Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Hari, tanggal : Jumat, 8 April 2022

Dosen : Rini Kurnasih, S.Si, M.Si


Asisten : 1. Kurniatun Al Fatihah
2. Pertiwi Werdingsih

KALSIUM DARAH

Kelompok 1

No. Nama NIM


1. Akmal Tri Yoga Supriyadi J0315211061
2. Aufi Diansyah Bregi J0315211028
3. Cakravartti Abdussalam B J0315211078
4. Nida Salma Dwiputri J0315211082
5. Sayyidah Nurulaini J0315211095
6. Yelvi Pitri Wahyuni J0315211052

PARAMEDIK VETERINER
SEKOLAH VOKASI
IPB UNIVERSITY
2022
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Darah merupakan cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup tingkat
tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat serta oksigen yang dibutuhkan
oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah juga merupakan
komponen esensial makhluk hidup yang berperan sebagai pembawa oksigen dari
paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru untuk
dikeluarkan, membawa zat nutrisi dari saluran cerna ke jaringan kemudian
menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah (Desmawati 2013).
Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Yang terdiri dari sel darah
merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) yang relatif sedikit. Terdapat pula
trombosit, yang berfungsi penting dalam penggumpalan darah (Poedjiadi 2009).
Kalsium merupakan mineral paling banyak dalam tubuh dan paling
penting. Terdapat 1,5-2% kalsium dari berat badan orang dewasa atau kurang
lebih sebanyak 1 kg dan jumlah ini, 99% berada dalam jaringan keras, yaitu
tulang dan gigi, 1% berada di jaringan lain dan cairan tubuh didistribusikan ke
seluruh tubuh kurang lebih 1200 gram Pada proses tumbuh dibutuhkan kalsium
untuk membentuk dan memperbaiki tulang dan gigi, membantu fungsi saraf,
kontraksi otot, pembentukan darah dan berperan dalam fungsi jantung. Semua
kalsium yang masuk kedalam tubuh (melalui makanan atau asupan) sebagian
besar disimpan oleh tubuh dan tidak dibuang melalui urin atau feses (Kurniawan
2015).
Kalsium darah adalah kalsium yang berada di dalam darah serta jaringan
lunak. Kadar kalsium dalam darah harus dikontrol dalam batas normal. Kalsium
darah memiliki peran yang penting yaitu berperan untuk kontraksi otot rangka,
jantung dan otot polos, pembekuan darah, transmisi impuls saraf dan
pembentukan tulang. Cadangan kalsium darah disimpan dalam tulang dan akan
digunakan apabila tubuh kekurangan 8 kalsium. Pengeroposan akan semakin
cepat terjadi apabila cadangan kalsium dalam tubuh semakin banyak digunakan.
Usaha mempertahankan agar keadaan normal tergantung masukkan dan
pengeluaran kalsium dari darah. Hampir seluruh kalsium di dalam tubuh ada
dalam tulang yang berperan sentral dalam struktur dan kekuatan tulang dan gigi
Pemeriksaan kalsium darah dapat dilakukan dengan menggunakan serum
atau plasma. Pemeriksaan kadar kalsium darah dapat dilakukan melalui
bermacam-macam metode yaitu: Arsenazo III, O-Cresolphthalein Complexone
(OCPC), Clark and Collip, Kloranirat, Titrasi EDTA, dan Ion Selective Electrodes
(ISE)
Tujuan

Tujuan dari laporan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami prinsip biokimia yang digunakan pada analisis kalsium darah,
mahasiswa dapat melakukan analisis kalsium darah serta mahasiswa mengetahui
manfaat dari dilakukannya analisis kalsium darah untuk mengetahui keadaan
fungsi tubuh.

METODE

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk praktikum kali ini meliputi, batang pengaduk,
tabung sentrifus, pipet mohr 5 mL, pipet tetes, gelas piala, tabung reaksi,
penangas air, buret, erlenmeyer, sentrifugasi dan bulb hitam. Bahan yang
digunakan adalah serum darah, aquades, amonium oksalat, amonia 2%, H2SO4 1
N, Kertas saring dan KMnO4 0,01 N.

