Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Perilaku dan
Proses Mental
Teori-Teori Belajar
04
Abstract Kompetensi
Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan Mahasiswa mampu memahami
mengenaimengenai latar belakang, pengertian belajar serta prinsip-prinsip
pengertian belajar, dan prinsip-psinsip belajar menurut para ahli.
yang terkait belajar menurut para ahli.
Pengertian Belajar
Dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah terjadi sebuah proses yaitu interaksi
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa jika terjadi kegiatan belajar kelompok.
Dalam interaksi tersebut akan terjadi sebuah proses pembelajaran, pembelajaran secara
umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan
lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat
perubahan’s pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000;
Ormorod, 1995).
Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung.
Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah
upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu
kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran.
Bertolak dari perubahan yang ditimbulkan oleh perbuatan belajar, para ahli teori belajar
berusaha merumuskan pengertian belajar. Di bawah ini dikutip beberapa batasan belajar,
agar dapat menjadi bahan pemikiran dan renungan mengenai pengertian belajar yang
berlangsung di kelas.
Belajar proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan
tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecendrungan respon pembawaan,
pemaksaan, atau kondisi sementara (seperti lelah, mabuk, perangsang dan sebagainya).
Menurut Morgan (Gino, 1988: 5) menyatakan bahwa belajar adalah merupakan salah
satu yang relatif tetap dari tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan manusia melalui
pengalaman dan latihan untuk memperoleh kemampuan baru dan merupakan perubahan
tingkah laku yang relatif tetap, sebagai akibat dari latihan. Menurut Hilgard (Suryabrata,
2001:232) menyatakan belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan
sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari
perbuatan yang ditimbulkan oleh lainnya.
2
2018 Perilaku dan Proses Mental Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Mahesti Pertiwi, M.Psi., Psikolog http://www.mercubuana.ac.id
Berdasarkan pengertian belajar yang dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi
beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian belajar, yaitu:
Belajar adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu
dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah
kepada tingkah laku yang buruk. Perubahan itu tidak harus segera nampak setelah proses
belajar tetapi dapat nampak di kesempatan yang akan datang.
Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman.
Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya
kecakapan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian baik fisik maupun psikis.
Teori manapun pada prinsipnya, belajar meliputi segala perubahan baik berpikir,
pengetahuan, informasi, kebiasaan, sikap apresiasi maupun pengertian. Ini berarti kegiatan
belajar ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman.
Perubahan akibat proses belajar adalah karena adanya usaha dari individu dan perubahan
tersebut berlangsung lama. Belajar merupakan kegiatan yang aktif, karena kegiatan belajar
dilakukan dengan sengaja, sadar dan bertujuan.
Agar kegiatan belajar mencapai hasil yang optimal, maka diusahakan faktor penunjang
seperti kondisi peserta didik yang baik, fasilitas dan lingkungan yang mendukung serta
proses belajar mengajar yang tepat. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi
pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi
antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan dan
dimana saja.
Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya suatu perubahan
tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada
tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya. Apabila proses belajar itu
diselenggarakan secara formal di sekolah, tidak lain dimaksudkan untuk mengarahkan
perubahan pada diri siswa secara terencana dalam aspek pengetahuan, keterampilan
maupun sikap.
Upaya awal dalam memahami belajar adalah melalui kebijaksanaan tradisional, yang
biasanya didasarkan pada pengalaman, dan melalui filsafat seperti idealisme Plato dan
realisme Aristoteles (Gredler; 2011), Dalam tahapan perkembangannya kemudian teori
belajar mendekatkan diri pada psikologi yang fokus pada kesadaran dan proses mental.
Sebagai disiplin ilmu baru, psikologi dihadapkan pada dua pertanyaan utama yakni; apa
yang seharusnya menjadi fokus studi? Dan, apa yang seharusnya menjadi cakupan disiplin
ilmu ini?. Di sisi lain psikologi ingin mengembangkan ilmu pasti namun, disiplin ini belum
memiliki metode riset yang pasti. Disinilah awal mula lahirnya behaviorisme dengan
tokohnya John B. Watson. Dia mengusulkan studi umum yang dapat menyatukan semua
3
2018 Perilaku dan Proses Mental Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Mahesti Pertiwi, M.Psi., Psikolog http://www.mercubuana.ac.id
psikolog yakni studi perilaku/behavior. Selama 30 tahun behaviorisme sebagai aliran dalam
ilmu psikologi menjadi sangat dominan. Kemudian dalam tahapan selanjutnya muncul
beberapa aliran psikologi yang membahas perilaku manusia dalam belajar.
