Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERANAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA


MASYARAKAT SEKOLAH

(disajikan dalam kegiatan Bimtek Kepala Perpustakaan Sekolah


pada tanggal 01 sd 04 Juni 2016 di Hotel FAVE Banjarmasin)

Oleh

DR. MOH. FATAH YASIN, M.Pd

Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai

dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia

sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas

sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan

sistem pendidikan yang mapan. Melalui sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita

berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang

cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat

belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca

yang besar. Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat,

maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan

pokok yang harus dipenuhi.

Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah

satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi. Dalam kaitan inilah perpustakaan dan pelayanan

perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan

1
mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan merupakan bagian yang vital dan besar

pengaruhnya terhadap mutu pendidikan.

Selain itu, pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting.

Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah

menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan

kehidupan. Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang dapat kita capai. Diantaranya

melalui perpustakaan. Karena di perpustakaan berbagai sumber informasi bisa diperoleh, selain

itu banyak juga manfaat lain yang dapat diperoleh melalui perpustakaan. Ketika mendengar

kata perpustakaan, dalam benak kita langsung terbayang sederetan buku-buku yang tersusun rapi

di dalam rak sebuah ruangan. Pendapat ini kelihatannya benar, tetapi kalau kita mau

memperhatikan lebih lanjut, hal itu belumlah lengkap. Karena setumpuk buku yang diatur di rak

sebuah toko buku tidak dapat disebut sebagai sebuah perpustakaan.[1]

Memang pengertian perpustakaan terkadang rancu dengan dengan istilah – istilah

pustaka, pustakawan, kepustakawanan, dan ilmu perpustakaan. Secara harfiah, perpustakaan

sendiri masih dipahami sebagai sebuah bangunan fisik tempat menyimpan buku – buku atau

bahan pustaka. Untuk itu, pada pembahasan kali ini akan dikupas secara mendalam tentang

pengantar umum perpustakaan yang meliputi : pengertian perpustakaan, maksud dan tujuan

pendirian perpustakaan, jenis – jenis perpustakaan, peranan, tugas, dan funsi perpustakaan,

aktifitas pokok perpustakaan, dan perpustakaan sebagai disiplin ilmu.[2]

Selanjutnya, minimnya minat baca masyarakat sekolah, tentu tidak dapat dibiarkan terus-

menerus karena akan menjadikan masyarakat bodoh dan tertinggal. Agar menjadi bangsa yang

maju, seluruh anggota masyarakat sekolah harus peduli, ikut bertanggung jawab, saling

2
mendukung, dan saling bersinergi untuk meningkatkan minat baca dengan cara meningkatkan

pengetahuan tentang Perpustakaan.

Sesuai dengan amanat UUD 1945, Pemerintah perlu tampil di garis terdepan sebagai

penggerak utama peningkatan minat baca masyarakat sekolah. Secara umum, amanat tersebut

dikemukakan dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 (yang menyatakan "mencerdaskan

kehidupan bangsa" sebagai salah satu tugas Pemerintah) dan Pasal 31 ayat (5) UUD 1945 (yang

menyatakan "Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi

nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat

manusia").

Secara spesifik, kewajiban untuk meningkatkan minat baca masyarakat sekolah diatur

dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan . Undang-undang tersebut

mengamanatkan adanya sinergi antara Pemerintah dan masyarakat sekolah dalam upaya

peningkatan minat baca masyarakat sekolah, di mana Pemerintah bertindak sebagai penanggung

jawab utama dan Pustakawan yang melakukan kinerja yang optimal.

Berdasarkan Pasal 7 UU Perpustakaan, Pemerintah berkewajiban untuk (antara lain):

mengembangkan sistem nasional perpustakaan sebagai upaya mendukung sistem pendidikan

nasional, menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat

sumber belajar masyarakat sekolah, menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata

di tanah air, menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan, serta menggalakkan

promosi gemar membaca dan memanfaatkan perpustakaan.

Selanjutnya, Pasal 48 sampai dengan Pasal 51 UU Perpustakaan mengatur pembudayaan

kegemaran membaca. Pembudayaan tersebut dilakukan melalui keluarga, satuan pendidikan, dan

masyarakat sekolah, dan difasilitasi oleh Pemerintah pusat dan pemerintah daerah melalui buku

3
murah dan berkualitas (Pasal 48). Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat sekolah

mendorong tumbuhnya taman bacaan masyarakat sekolah dan rumah baca untuk menunjang

pembudayaan kegemaran membaca (Pasal 49). Pemerintah pusat dan pemerintah daerah

memfasilitasi dan mendorong pembudayaan kegemaran membaca, dengan menyediakan bahan

bacaan bermutu, murah, dan terjangkau serta menyediakan sarana dan prasarana perpustakaan

yang mudah diakses (Pasal 50). Pembudayaan kegemaran membaca dilakukan oleh Pemerintah

pusat dan pemerintah daerah melalui gerakan nasional gemar membaca, dengan melibatkan

seluruh masyarakat sekolah dan menjadikan perpustakaan sebagai ujung tombaknya (Pasal51).

