Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pemerintahan Israel ditandai oleh organisasi yang paling sempurna, ajaib baik di
dalam kesempurnaannya dan juga kesederhanaannya. Tata tertib yang
dinyatakan dengan jelas sekali di dalam menyempurnakan dan mengatur segala
hasil ciptaan Allah, kelihatan dengan jelas di dalam pemerintahan bangsa Israel.
Allah adalah pusat daripada kekuasaan dan pemerintahan Israel. Musa berdiri
sebagai pemimpin mereka yang kelihatan, yang ditetapkan Allah, untuk
menjalankan hukum-Nya atas nama-Nya. Dari antara pemimpin-pemimpin
suku-suku bangsa itu kemudian telah dipilih satu majelis yang terdiri dari tujuh
puluh orang untuk membantu Musa di dalam segala urusan yang umum di
dalam bangsa itu. Kemudian datang imam-imam, yang meminta nasihat dengan
Tuhan di dalam baitsuci.
Kepada orang Lewi diserahkan tugas dalam baitsuci dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan itu, baik pada waktu mereka sedang berkemah ataupun
dalam perjalanan. Bilamana mereka hendak memulai perjalanan orang Lewi ini
harus membongkar kemah yang suci ini; dan apabila mereka tiba di satu tempat
perhentian mereka pula yang harus memasang kembali kemah tersebut. Tidak
seorang pun dari suku lain yang diizinkan datang mendekat, kematianlah
sebagai hukuman terhadap pelanggaran ini. Suku Lewi ini dibagi dalam tiga
bahagian sesuai dengan keturunan ketiga anak-anak lelaki Lewi dan kepada
masing-masing diberikan jabatan dan pekerjaan yang khusus. Di depan baitsuci
itu, dan yang paling dekat kepadanya, terdapat kemah Musa dan Harun. Di
sebelah selatan suku bangsa Kehat, yang tugasnya menjaga peti perjanjian dan
perkakas-perkakas lainnya; di sebelah utara suku bangsa Merari yang
ditugaskan untuk menjaga tiang-tiang, kakinya, papan-papan dan lain
sebagainya, di bagian belakang adalah suku bangsa Gerson yang ditugaskan
untuk menjaga tirai dan kain-kain yang lainnya.
Ulangan 23:7, 8.
Kebersihan yang saksama sebagaimana juga tata tertib yang ketat di seluruh
perkemahan dan lingkungannya, telah ditetapkan. Peraturan-peraturan kesehatan
yang teliti dijalankan. Setiap orang yang dinodai oleh sesuatu sebab tidak
diizinkan memasuki perkemahan itu. Peraturan-peraturan ini sangat mutlak
untuk memelihara kesehatan di antara bangsa yang sangat besar jumlahnya itu;
dan perlu juga diadakan tata tertib dan kesucian yang sempurna dipertahankan,
agar bangsa Israel dapat menikmati hadirat Allah yang suci. Dengan demikian
Ia berkata, "Tuhan Allahmu berjalan di tengah-tengah perhimpunanmu, untuk
melepaskan kamu dan menyerahkan musuh kepada tanganmu; oleh sebab itu
hendaklah perkemahanmu itu suci adanya."
Semua orang yang bekerja bagi Dia haruslah bekerja dengan penuh pemikiran,
jangan dengan cara yang kurang hati-hati atau membahayakan. Ia mau agar
pekerjaan-Nya dilaksanakan dengan iman dan ketelitian agar Ia dapat
memberikan meterai persetujuan-Nya ke atas pekerjaan itu.
Jarak antara Sinai dengan kades, di perbatasan Kanaan adalah sebelas hari
perjalanan; dan adalah dengan pengharapan akan segera memasuki tanah yang
subur itu dimana bangsa Israel telah memulai perjalanan mereka pada waktu
akhirnya awan itu memberikan tanda untuk bergerak maju. Tuhan telah
mengadakan perkara-perkara ajaib pada waktu membawa mereka keluar dari
Mesir, dan berkat apa yang tidak dapat mereka harapkan sekarang ini dimana
mereka telah berjanji secara resmi untuk menerima Dia sebagai Pemerintah
mereka, dan mereka pun telah diakui sebagai umat pilihan dari yang
Mahatinggi?
Apabila mereka bergerak maju, jalan mereka menjadi semakin sukar. Jalan
mereka terbentang melalui tebing-tebing batu dan padang yang tandus. Di
sekeliling mereka terdapat padang belantara yang luas. "Tanah yang tandus dan
yang lekak-lekuk, di tanah yang sangat kering dan gelap, di tanah yang tidak
dilintasi orang dan yang tidak didiami manusia." Yeremia 2:6. Jalan yang
berbatu-batu itu, jauh dan dekat, dipenuhi oleh orang laki-laki, perempuan dan
anak-anak, dengan binatang-binatang dan pedati, dan deretan yang panjang dari
kawanan kambing dan domba, perjalanan mereka lambat dan memenatkan; dan
orang banyak itu setelah lama berkemah tidak bersedia untuk menahan
bahaya-bahaya dan kesulitan-kesulitan sepanjang jalan.
Sekali lagi mereka mulai menginginkan daging untuk dimakan. Sekali pun
disediakan manna dengan limpahnya mereka merasa tidak puas. Bangsa Israel,
selama perbudakan di Mesir, telah dipaksa untuk hidup dengan makanan yang
paling sederhana, tetapi selera makan yang telah ditimbulkan oleh kerja berat
dan kesukaran-kesukaran telah menjadikan makanan itu terasa sedap. Namun
demikian banyak dari antara orang Mesir yang sekarang ada di antara mereka,
yang sudah terbiasa dengan makanan yang mewah; dan mereka inilah yang
pertama-tama telah bersungut. Pada waktu diberikannya manna, sesaat sebelum
Israel tiba di Sinai, Tuhan telah memberikan daging sebagai jawab atas tuntutan
mereka; tetapi itu diberikan kepada mereka hanya untuk satu hari.
Allah telah membawa Israel ke luar dari Mesir, agar Ia dapat meneguhkan
mereka di tanah Kanaan, sebagai satu bangsa yang suci bersih dan berbahagia.
Di dalam pelaksanaan tujuan ini Ia telah memberikan kepada mereka disiplin
baik untuk kebaikan mereka sendiri, dan juga bagi keturunan mereka. Andaikata
mereka rela menahan diri dalam soal selera makan, dengan mentaati
larangan-Nya yang bijaksana itu, maka kelemahan dan penyakit tidak akan
terdapat di antara mereka. Keturunan mereka akan memiliki baik kekuatan
jasmani dan juga pikirani. Mereka akan memiliki pandangan yang jelas terhadap
kebenaran dan tanggung jawab, memiliki kesanggupan untuk membedakan
yang baik dan jahat serta pertimbangan yang baik. Tetapi keengganan mereka
untuk taat kepada pembatasan dan tuntutan-tuntutan Allah, mencegah mereka,
sedemikian jauh, untuk dapat mencapai ukuran yang tinggi yang
dikehendaki-Nya dari kita, dan untuk dapat menerima berkat-berkat yang ingin
diberikan-Nya kepada mereka.
Hati Musa hancur. Ia telah meminta agar Israel jangan dibinasakan, sekali pun
keturunannya sendiri di kemudian hari bisa menjadi satu bangsa yang besar. Di
dalam kasihnya bagi mereka ia telah berdoa agar namanya saja dihapuskan dari
buku alhayat daripada bangsa itu harus dibiarkan jadi binasa. Ia telah
mengorbankan segala sesuatunya bagi mereka dan inilah yang menjadi balasan
dari mereka. Untuk segala kesulitan mereka, mereka telah menuduh Musa
sebagai penyebabnya; dan persungutan mereka yang jahat itu menjadikan beban
pekerjaan dan tanggung jawabnya menjadi dua kali lebih berat menindih diri
Musa. Di dalam kesusahannya itu ia tergoda untuk tidak mempercayai Allah.
Doanya hampir merupakan satu persungutan. "Mengapa Kauperlakukan hamba-
Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-
Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh
bangsa ini? Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada
seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah
kami daging untuk dimakan. Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung
jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku."
Tuhan mendengar doanya dan menyuruh dia untuk mengumpulkan Ketujuh
puluh tua-tua orang Israel, orang-orang yang bukan saja tua dalam usia, tetapi
juga memiliki wibawa, pertimbangan yang baik dan pengalaman. Ia berkata,
"Kumpulkanlah di hadapan-Ku dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang,
yang kauketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya, kemudian
bawalah mereka ke Kemah Pertemuan, supaya mereka berdiri di sana bersama-
sama dengan engkau. Maka Aku akan turun dan berbicara dengan engkau di
sana, lalu sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan
Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan
memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang
diri memikulnya."
Tuhan mengirimkan Musa memilih bagi dirinya orang-orang yang paling setia
dan mantap untuk ambil bagian dalam tanggung jawab bersama dengan dia.
Pengaruh mereka akan menolong dalam membendung kejahatan orang banyak
itu, dan mengatasi pemberontakan; tetapi kejahatan yang cukup parah telah
terjadi sebagai akibat daripada pengangkatan mereka itu. Mereka tidak akan
pernah dipilih jikalau Musa telah menyatakan iman sehubungan dengan
bukti-bukti yang telah disaksikannya tentang kuasa dan kebajikan Allah. Tetapi
ia telah membesar-besarkan beban dan pekerjaannya, sehingga hampir-hampir
kehilangan pandangan terhadap kenyataan bahwa dia hanyalah sekadar alat oleh
mana Allah telah bekerja. Ia tidak mempunyai maaf dalam memanjakan roh
persungutan, betapa pun kecilnya, yang merupakan kutuk orang Israel. Kalau
saja ia telah bergantung kepada Allah dengan sepenuhnya, Tuhan telah
memimpin dia senantiasa, dan akan memberikan kepadanya kekuatan untuk
menghadapi setiap keadaan darurat.
Musa diperintahkan untuk mempersiapkan orang banyak untuk hal yang Allah
akan segera lakukan bagi mereka. "Kuduskanlah dirimu untuk besok, maka
kamu akan makan daging; sebab kamu telah menangis di hadapan Tuhan
dengan berkata: Siapakah yang akan memberi kami makan daging? Begitu baik
keadaan kita di Mesir, bukan?--Tuhan akan memberi kamu daging untuk
dimakan. Bukan hanya satu hari kamu akan memakannya, bukan dua hari,
bukan lima hari, bukan sepuluh hari, bukan dua puluh hari, tetapi genap sebulan
lamanya, sampai ke luar dari dalam hidungmu dan sampai kamu muak--karena
kamu telah menolak Tuhan yang ada di tengah-tengah kamu dan menangis di
hadapan-Nya dengan berkata: Untuk apakah kita ke luar dari Mesir? Tetapi kata
Musa: 'Bangsa yang ada bersama aku ini berjumlah enam ratus ribu orang
berjalan kaki, namun Engkau berfirman: Daging akan Kuberikan kepada
mereka, dan genap sebulan lamanya mereka akan memakannya! Dapatkah
sekian banyak kambing domba dan lembu sapi disembelih bagi mereka,
sehingga mereka mendapat cukup? Atau dapatkah ditangkap segala ikan di laut
bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup?"
Ia telah ditegur atas sikapnya yang tidak percaya itu, "Masakan kuasa Tuhan
akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat apakah
Firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak." Musa mengulangi kembali kepada
perhimpunan akan Firman Tuhan, dan mengumumkan tentang pengangkatan
Ketujuh puluh tua-tua Israel itu. Amanat Musa kepada Ketujuh puluh tua-tua itu
dapat dijadikan sebagai satu contoh daripada kejujuran secara hukum bagi
hakim-hakim pembuat hukum pada zaman modern:"Dengarlah kamu akan
segala perkara saudaramu dengan saudaranya, dan putuskanlah hukum yang adil
antara seorang dengan saudaranya atau dengan orang dagang. Maka dalam
hukum itu janganlah kamu pandang akan muka orang; baik akan orang hina,
baik akan orang mulia hendaklah mengindahkan barang seorang jua pun, karena
hukum itulah Allah punya."
Musa sekarang memanggil Ketujuh puluh tua-tua itu ke baitsuci. "Lalu turunlah
Tuhan dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya
sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas Ketujuh puluh
tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti
nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi." Seperti murid-murid pada hari Pentakosta,
mereka dipenuhi oleh "kuasa dari atas." Dengan cara demikian Allah senang
menyediakan mereka bagi pekerjaan mereka, dan menghormati mereka di
hadapan perhimpunan itu agar kepercayaan terhadap mereka ini diteguhkan
sebagai orang-orang yang dipilih Ilahi untuk bersatu dengan Musa dalam
menjalankan pemerintahan bangsa Israel.
Sekali lagi dibuktikan adanya roh yang agung dan tidak mementingkan diri di
dalam hati Musa, dua dari antara Ketujuh puluh tua-tua itu, yang dengan rendah
hati merasa tidak layak untuk memegang jabatan yang penuh tanggung jawab
seperti itu, tidak bergabung bersama-sama dengan saudara-saudara mereka di
baitsuci; tetapi Roh Allah turun ke atas diri mereka di tempat mereka berada,
mereka juga telah mengadakan karunia nubuatan. Pada waktu diberitahukan
tentang kejadian ini, Yusak mencoba mencegah ketidakberesan seperti ini,
khawatir jangan-jangan ini akan menimbulkan perpecahan. Rindu untuk
membela kehormatan tuannya, ia berkata, "Tuanku Musa, laranglah mereka
itu." Jawabnya adalah, "Mengapa engkau menyusahkan dirimu akan halku? Hai,
biarlah kiranya segenap bangsa ini nabi Tuhan adanya dan dianugerahi Tuhan
dengan Rohnya!"
