Anda di halaman 1dari 24

MATA KULIAH KONSEP DASAR IPS SD

Dosen Pengampu : Drs. Adnan K, S.Pd, M.Si

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mandiri

Oleh :

ANISA SALSABILA

210407561060

31 B

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
PENJAJAHAN DI INDONESIA DAN AKIBATNYA

A. Latar belakang timbulnya penjajahan di Indonesia


Timbulnya penjajahan di Indonesia secara garis besar di sebabkan oleh
dua faktor, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern; yaitu kondisi politik,
ekonomi dan sosial budaya yang memungkinkan bangas lain memasuki
Indonesia untuk berdagan yang kemudian berusaha menguasai perdagangan
dengan memonopoli perdagangan. Sedangkan faktor ekstern; yaitu kondisi
yang terjadi di negara-negara Barat sehingga mereka mengadakan ekspansi ke
seluruh dunia. Seacara rinci faktor-faktor tersebut sbb:
1. Faktor Intern.
a. Kontak hubungan perdagangan, seperti lazimnya seorang pedagang yang
pada awalnya tidak mempunyai prasangka yang negatif terhadap tamunya
yang datang ke Indonesia untuk membeli rempah-rempah. Tetapi lama-
kelamaan kebaikan bangsa Indonesia ini dimanfaatkan untuk dapat
dikuasai pusat perdagannya dengan jalan mengadu domba (memihak
salah satu) yang selanjutnya meminta imbalan yakni hak monopoli
perdagangan.
b. Penghasil rempah-rempah terbesar, di samping faktor positif sebagai
penghasil rempah-rempah tersebut, terdapat pula faktor negatifnya yakni
menjadi tempat tujuan utama bagi para saudagar Eropa dan setelah tiba di
Indonesia lambat laun dimungkinkan bangsa Barat untuk menguasai
pusat perdagangan tersebut.
c. Belum adanya rasa persatuan antara kerajaan yang satu dengan kerajaan
yang lain, justru sebaliknya mudah terpancing konflik dan dimanfaatkan
oleh kaum penjajah.
2. Faktor Ekstern
Yang dimaksud faktor ekstern, adalah kondisi yang terjadi di Eropa
sehingga memungkinkan terjadinya penjajahan di Indonesia tidak terlepas
dari masuknya bangsa Barat ke Asia Tenggar pada abad ke-16 yang secara
bertahap membawa bangsa Indonesia ke lingkup perdagangan Internasional
dan bersamaan dengan itu pula secara bertahap demi setahap kekuasaan
asing mulai masuk ke tanah air kita.
Secara berturut-turut bangsa Barat masuk ke Indonesia di awali oleh
bangsa Portugis kemudian disusul oleh Spanyol, Inggris dan Belanda.
namun pada periode selanjutnya bangsa spanyol lebih memusatkan
perhatiannya di Piliphina, bangsa Inggris mengutamakan sasarannya di
India, sedangkan di Indonesia berhadapan dengan bermacam-macam corak
imperialisme seperti Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris, walaupun yang
terakhir ini masa kekuasaannya singkat saja.
Gambaran yang lebih konkret yang menyebabkan bangsa Eropa datang
ke Indonesia, karena di dorong oleh beberapa faktor sbb:
a. Berkembangnya keyakinan akan kebenaran ajaran Copernicus yang
menyatakan bahwa dunia ini tidak datar melainkan bulat seperti bola.
Sehingga bila seseorang berlayar lurus ke arah barat maka akhirnya akan
tiba kembali pada titik semula.
b. Berlangsungnya jaman Renaissance di Eropa
Sekitar tahun 1500 di Eropa berkembang jaman kebebasan yaitu lahirnya
kembali jiwa bebas dari berbagai kekangan yang membelenggun
kehidupan mereka. Jiwa bebas ini telah mendorong semangat
mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga dapat menghasilkan
beberapa penemuan baru yang berguna untuk kepentingan penjelajahan
seberang lautan, seperti diketemukannya kompas, peta bumi yang lebih
baik, pembuatan kapal-kapal yang lebih baik pula serta penggunaan
mesiu.
c. Berkembangnya kekuasaan Islam di daerah Afrika Utara dan pantai
timur Laut Tengah yang pada tahun 1453 berhasil merebut pusat
perdagangan dan ibu kota kerajaan Romawi yakni Consntantinovel.
Jatuhnya Constantinovel ini mengakibatkan tertutupnya sama sekali jalur
hubungan perdagangan antra Eropa dengan Asia. Putusnya hubungan
dagang tersebut mendorong bangsa Barat berusaha mencari sendiri jalan
baru untuk pergi ke daerah penghasil rempah-rempah di Timur yakni
Indonesia.
d. Semangat Reconquesta atau semangat Perang Salib, yaitu semangat
untuk menaklukkan bangsa-bangsa yang mengalahkan mereka yaitu
orang-orang Islam. Dalam rangka semangat reconquesta inilah bangsa
Portugis ke luar dari negerinya untuk memerangi orang-orang Islam
dengan merebut jalur perdagangan serta pusat-pusat perdagangan dan
kekuatan Islam.
e. Ambisi untuk mecari daerah-daerah baru dalam rangka mengemban tugas
mencari kekayaan, kejayaan dan penyebaran agama nasrani (Gold, Glory
dan Gospel).
f. Adanya perjanjian Tordessilas (7 Juli 1494).
1) Terjadinya perjanjian ini akibat dari Paus Alexander VI di Roma yang
memberikan peluang kepada Spanyol dan Portugis untuk meluaskan
ekspansinya dengan mengeluarkan keputusan suci yang disebut Bull
of Demarcation yang isi pokoknya adalah Paus memberikan dunia ini
kedua bangsa tersebut dengan batas garis khayal dari Utara ke Selatan
samudera Atlantik, sebelah Barat garis meridian diberikan kepada
Spanyol, sedangkan sebelah Timurnya diberikan kepada Portugis.
2) Isi perjanjian bahwa garis batas kekuasaan Spanyol dan Portugis ialah
garis meridian yang melalui sebuah titik berjarak 370 mil di sebelah
Barat Kepulauan Tanjung Verde.
3) Dampak dari isi perjanjian:
a) Tumbuhnya imperialisme dan kolonialisme Barat di seluruh dunia.
b) Portugis berhasil menguasai pusat-pusat perdagangan sekaligus
menguasai wilayah bagian Timur, seperti:
(1) Bartolomus Diaz; menemukan Tanjung Harapan,
(2) Vasco da Gama; menemukan Calicut, India,
(3) Don Alfonso de Albuquerque; menaklukkan Gowa yang
kemudian sampai ke Maluku.
(4) Antonio d’Abreu; menguasai Maluku.
c) Spanyol menguasai sepenuhnya seluruh Amerika Latin, Hawai, dan
Philipina, yang ditandai dengan;
(1) Pelayaran Columbus menemukan benua Amerika,
(2) Maglhaens ekspedisi berkeliling dunia hingga sampai ke
Philipina bahkan sampai ke Maluku akhirnya konflik dengan
Portugis.

