Anda di halaman 1dari 2

LINK : https://www.kompasiana.

com/alfibayuaji5741/60279b0b8ede48761c4b4063/kkn-pulang-
kampung-mahasiswa-undip-mengaplikasikan-keahliannya

KKN Pulang Kampung, Mahasiswa UNDIP Mengaplikasikan Keahliannya


Bogor (05/02/2020) – Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro pada
tahun 2021 dilaksanakan di kampung halaman masing-masing. Pada beberapa tahun
sebelumnya KKN Universitas Diponegoro (UNDIP) dilakukan dengan mengirimkan
sekelompok mahasiswa ke desa-desa tertentu. Namun dikarenakan kondisi pandemi Covid -
19 yang belum membaik, mahasiswa diminta untuk mengembangkan warga di kampung
halamannya masing-masing. Dengan mengangkat tema “Pemberdayaan Masyarakat di
Tengah Pandemi Covid – 19 dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)” masing-
masing mahasiswa diminta untuk membuat dua program berdasarkan keahliannya.
Pandemi Covid-19 tidak hanya memberikan dampak buruk terhadap Kesehatan. Pandemi ini
juga memberikan berbagai dampak di aspek ekonomi dan lingkungan. Di RT 04 / RW 09
kelurahan Limusnunggal, Cileungsi, Kabupaten Bogor, mahasiswa UNDIP yang biasa disapa
dengan nama Alfi, memberikan edukasi pembuatan Pupuk Cair perikanan (EM4). Program
ini dilatarbelakangi dengan mahalnya Pupuk Cair perikanan (EM4) di pasaran. Program
pembuatan Pupuk Cair perikanan (EM4) dengan praktis ini dikemas dengan bentuk booklet
atau bisa langsung bertemu saya di kolam milik pribadi. booklet ini disosialisasikan secara
daring dan secara door-to-door ke warga sekitar. Dengan adanya booklet atau bisa langsung
bertemu saya ini diharapkan warga dapat menambah pengetahuan serta membangun RT 04/
RW 09 sebagai salah satu pemasok di pasar sekitar Limusnunggal, yang dapat mendorong
ekonomi warga dengan memperjualbelikan hasil panen ikan.

Tidak hanya Budidaya Ikan Lele dengan praktis, Alfi Bayu juga memberikan edukasi
pembuatan pupuk cair EM4 ini berdasarkan banyaknya warga yang antusias budidaya Ikan
Lele. Dengan merangkaknya harga pupuk cair EM4 di pasaran, pembuatan pupuk cair
sangatlah menguntungkan. Pembuatan pupuk cair ini menggunakan Terasi, Ragi Tape,
Molase/ tetes tebu, Yakult, air dan memakai barang-barang yang ada di rumah, seperti ember,
botol plastik bekas, drum . Program ini diharapkan dapat mendorong ekonomi warga dengan
memperjualbelikan hasil pupuk cairnya.
Pembuatan pupuk cair ini dimulai dari Terasi, Ragi Tape, Molase/ tetes tebu, Yakult, air.
Setelah itu dilanjutkan dengan menutup rapat ember atau tong yang dipakai dan dilakukan
proses fermentasi. Proses fermentasi pupuk cair ini membutuhkan waktu selama 14 hari.
Proses fermentasi boleh lebih lama dari 14 hari, tetapi tidak boleh terlalu lama dikarenakan
mikroba akan kehabisan nutrisi. Pada tahap akhirnya hasil fermentasi disaring, cairan hasil
saring dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair dan hasil padatnya digunakan sebagai EM4.
Respon warga sangat mendukung program-program yang dilaksanakan. Warga menilai
program-program ini diterapkan untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan
berharap agar konsisten dalam pelaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai