Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN SHOCK

KARDIOGENIK

Oleh Kelompok 3:

Adhelya Mutia Indah Adzani 1902001


Divah Nahdya 1902006
Viola Yulia Putri 1902019
Natasya Fadila Zahara 1902026
DEFENISI
Syok didefinisikan sebagai sindrom gangguan patofisiologi
berat yang ketika berlanjut menyebabkan perfusi jaringan
yang buruk, hal ini dapat dikaitkan dengan metabolisme sel
yang tidak normal. Selain itu, syok merupakan kegagalan
sirkulasi perifer yang menyeluruh sehingga perfusi jaringan
menjadi tidak adekuat.

Syok kardiogenik merupakan suatu kondisi dimana terjadi


hipoksia jaringan sebagai akibat dari menurunnya curah
jantung, meskipun volume intravaskuler cukup. Sebagian
besar kondisi syok ini disebabkan oleh infark miokard akut
(Asikin et all, 2016).
ETIOLOGI
Penyebab syok kardiogenik terjadi akibat beberapa jenis
kerusakan, gangguan atau cedera pada jantung yang
menghambat kemampuan jantungg untuk berkontraksi
secara efektif dan memompa darah.

Beberapa faktor penyebab terjadinya syok kardiogenik


adalah :
1. Infark Miokardium
2. Aritmia Ventrikel yang Mematikan
3. Gagal Jantung Stadium Akhir
PATOFISIOLOGI
Syok kardiogenik di tandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri,
yang mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan
penghantaran oksigen ke jaringan. Nekrosis fokal diduga
merupakan akibat dari ketidakseimbangan yang 6 terusmenerus
antara kebutuhan suplai oksigen miokardium. Pembuluh coroner
yang terserang juga tidak mampu meningkatkan aliran darah
secara memadai sebagai respons terhadap peningkatan beban
kerja dan kebutuhan oksigen jantung oleh aktivitas respons
kompensatorik seperti perangsang simpatik.

Kontraktilitas ventrikel kiri dan kinerjanya menjadi sangat


terganggu akibat dari proses infark. Pertahanan perfusi jaringan
menjadi tidak memadai, karena ventrikel kiri gagal bekerja
sebagai pompa dan tidak mampu menyediakan curah jantung
dengan baik. Maka dimulailah siklus yang terus berulang. Siklus
dimulai saat terjadinya infark yang berkelanjut dengan gangguan
fungsi miokardium (Muttaqin, 2009).
MANIFESTASI
1. Nyeri dada yang berkelanjutan, dyspnea (sesak/sulit bernafas),
tampak pucat, dan apprehensive (anxious, discerning, gelisah,
takut, cemas)
2. Hipoperfusi jaringan
3. Keadaan mental tertekan/depresi
4. Anggota gerak teraba dingin
5. Keluaran (output) urin kurang dari 30 mL/jam (oliguria).
6. takikardi (detak jantung yang cepat,yakni > 100x/menit) 7. Nadi
teraba lemah dan cepat, berkisar antara 90–110 kali/meniT
8. Hipotensi : tekanan darah sistol kurang dari 80 mmHg
9. Diaphoresis (diaforesis, diaphoretic, berkeringat, mandi keringat,
hidrosis, perspirasi)
10. Distensi vena jugularis
11. Indeks jantung kurang dari 2,2 L/menit/m2.
12. Tekanan pulmonary artery wedge lebih dari 18 mmHg.
13. Suara nafas dapat terdengar jelas dari edem paru akut
KOMPLIKASI
 1. Cardiopulmonary arrest
 2. Disritmi

 3. Gagal multisistem organ

 4. Stroke

 5. Tromboemboli
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis Penanganan Syok kardiogenik
yaitu kegawadaruratan yang memerlukan terapi resusitasi segera sebelum
syok merusak organ secara irreversible (Asikin et all, 2016).
a. Penanganan awal : resusitasi cairan, oksigenasi dan proteksi jalan nafas,
koreksi hipovolemia dan hipotensi
b. Intervensi farmakologi :
 sesuai penyebabnya, misalnya infark miokard atau sindrom coroner akut
diberikan aspirin dan heparin
 obat vasokontriksi, misalnya dopamine, epinefrin, dan norepinefrin
 mempertahankan tekanan darah yang adekuat untuk mempertahankan
perfusi jaringan dan volume intravaskuler

c. Farmakologi Syok kardiogenik, setelah tercapainya preload yang


optimal, sering kali dibutuhkan inotropic untuk memperbaiki kontraktilitas
dan obat lain untuk menurunkan afeterload.
d. Mechanical Circulatory Support Digunakan pada pengidap yang tidak
responsive dengan pengobatan yang telah diberikan.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Pencegahan syok kardiogenik adalah salah satu tanggung jawab
utama perawat di area keperawatan kritis. Tindakan pencegahan
teermasuk mengidentifikasi pasien pada resiko dan pengkajian
serta manajemen status kardiopulmoner pasien. Pasien dalam
syok kardiogenik mungkin memiliki sejumlah diagnosis
keperawatan, tergantung pada perkembangan penyakit Prioritas
keperawatan diarahkan terhadap :
a. Membatasi permintaan oksigen miokard
b. Peningkatan pasokan oksigen miokard
c. Mempromosikan kenyamanan dan dukungan emosi
d. Mempertahankan pengawasan terhadapp komplikasi
G. PENGKAJIAN ABC
a. Airway
 1) Sumbatan atau penumpukan secret.

 2) Wheezing atau krekles.

 3) Kepatenan jalan nafas.

b. Breathing
1) Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat.
2) RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal.
3) Ronchi, krekles.
4) Ekspansi dada tidak penuh.
5) Penggunaan otot bantu nafas.
C. Circulation

1.) Nadi lemah, tidak teratur.


2) Capillaryrefill.
3) Takikardi.
4) TD meningkat / menurun.
5) Edema.
6) Gelisah.
7) Akral dingin.
8) Kulit pucat, sianosis.
9) Output urine menurun.
d. Disability
Status mental : Tingkat kesadaran secara kualitatif dengan Glascow
Coma Scale (GCS) dan secara kwantitatif yaitu :

1)Compos mentis : Sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua


pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
2) Apatis : keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan
kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
3) Somnolen : keadaan kesadaran yang mau tidur saja. Dapat
dibangunkan dengan rangsang nyeri, tetapi jatuh tidur lagi.
4) Delirium : keadaan kacaumotorik yang sangat, memberontak,
berteriakteriak, dan tidak sadar terhadap orang lain, tempat, dan waktu.
5) Sopor/semi koma : keadaan kesadaran yang menyerupai
koma,reaksihanya dapat ditimbulkan dengan rangsang nyeri.
6) Koma : keadaan kesadaran yang hilangsama sekali dan tidak dapat
dibangunkan dengan rangsang apapun. e. Exposure Keadaan kulit,
seperti turgor/kelainan pada kulit dan keadaan ketidaknyamanan (nyeri)
dengan pengkajian PQRST
THANK YOU..

Anda mungkin juga menyukai