1. Ditemukan jamur Aspergilus,


Spesies Aspergilus niger
pada sampel roti yang sudah
basi dalam mikroskop
pembesaran 40x

2.
Ditemukan jamur
Penicillium sp pada sampel
cireng yang sudah basi dalam
mikroskop pembesaran 40x

5. Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan, jamur Aspergilus niger ditemukan pada
sampel roti. Aspergilus niger merupakan fungi dari filum ascomycetes yang berfilamen,
mempunyai hifa berseptat, dan dapat ditemukan melimpah di alam. Fungi ini biasanya
diisolasi dari tanah, sisa tumbuhan, dan udara di dalam ruangan. Koloninya berwarna putih
pada Agar Dekstrosa Kentang (PDA) 25 °C dan berubah menjadi hitam ketika konidia
dibentuk. Kepala konidia dari A. niger berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi
bagian-bagian yang lebih longgar seiring dengan bertambahnya umur.
A. niger dapat tumbuh optimum pada suhu 35-37 °C, dengan suhu minimum
6-8 °C, dan suhu maksimum 45-47 °C. Selain itu, dalam proses pertumbuhannya
fungi ini memerlukan oksigen yang cukup (aerobik). A. niger memiliki warna dasar
berwarna putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap
sampai hitam.
Dalam metabolismenya A. niger dapat menghasilkan asam sitrat sehinga fungi
ini banyak digunakan sebagai model fermentasi karena fungi ini tidak menghasilkan
mikotoksin sehingga tidak membahayakan. A. niger dapat tumbuh dengan cepat, oleh
karena itu A. niger banyak digunakan secara komersial dalam produksi asam sitrat,
asam glukonat, dan pembuatan berapa enzim seperti amilase, pektinase,
amiloglukosidase, dan selulase. Selain itu, A. niger juga menghasilkan gallic acid
yang merupakan senyawa fenolik yang biasa digunakan dalam industri farmasi dan
juga dapat menjadi substrat untuk memproduksi senyawa antioksidan dalam industri
makanan. A. niger dalam pertumbuhannya berhubungan langsung dengan zat
makanan yang terdapat dalam substrat, molekul sederhana yang terdapat di sekeliling
hifa dapat langsung diserap sedangkan molekul yang lebih kompleks harus dipecah
dahulu sebelum diserap ke dalam sel, dengan menghasilkan beberapa enzim ekstra
seluler seperti protease, amilase, mananase, dan α-glaktosidase. Bahan organik dari
substrat digunakan oleh Aspergillus niger untuk aktivitas transport molekul,
pemeliharaan struktur sel, dan mobilitas sel.
Dari Praktikum yang telah dilakukan, ditemukan juga jamur Penicillium sp.
Penicillium sp.adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Ascomycota.
Penicillium sp. memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut
konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung
pelindung seperti sporangium. Penicillium sp.merupakan jamur yang berkembang
biak secara aseksual dengan membentuk konidium yang berada di ujung hifa. Setiap
konidium akan tumbuh menjadi jamur baru. Konidium berwarna kehijauan dan dapat
hidup di makanan, roti, buah-buahan busuk, kain, atau kulit.
6. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah kami lakukan yaitu pemeriksaan jamur pada
sampel makanan yang telah basi ditemukan jamur Aspergilus niger pada sampel roti
basi dan ditemukan jamur Penicillium sp pada sampel cireng basi dalam mikroskop
pembesaran 10x dan 40x.
Judul Praktikum : Pemeriksaan Jamur Udara Di Kantin