Cara Kerja
2 tabung reaksi disiapkan. Tabung pertama diisi dengan aquades 4 mL
sebagai blanko dan 1 mL amonium oksalat. Tabung kedua diisi dengan serum
darah sebanyak 2 mL aquades dan 1 mL amonium oksalat. Kedua tabung diaduk
dengan batang pengaduk kemudian didiamkan selama 30 menit. Tabung
disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 1500 rpm dan supernatan yang
diperoleh dibuang. tabung sentrifus diletakkan terbalik di atas kertas saring
selama 5 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Supernatan yang terbentuk dibuang,
sedangkan pada pelet ditambahkan 2 mL H2SO4 1 N. Kedua tabung diaduk
dengan batang pengaduk lalu dipanaskan dengan penangas air selama 5 menit
pada suhu 70º C. Buret diisi dengan KMnO4, selanjutnya dalam keadaan hangat,
campuran dititrasi menggunakan KMnO4 sehingga berubah warna menjadi merah
muda
HASIL DAN PEMBAHASAN

Di dalam tubuh, tentu harus ada pengendali atas kadar kalsium darah sehingga
berada di dalam kadar kalsium darah normal (Homeostasis). Kelenjar yang
mengatur homeostasis kalsium adalah kelenjar paratiroid dan tiroid. Kadar
kalsium dalam darah diatur oleh 3 hormon penting, yaitu :
1. Parathormon (PTH)
Hormon Paratiroid atau PTH diproduksi oleh kelenjar paratiroid. Di
tulang, PTH merangsang pelepasan kalsium dan fosfat, yang berarti akan
menghambat pembentukan tulang. sedangkan di ginjal, PTH akan
merangsang reabsorpsi kalsium dan menghambat reabsorpsi fosfat. hasil
dari semua reaksi PTH ini adalah peningkatan kalsium didalam darah dan
penurunan kadar fosfat di dalam darah (Setiyohadi 2009)
2. Vitamin D
selain untuk merangsang pelepasan kalsium, PTH juga mengaktifkan
vitamin D yang nantinya akan menambah jumlah kalsium pada darah yang
kemudian akan diserap oleh ginjal dan usus. Vitamin ini juga berperan
penting bagi pembentukan dan absorpsi tulang. Namun, Vitamin D bukan
merupakan zat aktif yang langsung dapat menimbulkan efek tersebut
secara langsung sehingga vitamin D harus diubah terlebih dahulu melalui
rangkaian reaksi di hati dan ginjal untuk membentuk produk akhir yaitu
1,25-dihidroksikolekalsiferol yang disebut sebagai 1,25(OH)2D3 (Guyton
2008). 1,25-Dihidroksikolekalsiferol merupakan hormon steroid yang
dibentuk dari vitamin D. Perannya dalam kadar kalsium darah adalah
menghambat sekresi PTH dan proliferasi sel paratiroid (Setiyohadi 2009).

3. Calcitonin (CT)
Ketika level kalsium dalam darah terlalu tinggi, kelenjar tiroid akan
mensekresikan calcitonin. efek utama dari calcitonin adalah sebagai
penghambat osteoklas sehingga resorpsi tulang terhenti. kalsitonin juga
menghambat osteosit dan merangsang osteoblas. kalsitonin juga
meningkatkan ekskresi kalsium dan fosfat di ginjal, sehingga
menimbulkan hipoklasemia dan hiperfosfatemia. Bila didapati kalsium
meningkat, maka ekskresi kalsitonin juga akan meningkat dan sebaliknya
(Setiyohadi 2009)
Prinsip metode clark & collip dalam penentuan kadar kalsium darah yaitu
kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat. penambahan asam akan
menghasilkan ion oksalat yang kemudian dititrasi dengan KMnO4. titik akhir
titrasi berwarna ungu merah muda. sampel yang digunakan adalah serum darah
yang ditambahkan dengan amonium oksalat lalu disentrifugasi, dan ditambahkan
H2SO4 kemudian ditambahkan KmnO4 dan dititrasi. Metode titrasi yang
digunakan adalah titrasi permanganometri. Amonium oksalat berfungsi untuk
membentuk kompleks dengan kalsium agar menghasilkan endapan. Setelah
sampel disentrifugasi maka akan menghasilkan endapan. kemudian endapan
ditambahkan H2SO4 yang menghasilkan ion oksalat. ion oksalat akan bereaksi
dengan KMnO4, dan apabila reaksinya habis maka akan ditandai dengan
perubahan warna ungu merah muda.
Tujuan dilakukan sentrifugasi adalah untuk memisahkan sel-sel besar dari
sel-sel kecil, memisahkan sel-sel padat dari sel-sel yang ringan dan memisahkan
endapan dari suatu suspensi. Sentrifugasi merupakan suatu teknik pengendapan
yang dilakukan untuk memisahkan endapan dari suatu suspensi. sentrifugasi
digunakan untuk memisahkan cairan dari padatan sel darah sehingga diperoleh
serum. Fungsi pereaksi lain yang digunakan, Titran atau titer adalah larutan yang
digunakan untuk mentitrasi (biasanya sudah diketahui secara pasti
konsentrasinya). Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang
lain sebagai titrat. Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi
komponen tertentu.
Reaksi yang terjadi antara kalsium darah dengan titran adalah pada
standarisasi kalium permanganat titik akhir titrasi menunjukkan warna merah
muda.
Titrasi yang menggunakan kalium permanganat sebagai titran harus dalam
suasana asam, karena jika dalam suasana asam lemah atau dalam larutan netral
dan basa akan terbentuk endapan coklat MnO2 yang mengganggu. Pada
penambahan titran, warna merah hilang makin cepat karena ion Mn+2 yang
terjadi berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi. Selanjutnya titran
ditambahkan lebih cepat sampai titik akhir titrasi tercapai, yaitu sampai pada
tetesan dimana warna merah jambu pucat yang tidak hilang selama 15 detik.
Warna pada titik akhir ini tidak tetap bertahan, setelah beberapa lama lenyap
kembali akibat reaksi antara kelebihan MnO4 - dengan ion Mn+2 hasil titrasi.
Reaksinya adalah : 2 H2O + 2 MnO4 - + 3 Mn2+ → 5 MnO2 + 4 H+ . Volume
kalium permanganat yang terpakai rata-rata dari tiga kali titrasi adalah 1,4 ml, 1,6
ml, dan 1,2 ml. Sedangkan volume kalium permanganat yang terpakai rata-rata
dari tiga kali titrasi adalah 2,3 ml, 1,9 ml, 2,0 ml.
Titik ekuivalen (TE) adalah titik saat asam basa tepat habis bereaksi (secara
teoritis). Titik akhir (TA) titrasi adalah titik saat indikator asam basa mengalami
perubahan warna. Kondisi pada saat Titik Ekuivalen kalsium darah adalah
berubah dari warna ungu (indikator) menjadi warna merah muda. Titik dimana
perubahan warna indikator terjadi disebut titik akhir titrasi. Untuk memperoleh
ketepatan pada hasil titik akhir, maka dipilih sedekat mungkin dengan titik
ekuivalen. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara memilih indikator yang tepat
dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan. Pada saat kondisi pada saat Titik
Akhir kalsium darah akan berubah menjadi warna murni atau jernih.
Kalium adalah ion bermuatan positif yang paling penting bagi tubuh.
Normalnya, kadar kalium darah adalah 3,6-5,2 milimol per liter (mmol / L) darah,
kalium yang lebih rendah dari nilai normal disebut hipokalemia sedangkan jika lebih
tinggi disebut hiperkalemia.
Hipocalcemial adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion kalsium
serum atau kalsium serum total setelah dikoreksi oleh nilai albumin serum
dibawah normal. Dalam klasifikasinya, hipokalsemia dibagi menjadi dua kriteria.
Berdasarkan onsetnya, hipokalsemia dibedakan menjadi hipokalsemia akut atau
kronik sedangkan berdasar 135 peranan PTH di dalamnya, hipokalsemia
dikelompokkan sebagai hipokalsemia dengan kadar PTH rendah, PTH tak efektif,
atau PTH-overwhelmed. Hipokalsemia kronik umumnya bersifat ringan sehingga
jarang memerlukan koreksi. 4-7 Hipokalsemia akut dapat menyebabkan gejala
klinis yang berat seperti kejang, hipotensi refrakter, aritmia, gagal jantung, spasme
laring dan saluran napas yang dapat menyebabkan kematian. 4,6 Kegagalan dalam
menegakkan diagnosis dan menangani hipokalsemia berat dapat menyebabkan
morbiditas dan kematian.
Hipokalsemia muncul ketika kadar kalium dalam tubuh rendah, yaitu di
bawah 3,6 mmol/L. Hipokalemia ringan umumnya tidak menimbulkan gejala.
Gejala awal yang muncul adalah:

● Mual dan muntah


● Nafsu makan menghilang
● Konstipasi
● Tubuh terasa lemah
● Kesemutan
● Kram otot
● Jantung berdebar

Kadar kalium dalam darah yang sangat rendah, yaitu kurang dari 2,5 mmol/L,
dapat berakibat fatal. Kondisi ini tergolong hipokalemia berat. Beberapa gejala
hipokalemia berat yang dapat muncul adalah:

● Ileus paralitik
● Kelumpuhan
● Gangguan irama jantung (aritmia)
● Henti napas

Hiperkalsemia merupakan keadaan peningkatan kalsium plasma 3-4


mEq/L dari nilai normal akibat peningkatan kalium total tubuh karena
ketidakseimbangan antara asupan dengan ekskresi atau dari distribusi yang salah
antara ruang intra dan ruang ekstraseluler (Lehnhardt 2010). Penyebab terjadinya
hiperkalsemia adalah berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal yang terjadi
pada keadaan gagal ginja, deplesi volume sirkulasi efektif, hiperaldosteronisme,
pemakaian siklosporin atau akibat koreksi ion kalium yang berlebihan (Yaswir
2012). Gejala klinis hiperkalemia adalah kelelahan, palpitasi, mual, muntah, diare,
nyeri otot, lemah dan kaku pada otot, kebingungan, kesemutan dan dispnea
Hiperkalemia merupakan keadaan darurat medis, terutama karena efeknya pada
jantung.
SIMPULAN

Dapat disimpulkan kalsium darah adalah kalsium yang berada di dalam


darah serta jaringan lunak. Kadar kalsium dalam darah harus dikontrol dalam
batas normal. Di dalam tubuh, tentu harus ada pengendali atas kadar kalsium
darah sehingga berada di dalam kadar kalsium darah normal (Homeostasis).
Kadar kalium dalam darah yang sangat rendah, yaitu kurang dari 2,5 mmol/L,
dapat berakibat fatal. Kondisi ini tergolong hipokalemia berat

DAFTAR PUSTAKA

Azalia, Umi. 2012. Sentrifugasi adalah Pemisahan dengan Menggunakan Gaya


Putaran atau Gaya Sentrifugal. Jakarta: Erlangga

Desmawati. 2013. Sistem Hematologi dan Imunologi. Edited by D. Juliastuti.


Jakarta: Penerbit In Media

Guyton, Arthur C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Kurniawan, F. B. 2015. Praktikum Kimia Klinik Analis Kesehatan. Jakarta


Penerbit Buku Kedokteran EGC

Poedjiadi A.2009. Dasar-Dasar Biokimia : Jakarta(ID) : UI PRESS


Setiyohadi, Bambang. 2009. Struktur dan Metabolisme Tulang dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid III. Jakarta : FKUI.
Yaswir, Rismawati. dan Ferawati Ira. 2012. Fisiologi dan Gangguan
Keseimbangan Natrium, Kalium dan Klorida seta Pemeriksaan
Laboratorium. Jurnal Kesehatan Andalas.
Lehnhardt, A. dan Kemper, M. J. 2010. Pathogenesis, diagnosis and management
of hyperkalemia. 26 (3). 377-384.

Anda mungkin juga menyukai