2. Hukum latihan
Hukum latihan (law of exercise) dimaksudkan untuk memberikan atau memantapkan
skill, sebab menurut Thorndike, apabila hukum ini dilakukan dengan semakin banyak
4
2018 Perilaku dan Proses Mental Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Mahesti Pertiwi, M.Psi., Psikolog http://www.mercubuana.ac.id
berlatih, maka semakin mahirlah seseorang (siswa) dengan demikian secara otomatis maka
skill (kemampuannya) akan tumbuh dengan baik. Demikian pula halnya dalam proses
belajar seseorang (siswa) semakin banyak belajar maka akan semakin terasah kemandirian
dan skillnya.
3. Hukum kesiap-siagaan
Sementara hukum kesiap-siagaan (law of readiness) lebih ditujukan untuk mengetahui
sampai sejauhmana kesiap-siagaan siswa untuk mampu menerima pelajaran dari guru,
sehingga siswa mampu mengikuti tahap-tahap pelajaran yang akan disampaikan. Dengan
pemahaman lain bahwa hukum kesiap-siagaan ditujukan untuk memberikan stimulasi yang
tepat kepada siswa sehingga akan tercipta partisipasi aktif antara guru dan siswa.
Dalam bentuk pemahaman yang lebih luas, bahwa hukum kesiap-siagaan (law of
rediness). Ini juga dimaksudkan untuk mengetahui masa peka seorang siswa, dengan
mengetahui masa peka siswa maka sesungguhnya guru akan dapat memberikan stimulus
yang tepat dan sesuai pula dengan pertumbuhan (fisik) dan perkembangannya (psikis).
Namun kesulitannya terletak pada penentuan kapan suatu masa pekan seorang siswa
dimulai.
5
2018 Perilaku dan Proses Mental Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Mahesti Pertiwi, M.Psi., Psikolog http://www.mercubuana.ac.id
pengkondisian tertentu. Pengkondisian itu adalah dengan melakukan semacam pancingan
dengan sesuatu yang dapat menumbuhkan tingkah laku tersebut.
Respon ini relatif tetap. Artinya, setiap ada stimulus semacam itu akan muncul respon
tertentu. Dengan demikian, perangsang-perangsang yang demikian itu mendahului respon
yang ditimbulkannnya. Operant response atau instrumental response adalah respon yang
timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu. Perangsang yang
demikian disebut reinforce, karena perangsang-perangsang tersebut memperkuat respons
yang telah dilakukan. Jadi dengan demikian, perangsang tersebut mengikuti dan
memperkuat suatu suatu tingkah laku yang telah dilakukan. Misalnya jika seseorang telah
belajar melakukan sesuatu lalu mendapat hadiah sebagai reinforce, maka ia akan menjadi
lebih giat dalam belajar.
6
2018 Perilaku dan Proses Mental Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Mahesti Pertiwi, M.Psi., Psikolog http://www.mercubuana.ac.id
Pada prilaku manusia respondent respons bersifat terbatas, oleh karena itu sangat kecil
untuk dapat dimodifikasi. Sebaliknya operant response sifatnya tidak terbatas, oleh karena
itu kemungkinan untuk dapat dimodifikasi sangat besar. Dengan demikian untuk mengbah
tingkah laku dapat menggunakan operant response. Skinner berpendapat bahwa untuk
membentuk tingkah laku tertentu perlu diturutkan atau dipecah-pecah menjadi bagian-
bagian atau komponen tiingkah laku yang spesifik. Selanjutnya, agar terbentuk pada tingkah
laku yang diharapkan pada setiap tingkah laku yang spesifik yang telah direspon, perlu
diberikan reinforce agar tingkah laku itu terus menerus diulang, serta untuk memotivasi agar
berlanjut kepada komponen tingkah laku selanjutnya sampai pada akhirnya pada
pembentukan tingkah laku puncak yang diharapkan.
2. Aliran Kognitif
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada proses belajar yang dilakukan individu.
Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat
sebagai tingkah laku yang tampak. Belajar juga merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi dan aspek kejiwaan lainnya. Belajar
menurut teori ini merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang kompleks.
Berikut beberapa teori belajar yang termasuk dalam aliran kognitif, yaitu:
a. Teori Gestalt
Teori gestalt dikembangkan oleh Koffka, Kohler dan Wertheimer. Menurut teori gestalt
belajar adalah proses mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap
hubungan antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan. Berbeda dengan teori
behavioristik yang menganggap belajar atau tingkah laku itu bersifat mekanistik, sehingga
menggabaikan atau mengingkari peranan insight. Teori gestalt beranggapan bahwa insight
adalah inti dari pembentukan tingkah laku.