Hari dan Tanggal : Selasa, 29 Maret 2022

Tujuan Praktikum : Untuk mengidentifikasi jenis jamur kontaminan udara di kantin

A. Dasar Teori
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia
jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak).Ciri-ciri
jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh,
pertumbuhan, dan reproduksinya. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang
disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun
jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang
yang tersusun dari dinding berbentuk pipa (PelczarandReid, 1958). Dinding ini
menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung
organel eukariotik. Secara umum fungi dapat dibagi menjadi dua kelompok
berdasarkan atas tipe selnya yaitu :
1) Fungi bersifat uniselluler (khamir)
Khamir (“yeast”) adalah fungi bersel satu yang mikroskopik, beberapa
generasi ada yang membentuk miselium dengan percabangan. Khamir
hidupnya sebagian ada yang saprofit dan ada beberapa yang parasitik. Sel
khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5μm
sampai 20 -50μm, dan lebar 1-10 μm.
2) Fungi yang bersifat multiselluler (kapang) Kapang adalah fungi multiseluler
yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat
karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-
mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk
berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus
yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut hifa. Kumpulan dari
hifa disebut miselium.
B. Alat dan Bahan
1. Bunsen
2. Ose tusuk
3. Pipet tetes
4. Object glass
5. Deck glass
6. Elenmeyer
7. Spatula
8. Batang pengaduk
9. Cawan petri
10. Kaki tiga
11. Kawat kasa
12. Korek api
13. LPCB
14. Media agar PDA
C. Cara Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Buat Media PDA terlebih dahulu
c. Simpan media di daerah kantin dengan keadaan cawan petri terbuka
d. Setelah itu inkubasi selama 5-7 hari
e. Amati koloni jamur yang tumbuh dalam media pada hari ke 7
f. Siapkan object glass dan teteskan satu tetes larutan LPCB
g. Ambil sedikit jamur pada koloni menggunakan ose tusuk lalu letakan diatas
object glass yang telah ditetesi larutan LPCB sebelumnya.
h. Homogenkan denga ose tusuk
i. Tutup dengan deck glass
j. Amati dibawah mikroskop pada pembesaran 10x dan 40x

D. Hasil Pengamatan
A. Pengamatan morfologi koloni jamur ( Makroskopis )

Warna : hijau
: putih
Bentuk : hijau = bulat
: putih = bulat
permukaan : hijau = berserat
: putih = berserat seperti kapas
Tepi : hijau = berserabut
: putih = berserabut
Elevasi : hijau = kasar cembung
: putih = kasar cembung

B. Pengamatan Jamur Pada Mikroskop

No Gambar hasil pengamatan Keterangan


1

Jamur udara di kantin

2.

Ditemukan jamur Aspergillus niger pada


koloni berwana hijau jamur udara di
kantin dalam pengamatan mikroskop
pembesaran 10x
3.

Ditemukan jamur Penicillium sp pada


koloni berwarna hijau jamur udara di lab
mikrobiologi dalam pengamatan
mikroskop pembesaran 40x

E. Pembahasan
Setelah kita amati dalam praktikum kali ini yaitu jamur di udara didapatkan
hasil aspergillus niger dan penicillium sp pada koloni jamur berwarna hijau dan putih,
umtuk pengamatan di mikroskop dibuat preparat erlebihdahulu menggunakan larutan
LPCB.
Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes yang
dapat ditemukan dimana-mana di alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-
tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula pada tanah, debu organik, makanan dan
merupakan kontaminan yang lazim ditemukan di rumah sakit dan Laboratorium.
Aspergillus adalah jamur yang membentuk filamen-filamen panjang bercabang, dan
dalam media biakan membentuk miselia dan konidiospora. Aspergillus berkembang
biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk
spora. Sporanya tersebar bebas di udara terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat
dihindarkan dan masuk melalui saluran pernapasan ke dalam  paru.
Penicillium sp. adalah jamur yang berkembang biak secara aseksual dengan
membentuk konidium yang berada di ujung hifa. Setiap konidium akan tumbuh
menjadi jamur baru. Konidium berwarna kehijauan dan dapat hidup di makanan, roti,
buah-buahan busuk, kain, atau kulit.
F. Kesimpulan
Ditemukan jamur Aspergillus spesies niger pada media PDA yang di diamkan
di kantin dan ditemukan Penicillium sp. Pada media yang di diamkan di lab
mikrobiologi.
Judul Praktikum : Pengamatan preparat Awetan jamur
Hari dan tanggal :
Tujuan praktikum : Untuk mengetahui jenis-jenis jamur