“Negara disebut maju dan berkembang kalau penduduknya atau masyarakat sekolahnya

mempunyai minat baca yang tinggi dengan dibuktikan dari jumlah buku yang diterbitkan dan

jumlah perpustakaan yang ada di negeri tersebut.”

A. Minat Baca di Indonesia

Dalam dunia pendidikan, membaca mempunyai fungsi sosial untuk memperoleh

kualifikasi tertentu sehingga seseorang dapat mencapai prestasi (achievement reading),

seseorang peserta didik agar memperoleh kelulusan dengan baik, harus mempelajari atau

membaca sejumlah bahan bacaan yang direkomendasikan oleh pendidik, begitu sebaliknya

seorang pendidik untuk meraih kualifikasi tertentu dalam mengajar atau menulis ilmiah juga

harus didukung dengan kegiatan membaca berbagai bahan bacaan untuk selalu memperbaharui

pengetahuannya secara kontinyu, sesuai dengan perkembangan yang ada. [5]

Kebiasaan membaca merupakan sesuatu yang penting dan fundamental yang harus

dikembangkan sejak dini dalam rangka untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan

pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi. [3]

4
Upaya pembinaan minat baca telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai kegiatan

pencanangan gemar membaca yang masih terekam diingatan kita yaitu tanggal 17 Mei

dicanangkan sebagai hari Buku Nasional, dengan harapan masyarakat sekolah Indonesia lebih

giat untuk membaca buku. Namun bagaimana hasil yang diperoleh di Indonesia bila dibanding

dengan negara lain seperti Malaysia, Singapura, dan India. Hasil temuan dari UNDP

menunjukkan Negara kita masih jauh di bawah negara-negara tersebut yaitu pada urutan ke-96,

posisi ini sangat memprihatinkan kalau bangsa kita mengklaim sebagai bangsa yang besar. [5]

Kalau kita berbicara mengenai minat baca, maka sudah sering ditulis di berbagai media

masa dan juga sering dibicarakan dan diseminarkan, namun masih saja topik ini masih sangat

manarik dibicarakan, hal ini disebabkan karena sampai detik ini peningkatan minat baca

masyarakat sekolah masih tetap berjalan ditempat walaupun disana-sini usaha telah dilakukan

oleh pihak pemerintah dengan dibantu oleh pihak-pihak tertentu yang sangat berkaitan dengan

minat baca masyarakat sekolah, seperti Guru, Pustakawan, Penulis, Media masa dan Gerakan

Cinta Buku.

Padahal jika dicermati sejenak penerbitan majalah dan koran, dalam sepuluh tahun

terakhir jumlah nama/judulnya sangat meningkat tajam. Mestinya semakin banyak penerbitan

Koran dan majalah, maka akan berimbas pada peningkatan minat baca terhadap buku. Tetapi

sayang, minat baca ini hanya sebatas peningkatan minat bacara masyarakat sekolah terhadap

koran dan majalah saja. Sebagai masyarakat sekolah, khususnya masyarakat sekolah pendidikan

kita mesti bertanya, kenapa hal ini terjadi atau apa penyebabnya sehingga minat baca masyarakat

sekolah Indonesia dikatakan rendah dan berjalan di tempat.

B. Faktor-Faktor yang Menghambat Minat Baca

5
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan bisa menghambat masyarakat sekolah untuk

mencintai dan menyenangi buku sebagai sumber informasi layaknya membaca koran dan

majalah, yaitu:

1. Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa/mahasiswa harus membaca

buku lebih banyak dari apa yang diajarkan dan mencari informasi atau pengetahuan lebih

dari apa yang diajarkan di kelas.

2. Banyaknya hiburan TV dan permainan di rumah atau di luar rumah yang membuat

perhatian anak atau orang dewasa untuk menjauhi buku. Sebenarnya dengan

berkembangnya teknologi internet akan membawa dampak terhadap peningkatan minat

baca masyarakat sekolah kita, karena internet merupakan sarana visual yang dapat

disinonimkan dengan sumber informasi yang lebih update, tetapi hal ini disikapi lain

karena yang dicari di internet kebanyakan berupa visual yang kurang tepat bagi konsumsi

anak-anak.