B. Karakteristik Penjajahan Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda dan Jepang


Pada dasarnya setiap penjajah mempunyai karakteristik yang sama yakni
memperdaya orang-orang pribumi untuk diadudomba dengan maksud agar
masyarakat pribumi terpecah belah untuk selanjutnya di kuasai.
Namun dilihat secara spesipik bangsa-bangsa yang pernah menjajah
Indonesia mempunyai karakteristik khusus ditinjau dari latar belakang dan
masing-masing bangsa. Misalnya Portugis dan Spanyol di mana kedua bangsa
ini mengadakan ekspansi didasari oleh himbauan Paus Alexander VI yang
membagi duni menjadi dua bagian yakni wilayah Barat untuk Spanyol dan
Wilayah Timur untuk Portugis, berbeda dengan Inggris mengadakan ekspansi
karena kemajuan teknologinya akibat dari revolusi Industri, motivasi Inggris
mengadakan ekspansi dilatar belakangi oleh maksud mencari daerah pemasaran
hasil industri. Belanda latar belakang sekspansi semata-mata mencari rempah-
rempah akibat ditutupnya pusat perdagangan di Lisabon oleh Portugis sehingga
belanda harus mencari sendiri rempah-rempah di Maluku (Indonesia),
sedangkan Jepang menjajah Indonesia dilatar belakangi oleh upaya untuk
mempersiapkan bala bantuan dalam rangka menghadapi Perang Asia Timur
Raya.

1. Karakteristik Penjajahan Portugis


Faktor penyebab Portugis mengadakan ekspansi ke arah Timur
disebabkan oleh perjanjian Tordessilas oleh Paul Alexander VI di Roma.
Selangkah demi selangkah mereka arungi samuudra yang menuju ke arah
Timur, mula-mula di temukan Tanjung Harapan oleh Bartolomeus Diaz,
kemudian Vasco da Gama sampai Kalikut, India dan Alfonso de
Albuquerque sampai di Malaka.
Setelah Portugis berhasil menguasai Asia Tenggara khususnya selat
Malaka (1511), dari sinilah Portugis berhasil mengiririmkan angkatan
perngnya ke Maluku dipimpin oleh Antonio d’Abreu. Mereka dapat
memanfaatkan persaingan yang terjadi di antara penguasa setempat untuk
memperkuat kedudukannya.
Misalnya ketika orang Portugis datang di Maluku, Hitu dan Seram
sedang berselisih dan Portugislah memihak Hitu. Di tempat lain kedatangan
Portugis di ternate diterima baik oleh penguasa setempat karena Portugis
dianggap sekutu dalam menghadapi kerajaan lainnya seperti Tidore, maka
sebagai imbalan Portugis menuntut hak monopoli perdagangan cengkeh.
Portugis berhasil memonopoli perdagangan ini berarti rakyat harus menjual
rempah-rempahnya ke Portugis dengan harga yang telah ditetukan yang
cenderung lebih murah, barang siap menentang diancam dengan kekerasan
senjata.
Akibat keserakah Portugis dengan memaksa sistem monopoli
menyebabkan timbulnya perlawanan di mana-mana di seluruh Nusantara,
khususnya di pusat-pusat kekuasaan Islam. Kerajaan Islam yang berhadapan
langsung dengan Portugis ialah Demak, Ternate dan Aceh.

2. Karakteristik Penjajahan Spanyol


Spanyol menjajah Indonesia hanya sementara karena mereka lebih
memfokuskan kekuasaannya di Philipina, walaupun hanya sementara namun
termasuk bangsa yang pernah menduduki Indonesia.
Sesuai hasil perjanjian Tordesilas bahwa spanyol mendapat wilayah
bagian Barat dengan rombongan kapal Spanyol bertolak dari negerinya
menuju ke arah Barat, di bawah pimpinan Magelhsen. Setelah melintasi
samudera Atlantik, mereka tiba di Amerika Selatan, lalau menyusur pantai
timur Amerika Selatan kemudian melintasi selat bagian paling selatan benua
Amerika. Sesudah itu mereka tiba di lautan terbuka yang amat luas yaitu
Samudera Pasifik (laut Teduh). Rombongan kapal Spanyol ini telah
melintasi Samudera Pasifik, tiba di Philipina. Magelhaen sendiri tewas
dalam perang dengan penduduk Pulau Cebu si Philipina, tetapi
rombongannya meneruskan perjalanan ke Maluku dan tiba di Tidore tahun
1521.
Waktu itu Tidore dipimpin oleh Sultan Al-Mansur, rombongan Spanyol
ini disambut baik oleh Sultan Tidore dengan ramah tamah. Hal disebabkan
Tidore sedang berselisih dengan Ternate, maka Tidore mencari dukungan
seperti halnya Ternate di dukung Portugis.
Persahabatan antara Ternate dengan Portugis semakin erat demikian
pula halnya persahabatan Tidore dengan Spanyol, ini berarti persaingan
antara Ternate dengan Tidore semakin meningkat, di balik itu berlangsung
permusuhan antara Portugis dengan Spanyol. Namun akhirnya kedua bangsa
ini mengadakan kesepakatan dan hasil kesepakatan Portugis memperoleh
Maluku sedang Spanyol memperoleh Philipina, maka mundurlah Spanyol
dari Maluku dan memusatkan perhatiannya di Philipina.