Kini angin yang kencang bertiup dari arah lautan membawa burung puyuh,
"Kira-kira sehari perjalanan jauhnya ke segala penjuru, dan kira-kira dua hasta
tingginya dari atas muka bumi." Bilangan 11:31. Sepanjang hari dan malam itu,
dan keesokan harinya, orang banyak itu bekerja untuk mengumpulkan makanan
yang telah disediakan dengan ajaib. Mereka telah mengumpulkan banyak sekali.
"Setiap orang sedikit-dikitnya mengumpulkan sepuluh homer." Semua yang
tidak akan digunakan saat ini telah disimpan dengan cara mengeringkannya,
sehingga persediaan mereka itu, seperti yang dijanjikan, akan cukup untuk
sepanjang bulan.
Allah telah memberikan kepada mereka apa yang sebenarnya bukan yang
terbaik bagi mereka, oleh karena mereka telah berkeras menghendaki makanan
itu; mereka tidak merasa puas dengan apa yang sebenarnya akan terbukti
bermanfaat bagi mereka. Keinginan mereka yang disertai dengan
pemberontakan itu telah dikabulkan tetapi mereka dibiarkan untuk menanggung
akibat-akibatnya. Mereka berpesta pora tanpa batas dan keadaan yang
berlebih-lebihan ini dengan segera telah dihukum. "Tuhan memukul bangsa itu
dengan suatu tulah yang sangat besar." Banyak dari antara mereka telah binasa
oleh penyakit demam panas yang tinggi sedangkan yang paling bersalah di
antara mereka telah dibunuh segera setelah mereka mengecap makanan yang
mereka inginkan itu.
Di dalam pengangkatan Ketujuh puluh tua-tua itu Miryam dan Harun tidak
diajak berunding, dan kecemburuan mereka telah timbul terhadap Musa. Pada
waktu kunjungan Yitro, sementara bangsa Israel berada dalam perjalanan ke
Sinai, penerimaan Musa terhadap nasihat mertuanya itu telah menimbulkan di
dalam diri Harun dan Miryam, perasaan takut bahwa pengaruhnya terhadap
Musa akan lebih besar daripada pengaruh mereka. Di dalam mengangkat
majelis tua-tua Israel itu mereka merasa bahwa kedudukan dan wewenang
mereka telah diabaikan begitu saja. Miryam dan Harun tidak pernah mengetahui
betapa beratnya pekerjaan dan tanggung jawab yang ada di bahu Musa; tetapi
oleh karena mereka telah dipilih untuk membantu dia mereka menganggap diri
mereka mempunyai bahagian yang sama dalam tanggung jawab kepemimpinan,
dan mereka menganggap pengangkatan pembantu-pembantu yang lainnya itu
tidak diperlukan.
Musa merasa pentingnya pekerjaan yang besar yang telah diserahkan kepadanya
sebagaimana tidak ada seorang lainpun yang telah merasakannya. Ia menyadari
akan kelemahannya, dan ia menjadikan Allah sebagai penasihatnya. Harun
menganggap dirinya lebih tinggi dan kurang berharap kepada Tuhan. Ia telah
gagal pada waktu diberi tanggung jawab, memberikan bukti tentang kelemahan
tabiatnya oleh bersepakat dalam hal penyembahan berhala di Sinai. Tetapi
Miryam dan Harun, buta oleh rasa cemburu dan ambisi, telah kehilangan
pandangan akan hal ini. Harun telah dihormati oleh Allah di dalam
pengangkatan keluarganya kepada pekerjaan keimamatan yang suci; tetapi
sedangkan hal ini sekarang telah menambahkan keinginan untuk meninggikan
diri. "Sungguhkah Tuhan berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah
dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Menganggap bahwa diri mereka
sama pada pemandangan Allah, mereka merasa bahwa mereka berhak untuk
memperoleh jabatan dan wewenang yang sama. Dengan menyerah kepada roh
tidak puas, Miryam telah memperoleh alasan untuk bersungut di dalam
peristiwa-peristiwa dimana Allah telah mengendalikannya. Pernikahan Musa
pun tidak menyenangkan hatinya. Bahwa ia harus memilih seorang perempuan
dari bangsa lain, yang gantinya mengambil seorang istri dari antara orang
Ibrani, merupakan satu penghinaan kepada keluarganya, dan terhadap rasa
kebangsaan terhadap bangsanya.
Allah telah memilih Musa dan telah mencurahkan Roh-Nya ke atas dirinya;
Miryam dan Harun, oleh persungutan mereka, telah bersalah dalam hal tidak
setia, bukan saja kepada pemimpin mereka yang telah ditetapkan itu, tetapi juga
kepada Allah sendiri. Orang-orang yang telah bersungut-sungut itu kemudian
dipanggil ke baitsuci dan dibawa menghadap muka dengan muka kepada Musa.
"Maka turunlah Tuhan dalam tiang awan lalu berdiri di pintu kemah, sambil
dipanggilnya Harun dan Miryam, maka keduanya pun tampil ke hadapan."
Pengakuan mereka telah memperoleh karunia nubuatan tidaklah disangkal;
Allah sebenarnya dapat berbicara kepada mereka di dalam khayal dan mimpi.
Tetapi kepada Musa yang telah dikatakan Allah sendiri "yang setiawan dalam
segenap rumah-Ku," satu hubungan yang lebih erat telah diadakan. Dengan dia,
Allah berbicara muka dengan muka. "Maka bagaimana tiada kamu takut
berbantah-bantah dengan Musa hambaku ini? Demikianlah murka Tuhan
bernyala-nyala kepada keduanya, lalu Tuhan pun gaiblah."
Awan itu meninggalkan baitsuci sebagai tanda murka Allah, dan Miryam telah
dihukum. Ia "menderita penyakit kusta, putih seperti salju." Harun selamat,
tetapi dengan hukuman terhadap Miryam itu dirinya telah ditempelak. Kini,
kesombongan mereka dicampakkan ke tanah, Harun mengakui dosa mereka dan
memohon agar saudaranya itu jangan dibiarkan binasa oleh kutuk yang
memuakkan dan mematikan itu. Sebagai jawab kepada doa Musa penyakit
kustanya itu telah disembuhkan. Namun demikian, Miryam diasingkan dari
perkemahan itu selama tujuh hari. Setelah ia dikeluarkan dari perkemahan itu
selama tujuh hari, barulah tanda daripada kasihan Allah itu kelihatan kembali di
atas baitsuci. Dengan penuh rasa hormat atas jabatannya yang tinggi, dan
dengan rasa sedih atas hukuman yang telah menimpa dirinya itu, seluruh
perhimpunan yang tinggal di Hazerot itu, menunggu-nunggu kedatangannya
kembali.
Pernyataan murka Tuhan ini dimaksudkan untuk menjadi satu amaran kepada
semua orang Israel, untuk mencegah berkembangnya roh tidak puas dan
memberontak. Jikalau roh tidak puas dan iri hati Miryam tidak ditempelak
dengan keras maka itu akan menimbulkan kejahatan yang lebih besar lagi. Iri
hati adalah salah satu sifat Iblis yang paling jahat yang dapat timbul di dalam
hati manusia, dan itu adalah salah satu sifat yang paling jahat yang dapat timbul
di dalam hati manusia, dan itu adalah salah satu sifat yang jahat dalam
pengaruhnya. Kata orang yang bijaksana itu, "Bahwa bengislah adanya
nyala-nyala amarah, dan murka itu seperti air bah yang meliput, tetapi
cemburuan, siapa gerangan dapat menahankan dia?" Adalah sifat iri hati yang
pertama-tama telah menyebabkan kekacauan di surga dan pemanjaan akan sifat
itu telah mengakibatkan kejahatan yang tak dapat dilukiskan di antara manusia.
"Karena barang di mana ada perasaan yang dengki dan perbantahan, di situlah
huru-hara dan segala perbuatan yang jahat."
Janganlah dianggap sebagai satu perkara remeh untuk berbicara jahat tentang
orang lain atau menjadikan diri kita hakim terhadap tindakan dan motif mereka.
"Adapun orang yang mencela saudaranya atau menyalahkan saudaranya, ialah
mencela hukum serta menyalahkan hukum. Tetapi jikalau engkau menyalahkan
hukum itu, bukannya engkau penurut hukum itu, melainkan hakimnya." Hanya
ada satu hakim saja--yakni "Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi
dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam
hati." 1 Korintus 4:5. Dan barangsiapa yang menghakimkan dan
menghukumkan sesamanya, dia merebut hak mutlak daripada Khalik itu.