3. Banyaknya tempat-tempat hiburan seperti taman rekreasi, karaoke, mall, supermarket dll.

4. Budaya baca masih belum diwariskan oleh nenek moyang kita, hal ini terlihat dari

kebiasaan Ibu-Ibu yang sering mendongeng kepada putra-putrinya sebelum anaknya tidur

dan ini hanya diaplikasikan secara verbal atau lisan saja dan tidak dibiasakan mencapai

pengetahuan melalui bacaan.

5. Para ibu disibukan dengan berbagai kegiatan di rumah/di kantor serta membantu mencari

tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga waktu untuk membaca sangat minim.

6. Buku dirasakan oleh masyarakat sekolah umum sangat mahal dan begitu juga jumlah

perpustakaan masih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk yang ada dan kadang-

kadang letaknya jauh. (sumber: http://library.perbanas.ac.id)

6
C. Peran Orang Tua dalam Menumbuhkan Minat Baca

Untuk mengsiasati supaya masyarakat sekolah kita gemar membaca dan membaca adalah

suatu kebutuhan sehari-hari, maka tidak ada jalan lain peranan orang tua sangat dibutuhkan

dengan cara membiasakan anak-anak usia dini untuk mengenal apa yang dinamakan buku dan

membiasakan untuk membaca.dan bercerita terhadap buku yang dibacanya. Hal ini harus

dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus dengan harapan akan terbentuk kepribadian

yang kuat dalam diri si anak sampai dewasa, sehingga membaca adalah suatu kebutuhan bukan

sekedar hobi melulu. (sumber: http://library.perbanas.ac.id)

D. Peran Pemerintah dalam Menumbuhkan Minat Baca

Peranan pemerintah daerah dibantu oleh kalangan dunia pendidikan, media masa,

gerakan masyarakat sekolah cinta buku untuk bersama-sama merangkul pihak-pihak swasta yang

mempunyai kepentingan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa untuk mensponsori pendirian

perpustakaan-perpustakaan kecil dilingkungan masyarakat sekolah seperti desa/kampung dengan

bantuan berupa sarana dan prasarana dan koleksi perpustakaan yang pengelolaannya diserahkan

kepada Ibu-Ibu PKK atau Karang Taruna. Supaya gebyarnya lebih meluas perlu diadakan lomba

yang bisa di ekspos oleh media massa lokal maupun nasional dengan iming-iming berupa hadiah

yang menarik sebagaimana Festival Krakatau yang ada di Lampung , dan ini harus dilakukan

secara continue setiap tahunnya. (sumber: http://library.perbanas.ac.id)

E. Peran Lembaga Pendidikan dalam Menumbuhkan Minat Baca

Peranan kepala sekolah sangat penting sebagai ujung tombak terhadap pendirian

perpustakan dan fungsi guru dan pustakawan sebagai pengembangan perpustakaan harus selalu

mendapat perhatian serius dari pihak pemerintah daerah, karena banyak sekolah dasar sampai

menengah belum memiliki perpustakaan dan kalaupun ada sifatnya stagnasi dan tidak

7
berkembang karena kesulitan dana. Pemerintah Daerah yang sebenarnya harus memfasilitasi

perpustakaan sekolah dengan cara menggandeng pihak-pihak swasta sebagai sponsor atau

sebagai mitra. Perpustakaan keliling yang sudah ada sekarang ini perlu ditingkatnya dan

diperluas jangkauannya dengan penambahan armada dan koleksi setiap tahunnya dan bukan

malah sebaliknya semakin tahun semakin menurun dan akhirnya tidak beroperasi lagi dan ini

harus mendapat perhatian serius dari kita semua kalau menginginkan bangsa kita cerdas dan

pandai sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang sudah maju.

Kalau kita cermati secara seksama sebenarnya untuk menciptakan dan mengembangkan

minat baca masyarakat sekolah akan bisa terwujud kalau semua pihak dari mulai pemerintah,

kalangan swasta, pustakawan, dunia pendidikan, Orang tua, pecinta buku maupun elemen

masyarakat sekolah mau duduk bersama-sama satu meja dan sama-sama berusaha untuk saling

melengkapi dari apa yang kurang dan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan

bersama yaitu mencerdaskan masyarakat sekolah melalui pemasyarakat sekolahan perpustakaan.

Kalau semua sekolah/perguruan tinggi maupun dalam lingkungan kampung/desa tersedia

perpustakaan maka tentu banyak buku yang diperlukan untuk mengisi perpustakaan tersebut.