3. Karakteristik Penjajahan Inggris


Pelayaran orang-orang Inggris ke kawasan Asia Tenggara dan dunia
Timur pada umumnya tertinggal jika dibandingkan dengan pelayaran orang-
orang Purtugis. Hal ini disebabkan perhatian orang Inggris di curahkan ke
benua Amerika di samping belum mengetahui betul jalan menuju ke Timur
yang melewati Tanjung Harapan. Pelaut-pelaut Inggris telah mencoba
menempuh jalan melalui Laut Tengah, sampai ke Siria tetapi tidak dapat
dipergunakan untuk mengadakan hubungan dengan Hindia dan dunia Timur.
Pada akhir abad 16 Inggris menyadari bahwa satu-satunya jalan yang paling
tepat untuk mengadakan hubungan dengan dunia Timur adalah melalui
Tanjung Harapan.
Pada tahun 1580, F. Drake dalam perjalanan keliling dunia singgah di
Ternate, setelah melayari Lautan Pasifik. Ia melaporkan kepada
pemerintahnya tentang permintaan Sultan Ternate agar diberiu bantuan
peralatan untuk melawan Portugis. Pada tahun 1586, Thomas Covendish
menggunakan rute pelayaran Selat Megelhaen - Samudera Pasifik sampai ke
Philipina, selanjutnya berlayar ke Maluku dan menerangkan bahwa di
Maluku dilakukan perdagangan rempah-rempah secara bebas.
Pada waktu ada dua pendapat tentang sikap yang harus diputuskan oleh
Inggris dalam menghadapi Portugis. Pendapat pertama meminta membantu
Portugis dengan imbalan mendapat hak monopoli dari Portugis, sedangkan
pendapat kedua agar Inggris segera merebut hak monopoli perdagangan dari
Portugis dan segera menggunakan jalur perdagangan laut melalui Tanjung
Harapan. Pendapat kedua nampaknya yang lebih kuat.
Pada tahun 1591 satu ekspedisi yang terdiri atas tiga kapal dipimpin
oleh George Raymond dan James Lancaster bertolak dari Plymouth menuju
ke India melalui Tanjung Harapan. Dalam ekspedisi ini tidak begitu berhasil
karena hanya satu kapal mampu mencapai Selat Malaka di bawah pimpinan
James Lancaster, sedangkan kapal G. Raymond tenggelam dan satu kapal
lagi kembali sebelum sampai tujuan. Tetapi ia mengalami kesulitan dan
akhirnya ditawan oleh akhirnya ditawan oleh perompak Perancis.
Berita tentang berhasilnya Cornelis de Houtman sampai di Banten
menggugah pelaut-pelaut Inggris untuk mengadakan pelayaran kembali ke
dunia Timur, sesampainya di wilayah Nusantara Inggris diperlakukan
sebagai lawan oleh Belanda pada hal di Eropa Belanda adalah sekutu
Inggris.
Sejak tahun 1610 hubungan antara Inggris dengan Belanda semakin
memburuk. Nampak kekuatan Belanda lebih unggul dibandingkan dengan
kekuatan Inggris. Usaha menyelesaikan perselisihan antara VOC dengan
EIC dengan jalan perdamaian ternyata gagal.
Walaupun Inggris berusaha menjelaskan kepada Belanda bahwa
kedatangan di Maluku lebih dahulu dari pada Belanda sehingga lebih berhak
untuk mendapatkan sistem monopoli perdagangan, namun Belanda
mengemukakan alasan bahwa mereka mendapatkan hak monopoli
perdagangan ini setelah mengeluarkan biaya yang cukup besar dalam
persaingan melawan Portugis dan Spanyol.
Sementara itu perhatian Inggris terbagi dua, Indonesia dan India.
Diantara pemimpin perdagangan Inggris yang dianggap paling
membahayakan kedudukan Belanda di Nusantara adalah John Jourdain.
Dialah yang paling banyak terlibat permusuhan dengan JP. Coen, Gubernur
Jenderal VOC. Dengan tegas Jourdain menandaskan bahwa perdagangan di
Maluku adalah bebas untuk siapa pun. Maka perselisihan antara Belanda
dengan Inggris pun tidak dapat dielakkan, dalam perselisihan ini
dimenangkan oleh pihak Inggris, namun setahun kemudian (1616) kapal-
kapal Inggris di hadang oleh Belanda, karena kekuatan Belanda lebih
lengkap maka perselisihan ini dimenangkan oleh Belanda.
Ketika JP. Coen menjadi Gubernur Jenderal ia berjanji akan mengusir
semua kekuatan Portugis, Spanyol dan Inggris dari Maluku. Rupanya
Inggris tidak mempersiapkan peperangan untuk kepentingan EIC di
kepulauan Nusantara, sehingga pada akhirnya harus menarik diri dari
wilayah Nusantara dan memusatkan perhatian di India.