A. Dasar teori
Preparat merupakan kepingan kaca berisi objek yang yang akan diamati dan
dipasang pada meja mikroskop. Objek yang akan diamati tersebut biasanya berukuran kecil
atau berupa potongan kecil (sayatan) suatu makhluk hidup. Supaya objek yang diamati
dengan mikroskop dapat jelas terlihat, maka objek harus transparan. Dengan demikian,
benda yang diamati harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan membuat preparat atau
sediaan.
Peparat awetan (preparat kering) dibuat agar selalu tersedia bahan untuk
pengamatan saat praktikum, karena jenis preoarat ini tahan lama. Pembuatan preparat
awetan melibatkan banyak proses, seperti mematikan mematikan sel, mencuci,
menghilangkan air, menghilangkan alkohol, pewarnaan, penjernihan, dan perekatan.
Jamur berasal dari kata latin yakni fungi. Jamur (fungi) bereproduksi secara aseksual
yang menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan dengan cara seksual pada
zigospora, askospora, dan basidiospora. Jamur (fungi) hidup di tempat-tempat yang lembap,
air laut, air tawar, tempat yang asam dan bersimbosis dengan ganggang hingga kemudian
membentuk lumut (lichenes). Menurut Gandjar (2006) jamur atau fungi adalah sel eukariotik
yang tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung
kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya, mengekskresikan enzim
ekstraselular ke lingkungan melalui spora, dan melakukan reproduksi secara seksual dan
aseksual. Sementara menurut Campbell (2003) Fungi adalah eukariota, dan sebagian
besarnya merupakan eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke
dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari
eukariota lainnya ditinjau dari caranya memperoleh makanan, organisasi struktural,
pertumbuhan dan cara bereproduksi.
B. Alat dan Bahan :
1. Mikroskop
2. Preparat Awetan

C. Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang di perlukan
2. Lalu amati preparat awetan menggunakan mikroskop pembesaran 10X – 40X.
3. Catat dan gambarkan hasilnya
D. Hasil Pengamatan
No Gambar hasil pengamatan Keterangan
1 Ditemukan Jamur Mucor

2 Ditemukan jamur Aspergillus sp.


pada pembesaran 40x

3. Ditemukan jamur Penicillium sp.


Pada pembesaran 10x

E. Pembahasan
Jamur merupakan mikroorganisme yang dapat hidup pada kondisi yanglembab
seperti pada media tanam yang lembab dan lain-lain. Jamur juga ada yangmerugikan
dan ada juga yang menguntungkan bagi tanaman. Jamur yangmenguntungkan bagi
tanaman seperti mikoriza karena jamur ini mensuplai unsur haradan mineral bagi
tanaman, sedangkan yang merugikan tanaman adalah jamur yangdapat menjadi inang
penyakit tanaman. Jamur dapat menghasilkan suatu enzim yang berguna bagi makluk
hidup lainnya maupun dapat juga merugikan bagi makluk hiduptersebut. Salah satu
enzim yang dihasilkan jamur adalah inulinase. Inulinase adalahenzim hidrolitik yang
mengkatalisis reaksi hidrolisis polisakarida inulin menjadifruktosa dan atau
fruktooligosakarida. Pembuatan preparat jamur ini digunakansebagai mengetahui
morfologi jamur dan cara menginfeksi pada inangnya baik bagiyang menguntungkan
maupun merugikan tanaman (Haryanto, 2008)
.
F. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan kali ini yaitu pengamatan preparat awetan
jamur didapatkan hasil 3 jamur :
1. Mucor
2. Aspergillus sp.
3. Penicillium sp.
Jamur yang di amati terlihat hifa dan spora dengan jelas.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/kingdom-fungi/

https://id.wikipedia.org/wiki/Aspergillus_niger

https://www.researchgate.net/publication/323384288_MIKOLOGI_TANAMAN_Penicillium_Pae

https://www.merdeka.com/pendidikan/penicillium-sp-jamur-ascomycota-yang-berguna-untuk-
obat.html

https://www.academia.edu/37603528/LAPORAN_PRAKTIKUM_jamur

https://www.gramedia.com/literasi/kingdom-fungi/

https://www.amongguru.com/pengertian-preparat-fungsi-jenis-dan-cara-pembuatannya/

https://www.academia.edu/43687603/LAPORAN_BIOLOGI_CENDAWAN_PEMBUATAN_PREPARAT
LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI
Judul Praktikum : Pengamatan Preparat Awetan Jamur
Hari dan tanggal : Rabu, 18 Mei 2022
Tujuan praktikum : Untuk mengetahui jenis-jenis jamur pada preparat