Dengan demikian betapa banyak penulis buku, penerbit, dan toko buku yang

memproduksi dan mengedarkan buku serta mengisi perpustakaan di seluruh negeri. Dengan

demikian lapangan kerja terbuka luas dan berpotensi besar dan inilah yang diharapkan oleh

pengarang maupun penerbit supaya dunia buku tidak lesu dan gulung tikar.

Perpustakaan Sekolah adalah sebuah Perpustakaan instansi pemerintah yang melayani

masyarakat sekolah dalam bidang informasi dan peminjaman buku terhadap masyarakat sekolah,

khususnya masyarakat sekolah Sekolah. Dengan demikian Pustakawan harus jeli dan kreatif

dalam mengemas informasi secara unik dan menarik, sehingga minat masyarakat sekolah untuk

8
mencari informasi yang ada di Perpustakaan Sekolah. Dengan demikian Perpustakaan telah

meringankan beban Negeri dalam memerangi kebodohan dan kemalasan dalam Bidang Disiplin

Ilmu.

Tujuan penulisan ini adalah bagaimana Pustakawan mencari, mengemas dan menyajikan

informasi secara menarik, sehingga masyarakat sekolah terkesan dan tergugah untuk

mengunjungi perpustakaan, dan menunjuk perpustakaan adalah pusat informasi yang tepat untuk

memberikan apa yang masyarakat sekolah butuhkan dalam bidang informasi dan pengetahuan.

Tidak bisa kita pungkiri, untuk saat ini masyarakat sekolah belum mengakui secara utuh

bahwa Perpustakaan adalah pusat informasi, indikasi ini disebabkan oleh pustakawan yang

belum bisa memberikan pelayanan yang memuaskan pengunjung dan menunjukan pembuktian

secara nyata bahwasanya perpustakaan ialah pusat informasi. (sumber:

http://library.perbanas.ac.id)

Perpustakaan adalah jantung negeri ini dan pustakawan adalah orang yang mempunyai

peranan penuh terhadap pengembangan dan pengelolaan Perpustakaan, mempunyai peranan

yang mutlak dalam pengemasan informasi yang akan disajikan kepada masyarakat sekolah.

Perpustakaan merupakan bagian intergral dari lembaga pendidikan sebagai tempat

kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku maupun bukan buku.

F. Pengertian Perpustakaan

Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan

buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan

pembaca bukan untuk dijual.[3]

9
Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Namun, di zaman

sekarang, koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas berupa buku-buku, tetapi bisa berupa

film, slide, atau lainnya, yang dapat diterima di perpustakaan sebagai sumber informasi.

Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun teratur, sehingga ketika kita

membutuhkan suatu informasi, kita dengan mudah dapat menemukannya.

Dengan memperhatikan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan

adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara

sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi.[4]

Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi

yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna

memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi

pengetahuan.

Perpustakaan adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan. Tujuan dari

perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan layanan

informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam rangka

melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.[5]

Secara umum dapat kami simpulkan bahwa pengertian perustakaan adalah suatu institusi

unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya dengan

cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh pemakainya.

Namun, saat ini pengertian tradisional dan paradigma lama mulai tergeser seiring

perkembangan berbagai jenis perpustakaan, variasi koleksi dalam berbagai format

memungkinkan perpustakaan secara fisik tidak lagi berupa gedung penyimpanan koleksi buku.

10
Banyak kalangan terfokus untuk memandang perpustakaan sebagai sistem, tidak lagi

menggunakan pendekatan fisik. Sebagai sebuah sistem perpustakaan terdiri dari beberapa unit

kerja atau bagian yang terintergrasikan melalui sistem yang dipakai untuk pengolahan,

penyusunan dan pelayanan koleksi yang mendukung berjalannya fungsi – fungsi

perpustakaan.[6]

G. Tujuan Perpustakaan Sekolah.

Tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah meningkatkan mutu

pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah lainnya. Sedangkan tujuan lainnya adalah

menunjang, mendukung, dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra

kurikuler, di samping dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan

mengembangkan bakat murid serta memantapkan strategi belajar mengajar.

Namun secara operasional tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan dengan pelaksanaan

program di sekolah, diantaranya adalah :

1. Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca.

2. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan.

3. Memperluas pengetahuan para siswa.

4. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan

menyediakan bahan bacaan yang bermutu.

5. Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

6. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.

7. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan

perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam menggunakan bahan-bahan

referensi.

11
8. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum di sekolah

baik yang bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler. [5]

H. Fungsi Perpustakaan Sekolah.

Berdasarkan tujuan perpustakaan sekolah, maka dapat dirumuskan beberapa fungsi

perpustakaan, sebagai berikut :

1. Fungsi Edukatif.

Yang dimaksud dengan fungsi edukatif adalah perpustkaan menyediakan bahan pustaka yang

sesuai dengan kurikulum yang mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan

daya ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan gaya pikir yang rasional

dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa dalam hal cara menggunakan dan

memelihara bahan pustaka dengan baik.

2. Fungsi Informatif.

Yang dimaksud dengan fungsi informatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang

memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang

disusun secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai

dalam mencari informasi yang diperlukannya.

3. Fungsi Administratif

Yang dimaksudkan dengan fungsi administratif ialah perpustakaan harus mengerjakan

pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi

yang praktis, efektif, dan efisien.

4. Fungsi Rekreatif.

12
Yang dimaksudkan dengan fungsi rekreatif ialah perpustakaan disamping menyediakan buku-

buku pengetahuan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan

bermutu, sehingga dapat digunakan para pembaca untuk mengisi waktu senggang, baik oleh

siswa maupun oleh guru.

5. Fungsi Penelitian

Yang dimaksudkan dengan fungsi penelitian ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat

dijadikan sebagai sumber / obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi. [6]

I. Sumbangan Perpustakaan Terhadap Pelaksanaan Program Pendidikan Di Sekolah.

Bila diperhatikan secara jenih, maka perpustakan sekolah sesungguhnya memberikan

sumbangan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Sumbangan / peranan

perpustakaan antara lain :

1. Perpustakaan merupakan sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar.

2. Perpustakaan merupakan sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan para siswa untuk

dapat berpikir secara rasional dan kritis serta memberikan petunjuk untuk mencipta.

3. Perpustakaan akan memberikan jawaban yang cukup memuaskan bagi para siswa, sebagai

tuntutan rasa keingintahuan terhadap sesuatu, benar-benar telah terbangun.

4. Kumpulan bahan pustaka (koleksi) di perpustakaan memberika kesempatan membaca bagi para

siswa yang mempunyai waktu dan kemampuan yang beraneka ragam.

5. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempelajari cara

mempergunakan perpustakaan yang efisien dan efektif.

6. Perpustakaan akan membantu para siswa dalam meningkatkan dalam kemampuan membaca dan

memperluas perbendaharaan bahasa.

13
7. Perpustakaan dapat menimbulkan cinta membaca, sehingga dapat mengarahkan selera dan

apresiasi siswa dalam pemilihan bacaan.

8. Perpustakaan memberikab kepuasan akan pengetahuan di luar kelas.

9. Perpustakaan merupakan pusat rekreasi yang dapat memberikan hiburan yang sehat.

10. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa dan guru untuk mengadakan

penelitian.

11. Perpustakaan merupakan batu loncatan bagi para siswa untuk melanjutkan kebiasaan hidup

membaca di sekolah yang lebih tinggi.

12. Kegairahan / minat baca siswa yang telah dikembangkan melalui perpustakaan sangat

berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya.

13. Bila minat membaca sudah tumbuh dan berkembang pada diri siswa, maka perpustakaan juga

dapat mengurangi jajan anak, yang ini biasanya dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan

anak.

14. Bahkan perpustakaan juga bagi anak-anak dapat menjauhkan diri dari tindakan kenakalan, yang

bisa menimbulkan suasana kurang sehat dalam hubungan berteman diantara mereka

Daftar Rujukan

Anonim. 2006. School Library Management. Canada: Saskatchewan schools.

http://arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/manpersek.pdf. Diakses tanggal 19 Mei 2016

http://library.perbanas.ac.id. Diakses tanggal 19 Mei 2016

http://warintek08.wordpress.com/tes/. Diakses tanggal 19 Mei 2016

http://www.saskschools.ca/curr_content/teachlib/management/manmain.htm. Diakses tanggal 19


Mei 2016.

“Libray of Congress”. Encyclopedia Americana, 1988 ed.

14
Meyer, Michael (1980). The Little, Brown Guide to Writing Research Papers. Boston: Little, Brown
and Company.

Sulistyo,Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka. 10. diakses
tanggal 13 Mei 2016.

[1] http://www.madina-sk.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1585
[2] http://warintek08.wordpress.com/tes/
[3] Sulistyo, Basuki ; 1991
[4] Sugiyanto 2001
[5] Wiranto dkk,1997
[6] http://warintek08.wordpress.com/tes/

15

Anda mungkin juga menyukai