4. Karakteristik Penjajahan Belanda


Motivasi kehadiran Belanda ke Indonesia semata-mata didorong oleh
upaya mencari sendiri rempah-rempah ke Indonesia, sehingga
kedatangannya tidak dianggap membahayakan kedudukan penguasa-
penguasa pribumi.
Belanda mencari sendiri jalan menuju Indonesia ketika di negerinya
pecah perang agama antara pemeluk Katolik dengan pemeluk Protestan yang
berlangsung hampir 80 tahun, dalam perang inilah Belanda berjuang
merebut kemerdekaannya dari Spanyol. Di tengah-tengah perang 80 th tadi
pusat perdagangan Eropa yaitu Lisabon ibu kota Portugis di kuasai oleh
Spanyol. Oleh karena itu mereka harus mencari sendiri jalan menuju ke
Indonesia untuk mendapatkan rempah-rempah.
Ekspedisi pertama tahun 1596 dipimpin oleh Cornelis de Houtman
berhasil mendarat di Banten Jawa barat, keberhasilan ini disambut baik oleh
masyarakat pedagang Belanda, sehingga pada waktu yang tidak begitu lama
telah banyak para pedagang Belanda sampai di Maluku. Karena kehadiran
mereka di sini tidak dikordinasi oleh pemerintah Belanda maka di antara
mereka terjadi persaingan yang tidak sehat, untuk mengatasi persaingan ini
dibentuklah kongsi dagang Belanda pada tanggal 20 Maret 1602 dan diberi
nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC).
Tujuan dibentuknya VOC ini adalah mencari keuntungan sebesar-
besarnya dengan jalan melawan persaingan baik dari dalam maupun dari
luar negeri (Portugis, Spanyol dan Inggris) VOC mendapat hak Oktroi dari
Parlemen Belanda sehingga VOC memegang hak monopoli perdagangan
antara Tanjung Harapan sampai dengan Selat Magelhaen.
Hak monopoli ini merupakan hak kedaulatan yang dimiliki VOC sehingga
memiliki:
a. Hak membuat perjanjian dengan raja-raja di kawasan tersebut,
b. Hak untuk menyatakan perang dan mengadakan perdamaian,
c. Hak membuat senjata dan mendirikan perbentengan,
d. Hak mencetak uang,
e. Hak mengangkat dan menghentikan para pegawainya,
f. Hak mengadili perkara,
g. Hak Oktroi ini berlaku untuk jangka waktu 21 tahun.
Sungguh suatu hak kedaulatan yang sangat besar yang sangat janggal
dimiliki oleh suatu badan dagang semacam VOC, mengingat hak kedaulatan
tersebut adalah hak kedaulatan suatu negara, sedangkan kepentingan dagang
sangat jauh berbeda dengan kepentingan pemerintahan suatu negara.
Perkembangan VOC selanjutnya identik dengan imprialisme barat
lainnya, meraka memaksakan monopoli perdagangan sehingga menyulut
perlawanan di mana-mana. Lebih-lebih ketika JP. Coen diangkat menjadi
Gubernur Jenderal. Pusat VOC yang semula di Ambon dipindahkan ke
jakarta pada tanggal 31 Mei 1619. Perlawanan tersebut antara lain:
1) Perlawanan rakyat Maluku yang dipimpin oleh Kakiali dan Telukabesi.
2) Perlawanan rakyat Banten yang dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
3) Perlawanan rakyat Mataram dipimpin oleh Sultan Agung.
4) Perlawanan rakyat Gowa di pimpin oleh Sultan Hasanuddin.
5) Perlawanan Trunojoyo, Untung Surapati dll.
Demikian pula perlawanan yang terjadi di berbagai tempat di seluruh
tanah air, diantaranya Lampung, Kalimantan Barat dan tempat lainnya.
Akhirnya VOC harus memikul beban yang sangat berat yaitu melawan
saingannya seperti Inggris dan Perancis yang semakin kuat sedangkan
ditubuh VOC sendiri semakin kropos akibat korupsi sehingga pada tanggal
31 Desember 1799 VOC dinyatakan bubar.
Setelah VOC bubar bentuk kekuasaan Belanda mengalami perubahan
akibat dari pandangan progresif yang menyatakan pemerintahan harus
dipisahkan dari perdagangan, pegawai bukanlah pedagang, namun pada
dasarnya perubahan sistem ini pun tetap menekan dan membelenggu
kebebasan rakyat Indonesia seperti contoh pelaksanaan Cultuurstelsel atau
tanam paksa dan landrente (pada saat Rafless, Inggris, berkuasa di Indonesia
tahun 1811 – 1816.