A. Dasar Teori
Preparat adalah tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan
sesuatumenjadi tersedia, specimen patologi maupun anatomi yang siap dan diawetkan
untuk penelitian dan pemeriksaan. Pada umumnya dalam pengamatan preparat
awetan parasitology di lakukan dengan menggunakan pengamatan langsung
secaramikroskopik, oleh sebab itu pengamatan ini tiidak terlepas dengan
mikroskop.Sedangkan pada penggunaan mikroskop harus memperhatikan dua hal
penting yaitukemampuan memisahkan, artinya jarak terkecil antara dua titik objek
jika keduanyamassih terlihat sebagai titik yang terpisah. Kemudian pembesaran yang
artinyasebagai rasio ukuran bayangan terhadap ukuran objek dalam istilah jarak
linear.(Kustawaf.2002).
Jamur merupakan mikroorganisme yang dapat hidup pada kondisi yanglembab
seperti pada media tanam yang lembab dan lain-lain. Jamur juga ada yangmerugikan
dan ada juga yang menguntungkan bagi tanaman. Jamur yangmenguntungkan bagi
tanaman seperti mikoriza karena jamur ini mensuplai unsur haradan mineral bagi
tanaman, sedangkan yang merugikan tanaman adalah jamur yangdapat menjadi inang
penyakit tanaman. Jamur dapat menghasilkan suatu enzim yang berguna bagi makluk
hidup lainnya maupun dapat juga merugikan bagi makluk hiduptersebut. Salah satu
enzim yang dihasilkan jamur adalah inulinase. Inulinase adalahenzim hidrolitik yang
mengkatalisis reaksi hidrolisis polisakarida inulin menjadifruktosa dan atau
fruktooligosakarida. Pembuatan preparat jamur ini digunakansebagai mengetahui
morfologi jamur dan cara menginfeksi pada inangnya baik bagiyang menguntungkan
maupun merugikan tanaman (Haryanto, 2008).
B. Alat dan bahan
1. Preparat awetan
2. Mikroskop
C. Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang di perlukan
2. Lalu amati preparat awetan menggunakan mikroskop pembesaran 10X – 40X
D. Hasil pengamatan
No Gambar hasil pengamatan Jenis Jamur
1. Aspergilus fumigatus
2 Aspergillus flavus

3 Aspergillus niger

4 Candida albican

5 Malasezzia furfur

6 Trychophyton
mentagrophytes
7 Trychophyton rubrum

8 Microporum gypseum

9 Rhizopus sp

E. Pembahasan
Pada praktikum pembuatan preparat ini dapat kita bahas mengenai Pembuatan
preparat besrta dengan fungsinya yang untuk memper mudah penelitianterhadap suatu
bahan yang akan diteliti. Pada praktikum yang telah dilaksanakandikenalkan cara
pembuatan preparat yang baik agar bahan yang diawetkan tetap berada pada kondisi
yang utuh. Bahan yang akan dijadikan preparat merupakannematoda hasil dari proses
ekstraksi nematoda sedangkan jamur yang akan diawetkandiperoleh dari proses
isolasi jamur. Pembuatan preparat yang telah dilakukan tersebut bermanfaat untuk
mempermudah dalam proses pencarian informasi menganai berbagai hal yang
berkaitan dengan objek preparat pada awetan jamur.
Peparat awetan (preparat kering) dibuat agar selalu tersedia bahan untuk
pengamatan saat praktikum, karena jenis preoarat ini tahan lama. Pembuatan preparat
awetan melibatkan banyak proses, seperti mematikan mematikan sel, mencuci,
menghilangkan air, menghilangkan alkohol, pewarnaan, penjernihan, dan perekatan.
Pembuatan preparat pada praktikum kali ini menggunakan larutan reagen
LPCB.
F. Kesimpulan
Dari praktikum pengamatan preparat jamur awetan kali ini ditemukan
berbagai jenis jamur diantaranya :
1. Aspergillus fumigatus
2. Aspergillus flavus
3. Aspergillus niger
4. Candida albican
5. Malassezia furfur
6. Trychopyton mentagropgytes
7. Trychopyton rubrum
8. Microsporum gypseum
9. Rhizopus sp
Maka pemeriksaan praktikum pengamatan preparat awetan jamur berhasil dilakukan.

