1. Karena manajer membutuhkan informasi setiap saat untuk mengambil keputusan rutin
dan keputusan khusus. Dalam dunia bisnis, semua kejadian atau transaksi dicatat,
diklarifikasi, dikelompokkan dan dilaporkan. Tugas semacam ini dilakukan oleh para
akuntan. Teknik pencatatan transaksi bisnis dilakukan dalam buku harian, jurnal, buku
besar, neraca dan laporan laba rugi. Maka kegiatan akuntansi mengelola transaksi bisnis
input mejadi transaksi keuangan yang berbentuk neraca dan laba – rugi.
Proses akuntansi tersebut harus dipahami oleh semua level manajer, karena dalam
proses akuntansi dapat menggambarkan kegiatan bisnis yang disajikan dalam laporan
keuangan. Setelah para manajer memahami proses akuntansi, diharapkan dapat
membaca, mengetahui, memahami, dan menganalisa neraca laba rugi bisnis.
Ditanya ?
a. Pergunakan metode high-low point untuk mengestimasi beban listrik variabel per
jam mesin
b. Pergunakan metode high-low untuk mengestimasi beban listrik tetap per bulan
c. Pergunakan metode high-low untuk membuat fungsi kos listrik bulanan
d. Estimasi berapa jumlah beban listrik jika jumlah jam mesin adalah 150 jam mesin
Jawab ;
Jam Mesin (X) Tertinggi (a) 310 terendah (b)100 dan selisih 210
Beban Listrik (Y) Tertinggi (a)Rp30.000 terendah (b) Rp11.750 selisih Rp18.250
Ya = jumlah biaya yang ada pada titik tertinggi
Yb = merupakan jumlah biaya yang ada pada titik terendah
a = jumlah total dari biaya tetap
Xa= kapasitas tertinggi
Xb= kapasitas terendah
𝑌𝑎−𝑌𝑏
a. 𝑉 = 𝑋𝑎−𝑋𝑏
30.000−11.750
= Rp 86,9
310−100
Jadi beban listrik variable per jam mesin menggunakan metode high-low point
adalah Rp 86,9,-
b. Beban listrik tetap perbulan
Kos tetap = Ya−VXa
30.000 – (86,9x310) = Rp 3.061,-
c. Beban listrik per bulan
Rp 3.061 + (Rp 86,9 x jam mesin).
d. Jumlah beban listrik pada aktivitas 150 jam
Rp 3.061 + (Rp 86,9 x 150) = Rp 16.096,-