5. Karakteristik Penjajahan Jepang


Latar belakang kehadiran Jepang ke Indonesia tidak lepas dari sejarah
perkembangan Jepang sendiri, semula Jepang menutup diri dari pengaruh luar
(politik isolasi) kemudian oleh negara Barat dipaksa untuk membuka diri
dengan jalan membuka kota-kota pelabuhan untuk kontak perdagangan dengan
bangsa Barat yang dampaknya sangat baik untuk kemajuan Jepang sendiri.
Modernisasi Jepang diawali dengan Gerakan Restorasi Meiji atau usaha
pemulihan kekuasaan kepada Tenno Meiji. Masa pemerintahan Tenno Meiji
(1867-1912) merupakan masa pembaharuan dan kemajuan negeri Jepang yang
menakjubkan diberbagai bidang, sehingga mensejajarkan jepang dengan
Bangsa Barat.
Jepang memperoleh kedudukan terkemuka dalam lapangan ilmu
pengetahuan, ekonomi, politik dan kekuasaan. Untuk kepentingan hasil
Industrinya maka Jepang harus mencari daerah-daerah pemasaran. Jepang
harus merebut pasaran untuk hasil Industrinya di wilayah Asia dan Pasifik.
Untuk melaksanakan cita-cita ekspansi, maka angkatan perang harus
diperkuat dan usaha ini mendapat dukungan sepenuhnya dari golongan militer,
kaum pengusaha dan juga rakyat Jepang.
Sasaran ekspansi pertama adalah semenanjung Korea gugusan kepulauan
Riukiu dan Formosa dapat diperoleh setelah mengalahkan Cina 1895. Perang
Dunia I, 1914 - 1918, memberikan kesempatan baru pada Jepang untuk
memperluas daerah pasaran produksi industrinya menggantikan peranan
negara-negara Barat. Dalam perdamaian Versailles, 1919 Jepang memperoleh
seluruh bekas daerah koloni Jerman di Pasifik.
Setelah Perang Dunia I adalah tahap permulaan masa generasi baru di
Jepang. Tokoh-tokoh gerakan Restorasi Meiji telah tiada, dan Tenno Meiji
sendiri telah wafat tahun 1912. Generasi baru ini mempengaruhi kebijaksanaan
politik Jepang.
Salah satu tokoh arsitek ekspansi dan imprelialisme modern Jepang adalah
Baron Tanaka yang mengajukan dokumen rahasia (Tanaka memorial) kepada
Kaisar yang berisikan suatu Doktrin bahwa bangsa Jepang memikul suatu tugas
suci untuk memimpin bangsa-bangsa di Asia Timur. Dan akan disusun suatu
lingkungan persemakmuran bersama di Asia Timur Raya di bawah pimpinan
Jepang.
Doktrin ini disebut pula ideologi Hakko Ichiu yang menjadi pedoman
pelaksanaan politik imperialisme dan ekspansionalisme di wilayah Asia dan
Pasifik.
Untuk menghadapi bahaya ekspansi Jepang yang juga disebut bahaya
kuning maka negara-negara barat membentuk front ABCD dengan anggota;
Amerika, Inggris, Cina dan Belanda.
Sedang pihak Jepang melancarkan ofensifnya dengan doktrin Hakko Ichiu
dan propaganda Pan Asia atau persemakmuran bersama Asia Timur Raya
untuk menghapus penjajahan dan penindasan imprealisme Barat di Asia dan
Pasifik.
Dengan program yang dilancarkan oleh Jepang untuk membentuk
persemakmuran bersama Asia Timur Raya mendapat sambutan positif dari
rakyat Asia dan psifik umumnya, khususnya Indonesia. Sehingga kedatangan
Jepang di Indonesia tidak mendapat perlawanan bahkan disambut dengan
senang hati sebagai saudara tua yang akan membebaskan rakyat Indonesia dari
penindasan dan penjajahan bangsa Barat.
Sebenarnya apa yang disebut kemakmuran bersama oleh Jepang tidak lain
adalah kemakmuran bagi Jepang sendiri. Pemimpin-pemimpin bangsa
Indonesia yang semula mengharapkan datangnya kemerdekaan sebagai hadiah
dari bala tentara Jepang, semakin sadar setelah tentara Jepang yang disertai
sipilnya mulai melakukan pemerasan atas segala kekayaan Indonesia untuk
kepentingan peperangan atau untuk kepentingan negara jepang khususnya.
Dalam pada itu penderitaan rakyat yang dialami melalui tanam paksa,
kerja paksa ataupun pajak tanah pada waktu kekuasaan kolonial Belanda, pada
jaman pemerintahan Jepang kenyataannya masih tetap berlangsung. Rakyat
kita diwajibkan menanam tumbuhan yang dibutuhkan oleh angkatan perang
Jepang, sedangkan hasil bumi yang diserahkan rakyat kepada Jepang dibayar
dengan harga yang ditentukan pemerintah. Pajak tanah pun seperti halnya
berlaku pada zaman Rafles tetap harus dibayar rakyat, rakyat dikerahkan untuk
membuat pertahanan bagi kepentingan bala tentara Jepang di samping harus
membantu segala sesuatu untuk kepentingan umum tanpa mendapat imbalan
suatu apa pun.
Sedangkan semua perusahaan, perkebunan, tambang dan lain sebagainya
dikerjakan oleh pemerintah militer Jepang. Dengan demikian jelas bahwa
seluruh usaha kegiatan Belanda sebelumnya, kini dilanjutkan oleh pemerintah
Militer Jepang.
Sebagai akibat dari itu semua, timbullah perlawanan-perlawanan rakyat
anti jepang seperti yang terjadi di Jawa yang dipimpin K.H. Mustafa dari
Pasantren Sukamanah Singaparna Tasik Malaya, perlawanan rakyat sekitar
daerah Indramayu, di Sumatera muncul pemberontakan rakyat Aceh yang
dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil dan perlawanan yang paling
menggoncangkan Jepang adalah Pemberontakan tentara Peta yang dipimpin
Syodanco Supriyadi di Blitar Jawa Timur.

C. Akibat-akibat dari Penjajahan dalam berbagai kehidupan


Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Portugis, Spanyol, Inggris,
Belanda dan Jepang sangat berpengaruh besar terhadap peri kehidupan bangsa
Indonesia di berbagai bidang kehidupan, khusunya penderitaan akibat
penjajahan Belanda yang hampir 350 tahun lamanya dan penjajahan Jepang
kurang lebih 3,5 tahun mengakibatkan hal-hal antara lain:

1. Bidang Ekonomi
Penjajahan memporak-porandakan tatanan ekonomi bangsa Indonesia
yang semula tersusun rapih berdasarkan kesepakatan antara penguasa
dengan rayaknya. Dimana rakyat dengan patuh tanpa ada unsur paksaan
melaksanakan kegiatan ekonomi dan pihak penguasa pun sangat menaruh
perhatian besar terhadap maju mundurnya kegiatan perekonomiannya baik
yang dilaksanakan di daerah pedalaman maupun di daerah pesisir.
Pernyataan ini diungkapkan dengan asumsi bahwa sebelum kedatangan
bangsa barat, bangsa Indonesia hidup dalam suasana kekeluargaan di bawah
kepemimpinan seorang raja, pemangku adat dan lain-lain.
Akibat yang nyata adalah setelah diberlakukannya pelaksanaan Tanam
Paksa, bagi bangsa Indonesia menimbulkan kemiskinan, kesensaraan, dan
kelaparan yang menimpa rakyat petani. Hal ini disebabkan oleh beban pajak
panen yang gagal, kerjarodi yang jalan terus. Kesensaraan ini menyebabkan
banyak penduduk mengungsi ke tempat lain, mati kelaparan atau terkena
wabah penyakit.
Demikian pula bagi petani yang meninggalkan tanahnya mendapat
sanksi dari pemerintah kolonial berupa perampasan tanah milik yang
semakin menyensarakan petani.

2. Bidang Politik dan Ideologi


Seperti halnya dalam bidang ekonomi, dalam bidang politik dan
ideologi pun oleh kaum penjajah diupayakan dibekukan atau dikondisikan
supaya tidak dapat berkembang. Mengapa demikian, karena apabila
pemerintah kolonial membebaskan tumbuh berkembangnya paham ideologi
dan politik dengan lahirnya partai-partai ini merupakan bumerang bagi
pemerintah kolonial.
Sebagai contoh ketika Belanda berkuasa di Indonesia dengan
mengijinkan berdirinya partai politik banyak tuntutan dari partai tersebut
untuk memerdekakan Indonesia baik secara terang-terangan maupun secara
terselubung atau ada yang dilakukan dengan jalan kerjasama (kooperatif)
maupun dengan berdikari (non kooperatif).
Melihat kondisi yang demikian maka Jepang pada saat menduduki
Indonesia lebih waspada dengan melarang semua partai politik yang pernah
berdiri dan berkembang di Indonesia pada saat pemerintahan kolonial
Belanda. Sebagai penggantinya didirikan suatu organisasi yang munculnya
berasal dari pemerintah pendudukan sendiri, misalnya Gerakan Tiga A,
Putera, Jawa Hokoki.

3) Bidang Sosial Budaya


Sekitar tahun 1900 golongan feodal yaitu golongan raja-raja dan
bangsawan pada hakikatnya telah tidak berdaya sekitar tahun 1908 seluruh
kerajaan di Indonesia telah sepenuhnya dikuasai dan tunduk kepada
kekasaan kolonial Belanda. Kaum feodal telah kehilangan fungsinya sebagai
pemimpin dan penggerak untuk berjuang.
Oleh karena itu di beberapa daerah timbul huru hara perlawanan rakyat
yang bersifat lokal menentang pungutan-pungutan pajak yang memberatkan
dan bentuk-bentuk pemerasan dan penindasan. Pergerakan petani ini
memiliki kecenderungan bersifat keagamaan, karena pada umumnya rakyat
tani lebih tertarik dan mudah menerima ajaran-ajaran yang bersifat religius.
Inilah sebabnya rakyat petani banyak yang menjadi pengikut
perkumpulan keagamaan, mereka mendabahkan datangnya Ratu Adil yang
akan membebaskan mereka dari segala bentuk penindasan dan ketidak
adilan. Misalnya gerakan Samin di daerah Rembang yang pada intinya
menolak untuk membayar pajak, kemudian di Jambi, Palembang, Toli-toli,
Tanah Toraja dan daerah lainnya.
Di samping hal di atas terjadi pula diskriminasi rasial dimana
masyarakat Indonesia di bagi menjadi tiga golongan berdasarkan keturunan
dan asal usul yang mengakibatkan terjadinya tiga jenis peraturan hukum
yang berbeda-beda dalam negara.

Kronologis kekuasaan kolonial di Indonesia

Portugis 1. di Indonesia Barat (Malaka), 1511 - 1641


2. di Maluku, 1525 - 1605
3. di Timor Timur, 1662 - 1975
VOC 1602 – 1800 1. Batavia, 1619
2. Ambon, 1605
3. Malaka, 1641
4. Makassar, 1667
5. Mataram, 1749/1755/1757
Daendeles 1808 - 1811
Raffles 1811 - 1816
Komisariat Jenderal 1816 - 1819/1828
Culturstelsel 1830 - 1870
Perang kolonial pembulatan 1870 - 1908
negeri jajahan

Jaman Hindia Belanda Jaman Pergerakan Nasional Indonesia


1908 - 1945 1908 – 1945
Jaman Pendudukan Jepang Jaman Pendudukan Jepang, 9 Maret - 15
1942 - 1945 Agustus 1945. Gerakan di bawah tanah dan
perlawanan bersenjata
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 : Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945 18 Agustus 1945 : Penetapan UUD 1945
LATIHAN PERTEMUAN 10