G. Daftar pustaka
https://www.academia.edu/43687603/LAPORAN_BIOLOGI_CENDAWAN_PEMB
UATAN_PREPARAT
Judul Praktikum : pemeriksaan jamur pada sampel tanah, urin centrifuge dan
urin tanpa centrifuge.
Hari dan tanggal : Selasa, 7 Juni 2022
Tujuan praktikum : Untuk mengetahui jenis-jenis jamur pada sampel

A. Dasar teori
Mikroorganisme tanah dapat menguntungkan bagi tanaman
karenamikroorganisme ini dapat menyediakan unsur dan mineral yang dibutuhkan
olehtanaman. Salah satu mikroorganisme yang menguntunggkan bagi tanaman adalah
jamur mikoriza yang melakukan simbiosis oleh akar tanaman dan menyediakan unsur
P yang dimanfaatkan oleh tanaman. Untuk mengisolasi mikroorganisme tanah
dapatdilakukan dengan cara prosedur bakteriologis biasa dan menggunakan media
yangsederhana (Sutedjo, dkk, 1991).
Kata jamur berasal dari kata latin yakni fungi. Jamur (fungi) bereproduksi
secara aseksual yang menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan
dengan cara seksual pada zigospora, askospora, dan basidiospora. Jamur (fungi)
hidup di tempat-tempat yang lembap, air laut, air tawar, tempat yang asam dan
bersimbosis dengan ganggang hingga kemudian membentuk lumut (lichenes).
Menurut Gandjar (2006). Jamur atau fungi adalah sel eukariotik yang tidak memiliki
klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat
heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya, mengekskresikan enzim
ekstraselular ke lingkungan melalui spora, dan melakukan reproduksi secara seksual
dan aseksual. Sementara menurut Campbell (2003). Fungi adalah eukariota, dan
sebagian besarnya merupakan eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah
dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang
umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari caranya memperoleh makanan,
organisasi struktural, pertumbuhan dan cara bereproduksi.
B. Alat dan bahan yang dibutuhkan
- Cawan petri
- Tabung centrifuge
- Bunsen
- Sealer
- Ose tusuk
- Centrifuge
- Kaki tiga
- Kawat kasa
- Korek api
- Batang pengaduk
- Object glass
- Cover glass
- Elenmeyer
- Media PDA
- Lactophenol cotton blue
- Urine
- Tanah
- Aquadest
C. Cara kerja
a. Preparasi sampel
1. Sampel tanah dimasukan kedalam tabung lalu tambahkan sedikit akuadest
2. Sampel urine masukan kedalam tabung centrifuge dan centrifuge selama 15
menit dalam 3000rpm
3. Sampel urine tanpa biasa masukan ke bak urin
b. Pembuatan media
1. Timbang media yang di perlukan
2. Masukan kedalam elenmeyer
3. Larutkan dengan akuadest 100ml
4. Panaskan hingga mendidih
5. Diamkan sampai hangat kuku
6. Tuangkan ke cawan petri
7. Sealer dan inkubasi
c. Penanaman jamur
1. Sampel tanah di tanam menggunakan ose tusuk ke media PDA dengan motif
zigzag
2. Urine centrifuge dan tanpa centrifuge ditanam dengan motif zigzag
menggunakan ose tusuk
3. Sealer dan inkubasi pada sushu 25’c selama 5 hari
d. Pemeriksaan makroskopis
1. Amati koloni yang tumbuh pada media
2. Catat hasilnya
e. Pemeriksaan mikroskopis
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Buka media yang berjamur dekat dengan api
3. Siapkan object glass dan tetesi LPCB satu tetes
4. Ambil koloni menggunakan ose tusuk, letakan di object glass yang sudah
ditetesi LPCB sebelumnya
5. Homogenkan perlahan dan tutup dengan deck glass
6. Amati dalam mikroskop dengna pembesaran 10x dan 40x

D. Hasil pengamatan
1. Makroskopis

 PDA sampel tanah

Warna : Hijau
: Kuning
: Putih
: Hitam
Permukaa : Hijau = kasar
n
: kuning = halus mengkilat
: Putih = kasar
: Hitam = kasar
Ukuran : Hijau = besar dan kecil
: Kuning = kecil
: Putih = besar, kecil dan sedang
: Hitam = besar
Elevasi : Hijau = convex
: Kuning = convex
: Putih = convex & flat
: Hitam = raised
Bentuk : Hijau = circular
: Kuning = circular
: Putih = circular
: Hitam = irregular
Margin : Hijau = entire
: Kuning = entire
: Putih = entire
: Hitam = undulate
 PDA sampel urin tanpa sentrifugasi

Warna : kuning kehijauan


: kuning
Bentuk : kuning kehijauan = menyebar
: kuning = tak beraturan
Ukuran : kuning kehijauan = large
: kuning = large
Margin : kuning kehijauan = bergerigi
: kuning = bergerigi
Elevasi : kuning kehijauan = halus mengkilat
: kuning = halus mengkilat

