Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGANNYA

Makalah Ini di Ajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Bahasa Indonesia

DOSEN PEMBIMBING
Nurul Silfi Dhawirta

Disusun oleh:
Westy Syafira 20.035
Rahmat Habibi 20.022
Taufik 20.032

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN SRI BUNGA TANJUNG


2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Paragraf dan Pola
Pengembangannya” dengan lancar.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatanmakalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.Akhir kata penulis
sampaikan terimakasih.

Dumai, 26 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 4
1.2. Tujuan...............................................................................................................4
1.3. Rumusan Masalah............................................................................................. 4

BAB II. PEMBAHASAN


2.1. Definisi Paragraf...............................................................................................5
2.2. Syarat-Syarat Paragraf...................................................................................... 6
2.3. Jenis-Jenis Paragraf.......................................................................................... 8
2.4. Pengembangan Paragraf...................................................................................14

BAB III. PENUTUP


3.1. Kesimpulan.......................................................................................................17
3.2. Saran ................................................................................................................ 17
3.3. Pertanyaan dan Jawaban................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah karangan ilmiah tidak mungkin baik bila paragraf-


paragraf penyusunnya tidak baik. Sama halnya dengan paragraf, tidak
mungkin menjadi paragraf yang baik bila kalimat-kalimat penyusunnya
juga tidak baik. Demikian juga dengan kalimat, tidak mungkin diperoleh
kalimat yang baik bila kata-kata penyusunnya tidak tepat dan tidak sesuai.

Berkaitan dengan paragraf, dalam membuat suatu paragraf kita


harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah
paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan
antara paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui
penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait
antar kalimat. Disini kita di tuntut agar mampu membuat suatu paragraf
dengan baik dan benar sesuai dengan kaedahnya.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pemahaman


kita tentang paragraf dan wacana serta mampu mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan Masalah

1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia


2) Untuk mengetahui definisi dari paragraf
3) Untuk mengetahui jenis paragraf
4) Untuk mengetahui apa itu pengembangan paragraf

1.3 Rumusan Masalah

1) Apa Definisi Dari Paragraf?


2) Apa Syarat-Syarat Paragraf?
3) Bagaimana Jenis Paragraf?
4) Apa Yang Dimaksud dengan Pengembangan Paragraf?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Paragraf

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya


merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya
menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan
adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam
paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung
gagasan tunggal paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang


hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan.
Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap
sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika
ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam
tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih
luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf
sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal
yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang
mewujudkan sebuah karangan.

5
2.2. Syarat-Syarat Paragraf

1.Kesatuan

Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh


kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik /
masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang
dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat
lebih dari satu ide atau masalah.
Contoh: “Kebutuhan hidup sehari-hari setiap keluarga dalam
masyarakat tidaklah sama. Hal ini sangat tergantung pada besarnya
penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang berpenghasilan sangat
rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit terpenuhi. Lain halnya
dengan keluarga yang berpenghasilan tinggi. Mereka dapat
menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk membangun tempat-
tempat beribadah, atau untuk kegiatan sosial lainnya. Tempat ibadah
memang perlu bagi masyarakat. Pada umumnya tempat-tempat ibadah ini
dibangun secara bergotong royong dan sangat mengandalkan sumbangan
para dermawan. Perbedaan penghasilan yang besar dalam masyarakat
telah menimbulkan jurang pemisah antara Si kaya dan Si miskin.”

Contoh paragraf di atas adalah contoh paragraf yang tidak


memiliki prinsip kesatuan. Gagasan pokok tentang penghasilan suatu
keluarga dalam pengembangannya kita jumpai gagasan pokok lain tentang
tempat beribadah. Hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain tidak merupakan satu kesatuan yang bulat untuk menunjang
gagasan utama.

6
2.Koherensi

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah


koherensi atau kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan
atau tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-
sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan
timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya
kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti
jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran
yang membingungkan.

Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah
sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut.

 Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah


disebutkan sebelumnya, misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya,
di samping itu, lalu, seperti halnya, juga, lagi pula, berikutnya, kedua,
ketiga, akhirnya, tambahan pula, demikian juga
 Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: lain halnya, seperti,
dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebaliknya, sama sekali
tidak, biarpun, meskipun
 Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah
disebutkan sebelumnya; misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun,
walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun
 Hubungan yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab itu,
karena itu, jadi, maka, akibatnya
 Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera,
beberapa saat kemudian, sesudah itu, kemudian
 Hubungan yang menyatakan singkatan, misal: pendeknya, ringkasnya,
secara singkat, pada umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan kata lain,
misalnya, yakni, sesungguhnya
 Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di sana, dekat, di
seberang, berdekatan, berdampingan dengan

7
3.Kelengkapan

Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah


kelengkapan. Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat
penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama.

4.Efektif

Yaitudisusundenganmenggunakankalimatefektifsehinggaide
bisatersampaikandengantepat.

2.3. Jenis-Jenis Paragraf

1. Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya

Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik.


Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topik dan letak
posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam
paragraf yang akan memberi warna sendiri bagisebuah paragraf.
Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dibedakan atas 4 macam, yaitu :

 Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada
bagian awal paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan
terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan
atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).

Contoh:
"Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah
terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang
atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita
sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang
atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah
terserang penyakit."

8
 Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan
terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan
terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.

Contoh:
"Pak Sopian memiliki kebun pisang seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak
Gatot, juga memiliki kebun pisang seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali
Bashya, malah memiliki kebun pisang yang lebih luas daripada kakaknya,
yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen
pisang. Seperti mereka, dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep,
175 kepala keluarga berkebun pisang. Maka, tidaklah heran apabila Desa
Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Pisang.”

 Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir
paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir
paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama
yang terdapat pada awal paragraf.

Contoh :
“Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang
kuat, murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama
menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan
perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik perhatian
para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan
bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan
sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat."

 Paragraf Penuh Kalimat Topik


Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya
sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.
Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan
kalimat topik karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting.

9
Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat
deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.

Contoh:
"Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan
udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah
terdengar suara ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat
indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku."

2. Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya


Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada
maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan
disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan
sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah
pekerjaan mengarang juga.Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat
digolongkan atas 5 macam,yaitu:

 Paragraf Persuasif 

Adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara


mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai
dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf
argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan
ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering
dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.

Contoh :
“Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita
bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah-
sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu
kesadaran pada diri kita masing-masing untuk membuang sampah pada
tempatnya.”

10
 Paragraf Argumentasi

Adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti


alasan yang mendukung.

Contoh :
“Menurut Ketua panitia, Derry Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin
yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK
yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan
MHTK periode 2008-2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur
untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa
kepengurusan 2009-2010.”

 Paragraf Naratif

Adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam


bentuk data atau cerita.

Contoh :
“Pada game pertama, Kido yang bermain dengan lutut kiri dibebat
mendapat perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor imbang 16-16. pada
posisi ini, Kido/Hendra yang lebih berpengalaman dalam berbagai
kejuaraan memperlihatkan keunggulan mereka.”

 Paragraf Deskriptif

Adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu


dengan bahasa.

Contoh :
“Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari
beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran
tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga
sudah dilengkapi dengan LED display. Adanya fitur I-sensor juga akan
memudahkan proses mencuci”.

11
 Paragraf Eksposisi

Adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan


kejadian tertentu.

Contoh :
“Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa
Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di
Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadjah Mada,
tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti
penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta
bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana
Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980-1981, di bawah
bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.

3. Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan

 Paragraf Pembuka

Bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam


karangan .Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus
di fungsikan untuk:

a) menghantar pokok pembicaraan


b) menarik minat pembaca
c) menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh
karangan.

Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan


paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah
karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik
untuk pembaca.