1. Jelaskan secara singkat faktor-faktor apa saja yang mendorong timbulnya


penjelajahan dunia oleh bangsa Portugis dan Spanyol!
Jawaban :
Terdapat 2 faktor yaitu :
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah kondisi politik, ekonomi dan sosial budaya yang
memungkinkan bangas lain memasuki Indonesia untuk berdagan yang
kemudian berusaha menguasai perdagangan dengan memonopoli
perdagangan.
⮚ Kontak hubungan perdagangan, seperti lazimnya seorang
pedagang yang pada awalnya tidak mempunyai prasangka
yang negatif terhadap tamunya yang datang ke Indonesia
untuk membeli rempah-rempah. Tetapi lama-kelamaan
kebaikan bangsa Indonesia ini dimanfaatkan untuk dapat
dikuasai pusat perdagannya dengan jalan mengadu domba
(memihak salah satu) yang selanjutnya meminta imbalan
yakni hak monopoli perdagangan.
⮚ Penghasil rempah-rempah terbesar, di samping faktor positif
sebagai penghasil rempah-rempah tersebut, terdapat pula
faktor negatifnya yakni menjadi tempat tujuan utama bagi
para saudagar Eropa dan setelah tiba di Indonesia lambat laun
dimungkinkan bangsa Barat untuk menguasai pusat
perdagangan tersebut.
⮚ Belum adanya rasa persatuan antara kerajaan yang satu
dengan kerajaan yang lain, justru sebaliknya mudah
terpancing konflik dan dimanfaatkan oleh kaum penjajah.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah kondisi yang terjadi di negara-negara Barat
sehingga mereka mengadakan ekspansi ke seluruh dunia.
⮚ Berkembangnya keyakinan akan kebenaran ajaran
Copernicus yang menyatakan bahwa dunia ini tidak datar
melainkan bulat seperti bola. Sehingga bila seseorang
berlayar lurus ke arah barat maka akhirnya akan tiba kembali
pada titik semula.
⮚ Berlangsungnya jaman Renaissance di Eropa.
Sekitar tahun 1500 di Eropa berkembang jaman kebebasan
yaitu lahirnya kembali jiwa bebas dari berbagai kekangan
yang membelenggun kehidupan mereka. Jiwa bebas ini telah
mendorong semangat mengembangkan ilmu pengetahuan
sehingga dapat menghasilkan beberapa penemuan baru yang
berguna untuk kepentingan penjelajahan seberang lautan,
seperti diketemukannya kompas, peta bumi yang lebih baik,
pembuatan kapal-kapal yang lebih baik pula serta
penggunaan mesiu.
⮚ Berkembangnya kekuasaan Islam di daerah Afrika Utara
dan pantai timur Laut Tengah yang pada tahun 1453 berhasil
merebut pusat perdagangan dan ibu kota kerajaan Romawi
yakni Consntantinovel. Jatuhnya Constantinovel ini
mengakibatkan tertutupnya sama sekali jalur hubungan
perdagangan antra Eropa dengan Asia. Putusnya hubungan
dagang tersebut mendorong bangsa Barat berusaha mencari
sendiri jalan baru untuk pergi ke daerah penghasil rempah-
rempah di Timur yakni Indonesia.
⮚ Semangat Reconquesta atau semangat Perang Salib, yaitu
semangat untuk menaklukkan bangsa-bangsa yang
mengalahkan mereka yaitu orang-orang Islam. Dalam rangka
semangat reconquesta inilah bangsa Portugis ke luar dari
negerinya untuk memerangi orang-orang Islam dengan
merebut jalur perdagangan serta pusat-pusat perdagangan dan
kekuatan Islam.
⮚ Ambisi untuk mecari daerah-daerah baru dalam rangka
mengemban tugas mencari kekayaan, kejayaan dan
penyebaran agama nasrani (Gold, Glory dan Gospel).

2. Jelaskan faktor-faktor yang mendorong Belanda untuk menemukan jalan


pelayaran ke Indonesia!
Jawaban :
Meskipun pencarian sumber rempah merupakan faktor utama
pendorong pelayaran bangsa Belanda ke nusantara, penjelajahan samudera
yang mereka lakukan sejak abad 15 M, tidak hanya didasari tujuan itu.
pelayaran para pelaut Belanda ke berbagai belahan dunia didorong
beberapa peristiwa politik dan perkembangan teknologi pada abad-15.
Penjelajahan samudera yang dilakukan oleh bangsa Eropa dilakukan
setidaknya karena 2 peristiwa politik penting, yakni kekalahan kerajaan-
kerajaan Katolik Eropa dalam Perang Salib dan jatuhnya Konstantinopel
ke tangan Turki Usmani. Perang Salib memporak-porandakan jalur
perdagangan Eropa dan Asia karena berlangsung di perbatasan 2 benua
tersebut. Selain jalur perdagangan, keadaan ekonomi kerajaan-kerajaan
Eropa pun menjadi terpuruk. Kas mereka menyusut drastis karena
besarnya biaya perang.
Berselang 2 abad setelah Perang Salib selesai, kota Konstantinopel
(sekarang Istanbul) jatuh ke tangan imperium Turki Usmani (Ottoman).
Hal ini adalah kabar buruk bagi kerajaan-kerajaan di Eropa karena kota
tersebut menjadi titik penting jalur perdagangan antar-benua (Eropa dan
Asia). Sejak Konstantinopel dikuasai Turki Usmani, para pedagang Eropa
dilarang datang ke kota itu untuk bertransaksi dengan pedagang-pedagang
dari Asia. Laut Tengah kala itu pun dikuasasi oleh Turki Usmani sehingga
bagi para pedagang Eropa nyaris tidak ada peluang untuk berinteraksi
dengan penyuplai barang dari Timur Jauh. Terputusnya jalur perdagangan
Asia-Eropa tersebut dibarengi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi bangsa-bangsa Benua Biru. Ilmu geografi dan teknologi
pelayaran kalau itu mulai maju pesat di Eropa. Ilmu pengetahuan dan
teknologi pelayaran yang berkembang pesat setelah Perang Salib membuat
bangsa-bangsa Eropa berusaha menemukan jalur perdagangan lain melalui
laut. Mereka juga berhasrat menemukan dunia baru di daratan-daratan
yang masih misterius bagi bangsa-bangsa Eropa, terutama pulau-pulau
penghasil rempah. Pelayaran-pelayaran yang dilakukan tersebut, selain
untuk mencari sumber bahan baku dari Asia yang dibutuhkan masyarakat
Eropa, juga dijadikan sarana misi penyebaran agama Katolik dan Kristen.
Karena itu, lahir istilah gold, glory, and gospel (3G) yang menggambarkan
semangat pelayaran para penjelajah Eropa kala itu.

3. Apa yang anda ketahui tentang Buku Itinerario yang di tulis oleh Jan
Huygen van Linschoten diterbitkan tahun 1596!
Jawaban :
Buku Itinerario merupakan buku yang berisi perjalanan dari Goa,
India hingga kembali lagi ke Belanda pada 1592. Buku ini memberikan
informasi strategis seperti titik-titik pembekalan ulang (resupply points)
Portugis di sekitar Afrika, stasiun-stasiun perdagangan di dunia Timur,
informasi navigasi yang penting seperti pola arus, kedalaman laut, lokasi
pulau-pulau dan gosong pasir (sand banks) yang dapat membahayakan
pelayaran. Van Linschoten juga menyajikan “panduan” untuk mengelak
atau menghindari cengkeraman kekuatan Portugis atas Selat Malaka
dengan menyarankan rute pelayaran alternatif lewat Selat Sunda, antara
Pulau Sumatra dan Pulau Jawa.
Buku ini telah mengilhami pelaut Belanda, Cornelis de Houtman, untuk
berlayar mengitari ujung selatan benua Afrika dan akhirnya tiba di
Nusantara.
4. Jelaskan bahwa hak-hak kewajiban VOC itu sangat janggal dimiliki oleh
suatu badan seperti VOC, dan apakah akibatnya?
Jawaban :
Ekspedisi pertama tahun 1596 dipimpin oleh Cornelis deHoutman
berhasil mendarat di Banten Jawa barat, keberhasilan ini disambut baik
oleh masyarakat pedagang Belanda, sehingga pada waktu yang tidak
begitu lama telah banyak para pedagang Belanda sampai di Maluku.
Karena kehadiran mereka di sini tidak dikordinasi oleh pemerintah
Belanda maka di antara mereka terjadi persaingan yang tidak sehat, untuk
mengatasi persaingan ini dibentuklah kongsi dagang Belanda pada tanggal
20 Maret 1602 dan diberi nama Vereenigde OostIndische Compagnie
(VOC).
Tujuan dibentuknya VOC ini adalah mencari keuntungan sebesar-
besarnya dengan jalan melawan persaingan baik dari dalam maupun dari
luar negeri (Portugis, Spanyol dan Inggris) VOC mendapat hak Oktroi dari
Parlemen Belanda sehingga VOC memegang hak monopoli perdagangan
antara Tanjung Harapan sampai dengan Selat Magelhaen. Hak monopoli
ini merupakan hak kedaulatan yang dimiliki VOC sehingga memiliki:
a. Hak membuat perjanjian dengan raja-raja di kawasan tersebut,
b. Hak untuk menyatakan perang dan mengadakan perdamaian,
c. Hak membuat senjata dan mendirikan perbentengan,
d. Hak mencetak uang,
e. Hak mengangkat dan menghentikan para pegawainya,
f. Hak mengadili perkara,
g. Hak Oktroi ini berlaku untuk jangka waktu 21 tahun
Sungguh suatu hak kedaulatan yang sangat besar yang sangat janggal
dimiliki oleh suatu badan dagang semacam VOC, mengingat hak
kedaulatan tersebut adalah hak kedaulatan suatu negara, sedangkan
kepentingan dagang sangat jauh berbeda dengan kepentingan
pemerintahan suatu negara.
Perkembangan VOC selanjutnya identik dengan imprialisme barat lainnya,
meraka memaksakan monopoli perdagangan sehingga menyulut
perlawanan di mana-mana. Lebih-lebih ketika JP. Coen diangkat menjadi
Gubernur Jenderal. Pusat VOC yang semula di Ambon dipindahkan ke
jakarta pada tanggal 31 Mei 1619. Perlawanan tersebut antara lain:
a. Perlawanan rakyat Maluku yang dipimpin oleh Kakiali dan
Telukabesi.
b. Perlawanan rakyat Banten yang dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
c. Perlawanan rakyat Mataram dipimpin oleh Sultan Agung.
d. Perlawanan rakyat Gowa di pimpin oleh Sultan Hasanuddin
e. Perlawanan Trunojoyo, Untung Surapati dll.
Demikian pula perlawanan yang terjadi di berbagai tempat di seluruh
tanah air, diantaranya Lampung, Kalimantan Barat dan tempat lainnya.
Akhirnya VOC harus memikul beban yang sangat berat yaitu melawan
saingannya seperti Inggris dan Perancis yang semakin kuat sedangkan
ditubuh VOC sendiri semakin kropos akibat korupsi sehingga pada tanggal
31 Desember 1799 VOC dinyatakan bubar.

5. Jelaskan mengapa kedatangan Jepang ke Indonesia tidak mendapat


perlawanan dari rakyat?
Jawaban :
Salah satu tokoh arsitek ekspansi dan imprelialisme modern Jepang
adalah Baron Tanaka yang mengajukan dokumen rahasia (Tanaka
memorial) kepada Kaisar yang berisikan suatu Doktrin bahwa bangsa
Jepang memikul suatu tugas suci untuk memimpin bangsa-bangsa di Asia
Timur. Dan akan disusun suatu lingkungan persemakmuran bersama di
Asia Timur Raya di bawah pimpinan Jepang.
Doktrin ini disebut pula ideologi HakkoIchiu yang menjadi
pedoman pelaksanaan politik imperialisme dan ekspansionalisme di
wilayah Asia dan Pasifik. Untuk menghadapi bahaya ekspansi Jepang
yang juga disebut bahaya kuning maka negara-negara barat membentuk
front ABCD dengan anggota; Amerika, Inggris, Cina dan Belanda. Sedang
pihak Jepang melancarkan ofensifnya dengan doktrin HakkoIchiu dan
propaganda Pan Asia atau persemakmuran bersama Asia Timur Raya
untuk menghapus penjajahan dan penindasan imprealisme Barat di Asia
dan Pasifik.
Dengan program yang dilancarkan oleh Jepang untuk membentuk
persemakmuran bersama Asia Timur Raya mendapat sambutan positif dari
rakyat Asia dan psifik umumnya, khususnya Indonesia. Sehingga
kedatangan Jepang di Indonesia tidak mendapat perlawanan bahkan
disambut dengan senang hati sebagai saudara tua yang akan membebaskan
rakyat Indonesia dari penindasan dan penjajahan bangsa Barat.

Anda mungkin juga menyukai