 PDA sampel urin sentrifugasi

Warna : kuning
: Putih Kehitaman
: Putih
Bentuk : kuning = irregular
: Putih Kehitaman = menyebar
: Putih = circular
Margin : kuning = entire
: Putih Kehitaman = serrate
: Putih = entire
Elevasi : kuning = covex
: Putih Kehitaman = pulvinate
: Putih = convex
Ukuran : kuning = sedang
: Putih Kehitaman = besar
: Putih = small

2.
3. Mikroskopis

No Gambar hasil pengamatan Keterangan


Ditemukan jamur Fusarium sp
1 pada sampel tanah
2 PDA samper urine centrifuge
dan urine tanpa centrifuge

3 PDA Pada sampel tanah yang


sudah ditumbuhi koloni

4 Ditemukan spora candida sp


pada sampel urin tanpa
centrifuge

5 Ditemukan candida sp pada


sample urine di centrifuge

E. Pembahasan
Setelah kita amati dalam praktikum kali ini yaitu jamur pada sampel tanah,
sampel urine centrifuge dan sampel urine tanpa centrifuge didapatkan hasil Fusarium
sp. dan candida sp pada mikroskop pembesaran 10x dan 40x , umtuk pengamatan di
mikroskop dibuat preparat terlebih dahulu menggunakan larutan LPCB.
Fusarium adalah salah satu dari genus cendawan yang sering sekali
dijumpai pada tanah dan juga tanaman. Jamur Fusarium dari spesies Fusarium
oxyporum tersebut dapat menjadi menyebab penyakit layu Fusarium pada
tanaman (Juanda, 2009). Penyakit layu Fusarium menyerang tanaman kacang,
tomat, kubis, ubi jalar, kapas, cabai, pisang, tembakau, dan kapas (Purwita et al.,
2013).
Genus Candida terdiri dari lebih dari 200 spesies dan merupakan spesies
ragi yang sangat beragam yang ikatannya sama dengan tidak adanya siklus seksual.
Tidak semua genus Candida dapat menyebabkan infeksi pada manusia, hanya
beberapa spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Spesies
Candida yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia yaitu: Candida albicans,
Candida (Torulopsis) glabrata, Candida parapsilosis, Candida tropicalis, Candida
krusei, Candida kefyr, Candida guilliermondii, Candida lusitaniae, Candida
stellatoidea, dan Candida dubliniensis (Dismukes, Pappas and Sobel, 2003).
Dalam mengisolasi jamur Candida menggunakan media agar yaitu media
Sabouraud Dextrose Agar (SDA) atau pada media Potato Dextrose Agar (PDA)
dan diinkubasi dalam waktu 24 jam pada suhu 370C (Brooks et al., 2013).
Pertumbuhan koloni Candida pada media Sabouraud memiliki sifat-sifat khas
yaitu: koloni menonjol dari permukaan medium, permukaan pada koloni halus,
licin, berwarna putih kekuning-kuningan, dan memiliki bau ragi (Siregar, 2004)
F. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah kami lakukan yaitu pemeriksaan jamur pada
sampel tanah ditemukan jamur Fusaarium sp. pada sampel urine centrifuge dan urine
tanpa centrifuge ditemukan jamur Candida sp. dalam mikroskop pembesaran 10x dan
40x.
G. Daftar pustaka
http://eprints.umm.ac.id/53043/2/BAB%20I.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/290/3/BAB%20II.pdf
Judul praktikum : Pemeriksaan jamur pada media 1 x 1 cm
Hari dan tanggal : Selasa, 21 Juni 2022
Tujuan praktikum : Untuk mengetahui jenis jamur yang ada pada media 1x1cm