12
 Paragraf Pengembang

Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan


yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alenia pembuka. Paragraf ini
didalam karangan dapat difungsikan untuk:

a) mengemukakan inti persoalan


b) memberikan ilustrasi
c) menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
d) meringkas paragraf sebelumnya
e) mempersiapkan dasar bagi simpulan.

 Paragraf Penutup

Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan


seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali
maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup
dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus
memperhatikan hal sebagai berikut :

a) sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu psnjsng


b) isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir
sebagai cerminan inti seluruh uraian
c) sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat
menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya.

13
2.4. Pengembangan Paragraf

Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang


mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana.
Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang
hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan. Setiap
paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan
demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau
kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas.
Dilihat dari segi tujuan, paragraf terdiri atas : paragraf pembuka,
penghubung, dan penutup. Sedangkan jika dilihat dari isinya, paragraf
terdiri dari : eksposisi, narasi, persuasi, argumentasi, dan deskripsi.

1.Pengembangan Paragraf Berdasarkan Teknik

Berdasarkan tekniknya pengembangan paragraf dikelompokkan


menjadi 2, yaitu :

 Pengembangan Secara Alamiah


Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan waktu bersifat
kronologis. Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan waktu
peristiwa terjadi, dan diikuti oleh kalimat-kalimat yang
mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan
dilakukan. Paragraf yang dikembangkan dengan cara ini tidak dijumpai
adanya kalimat utama atau kalimat topik. Paragraf seperti ini biasanya
digunakan pada paragraf naratif dan prosedural.

Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan ruang atau tempat


membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam sebuah
“ruangan”. Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan suatu
bagian (gagasan) yang terdapat pada posisi tertentu, dan diikuti oleh
kalimat-kalimat lain yang mengungkapkan gagasan yang berada pada
posisi yang lain. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf
deskriptif.

14
 Pengembangan Secara Logis
Pengembangan paragraf secara logis maksudnya adalah
pengembangan paragraf menggunakan pola pikir tertentu.
Pengembangan paragraf secara logis dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu klimaks-antiklimaks, dan umum-khusus.

Paragraf yang dikembangkan klimaks-antiklimaks dibagi menjadi


dua, yang pertama klimaks, dan yang kedua antiklimaks.
Pengembangan paragraf secara klimaks dilakukan dengan cara
menyajikan gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap
sebagai gagasan bawahan, kemudian diakhiri dengan gagasan yang
paling tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya.
Sebaliknya, pengembangan paragraf secara antiklimaks dilakukan
dengan terlebih dulu gagasan yang dianggap paling
tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya, baru diikuti
dengan gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai
gagasan bawahan, gagasan yang dianggap kurang penting atau rendah
kedudukannya.

Pengembangan paragraf berdasarkan kriteria umum-khusus, dapat


dikelompokkan menjadi dua, yaitu paragraf yang dikembangkan
dengan cara umum ke khusus, dan khusus ke umum. Paragraf yang
dikembangkan secara umum ke khusus berupa paragraf yang dimulai
dengan gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama,
kemudian diikuti dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau
rincian. Paragraf yang dikembangkan dengan cara umum ke khusus ini
biasa disebut dengan paragraf deduktif. Paragraf yang dikembangkan
secara khusus ke umum berupa paragraf yang dimulai dengan gagasan
khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian, kemudian diikuti dengan
gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama. Paragraf
yang dikembangkan dengan cara khusus ke umum ini biasa disebut
dengan paragraf induktif.

15
2. Pengembangan Paragraf Berdasarkan Isi

Pertama, pengembangan paragraf dengan cara pembandingan. Cara


pembandingan merupakan sebuah pengembangan paragraf yang dilakukan
dengan membandingkan atau mempertentangkan guna memperjelas suatu
paparan. Kegiatan membandingkan atau mempertentangkan tersebut
berupa penyajian persamaan dan perbedaan antara dua hal. Sesuatu yang
dipertentangkan adalah dua hal yang memiliki tingkat yang sama. Dan
keduanya memiliki persamaan dan perbedaan.

Kedua, pengembangan paragraf dengan cara pemberian contoh.


Contoh-contoh disajikan sebagai gagasan penjelas untuk mendukung atau
memperjelas gagasan umum. Gagasan umum dapat diletakkan pada awal
paragraf atau diakhiri paragraf bergantung pada gaya yang dikehendaki
oleh penulis.

Ketiga, pengembangan paragraf dengan sebab akibat. Cara sebab


akibat sering disebut dengan kausalitas. Pengembangan paragraf cara ini
dapat dilakukan dengan menyajikan sebab sebagai gagasan pokok/utama
baru diikuti akibatnya sebagai gagasan penjelas, atau sebaliknya disajikan
akibat sebagai gagasan pokok utama diikuti dengan penyebabnya sebagai
gagasan penjelas.

Keempat, pengembangan paragraf dengan cara klasifikasi. Cara


klasifikasi biasanya dilakukan dengan penyajian gagasan pokok/utama
kemudian diikuti dengan gagasan penjelas secara rinci. Gagasan penjelas
merupakan klasifikasi dari gagasan utamanya.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari bab pembahasan diatas, Paragrafmerupakan inti penuangan


buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf terkandung
satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf
tersebut. Atau dapat dikatakan Karangan yang pendek / singkat yang berisi
sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat yang saling berhubungan
untuk membentuk satu gagasan disebut paragraph / alinea.
Paragraf dibagi menjadi dua jenis yaitu paragraf berdasarkan sifat
dan tujuannya serta jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya.
Suatu kalimat dapat disebut paragraf jika telah memenuhi syarat paragraf
yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf. Agar paragraf menjadi
padu maka perlu ada pengait paragraf, yang dimaksud pengait paragraf ini
adalah kata hubung untuk memadukan paragraf.

3.2. Saran
Agar sebuah paragraf dapat tersusun dengan baik dan sesuai EYD
diperlukan sebuah ketelitian dan pengelolaan kata yang tepat. Menyusun sebuah
paragraf harus seefektif mungkin dan dapat menyampaikan ide pokok secara jelas
sehingga mudah dipahami.

17
3.3. PertanyaandanJawaban

1. Sebutkanhal-hal yang harusdiperhatikandalammenulis


paragrafpengembangan?
Jawab : kesatuan, koherensi, kelengkapan, efektif

2. Sebutkan dan jelaskanjenis paragrafmenurut posisi kalimat topiknya?


Jawab :

 Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada
bagian awal paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan
terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan
atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).

 Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk
paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih
dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.

 Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir
paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir
paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama
yang terdapat pada awal paragraf.

 Paragraf Penuh Kalimat Topik


Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya
sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.
Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan
kalimat topik karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting.
Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat
deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta :


Depdiknasa.

Dini, Dahlia dan Sitorus. 2004. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia.


Bandung : CV Yrama Widya.

Herman J. Waluyo. 2001. Teori Drama dan Pengajaran. Yogyakarta : Hanindita.

Wahyu R.N, Tri. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas Gunadarma

Rahardi, Kunjana. 2010. Teknik-teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis


Ilmiah. Graha Media.

Wiyanto, Asul. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Grasindo.

Budiharso, Teguh. 2009.  Panduan Lengkap Penulisan Karya Ilmiah. Angkasa.

Indriaty, Etty. 2008. Menulis Karya Ilmiah. Gramedia Pustaka Utama.

Wuryanto, R. 2010.  Pedoman Lengkap Eyd ( Ejaan Yang Disempurnakan ).


Paung Bona Jaya.

Kraf, Gorys. 2004. Komposisi. Flores NTT : Nusa Indah.

Adiansyah, Yusri. 2011. Pola Pengembangan Paragraf (online),


(http://www.slideshare.net/switwulwul/pola-pengmbangan-paragraf-pola-
pengembangan-paragraf, diunduh 24 Oktober)

19

Anda mungkin juga menyukai