Insight yang merupakan inti dari belajar menurut teori gestalt memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Kemampuan insight seseorang tergantung kepada kemampuan dasar orang tersebut,
sedangkan kemampuan dasar itu tergantung kepada usia dan posisi yang bersangkutan
dalam kelompoknya.
7
2018 Perilaku dan Proses Mental Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Mahesti Pertiwi, M.Psi., Psikolog http://www.mercubuana.ac.id
b. Kemampuan insight seseorang tergantung kepada kemampuan dasar orang tersebut,
sedangkan kemampuan dasar itu tergantung kepada usia dan posisi yang bersangkutan
dalam kelompoknya.
c. Insight dipengaruhi atau tergantung kepada pengalaman masa lalunya yang relevan.
d. Insight tergantung kepada pengaturan dan penyediaan lingkungannya.
e. Pengertian merupakan inti dari insight. Melalui pengertian individu akan dapat
memecahkan masalah. Pengertian itulah yang bisa menjadi kenderaan dalam memecahkan
masalah lain pada situasi yang berlainan.
f. Apabila insight telah diperoleh, maka dapat digunakan untuk menghadapi persoalan
dalam situasi lain. Di sini terdapat macam transfer belajar, namun yang ditransfer bukanlah
materi yang dipelajari, tetapi relasi-relasi dan generalisasi yang diperoleh melalui insight.
Prinsip yang terdapat dalam teori belajar gestalt berdasarkan keseluruhan.
Keseluruhan itu lebih memiliki makna dari bagian-bagian. Bagian-bagian hanya berarti
apabila ada dalam keseluruhan. Sebuah kata akan bermakna manakala dalam sebuah
kalimat. Demikian juga kalimat akan memiliki makna apabila ada dalam suatu rangkaian
karangan. Makna dari prinsip ini adalah pembelajaran itu bukanlah berangkat dari fakta-
fakta akan tetapi mesti berangkat dari suatu masalah. Melalui masalah itu maka siswa dapat
mempelajari fakta.
1. Anak yang belajar merupakan keseluruhan.
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa membelajarkan bukanlah hanya
mengembangkan intelektual saja, akan tetapi mengembangkan pribadi anak seutuhnya. Apa
artinya kemampuan intelektual manakala tidak diikuti sikap yang baik atau tidak diikuti oleh
pengembangan seluruh potensi yang ada dalam diri. Oleh karenya mengajar bukanlah
menumpuk memori kepada siswa dengan fakta-fakta yang lepas-lepas tetapi
mengembangkan keseluruhan potensi yang ada dalam diri anak.
2. Belajar berkat insight.
Belajar akan terjadi manakala dihadapkan kepada suatu persoalan yang harus
dipecahkan. Belajar bukanlah menghafal fakta. Melalui persoalan yang dihadapi akan
mendapatkan insight yang berguna untuk menghadapi setiap masalah.
3. Belajar berdasarkan pengalaman.
Pengalaman adalah kejadian yang dapat memberikan arti dan makna kehidupan setiap
prilaku individu. Belajar adalah melakukan reorganisasi pengalaman-pengalaman masa lalu
yang secara terus menerus disempurnakan. Oleh karena itu proses pembelajaran adalah
proses memberikan pengalaman-pengalaman yang bermakna untuk kehidupan indiividu.
Menurut Piaget, dasar dari belajar adalah aktivitas anak apabila ia berinteraksi dengan
lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Akibatnya lingkungan sosialnya berada di antara
8
2018 Perilaku dan Proses Mental Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Mahesti Pertiwi, M.Psi., Psikolog http://www.mercubuana.ac.id
anak dan lingkungan fisiknya. Melalui pertukaran ide-ide dengan orang lain, seorang anak
tadinya memiliki pandangan subjektif terhadap sesuatu yang diamatinya akan berubah
pandangannya menjadi objektif Aktivitas mental anak terorganisasi dalam struktur kegiatan
mental yang disebut skema atau dalam bentuk jamak skemata.
Skema merupakan abtraksi mental seseorang yang digunakan untuk mengerti sesuatu
atau memecahkan sesuatu atau memecahkan masalah. Individu mengisi atribut skemanya
dengan informasi yang benar agar dapat membentuk kerangka pikir yang benar. Kerangka
pemikiran inilah yang akan membentuk pengetahuan struktural individu. Pengetahuan
struktural tersebut terdiri dari skema-skema yang dipunyai dan hubungan antar skema-
sekama tersebut. Piaget menjelaskan bahwa struktur pengetahuan atau struktur kognitif
yang dimiliki individu terjadi karena adanya proses adaptasi. Adaptasi adalah proses
penyesuaian skema dalam merespon lingkungan melalui dua proses yang tidak dapat
dipisahkan yaitu asimilasi dan akomodasi.
Proses asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi, persepsi, konsep
dan pemgalaman baru ke dalam pengalaman yang sudah ada dalam struktur kognitif
individu. Akomodasi adalah penyesuaian atau penyusunan kembali skema ke dalam situasi
yang baru. Informasi atau pengalaman baru diasimilasikan, mungkin saja tidak cocok
dengan skema yang telah ada. Apabila dalam penyerapan informasi baru tidak cocok maka
akan terjadi disekuilibrium yaitu ketidakseimbangan yang terjadi karena informasi yang
masuk berbeda dengan struktrul kognitifnya, secara sederhana dapat dikatakan bahwa
disekuilibrium terjadi jika apa yang dihadapi berbeda dengan apa yang telah dipahami
sebelumnya.
Jika terjadi disekuilibrium, maka secara alamiah individu akan berupaya mengurangi
ketidakseimbangan dan mengembangkan struktur kognitif baru atau mengadaptasikan
struktur kognitif lama sampai terjadi keseimbangan lagi. Proses mengembalikan
keseimbangan ini disebut ekuilibrasi.
Piaget menjelaskan bahwa perkembangan kognitif mempunyai tiga unsur yaitu: (1) isi, (2)
fungsi, dan (3) struktur.
1. Isi adalah apa yang telah diketahui yang menunjukkan kepada tingkah laku yang
dapat diamati yang mengungkapkan aktivitas intelek. Isi intelegensi berbeda-beda dari
umur ke umur dan dari anak ke anak.
2. Fungsi, menunjukkan kepada sifat dari aktivitas intelektual, asimilasi dan
akomodasi yang tetap dan terus menerus dikembangkan sepanjang perkembangan
kognitif.
3. Struktur, menunjukkan pada sifat organisatoris yang dibentuk (skemata) yang
menjelaskan terjadinya perilaku khusus.
9
2018 Perilaku dan Proses Mental Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Mahesti Pertiwi, M.Psi., Psikolog http://www.mercubuana.ac.id
John B. Watson & Rosalie Rayner
Pengondisian klasik juga dapat memberi penjelasan mengenai phobia dan ketakutan-
ketakutan lain (Herman et al, 2006; Wood et al, 2007). John B. Watson (yang
memperkenalkan kata behaviorisme) dan Rosalie Rayner (1920) menunjukkan peran dari
pengondisian klasik dalam phobia dengan menggunakan subjek penelitian seorang anak
bernama Albert.
Mereka menunjukkan seekor tikus laboratorium putih kepada Albert kecil untuk
melihat apakah ia takut terhadap tikus itu atau tidak. Ternyata Albert tidak takut. Saat Albert
bermain dengan tikus tersebut, sebuah suara yang keras dibunyikan dibelakangnya. Seperti
dugaan anda, suara dkeras tersebut menyebabkan Albert kecil menangis. Setelah tujuh
kali memasangkan suara keras dengan tikus putih, Albert kecil mulai takut terhadap tikus,
bahkan ketika suara tersebut belum dibunyikan. Ketakutan Albert kecil meluas ke hewan
kelinci, anjing, dan mantel berbulu.
Saat ini, eksperimen Watson dan Rayner (1920) akan dianggap menyalahi aturan etika
dari American Psychological Association. Hal ini terutama berdasarkan fakta bahwa
mereka tidak mengembalikan Albert kecil kekeadaan sebelumnya, sehingga ia mengalami
phobia tersebut selama hidupnya setelah eksperimen dilakukan. Pada awal abad ke-20,
ketika eksperimen dengan Albert kecil dilakukan, tidak banyak perhatian ditunjukkan pada
aspek etika penelitian. Saat ini, peneliti psikologi harus menaati aturan-aturan etika yang
sudah dirumuskan dengan ketat.
10
2018 Perilaku dan Proses Mental Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Mahesti Pertiwi, M.Psi., Psikolog http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Atkinson, L. R (1999). Pengantar Psikologi. Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga.
King, L. A. (2014). The Scienceof Psychology: An Appreciate View (Third ed.). USA:
Mc Graw Hill.
11
2018 Perilaku dan Proses Mental Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Mahesti Pertiwi, M.Psi., Psikolog http://www.mercubuana.ac.id