A. Dasar teori
Mikologi ialah cabang ilmu yang mempelajari tentang fungi ( jamur ).
Jamur merupakan mikroorganisme tidak mempunyai klorofil (Muthmainnah
et al., 2019). Jamur memiliki sifat menguntungkan dan merugikan atau yang
disebut dengan jamur patogen, jamur patogen bisa mengakibatkan penyakit
pada manusia. Penyakit yang disebabkan karena jamur disebut mikosis.
Jamur memiliki ciri – ciri dinding sel dan inti, terdiri dari sel tunggal atau
memiliki sel yang banyak. Biasanya sel membentuk filament – filament
panjang bercabang atau yang disebut dengan hype. Hype sendiri terdapat dua
jenis yaitu berseptum dan tidak berseptum. Hyphe yang tumbuh bercabang –
cabang hingga membentuk tumbuhan disebut dengan misellium.
Urine adalah limbah cair yang dikeluarkan tubuh lewat kencing atau buang air kecil.
Melansir Kid's Health, tubuh manusia secara alami membentuk urine sebagai cara
membuang limbah dan kelebihan air dari tubuh. Urine keluar dari tubuh melewati saluran
kemih yakni ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
Candida albicans adalah suatu jamur yang berbentuk sel ragi lonjong,
bertunas, berukuran 2-3x4-6 μm yang menghasilkan pseudomisellium baik dalam
biakan maupun dalam jaringan dan eksudat. Ragi ini sebenarnya adalah anggota flora
normal kulit, membrane mukosa saluran pernapasan, pencernaan, dan genitalia
wanita. Di tempat-tempat ini, ragi dapat menjadi dominan dan menyebabkan
keadaan-keadaan patologik (Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s, 2013).
B. Alat dan bahan
- Media PDA
- Cutter
- Ose tusuk
- Bunsen
- Tissue
- Object Glass
- Cover Glass
- Tusuk gigi
- Sealer
- Penggaris
C. Cara kerja
a. Penanaman jamur
1. Ukur media PDA 1 x 1 cm lalu potong
2. Siapkan cawan petri
3. Simpan tissue lembab di atas cawan petri
4. Letakan 2 tusuk gigi sebagai penyangga
5. Simpan object glass diatas tusuk gigi
6. Letakan media 1 x 1 cm ci atas object glass
7. Tanam jamur di pinggir media menggunakan ose tusuk
8. Tutup dengan objeck glass dan sealer cawan petri
9. Inkubasi selama 5 hari pada suhu 25’
b. Pengamatan koloni
1. Amati koloni pada media PDA
2. Catat hasil pengamatan
c. Pembuatan preparat
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Teteskan larutan LPCB diatas object glass
3. Ambil koloni jamur lalu letakan di atas object glas yang telah ditetesi LPCB
sebelumnya
4. Homogenkan dan tutup dengan cover glass
5. Amati di microskop pembesaran 10x dan 40x
D. Hasil Pengamatan
1. Makroskopis

 Sampel 1cm x 1cm

Warna : Hijau Kehitaman


: Menyebar
Bentuk
Permukaan : Lembut
Berserat

2. Mikroskopis

Gambar hasil pengamatan Keterangan


No
1 Ditemukan jamur Candida
albicans pada sampel urin
centriguge dalam media
1x1cm
E. Pembahasan
Setelah kita amati dalam praktikum kali ini yaitu pemeriksaan jamur pada sampel
urine centrifuge ditemukan jamur candida sp pada mikroskop pembesaran 10x dan 40x ,
umtuk pengamatan di mikroskop dibuat preparat terlebih dahulu menggunakan larutan
LPCB.
Candida albicans yaitu organisme yang memiliki dua wujud dan bentuk
secara simultan/dimorphic organism. Pertama adalah yeast-like state (non-invasif dan
sugar fermenting organism). Kedua adalah fungal form memproduksi root-like
structure/struktur seperti akar yang sangat panjang/rhizoids dan dapat memasuki
mukosa (invasif). Dinding sel Candida bersifat dinamis dengan struktur berlapis,
terdiri dari beberapa jenis karbohidrat berbeda (80- 90%) Mannan (polymers of
mannose) berpasangan dengan protein membentuk glikoprotein (mannoprotein)
α-glucans yang bercabang menjadi polimer glukosa yang mengandung α-1,3 dan α-
1,6 yang saling berkaitan, dan chitin, yaitu homopolimer N-acetyl-D-
glucosamine (Glc-NAc) yang mengandung ikatan α-1,4. Unsur pokok yang lain
adalah protein (6-25%) dan lemak (1-7%). Yeast cells dan germ tubes memiliki
komposisi dinding sel yang serupa, meskipun jumlah α-glucans, chitin, dan mannan
relatif bervariasi karena faktor morfologinya. Jumlah glucans jauh lebih banyak
dibanding mannan pada Candida albicans yang secara imunologis memiliki
keaktifan yang rendah (Mutiawati, 2016)
F. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah kami lakukan yaitu pemeriksaan jamur pada pada
sampel urine centrifuge ditemukan jamur Candida albicans. dalam mikroskop
pembesaran 10x dan 40x.
G. Daftar Pustaka
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/5487/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai