Anda di halaman 1dari 208

2016

Materi Pelatihan
HD 785
Revisi 02

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA


Operational Development & Services Department
LEMBAR PENGESAHAN

Materi Pelatihan Dump Truck


HD785

NAMA LENGKAP JABATAN TANDA TANGAN

Material
Iqbal Satrio Nugroho
Development

DISIAPKAN Moch. Zaenal Abidin


Dan OD Sect. Head
DIPERIKSA

Muhammad Eko
OT Sect. Head
Hidayat

DISAHKAN Priyo Hadi Susananto ODS Dept. Head

i
STATUS REVISI

No. Bagian/Sub Bagian yang


No. Hal Disetujui Tanggal Keterangan
Revisi Direvisi
ODS Dept Desember
0 - Edisi Pertama Terbit
Head 2014
Penambahan Materi
1
Pedoman Perilaku Kerja ODS Dept
1 Head Terbit
Penambahan Materi
169
Standar Operational
Penambahan Materi Total ODS Dept
2 161 Head April 2016 Terbit
Productive Maintenance

ii
KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan

dan kemampuan kepada kami, sehingga “Materi Pelatihan HD785” dapat selesai tersusun.

Harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat bagi siswa pelatihan baik dalam

mengikuti ataupun setelah menyelesaikan training, khususnya unit HD785 dan

memudahkan dalam memahami cara pengoperasian unit dengan benar sesuai prosedur-

prosedur serta peraturan keselamatan kerja yang berlaku di PT PAMAPERSADA

NUSANTARA. Sehingga pada akhirnya, dapat meningkatlan kompetensi siswa pelatihan di

dalam pengetahuan maupun keterampilan.

Seperti pepatah, “Tiada Gading Yang Tak Retak”, kami menyadari bahwa di dalam

penyusunan Materi Pelatihan HD785 ini masih terdapat beberapa kekurangan. Untuk itu

kami sangat mengharapkan saran dan kritik pembaca demi kesempurnaan Materi

Pelatihan ini nantinya.

Jakarta,

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................................................ i
LEMBAR REVISI ........................................................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................................. iv
BAB I. PEDOMAN PERILAKU KERJA ............................................................................................................. 1
BAB II. SAFETY, HEALTHY & ENVIRONMENT.......................................................................................... 19
BAB III. POWER LINE ............................................................................................................................................ 37
BAB IV. INSTRUMENT PANEL............................................................................................................................ 91
BAB V. METODE TEKNIK OPERASI ................................................................................................................ 132
BAB VI. MAINTENANCE ........................................................................................................................................ 158
BAB VII. STANDAR OPERATIONAL ................................................................................................................ 172

iv
Pedoman Prilaku Kerja

BAB I
PEDOMAN PERILAKU KERJA
A. Pendahuluan
1. Panduan Pelatihan
Tujuan dari pedoman pelatihan ini adalah untuk memberikan berbagai keterampilan,
pengetahuan dan pelatihan bagi operator untuk meningkatkan kompetensi dengan perilaku
kerja yang aman.
Panduan Pelatihan ini didasarkan pada prinsip-prinsip yang aman dan terbaik dari
sistem operational pertambangan. Panduan training ini menggunakan standar minimum
dan perilaku untuk semua tingkat operator baik fresh maupun experience.
Pelatihan diawali dengan materi pedoman perilaku kerja operator dan harus lulus
asesmen sebelum mengikuti materi lanjutan. Selanjutnya setiap peserta pelatihan
diharapkan mendapatkan pengalaman yang cukup di bawah bimbingan dan pengajaran
instruktur untuk jangka waktu yang telah ditentukan. Ujian teori harus diselesaikan terlebih
dahulu, sebelum ujian praktek.
Sertifikat kompetensi akan dikeluarkan setelah selesainya paket pelatihan dan peserta
dinyatakan lulus yang ditetapkan oleh Operational Training & Services. Untuk dinyatakan
kompeten, peserta pelatihan harus mempersiapkan diri sebaik mungkin agar dapat
menyelesaikan (lulus) ujian teori maupun praktek.

2. Kualifikasi Operator
Operator harus memiliki minimum kualifikasi sebagai berikut :
a) Telah mengikuti training dengan standar yang ditetapkan dan benar-benar
memahami pengoperasian kendaraan/unit. Operator harus mengetahui dan
memahami fungsi berbagai peralatan, komponen dan kontrol dari unit tersebut.
b) Memahami dan mengerti batasan, peran, dan tugas dari operator.
c) Telah menyelesaikan induksi.
d) Memiliki SIMPER.
e) Sebelum melakukan operasi apapun di site, operator harus memiliki tanggung
jawab untuk memahami tentang aturan, prosedur, kebijakan, standar dan peraturan
yang berlaku di area kerjanya.
Poin-poin penting yang harus dipahami dan dipatuhi peserta training, baik operator
baru maupun operator yang sudah berpengalaman adalah sebagai berikut :
a) Prosedur site yang tetap.
b) Safety practice dan site standards

Operation Training & Services HD785 1


Pedoman Perilaku Kerja

c) Kepedulian terhadap bahaya.


d) Mengoperasikan unit di semua kondisi area di site, termasuk kondisi berbahaya.
e) Informasi dasar dari bagian unit, komponen, control panel, desain unit, titik berat
gravitasi, kapasitas, stabilitas, kemampuan, dan batasan unit.
f) Lokasi dan fungsi panel control.
g) Service, maintenance, dan prosedur pelaporan.
h) Kebiasaan-kebiasaan (perilaku) yang harus dihindari operator.

B. DISKRIPSI PEKERJAAN OPERATOR


1. Peran Operator
- Melaksanakan kegiatan operasional yang meliputi instruksi kerja, prosedur
pengoperasian unit, dan standar keselamatan serta pemeliharaan unit selama
operasi untuk mencapai produktifitas yang maksimal dan efisiensi kerja yang
tinggi.
- Operator bertanggung jawab kepada atasan (Group Leader Superior).
2. Rincian Aktifitas Operator
a) Setiap hari kerja harus tiba di tempat kerja dan memulai atau mengakhiri
pekerjaannya tepat waktu ditunjukan dengan absensi yang dilakukan sesuai aturan
perusahaan.
b) Mengenali daerah kerja, memahami rencana kerja dan spesifikasi pekerjaan
dengan baik serta melaksanakan instruksi kerja dengan melakukan P2H,
mengoperasikan unit berdasarkan surat ijin operasi dan mengupayakan
tercapainya produktivitas alat serta efisien kerja yang tinggi sesuai standar PAMA
Production Management System (PPMS)
c) Mengutamakan K3LH dan menjaga perlengkapan pendukung selalu siap pakai
(terpelihara dengan baik) sesuai dengan PAMA Safety Management System
(PSMS).
d) Melaporkan kepada atasan (Group Leader Superior) bila terjadi kerusakan,
kehilangan dan gangguan unit serta memberikan green card apabila menemukan
situasi, peralatan/ perlengkapan, orang atau sesuatu yang membahayakan.
e) Mentaati waktu periodic services dan memberikan laporan kepada atasan (Group
Leader Superior) terkait kondisi unit yang abnormal serta mentaati schedule
refueling dalam memastikan jumlah pengisian bahan bakar ke unit sesuai
ketentuan perusahaan.

2 HD785 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

f) Segera melaporkan secara terperinci kecelakaan / insiden yang terjadi kepada


atasan (Group Leader Superior) pada kesempatan pertama dan memberikan
keterangan yang benar/jujur pada saat investigasi.
g) Mentaati peraturan penggunaan radio komunikasi dan menggunakannya secara
efektif.
h) Melaksanakan pengisian Time sheet dengan jelas, benar, lengkap dan ditanda
tangani oleh atasan (Group Leader Superior) atau pengawas yang berwenang.
i) Pada saat stand by siap sedia mengerjakan tugas lain yang diberikan atasan
(Group Leader Superior) terkait bidang pekerjaannya.
j) Bersedia bekerja lembur pada hari kerja maupun hari libur apabila ada pekerjaan
yang mendesak. Pekerjaan lembur pada dasarnya dilaksanakan secara sukarela
dan disepakati oleh atasan langsung (Group Leader Superior)..

3. Tanggung Jawab Operator


a) Mengimplementasikan Nilai Inti sebagai budaya perusahaan dalam setiap
perilaku kerja.
b) Menjaga kesehatan pribadi dan keselamatan yang menjadi tanggung jawabnya.
c) Memastikan 4 langkah keselamatan telah diobservasi dan siap untuk
melaksanakan pekerjaan tanpa resiko terjadi kecelakan kerja sesuai implementasi
PSMS (Pama Safety Management System)
d) Melaksanakan instruksi kerja dari atasan atau Group Leader Superior dengan baik
sesuai deskripsi tugas dan standar PPMS.
e) Melaksanakan P2H, mengoperasikan unit sesuai ijin operasi dan menjaga aset
perusahaan yang dipercayakan dengan baik.
f) Bekerja penuh semangat, disiplin ( wajib absen, tidak mangkir, ijin sakit dan ijin
lain diluar ketentuan PKB), aman dan berusaha mencapai target produktivitas
yang telah ditetapkan.
g) Meningkatkan kompetensi dengan menambah jumlah HM, penguasaan keahlian
mengoperasikan alat berat (versatility) dan pengetahuan terkait bidang pekerjaan.
h) Mentaati peraturan-peraturan yang ada di perusahaan dan Perjanjian Kerja
Bersama (PKB).
i) Melaporkan hasil kerja dalam time sheet dengan baik sesuai prosedur yang
berlaku.
j) Menjaga komunikasi yang baik di setiap waktu dan di semua area kerja
k) Memperlakukan semua orang dengan saling menghormati

Operation Training & Services HD785 3


Pedoman Perilaku Kerja

l) Menggunakan semua tool yang ada untuk mengontrol bahaya yang ada.

4. Citra Operator sesuai NILAI INTI PAMA


a) Menjadi Tim yang Sinergis : Menjalin kerjasama dalam kelompok kerja dengan
atasan dan rekan sekerja serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik.
b) Bertindak Penuh Tanggung Jawab : Mengoperasikan dan menjaga alat berat
untuk mencapai produktivitas maksimal.
c) Siap Menghadapi Tantangan dan Mewujudkan : Melakukan kegiatan operasional
yang handal dalam setiap penugasan di seluruh wilayah kerja perusahaan.
d) Melakukan Perbaikan Terus Menerus : Meningkatkan metode operasi dan
keahlian mengoperasikan alat berat secara berkesinambungan.
e) Menjadikan K3LH Cara Hidup : Menjaga kesehatan pribadi dan keselamatan
yang menjadi tanggung jawabnya.
f) Memberikan Nilai Tambah pada Pihak-Pihak Terkait : Bekerja lebih untuk
mendapatkan hasil yang berkualitas dan memuaskan.

5. Etika Operator PT. Pamapersada Nusantara


- Menunjukkan semangat kerja dan menjaga kesegaran fisik.
Berolahraga teratur, cukup istirahat-tidur (minimal 6-8 jam) dan mengkonsumsi
makanan sehat-seimbang.
- Bersikap mental positif dan berkomitmen zero incident.
1) Mengoperasikan unit dengan produktifitas yang tinggi dan tetap menjaga
keselamatan.
2) Meningkatkan keahlian dalam pengoperasian alat berat dan pengetahuan yang
terkait bidang pekerjaannya serta implementasi K3LH.
3) Melakukan observasi tugas, saling mengingatkan dengan pekerja lain terhadap
potensi bahaya, membuat green card dan sugestion system (SS).
4) Menjaga disiplin dengan hadir tepat waktu dan bekerja dengan optimal. Tidak
mangkir, ijin sakit dan ijin lain diluar ketentuan PKB.
- Mengembangkan kecerdasan emosional dan hubungan sosial.
1) Menjaga ketertiban umum, kebersihan-kerapian mes dan lingkungan kerja.
2) Menjaga kesopanan, penampilan diri (tidak memakai aksesoris yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan), kerapian rambut (pendek dan rapi),
kebersihan tubuh dan mengenakan seragam kerja serta APD sesuai tugasnya.

4 HD785 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

3) Menunjukkan rasa hormat dan patuh kepada atasan serta saling menghargai
sesama karyawan.Saling bertegur sapa dengan mengucapkan salam “Semangat
Pagi” dan bersalaman terhadap sesama karyawan.
4) Membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan pihak-pihak terkait.
- Mengembangkan kesadaran dan kepedulian dalam bekerja.
1) Siap menjaga dan bertanggung jawab terhadap kondisi unit atau aset
perusahaan dengan baik.
2) Siap melaksanakan tugas setiap saat dalam mengoperasikan unit sesuai ijin
operasi dan bersedia ditempatkan di seluruh wilayah kerja PAMA.
3) Siap membela kepentingan perusahaan atau kepentingan bersama dari tindakan
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

6. Penilaian Resiko Kerja (Risk Management)


Operator harus melakukan penilaian risiko di mana mereka bekerja dan secara
aktif terlibat dalam mengurangi bahaya di tempat kerja. Sikap yang harus dilakukan
operator untuk mengarah ke zero insident :
a) Menerapkan prosedur kerja di malam hari dan pandangan terbatas
b) Menerapkan prosedur pelaporan kejadian
c) Mengamati ergonomi posisi duduk dan aturan pemakaian seat belt
d) Mengamati tanda bahaya
e) Menerapkan prosedur overtaking
f) Menjaga perhatian dari blind spot atau hal-hal yang menghalangi pandangan
ketika mengemudi
g) Menjaga perhatian terhadap operator lain dan unit lain
h) Menjaga komunikasi dengan rekan kerja
i) Menjaga kebersihan
j) Memeriksa stabilitas tanah (retakan)

7. Kepedulian terhadap Fatigue


Jika saat mengoperasikan unit, anda susah berkonsentrasi, susah menjaga mata
tetap terbuka, sering menguap, dan kehilangan focus atau sering berbuat salah dan tidak
normal, maka hentikan unit pada posisi yang aman dan segera hubungi GL.

Operation Training & Services HD785 5


Pedoman Perilaku Kerja

C. KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG HARUS DIHINDARI SEBAGAI OPERATOR


PT. PAMAPERSADA NUSANTARA
1. Perilaku Buruk
Perilaku yang menyimpang dari norma atau ketentuan yang berlaku ketika
mengoperasikan unit
- Mengoperasikan Unit Dengan Melepaskan Steering
Posisi tangan ketika mengemudi harus pada posisi 9-3 atau 10-2, sehingga kita
selalu siap apabila ada sesuatu yang berbahaya ketika mengemudi. Mengoperasikan
unit dengan melepaskan steering dapat mengakibatkan unit uncontrol dan dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
- Berhenti di jalan aktif untuk buang air kecil
Berhenti di jalan aktif untuk buang air kecil dapat menyebabkan bahaya bagi
pengemudi lain karena adanya hambatan di jalan.
- Tidak Jujur Ketika Fatigue Test (1)
Ketidakjujuran ketika mengisi fatigue test dikarenakan alasan apapun sangat
membahayakan diri sendiri. Fatigue test sangat penting untuk mengetahui kondisi
kesiapan kerja. Tanda-tanda seseorang mengalami fatigue :
- Menguap
- Kondisi badan mulai tidak enak
- Mengusap-usap mata
- Kurang konsentrasi
- Menjadi toleran/menganggap boleh terhadap suatu hal yang berbahaya
Apabila anda mengalami hal tersebut, segera berhenti pada lokasi aman dan
segera lapor pada GL.
- Mengikuti Water Truck Saat Penyiraman
Resiko bahaya ketika mengikuti water truck saat penyiraman dapat berakibat
unit tergelincir dan uncontrol sehingga dapat mengakibatkan unit menabrak unit di
depannya.

- Menggunakan Lampu Jauh Saat Berpapasan


Ketika berpapasan, dan kita menggunakan lampu jauh maka akan
menyebabkan pengemudi unit yang berpapasan akan silau dan menghalangi
pandangan di depannya sehingga berpotensi terjadinya kecelakaan.
- Mengoperasikan Unit Yang Bukan Keahliannya

6 HD785 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

Hal ini sangat berbahaya, karena untuk menguasai satu unit alat berat harus
melalui training dengan standar yang tinggi untuk memahami fungsi, lokasi, dan
cara penggunaan setiap instrument panel.
- Mengendarai unit dengan Overspeed (1)
Unit overspeed dengan didukung beban unit yang besar dapat menyebabkan
insiden karena unit sulit untuk dikendalikan. Patuhi rambu batas maksimal
kecepatan di setiap area kerja.
- Tidak minta izin dan tidak memastikan kondisi aman sebelum overtaking
Setiap kali melakukan overtaking, wajib komunikasi dua arah dan memastikan
kondisi jalan yang berseberangan aman. Apabila unit yang akan diovertaking belum
memberi jawaban atas komunikasi yang diberikan, maka dilarang untuk melakukan
overtaking.
- Mengambil sisi jalan yang salah
Mengambil sisi jalan yang salah sangat beresiko terjadinya kecelakan dengan
unit yang berpapasan (adu kambing). Apabila terdapat jalan rusak pada sisi yang
kita lewati, laporkan pada GL untuk segera memperbaiki jalan rusak tersebut.
- Melanggar batas dumping(1)
Melanggar batas dumping dapat menyebabkan fatality karena unit dapat
terjatuh ke area dumpingan. Apabila pada area dumping tidak ada rambu maka
segera laporkan ke atasan. Terutama untuk daerah kritis dumping dekat air dan
ketinggian di atas 12m.
- Melanggar rambu area larangan masuk area blasting
Area blasting adalah area restricted , dimana tidak sembarang orang bisa
masuk ke area tersebut.
- Menetralkan transmisi di turunan
Menetralkan transmisi di turunan untuk mencari nyaman dan menambah
kecepatan tanpa terdeteksi batas kecepatan dalam berkendara sangat berbahaya.
Posisi transmisi netral ketika turunan menyebabkan tidak adanya engine brake,
sehingga unit akan meluncur dan sulit dikendalikan. Apabila digunakan brake
untuk mengurangi kecepatan akibat transmisi netral di turunan, akan mempercepat
brake cooling overheat dan berpotensi kerusakan unit, serta unit tergelincir.
- Memarkir unit di bawah tebing terlalu dekat
Hal ini dapat berpotensi tertimpa longsoran dari tebing. Minimal jarak parkir
dekat tebing adalah 30 meter atau satu setengah kali tinggi tebing.
- Bercanda memainkan steering saat mengendarai

Operation Training & Services HD785 7


Pedoman Perilaku Kerja

Memainkan steering karena bercanda dengan rekan operator sangat


membahayakan pengguna unit lain dan diri sendiri. Sebagai operator, kita harus
memahami peran dan tanggung jawab operator untuk bekerja aman dan produktif.
- Parkir tanpa brake di jalan menurun
Prosedur parkir yang aman adalah menetralkan transmisi dan mengaktifkan
parking brake.
- Jarak Beriringan Terlalu Dekat
Jarak beriringan yang aman adalah 3-4x panjang unit ( 4-6 detik ) untuk
kondisi normal. Atau dengan metoda melafalkan : seribu dan satu, seribu dan dua,
seribu dan tiga, seribu dan empat, dst. Sedangkan untuk kondisi kabut adalah 6-8x
panjang unit (5-6 detik). Jarak beriringan terlalu dekat berpotensi besar untuk
menabrak unit di depannya.
- Melanggar rambu GIVE WAY atau STOP
Rambu GIVE WAY merupakan rambu untuk memberi kesempatan kepada
unit lain untuk melintas terlebih dahulu. Rambu STOP merupakan rambu wajib
berhenti 8 detik dan memastikan kiri kanan jalan aman, baru kita dapat
menjalankan unit kembali. Kedua rambu ini wajib dipatuhi meskipun tidak ada unit
yang lewat.
- Melompat dari unit ke unit saat parkir
Untuk berpindah dari unit satu ke unit yang lain harus turun dari unit. Perilaku
melompat dari unit ke unit ketika parkir sangat berbahaya. Karena dimensi unit alat
berat dengan ketinggian yang cukup tinggi. Sehingga apabila terjatuh dapat
beresiko fatal.
- Tidak Melakukan P2H dengan teliti
Pelaksanaan Perawatan Harian harus dilakukan sesuai dengan prosedur. P2H.
Sangat penting untuk mengetahui kondisi unit sebelum, saat, dan sesudah
beroperasi. Kualitas P2H sangat berperan dalam bekerja dengan aman.

- Tidak Mematikan Engine Ketika Refueling


Saat refueling, engine wajib dimatikan. Hal ini selain untuk reduce cost, sangat
berpengaruh untuk keselamatan. Setelah melakukan refueling, operator wajib
berkomunikasi dua arah dengan fuel man bahwa proses refueling benar-benar telah
selesai.
- Tidak Memberikan Lampu Sign Saat Berbelok

8 HD785 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

Ketika berbelok pastikan untuk memberikan lampu sign sesuai arah belok,
supaya pengguna jalan yang ada di belakang dan di depan kita dapat mengetahui
tujuan arah belok dari unit kita.
- Saat turunan menggunakan foot brake
Foot brake merupakan brake yang digunakan untuk menghentikan unit atau
kecepatan unit dibawah 10 km/jam. Penggunaan foot brake akan menghentikan
roda depan dan belakang, sehingga sangat berpotensi tergelincir apabila digunakan
di turunan. Saat jalan menurun, seharusnya menggunakan retarder brake atau
ARSC (Auto Retarder) untuk mengurangi kecepatan.
- Parkir tidak memperhatikan unit lain
Prosedur parkir yang aman adalah menetralkan transmisi dan mengaktifkan
parking brake. Ketika parkir, wajib berkonsentrasi pada unit sekitarnya dan tidak
hanya fokus pada satu pandangan. Saat mundur, wajib memperhatikan spion kiri
dan kanan. Pastikan tidak terlalu dekat dengan unit yang lain ketika parkir.
- Dumping sambil unit berjalan
Dumping sambil unit berjalan dapat mempengaruhi keseimbangan unit dan
dapat berakibat unit terguling. Prosedur dumping yang benar adalah memastikan
kondisi rata, unit pada posisi berhenti sempurna, mengaktifkan parking brake, dan
menaikkan vessel.
- Melakukan pengangkatan tidak mengeluarkan out trigger maksimal
Out trigger berfungsi untuk menguatkan pondasi dari crane, sehingga apabila
dilakukan pengangkatan tanpa mengeluarkan out trigger maksimal maka dapat
mengakibatkan unit tidak stabil dan berpotensi unit terguling.
- Tidak Memakai Seat Belt Ketika Bekerja
Seat belt wajib digunakan selama mengoperasikan unit. Memakai seat belt
harus 3R yaitu Rapat, Rata, Rendah. Penggunaan seat belt tidak dianjurkan dengan
adanya ganjalan, karena fungsi 3R akan hilang.
Rapat : Belt tidak kendor, sehingga bila terjadi resiko, tubuh tidak terayun atau
tidak terbentur ke seat beltnya sendiri
Rata : Belt tidak melilit sehingga apabila terjadi resiko tubuh tidak luka sobek
Rendah : Posisi belt dibawah pusar, atau bagian bawah tepat di tulang panggul,
sehingga bila terjadi resiko tidak mencederai organ di dalam perut.
- Tidak memakai pelampung saat operator pump bekerja di area sump
Setiap karyawan yang bekerja di dekat air, wajib menggunakan pelampung.
(meskipun sudah ahli dalam berenang). Selain hal tersebut, karyawan wajib

Operation Training & Services HD785 9


Pedoman Perilaku Kerja

memiliki ijin bekerja di dekat air dan memahami prosedur keselamatan bekerja di
dekat air.
- Bermain HP saat mengoperasikan unit
HP terbukti merusak konsentrasi ketika mengemudi, dan sangat berpotensi
terjadinya kecelakaan. Ketika mengoperasikan unit, operator harus konsentrasi pada
pekerjaannya secara aman dan produktif. Oleh karena itu, operator harus menyadari
sepenuhnya tanggung jawab sebagai operator.
- Membuka rompi ketika mengemudi
Melakukan aktifitas lain ketika mengemudi seperti membuka rompi dapat
mengganggu konsentrasi. Sehingga apabila terjadi hal-hal yang mendadak di depan
unit maka respon kita akan terlambat dan menyebabkan kecelakaan. Oleh karena
itu, apabila akan melepas rompi atau aktifitas yang lain seharusnya berhenti dahulu.
- Melihat sesuatu ke arah lain terlalu lama (meleng)
Hal ini dapat menyebabkan hilangnya konsentrasi ketika mengemudi /
mengoperasikan unit, sehingga berpotensi terjadinya kecelakaan. Pastikan anda
fokus saat mengoperasikan unit.
- Salah menggunakan chanel yang seharusnya digunakan
Kesalahan penggunaan chanel radio dapat mengganggu komunikasi di area
kerja. Maksud dan tujuan antara operator satu dengan yang lainnya tidak akan
tersampaikan, sehingga berpotensi terjadinya resiko insiden fatal.
- Keluar dari kabin saat unit loading
Ini sangat berbahaya, karena berpotensi kejatuhan material dari unit loader
yang sedang melakukan aktivitas loading.
- Memaksa beroperasi saat ngantuk
Saat mengemudi pastikan kondisi siap bekerja. Hindari kondisi fatigue. Kenali
tanda-tanda fatigue pada diri sendiri sedini mungkin. Apabila merasakan fatigue,
segera hentikan unit pada posisi aman dan lapor ke atasan.
- Memaksakan diri ketika kondisi sakit
Saat mengemudi pastikan kondisi siap bekerja. Apabila merasa sakit, segera
lapor pada atasan dan jangan memaksakan mengoperasikan unit setelah minum
obat yang memiliki efek samping mengantuk. Isilah dengan jujur fatigue test
sebelum bekerja.
- Mengkonsumsi obat sebelum dan selama mengoperasikan unit tanpa melapor ke
atasan/melalui media fatigue test (yang membuat ngantuk)
Pastikan kondisi siap bekerja sebelum mengoperasikan unit.

10 HD785 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

- Mengemudi sambil mengobrol di radio


Bijaklah dalam berkomunikasi di radio dalam area kerja. Lakukan komunikasi
seefektif mungkin dan berhubungan dengan pekerjaan. Hindari mengobrol yang
tidak perlu sehingga tidak mengganggu proses komunikasi dan pertukaran
informasi yang penting di area kerja.
- Memarkir unit di dekat kolam dengan jarak yang sangat dekat
Pastikan memarkir unit di tempat yang aman apabila akan membersihkan kaca
unit. Memarkir unit terlalu dekat dengan kolam berpotensi unit terjerumus kedalam
kolam.
- Parkir terlalu dekat, berantakan, dan tidak rapih
Hindari parkir yang tidak rapih dan berantakan. Karena apabila akan memulai
operasi kembali dapat berpotensi unit bertabrakan.

2. Meremehkan Resiko Pekerjaan


Sikap lalai dan mengabaikan hal-hal yang dapat menyebabkan kecelakaan.
- Mengambil sesuatu didalam kabin saat beroperasi
Dalam mengoperasikan unit kita harus berkonsentrasi. Saat mengambil sesuatu
di dalam kabin, pastikan Anda berhenti di tempat aman terlebih dahulu sehingga
tidak mengganggu konsentrasi dalam mengoperasikan unit.
- Meletakkan barang di samping pedal
Sebelum mengoperasikan unit, maka pastikan tidak ada barang yang berada di
samping pedal, karena dapat mengganggu saat pengoperasian unit. Barang yang
berada di samping pedal dapat mengganjal pedal, sehingga pedal tidak dapat
digunakan sesuai fungsinya.
- Mengisi time sheet saat mengemudi
Pada saat mengisi Time sheet, pastikan unit dalam keadaan berhenti di tempat
aman. Mengisi Time sheet saat mengemudi akan mengganggu konsentrasi dalam
mengoperasikan unit, sehingga beresiko untuk mengakibatkan kecelakaan.
- Memaksakan menjalankan unit saat jalan licin
Jika kondisi jalan licin, jangan memaksakan diri untuk mengoperasikan unit.
Kondisi tersebut sangat berbahaya karena pergerakan unit tidak dapat di kontrol
secara sempurna.

Operation Training & Services HD785 11


Pedoman Perilaku Kerja

- Tidak menggunakan three point body contact saat naik / turun


Naik / turun unit mempunyai resiko untuk terpeleset dan jatuh. Dengan
menggunakan Three Point Body Contact, maka kedudukan dan posisi tubuh akan
lebih kuat sehingga akan meminimalisir resiko yang ada.
- Mengadjust kursi ketika mengemudi.
Pengaturan kursi sebaiknya dilakukan sebelum mengoperasikan unit, jika hal
tersebut dilakukan ketika mengemudi akan sangat berbahaya. Karena selain
mengganggu konsentrasi, kesesuaian posisi tubuh pada unit juga tidak akan
didapatkan jika dilakukan sambil mengemudi.
- Tidak memasang safety cone saat unit breakdown di jalan
Saat kondisi unit breakdown wajib memasang safety cone, sehingga pengguna
jalan yang lain mengetahui kondisi yang sedang terjadi. Dengan mengetahui
kondisi yang terjadi, maka pengguna jalan lain akan lebih mudah untuk melakukan
antisipasi.
- Tidak menghidupkan lampu hazard saat unit breakdown
Dengan menghidupkan lampu hazard saat unit breakdown, maka pengguna
jalan lain akan lebih mudah mengetahui dan mempersiapkan respon yang tepat.
- Swing tanpa memperhatikan sekitar
Saat melakukan pergerakan, maka pastikan kondisi sekitar aman terlebih
dahulu. Kondisi sekitar dapat berubah pada saat kita tidak melihatnya.
- Membiarkan boulder ditengah jalan
Jika menemukan bolder di tengah jalan maupun kondisi tidak aman lainnya,
segera laporkan ke atasan untuk dilakukan tindakan langsung. Ketidakpedulian kita
terhadap kondisi tidak aman bisa berakibat buruk terhadap keselamatan pekerjaan.
- Mundur tidak memastikan melihat ke belakang
Saat mundur dan melakukan pergerakan, maka pastikan kondisi belakang
aman. Area blindspot tidak seluruhnya dapat dilihat melalui spion, sehingga dengan
memastikan melihat ke belakang maka akan mengurangi resiko terjadinya tabrakan.
- Operator DT loading sambil makan
Kegiatan loading membutuhkan perhatian dan konsentrasi tinggi, baik terhadap
alat muat maupun terhadap alat angkut lainnya. Loading sambil makan akan
mengganggu konsentrasi dikarenakan fokus pandangan dan koordinasi tubuh
terbagi, hal ini dapat menimbulkan resiko terjadinya kecelakaan.

12 HD785 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

3. Motivasi yang salah


Motivasi yang tidak selaras dengan tugas pokok Operator PT. Pamapersada Nusantara
sehingga dapat menyebabkan terjadinya potensi kecelakaan.
- Memaksakan operasi saat pandangan terbatas ( Debu tebal)
Jika kondisi pandangan terbatas, maka jangan memaksakan untuk melanjutkan
mengoperasikan unit. Kondisi pandangan yang terbatas mengurangi antisipasi kita
terhadap kondisi jalan dan unit lain. Saat kondisi pandangan terbatas, maka segera
laporkan ke atasan untuk dilakukan perbaikan atau pengawasan lebih lanjut.
- Operator tergesa-gesa membawa unit saat waktu mendekati jam pulang
Jika kita mengoperasikan unit dengan tergesa – gesa, maka akan
mengakibatkan konsentrasi mengoperasikan unit kurang. Kurangnya konsentrasi
membuat kita kurang memperhatikan kondisi sekitar dan meningkatkan resiko
terjadinya kecelakaan.
- Tidur (saat istirahat) di disposal dalam keadaan engine hidup
Pada saat istirahat di dalam unit, kondisi engine unit harus dalam keadaan
mati. Tidur atau istirahat dalam kondisi unit hidup akan beresiko adanya attachment
unit yang tersenggol tanpa sadar. Selain itu, dengan mematikan engine unit pada
saat istirahat dapat membantu untuk mengurangi konsumsi fuel.
- Unloading unit dari lowboy tanpa pengarah (rigger)
Menurunkan unit dari lowboy wajib dipandu oleh seorang rigger, aba – aba
dan komunikasi yang jelas dalam proses tersebut sangat diperlukan. Kondisi
lowboy yang memiliki ruang terbatas memiliki resiko tinggi untuk mengakibatkan
unit jatuh atau terguling

4. Tanggung Jawab Kurang


Tidak memiliki komitmen terhadap tugas sebagai operator.
- Operator mendorong tidak menyisakan material untuk tanggul disposal
Pada saat unit bulldozer mendorong material di disposal, wajib disisakan
material yang berfungsi sebagai tanggul disposal. Hal ini sangat penting
dikarenakan tanggul tersebut dapat digunakan sebagai pengaman unit DT pada saat
dumping agar unit tidak terperosok ke jurang. Pastikan anda mematuhi batas
dumping.
- Menyiram jalan terlalu basah
Penyiraman jalan harus dilakukan sesuai prosedur, jika penyiraman terlalu
basah maka akan mengakibatkan jalan menjadi licin. Hal tersebut bisa

Operation Training & Services HD785 13


Pedoman Perilaku Kerja

membahayakan pengguna jalan lainnya dan meningkatkan potensi terjadinya


insiden. Selain itu, penyiraman yang terlalu basah juga mengakibatkan kerusakan
pada permukaan jalan.
- Menyiram di turunan / ditanjakan tidak putus-putus
Pada area jalan tanjakan maupun turunan, methode penyiraman wajib
dilakukan putus –putus agar unit DT mempunyai kesempatan untuk melakukan
pengereman. Jika penyiraman dilakukan sepanjang jalan, maka unit DT tidak
memiliki kesempatan untuk melakukan pengereman dan mengakibatkan unit sulit
dikontrol.

14 HD785 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

LEMBAR ASESMEN
PERILAKU KERJA OPERATOR PT. PAMAPERSADA NUSANTARA

Nama : __________________________________________
NRP : __________________________________________
Hari / Tanggal : __________________________________________
Nama Pelatihan : __________________________________________

1. Jelaskan minimal 3 syarat (kualifikasi) yang dibutuhkan untuk menjadi


Operator PT. Pamapersada Nusantara !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

2. Jelaskan minimal 3 tanggung jawab anda sebagai Operator PT.


Pamapersada Nusantara !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

3. Jelaskan minimal 3 etika operator PT. Pamapersada Nusantara dan beri


contohnya !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

Operation Training & Services HD785 15


Pedoman Perilaku Kerja

4. Jelaskan bagaimana cara mengetahui tanda-tanda fatigue pada diri anda !


.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

5. Apa yang anda ketahui tentang 4 kategori kebiasaan operator yang


berpotensi terjadinya kecelakaan fatal ? Sebutkan dan Jelaskan !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

6. Apa yang anda ketahui tentang Perilaku Buruk dari operator ? Jelaskan
minimal 5 contoh !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
................................................................................................................... ....
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

16 HD785 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

7. Apa yang anda ketahui tentang Motivasi yang salah dari operator yang
berpotensi terjadinya kecelakaan ? Jelaskan minimal 3 contoh yang
kongkrit !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

8. Apa yang anda ketahui tentang meremehkan resiko pekerjaan dari


seorang operator yang berpotensi terjadinya kecelakaan ? Jelaskan
minimal 5 contoh yang kongkrit !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

9. Apa yang anda ketahui tentang tanggung jawab yang kurang dari
seorang operator yang berpotensi terjadinya insiden ? Jelaskan minimal 2
contoh yang kongkrit !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

Operation Training & Services HD785 17


Pedoman Perilaku Kerja

10. Jelaskan minimal 3 sikap yang harus dilakukan operator untuk


mewujudkan zero Incident (Risk Management for Operator) !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

PERNYATAAN KESIAPAN PESERTA TRAINING (diisi peserta training):

( Tanda Tangan Peserta Training )

HASIL EVALUASI (diisi instruktur) :

Rekomendasi : YES / NO (Lingkari hasil rekomendasi anda)

Saran perbaikan :

( Tanda Tangan Instruktur )

18 HD785 Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

BAB I
Safety, Healthy & Environment

A. Dasar – Dasar Keselamatan Kerja


1. Pengertian Umum
Pengertian safety secara umum adalah :
- Suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman (bebas dari
kecelakaan) sehat dan nyaman .
- Mutu suatu aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan .

2. Pengawasan terhadap 4 M

Manusia

Mesin Tidak ada


kecelakaan
Pengawasan Lingkungan
manusia
terhadap 4 M Kerja yang
aman Lingkungan kerja
Material yang aman

Metode

3. Dasar- dasar pengertian keselamatan kerja


a. Bahwa kecelakaan dapat terjadi karena ada penyebabnya.
b. Yang memungkinkan terjadinya kecelakaan harus dicegah atau dihilangkan untuk
menghindari terjadinya kecelakaan .
c. Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan selamat untuk itu perlu diambil
langkah–langkah .
- Mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan
- Mengetahui bahaya–bahaya dari pekerjaan yang akan dilakukan

4. Sejarah keselamatan dan kesehatan kerja


a. Zaman purbakala.
Manusia bertahan dari kondisi alam , baju dari bulu hewan alas kaki kulit dsb .
b. Tahun 1700 SM
Hamurabi dari babylonia telah membuat aturan keselamatan terhadap bangunan–
bangunan (bila bangunan yang dikerjakan menimbulkan bencana kematian maka
kontraktornya dihukum mati)
c. Zaman mozai (5 abad setelah hamurabi)
Setiap bangunan tinggi harus dibuat pagar.
d. Zaman romawi tahun 80 .
Mulai diterapkan memakai masker untuk pekerja berdebu .
e. Revolusi industri (Inggris)
Mulainya ditemukan mesin uap , penerapan K3.
f. Amerika (setelah tahun 1850)
Dimulai safety baik secara sektoral maupun nasional.

Operation Training & Services HD 785 19


Safety, Healthy & Environment

5. Hubungan keselamatan kerja dengan produksi


a. Untuk mencapai produksi
Maka perlu keselamatan kerja , artinya tidak ada kecelakaan dan oleh karena itu
perlu pencegahan .
b. Ingat produksi
Tidak ada produksi jika ada kecelakaan , oleh karena itu kecelakaan harus dicegah
/ dihindari .
c. Pencegahan merupakan kunci dari produksi
Oleh karena itu pencegahan adalah keselamatan kerja , maka keselamatan kerja
adalah kunci dari produksi .

6. Pihak–pihak yang terlibat dalam keselamatan kerja


a. Perusahaan
Kehilangan kesempatan memakai tenaga manusia
b. Pegawai
Untuk ditempatkan pada pekerjaan–pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan
jiwanya dan menjamin bukan saja keselamatan dirinya tetapi juga teman
sekerjanya.
c. Langganan
Hubungan kerja yang lebih baik dan sempurna.
d. Masyarakat
Hubungan masyarakat yang lebih baik dan sempurna .

7. Manfaat dan tanggung jawab keselamatan kerja


a. Mengecilkan ongkos pengeluaran perusahaan
- Menjamin suatu hasil yang baik
- Menjamin pekerjaan
- Menguntungkan masyarakat
b. Keuntungan–keuntunan lainnya
1) Meyelamatkan pegawai dari :
- Kesakitan / penderitaan karena sakit / cacat
- Kehilangan waktu berharga
- Kehilangan mencari nafkah

2) Menyelamtkan keluarga dari :


- Kesedihan atau kesusahan
- Masa depan yang tidak sempurna

3) Menyelamatkan perusahaan dari :


- Kehilangan tenaga kerja
- Kehilangan ongkos atau biaya
- Kehilangan waktu (melatih & mengganti pegawai baru)

Tanggung jawab :
1. Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab semua orang (dari pimpinan
perusahaan sampai dengan bawahan) .
2. Keselamatan kerja dilaksanakan setiap detik dan waktu dimana saja .
3. Seselamatan kerja merupakan keadaan yang bebas dari segala bahaya dan
bukannya bekerja dengan bahaya atau kecelakaan .

20 HD785 Operation Training & Services


Safety, Healthy & Environment

8. Cara–cara menyempurnakan keselamatan kerja


Untuk menyempurnakan keselamatan kerja yang baik adalah :
a. Pemeriksaan
b. Keadaan & pemeliharaan pekerja dan tempat yang baik
c. Pelajarilah :
- Cara kerja yang aman dan selamat
- Metaati peraturan – peraturan
- Memberikan instruksi – instruksi yang sempurna
- Memberikan perintah – perintah yang jelas
d. Gambar – gambar poster keselamatan kerja
e. Pertemuan atau diskusi keselamatan kerja
f. Perlombaan keselamatan kerja
g. Menguatkan penataan peraturan – peraturan

9. Kecelakaan ( insident )
Sesuatu yang tidak direncanakan , tidak diduga semula dan tidak diingini.
Dapat terjadi sewaktu–waktu dan mempunyai sifat yang merugikan terhadap manusia
maupun terhadap alat–alat dan material .

Tidak direncanakan
Kecelakaan
Tidak diingini

Tidak diduga

Disebabkan Tindakan & kondisi

Tidak aman

Kegiatan terhenti
Mengakibatkan

 Cidera pada manusia


 Kerusakan alat / mesin
 Produksi terganggu
 Penderitaan keluarga
10. Penyebab Langsung Kecelakaan
a. Tindakan tidak aman :
- Disediakan alat proteksi diri tetapi tidak dipakai
- Menggunakan cara kerja yang bahaya
- Menggunakan alat yang salah
- Bergerak yang membahayakan
- Bergurau
b. Kondisi tidak aman :
- Alat proteksi diri tidak tersedia
- Koordinasi kurang
- Tidak ada keinginan menghayati keselamatan kerja
- Reaksi lamban
- Grogi
- Emosional (pemarah)

Operation Training & Services HD 785 21


Safety, Healthy & Environment

c. Phisik :
- Terlalu lelah
- Tuli
- Pandangan kurang jelas
- Phisik kurang tepat untuk pekerjaannya
- Cacad jasmani

11. Kerugian karena kecelakaan

Biaya langsung
( Berobat , produksi , pertolongan pertama dan lain – lain )

Biaya tidak langsung

( waktu , produksi , penganti tenaga kerja , asuransi , nilai kepercayaan perusahaan dan biaya lainnya
)

12. Bagan insiden


Kebijakan dan keputusan
Faktor personal
Penyebab dasar
Faktor lingkungan

Penyebab Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman


Tidak langsung

Tekanan Energi material-material berbahaya

Kecelakaan atau kejadian berbahaya


Penyebab langsung
Cedera , kerusakan alat dan kerugian

Harta maupun benda


13. Kecelakaan Tambang
Pada kecelakaan penyelidikan / pekerjaan pertambangan dalam waktu antara,
mulai masuk dan mengakhiri bekerja, digolongkan dalam kecelakaan tambang .
Klasifikasi kecelakaan tambang di Indonesia :
a. Luka ringan
Korban dalam waktu kurang dari tiga minggu telah dapat bekerja kembali seperti
biasa atau kembali pada pekerjaan semula.
b. Luka berat
Korban dalam waktu lebih dari tiga minggu baru dapat bekerja kembali seperti
biasa atau kembali kepada pekerjaan semula.
c. Mati .
Koban meninggal dunia dalam waktu 24 jam sesudah terjadinya kecelakaan .

22 HD785 Operation Training & Services


Safety, Healthy & Environment

14. Faktor mata rantai terjadinya kecelakaan dan penyebab kecelakaan


a. Faktor mata rantai terjadinya kecelakaan
- Keadaan sosial
- Sifat buruk seseorang
- Unsafe act / condition
- Kecelakaan
- Akibat kecelakaan

b. Paktor penyebab kecelakaan


- 88% karena tindakan tidak aman (manusia)
- 10% karena kondisi tidak aman (alat & lingkungan)
- 2% karena diluar kemampuan manusia (nasib)

15. Biaya yang timbul akibat kecelakaan


a. Langsung
- Gaji dll
- Perawatan dan pengobatan
- Kerusakan peralatan atau bahan–bahan

b. Tidak langsung
- Kehilangan waktu
- Karena menolong karyawan yang mendapat kecelakaan
- Mempersoalkan apa yang baru terjadi
- Membina penggantinya

Pahamilah dengan benar, kata – kata peringatan yang ada , niscaya


anda akan terhindar dari “ BAHAYA “

B. Dasar Hukum Pengelolaan Keselamatan Kerja Di Indonesia

1. UU NO.1 TAHUN 1970


Undang-undang ini dimaksudkan untuk melindungi tenaga kerja di Indonesia.
UU ini adalah dasar dari semua pengelolaan K3 yang ada di Indonesia. Menurut pasal
2 dari UU no.1 tahun 1970 ini, ruang lingkup dari UU ini meliputi bidang usaha
pertambangan dan pengolahan: emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-
batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi
maupun di dasar pengairan.

2. KEP MEN 555.K/26/M.PE/1995


Di dalam keputusan menteri pertambangan no. 555K tahun 1995 ini,
pemerintah lebih jauh mengatur tentang keselamatan kerja di tambang. Keputusan
menteri ini harus merujuk pada UU no.1 tahun 1970 di atas (tidak berkontradiksi).
Yang termasuk dalam ruang lingkup kerja PAMA ialah tambang permukaan, karena
PAMA tidak mengerjakan tambang bawah tanah.

C. Pama Safety Management System ( PSMS )


1. Filosofi dari management keselamatan kerja
a) Prinsip Umum
Bahaya ditempat kerja telah mulai diidentifikasi oleh para ahli ilmu kedoteran
sebelum tahun 1800 Ramuzini ( 1633 – 1714 ) dikenal sebagai Bp. Dari pengobatan
kerja (occupational medicine).

Operation Training & Services HD 785 23


Safety, Healthy & Environment

Kematian dan cacat akibat kerja saat itu memang dianggap biasa, terutama
dalam bidang pertambangan dan pertanian. Ramuzini adalah orang yang pertama
merekomendasikan penyeledikan kedalam sejarah keselamatan kerja dari pasien.
Dengan kemajuan revolusi industri, permesinan alat mecanikal, dan listrik
telah menjadi bagian yang integral dari kehidupan kita. Mekanisasi memberikan
banyak keuntungan, tetapi diiringi pula dengan meningkatnya resiko penyakit, dan
cidera pada orang yang terpapar padanya. Penggunaan bahan–bahan kimia juga tidak
lagi terpisahkan dari kehidupan manusia. Bahan pembersih, cat, perekat, bahan
pencampur hanyalah sedikit dari benda yang kita gunakan sehari – hari. Tetapi
pembuatan dan pemakaian dari bahan–bahan ini bisa membahayakan tubuh kita, atau
bisa menimbulkan bahaya kebakaran. Beberapa proses dan bahan juga berbahaya bagi
lingkungan hidup.
Dengan adanya hal–hal yang hanya merugikan diatas, maka timbullah suatu
pencegahan bahaya–bahaya yang muncul ditempat kerja tersebut dalam bentuk
program kesehatan dan keselamatan kerja. Seiring dengan laju pertumbuhan
management modern, maka muncul pula apa yang disebut manajemen keselamatan
kerja.
Orang yang selamat, tidak akan berbuat banyak jika ia sakit. Oleh karena itu
kesehatan tidak dapat dipisahkan dari keselamatan. Dalam terminologi PAMA,
keselamatan kerja disebut sebagai keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Selain itu, disadari pula bahwa kita tidak dapat tumbuh dan berkembang
dengan selamat apabila lingkungan hidup kita tidak aman. Tuntunan dunia yang
gencar akan penyelamatan lingkungan hidup ini. Oleh karena itu, PSMS secara
integral memadukan pengelolahan K3 dan lingkungan hidup ini menjadi manajemen
K3 & LH.
Sebelum adanya program pencegahan kecelakaan di Afrika Selatan, tahun
1951, insident yang menyebabkan cacat pada karyawan mencapai 4  dari
keseluruhan tenaga kerja. Pada tahun 1993, angka ini menjadi 1,7. Hal ini
disebabkan salah satunya oleh sistem (NOSA - STAR) yang mengindetifikai sebab –
sebab dari insiden serta menunjukan didaerah mana diperlukan perhatian bagi
manajemen dan karyawan.
Secara keseluruhan diperlukan kerjasama antara semua pihak (manajemen,
karyawan dan pemerintah) untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yakni
menurunkan angka kerugian, baik berupa cidera pada manusia, kerusakan harta benda,
proses maupun lingkungan.
Tanggung jawab moral harus disadari dan dipahami oleh kedua belah pihak
(manajemen dan karyawan) sebagai bonus dari turunnya angka kerugan ini,
sebenarnya bisa didapatkan :
- Produktivitas yang meningkat
- Semangat kerja yang lebih tinggi
- Kesehatan karyawan yang lebih terjamin
- Ketenangan bagi keluarga karyawan
Penurunan kemampuan karyawan untuk berkarya mempunyai dampak sosial
dan psikologi yang luas bagi keluarga maupun masyarakat. Bagi perusahaan sendiri,
kerugian harta benda dan moral tidak seluruhnya dapat digantikan oleh asuransi.

b) Prinsip Khusus.
Adanya Manjemen Keselamatan Kerja, berarti kita mengukur kinerja
Keselamatan Kerja suatu perusahaan. Suatu prinsip yang diterapkan dalam
Keselamatan Kerja untuk mengidentifikasi bahaya resiko, sampai dapat diterapkan
pada semua karyawan, dan mencapai tujuan yang sama dapat digambarkan sebagai I
S S M E C.

24 HD785 Operation Training & Services


Safety, Healthy & Environment

I - Identifi (identifikasi) semua penyebab yang mungkin dari insiden,


S - Set Standars of Pratice and Procedures (menetapkan standar dari praktek dan
prosedur),
S - Set Standards of Accountablity (menetapkan standar dari pertanggungan gugat),
M - Measure performance against standards (mengukur kinerja terhadap standar),
E - Evaluate compliance with standards (evaluasi pemenuhan terhadap standar),
C - Correct deficiencies and deviations (koreksi terhadap kekuragan dan deviasi).

Setiap orang yang ada diperusahaan harus memastikan bahwa prinsip I S S M E


C ini diterapkan, yaitu dengan memastikan bahwa terdapat standar keselamatan untuk
setiap tugas dan pekerjaan. Dalam hal ini termasuk didalamnya : manajer, kontraktor
dan sub–kontraktor, karyawan (full time maupun part time) dan tamu. Setiap orang
harus memahami standar dan prosedur yang harus diikuti.
Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi bahaya dan
menempatkan pencegahan–pencegahan agar orang tidak terpapar pada bahaya–bahaya
tersebut. Semua orang harus memastikan bahwa prosedur yang ada diimplementasikan
dengan baik. perwakilan K3 mempunyai
Peran yang penting untuk memberikan saran bagi manajemen dan karyawan
tentang masaalah yang ada.

2. Keuntungan adanya program yang terstruktur

a. Sistem Keselamatan Kerja ( PSMS )


PSMS adalah sistem keselamatan kerja yang dirancang khusus untuk PT.
PAMAPERSADA NUSANTARA. Sistem PSMS diambil dari sistem–sistem yang
telah sukses di dunia. Sistem PSMS diambil dari sistem–sistem yang telah sukses
didunia. Sistem dalam PSMS ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diaudit
oleh sistem safety manapun yang ada di dunia, seperti : NOSA, IRS, dan DUPONT.
Didalam industri mana saja terdapat suatu hal yang mendasar dari pengelolaan
K3. Oleh karena itu jika digunakan sebuah sistem yang mengurangi resiko ditempat
kerja, maka tingkat kejadian (insiden) dapat diturunkan secara drastis, selain itu
dengan adanya sistem, maka kita dapat mengukur kinerja keselamatan kerja disuatu
perusahaan. Satu hal yang pasti ialah, suatu sistem dapat dipahami oleh seluruh
lapisan karyawan, dari tingkat puncak sampai operator, dengan partisipasi yang luas.
Pada dasarnya sistem ini mengindentifikasi daerah–daerah utama yang harus
menjadi perhatian manajemen. Sistem PSMS disusun secara sistematis dengan
mengambil elemen–elemen yang pro–aktif untuk dijadikan prioritas dalam
pengelolaan K3.

PSMS terdiri atas 15 elemen utama dan 120 sub-elemen itu ialah :
1. Kepemimpinan dan Organisasi
2. Komunikasi
3. Inspeksi Terencana
4. Inventaris Tugas Keritis
5. Penyelidikan Insiden
6. Satandar, Prosedur, dan Disiplin.
7. Penanganan Keadaan Darurat
8. Pelatihan
9. Kesehatan Kerja dan Ergonomi
10. Rekayasa dan Pengendalian Desain
11. Seleksi dan Penempatan
12. Alat Pelidung Diri

Operation Training & Services HD 785 25


Safety, Healthy & Environment

13. Evaluasi Sistem


14. Perlindungan Lingkungan
15. Keselamatan di Luar Pekerjaan.

Untuk menjalankan roda sistem ini, dibutuhkan audit terus menerus dengan
menggunakan ceklis yang telah ditentukan.

b. Peran PSMS dalam mencegah kecelakaan.


Peran PSMS ialah memberikan panduan bagaimana manajement karyawan
harus bertindak dalam mencegah kecelakaan (insiden) sebelum hal itu menimbulkan
kerugian yang lebih besar.
Selain itu, dengan adanya PSMS, maka pendidikan dan pelatihan yang
diperlukan telah disusun dalam suatu kurikulum, bagi setiap tingkat dari karyawan.
Hasil yang dinginkan ialah akan ada sekelompok orang, dengan pengatahuan dan
keterampilan yang tepat, yang bersemangat untuk bekerja dalam tim mewujudkan
kesehatan dan keselamatan kerja, peningkatan produktifitas dan profil margin.
Pelatihan ini dalam bentuk apapun : ditempat kerja, melalui pemutaran vidco,
pemasangan poster, pembagian booklet, pembicaraan 5 menit / study kasus, maupun
catatan – catatan kerja dan hasil inspeksi.
Oleh karena itu disusun suatu program pelatihan yang dapat mencakup seluruh
karyawan, mulai dari Manajement puncak sampai tingkat operator.

Berikut adalah beberapa angka fisik insiden di tempat kerja.

Catatan : Perusahaan seharusnya mempunyai catatan tersendiri tentang rekor


kecelakaan ditempat kerja mereka. Untuk PAMA, data diatas harus dikompilasi oleh
Safety Dept. tiap job site dan dianalisis tiap tahun oleh Head Office

3. Pencegahan kecelakaan secara ilmiah


- Apa itu insiden ?
Insiden adalah hasil dari dua atau lebih interaksi dengan cara yang tidak
direncanakan, dimana saat itu terjadi pertukaran energi. Pertukaran energi ini bisa
saja sangat kecil dan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti, tetapi tetap disebut
insident. PAMA tidak mengenal kata accident. Semua kejadian yang tidak

26 HD785 Operation Training & Services


Safety, Healthy & Environment

dinginkan, yang berpotensi menimbulkan kerugian dalam derajat apapun, adalah


insiden.
Hal ini disebabkan karena adanya teori piramida Kecelakaan. Teori ini pada
dasarnya mengemukakan bahwa kita perlu mengetahui dan mencegah insiden–insiden
yang nyaris menimbulkan korban (near mist) – yang perbandingannya 600 : 1 bila
dibandingkan dengan insiden besar / fatal – agar kita dapat mencegah insiden yang
lebih besar.

Efek & dampak

- Sebab – sebab insiden


Jika dua (atau lebih) bahaya beriteraksi secara tidak direncanakan, timbul
insiden. Bahaya (hazard) merupakan benda yang kasat mata. Sebuah benda harus
memiliki potensial mendekat dan bertabrakan.
Benda apa saja mempunyai potensial untuk membantu atau mengganggu suatu
tugas. Jika tidak mempunyai keduanya, maka bahayanya tidak ada. Cara mendekat
akan terjadi satu dari tiga cara.
Semua benda fisik mempunyai bahaya karena mereka memiliki volume dan
massa, entah itu kecil, nampak atau tidak nampak, padat, cair, gas, atau sinar. Insiden
terjadi saat dua bahaya mendekat dan ketika mereka mencapai titik tak – dapat –
kembali (point – of – no return) kemudian bertabrakan.
Study menunjukkan bahwa insiden mengikuti suatu pola. Satu peristiwa
memicu peristiwa berantai lain seperti sebuah domino yang jatuh. Kita akan melihat
setiap langkah dan mengidentifikasi hal – hal didalam tiap kategori.
Keenam domino, dari kiri ke kanan (1) kurangnya kendali (lack of control), 2
faktor orang dan pekerjaan ( pesonal dan job faktor ), 3 tindakan dan kondisi tidak
aman (unsafe & acts & conditions), 4 Insiden (insident), 5 Cedera (injury), 6 Biaya
(cost).

a. Kurangnya Pengawasan / Pengendalian


Pengendalian adalah fungsi dari karyawan, pengawas dan manajemen
pengendalian yang baik hanya mungkin apabila terdapat standart kerja yang baik,
terencana dan terbukti efektif, dapat diperatekkan didaerah dimana diperlukan
pengendalian dimulai dari lingkungan kerja, kemudian peralatan, proses,
methodologi, pelatihan, seleksi dan penempatan, observasi tugas dan bimbingan.
Tujuan yang sama dan diketahui bersama juga diperlukan untuk
memperbaiki keadaa. Job Safety Analysis (SA), Written Safework Procedure
(WSWP), pengawasan tugas, pelatihan dan pelatihan kembali serta penilaian

Operation Training & Services HD 785 27


Safety, Healthy & Environment

kinerja yang efektif adalah beberapa metode yang diperlukan untuk menangani
faktor pengawasan / pengendalian ini.

b. Faktor pribadi dan pekerjaan (sebab dasar)


Oranglah yang terlibat dalam insident. Insident tidak “ begitu saja terjadi “
yang termasuk dalam faktor pribadi diantaranya ialah :
- Kurangnya pengetahuan atau keterampilan
Solusinya : Pelatihan atau bimbingan yang sesuai
- Kurangnya motivasi atau sikap terhadap pekerjaan
Solusinya : Komunikasi pelatihan untuk mencapai tujuan yang sama
- Ketidak mampuan fisik atau mental
Solusinya : Deskripsi tugas yang jelas, sesuai dengan seleksi dan penempatan,
seleksi prajabatan dan pemeriksaan kesehatan periodik.

Yang termasuk dalam faktor pekerjaan diantaranya ialah :


- Kekurangan mekanikal
- Lingkungan kerja yang tidak sesuai
- Kurangnya atau tidak tepatnya standart kerja.
Solusinya : Survei yang luas dan terstruktur, rencana tindakan dan evaluasi
yang terus menerus.

Fungsi planning, organizing, leading dan controlling (POLC) atau dalam


terminolgi Astra : PDCA, adalah sangat vital dalam melakukan pengendalian
terhadap fase ini. Sebuah fase terstruktur yang terdiri dari identifikasi dan evaluasi
juga diperlukan untuk memastikan bahwa standart kerja mencukupi terhadap
mekanisme pengendalian.

c. Tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman (sebab langsung )

- Tindakan tidak aman (faktor manusia)


Dalam lingkungan sosial, dapat diterima bahwa orang mempunyai karakter
yang bermacam – macam dan mereka mempunyai tindakan / respon berbeda –
beda walupun ditempatkan pada situasi yang sama.
Hal ini tidak terlalu peraktis jika diterapkan dilinkungan kerja. Kerja
membutuhkan disiplin agar peralatan tidak rusak akibat kecerobohan pegawai.
Beberapa contoh kasus adalah : Menyalakan peralatan tanpa peringatan terlebih
dahulu, tanpa memastikan bahwa rekan kerja dalam posisi aman :\
Melepaskan pelindung mesin, bergurau ataui bercanda disekitar alat yang
bergerak, dll.
Solusi: Karyawan harus mempunyai tanggung jawab untuk memikirkan hal
– hal yang mungkin terjadi, bahaya apa yang mungkin menimpa dirinya. Beberapa
kewajiban karyawan antara lain : Menghadiri pelatihan, mengikuti instruksi dan
prosedur, melaporkan bahaya atau kekhawatiran, dan memastikan hal – hal ini
dikerjakan.

Perusahaan mempunyai tanggung jawab bahwa tempat kerja dan semua


peralatannya aman, bebas dari resiko sejauh mungkin. Hal ini berarti bahwa
rancangan, instalasi dan operasi harus diselidiki, kecocokannya diteliti dan
dievaluasi. Beberapa contoh ialah perlindungan mesin, sistem lock–out,
pencahayaan, ventilasi ekstraksi, pengendalian bising, dll.

28 HD785 Operation Training & Services


Safety, Healthy & Environment

Solusi : Perusahaan harus memastikan bahwa lingkungan kerja tidak mengancam


keselamatan karyawan atau membahayakan masyarakat sekitar. Contoh
penanggulangan ialah dengan sistem ventilasi.
Ekstrasi, pencahayaan yang baik, dan pengendalian bising. Perusahaan juga harus
mepunyai peralatan dan prosedur yang baik.

d. Insiden
Insiden adalah kejadian yang tidak direncanakan. Peristiwa ini tidak
mengikuti pola operasi normal atau yang diharapkan. Keparahan dan hasilnya bisa
bervariasi. Terdapat kerugian yang cukup banyak sebagai akibat dari cedera fisik,
kerugian harta benda, kerugian material atau gangguan pada proses.

e. Cedera atau penyakit akibat kerja / Interupsi proses


Hasil dari peristiwa yang tidak diinginkan sangat bervariasi, sebuah
insiden yang tidak dilaporkan barulah merupakankerugian yang tidak teratur,
misalnya sebuah near miss/ kejadian nyaris. Bisa juga hal yang tidak terukur ialah
interupsi bisnis karena waktu untuk membersihkan atau waktu mesin diam.
Situasi yang sama dengan keadaan yang sedikit berbeda bisa–bisa jadi
menimbulkan hasil yang berbeda (insiden yang dilaporkan). Oleh karena itu perlu
dilakukan : (1) Identifikasi terhadap kerugian potensial, (2) Menyelidiki dan
mengidentifikasi sebab dasar, dan (3) menetapkan langkah perbaikan untuk
mencegah terulangnya insiden.

f. Biaya
Semua peristiwa yang tidak diinginkan membutuhkan biaya. Asuransi
menutup sebagian kerugian, tetapi tidak semuanya dan premium asuransi lebih
sulit lagi untuk diukur, tetapi seringkali lebih tinggi dari biaya yang diasuransi
atau biaya yang jelas. Diperlukan perhitungan untuk biaya penyelidikan, waktu
henti, kerugian properti, mesin dan produk.

PSMS
Tindakan & Kondisi tidak aman
Faktor Orang & Pekerjaan

UnsafeActs & Conditions


Kurangnya Pengawasan

Personal & Job Factor

Cedera/Kerusakan
Lack Of Control

Injury/Damage
Incident
Insiden

Biaya
Cost

Dari penyelidikan yang luas terhadap sebab–sebab kecelakaan, terbukti


faktor manusia memegang peranan penting. Yakni 88 dari semua kecelakaan.
Faktor engineering berkostribusi 10  dan hanya 2  yang disebabkan oleh “
Takdir “ atau tak dapat dijelaskan.

Operation Training & Services HD 785 29


Safety, Healthy & Environment

4. Kecelakaan tambang
Pada kecelakaan penyelidikan / pekerjaan pertambangan dalam waktu antara , mulai
masuk dan mengakhiri bekerja, digolongkan dalam kecelakaan tambang. Klasifikasi
kecelakaan tambang di Indonesia :
a. Luka ringan
Korban dalam waktu kurang dari tiga minggi telah dapat bekerja kembali
seperti biasa atau kembali pada pekerjaan semula.
b. Luka berat
Korban dalam waktu lebih dari tiga minggu baru dapat bekerja kembali
seperti biasa atau kembali kepada pekerjaan semula.
c. Mati
Koban meninggal dunia dalam waktu 24 jam sesudah terjadinya kecelakaan.

5. Biaya yang timbul akibat insiden


a. Langsung
- Gaji dll
- Perawatan dan pengobatan
- Perbaikan kerusakan peralatan atau bahan – bahan
b. Tidak langsung
- Lost produksi
- Karena menolong karyawan yang mendapat kecelakaan
- Investigasi
- Membina penggantinya (rekrutmen)
- Asuransi

6. Alat pelindung diri (APD)


Menurut fungsinya alat pelindung diri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Pelindung kepala.
- Topi keselamatan (safety helmet)
- Pelindung rambut (hair protection)
- Pelindung telinga (ear plug)
b. Pelindung muka dan mata.
- Perisai / pelindung muka (mask/face protection)
- Kaca mata dan goggle (glasess & googles)
- Kedok las (welding mask)
c. Pelindung pernafasan.
- Alat pernafasan pembawa oksigen atau udara
- Respirator pensuplai udara (air supply respirator)
- Respirator kartrids dan kanister
- Respirator filter dispersoid

30 HD785 Operation Training & Services


Safety, Healthy & Environment

d. Pelindung tangan, kaki, telapak kaki.


- Sarung tangan (gloves)
- Sepatu keselamatan (safety shoes)
- Pelindung kaki (leg proyection)
e. Baju pelindung.

D. Kebakaran
Kebakaran adalah salah satu bentuk dari insiden/kecelakaan. Kebakaran dapat
lebih mudah dicegah kalau kita mengetahui dasar-dasarnya.

1. Segi Tiga Api


Secara sederhana susunan kimiawi dalam proses kebakaran dapat digambarkan
dalam “Segi Tiga Kebakaran”. Ketiga kakinya menggambarkan : Bahan bakar, oxygen
dan panas. Apabila ketiga unsur ini bereaksi dalam kondisi yang tepat, maka
terjadilah kebakaran. Contoh, bensin tersulut api akan terbakar karena ketiga
unsur tersebut bertemu
dengan tepat, bensin dengan
uapnya merupakan bahan
bakar, oxygen ada di udara
dan panas dari api.
Untuk
memadamkan kebakaran
maka kita harus
memisahkan salah satu
unsur kebakaran tersebut.
Apakah itu oxygennya,atau
bahan bakarnya, atau
panasnya. Sedangkan untuk
mencegah kebakaran kita
harus memisahkan ketiga unsur kebakaran tersebut agar tidak saling bereaksi.

2. Klasifikasi Kebakaran
Klasifikasi kebakaran dibuat berdasarkan bahan bakar yang terbakar.
Klasifikasi ini membagi kebakaran dalam 4 (empat) kelas, yaitu sebagai berikut :
a) Kelas A.
Dalam kebakaran kelas A, bahan yang terbakar adalah bahan-bahan
biasa, seperti : sampah, kayu, kertas, dan lain-lain. Kebakaran kelas A ini
dipadamkan dengan mendinginkan dan menyiramkan bahan pemadam seperti
air atau soda acid.
b) Kelas B
Dalam kebakaran kelas B yang terbakar ialah bahan-bahan seperti : cat,
minyak, pelumas, bensin, terpentin atau cairan mudah terbakar lainnya. Cara
memadamkan kebakaran ini adalah dengan cara menggunakan bahan yang
dapat memisahkan atau menutup oksigen dari api, seperti : busa, dry chemical
(serbuk kimia).
c) Kelas C
Dalam kebakaran kelas C, bahan yang terbakar dapat berupa bahan-
bahan kelas A atau kelas B namun di dalamnya terdapat instalasi listrik yang
bertegangan. Sehingga untuk memadamkannya harus menggunakan bahan
yang tidak dapat mengalirkan listrik. Cara memadamkannya dimulai dengan
memutuskan aliran listriknya kemudian memadamkannya dengan
menggunakan alat pemadam yang terdiri dari gas atau tepung kimia kering.

Operation Training & Services HD 785 31


Safety, Healthy & Environment

Fungsinya disini adalah menyekat oksigen dan mengurangi panas. Penggunaan


tepung kimia kering dapat menimbulkan korosif sedangkan penggunaan gas
tidak.
d) Kelas D
Kebakaran kelas D meliputi tepung logam yang terbakar seperti :
magnesium, aluminium, seng, dll. Untuk memadamkannya digunakan tepung
kimia kering atau pasir.

3. Peralatan Pemadam Kebakaran


a. Air (air sungai, air hujan, air selokan, lumpur dan lain-lain)
b. Alat pemadam api menggunakan bahan busa/foam ; terdiri dari : natrium
bicarbonat, aluminium sulfat, air. Alat ini baik dipergunakan untuk kebakaran
kelas B
Cara menggunakannya:
- Balik/putar posisi alat pemadam, dan segera balikan
lagi ke posisi asal
- Buka katup/pen pengaman
- Arahkan nosel/nozlle; dengan memperhatikan arah
angin dan jarak dari tabung ke sumber api.

c. Pemadam api dengan bahan pemadam CO2 (carbon


dioksida). Dapat dipergunakan dengan baik bila tidak ada
angin atau arus udara
Cara mempergunakan :
1
- Buka pen pengaman
- Tekan tangkai penekan
- Arahkan corong ke sumber api, dengan
memperhatikan jarak dan arah angin.
Keterangan gambar :
1. Tangkai penekan
2. Pen pengaman
3. Saluran pengeluaran
4. Slang karet tekanan tinggi
5. Horn (corong)

d. Pemadam api dengan bahan pemadam dry chemical, jenis ini efektif untuk
kebakaran jenis B dan C, juga dapat dipergunakan pada kebakaran kelas A.
Bahan yang dipergunakan :
- Serbuk sodium bicarbonat/natrium sulfat
- Gas CO/Nitrogen
Cara mempergunakan
- Buka pen pengaman
- Buka timah penutup
- Tekan tangkai penekan/pengatup
- Arahkan corong ke sumber api, dengan
memperhatikan jarak dan arah angin.

32 HD785 Operation Training & Services


Safety, Healthy & Environment

e. Pemadam api dengan bahan jenis BCF/halon


Cara mempergunakan :
- Buka pen pengaman
- Tekan tangkai penekan/pengatup
- Arahkan corong/nozlle ke sumber api, dengan
memperhatikan jarak dan arah angin.

Keterangan gambar :
(1) Pengaman (5) Pipa saluran Gas
(2) & (3) Pengatup (6) Nozle
(4) Bolt Valve

4. Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat


a. Maksud dan Tujuan
1) PPGD diselenggarakan untuk memberikan pertolongan permulaan yang
diperlukan sebelum penderita dibawa ke rumah sakit/poli klinik terdekat.
Pertolongan pertama ini memegang peranan yang penting, karena tanpa
pertolongan pertama yang baik, korban mungkin tidak akan tertolong lagi
kalau harus menunggu pengangkutan ke rumah sakit.
2) Mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya kematian, jika bahaya tersebut
sudah ada seperti pada korban yang shock, terjadi pendarahan yang luar
biasa atau pada korban yang pingsan.
3) Mencegah bahaya cacat, baik cacat rohani ataupun cacat jasmani
4) Mencegah infeksi, artinya berusaha supaya infeksi tidak bertambah parah
yang disebabkan perbuatan – perbuatan atau pertolongan yang salah.
5) Meringankan rasa sakit.

b. Pedoman umum untuk penolong


1) Menilai situasi
a) Perhatikan apa yang terjadi secara cepat tetapi tenang;
- Apakah korban pingsan, henti jantung atau henti nafas
- Apakah korban mengalami perdarahan atau luka
- Apakah korban mengalami patah tulang
- Apakah korban mengalami rasa sangat sakit yang berlebihan
- Apakah korban mengalami luka bakar
b) Perhatikan apakah ada bahaya tambahan yang mengancam korban atau
penolong
c) Ingat jangan terlalu berani mengambil resiko, perhatikan keselamatan diri
penolong

2) Mengamankan tempat kejadian :


a) Lindungi korban dari bahaya
b) Jika perlu mintalah orang lain untuk membantu atau laporkan kepada
bagian terkait (missal 118 atau rescue team perushaan)

3) Memberi pertolongan
a. Rencanakan dan lakukan pertolongan berdasarkan tujuan P3K sebagai
berikut
- Menciptakan lingkungan yang aman
- Mencegah kondisi korban bertambah buruk

Operation Training & Services HD 785 33


Safety, Healthy & Environment

- Mempercepat kesembuhan
- Melindungi korban yang tidak sadar
- Menenangkan korban/penderita yang terluka
- Mempertahankan daya tahan tubuh korban menunggu pertolongan
yang lebih tepat dapat diberikan
b. Jika pertolongan pertama telah dilakukan, maka segera angkut korban
tapi jangan terburu-buru atau serahkan pertolongan selanjutnya kepada
yang lebih ahli atau bagian yang bertugas menangani kecelakaan atau
kirim ke dokter atau rumah sakit terdekat

E. Rambu yang ada di Tambang

Pancuran mata Tempat berkumpul


(cuci) darurat

Rintangan sekian
meter

Persimpangan
kanan kiri jauh

34 HD785 Operation Training & Services


Safety, Healthy & Environment

Peringatan peringatan Bahaya bahan-


bahaya ledakan bahaya radiasi bahan
pengionisasi beracun

Kewajiban
Bahaya sengatan
memakai
Listrik
pelindung mata

Operation Training & Services HD 785 35


Safety, Healthy & Environment

F. Istilah – Istilah
a) Bahaya (danger)
Perkataan ini digunakan pada pesan pengaman dan label pengaman
dimana terdapat kemungkinan besar terjadinya kecelakaan yang serius atau
kematian, jika resiko tidak terhindari. Label atau pesan pengaman biasanya
berisi peringatan yang harus dipatuhi untuk menghindari resiko tinggi yang
dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
b) Peringatan (warning)
Perkataan ini diginakan pada pesan atau label pengaman dimana
terdapat situasi yang berpotensi untuk terjadinya kecelakaan atau kerusakan
yang serius bahkan kematian , jika tidak dapat menghindari resiko yang
berbahaya.
c) Perhatian (caution)
Perkataan ini digunakan pada pesan dan label pengaman untuk resiko
yang dapat menyebabkan kecelakaan atau luka ringan jika tidak dapat
menghindarinya. Kata ini juga merupakan perkataan untuk resiko yang
merupakan satu–satunya penyebab terjadinya kerusakan pada alat.
d) Catatan (notice)
Perkataan ini digunakan untuk peringatan yang harus dipatuhi untuk
menghindari tindakan yang dapat mengurangi umur alat.

36 HD785 Operation Training & Services


Power Line

BAB III
Power Line

A. General View

1. Dump Body 4. Turn Signal Light


2. Rear Wheel 5. Head Lamp
3. Front Wheel

Kode Unit & Engine


KODE UNIT HD 785 – 5 : KODE UNIT HD 785 – 7 :
HD : Heavy Duty Dump Truck HD : Heavy Duty Dump Truck
78 : Kapasitas Muat = 78 Ton (Std) 78 : Kapasitas Muat = 78 Ton (Std)
5 : Torque converter 5 : Torque converter
-5 : Modifikasi Unit -7 : Modifikasi Unit
KODE ENGINE SA12V140 : KODE ENGINE SAA12V140E-3 :
S : Supercharger S : Supercharger
A : After Cooler AA : Air to Air Aftercooler
12 : Jumlah Silinder 12 : Jumlah Silinder
V : Tipe Engine (V Engine ) V : Tipe Engine (V Engine )
140 : Diameter Cylinder Liner 140 : Diameter Cylinder
E : Low Emission (North American EPA
Tier-II)
-3 : Seri Modifikasi Engine

Operational Training & Services HD 785-7 37


Power Line

Spesifikasi Unit

38 HD785 Operation Training & Services


Power Line

Oil Capacity & Refill Capacity

Detail Of Dimension
a. HD 785-5

Operational Training & Services HD 785-7 39


Power Line

b. HD 785-7

HD 785-5 HD 785-7

40 HD785 Operation Training & Services


Power Line

B. POWER TRAIN

Power Line Skeleton HD 785-5

1. Engine (SA 12 V 140)


2. Output shaft
3. Front drive shaft
4. Brake cooling pump
( SAR 4 – 285 + 285 )
5.Torque converter transmission
Charger pump (SAR 4 – 160)
6. P T O
7. Torque converter
8. Transmission
9. Rear drive shaft
10. Differential gear
11. Drive shaft
12. Brake
13. Tyre
14. Final drive
15. Parking brake
16. Steering, Hoist pump
( SAR 4 – 180 + 180 )

Operational Training & Services HD 785-7 41


Power Line

Power Line Skeleton HD 785-7

1. Engine (SAA12V140)
2. Output Shaft
3. Front Drive Shaft
4. Brake Cooling Pump (SAR(4)180+180)
5. Torque Converter Trasmission Charge
Pump and Brake Cooling Brake
Control Pump
(SDR(30)100+100+SAR(1)25)
6. PTO
7. Torque Converter
8. Transmission
9. Rear Drive Shaft
10. Differential Gear
11. Drive Shaft
12. Brake
13. Tire
14. Final Drive
15. Parking Brake
16. Steering, hoist and hoist control pump
(SAR(4)180+180+(1)6)

42 HD785 Operation Training & Services


Power Line

1. ENGINE
Konstruksi Engine SA12V140

24. Cylinder head 29. Rocker Arm


25. Intake manifold 30. After Cooler
26. Electrical intake air heater 31. Nozle holder
28. Intake connector pipe 32. Push Rod
33. Piston Cooling Nozle
Direct fuel injection, 4 cylinder engine
Type : V – Type, 12 cylinder, water cooled
Engine : SA 12 V 140 (with turbocharger & after cooler)

Konstruksi Engine SAA12V140E-3

Operational Training & Services HD 785-7 43


Power Line

a. Sistem-sistem pada Engine :


1) Air Intake & Exhaust System

Fungsi komponen - komponen air intake & exhaust system :


a) Pre cleaner berfungsi sebagai penyaring awal udara yang akan masuk
kedalam air cleaner terhadap debu dan kotoran kotoran kasar.
b) Air cleaner berfungsi untuk menyaring udara sebersih – bersihnya sebelum
udara tersebut masuk keruang bakar (cylinder liner)
c) Turbocharger berfungsi untuk meningkatkan jumlah pemasukan udara ke
engine sehingga bahan bakar yang dapat dibakar menjadi lebih banyak dan
tenaga engine menjadi lebih besar tanpa merubah konstruksi engine nya.
d) Intake manifold berfungsi sebagai saluran udara masuk keruang pembakaran
setelah udara tersebut melewati air cleaner
e) After cooler/Air to air aftercooler berfungsi untuk mendinginkan udara
yang akan masuk keruang bakar, sehingga kerapatan udara meningkat dan
tenaga engine akan bertambah 5–10.
- Media pendingin yang digunakan untuk after cooler (HD785-5) adalah air
(water) yang diambil dari air radiator.
- Sedangkan untuk air to air after cooler (HD785-7) menggunakan media
pendingin udara.
f) Intake valve berfungsi untuk mengatur udara yang akan masuk keruang
bakar (cylinder liner) dengan mekanisme kerja membuka dan menutup yang
diatur oleh perputaran cam shaft.
g) Piston berfungsi untuk menghisap dan memanfatkan udara didalam ruang
pembakaran sesuai dengan langkah prinsip kerjanya.
h) Cylinder liner berfungsi sebagai tempat terjadinya proses pembakaran
dimana bertemunya udara yang bertekanan (temperature Tinggi), hasil dari
langkah compressi dengan bahan bakar yang berbentuk kabut.

44 HD785 Operation Training & Services


Power Line

i) Exhaust valve berfungsi untuk mengatur udara yang keluar dari ruang
pembakaran berupa gas buang / bekas.
j) Exhaust manifold berfungsi sebagai saluran keluarnya udara dari ruang
bakar menuju ke muffler.
k) Muffler berfungsi sebagai peredam suara engine, menahan percikan api dan
menurunkan temperature gas buang.
l) Exhaust pipe berfungsi sebagai saluran akhir gas buang/bekas yang akan
keluar ke udara bebas.
m) Dust indicator berfungsi mengetahui kondisi air cleaner, apakah tersumbat
atau tidak.
n) Vacuator valve berfungsi untuk membuang kotoran atau debu yang masuk
ke ruangan air cleaner. Bekerja pada saat engine mati.
2) Fuel System
a. Fuel System HD785-5

1. Fuel Tank 6. Electronic control fuel injection pump (for L


2. Hand priming pump (Priming pump for bank)
right bank is installed on chassis side) 7. Fuel injection nozzle
3. Feed pump 8. Overflow valve
4. Fuel filter 9. Adapter
5. Electronic control fuel injection pump 10. Emergency stop selenoid valve ( x2)
(for R bank)

Operational Training & Services HD 785-7 45


Power Line

b. Fuel System HD 785-7

1. NE speed sensor 11.Feed Pump


2. Engine Controller 12.Relief Valve
3. Injector 13.G Speed Sensor
4. Fuel Tank 14.Common Rail
5. Pre-fuel filter 15. Flow Damper
6. Main Fuel filter 16. Pressure Limiter
7. Overflow valve 17.High Pressure injection pipe
8. Fuel supply pump assembly 18.Primming Pump
9. PCV (Pressure Control valve)
10. High-pressure pump
Fungsi Komponen-komponen fuelsystem :
a. Fuel Tank
Fungsi :
- Menampung / menyimpan bahan bakar
- Tempat mengendapkan kotoran tercampur dalam fuel
- Tempat kondensasi penimbunan udara dalam fuel tank atau fuel yang
tercampur gelembung gelembung udara.
b. Screen berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang terbawa fuel akan
masuk ke fuel system

46 HD785 Operation Training & Services


Power Line

c. Drain berfungsi untuk mengeluarkan/membuang fuelyang tercampur air &


kotoran.
d. Water separator berfungsi untuk memisahkan bahan bakar dengan air dari
fuel tank sebelum masuk ke feed pump.
e. Feed pump berfungsi untuk mengirimkan bahan bakar dari fueltank ke
sistem dengan tekanan rendah yaitu berkisar antara 1,2–2,6 Kg / cm2.
f. Fuel filter berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat pada
solar sebelum dialirkan di fuelInjection Pump (HD 785-5) / fuelsupply pump
(HD 785-7).
g. Fuel injection pump berfungsi untuk mensuplai bahan bakar dengan tekanan
tinggi ke nozzle dan menentukan saat injection .
h. Nozzle berfungsi menyemprotkan bahan bakar ke ruang pembakaran
i. Return line berfungsi untuk mengembalikan fuel (bahan bakar) yang lebih
dari nozzle ke fuel tank.

Komponen yang ada pada HD785-7


- NE speed sensor (crank angle sensor)
Cara kerja : Jika lubang signal yang dibuat pada flywheel melalui sensor,
maka akan terjadi perubahan garis gaya magnet dan mengakibatkan output
dari sekitar elemen sensor berubah secara linear dan dikonversikan ke
dalam bentuk gelombang pulse antara 0 – 5 volt dan masuk ke engine
controller.
- PCV (Pressure Control valve)
Fungsi : untuk mengatur pengiriman bahan bakar dari Fuel supply pump
untuk mengatur tekanan bahan bakar di common rail.
- G speed sensor (bkup speed sensor)
Cara kerja sensor ini sama dengan NE speed sensor, hanya perbedaannya
sensor ini di install pada bagian central dari camshaft.

- Common Rail
1. Flow dampers
2. Common Rail Fuel Pressure Sensor
3. Pressure limiter
4. Cmmon Rail

Flow dampers berfungsi untuk meredam pressure pulse di dalam


pipa bertekanan tinggi dan mensuplai bahan bakar ke injector-injector
dengan tekanan yang stabil. Pressure limiter akan terbuka saat tekanan di
common rail mencapai 140 Mpa (1.430 kg/cm2) untuk me-realease tekanan
tersebut. Bila tekanan di common rail di bawah 30 Mpa (310 kg/cm2) maka
pressure limiter akan tertutup dengan sendirinya untuk mempertahankan
tekanannya.

Operational Training & Services HD 785-7 47


Power Line

3) Lubrication System
a. Lubrication system HD 785-5

1. Oil pan 17. Piston cooling nozzle


2. Oil Strainer 18. Timing gear
3. Oil pump (three gear pump) 19. Turbo charger
4. Main relief valve 20. Fuel injection pump (without
5. Oil cooler governor)
6. Regulator valve 21. Fuel injection pump (with
7. Oil cooler by – pass valve governor)
8. Oil filter 22. By Pass Filter
9. Oil filter safety valve
10. Main gallery W : Cooling water
11. Crank shaft
12. Cam shaft
13. Rocker arm
14. Cam follower
15. Intake & exhaust valve
16. Piston

48 HD785 Operation Training & Services


Power Line

b. Lubrication System HD 785-7

Fungsi komponen lubricating system


1) Oil pan berfungsi sebagai tempat penampungan dan pendingin oil
2) Strainer berfungsi sebagai penyaring oil dari kotoran yang kasar
3) Oil pump berfungsi untuk mengirimkan oil dari oil pan ke sistem.
Adapun kapasitas debit oli pada pompa ini adalah 430 l/min – 480 l/min.
4) Scavenging pump berfungsi untuk membantu memompakan oil pada
waktu unit mendaki maupun menurun sehingga selalu ada pelumasan
pada lubricating system.

Operational Training & Services HD 785-7 49


Power Line

5) Main relief valve berfungsi untuk membatasi tekanan maksimum oil


(12.2 – 0.5 Kg/cm²) yang bersirkulasi didalam engine dengan cara
mengembalikan oil yang berlebihan ke oil pan.
6) Oil cooler berfungsi untuk mendinginkan oil dengan perantara sirkulasi
air pendingin atau dengan media pendinginnya adalah air ( water ).
7) Regulator valve berfungsi untuk mengatur tekanan oil dalam system
dengan tekanan yang telah ditentukan 402 - 49 kPa {4.1 - 0.5 Kg/cm²}
8) Oil cooler by pass valve berfungsi sebagai katup pengaman sirkulasi
apabila terjadi penyempitan pada oil cooler. Diharapkan oil tetap masuk
ke sistem walaupun tidak sempat masuk ke pendingin.
9) Oil filter berfungsi membersihkan oil dari kotoran dari partikel lain yang
timbul selama sirkulasi, sehingga dapat memperpanjang daya tahan umur
engine .
10) Oil filter safety valve menjadi bypass waktu oil filter kotor / buntu atau
menjaga oil tetap ada dalam system , bila dilengkapi dengan caution lamp
oil filter lampu akan menyala bila filter buntu.
11) Oil pressure gauge berfungsi sebagai petunjuk tekanan oil engine .
12) By pass filter berfungsi menyaring oil dari oil pan lewat main gallery dan
sebagai pendingin oil, karena tempatnya di luar dari engine .
13) Main galery berfungsi sebagai saluran utama oil didalam block engine
dan sebagai pusat pendistribusian oil ke seluruh komponen yang
memerlukan pelumasan.

c. Oil
Fungsi :
1. Sebagai pembersih
2. Sebagai pendingin
3. Sebagai penyekat
4. Membentuk lapisan film minyak
5. Sebagai pencegah anti karat
6.Sebagai pemindah tenaga pada hydraulic dan brake system
7. Sebagai media pemindah daya pada torque converter

d. Pelumas
System pelumasan pada engine sangat penting sekali, dalam hal ini fungsi oil di
samping sebagai pelumasan juga digunakan untuk pendingin, peredam getaran,
pembersih, penyekat, sebagai bantalan dan anti karat.

50 HD785 Operation Training & Services


Power Line

Aliran oil dari system pelumasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Oil dari oil pan mengalir ke oil pump dan disaring terlebih dahulu oleh
strainer.
2. Dari oil pump dialirkan dengan tekanan ke oil cooler untuk
didinginkan, kemudian ke oil filter yang menyaring kotoran – kotoran
yang lebih halus dari oil tersebut
3. Dari oil filter diteruskan ke main gallery didalam cylinder block dan
selanjutnya ke bagian – bagian engine yang peru dilumasi .

e. Viscositas Minyak Pelumas


Viscositas menunjukan derajat kekentalan minyak pelumas, makin besar
viscositas minyak pelumas akan semakin kental .
Viscositas dinyatakan dalam SAE ( Society of Automative Engine er ).
Contoh, SAE 10 , SAE 40 dll . Standart hydrolik oli dinyatakan dalam ISO-VG
(International Standars Organization-Vicosity Grade). Standar kekentalan
grease dinyatakan dalam NL-GI (National Lubricating Grease Institute).

f. Klasifikasi Minyak Pelumas


Klasifikasi dinyatakan API Service (American Petrolium Institute) klasifikasi
menunjukan kwalitas dari minyak pelumas. Semakin berada pada urutan bawah
berarti semakin baik ( semakin banyak memenuhi fungsinya ). Contoh : Diesel
Engine .

Tabel Kelas Oil Pelumas

Kelas
Penggunaan
Baru Lama
CA DG Diesel engine natural aspirated , Operasi ringan
CB DH Diesel engine natural aspirated , Operasi menengah
CC DM Diesel engine , Turbocharger , Operasi menengah
CD DS Diesel engine , Tubocharger , Operasi berat

Operational Training & Services HD 785-7 51


Power Line

4) Cooling System
a. Cooling System HD 785-5

1. Radiator
2. Cooling fan
3. Water pump
4. After cooler
5. Oil Cooler
6. Corrosion resistor
7. Air Compressor
8. Thermostat
housing
9. Oil cooler
10. Oil cooler By –
pass
A: Lubrication Oil

b. Cooling System HD 785-7

1. Radiator

2. Cooling fan
2A. Hydraulic fan
motor
3. Water pump
4. Oil Cooler (for
Engine)
5. Corrosion resistor
6. Thermostat housing
7. Oil Cooler (for
Power Train)
8. Oil Cooler by pass
circuit (for Power
Train)
9. Air Bleeding
10. Turbocharger
A: Lubrication Oil

52 HD785 Operation Training & Services


Power Line

Fungsi komponen – komponen Cooling System


a) Radiator : Tempat penampung air pendinginengin dan pendingin air
tersebut dengan bantuan udara luar.
b) Fan : Untuk menghembuskan udara kearah sirip-sirip radiator agar
sirkulasi udara lebih sempurna, sehingga air panas di sirip radiator cepat
dingin.
c) Thermostat (3 pcs) : Mengatur air bekas pendinginan ke radiator atau ke
engine lagi sehingga temperature air pendingin tetap konstan 70-90
derajat celcius atau mempercepat temperature kerja engine saat bekerja
maupun mencegah Over heat.
Thermostat bertipe piston ketika body pengindra dipanasi volume lilin
pada body pengindra (sensing body) mengembang dan lewat sebuah jarum,
yang ditanam pada karet menyebabkan valve membuka saluran yang
menuju ke radiator.
- Thermostat Housing

Rumah-rumah thermostat terdiri atas dua thermostat


dengan type piston, plate bagian bawah (dasar) dari rumah–
rumah thermostat dilengkapi dengan sebuah lubang yang
mana melewati. Lubang inilah bagian–bagian pendingin
(air pendingin) mengalir kembali ke cylinder block.
Pada kondisi begini aliran yang melewati radiator dikurangi apalagi bil
a thermostat–thermostat sepenuhnya membuka.

Operational Training & Services HD 785-7 53


Power Line

d) Water pump : Men-supply/memompakan air dengan aliran yang


bertekanan tinggi kedalam system pendingin.

Pump ini dari type centrifugal dan terpasang pada bagian kiri timing
gear costing, pompa ini diputar oleh gerak timing gear engine .

e) Water temperature gauge : Untuk mengetahui suhu air pendingin


engine.
f) Water manifold : Menampung/membagi air ke bagian –bagian yang
memerlukan pendinginan.
g) Corrosion resistor : Mencegah korosi , sebagai pembersih endapan
karat pada system pendinginan.
h) Oil cooler : Mendinginkan oil baik oil engine maupun oil transmission
dan hydraulic dengan media air.
Engine di dinginkan oleh cairan yang bersirkulasi (dialirkan) oleh
pompa centrifugal. Selama waktu pemanasan sirkulasi pendingin
mengalir di dalam cylinder block dan naik melewati cylinder heads.
Lalu melewati thermostat dan melewati jalur pintas dan kembali ke
pompa lagi. Sehingga sirkulasi terbatas itu sendiri. Pada engine yang
dilengkapi dengan oil cooler, pendingin pertama diarahkan ke oil
cooler lalu ke pipa distribusi pada ujung depan engine di mana
pendingin tersebut dikirim (dialirkan) melalui lubang–lubang ke dalam
cylinder head. Setelah mendinginkan liner dan cylinder head,
pendingin diarahkan melalui pipa–pipa pengembalian bagian atas maju
ke arah rumah thermostat

54 HD785 Operation Training & Services


Power Line

5) Electric System

a. Bagan System Kelistrikan

b. Pengetahuan Dasar
- Fungsi
System Kelistrikan pada suatu unit berfungsi sebagai sarana untuk
penyediaan arus listrik untuk berbagai keperluan unit, mulai dari
pemanasan awal, sampai dengan unit beroperasi (untuk memenuhi
kebutuhan pada semua system elektriknya).

- Alat Ukur Kelistrikan


Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik adalah avo meter
dimana
A : Ampere (arus)
V : Volt (tegangan)
O : Ohm (hambatan/tahanan)

- Perbedaan antara electrik dengan electronic


1) Electric : Menggunakan arus kuat.
2) Electronic : Menggunakan arus lemah.

Operational Training & Services HD 785-7 55


Power Line

c. Sistem Kelistrikan pada Unit

1. Pre Heating

- Gambaran Umum
Untuk memanaskan udara yang akan masuk ke ruang bakar dengan
tujuan untuk mempermudah menghidupkan engine pada waktu udara
disekeliling engine masih dingin. Pada uraian sebelumnya, jenis–jenis
pemanasan awal telah di jelaskan secara bervariasi sesuai tipe unit yang
menggunakannya. Pada bagian ini dijelaskan salah satu jenis pemanasan
awal, yaitu tipe glow plug. Adapun gambar skema dari rangkaian sistem
pemanasan awal tipe glow plug, adalah sebagai berikut :

- Prinsip Kerja

Saat preheating Switch di-ON-kan, arus listrik akan mengalir dari


battery ke glow plug. Glow plug merubah listrik menjadi tenaga panas
sehingga udara yang ada di intake manifold menjadi panas dan engine
mudah untuk dihidupkan pada saat cuaca dingin. Jika terjadi short
pada sirkuit ini, maka circuit breaker akan memutus arus sehingga
mencegah terjadinya kebakaran pada sistem kelistrikan unit.

56 HD785 Operation Training & Services


Power Line

2. Starting

- Gambaran Umum

Sistem kelistrikan yang berfungsi untuk menghidupkan starter motor.


Adapun gambar skema dari rangkaian sistem starting, adalah sebagai
b
e
r
i
k
u
t

- Prinsip Kerja
Saat starting switch di posisikan start, maka aliran listrik akan mengalir
dari battery ke starting motor. Starting motor akan merubah tenaga
listrik menjadi tenaga gerak sehingga dapat memutarkan flywheel dan
engine akan hidup. Saat engine sudah hidup/putar, safety relay akan
memutuskan arus listrik ke starting motor sehingga starting motor
berhenti berputar dan disengaged dari flywheel

Operational Training & Services HD 785-7 57


Power Line

3. Charging

- Gambaran Umum

Menghasilkan dan mengirimkan arus dari alternator ke battery.


Adapun gambar skema dari rangkaian sistem pengisian, adalah sebagai
berikut :

- Prinsip Kerja

Saat engine sudah hidup, altenator juga mulai berputar dan


menghasilkan arus listrik untuk disupply ke battery. Agar voltage dan
arus yang keluar dari alternator tetap stabil, maka diatur oleh
regulator.

4. Lighting

- Gambaran Umum

Sistem ini bertujuan untuk mengaktifkan lampu-lampu yang ada pada


unit. Adapun gambar skema dari rangkaian sistem starting, adalah
sebagai berikut
:

- Prinsip Kerja
Saat salah satu Switch lampu / monitor diaktifkan, maka arus dari
battery akan mengalir ke lampu, sehingga lampu akan menyala.

58 HD785 Operation Training & Services


Power Line

d. Fungsi komponen utama sistem elektrik


1. Alternator berfungsi sebagai sumber arus listrik untuk mensuplai battery
pada saat unit sedang operasi dengan prinsip merubah tenaga mekanis
menjadi tenaga elektrik.

2. Battery berfungsi sebagai penyimpan arus listrik dengan cara merubah


tenaga kimia menjadi tenaga elektrik.

3. Battery relay bekerja secara otomatis memutus dan menghubungkan


battery dengan ground dan mencegah hubungan singkat bila battery
tidak digunakan.

4. Safety relay berfungsi untuk mencegah / pengaman agar starting


motor tidak berputar pada saat engine hidup atau kunci kontak di
posisi start.

5. Regulator
Fungsi :
- Menjaga agar tegangan yang keluar dari alternator/generator
tetap konstan 28-29V.

- Menjaga agar arus yang keluar dari generator tidak lebih dari
13A.

- Menghubungkan generator dengan battery bila tegangan


generator lebih tinggi dari battery dan memutuskan bila tegangan
battery lebih tinggi dari generator.

6. Starting Switch berfungsi memutuskan dan menghubungkan arus


sumber listrik dengan komponen sistem Elektrik lainnya.

Operational Training & Services HD 785-7 59


Power Line

7. Motor Listrik (starting motor) berfungsi untuk menghidupkan engine


dengan prinsif merubah tenaga elektrik menjadi tenaga mekanik
(putaran).

8. Glow plug sebuah alat pemanas yang dengan komponen-kompoenen


lain akan memanaskan Udara untuk pembakaran pada engine.

9. C
i
r
c
u
i
t

Breaker berfungsi untuk mencegah kerusakan komponen-komponen


dan kabel-kabel pada sistem pemanas awal yang dikarenakan
hubungan singkat.

e. Battery

1. Type Battery

- Battery type basah : Battery type ini adalah terdiri dari element–
element yang telah diisi penuh dengan muatan listrik atau (full
charger) dan dalam penyimpanannya telah diisi pula dengan
electrolite. Battery ini tidak bisa dipertahankan dalam kondisi full
charger, sehingga harus diisi secara periodik.
- Battery type kering : Terdiri dari plate–plate (positip & negatip)
yang telah diisi penuh dengan muatan listrik, tetapi dalam
penyimpanannya tidak diisi dengan electrolite. Jadi keluar dari pabrik
dalam kondisi kering.

2. Perawatan battery
Beberapa point yang harus kita lakukan atau patuhi untuk Antara lain :
- Air battery harus standart
- Vent plug battery harus terbuka, bersih jangan sampai tersumbat
- Terminal–terminal battery harus kencang dan kutub–kutubnya harus
bersih
- Menghindari terjadinya hubungan singkat
- Menjaga kebersihan battery
- Menghindari start engine yang terlalu panjang melebihi dari 10 s/d
20 detik
- Apabila terjadi start yang gagal maka tunggulah sekitar 2 menit baru
diulangi lagi

3. Istilah–istilah pada battery

- Discharging adalah penggunaan isi (kapasitas) dari battery. Dan


pada saat ini juga terjadi reaksi kimia, sebagai prosesnya.

60 HD785 Operation Training & Services


Power Line

- Recharging merupakan proses pengisian kembali battery yang


kapasitasnya terpakai saat discharging
- Larutan electrolite adalah hasil campuran antara asam sulfat 30%
dan air 64% akan menghasilkan electrolite yang berat jenisnya 1.270
pada 80o F (27o C).
- Kapasitas battery adalah muatan listrik yang dapat dihasilkan dengan
melepaskan arus tetap sampai mencapai voltage akhir (terminal
voltage).
- Terminal voltage merupakan batas tegangan battery yang diijinkan
pada saat discharging dan recharging.

4. Pengetesan Battery
Fungsi : Bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah battery harus
dicharging atau diganti (rusak). Methode pengetesan battery ada 2
cara :
- Specific grafity test : Adalah pengetesan pada berat jenis electrolite
dengan menggunakan alat hydrometer
- High rate discharge : Alat yang digunakan adalah variable resistor
dengan meter dan lain–lain.

b. Hal yang perlu diperhatikan pada sistem engine


1. Air Intake & Exhaust

- Periksalah air cleaner, bersihkan jika kotor dan apabila setelah dibersihkan
ternyatau pada saat engine dihidupkan, dust indicator masih menunjukkan
warna merah, maka gantilah air cleaner tersebut.
- Bersihkan air cleaner dengan udara bertekanan dari arah dalam.
- Periksalah dust indicator dan bersihkan kaca penunjuknya.
- Bersihkan housing air cleaner dan vakuator valve.
- Peliharalah turbocharger dengan cara beroperasi yang benar yaitu tidak
boleh low idle engine lebih dari 5 menit dan tidak dibenarkan high idle
engine tanpa beban.
- Periksalah kebocoran–kebocoran pada turbocharger.
- Periksalah kebocoran–kebocoran pada intake & exhaust manifold.

2. Fuel System
- Pastikan persediaan bahan bakar dalam fuel tank sebelum operasi.
- Isilah bahan bakar jika persediaan bahan bakar tinggal ¼ dari jumlah
volume fuel tank.
- Buang (drain) endapan, kotoran atau air yang berada di dasar fuel tank.
- Periksalah water separator (jika mungkin).
- Gantilah fuel filter sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
- Periksalah kebocoran–kebocoran pada sistem bahan bakar ini.
- Isilah bahan bakar setelah selesai operasi untuk menghindari terjadinya
kondensasi (penguapan) air dalam fuel tank.

3. Lubricating System

- Periksalah kondisi dan permukaan oil sebelum menghidupkan engine .


- Gantilah oil dan filternya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan .
- Periksalah kebocoran–kebocoran pada sistem pelumasan ini.

Operational Training & Services HD 785-7 61


Power Line

4. Cooling System

- Periksalah kondisi dan permukaan air pendingin (radiator).


- Perhatikan jadwal penggantian air pendingin berikut zat anti karatnya
- Periksalah kebocoran–kebocoran pada sistem pendinginan ini

c. Istilah–istilah teknis dalan system engine

1. Oil Up
Adalah kasus naiknya oil ke ruang bakar yang disebabkan keausan pada ring
piston atau cylinder liner, sehingga oil tersebut akan terbakar. Peristiwa ini
terjadi karena ketidakmampuan ring piston mengikis oil yang ada di dinding
liner, disebabkan clereance antara dinding liner dengan ring piston sudah
melebihi batas toleransi. Tentunya saat langkah piston dari TMA ke TMB.

2. Oil Down
Adalah kasus turunnya oil keruang pembakaran yang disebabkan keausan pad
a valve guide atau insert valve, sehingga oil akan menyelusuri batang valve
dan berakhir jatuh ke ruang bakar dan terbakar saat proses pembakaran.

3. Blow By
Adalah kasus kebocoran tekanan compressi yang disebabkan keausan pada
ring compressi piston atau cylinder liner yang mengakibatkan sebagian
tekanan tersebut meniup ke arah oil pan dan memaksa oil yang ada di dalam
oil pan menguap keluar melalui breather engine. Peristiwa ini terjadi pada saat
piston bergerak dari TMB ke TMA.

4. Engine Hunting
Merupakan kasus tidak normalnya suplay bahan bakar yang masuk ke sistem
pembakaran yang disebabkan adanya gelembung–gelembung udara
pada saluran mauk bahan bakar.

5. Over Fueling
Adalah kasus berlebihan bahan bakar didalam nozzle karena saluran bahan
bakar yang kembali ke fuel tank (fuel return) mengalami hambatan. Akibatnya
engine agak sulit dimatikan.

6. Over Running
Adalah kasus kecepatan unit melebihi putaran engine (rpm).

2. OUT PUT SHAFT ( VIBRATION DUMPER )


Komponen utama dari vibration dumper pada produk komatsu type HD 785 adalah
rubber (karet).

1. Fungsi :
a. Meredam gaya puntir yang dihasilkan oleh torque engine pada saat accelerasi.
b. Melindungi engine dari hentakan/goncangan (tidak normal) yang berasal
dari power train.

2. Lokasi :

Terpasang pada flywheel engine (outer body terpasang pada engine ,


sedangkan inner body terpasang pada output shaft atau power train).

62 HD785 Operation Training & Services


Power Line

3. Prinsip Kerja :
Tenaga engine dipindahkan ke flywheel, outher body dan inner body (power train)
dibatasi oleh karet/rubber, yang berfungsi sebagai peredam. Akhirnya tenaga
engine diteruskan melalui inner body atau output shaft ke torque converter/power
train lainnya.

4. Konstruksi Output shaft

- Drive Shaft

Berfungsi sebagai penghubung (meneruskan putaran) komponen-komponen


power train.
a) Front drive shaft menghubungkan out put shaft dengan pto
b) Rear drive shaft menghubungkan transmission dengan differential.
c) Axle drive shaft menghubungkan differential dengan final drive.

- PTO (Power Take Off)


Sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan hydraulic pump perlengkapan
kerja unit, dimana tenaganya diperoleh dari putaran engine .
Pump-pump yang digerakkan PTO, antara lain :
a) Brake cooling pump
b) Torque converter transmission charge pump
c) Steering and hoist pump

5. Torque converter
a. Pengetahuan dasar/umum
1) Lokasi : Lokasi dari torque converter antara engine dengan torqflow
transmission
2) Fungsi: Sebagai pemindah tenaga dari engine ke transmisi dengan media
perantara zat cair (oil).

Operational Training & Services HD 785-7 63


Power Line

3) Prinsip kerja: Mengubah tenaga mekanis engine menjadi tenaga kinetis


(oil Flow), kemudian tenaga kinetis tersebut diubah kembali menjadi energy
mekanis melalui output shaftnya.

b. Keuntungan dan kerugian


1) Keuntungan
Karena torque converter ini menggunakan oil, didapatkan keuntungan antara
lain tidak berisik dan dapat meredam getaran-getaran yang ditimbulkan baik
datangnya dari engine maupun dari power train.
Semua getaran-getaran tersebut dapat diredam oleh oil yang ada di dalam
torque converter itu sendiri. Di samping itu, satu keunggulan dari torque
converter ini adalah torque output pun yang dihasilkan dapat berubah-ubah
sesuai dengan besar kecilnya beban unit tanpa terjadi stall.
2) Kerugian
Pemindahan tenaga dari engine ke transmisi tidak 100%, rawan kebocoran,
perubahan temperature dapat mempengaruhi effesiensinya dan
konstruksinya rumit, sehingga harganya mahal.

c. Konstruksi torque converter


Komponent–komponent yang terdapat dalam torque converter

Dalam torque converter terdapat komponen-komponen utama yang selanjutnya


disebut element, yaitu jumlah komponen utama dalam torque converter yang
berhubungan dengan oil flow, pump, turbin, stator .

1) Fungsi dari masing-masing komponen :


- Pump (impeller)
Merubah tenaga mekanis dari engine
menjadi tenaga flow kinetis energy
kepada oil yang diberikan kepada
sudut-sudutnya. Inlet dari diameter
dalam pump, sedang
outlet keluar dari sudut-sudut
diameter pump oleh gaya centrifugal

64 HD785 Operation Training & Services


Power Line

- Turbin (runner)
Menerima tenaga kinetis oil pump keda
lam sudut-sudutnya dan merubah
menjadi tenaga mekanis kembali,
kemudian tenaga tersebut disalurkan
menuju output shaftnya. Oil masuk
melalui diameter luar turbin, kemudian
keluar melalui diameter dalam turbin.

- Stator (reactor)
Mengarahkan oli yang mengalir dari turbin
kembali ke pump.

2) Perbedaan antara pump dan turbin


- Pump (impeller)
Dasar kerja : Diputar oleh shaft penggerak , motor atau engine
(menerima tenaga kinetis).
Fungsi : Merubah tenaga mekanis menjadi tenaga kinetis .

- Turbin (runner)
Dasar kerja : Menerima tenaga flow / aliran air , udara atau oil .
Fungsi : Merubah tenaga kinetis menjadi tenaga mekanis .

3) Sifat–sifat torque converter


Dapat dikatakan bahwa putaran turbin selalu lebih lambat dari pada putaran
pump (engine), akan tetapi torque (daya dorong) nya lebih besar dari pada
torque engine. Kecuali dalam kondisi tertentu, adakalanya putaran turbin
lebih cepat dari pada putaran pump. Misalnya sewaktu unit mengalami over
speed dijalan turunan (miss operation).
4) Tingkat effeciency
Perbandingan (speed ratio) antara power output (turbin) dengan power
input (pump) dalam persen. Jenis-jenis tingkat efficiency dari torque
converter adalah :
a. Single phase = Satu stator tidak berputar
b. Double phase = Satu stator yang berputar
c. Three phase = Dua stator yang berputar
d. Lock up clutch = Susunan clutch yang terletak diantara pump dan
turbin torque converter sehingga menjadikan putaran engine
dan transmisi menjadi langsung (direct DRIVE).
5) Valve–valve torque converter

Dalam sirkuit hydraulic torque converter, kebutuhan akan adanya valve


sangat diperlukan. Dalam hal ini kita mengenal 2 buah valve yang
fungsinya sangat berhubungan dengan proses oil Flow Torque
converter tersebut, yaitu :

Operational Training & Services HD 785-7 65


Power Line

6) Torque converter relief valve


Lokasi : Terpasang pada sisi masuk oil torque converter (oil pressure yang
datang dari transmisi control valve ).
Fungsi : Membatasi tekanan maksimum oil yang akan masuk ke torque
converter

7) Torque converter regulator valve


Lokasi : Terpasang pada sisi oil yang keluar menuju oil cooler .
Fungsi : Membatasi tekanan oil yang keluar dari torque converter,
bertujuan untuk mencegah terjadinya gelembung – gelembung udara
sebagai akibat dari reaksi yang terjadi dalam proses kerja
oil flow dalam torque converter.

8) Sirkuit hydraulic torque converter


Keterangan
1. Transmission Case
2. Oil Strainer
3. Transmission Oil Pump
4. Transmission Oil Filter
5. Transmission Control Valve
6. Relief Valve
7. Pump (Impeller )
8. Turbin (Runner )
9. Stator ( Reactor )
10. Torque Converter Temperature Gau
ge
11. Regulator Valve
12. Oil Cooler
13. Torque Converter Case
14. Scavenging Pump
15. Oil Filter By Pass Valve

9) Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam torque converter


- Pastikan level oil cukup dan kondisi oil normal
- Gantilah oilnya sesuai dengan jadwal
- Gunakanlah oil sesuai dengan rekomendasi yang berlaku

10) istilah–istilah dalam torque converter


- Stall : Suatu keadaan dimana kecepatan turbin sama dengan nol, atau
berhenti karena beban berlebihan, sedangkan kecepatan pump masih ada
sesuai dengan kecepatan engine .
- Elemen : Jumlah komponen utama dalam torque converter yang
berhubungan dengan oil Flow.
- Stage :Sesuatu yang berhubungan langsung dengan output shaft,
dalam hal ini adalah jumlah turbin.
- Phase : Perubahan kenaikan efisiensi dari torque converter (perubahan
fungsi stator), berhubungan dengan konstruksi stator.

66 HD785 Operation Training & Services


Power Line

- Stall Speed : Besarnya maksimum speed dari pump pada saat turbin
berhenti, karena diberi beban berlebihan

11) Torque converter and transmission hydraulic piping

1. Torque converter valve


2. Transmission
3. Breather
4. Transmission oil filter
5. Torque converter oil filter cooler ( Radiator lower tank in built )
6. Torque converter oil cooler

6. Torque flow transmission


a. Pengetahuan Dasar/Umum
1) Lokasi : Terletak diantara torque converter dengan rear drive shaft.
2) Fungsi :
- Untuk mengatur kecepatan gerak maju, mundur.
- Untuk meningkatkan torsi dengan cara mereduksi putarannya melalui
perbandingan jumlah gigi-giginya pada transmisi.
3) Cara kerja :
- Planetary gear system
Terdiri dari tiga elemen : sun gear, carrier dan ring gear

Operational Training & Services HD 785-7 67


Power Line

- Macam – macam Planetary gear syatem :


a) Single pinion type

Putaran sun gear di hubungkan


dengan ring gear melalui sebuah
planet pinion.
Cara kerja :
Apabila carrier ditahan, ring
gear akan berputar berlawanan
arah putaran sun gear (ini untuk
gerakkan mundur) Tapi apabila
ring gear yang ditahan, maka
arah carrier (output) akan searah dengan putaran sun gear. (ini
untuk gerakan maju).
b) Double pinion type
Mempunyai 3 pasang pinion (6
buah), yang terpasang tersusun.
Cara Kerja :
Apabila carrier ditahan, ring
gear akan berputar searah
putaran sun gear (ini untuk
gerakkan Maju). Tapi apabila ring gear yang ditahan, maka arah
carrier (output) akan berlawanan arah dengan putaran sun gear. (ini
untuk gerakan mundur)
Di bawah ini adalah torqflow transmission dengan single pinion type
planetary system

b. Jenis–jenis transmissi

1) Transmissi mekanis (Direct drive)


Jenis transmissi ini selalu berpasangan dengan system pemindah tenaga
mekanis juga (main clutch). Dan biasa digunakan pada mobil / truck serta
bulldozer yang berukuran relative kecil.
2) Transmissi hydraulic (Torq flow transmission)
Jenis transmissi ini kebanyakan berpasangan dengan system pemindah
tenaga hydraulic (torque converter) dimana mengaktifkan dan
menetralkannya menggunakan tenaga bertekanan. Dan jenis transmissi ini
juga sering digunakan pada dump truck atau buldozzer yang berukuran besar.
3) Transmissi hydroshift (Hidroshift transmission)

68 HD785 Operation Training & Services


Power Line

Transmissi ini juga merupakan transmissi hydraulic yang menerima putaran


langsung engine. Dan tidak berpasangan dengan main clutch ataupun torque
converter tapi hanya dilengkapi dengan damper atau inching pedal.Jenis ini
sering digunakan oleh buldozzer yang berukuran kecil, dozer shovel dan
motor grader.
Transmisi pada unit HD785-5/7 terdiri dari mechanism planetary system dan
disc clutch untuk mendapatkan:
- 7 percepatan gigi maju dan 2 percepatan gigi mundur
(HD785-7)
- 7 percepatan gigi maju dan 1 percepatan gigi mundur
(HD785-5)
Transmission HD 785-7 mempunyai tujuh forward speed range (kecepatan
gigi maju) dan dua reverse speed range (kecepatan gigi mundur) dan
dikontrol secara electronic atau automatic power shift. Untuk pengoperasian
clutch pada transmission diatur oleh transmission valve yang terletak di atas
transmission yaitu ECMV (electronic control modulation valve).

- ECMV (Electronic Control Modulation Valve)

Valve ini digunakan untuk mengatur kenaikan pressure clutch lock-up


secara bertahap sampai tercapai set pressurenya. ECMV mampu
mengengagedkan clutch lockup dengan halus, untuk mengurangi kejutan
saat gear shifting dan juga mencegah terjadinya peak torque (gaya puntir
tertinggi) pada power train. Dengan pengaturan yang demikian akan
meningkatkan kenyamanan operasi dan daya tahan power train.

HD 785-5 HD 785-7

Pada saat travel forward and reverse, ECMV clutch lock-up bekerja
dengan kecepatan yang lebih cepat dari pada speed yang diatur dari
transmission controller.
- Transmission controller

Transmission controller dirancang untuk mengatur mengatur transmission


system, di dalamnya terdapat micro computer.
HD 785-5 HD 785-7

Operational Training & Services HD 785-7 69


Power Line

7. Propeller Shaft
a. Pengetahuan dasar

1) Lokasi : Terpasang antara out put shaft dengan transmissi dan transmissi
dengan differential .

2) Fungsi : Sebagai poros penggerak (penerus putaran) dari suatu komponen


ke komponen yang lain.

3) Konstruksi dan keterangan

a) Propeller shaft di pasang antara transmission dengan differential.


b) Propeller shaft berfungsi untuk meneruskan tenaga gerak putar dari
transmission ke differential (poros penggerak)
c) Propeller shaft harus berimbang dengan gerakan naik turun pada poros
belakang ketika kendaraan berjalan.
d) Propeller shaft, terdiri dari universal joint , poros Propeller shaft , dan
sliding joint (sleeve yoke, sliding yoke dll) central bearing di pasang
sebagian tambahan bila Propeller shaft kontruksinya terdiri dari dua
atau tiga bagian shaft.
4) Hal–hal yang perlu diperhatikan

70 HD785 Operation Training & Services


Power Line

a) Periksalah semua bolt and nut yang terdapat pada propeller shaft,
pastikan cukup, dan tidak kendor.
b) Pelumasan (grease) disekitar propeller shaft pastikan cukup.
c) Sekali–kali periksa keretakan yang mungkin terjadi pada Propeller
shaft

8. Differential

a. Pengetahuan dasar

1) Lokasi : Terletak antara transmissi dengan roda kanan dan kiri atau antara
propeller shaft dengan roda kanan dan kiri.

2) Fungsi : Meneruskan putaran dari transmissi ke final drive dengan sifat


putarannya yang berbeda, dan sangat tergantung dari beban yang
diterimanya. Mereduksi putaran dari transmissi.

3) Prinsip kerja

Putaran yang masuk dari transmissi ke differential melalui propeller shaft,


kemudian putaran tersebut diproses oleh gigi-gigi utama yang ada
didalamnya seperti : Bevel gear, pinion gear, side gear, dll. Sehingga
menghasilkan out put putaran ke roda kanan dan kiri yang berbeda, serta
bisa juga berputar secara berlawanan.
Gerakan axle differential adalah memiliki kemampuan untuk mengunci
differential 100 % dan hubungan reduction (final drive) pada planetary.
Semua axle mempunyai saluran pernapasan melalui atas (breather filter).
4) Konstruksi differential

9. Final Drive

a. Pengetahuan dasar

1) Lokasi : Terletak pada bagian akhir urutan power train setelah differential.

2) Fungsi : Mereduksi putaran akhir yang bertujuan untuk mendapatkan daya


dorong yang lebih besar.

Operational Training & Services HD 785-7 71


Power Line

3) Prinsip kerja

Putaran yang masuk kedalam final drive direduksi ( diperkecil ) oleh gigi-
gigi utama didalamnya seperti : Sun gear, Planetry gear, dan Ring gear,
sehingga hasil akhir putaran out put menjadi lebih kecil.

4) Konstruksi dan keterangan

Keterangan :
1. Locking plate
2. Planetary pinion shaft
3. Brass washer
4. Steel washer
5. Loose needle rollers
6. Spacer washer
7. Planetary pinion
8. Wear stud

10. Wheels

a. Front wheel

1. Stud ( x 16 )
2. Clamp ( x 8 )
3. Nut ( x 16 )
4. Valve
5. Rim Assembly
6. Tyre

Specification
Rim size
Standart : 17.00 x 49
Option : 19.50 x 49
Tyre size
Standart : 24.00 – 49 – 48PR
Option : 27.00 – 49 – 42PR

72 HD785 Operation Training & Services


Power Line

b. Rear wheel

1. Stud (inside wheel x 3)


2. Clamp (inside wheel x 3)
3. Nut (inside wheel x 3)
4. Stud (outside wheel x 20)
5. Clamp (outside wheel x 10)
6. Nut (inside & outside wheel x 20)
7. Rim Assembly
8. Valve
9. Tyre
10. Spacer

Specification
Rim size
Standart : 17.00 x 49
Option : 19.50 x 49
Tyre size
Standart : 24.00 – 49 – 48PR
Option : 27.00 – 49 – 42PR

Standart Tyre Pressure


Cold Hot Hot
Size
Minimum Operation Maximum
27.00 R.49 110 Psi 115 Psi 126 Psi
27.00 -49 (48PR) 110 Psi 120 Psi 132 Psi

11. Sistem Suspensi

Sistem ini menggunakan hydropneumatic cylinder untuk meredam kejutan yang


diterima unit. Suspension cylinder berisi oli dan gas nitrogen, berfungsi sebagai
peredam kejutan (spring dan damper) dengan cara bergerak naik dan turun,
menekan dan meluaskan oli dan gas nitrogen, disesuaikan dengan beban yang
diterima pada permukaan tanah.

1. Front Suspension Cylinder


2. Radius Rod (upper rod)
3. Rear Suspension Cylinder
4. Radius Rod (lower rod)
5. Arm (A-Frame)

Operational Training & Services HD 785-7 73


Power Line

Suspensi Belakang Suspensi Depan

Fungsi :
Cylinder suspensi bekerja sebagai peredam
kejutan (shock absorber) dan sebagai pegas
/ per. Suatu volume yang konstant dari oil
mengalir dari chamber (7) melalui orifice
(5) dan (6) dan kemudian masuk ke cavity
(3) aliran oil dihambat oleh orifice dan
menghasilkan suatu efek peredam.

Cara kerja :

- Sebagai peredam kejutan.

Bila truck sedang dalam kecepatan tinggi


dan menabrak sutau tonjolan, roda naik dan
rod cylinder tertekan masuk kedalam
cylinder. Akibat hal ini, gas nitrogen dalam
chamber terkompres, oil didalam chamber
(7) mengalir melalui orifice (5) dan (6),
masuk ka cavity (3) dan akan terisi lebih
cepat bila cylinder sedang memanjang.

- Sebagai pegas/Per

Setelah roda melewati tonjolan, roda turun dan rod cylinder memanjang karena
adanya berat roda, axle dan tekanan nitrogen (8) didalam chamber, hasilnya volume
dalam cavity (3) berkurang karena kembali mengalir ke chamber (7) lewat orifice (6)
sedang orifice (5) tertutup check ball.
Karena oil kembali chamber (7) hanya lewat satu orifice, maka kecepatan rod pada
waktu memanjang agak lambat, sehingga memberikan efek peredam pada chasis.

74 HD785 Operation Training & Services


Power Line

a. Chassis suspension system

Dengan dilengkapi sistem suspensi,


kemungkinan truck dapat dijalankan pada
kecepatan tinggi tanpa adanya goncangan
walaupun dalam keadaan tidak rata dan
menaikkan keamanan operasi. Sistem suspensi
yang digunakan adalah sistem suspensi Hydro
suspensi macam ini cylinder suspensi diisi
oleh oli dan gas Nitrogen (N2). Bila terjadi
suatu gaya kejutan pada chassis dari tanah,
maka oli dan gas Nitrogen akan menyerap
kejutan tadi karena sifat gas tersebut yang
compressible dan expansion.

1. Feed valve
2. Retainer
3. Flange
4. Stopper
5. Cylinder
6. Rod
7. Wear ring
8. Air bleed valve
9. Air bleed valve
10. Tube
11. Valve assmebly
12. Orifice plate
13. Leaf spring
A : Port
B : Port

Operational Training & Services HD 785-7 75


Power Line

b. Suspension cylinder

1. Feed valve
2. Retainer
3. Flange
4. Cylinder
5. Rod
6. Air bleed valve
7. Air bleed valve
8. Ball

c. Hydraulic piping
(Steering, Hoist and Brake cooling)

1. Hydroulic pump (SAR 4 – 285 + 285) (For brake cooling)


2. Hydroulic pump (SAR 4 – 180 + 180) (For steering & hoist)
3. Brake cooling oil control valve (BCV)
4. Rear brake (Retarder)
5. Hoist cylinder
6. Hoist valve
7. Hydroulic oil and brake cooling oil tank
8. Demand valve
9. Steering cylinder
10. Crossover relief valve
11. Brake oil cooler
12. Steering cylinder
13. Work equipment oil cooler
14. Strainer (option for brake cooling oil cooler protection)
15. Hight pressure filter (for steering, hoist circuit)

12. Brake system

76 HD785 Operation Training & Services


Power Line

a. Pengetahuan dasar

1) Jenis-jenis brake dan bidang kontaknya

Bidang Kontak
No Jenis Brake Aplikasi
HD785-5 HD785-7
2 Roda depan + 2 Roda
1 Retarder Brake 2 Roda belakang Untuk mengurangi kecepatan unit
Belakang
Service Brake / Foot 2 Roda depan + 2 2 Roda depan + 2 Roda Untuk menghentikan unit saat
2
Brake Roda Belakang Belakang kecepatan unit < 10 km/jam
2 Roda depan + 2 Roda Mencegah unit bergerak saat unit
3 Parking Brake Rear Drive Shaft
Belakang dalam posisi parkir
Semua Brake Aktif
Semua Brake Aktif Untuk menghentikan unit saat dalam
4 Emergency Brake (semua roda + rear
(semua roda) keadaan emergency
drive shaft)
Exhaust Brake
5 Saluran Buang Saluran Buang Untuk mengurangi kecepatan unit
(optional)

2) Komponen utama masing–masing brake dan penggunaannya

- Brake Valve

Bekerjanya ketika pedal brake (foot brake diinjak) menyesuaikan


dengan tingkat kedalaman pedal diinjak sehingga front brake dan atau
rear brake dapat bekerja.

- Accumulator charge valve (HD 785-7)

Berfungsi untuk mempertahankan tekanan oli dari pompa pada tekanan


tertentu dan menyimpannya dalam accumulator. Saat mencapai
tekanan yang telah ditentukan, oli dari pompa dihubungkan dengan
circuit drain untuk mengurangi beban pompa.

Operational Training & Services HD 785-7 77


Power Line

- Accumulator (HD 785-7)

Accumulator terpasang diantara accumulator charge valve dan brake


valve. Accumulator tersebut diisi dengan gas nitrogen diantara cylinder
dan fres piston. Dengan memanfaatkan kemampuan menyimpan
tekanan saat ditekan, gas nitrogen digunakan untuk menyerap pulse
flow oli dari hydraulic pump dan mempertahankan braking serta
memungkinkan mengoperasikan system Brake saat engine mati.

- Front Brake

a) Front brake HD 785-5

Komponen brake ini adalah tipe caliper disc (disc dan pad). Untuk
power engage pad menggunakan tenaga udara dan oil yang
bertekanan.

b) Front brake HD 785-7

Merupakan tipe oil cooled multiple disc type dan dapat digunakan
sebagai parking brake dengan menggunakan kekuatan spring.

78 HD785 Operation Training & Services


Power Line

- Rear Brake

a) Rear brake HD 785-5

Brake ini menggunakan tipe multi disc (disc dan Plate). Terdiri dari
susunan disc dan plate yang berjumlah banyak. Adapun power
untuk mengengege adalah tenaga udara dan oil yang bertekanan.
Kelebihan dari Brake ini terletak pada system pendinginnya,
dimana susunan multi disc dan plate tersebut direndam dengan oil
yang cukup banyak.
b) Rear brake HD 785-7

Merupakan tipe oil cooled multiple disc type dan dapat digunakan
sebagai parking brake dengan menggunakan kekuatan spring.

Operational Training & Services HD 785-7 79


Power Line

- Parking brake HD 785-5

Komponen brake ini adalah disc


dan plate yang terpasang pada
propeller shaft. Fungsinya adalah
sepenuhnya digunakan untuk
menahan unit saat parkir,
fungsikanlah brake ini jika unit
benar - benar berhenti.

a) Parking brake single caliper disc type

Specification :
Type : Caliper disk brake

b) Parking brake double caliper disc

1. Brake caliper disc


2. Parking brake chamber
3. Disc

Specifications
Type : Caliper disc type

1) Exhaust brake (optional)

Komponen Brake ini adalah berupa plate shutter (penutup) atau valve
penutup saluran gas buang engine , Brake ini digunakan untuk
membantu mengurangi kecepatan unit, dengan cara menutup gas buang
engine , sehingga rpm engine berkurang.

80 HD785 Operation Training & Services


Power Line

2) Emergency brake

Komponen utama Brake ini hanya tergantung kepada brake–brake yang


diikutinya yaitu : Front brake, rear brake dan parking brake, semuanya
menjadi satu dengan brake tersebut, hanya saluran masuk pada
udaranya saja yang berbeda.
3) Parking brake solenoid valve (HD 785-7)

Saat parking switch diposisikan parking, solenoid valve tidak


mendapatkan arus listrik sehingga tidak bekerja dan menutup tekanan
oli yang masuk ke parking brake yang selanjutnya spring pada parking
brake bekerja mengaktifkan parking brake.
4) Proporsional reducing valve (hd 785-7)

Merupakan valve yang digunakan untuk mengatur atau memvariasi


tekanan oli sesuai dengan sudut putar retarder control lever sehingga
efek pengeraman yang terjadi pada retarder brake dapat diatur sesuai
dengan keinginan.

5) Oil cooler brake

1. Cover Oil cooler specification


2. Case Element type : Multiple plate
3. Cooler Element Radiation surface : 9,92 m2

A : Oil outlet Pressure resistance ( oil side ) : 30 Kg/cm3


B : Oil inlet
C : Cooling water outlet
D : Cooling water inlet

Operational Training & Services HD 785-7 81


Power Line

6) Slack adjuster 1. Body


2. Cylinder
3. Piston
4. Spring
5. Bleader
6. Cover
7. Spring
8. Cap
9. Valve
10. Seat

A. To brake piston
B. To brake piston
C. From brake chamber
D. From brake chamber
a) Slack adjuster dipasang di sekeliling antara chamber brake dan
piston Brake.
b) Langkah kembali slack adjuster control dari piston brake
(mengontrol jumlah dari oil kembali) dan menyediakan pergerakan
dengan kelambanan waktu yang konstant untuk brake, tanpa
memperhatikan apakah disc brake baru atau terselimuti.

Spesifikasi
Penggantian volume oil : 231.2 cc (tiap sisi)
Area effektif : 50,3 cm
Langkah : 46 mm
Tekanan normal : 53 kg / cm
Tekanan maks. Yang ada : 65 kg / cm

c) Fungsi :

1. Ketika pedal brake ditekan

Pemberhentian oil dari brake chamber


mengalir masuk ke setiap silinder.
Menyebabkan piston (4) bergerak dengan
langkah S. Dengan cara demikian oil sama
dengan langkah S mengalir masuk ke
brake. Pada waktu ini, tidak ada celah
antara brake piston dan disc, dan gaya
pengereman tidak terjadi. Ketika tekanan
oil dalam chamber melebihi tekanan yang
ada dalam spesifilkasi. Poppet valve (5)
membuka, menjadikan oil mengalir melalui
sirkuti operasi pilot. Dengan cara demikian,
tekanan oil dijatuhkan pada piston brake
yang menimbulkan gaya brake.

82 HD785 Operation Training & Services


Power Line

2. Ketika pedal brake dibebaskan

Ketika brake dibebaskan, tekanan balik dijatuhkan pada brake piston


dengan tekanan oil brake cooling, ini menyebabkan tekanan kembali
terjadi antara adjuster dan Brake chamber. Dengan cara demikian
piston (4) digerakan balik oleh langkah S
dan celah antara disc dan brake piston
dipertahankan pada ukuran yang sama
untuk volume adjuster.

3. Fungsi adjuster

(Ketika volume brake piston lebih besar


dari pada volume adjuster). Ketika pedal
brake ditekan oil dalam volume yang sama
dengan langkah S akan diberhentikan oleh piston (4). Oil yang sama
akan kurang volumenya pada Brake piston dan akan disuplai melalui
poppet valve, menimbulkan tekanan dalam Brake chamber.
Konsekuensinya, effek pengereman akan sama ketika volume Brake
piston dan volume adjuster sama.
7) Parking brake chamber (HD 785-5)

1. Spring Fungsi :
2. Piston Tekanan udara dari parking brake valve mendorong spring (1)
3. Cylinder dan menekannya sehingga parking brake bebas. Biasanya
4. Boot parking brake tersebut menahan gerak spring (1), maka unit
5. Rod dicegah untuk berjalan.

8) Front brake chamber (HD 785-5)

1. Piston
2. Push rod
3. Air cylinder
4. Master
cylinder
5. Piston

Operational Training & Services HD 785-7 83


Power Line

1. Air cylinder
Media fluida : Udara
Area effektif : 314 cm
Langkah : 100 mm
Tekanan operasi maks. : 9 kg / cm
Tekanan operasi normal : 8.3 kg /cm

2. Master cylinder
Media fluida : Engine oil (SAE 10 W)
Area efektif : 12.6 cm
Jmlh. Oil yang dikirm : 120 cc (pada langkah 97 mm)
Tekanan operasi maks. : 207 kg / cm
Tekanan operasi normal : 200 kg / cm

9) Rear brake chamber

1. Piston
2. Push rod
3. Air cylinder
4. Master cylinder
5. Piston
6. Ball

1. Air cylinder 2. Master cylinder


Media fluida : Udara Media fluida : Engine oil (SAE 10 W)
Area effektif : 314 cm Area efektif : 50.2 cm
Langkah : 100 mm Jmlh. Oil yang dikirm : 480 cc (pada langkah 97 mm)
Tekanan operasi maks. : 9 kg / cm Tekanan operasi maks. : 51 kg / cm
Tekanan operasi normal : 9 kg / cm Tekanan operasi normal : 47 kg / cm

84 HD785 Operation Training & Services


Power Line

13. Air Piping (HD 785-5)

a. Gambaran Umum

b. Prinsip kerja

Saat engine hidup, air compressor akan bekerja dan menghasilkan udara
bertekanan. Udara bertekanan tersebut ditampung dalam air tank (wet tank dan dry
tank + pilot tank) sehingga tekanannya mencapai standarnya. Jika tekanannya
berlebih, udara akan dibuang melalui air governor. Udara yang tertampung di tank
didistribusikan ke relay valve dan standby di sana. Jika lever/switch brake
diaktifkan, maka udara yang standby di relay valve akan mengalir ke chamber
brake. Pada komponen ini tekanan udara digunakan untuk melawan spring (brake
lepas) atau dirubah menjadi tenaga hidrolik (oil) untuk mendorong pad ataupun
disc dan plate sehingga brake bekerja.

1) Foot brake

Foot brake mengaktifkan keempat brake yang ada pada roda unit. Saat foot
brake ditekan, udara dialirkan dari dry tank ke relay valve (depan), lalu ke
front brake chamber. Chamber akan mendorong oli sehingga front Brake
kedua roda depan bekerja (pad dan disc bergesekan). Selain itu, dry tank
dialirkan ke relay valve (belakang), lalu ke rear brake chamber. Chamber
mendorong oli sehingga rear Brake kedua roda belakang bekerja (disc dan
plate bergesekan). Untuk mengontrol langkah brake piston pada rear brake
agar pengeremannya konstan (tanpa dipengaruhi disc brake baru atau sudah
aus), maka dipasanglah slack adjuster antara Brake chamber dengan brake
piston.

Operational Training & Services HD 785-7 85


Power Line

2) Retarder brake

Retarder brake mengaktifkan brake yang ada pada kedua roda belakang. Saat
foot brake ditekan, udara dialirkan dari dry tank ke relay valve (belakang), lalu
ke rear brake chamber. Chamber mendorong oli sehingga rear brake kedua
roda belakang bekerja (disc dan plate bergesekan).

3) Parking brake

Parking brake mengaktifkan brake yang ada pada rear drive shaft. Jika
tekanan udara dalam air tank sudah mencapai standarnya, maka brake ini
dapat dilepas. Saat parking brake ini ON, maka yang bekerja adalah spring
mendorong pad ke disc pada rear drive shaft sehingga brake bekerja (udara
dikeluarkan dari chamber). Saat parking brake di OFF / release, udara dari wet
tank akan dialirkan ke relay valve, lalu ke parking chamber brake dan akan
melawan spring, sehingga parking brake bebas (unit dapat digerakkan). Jika
saat operasi, karena ada kebocoran pada air systemnya sehingga tekanan udara
pada air tank (wet tank) turun di bawah 5,6 kg/cm2, maka parking Brake akan
bekerja secara otomatis.

4) Emergency brake

Emergency Brake mengaktifkan keempat brake yang ada pada roda unit dan
parking Brake pada rear drive shaft. brake ini bekerja saat emergency brake
lever di-ON-kan dan saat tekanan udara pada air tank (wet tank) kurang dari
2,2 kg/cm2. Saat itu terjadi, udara yang tersisa di dry tank secara otomatis akan
mengalir ke relay valve (depan), lalu ke front brake chamber. Chamber akan
mendorong oli sehingga front brake kedua roda depan bekerja (pad dan disc
bergesekan). Selain itu, dry tank dialirkan ke relay valve (belakang), lalu ke
rear brake chamber. Chamber mendorong oli sehingga rear brake kedua roda
belakang bekerja (disc dan plate bergesekan). Saat tekanan udara kurang,
secara otomatis udara pada parking brake chamber akan keluar sehingga spring
mendorong pad ke disc pada rear drive shaft (brake bekerja).

14. Hydraulic System

86 HD785 Operation Training & Services


Power Line

a. Prinsip kerja

- Brake cooling

Oli pada hydraulic oil dan brake cooling oil tank dialirkan ke system oleh
hydraulic pump.
Pada saat retarder tidak digunakan :
Oli langsung di bypass melewati BCV, lalu ke oil filter untuk disaring
dan kembali lagi ke oil tank.

Pada saat retarder digunakan :


Oli akan menuju ke rear brake, setelah itu melewati oil cooler untuk
didinginkan. Oli kemudian disaring di oil filter dan kembali lagi ke oil
tank.

- Dump body control

Hoist control lever dan hoist control valve dihubungkan oleh sistem
pengontrol mekanis yang terdiri dari sebuah kabel pendorong dan
penarik. Sistem kontrol ini dilengkapi dengan pengaturan posisi body,
sehingga pada saat body terangkat, secara otomatis pengatur posisi yang
dipilih oleh positioner.

Operational Training & Services HD 785-7 87


Power Line

15. Steering System

1. Tyre
2. Steering Cylinder
3. Tie Rod
4. Crossover Relief Valve
5. Steering Wheel
6. Steering Control Valve
7. Knuckle Arm
8. Arm ( A Frame )

A. To Hydrolic Tank
B. From Demand Valve
C. To Hoist Valve

a. Prinsip kerja

System steering adalah dari type self metering power steering. Ketika roda steering
(5) digerakkan, Steering control valve (6) bekerja, oil mengalir ke steering
cylinder (2) dengan memanjangkan atau memendekkan steering in (2) truck atau
unit dapat dikemudikan sesuai kemauan. Jika putaran roda steering di stop
sebelum mencapai langkah akhir, steering control valve (6) akan kembali sejenak
ke posisi netral dan menghentikan steering cylinder (2) secara serentak.

b. Fungsi dari komponen-komponen steering system:

1) Tire berfungsi sebagai penentu arah (lihat pada fungsi wheel)

2) Steering cylinder berfungsi sebagai penggerak tire (penentu arah tire)


dengan mengubah gerakan pada rod cylinder tire menjadi gerak kanan/kiri
pada tire.

3) Tie rod berfungsi sebagai penyeimbang roda kiri dan kanan ketika Steering
digunakan.

4) Cross over relief valve berfungsi untuk mengatasi atau menghindari


hentakan pada cylinder Steering yang disbabkan jalan yang tidak rata.

5) Steering wheel berfungsi untuk mengarahkan oil melalui seteering control


velve ke cylinder steering sesuai dengan arah putaran steering wheel.

6) Steering control valve berfungsi untuk mengarahkan aliran oil ke cylinder


Steering sesuai dengan arah putaran Steering wheel.

7) Knuckle berfungsi sebagai dudukan suspensi, bantalan tire

8) Arm berfungsi sebagai pendukung komponen-komponen yang ada


diatasnya.

88 HD785 Operation Training & Services


Power Line

9) Demand valve berfungsi sebagai pendistribusi oli atau pembagi aliran oli
yang datang dari steering pump dan dari work equipment pump ke steering
circuit dan work equipment circuit sesuai dengan kecapatan engine (putaran
pompa menyesuaikan dengan kecapatan engine)

16. Steering Wheel

1. Steering wheel Specification


2. Steering shaft Tilling range : 94 mm.
3. Steering column Telescoping range : 50 mm.
4. Steering post
5. Lock lever
6. Yoke
7. Join shaft
8. Steering valve

Steering valve

Operational Training & Services HD 785-7 89


Power Line

17. Steering Linkage

18.

19.

20.

18. Steering Valve

1. Center level
2. Tie Rod
3. A- Frame
4. Knuckle Arm

1. Inpu shaft
2. Upper cover
3. Valve spool
4. Housing
5. Ball
6. Stator
7. Lower valve
8. Ball
9. Torsion bar
10. Link
11. Sleeve
12. Rotor
13. Manifold
14. Commutator
15. Orifice

P : From Demand Valve


R : To Tank
LT : To Steering
Cylinder
RT : To Steering
Cylinder
LS : To Demand Valve

90 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

BAB IV
INSTRUMENT PANEL

A. General View

Operation Training & Services HD785 91


Instrument Panel

92 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

2.2 Action Code Display

Jika ada kelainan yang terjadi pada mesin atau pengoperasian


memerlukan penggantian atau pengecekan dan perawatan, hal
ini akan ditampilkan pada action code (A) untuk menunjukan
tindakan yang tepat.
Jika ada dua atau lebih kelainan yang terjadi pada waktu yang
bersamaan , action code ini akan menampilkan yang paling
utama / penting .
Jika pada display (A) pada monitor panel tampil tanda
“E” atau action code “01 – 07”, segera hentikan unit pada tempat yang aman, lalu lakukan
tindakan sesuai dengan action code yang ditampilkan pada display (A).
01 = Lakukan pemeriksaan dan perawatan sesuai dengan OMM.
02 = Stop unit pada tempat yang aman, lalu hubungi distibutor Komatsu
terdekat.
03 = Turunkan kecepatan engine/unit pada kecepatan rendah.
04 = Segera hentikan unit secara aman, matikan engine, lalu hubungi Komatsu
terdekat.
05 = Hentikan unit, lalu idlekan putaran engine pada speed medium (tanpa
beban).
06 = Ulangi starting engine, lalu low idlekan engine sebentar.
07 = Jangan menaikkan dump body.

Operation Training & Services HD785 93


Instrument Panel

2.3 Caution Item


Jika ada lampu caution yang menyala secepat mungkin lakukan pemeriksaan dan
perawatan yang tepat)

a. Battery Charge Caution Lamp


Fungsi : Untuk mengetahui terjadi pengisian arus atau
tidak dari Alternator ke Battery.
Ket : Lampu akan menyala Merah apabila ada kelainan
pada sistem charging dan action code akan
menampilkan angka “01”, periksa rangkaian charging.

b. Emergency Steering Caution Lamp


Fungsi : Lampu akan menyala MERAH apabila Emergency
Steering di operasikan.
Ket : Lampu ini akan menyala apabila ada kelainan pada
rangkaian hydraulic steering (tekanan olinya turun) ketika
kendaraan bergerak.

c. Parking Brake Caution Lamp


Fungsi : Lampu akan menyala MERAH apabila Parking
Brake di operasikan.
Ket : Jangan jalankan unit apabila lampu peringatan masih
menyala.

d. Dump Body Caution lamp


Fungsi : Lampu akan menyala MERAH apabila Dump
Lever pada posisi selain FLOAT.
Apabila unit sedang berjalan DUMP LEVER harus
berada pada posisi FLOAT.

94 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

e. Transmission Filter Clogging Caution Lamp


Fungsi : Lampu akan menyala MERAH apabila filter
Transmission kotor / tersumbat dan action code akan
menampilkan angka “01”, ganti filter oli transmissi.

f. Fuel Level Caution Lamp


Fungsi : Lampu akan menyala bila bahan bakar di dalam
tangki kurang (di bawah 170 liter). Jika menyala, periksa
level bahan bakar dan tambahkan bahan bakar.

g. Maintenance Caution Lamp


Jika unit dalam kondisi seperti dibawah ini, lampu ini akan menyala . Jika lampu ini
menyala dan secara bersamaan action code akan menampilkan angka“ 01 “ lakukan
pengecekan atau penambahan / penggantian . Kondisi – kondisi tersebut diantaranya :
 Oli pada front brake oil tank kurang.

 Oli pada retarder oil tank kurang.

 Oli pada steering and hoist tank kurang.

 Retarder oil filter buntu.

 Engine oil filter buntu.

 Hydraulic oil filter buntu.

 Retarder brake disc (kanan) aus

 Retarder brake disc (kiri) aus.

 Level battery electrolyte kurang.

 Oil pada engine oil pan kurang.

 Air cleaner buntu.

2.4 Emergency Stop Item

Operation Training & Services HD785 95


Instrument Panel

a. Air Pressure Warning Lamp


- Fungsi : Untuk mengetahui tekanan udara didalam Reservoir Tank.
- Lampu menyala : bila tekanan udara kurang dari standart, (di bawah
5.2 Kg / cm2) dan action code akan menampilkan angka “05” secara
bersamaan.
- Tindakan : hentikan kendaraan, jalankan engine tanpa beban pada
kecepatan putaran sedang (1200 – 1500 RPM) dan tunggu sampai
lampu padam, maksimum 5 menit.

b. Engine Water Temperature Warning Lamp


- Fungsi : Untuk mengetahui suhu air pendingin di dalam engine.
- Lampu menyala : bila suhu air pendingin didalam engine terlalu
panas (over heat) di atas 102 oC. untuk engine yang dilengkapi dengan
electronic governor tenaga engine secara otomatis dibatasi dan action
code akan menampilkan angka “05” secara bersamaan.
- Tindakan : hentikan unit di tempat yang aman, idle putaran ± 2 – 3 menit,
matikan engine, lakukan pemeriksaan, laporkan ke atasan dan mekanik, untuk
unit dapat dioperasikan kembali atau tidak menunggu keputusan dari mekanik
yang melakukan pemeriksaan.

c. Torque Converter Oil Temperature Warning Lamp


- Fungsi : Untuk mengetahui suhu oil di dalam Torque Converter.
- Lampu menyala : bila suhu oil di dalam torque converter terlalu tinggi
(over heat) di atas 120oC dan action code akan menampilkan angka
“05” secara bersamaan
- Tindakan : hentikan kendaraan, jalankan engine tanpa beban pada
kecepatan sedang (1200 – 1500 RPM) dan tunggu sampai lampu padam, maksimum 5
menit.
d. Retarder Oil Temperature Warning Lamp
- Fungsi : Untuk mengetahui suhu oil di dalam Retarder (Brake
belakang)
- Lampu menyala : bila suhu oil di dalam Retarder terlalu tinggi (Over
heat) di atas 120oC dan action code akan menampilkan angka “05”
secara bersamaan.
- Tindakan : hentikan kendaraan, jalankan engine tanpa beban pada kecepatan sedang
(1200 – 1500 RPM) dan tunggu sampai lampu padam, maksimum 5 menit).
e. Radiator Water Level Warning Lamp
- Fungsi : Untuk mengetahui isi air pendingin di dalam radiator.
- Lampu menyala : bila volume air pendingin di dalam radiator kurang
dari standart dan action code akan menampilkan angka “01”.
- Tindakan : hentikan unit dan matikan engine, periksa kemungkinan
ada kebocoran.

96 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

f. Engine Oil Pressure Warning Lamp


- Fungsi : Untuk mengetahui tekanan dan sirkulasi oil didalam Engine
( standart 2.5 – 4.0 Kg / cm2 ).
- Lampu menyala : bila tekanan oil engine terlalu rendah dibawah 1.0
Kg/cm2 action code akan menampilkan angka “04” secara
bersamaan.
- Tindakan : sesegera mungkin hentikan kendaraan, kemudian
matikan engine dan lakukan pemeriksaan.

g. Angle Warning Lamp


- Fungsi : Untuk mengetahui / mengontrol kemiringan unit.
- Lampu menyala : bila kondisi unit terlalu miring dengan dump body
dinaikan dan action code akan menampilkan angka “07”
- Tindakan : turunkan dump body dan pindahkan kendaraan ketempat
yang aman (tempat yang stabil).
h. Rear Brake Caution Lamp
- Lampu menyala : bila tekanan oil brake di bawah standart dan action
code akan menampilkan angka “04” secara bersamaan.
- Tindakan : segera hentikan kendaraan, periksa system brake belakang.
Setelah perbaikan injak pedal brake jika tidak dilakukan maka lampu
ini akan tetap menyala.

i. Steering Oil Temperature


- Lampu menyala : bila temperature oil steering naik di atas standart
action code akan menampilkan angka “05“.
- Tindakan : hentikan unit , pindahkan shift lever ke posisi N, jalankan
engine tanpa beban pada kecepatan sedang sampai lampu peringatan
ini padam .
2.5 Meter Display / Pilot Display
Bila starting switch pada posisi “ON” lampu pemandu yang sedang difungsikan akan
menyala

Operation Training & Services HD785 97


Instrument Panel

a. Cold Start Pilot Lamp


- Fungsi : Lampu akan menyala bila Switch untuk pemanasan awal
pada posisi “ON” ( sedang melakukan pemanasan awal ) atau jika
heater untuk preheating engine difungsikan.

b. Exhaust Brake Pilot Lamp (Optional)


- Fungsi : Lampu pemandu ini akan menyala bila exhaust brake di
aktifkan (di operasikan).

c. Rear Brake Pilot Lamp (Retarder)


- Fungsi : Lampu ini menyala bila Foot Brake (rem kaki) diinjak , atau
akan menyala pula bila lever pengontrol Retarder di operasikan.

d. Differential Lock Pilot Lamp


- Fungsi : Lampu pemandu ini akan menyala bila pedal differential
Lock diinjak , differential Lock akan mengunci.

e. Lock Up Pilot Lamp


- Fungsi : Lampu pemandu ini akan menyala bila Torque converter
terkunci (lock up) dan Transmission bekerja secara langsung (direct
drive)
RPM > 1500 --------- > Terhubung
RPM < 1200 --------- > Terputus

98 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

f. Shift Limiter Pilot Lamp


- Fungsi : Lampu ini akan menyala bila Switch Shift Limit dioperasikan.

g. High Beam Pilot Lamp


- Fungsi : Lampu ini akan menyala bila lampu besar (lampu jauh)
dioperasikan

h. Turn Signal Pilot Lamp


Fungsi : Lampu ini akan menyala bila mengoperasikan
Sein kiri atau kanan dan Warning Flasher.

i. Shift Indicator
Fungsi : Untuk mengetahui speed berapa yang digunakan . Ketika kunci
kontak diputar ke posisi ON dan engine masih keadaan mati kemudian
shift lever dipindah keposisi D, maka akan muncul angka “2”, dipindah
keposisi 5-L, muncul angka “1” dan jika dipindah ke posisi R maka
muncul “R” pada shift indikator.

j. Transmission Shift Lever Position Pilot Lamp


Fungsi : Menunjukan posisi Lever Transmission berada pada,
tergantung pada yang dikehendaki.

k. Suspension Mode Display Lamp


Fungsi : Lampu ini menunjukan Mode Suspensi.
Unit ini memiliki suspensi otomatis yang secara
otomatis menggantikan karakteristik kelembaban
suspensi berdasarkan apakah unit sedang membawa
beban, menggunakan brake, Steering atau sedang
mengoperasikan dump body ( Dumping ) .
Suspension controller secara otomatis akan
mengatur ke posisi lembut ( soft mode ) ketika kendaraan berjalan kosongan dan posisi
sedang ( medium mode ) ketika berjalan muatan sedangkan posisi keras ( hard mode )
ketika foot brake di operasikan atau tiba-tiba kendaraan belok ditikungan atau dump
body dioperasikan dengan tujuan untuk memastikan tingkat kenyamanan / kestabilan
pada kendaraan baik depan – belakang dan kiri – kanan.

Operation Training & Services HD785 99


Instrument Panel

l. Power Mode Display Lamp


Fungsi : Lampu ini memperlihatkan posisi Power Mode, apakah
pada posisi High Power atau Economic sesuai dengan posisi
switch-nya.

2.6 Meters

a. Speedometer
Fungsi : Untuk mengetahui kecepatan unit
dalam km / jam . Speedometer ini dapat
disetting dalam km/jam ataupun dalam
mil/jam (MPH).
b. Tachometer
Fungsi : Untuk mengetahui putaran Engine per menit.
Saat unit dioperasikan, jika RPM engine mencapai range
merah, maka secara simultan warning buzzer akan berbunyi
dan central warning lamp akan berkedip. Segera turunkan
putaran engine dan kecepatan travelling unit.
c. Hour Meter
Fungsi : Untuk mengetahui keseluruhan jam operasi unit meteran ini
akan bergerak apabila Engine sedang hidup , meteran akan maju 1 (
satu ) untuk setiap satu jam operasi , tanpa memperhatikan
kecepatan engine.

100 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

d. Odo Meter
Fungsi : Untuk mengetahui jarak keseluruhan perjalanan
unit dalam kilometer.

e. Fuel Gauge
Fungsi : Untuk mengetahui jumlah bahan bakar yang ada dalam
fuel tank Ket : Daerah rentang hijau bahan bakar cukup daerah
rentang Merah bahan bakar di bawah 170 liter. Apabila rentang
daerah Merah menyala , tambahkan bahan bakar.

f. Air Pressure Gauge


- Fungsi : Untuk mengetahui tekanan udara didalam tangki
udara.
- Keterangan : Pada saat operasi lampu harus menyala di daerah
rentang Hijau berarti Normal. Apabila rentang daerah Merah
menyala , Bel Alarm akan berbunyi , Central Warning lamp
akan berkedip Apabila hal ini terjadi hentikan unit ,
naikkan kecepatan engine / Rpm dan tunggu sampai
daerah rentang hijau menyala.
Apabila tekanan turun di bawah 5.2 Kg/cm2 , maka
parking brake bekerja secara otomatis. Jangan menjalankan unit sebelum parking brake
dilepaskan. Apabila tekanan turun di bawah 2.1 Kg/cm2, maka emergency brake akan
bekerja secara otomatis.

g. Engine Water Temperature Gauge


- Fungsi : Untuk mengetahui temperature air pendingin yang
bersirkulasi di dalam engine.
- Keterangan : Rentang daerah hijau harus menyala selama
operasi. Apabila saat operasi rentang daerah Merah menyala
berarti suhu air di dalam engine di atas 102oC (Over Heat)
secara bersamaan Central Warning Lamp akan berkedip dan Alarm akan berbunyi.

h. Torque Converter Oil Temperature Gauge


- Fungsi : Untuk mengetahui temperature oil yang
bersirkulasi didalam torque converter
- Keterangan : Rentang daerah Hijau Normal harus
menyala selama operasi. Apabila saat operasi rentang
daerah Merah menyala berarti temperature oil di dalam torque converter di atas 120 oC
(Over heat) secara bersamaan Central Warning Lamp akan berkedip dan Buzzer Alarm
akan berbunyi. Apabila hal ini terjadi hentikan unit dan jalankan engine dengan
kecepatan 2000 rpm sampai oil temperature turun pada rentang daerah hijau menyala
(Normal).

Operation Training & Services HD785 101


Instrument Panel

i. Retarder Oil Temperature Gauge


- Fungsi : Untuk mengetahui temperature oil yang bersirkulasi
di dalam torque converter
- Keterangan : Rentang daerah Hijau Normal. Apabila saat
operasi rentang daerah Merah menyala berarti temperature oil
di dalam torque converter di atas 120 oC (Over heat) secara bersamaan Central Warning Lamp
akan berkedip dan buzzer alarm akan berbunyi. Apabila hal ini terjadi hentikan unit, dan
jalankan engine dengan kecepatan 2000 rpm sampai oil temperature turun pada rentang
daerah hijau menyala ( Normal ).

2.7 Switches
a. Starting Switch
- OFF : Untuk mematikan Engine
- ON : Posisi unit pada saat Engine hidup (Sedang Operasi)
- START : Untuk menstart ( menghidupkan engine )

b. Lamp Switch
Switch ini gunanya untuk menyalakan lampu kepala,
penerangan dalam Cabin dan lampu belakang.
- Posisi : 1 = OFF
- Posisi : 2 = >< Cleaner lamp, lampu belakang
penerangan dalam
- Posisi : 3 = > - : Lampu kepala menyala bersamaan dengan posisi : 2
c. Turn Signal Lever
Lever tersebut untuk mengoperasikan lampu belok.
1. : Belok kanan --- dorong lever kedepan
2. : Belok kiri --- dorong lever kebelakang
- Bila lever tersebut dioperasikan, Turn signal pilot
lamp akan menyala.
- Bila steering pada posisi lurus < Turn Signal lever akan kembali secara otomatis ke
posisi off. Jika tidak , kembalikan lever tersebut ke posisi Off secara manual.
d. Dimmer Switch
Switch ini untuk gunanya untuk menyalakan lampu
kepala , diantara lampu jauh (High Beam) dan lampu
dekat (low beam)
( A ) : Low Beam
( B ) : High Beam

e. Caution, Pilot Lamp Bulb Check Switch


Switch ini untuk pemeriksaan bola lampu, cara pemeriksaan:
Starting switch pada posisi “ ON “ dan tekan switch ini apakah ada
bola lampu putus.

102 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

f. Exhaust Brake Switch (optional )


Switch ini untuk mengoperasikan exhaust brake.
- Posisi : OFF (Mati). Jika brake pedal ditekan , atau lever
retarder control dioperasikan dan transmisi lock up, exhaust
brake bekerja.
- Posisi : ON (Hidup). Jika pedal gas dilepas , transmisi
posisi lock up, exhaust brake bekerja lampu pemandu akan
menyala.

g. Front Brake Off Switch


- Fungsi : Switch ini berfungsi untuk mengatur metode
pengereman yang disesuaikan dengan kondisi permukaan
jalan.
- Posisi (OFF) : Saat brake pedal ditekan, pengereman akan
berfungsi pada kedua front wheel dan rear wheel.
- Posisi (ON) : Saat brake pedal ditekan, front brake tidak
aktif. Brake yang berfungsi hanya di rear wheel.

h. Hazard Lamp Switch


Switch ini untuk mengoperasikan hazard
lamp switch pada saat cuaca berkabut atau
unit dalam keadaan rusak (Trouble).
Apabila switch hazard lamp tidak diaktifkan ,maka lampu tidak akan
menyala. Apabila switch hazard lamp diaktifkan, maka lampu akan
menyala depan dan belakang kiri dan kanan.

i. Dimmer Switch
Switch ini digunakan untuk mengatur terang atau redupnya lampu
instrument,pengaturan sebagai berikut. Untuk menambah terang, putar
searah jarum jam. Untuk meredupkan, putar berlawanan arah jarum
jam.

j. AISS LOW Switch


Switch ini untuk mengatur putaran Engine. Posisi LOW atau AUTO
- Posisi LOW : Digunakan ketika membutuhkan gerakan yang halus
seperti parkir ditempat sempit.Pilot lamp di dalam switch menyala.
- Posisi AUTO : Digunakan untuk operasi normal.

k. Preheating Switch
System pemanas elektrik, untuk memanaskan udara yang akan masuk
kedalam ruang bakar.
- Posisi OFF : jika suhu lingkungan dibawah –5oC, pemanasan
awal akan bekerja secara otomatis.
- Posisi ON : Pemanasan awal dioperasikan. Tekan switch jika engine
tidak mau hidup juga.

Operation Training & Services HD785 103


Instrument Panel

l. Emergency Steering Switch


Switch ini digunakan untuk mengoperasikan Emergency steering.
- Apabila switch ditekan ke posisi “ ON “lampu pemandu akan
menyala merah.
- Emergency steering dapat digunakan untuk satu periode 90 detik.
- Bila menggunakan emergency steering, kecepatan maksimum 5
km/jam.
- Apabila unit dalam keadaan rusak / tidak dapat berjalan Emergency
steering dapat mengangkat dump body.

m. Emergency Brake Lever


Lever ini digunakan untuk mengoperasikan Emergency Brake.
APPLIED : Emergency Brake sedang berfungsi
TRAVEL : Emergency Brake tidak berfungsi
Bila tekanan udara didalam tanki turun dibawah 2.2 kg/cm2 emergency
brake bekerja secara atomatis.
Jika emergency brake bekerja karena kegagalan sirkuit udara, lampu
peringatan akan menyala dan alarm berbunyi.

n. Shift Limiter Switch


Switch ini digunakan untuk membatasi rentang kecepatan tertinggi saat Gear shift lever
di posisi “D” atau “L”.
- Pada Saat tidak mengunakan Shift Limit Switch.
Posisi : Rentang D = F2 – F7
Rentang L = F1 – F 2
- Pada saat mengunakan Shift Limit Switch
Posisi : Rentang D = F2 – F6
Rentang L = F1

o. Parking Brake Valve Lever


Lever ini digunakan untuk pengoperasian Parking brake.
- Parking : Parking brake dioperasikan
- Travel : Parking brake dilepas
Apabila lever ditempatkan pada posisi PARKING, lampu
pemandu menyala. Apabila lever ditempatkan pada posisi
PARKING, dan gear shift lever pada sembarangan posisi,
selain netral, lampu peringatan pusat akan menyala dan bel alarm akan berbunyi. Bila
tekanan udara turun dibawah 5.2 Kg/cm2 parking brake akan bekerja secara otomatis.

104 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

p. Emergency Stop Engine Switch


( Khusus engine yang dilengkapi electronic governor )
Switch Pada posisi STOP engine tidak akan bisa hidup walau starting
switch pada posisi Start. Switch pada posisi ON engine bisa di starting.
Switch ini digunakan apabila engine tidak mau mati ketika Starting
switch pada posisi OFF.

q. Cigarette Lighter
Digunakan untuk menyalakan rokok.

r. Horn Button
Untuk membunyikan klakson apabila unit mau berjalan atau
memberikan tanda peringatan unit maupun orang
disekitarnya.

s. Wiper Switch
Switch ini untuk mengoperasikan Wiper
INT : Mengoperasikan secara berkala.
OFF : Tidak bekerja
LOW : Beroperasi pada kecepatan rendah.
HIGH : Beroperasi pada kecepatan tinggi.
Untuk mencuci kaca tekan switch .

t. Room Lamp Switch


Switch ini untuk menghidupkan dan mematikan lampu
ruangan.

2.8 Control Lever & Pedal

Operation Training & Services HD785 105


Instrument Panel

a. Service Brake
Pedal ini untuk mengoperasikan brake pada roda depan
maupun roda belakang.

b. Accelerator Pedal
Pedal ini untuk mengatur kecepatan RPM Engine. Pedal ini
dapat mengendalikan kecepatan putaran engine dengan bebas ,
dari kecepatan rendah sampai kecepatan tinggi.

c. Gear Shift Lever


Pilih daerah pemindahan gear sesuai dengan kondisi jalan.
Posisi : D
Digunakan untuk berjalan normal. Jika lever diletakan
pada posisi ini, Transmission secara Automatic berpindah
antara gigi 2 torque converter dan gigi 7 direct drive sesuai
dengan kecepatan. Maksimum kecepatan pada posisi ini = 70
km/jam.
Posisi : R
Digunakan bila merubah kecepatan dari maju ke mundur, posisi ini sebagai penggerak
menggunakan Torque Converter.
Jika lever dump body pada posisi selain float, unit tidak dapat berjalan mundur, untuk itu
posisikan dump body lever pada posisi float terlebih dahulu, kemudian gerakkan lever
dump body ke posisi R.
Posisi : L
Rentang daerah ini digunakan dimana medan yang sulit untuk pengoperasian dengan

kecepatan tinggi atau melakukan perjalanan pada jalan yang lunak atau beroperasi
membawa muatan di medan yang kurang baik.

 Daerah rentang kecepatan untuk setiap posisi speed adalah sebagai berikut:

 Bila mengoperasikan Gear Shift Lever, posisikan Lever pada setiap posisi dengan
aman. Bila lever diletakkan dengan posisi tidak sempurna, maka lampu tampilan
pada shift indicator akan hilang/mati dan lampu peringatan untuk Transmission
menyala.

 Untuk perpindahan Speed dari Forward ke Reverse, atau sebaliknya , Unit harus
benar – benar berhenti.

106 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

 Bila menghidupkan Engine, periksalah apakah Gear Shift Lever pada posisi Selain
“N” (netral). Jika pada posisi lain, Engine tidak bisa hidup.

 Bila Starting Switch pada posisi ON dengan Gear Shift lever pada posisi selain “N”
(Netral) lampu peringatan pusat akan menyala dan bel alarm berbunyi.

 Jika Gear Shift Lever dipindahkan dari posisi “N” waktu Parking Brake di
Operasikan, lampu peringatan akan menyala dan alarm berbunyi.

 Jika Gear Shift Lever dipindahkan ke posisi selain “N” saat Dump Body Lever selain
Float lampu peringatan pusat akan menyala dan alarm berbunyi.

 Bila sedang beroperasi ( Unit sedang berjalan ) jangan memindahkan Gear Shift
Lever ke posisi “N”.

 Bila memindahkan Gear Shift Lever dari “N” ke Forward atau Reverse , Pedal gas
harus dilepas.

 Bila memindahkan Gear Shift lever dari “N” ke “R” atau dari D ke 5, tekan Lock
Lever pada Gear Shift Lever sebelum memindahkan.

d. Safety Lock
Alat ini digunakan untuk mengunci dump lever.
Peringatan !
Saat menaikkan dump body untuk proses pemeriksaan unit,
pastikan dump lever pada posisi HOLD, fungsikan safety
lock, lalu pasang safety pinnya.

e. Dump Body Lever


Lever ini untuk mengoperasikan dump body.
( 1 ) RAISE : Menaikkan
( 2 ) HOLD : Menahan
( 3 ) FLOAT : Mengambang, bila unit
beroperasi posisi dump body harus pada
posisi ini.
( 4 ) LOWER : Menurunkan

f. Retarder Control Lever


Lever ini digunakan untuk retarder (mengurangi kecepatan /
mengaktifkan brake belakang). Semakin keras lever ditarik,
semakin kuat pengereman.

Operation Training & Services HD785 107


Instrument Panel

g. Differential Lock Pedal


Pedal ini berfungsi untuk mengoperasikan differential
lock ( pengunci differential ). Bila pedal
diinjak,differential lock bekerja. Bila pedal ini
dilepas,differential lock tidak bekerja.

h. Mechatronic Equipment Controller


1. Shift Controller
Untuk mengimformasikan setiapkelainan dalam system
Mechatronics.
Digit kode kegagalan ditampilkan, terlihat pada jendela
inspection, sehingga dapat diketahui letak kelainan.
2. Suspension Controller
Ada LED ( Light Emitting Diodes ) Hijau atau Merah
terlihat pada jendela inspection dan lampu ini menyala, berkedip atau mati. Kombinasi
dari kondisi ini menunjukan lokasi kelainan tersebut,biasanya lampu LED hijau menyala.
Untuk lebih jelasnya mengenai tampilan tersebut bila terjadi kelainan, dapat dilihat pada
Trouble Shooting Guide.
i. Fuse
Fuse melindungi aliran listrik atau kabel dari terbakar.
Bila fuse menjadi rusak dan terdapat seperti tepung
putih di dalam fuse,atau jika fuse kendor dari
pemegangannya, segera diganti.
- Pada saat mengganti fuse,matikan engine,starting
switch di off.
- Penggantian fuse selalu dengan kapasitas yang aman.

j. ARSC ( Automatic Retarder Speed Control )

108 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

Penjelasan komponen instrument panel dan control lever yang berhubungan langsung
dengan ARSC system.

1. System Switch
Switch ini digunakan untuk menghidupkan/mematikan (ON/OFF) ARSC system.

2. ARSC Set Lever


Gunaken lever ini ketika akan mengatur kecepatan kendaraan:
- Untuk mengatur kecepatan kendaraan yaitu dengan cara menekan lever naik - turun

- Untuk membatalkan kecepatan yang telah diset tekan

3. Set Speed Display


- Display ini akan menampilkan kecepatan yang telah di set ( km/jam )

- Display akan mati jika System switch di posisi off.

- Display akan menampilkan angka 0 jika kecepatan yang telah di set dibatalkan.

- Ketika starting switch posisi ON atau systwm switch posisi ON, display menampilkan
“–“ , dan kemudian 0.

4. ARSC Caution Lamp


Lampu ini akan menyala jika ada kelainan pada system ARSC dan system switch posisi ON.
Lampu ini akan menyala selama 3 detik ketika starting posisi ON untuk memastikan
bahwa lampu hidup.

5. Central Warning Lamp


Lampu ini akan menyala bersamaan dengan ARSC system.

6. Ready Lamp
Lampu ini akan menyala ketika telah di set. Jika lampu padam berarti ARSC System
tidak bekerja. Lampu ini akan menyala selama 3 detik ketika starting switch posisi ON
untuk memastikan bahwa lampu hidup.

Operation Training & Services HD785 109


Instrument Panel

INSTRUMENT PANEL HD 785-7

1. Dump Body Lever 8. Parking Brake Switch


2. Lamp Switch, Turn Signal 9. Accelerator Pedal
Switch, Dimmer Switch 10. Brake Pedal
3. Steering Wheel 11. Emergency Brake Pedal
4. Machine Monitor 12. Safety Lock Knob
5. Retarder Control Lever 13. Auto Retarder (ARSC) set
6. Cigarette Lighter lever
7. Shift Lever

110 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

MACHINE MONITOR

A: Character Display D : Meter Display Portion


B : Caution Items E : Central Warning Lamp
C : Emergency Stop Items

Pada saat kunci starter diputar keposisi ON sebelum menghidupkan engine :


 Lampu peringatan central menyala untuk 2 detik dan kemudian mati

 Buzzer alarm berbunyi untuk 2 detik dan kemudian berhenti

 Lampu monitor menyala 2 detik dan kemudian mati

 Shift indicator menampilkan angka 88 untuk 2 detik dan kemudian mati

 Setelah 3 detik system bekerja meteran angka berfungsi

 Character display memperlihatkan KOMATSU SYSTEM CHECK untuk 3 detik

 Jika lampu tidak menyala ini memungkinkan adanya kegagalan atau tidak
terhubungkan, segera hubungi mekanik untuk memperbaiki

 Apabila kunci starter diputar keposisi ON, jika shift lever tidak pada posisi netral,
setelah selesai system bekerja lampu pilot shift lever dan lampu peringatan cetral akan
menyala, dan buzzer alarm akan berbunyi terus menerus. Apabila ini terjadi, jika shift
lever diposisi ke netral ( N ) ditampilkan, lampu peringatan central mati, dan buzzer
berhenti

Operation Training & Services HD785 111


Instrument Panel

CHARACTER DISPLAY

Pada kondisi normal, odomater akan ditampilkan pada character display ini. Apabila unit
mengalami kerusakan atau terdapat beban yang berlebih pada unit dan atau jika diperlukan
suatu inspeksi atau kegiatan maintenance maka akan ditampilkan action code (E01, E02 dan
E03) pada character display. Character Display juga akan menampilkan kode ketika sudah
saatya dilakukan penggantian oli atau filter pada komponen unit.

E01
Kode ini menunjukkan apabila waktu kegiatan
maintenance harus segera dilakukan, contohnya
adalah Replacement Oil Filter. Segera laporkan ke
mekanik apabila kode tampil di layar charcter display. Pada baris pertama di layar display
akan ditampilkan kode E01 dan pada baris berikutya akan ditampilkan MAINTENANCE atau
ditampilkan juga lokasi yang memerlukan inspeksi (inspoection), pengisian (filling) atau
penggantian Replecement).

E02
Apabila ditampilkan overrun pada unit segera
turunkan kecepatan engine dan kecepatan unit
sementara unit tetap beroperasi. Namun apabila
ditampilkan kondisi Overheat pada unit, segera hentikan unit dan hidupkan engine pada
putaran kecepatan menengah sampai action code hilang. Apabila action code tetap tampil
dalam waktu yang lama segera laporkan kondisi tersebut ke atasan dan atau mekanik.

E03
Apabila kode ini muncul di character display
segera hentikan unit dan laporkan kondisi tersebut
ke atasan atau mekanik.

112 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

CAUTION ITEMS

Jika monitor menyala selama beroperasi, periksa lokasi yang bermasalah dengan
cepat dan ambil tindakan yang diperlukan !!!

SEAT BELT CAUTION LAMP


Monitor ini (1) menyala jika sabuk pengaman operator tidak
digunakan, hal ini berbahaya ketika berjalan, jadi selalu kenakan
sabuk pengaman anda.

PARKING BRAKE CAUTION LAMP


Monitor ini (2) menyala apabila rem parkir digunakan

DUMP BODY PILOT LAMP


Monitor ini (3) menyala apabila dump body naik atau lever dump
body berada pada posisi lain selain“FLOAT”.
Ada 4 posisi dump body :
- RAISE : Dump Body naik ke atas
- HOLD : Dump Body tertahan
- FLOAT : Dump Body pada posisi ngambang
- LOWER : Dump Body turun ke bawah

EMERGENCY STEERING PILOT LAMP


Monitor ini (4) menyala apabila emergency steering diaktifkan, jika
ada kelainan terjadi dalam sirkuit tekanan oil steering ketika unit
berjalan, auto emergency steering akan aktif dan lampu menyala.
Maksimal penggunaan emergency steering ini adalah 90 detik

Operation Training & Services HD785 113


Instrument Panel

FUEL LEVEL CAUTION LAMP


Monitor ini (5) menyala apabila bahan bakar yang tersisa dalam fuel
tank dibawah 225 liter 59.45 US galon). jIka ini menyala periksa
level bahan bakar dan tambahan bahan bakar.

MAINTENANCE CAUTION LAMP


Monitor ini (6) menyala jika ada hal – hal berikut terjadi, ketika
menyala action code “E01” dan lokasi yang memerlukan maintenance dimunculkan pada
character display pada saat yang sama, jadi lakukanlah inspeksi, penambahan atau
penggantian :
1. Turunnya level engine oil

2. Tersumbatnya engine oil filter (jika dilengkapi)

3. Turunnya level hydraulic oil (jika dilengkapi)

4. Tersumbatnya air cleaner

5. Tersumbatnya hydraulic filter (jika dilengkapi)

6. Tersumbatnya transmission oil filter

7. Turunnya brake cooling water level

8. Tersumbatnya brake cooling oil filter (jika dilengkapi)

9. Ausnya disc rear brake (jika dilengkapi)

10. Turunnya battery electrolite level (jika dilengkapi)

11. Turunnya transmission oil level (jika dilengkapi)

Jika filter atau waktu penggantian oil dimunculkan pada character display, lampu akan
berkedip atau menyala.

114 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

EMERGENCY STOP ITEM

ENGINE WATER TEMPERATURE CAUTION LAMP


Monitor ini (1) memperingatkan operator bahwa suhu air pendingin
engine telah naik. Apabila lampunya menyala “E02 Engine
Overheat” ditampilkan pada character display pada saat yang sama
dan engine output dengan sendirinya dibatasi. Hidupkan engine
tanpa beban pada putaran kecepatan menengah sampai lampu mati.

TORQUE CONVERTER OIL TEMPERATURE OIL


CAUTION LAMP
Monitor ini (2) memperingatkan operator bahwa suhu oil torque
converter telah naik. Apabila lampu ini menyala “E02 Brake
Overheat” ditampilkan pada character display pada saat yang sama,
jadi berhentilah operasi, posisikan shift lever pada posisi N, dan
hidupkan engine tanpa beban pada putaran engine menengah sampai
lampu mati.

RETARDER OIL TEMPERATURE OIL CAUTION LAMP


Lampu monitor ini (3) menyala memperingatkan operator bahwa
suhu oli Torque converter telah naik.

Operation Training & Services HD785 115


Instrument Panel

Lampu akan menyala dan pada waktu bersamaan pada character display akan muncul “ E02
BRAKE OVERHEAT ” . lalu hentikan operasi dan parkir unit di tempat aman, atur shift lever
pada posisi N (netral) dan biarkan Engine pada putaran sedang hingga lampu peringatan mati.

BATTERY CHARGE CIRCUIT CAUTION LAMP


Monitor ini (4) menyala apabila engine hidup untuk
memperingatkan operator ada suatu kelainan dalam sistim
pengisian battery. Apabila lampu menyala “E03 Check Right
Now” ditampilkan pada character display pada saat yang sama,
jadi berhentilah operasi pada tempat yang aman kemudian
matikan engine dan periksa sirkuit pengisian battery.

STEERING OIL TEMPERATURE CAUTION LAMP


Monitor ini (5) menyala, untuk memperingatkan operator
bahwa suhu steering telah naik. Apabila lampu menyala “E02
STRG Overheat” ditampilkan pada character display pada saat
yang sama jadi berhentilah operasi dan hidupkan engine pada
putaran kecepatan menengah sampai lampu mati

ENGINE OIL PRESSURE CAUTION LAMP


Monitor ini (6) menyala untuk memperingatkan operator bahwa
tekanan oil engine telah turun. Apabila lampu ini menyala “E03
Check Right Now” ditampilkan pada character display, matikan
engine dan lakukan inspeksi

BRAKE OIL PRESSURE CAUTION LAMP


Monitor ini (7) menyala untuk memperingatkan operator bahwa
tekanan oil accumulator telah turun. Jika tekanan oil accumulator
turun dibawah tekanan standard (70 Kg/cm²) selama 60 detik
setelah engine dinyalakan maka “E03 Check Right Now” pada
character display akan ditampilkan jadi berhentilah operasi
ditempat yang aman kemudian matikan engine dan lakukan
inspeksi.

TILT CAUTION LAMP


Monitor ini (8) menyala jika dump body bagian belakang berada
pada posisi miring kekiri atau kekanan melebihi batas aman
kemiringan. Turunkan dump body dan pindahkan unit ketempat
yang aman dimana unit dalam keadaan stabil.

MACHINE MONITOR, OPTION SYSTEM CAUTION


LAMP
Monitor ini (9) menyala ketika kelainan terdeteksi pada panel
monitor atau system untuk tambahan yang terpasang, apabila
lampu menyala “E03 Check Right Now” ditampilkan pada
character display pada saat yang sama jadi berhentilah operasi
ditempat yang aman dan matikan engine dan lakukan inspeksi.

116 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

ENGINE SYSTEM CAUTION LAMP


Monitor ini (10) menyala apabila suatu kelainan terdeteksi dalam
system yang dikendalikan oleh retarder controller. apabila lampu
menyala “E03 Check Right Now” ditampilkan pada character
display pada saat yang sama jadi hentikanlah unit ditempat yang
aman kemudian matikan engine dan lakukan inspeksi.

TRANSMISSION SYSTEM CAUTION LAMP


Monitor ini (11) menyala apabila suatu kelainan terdeteksi dalam
system yang dikendalikan oleh transmission controller. aPabila
lampu menyala “E03 Check Right Now” ditampilkan padam
character display pada saat yang sama, jadi hentikan unit ditempat
yang aman kemudian matikan engine dan lakukan inspeksi.

RETARDER SYSTEM CAUTION LAMP


Monitor ini ( 12 ) menyala apabila suatu kelainan terdeteksi dalam
system yang dikendalikan oleh retarder controller. Apabila lampu
menyala “E03 Check Right Now” ditampilkan pada character
display pada saat yang sama jadi hentikanlah unit ditempat yang
aman kemudian matikan engine dan lakukan inspeksi

METER DISPLAY PORTION


Ketika Engine dinyalakan maka diplay akan menyala sampai item dalam display berfungsi.

ENGINE PREHEATING PILOT LAMP


Monitor ini (1) ketika pemanas listrik untuk pre-heating engine sedang
bekerja, apabila kunci starter diputar keposisi “ON” dalam cuaca dingin
monitor menyala lampu akan mati setelah 20 – 45 detik yang
menandakan pre-heating telah selesai.

Operation Training & Services HD785 117


Instrument Panel

RETARDER PILOT LAMP


Monitor ini (2) menyala apabila lever control retarder diaktifkan
bekerja.

LOCK UP PILOT LAMP


Monitor ini (3) menyala apabila torque converter lockup berkerja dan
transmissi berganti ke direct drive.

HEAD LAMP HIGH BEAM PILOT LAMP


Monitor ini (4) menyala apabila lampu depan / kerja diset ke posisi
high beam / lampu panjang.

TURN SIGNAL PILOT LAMP


Lampu ini (5) berkedip apabila lampu tanda berbelok berkedip
diaktifkan.

SHIFT INDICATOR
Monitor ini (6) memperlihatkan tentang pergantian transmissi /
rentang kecepatan.

SHIFT LEVER POSITION


Monitor ini (7) akan menampilkan posisi shift lever, huruf atau
nomor untuk rentang kecepatan dipilih oleh shift lever yang
digunakan.

POWER MODE PILOT LAMP


Monitor ini (8 ) menampilkan power mode. Lampu monitor akan
menyala apabila mode power digunakan.

AUTO SUSPENSION MODE PILOT LAMP (Optional)


Monitor ini (9) menampilakan mode suspensi yang akan
dipakai (Hard, Medium, Soft)

AUTO RETARDER SET SPEED INDICATOR


Monitor ini (10) menampilkan set kecepatan dari Auto
Retarder Speed Control (ARSC). Ketika ARSC
dimatikan/tidak difungsikan maka monitor ini akan mati.
Apabila set kecepatan pada ARSC dibatalkan maka akan
ditampilkan angka ”0”.

118 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

AUTO RETARDER READY PILOT LAMP


Monitor ini (11) menampilkan ARCS pada posisi digunakan pada
set travel speed.

EXHAUST BRAKE PILOT LAMP (Optional)


Monitor ini akan menyala apabila exhaust brake bekerja.

METERS

SPEEDOMETER

Meteran ini (1) mengindikasikan kecepatan jalan unit

ENGINE TACHOMETER

Meteran ini (2) memperlihatkan kecepatan putaran engine

FUEL GAUGE
Meteran ini (3) memperlihatkan jumlah bahan baker yang tinggal
dalam fuel tank. Apabila lampu peringatan level bahan bakar
menyala, mengindikasikan bahwa bahan bakar kurang dari 225
liter ( 59.45 US galon ) yang tersisa dalam tank, jadi periksa dan
tambahkan

Operation Training & Services HD785 119


Instrument Panel

ENGINE WATER TEMPERATURE GAUGE


Meteran ini (4) mengindikasikan suhu air pendingin engine
jarum penunjuk harus berada di daerah putih selama
beroperasi jika jarum menunjuk ke daerah merah saat
operasi, buzzer alarm akan berbunyi dan lampu peringatan
central akan menyala “E02 Engine Overheat” dimunculkan
pada character display, jadi hidupkan engine tanpa beban
pada putaran rendah dan tunggu sampai meteran masuk
kedaerah putih. Jika dalam merah out put engine dengan sendirinya akan dibatasi.

TORQUE CONVENTER OIL TEMPERATURE


GAUGE
Meteran ini (5) mengindikasikan suhu oil torque converter,
jarum menunjuk berada pada daerah putih selama beroperasi.
Jika jarum penunjuk berada didaerah merah selama operasi,
buzzer alarm akan berbunyi, lampu peringatan central
menyala “E02 TC Overheat” akan muncul pada character
display, jadi hidupkan engine tanpa beban dengan kecepatan
putaran menengah (1200-1400 Rpm) dan tunggu sampai meteran masuk kedaerah putih.
RETARDER OIL TEMPERATURE GAUGE
Meteran ini (6) mengindikasikan suhu oil retarder, jarum
penunjuk harus berada pada daerah putih selama beroperasi,
jika jarum penunjuk berada pada daerah merah selama
operasi, alarm akan berbunyi dan lampu peringatan central
akan menyala “E02 Brake Overheat” muncul pada character
display, jadi berhentilah operasi, posisikan shift lever pada
posisi N dan hidupkan engine tanpa beban dengan kecepatan
putaran engine menengah (1200-1400 Rpm) dan tunggu sampai lampu mati.

CENTRAL WARNING LAMP


Jika unit berada dalam keadaan berikut ini, lampu akan berkedip dan pada saat yang sama
buzzer alarm akan berbunyi secara bertahap :
1. Ketika kelainan terjadi pada “Emergency Stop Item”

2. Ketika action code “E02” atau “E03” muncul pada character display

3. Jika parking brake digunakan, tapi shift lever tidak pada posisi N

4. Ketika lever dump tidak pada posisi FLOAT atau dump body terangkat dan shift lever
tidak posisi N

5. Ketika engine tachometer menunjuk kedaerah merah

120 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

SWITCH

STARTING SWITCH
Switch (1) ini digunakan untuk menghidupkan dan mematikan engine.
Posisi Off :
Pada posisi ini kunci bisa dimasukkan dan diambil. Ketika kunci
diputar ke posisi ini semua sirkuit listrik putus dan engine mati.
Posisi On :
Pada posisi ini, arus listrik mengalir pada pengisian dan sirkuit-
sirkuit lampu. Tempatkan kunci pada posisi ini ketika engine
hidup.
Pada cuaca dingin, jika kunci stater diputar ke posisi On, Pre-hetaing dengan sendirinya
dimulai dan lampu pilot pre-hetaing. Setelah pemanasan selesai lampu pilot pre-heating mati.

Posisi Start :
Posisi ini adalah untuk menghidupkan engine. Lepaskan kunci
dengan segera setelah engine hidup. Kunci ini akan kembali ke
posisi On kalau dilepas.

Operation Training & Services HD785 121


Instrument Panel

LAMP SWITCH
Switch ini (2) menyalakan lampu depan, lampu-lampu samping, lampu ekor, menerangi
monitor unit dan lampu belakang.
Posisi (a) : Off
Posisi (b) : Lampu samping, lampu ekor dan lampu monitor
Posisi (c) : Lampu depan menyala dengan tambahan lampu-lampu pada posisi (b)
Switch lampu dapat dioperasikan tanpa menghiraukan dari posisi lever.

TURN SIGNAL LEVER


Switch ini (2) digunakan untuk mengoperasikan lampu tanda
memutar.
(a) berputar ke kanan : tekan lever ke depan
(b) berputar ke kiri : tarik lever ke belakang

Kalau lever dioperasikan lampu pilot turn signal lamp juga


berkedip. Ketika steering diputar balik lever dengan sendirinya
kembali ke posisi asal. Jika tidak kembali kembalikan dengan tangan.

DIMMER SWITCH
Switch ini (2) digunakan untuk mengubah lampu depan antara
lampu panjang dan lampu pendek.
Tiap saat switch (2) digerakkan ke atas pada arah (a) lampu
depan berubah antara lampu panjang dan lampu pendek. Ketika
switch dilepas dengan sendirinya kembali ke posisi asal (b).
Ketika switch lampu Off. Jika switch lampu dioperasikan pada
arah (a) lampu depan menyala pada posisi lampu panjang.

MACHINE MONITOR BULB CHECK SWITCH


Putar kunci stater ke posisi On. Tekan switch ini (3) dan
periksa untuk bola lampu yang terbakar. Apabila didapatkan
terdapat lampu machine monitor tidak berfungsi segera lapor
ke atasan dan atau mekanik.

HAZARD LAMP SWITCH


Switch ini (4) digunakan mengaktifkan lampu hazard.
a): Lampu tanda belok kanan dan kiri berkedip
b): Off

NIGHT LIGHTING DIMMER SWITCH


Switch ini (5) digunakan untuk menyetel terangnya penerangan
dalam monitor panel dan lampu pilot display. Putarlah ke kanan
untuk membuat lebih terang dan putar ke kiri untuk membuat
redup.

POWER MODE SELECTOR SWITCH

122 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

Switch ini (6) digunakan untuk mengubah power


mode. Hal ini membuatnya mungkin berjalan lebih
ekonomis pada jalan dengan kondisi baik.
Jika posi (a) switch ini ditekan, lampu pilot high
power mode (P) menyala. Jika porsi (b) switch
ditekan lampu pilot ekonomi (E) menyala dan
system dirubah menjadi ekonomi mode.
A. Mode high power (Pengoperasian Umum)

Kondisi pengoperasian standart normal


B. Mode Economi (Operasi pada tanah yang rata)

Kerja dengan bahan bakar irit, seperti kerja pada


tanah yang rata dimana power maksimum tidak diperlukan.Ketika bekerja dimalam hari
symbol didalam switch menyala tanpa menghiraukan posisi yang dipilih switch.

EMERGENCY STEERING SWITCH


Switch ini (7) digunakan untuk mengaktifkan
emergency steering pump.
Ketika switch ditekan, pompa emergency bekerja
untuk memungkinkan bisa mengoperasikan steering.
Ketika switch di posisi On, lampu pilot (merah)
didalam switch dan lampu pilot di monitor menyala.
Pompa emergency steering dapat digunakan
maksimum 90 detik. Ketika steering emergency
sedang digunakan jaga kecepatan maksimum 5
km/jam (3.1 mph)

Emergency steering bekerja dengan sendirinya pada kasus berikut :


1. Apabila pompa hydraulik steering rusak

2. Apabila engine mati selama operasi

Apabila emergency steering pada posisi ON dan switch parking brake pada posisi TRAVEL
saat unit berhenti, maka emergensy steering akan berfungsi setelah 1 detik. Jadi aktifkan
switch Parking Brake pada posisi PARKING.

PARKING BRAKE SWITCH


Selalu aktifkan Parking Brake, ketika parkir atau meninggalkan unit.

Switch ini digunakan untuk mengaktifkan valve parking brake.


(a): Travel
Rem parkir bebas
(b): Parking
Rem parkir digunakan
Ketika lever ditempatkan pada posisi PARKING, lampu pilot
rem parkir menyala.
Ketika lever ditempatkan diposisi PARKING, jika shift lever berada pada posisi lain selain
posisi N, lampu peringatan central akan berkedip dan buzzer alarm akan berbunyi. Ketika

Operation Training & Services HD785 123


Instrument Panel

terjadi ketidaknormalan pada circuit pengereman dan tekanan accumulator turun , maka
emergency brake akan bekerja secara otomatis.
Jika engine mati dengan switch parking brake pada posisi TRAVEL, parking brake akan
bekerja walupun switch pada posisi TRAVEL. Dalam kasus ini, hidupkan kembali engine,
pindahkan switch ke PARKING dan kemudian gerakan kembali ke TRAVEL untuk
membebaskan rem parkir.

AISS (Automatic Idling Setting System) LOW SWITCH


Engine ini dilengkapi dengan fasilitas quick engine warm up
dan cab cooling / warming. Ketika setting system “ON”
engine idle speed ditahan pada 945 rpm ketika temperature
pendingin 500C atau lebih rendah. Speed secara otomatis ke
750 rpm ketika temperatur pendingin mencapai 500C.
Dengan menggunakan switch ini (9) ini memungkinkan
untuk merubah AISS dengan bebas antara AUTO dan LOW.
Gunakan Tiap posisi Sebagai Berikut :
Jika porsi (a) dari switch tsb ditekan, lampu pilot AISS menyala dan jika porsi (b) ditekan
lampu mati.
1. LOW : Ketika pengendalian yang lebih baik diperlukan seperti saat menaruh unti di
garasi.

2. AUTO : Untuk operasi normal

Jika switch berada pada posisi AUTO :


 Ketika menghentikan unit, jika parking brake atau retarder brake dioperasikan, putaran
engine dengan sendirinya turun pada putaran rendah. Ketika mulai menggerakkan unit dan
aprking brake tideak aktif, putaran engine dengan sendirinya menjadi putaran tinggi.

 Suhu air terdeteksi dan ketika dia pada suhu yang rendah, putaran engine dengan
sendirinya menjadi tinggi untuk mengurangi pemanasan.

Ketika berjalan pada malam hari symbol didalam switch menyala tanpa menghiraukan posisi
yang dipilih switch.

AUTO RETARDER (ARSC) SWITCH


Switch ini (10) di gunakan untuk mengaktifkan sistem Auto
Retarder (ARSC)
(a) : ARSC ON / Berfungsi
(b) : ARSC OFF / Tidak berfungsi
FOG LAMP SWITCH
Switch ini (11) digunakan untuk pemakaian lampu kabut
1. : lampu kabut mati

2. : Lampu kabut menyala

SIDE LAMP SWITCH


Switch ini (12) digunakan untuk menyalakan lampu samping.
1. : Lampu samping mati

2. : Lampu samping menyala

124 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

ROTARY LAMP SWITCH


Switch ini (13) digunakan untuk menyalakan lampu rotary
1. : Lampu rotary mati

2. : Lampu rotary menyala

POWER WINDOW SWITCH


Ketika Menutup kaca pintu, berhati-hatilah agar
tidak melukai orang atau menjepit kepala. Hal ini
berbahaya bisa mengakibatkan kecelakaan yang
serius jika seseorang terjepit kaca pintu.
Setelah menutup atau membuka penuh kaca pintu,
switch jangan dioperasikan dengan arah yang
bersamaan. Ini bisa memungkinkan kerusakan pada
power window.
Switch (14) dan (15) dapat digunakan ketika kunci stater diposisi ON.
1. : Kaca pintu turun

2. : Kaca pintu naik

Apabila kaca mencapai puncak atau dasar, hentikanlah lepaskan switch.

MACHINE MODE SELECTOR 1,2


Switch ini (21) digunakan untuk mengoperasikan karakter
display.

WIPER WINDOW WASHER SWITCH


Posisi (a) : (Off) : berhenti
Posisi (b) : (INT) : wiper bergerak setiap 4-7 detik
Posisi (c) : (Low) : Wiper bergerak dengan kecepatan
rendah
Posisi (d): (HI) : Wiper bergerak dengan kecepatan tinggi.
Ketika tombol ditekan cairan pencuci akan keluar.
Jangan menekan button lebih dari 10 detik.

ROOM LAMP SWITCH


Switch ini Digunakan untuk menyalakan dan mematikan
lampu ruang kabin.
Posisi (a) : mati
Posisi (b) : Menyala ketika pintu terbuka
Posisi (c) : Menyala
 Lampu ruangan menyala walaupun ketika switch utama
dimatikan, jadi ketika meninggalkan tempat duduk switch lebih baik diposisikan ke (a) dan
(b).

Operation Training & Services HD785 125


Instrument Panel

 Ketika melakukan operasi dengan pintu terbuka penuh posisikan switch ke (a/Off).

EXHAUST BRAKE SWITCH (OPTIONAL)


Switch ini (21) di gunakan untuk mengaktifkan kondisi operasi
exhaust brake.
(A) Ketika accelerator pedal release dan torque converter pada
kondisi Lock Up Aktif, exhaust brake akan berfungsi
dengan ditandainya exhaust brake pilot lamp menyala.

(B) Ketika accelerator pedal release dan torque


converter pada kondisi Lock Up Aktif, apabila footbrake diinjak atau retarder brake
dioperasikan \, exhaust brake akan berfungsi dengan ditandainya exhaust brake pilot lamp
menyala.

(C) Exhaust Brake tidak diaktifkan.

CONTROL LEVER DAN PEDAL

BRAKE PEDAL
Pedal ini (1) digunakan untuk pemakaian rem roda

ACCELERATOR PEDAL
Pedal ini digunakan untuk menyetel kecepatan putaran engine. Pedal
ini juga dioperasikan dengan bebas antara putaran rendah dan
putaran tinggi

126 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

GEAR SHIFT LEVER


Rentang kecepatan dapat dipilih dengan lever ini (3) untuk
menyesuaikan keadaan jalan.
Posisi D

Digunakan pada kondisi normal, jika lever ini ditempatkan pada


posisi ini, transmisi akan berubah secara otomatis dari speed 2 sampai dengan speed 7 sesuai
kecepatan berjalan unit. (Digunakan saat unit tanpa muatan). Apabila dump body pada posisi
raise maka unit akan bergerak pada speed 1. Oleh sebab itu selalu posisikan dump body pada
posisi lower saat travel. Maksimum kecepatan pada posisi ini adalah 65 Km/jam.

Posisi R

Digunakan agar unit dapar bergerak mundur, terdapat 2 gigi percepatan pada posisi ini (RL
dan RH). Apabila dump body pada posisi raise maka fungsi pada posisi ini tidak dapat

digunakan. Range kecepatan pada posisi ini adalah sebagai berikut :

Posisi 6-L

Posisi ini digunakan pada kondisi-kondisi yang membutuhkan tenaga pada kecepatan tinggi
dan atau traksi yang besar. Atau dapat digunakan saat kondisi jalan menanjak ataupun
turunan. Selalu gunakan salah satu dari posisi ini ketika awal bergerak dengan muatan.
Apabila dump body pada posisi raise maka unit akan bergerak hanya pada speed 1. Oleh
sebab itu selalu posisikan dump body pada posisi lower saat travel. Rentang kecepatan dari
masing-masing posisi dapat dilihat pada tabel berikut :

 Sebelum memindahkan speed dari maju ke mundur atau kebalikannya hentikan dahulu unit
dengan sempurna.

 Engine tidak dapat distart apabila gear shift lever pada posisi selain Netral. Ketika Starting
switch pada posisi ON, apabila gear shift lever pada posisi selain netral, position shift lever
pilot lamp akan menyala, central warning lamp menyala dan buzzer alarm akan berbunyi.

Operation Training & Services HD785 127


Instrument Panel

 Apabila parking brake diaktifkan dan atau posisi gear shift lever pada posisi selain netral
maka central warning lamp menyala dan buzzer alarm akan berbunyi.

 Apabila gear shift lever pada posisi selain netral dan posisi dump body selain Float maka
central warning lamp menyala dan buzzer alarm akan berbunyi.

 Posisi gear shift lever jangan diposisikan pada posisi Netral


saat unit travelling.

 Sebelum mengopeasikan gear shift lever dari N ke F atau R,


lepaskan pedal gas untuk mengurangi kecepatan putaran
engine.

 Sebelum memindahkan gear shift lever dari N ke R atau dari posisi D ke 6, tekan lock
button pada gear shift lever sebelum memindahkan ke posisi yang diinginkan.

DUMP LEVER
Untuk mencegah kerusakan pada dump body melalui vibrasi dari
permukaan jalan selalu turunkan dump body sebelum berjalan.
Lever ini digunakan untuk mengoperasikan dump body.
A. Raise : Untuk menaikkan Dump Body
B. Hold : Dump body berhenti dan ditahan pada posisi ini
C. Float : Dump body bergerak dengan bebas karen berat dump
body
D. Lower : Untuk menurunkan Dump Body
Selalu set di posisi Float ketika berjalan.

RETARDER CONTROL LEVER


Perhatian !
Retarder harus digunakan seperti parking brake
Gunakan lever ini (5) untuk mengoperasikan retarder ketika
berjalan menuruni bukit. Lebih keras lever ditarik kekuatan
pengeremanmenjadi lebih besar.
Ketika retarder dioperasikan, lampu retarder akan menyala.
Ketika meninggalkan tempat duduk operator, gunakan parking
brake

DUMP LEVER LOCK KNOB


Ketika melaksanakan inspeksi dump body unit dengan terangkat,
selalu set dump lever pada posisi HOLD, kunci dengan lock knob,
kemudian gunakan safety pin.
Alat ini (6) digunakan untuk mengunci dump lever. Untuk
mengeset ke posisi Free (bebas) tarik lock knob, ke atas kemudian
memutarnya ke arah release. Knob akan ditekan oleh kekuatan
spring dan lock akan terkunci. Setelah melakukan ini, periksa
dump lever terkunci.

128 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

SECONDARY BRAKE PEDAL


Pedal ini memungkinkan untuk mengaktifkan parking brake.
Gunakan pedal ini hanya ketika terjadi kerusakan pada sistem
brake dan tidak ada efek pengereman pada roda.
Apabila tekanan Accumulator turun, maka secondary brake akan
bekerja secara otomatis

AUTO RETARDER (ARSC) SET LEVER


Lever ini (8) digunakan melakukan setting, cancelling, atau
melakukan pengaturan terhadap setinng kecepatan ARSC.
(a) : Setting
(b) : Menurunkan kecepatan (gerakkan ke bawah)
(c) : Cancelling/pembatalan
(d) : Menaikkan kecepatan (gerakkan ke atas)

BODY PIVOT PIN


Ketika dilakukan inspeksi terhadap unit dengan posisi dump body terangkat, selalu posisikan
dump lever pada posisi HOLD, Kunsi menggunakan Dump lever lock knob dan gunakan pivot
pin (1).
Safety pin tersebut terletak di towing bracket pada rear axle.

FIRE EXTINGUISHER
Fire Extinguisher terletak di sebelah kiri depan pada unit.

Operation Training & Services HD785 129


Instrument Panel

AIR CONDITIONER

ON/OFF SWITCH
Switch ini digunakan untuk mengaktifkan switch.

FAN SWITCH
Switch ini digunakan untuk mengatur aliran udara dari fan sampai 4 level. Tekan ”˄” untuk
menaikkan aliran udara, tekan ”˅”. Satuan tekanan udara dapat dilihat pada monitor air
conditioner
AIR CONDITIONER SWITCH
Gunakan switch ini untuk mengoperasikan fungsi
cooling, heating dan dehumidiying atau
menghrntikan air conditioner. Ketika swtich
ditekan Sismbol Air Conditioner dalam keadaan
aktif (B) akan tampil pada monitor. Ketika Switch
ditekan kembali, Air Conditioner akan mati diikuti
dengan simbol yang juga mati.

MODE SELECTOR SWITCH


Terdapat tiga kombinasi dari jenis Vent (arah
aliran) yakni FACE, FACE/FOOT, dan FOOT
Ketika salah satu switch ditekan maka monitor akan menampilkan mode yang dipilih.

130 HD785 Operation Training & Services


Instrument Panel

DEF SWITCH

Ketika Switch ini ditekan beberapa dari mode


FACE, FACE/FOOT, dan FOOT akan berubah ke
mode DEF. Sebagai tambahan jika mode DEF
ditekan apabila mode selctor juga ditekan maka
mode akan kembali ke mode sebelum mode DEF
ditekan.

RECRIC/FRESH SELECTOR SWITCH

Switch ini digunakan untuk mensirkulasi udara di


dalam (RECRIC) atau udara luar (FRESH). Ketika
switch ini ditekan maka simbol RECRIC/FRESH
(C) akan tampil dimonitor.

TEMPERATURE CONTROL SWITCH

Gunakan switch ini untuk mengatur tenperatur udara yang keluar dari vent. Terdapat 8 tingkat
pengaturan dari Low Temperature sampai High Temperature. Tekan > untuk menaikkan
temperature dan < untuk menurunkan temperature.

Operation Training & Services HD785 131


Metode dan Teknik Operasi

BAB V
METODE & TEKNIK OPERASI
A. PENGATURAN OPERATOR SEAT
 Parkir unit ditempat yang aman dan matikan engine ketika melakukan penyetelan
operator seat.
 Setel tempat duduk sebelum mulai operasi atau ketika berganti operator
 Setel tempat duduk sehingga anda mampu menekan pedal brake secara penuh dengan
punggung anda melawan sandaran.

1. Pengaturan ke posisi depan dan belakang


Tarik lever (1) ke arah atas, set tempat duduk
kearah yang diinginkan, kemudian lepaskan
levernya.
Rentang penyetelan: 180 mm (7.1 in)
(10 mm(0.4) x 18 tingkat)

2. Pengaturan kemiringan
Tarik lever (2) keatas, dan tekan kebawah pada
bagian belakang kursi untuk memiringkan
kebelakang.
Dorong lever (2) kebawah dan tekan kebawah
pada bagian depan kursi untuk memiringkan
kedepan.
Rentang penyetelan: 130 sudut kemiringan ke
atas dan ke bawah.

3. Pengaturan berat
Putar grip (3) dibawah tempat duduk untuk menyetel kekuatan dari suspension.
Rentang penyetelan: 50 kg ~ 120 kg (110 ~ 265 lb)

4. Pengaturan kemiringan sandaran


Tarik lever (4) ke atas, set sandaran kearah yang diinginkan, dan lepaskan lever.
Rentang penyetelan: 660 ke depan (30 x 22 tingkat )
720 ke belakang (30 x 24 tingkatan)

5. Pengaturan ketinggian
Gerakan lever (2) ke atas, set tempat duduk ke posisi yang diinginkan, kemudian
lepaskan levernya.
Rentang penyetelan: 60 mm (2.4 in)

6. Pengaturan sandaran kepala


Gerakkan sandaran kepada ke atas dan atau ke bawah sesuai dengan ketinggian
dan kenyamanan kepala. (range penyetelan 50 mm (2 in)).

7. Pengaturan sudut sandaran kepala


Putar sandaran kepala ke kiri atau ke kanan.

8. Lumbar support
Putar grip (5) untuk mengatur kekencangan lower back

Operation Training & Services HD 785 132


Metode dan Teknik Operasi

B. PENGATURAN SEAT BELT


 Sebelum mengencangkan seat belt, periksa bahwa seat belt tersebut tidak mengalami
kerusakan pada pengikat atau beltnya.
 Dimana tidak mengalami kerusakan ganti seat belt tersebut setiap 3 tahun. Tanggal
perbuatan terdapat di balik seat belt.
 Atur dan pasangkan seat belt sebelum mulai jalan.
 Selalu gunakan seat belt selama operasi.
 Jangan gunakan seat belt dengan salah satu atau seat belt melipat.

Memasang dan Melepas Seat Belt


1. Duduki tempat duduk operator. Injak brake
pedal sepenuhnya dan atur tempat duduk anda
2. Duduki tempat duduk operator. Tarik sisi
kanan seat belt, lalu masukkan torque (1) ke
buckle (2) hingga terdenagar click.
3. Untuk melepaskan belt tekan tombol merah
pada buckle (2) untuk melepaskan belt.

C. PENGATURAN STEERING WHEEL & POSISI DUDUK MENGATUR


KEMIRINGAN STEERING WHEEL
Selalu hentikan unit sebelum mengatur kemiringan steering
wheel.
Kemiringan steering wheel dapat di atur kedepan dan
kebelakang, keatas dan kebawah. Tarik lever keatas dan
atur kemiringan steering wheel sesuai dengan yang
dikehendaki, lalu tekan lever kebawah untuk mengunci
steering wheel.
Rentang penyetelan :
Depan/belakng : 80 cm/80mm (3.2 in/3.2 in)
(Dari tengah pada steering wheel)
Keatas : 33 mm (1.3 in)
Kebawah : 17 mm (0.7 in)

D. PENGATURAN POSISI DUDUK


 Atur Posisi TEMPAT DUDUK dan SANDARAN agar Posisi Kaki dengan Pedal bisa
sesuai dengan postur.
 Atur Posisi Kemudi (STEERING WHEEL) agar dapat bergerak dengan leluasa yaitu :
Pergelangan tangan tepat pada Steering wheel bagian paling depan/atas, sehingga saat
memutar steering wheel dapat bebas dan leluasa.
 Posisikan Tangan ke Kemudi (STEERING WHEEL) Pada kondisi Normal yaitu
TANGAN KIRI pada arah jam 09.00, dan TANGAN KANAN pada jam 03.00.
Posisi IBU JARI jangan MELINGKAR pada Steering Wheel !!!
 BERSANDAR pada kursi dengan MANTAP agar Syaraf peka terhadap gerakan badan
kendaraan yang tidak normal / miring.
 SISTEM KOORDINASI Tubuh dapat Tidak Responsif apabila sikap tubuh TIDAK
SIAP berada pada KONTROL KENDARAAN, HINDARKAN sikap/posisi lengan
bersandar pada pintu !!!

133 HD785 Operation Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

E. PENGATURAN KACA SPION


Pastikan kaca spion sudah sesuai dengan pandangan operator.

MIRROR A:
Merefleksikan setiap bagian yang berada di belakang cermin A dan di sekitar area titik kontak
ban dengan tanah (A) dan dump body bagian ujung atas.
MIRROR B:
Merefleksikan setiap bagian yang berada di belakang cermin B.
MIRROR C:
Merefleksikan setiap bagian yang berada di belakang cermin C dan bagian dari truck.
MIRROR D:
Merefleksikan setiap bagian yang berada di belakang cermin D dan di sekitar area titik kontak
ban dengan tanah (A) dan dump body bagian ujung atas.
MIRROR E:
Merefleksikan setiap bagian yang berada di belakang cermin E dan bagian dari truck.
Nilai-nilai di bawah ini merupakan acuan untuk batas jarak pandang kaca spion:

F. PEMERIKSAAN SEBELUM MENGHIDUPKAN ENGINE


 Ketika menghidupkan Engine, periksa bahwa shift lever pada posisi N (netral) dan
parking brake switch pada posisi PARKING
 Sebelum berdiri dari tempat duduk , yakinkan bahwa lever trasmisi N (netral) dan
lever parkir brake posisi PARKING

Operation Training & Services HD 785 134


Metode dan Teknik Operasi

1. Periksa lever parking brake (1) pada posisi PARKING

2. Periksa lever tranmisi (2) posisi N


Keterangan:
Jika lever trasmisi tidak posisi netral N engine tidak bisa
Start. Jika switch starter diputar keposisi ON pada saat lever
transmisi tidak posisi netral maka lampu pilot dan lampu
perigatan utama akan berkedin serta buzzer alarm akan
bunyi.

3. Periksa lever Dump (3) pada posisi FLOAT.

4. Periksa lever Retarder (4) pada posisi


RELEASE

5. Periksa ketidak normalan pada monitor unit atau monitor


maintenance ketika switch starter (5) diputar keposisi ON.

135 HD785 Operation Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

G. MENGHIDUPKAN ENGINE
 Jangan mempercepat putaran engine secara tiba-tiba sebelum melakukan pemanasan.
 Jangan mengoperasikan starting motor terus menerus lebih dari 20 detik.
 Jika engine tidak bisa distart, tunggulah 2 menit dan coba start kembali.
 Ketika menstart engine jangan menekan accelerator pedal, meskipun accelerator pedal
ditekan saat engine sudah start, kecepatan putaran engine dibatasi oleh fungsi proteksi
turbo. Setelelah waktu proteksi turbo habis
kecepatan putaran engine akan naik secara
tajam yang dapat menimbulkan kerusakan
pada turbo.
1. Memutar kunci kontak (1) ke posisi ON Lampu
preheater akan menyala, tergantung kepada
temperatur air Pendingin engine, maka engine
perlu dipanasi. Setelah waktu pemanasan selesai,
maka lampu preheater akan mati. Lama waktu pre heating dapat dilihat pada tabel berikut
:

Ketika starting key pada posisi ON dan jika suhu air pada engine pada 5° atau lebih maka
tidak perlu dilakukan preheating pada engine. Sehingga pada kondisi ini tidak diperlukan
preheating saat engine distart.
2. Setelah preheater pilot lamp mati, putar starting key pada
posisi Start yang kemudian engine akan start.
Ketika starting engine, lampu monitor akan menyala selama
starting motor masih mekerja, akan tetapi lampu monitor
akan mati setetlah engine menyala.
3. Setelah Engine start, release starting key.
Apabila engine silit untuk dinyalakan, kembalikan starting
key ke posisi OFF dan start kembali engine seperti dijelaskan
pada langkah-langkah tadi. Apabila Starting switch tidak dikembalikan pada posisi OFF
maka Automatic Preheater tidak beroperasi.
4. Setelah Engine start, jangan injak pedal eccelarator namun jalankan engine pada putara
sedang samapai dengan 15 detik.

PROSEDUR SETELAH ENGINE HIDUP


 Biarkan engine pada putaran idle selama 5 menit, hal ini ditujukan untuk mendapatkan
temparatur kerja engine, sirkulasi pelumasan dan mengetahui ketidaknormalan.
 Setelah pemanasan lakukan pengecekan terhadap machine monitor.
 Jika ada ketidaknormalan, lakukan perawatan dan perbaikan.
 Ketika switch AISS LOW pada posisi AUTO dan temperatur water engine masih
rendah, putaran high idle secara otomatis diperbaiki.
 Check ketidaknormalan dari operasi steering, nyala lampu, suara klakson, warna gas
buang, suara dan getaran. Jika ditemukan ketidaknormalan segera perbaiki.
 Ketika temperatur oil steering masih rendah, steering jadi agak berat sehingga hindari
pengoperasian steering pada saat travel dengan kecepatan tinggi.
 Hindari pengoperasian dengan beban berat atau pada kecepatan tinggi.

Operation Training & Services HD 785 136


Metode dan Teknik Operasi

 Segera setelah starting engine, hindari start secara mendadak, maju mendadak,
berhenti mendadak dan merubah arah mendadak.
H. MEMATIKAN ENGINE
Jika Engine tiba-tiba dimatikan tanpa adanya pendinginan, hal ini sangat membahayakan
dan mengurangi umur Engine parts. Oleh karena itu jangan sekali-kali mematikan engine
mendadak kecuali keadaan darurat.
Ikuti tahap-tahap pendingin sebelum mematikan
Engine dibawah ini.
1. Set shift lever keposisi N (netral), lalu set switch parking brake
keposisi PARKING.
2. Turunkan dump body dan set dump lever keposisi HOLD.
3. Biarkan Engine pada putaran rendah selama 5 menit untuk
pendinginan.
4. Putar switch starter (1) ke posisi OFF untuk mematikan Engine
5. Tarik kunci dari starter switch

PEMERIKSAAN SETELAH ENGINE MATI


1. Lakukan pemeriksaan keliling dan dump body, body
work dan undercarriage dan periksa juga kebocoran
oli dan air.
2. Isi bahan bakar.
3. Periksa sekitar Engine dari kertas dan debu.
Bersihkan kertas dan debu untuk mencegah
terjadinya kebakaran.
4. Bersihkan undercarriage dari lumpur.

I. MENJALANKAN UNIT (KEDEPAN ,KEBELAKANG) BERHENTI


MENJALANKAN UNIT KEDEPAN
 Ketika menghidupkan Engine, periksa bahwa area
sekitar unit aman, lalu bunyikan klakson sebelum
menghidupkan Engine.
 Jangan biarkan seseorang berada di sekitar unit.
 Bersihkan jalan dari rintangan.
 Berikan perhatian khusus bagian belakang unit
saat bergerak mundur.
1. Periksa lampu peringatan tidak ada yang menyala.

2. Pasangkan sabuk pengaman anda

3. Periksa lever Dump (1) pada posisi FLOAT dan


lampu petunjuknya mati.

Jika lampu petunjuk dump body menyala,


gerakkan lever dump keposisi HOLD kemudian
gerakkan lever dump ke posisi FLOAT untuk
membatalakan dump body keadaan HOLD.
4. Injak pedal rem penuh. atur switch parking brake
(2) ke posisi TRAVEL untuk melepas rem
parkir.
Jika Engine mati dengan switch parking brake
pada TRAVEL,

137 HD785 Operation Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

Parking brake akan bekerja secara otomatis walaupun switch parking brake posisi
TRAVEL. Ketika menghidupkan Engine lagi, gerakkan switch parking brake
keposisi PARKING dan kemudian gerakkan switch kembali ke TRAVEL untuk
membatalkan parking brake.
5. Periksa lampu monitor retarder (3) telah padam, lalu atur lever transmisi (4) pada
posisi maju.
 Ketika menggerakkan shift lever, yakinkan
posisinya tepat.
 Jika shift lever tidak pada posisi yang
benar, lampu posisi shift display pada panel
akan mati dan lampu peringatan trasmisi
akan menyala.
 Selalu melepas pedal gas sebelum
memindahkan dari R (Revers/mundur) ke F (Forward/maju)
 Ketika memindahkan shift lever, turunkan putaran engine pada putaran
rendah.
6. Injak pedal gas secara bertahap untuk menggerakkan unit.
 Jika leper rem parkir belum dilepas,
sementara lever transmisi sudah
dipindahkan keposisi selain netral (N)
lampu peringatan utam akan menyala dan
alarm akan berbunyi.
 Jika leper Dump tidak pada posisi FLOAT,
sementara lever transmisi sudah
dipindahkan keposisi selain netral (N) lampu peringatan utam akan menyala
dan alarm akan berbunyi.
 Jangan memindahkan lever transmisi sementara pedal gas diinjak. Karena hal
ini akan menimbulkan hentakan yang sangat besar dan akan memperccepat
kerusakan unit.

1. MENJALANKAN UNIT KEBELAKANG


 Ketika merubah antara MAJU dan
MUNDUR, periksa bahwa arah yang akan
dilalui aman. Ada bagian belakang unit
yang tidak dapat dilihat dari depan maka
harus extra hati-hati saat mundur.
 Selalu berhenti unity secara penuh sebelum
merubah antara MAJU dan MUNDUR.
Terdapat dua gigi kecepatan ketika unit bergerak mundur (RL dan RH). Hal tersebut
dapt dilihat pada machine monitor.
Letakkan lever transmisi (1) pada posisi R, dan injak pedal gas (2) secara bertahap
untuk menggerakkan unit.
 Jika lever Dump selain posisi FLOAT, unit tidak dapat bergerak mundur.
Letak lever Dump pada posisi FLOAT sebelum lever trasmisi pada posisi R.
 Apabila gear shift lever pada posisi R dan unit bergerak maju pada kecepatan 4
km/jam atau lebih, transmissi akan berada pada posisi Netral (N) sampai
kecepatan unit turun, dan brake akan beroperasi secara otomatis.
 Bila memindahkan antara MAJU dan MUNDUR, selalu hentikan unit dengan
lengkap sebelum memindahkan lever transmisi.
 Ketika memindahkan dari MAJU ke MUNDUR hentikan unit dengan lengkap
dan biarkan Engine pada putaran rendah ketika memindahkan shift lever.

Operation Training & Services HD 785 138


Metode dan Teknik Operasi

Setelah memindahkan shift lever jangan menginjak pedal gas sampai anda
mengetahui bahwa clutch transmisi terhubung.
 Jangan memindahkan lever transmisi pada saat pedal gas di injak.Tindakan ini
kan menyebabkan guncangan yang keras, dan juga akan memperpendek umur
dari unit tersebut.

2. MENGHENTIKAN UNIT

BERHENTI NORMAL
Lepas pedal gas (1) dan injak pedal rem (2) untuk
menghentikan unit.

BERHENTI DARURAT

 Ketika unit berhenti, letakkan balok pengganjal


dibawah ban dengan segera.
 Dengan segera setelah melakukan penghentian
darurat, Disc parkir rem dalak keadaan panas,
tunggu untuk pendinginan sebelum
menggerakkan unit untuk perbaikan.

1. Tarik kontrol lever retarder (1) penuh untuk


memasang retarder.

2. Jika pengoperasian retarder tidak memberikan


dampak pengereman,Injak Secondary brake (2)
untuk mengentikan unit.
Ketika unit dihentikan dengan menggunakan
secondary brake, maka central warning lamp
akan menyala diikuti oleh suara buzzer alarm.
Apabila hal tersebut terjadi pindahkan posisi
gear shift level keposisi Netral (N).
3. Set parking brake keposisi PARKING ketika unit
berhenti.

J. MERUBAH GEAR
Jangan memindahkan Gear Shift Lever ke posisi N ketika unit sedang berjalan di turunan.
Apabila transmissi pada posisi Netral, engine tidak
dapat memberikan efek pengereman dan steering wheel
akan mejadi lebih berat.
Unit sudah dilengkapi dengan Transmisi otomatis,
diatur oleh lever (1) transmisi secara otomatis akan
pindah sesuai dengan kecepatan unit.

139 HD785 Operation Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

Ketika Dump body diatas, kecepatan terkunci pada gigi 1, oleh


sebab itu posisikan dump bocy pada posisi lower.
Ketika merubah arah dari MAJU ke MUNDUR, hentikan unit
secara penuh biarakn engine pada putaran rendah ketika
pemindahan lever trasmisi.
Setelah lever transmisi dipindah jangan langsung menginjak pedal
gas hingga merasakan bahwa clutch transmisi bener-benar
terhubung.
Jangan memindah lever transmisi ketika pedal gas masih diinjak. Karena hal ini akan
menimbulkan hentakan yang sangat besar dan akan memperccepat kerusakan unit.

MENAIKKAN KECEPATAN
1. Ketika pedal gas (2) diinjak untuk menambah
kecepatan unit, lockup clutch terhubung untuk merubah
trasmisi menjadi direct drive
2. Jika diinjak lebih dalam secara otomatis akan terjadi
penambahan tingkat kecepatan.

MENURUNKAN KECEPATAN
Jika pedal gas(2) dilepas kecepata unit akan berkurang dan secera otomatis transmisi akan
menurunkan tingkat kecepatan.

DOWN SHIFT INHIBIT


Down shift inhibit digunakan untuk mencegah terjadinya overruning pada engine ketika
pengoperasian lever transmisi tidak tepat.

MENURUNKAN KECEPATAN KETIKA MENGGUNAKAN FOOTBRAKE


Pedal brake digunakan untuk mengurangi kecepatan unit, jika unit berjalan dengan kecepatan
transmisi di rentang kedua (2 nd) ~ keempat (4th), Transmisi tidak akan turun ke yang lebih
rendah hingga kecepatannya turun hingga mencapai rentang 2 nd atau brake di lepas.
Mempertahankan range kecepatan, menurunkan kecepatan saat perpindahan agar mengurangi
goncangan.

SKIP SHIFT
Untuk gearshift normal transmisi berpindah 1X setiap satu range.
Saat mendaki dan kecepatan turun tiba-tiba, trasmisi melewati 1 gear range turun untuk
mengurangi kejutan transmisi (misal dari 5 ke 3, dari 4 ke 2 )
Skip shift ini menggunakan teknologi K-ATOMICS (Komatsu Advanced Transmission with
Optimum Modulation Control System) yang menjamin tekanan modulasi clutch dengan benar
ketika clutch engage.

OVERRUN PREVENTION DEVICE


Jika tachometer Engine masuk daerah merah (2500 Rpm) selama operasi, alarm buzzer akan
bunyi dan lampu peringatan utama akan menyala pada waktu bersamaan. Lalu turunkan
kecepatan Engine, Jika kecepatan unit ketika berjalan menurun melebihi maximum speed
dari rentang kecepatan, Overrun prevention device akan mengaktifkan Retarder secara
otomatis (2600 Rpm) untuk mengurangi kecepatan.

K. BERJALAN MENURUN
Ketika berjalan menurun, jalankan unit pada kecepatan yang aman sesuai dengan lebar dari
jalan, kondisi dari permukaan jalan dan kondisi lain dari job Site misalnya peraturan
kecepatan jalan di tambang.

Operation Training & Services HD 785 140


Metode dan Teknik Operasi

 Jika unit berhenti, jika diperlukan letakkan balok ganjal di bawah roda.
 Untuk menjaga agar oil retarder tidak over heat, pertahankan putaran engine pada
1800 Rpm.
 Untuk mempertahankan kecepatan maximum pada saat turunan gunakan Retarder,
lihat grapik kemampuan brake pada saat turunan jarak dan sudut tertentu.
 Berjalan pada turunan secara terus menerus dengan kecepatan melibihi yang diizinkan
akan berbahaya dan dapat merusak rem .
 Jika lampu monitor temperatur oli retarder berkedip ketika menggunakan retarder,
turunkan kecepatan untuk berjalan menurun.
 (Ketika ini terjadi, lampu peringatan pusat berkedip dan buzzer alarm akan bunyi)
 Jika lampu monitor tidak mau mati setelah kecepatan transmisi diturunkan, Hentikan
unit saat itu juga, atur lever transmisi pada posisi N, putaran engine pada 1900 rpm,
dan tunggu hingga lampu monitor mati.
 Jika retarder tidak berfungsi pada saat di gunakan pada jalan turunan, ikuti langkah-
langkah berikut ini:
1. Lepas retarder brake secara penuh, lalu tarik kembali lever barake retarder.
2. Jia tida ada reaksi setelah lever retarder di tarik kembali, kembalikan kembali lever
retarder pada posisi releas(tidak rem) secara penuh, lalu injak pedal brake untuk
menghentikan unit.
 Gunakan retarder perlahan-lahan, jika rem diaktifkan secara mendadak, hal ini sangat
berbahaya karena ban unit dan akan slip.
Jika transmissi pada posisi Netral, maka engine tidak dapat memberikan efek
pengereman dan steering wheel menjadi berat.
Sebagai tambahan, apabila terjadi kekurangan Oli pendinging retarder akan
menyebabkan sesuatu yang berbahaya yakni terjadinya overheat atau sistem kerja
retarder tidak optimal.
Hal ini juga dapat mengakibatkan kerusakan pada transmissi dan part lainnya pada
istem power train dan juga bahaya dari kejadian-kejadian yang ttidak diinginkan.
Apabila retarder control lever dioperasikan pada kondisi jalanan yang menurun, transmissi
akan shift down lebih cepat dibandingkan dengan kondisi penurunan kecepatan secara
normal. Hal tersebut juga memungkinkan travel tanpa shift up.
Jangan melakukan shfit up ataupun melakukan accelerasi kecepatan engine ketika
menggunakan retarder. Kecepatan engine akan naik dan ini akan mengakibatkan buzzer alarm
berbunyi dan central warning lamp akan menyala.
1. Sebelum mulai berjalan menurun, lepas pedal gas (1) dan operasikan retarder lever (2)
untuk mengurangi unit menurun.

2. Gerakkan lever transmisi pada posisi (6, 5, 4, 3, 2) lalu atur


kecepatan sesuai dengan kecepatan maksimum yang diizinkan
dan sesuai dengan kemampuan rem.

141 HD785 Operation Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

3. Ketika travelling di turunan, operasikan retarder


control lever (2) pada putaran engine 1800 rpm,
sehingga retarder brake oil temperature gauges
ajab berada pda rentang putih.

AUTO RETARDER SPEED CONTROL (ARSC)


Ketika dump truck sedang berjalan diturunan, jika switch ditekan maka kecepatan truck dapat
dikendalikan. Retarder secara otomatis aktif untuk mencegah kecepatan truck melebihi
kecepatan yang telah diatur, jadi hal ini membuat pengoprasian retarder menjadi mudah.

1. Auto retarder (ARSC) switch


Switch ini digunakan untuk mematikan dan menghidupkan ARSC
2. Auto retarder (ARCS) set lever
Switch ini digunakan untuk mengatur kecepatan jalan, penyetelan kecepatan naik atau
turun dan membatalkan setting kecepatan.
3. Auto retarder set speed indicator
Display (3) ini untuk menunjukkan kecepatan ( km / jam ) yang telah diset. Display akan
mati ketika Switch auto retarder (1) dimatikan. Display menunjukkan angka O ketika ada
pembatalan. Ketika Switch starter posisi ON atau Switch auto retarder ON, angka
kecepatan yang telah diset sebelumnya akan muncul

Operation Training & Services HD 785 142


Metode dan Teknik Operasi

4. Central warning lamp


Lampu (4) ini menyala jika ada ketidak normalan pada sistim ARSC ketika Switch sistim
ON.
5. Retarder control lever
Meskipun ARSC sedang aktif, retarder dapat dikendalikan oleh lever ini (5). Selama
ARSC aktif, lever akan terasa lebih berat saat ditarik. Dan jika ditari tiba-tiba atau terlalu
kencang unit akan langsung berhenti.
6. Accelerator pedal
ARSC hanya bekerja ketika pedal accelerator (6) tidak di injak
7. Brake pedal
Meskipun ARSC sedang aktif, wheel brake dapat dikendalikan oleh pedal ini (7).
8. Auto retarder ready pilot lamp
Ketika lampu menyala, ini menunjukan ARSC boleh digunakan pada kecepatan laju unit
yang sudah diset. ketika lampu padam, ARSC tidak bekerja. Lampu menyala 3 detik
ketika staring Switch diputar ke ON.
9. Retarder pilot lamp
Lampu ini (9) menyala saat reterder dioperasikan, meskipun ARSC sedang aktif.

MENGAKTIFKAN SISTEM ARSC


Sistim ARSC aktif bila Switch sistim posisi ON. Jika Switch diset pada Lever ARSC ditekan,
kecepatan berjalan sesaat diset sebagai. Kecepatan jalan menurun. Jika kecepatan berjalan
melebihi dari kecepatan menurun yang telah diset, Retarder akan bekerja secara otomatis.
Pengaturan kecepatan jalan menyala dan tersimpan didalam memori, jika pedal gas ditekan
saat ARSC telah sedang dioprasikan, ARSC dibatalkan dan kecepatan akan naik. Jika pedal
brake atau laver Retarder dioprasikan saat ARSC telah sedang dioprasikan, ini
memungkinkan untuk mengurangi kecepatan atau menghentikan unit.
Apabila pengaturan kecepatan pada ARSC dekat dengan point perpindahan posisi gear
(shifting gear point) atau terdapat berubahan grade kemiringan, transmissi akan berpindah
baik Shift Up maupun Shift Down meskipun ARSC sedang digunakan.

SET SPEED ( PENGATURAN KECEPATAN )


Jika kecepatan yang diset melebihi kecepatan maksimum yang diizinkan, akan timbul bahaya
over heating dan retarder brake akan rusak. Jaga selalu kecepatan di bawah kecepatan
maksimum yang diizinkan.
Jika kecepatan jalan ternyata lebih rendah dari 10 Km/Jam ( 6,2 MPH ) saat pengoperasian
setting, maka hal itu telah diset 10 Km/Jam. Jika lebih dari 55 km/h (34.2 MPH), maka diset
untuk 55 km/h (34.2 MPH).
Set Range untuk kecepatan jalan tergantung pada pemilihan lever pemindahan transmisi.
Jika lever pemindahan ( Shift Lever ) pada posisi D,6,5,4,3,2 atau L Seet Speed Range antara
10-55 Km/Jam ( 6,2 – 34.2 mph ). Kecepatan jalan tidak dapat diset saat shift liver posisi N
atau R.

METODE PENGATURAN TRAVEL SPEED YANG BAIK


Untuk menaikkan set travel speed 1 Km / Jam ( 0,6 mph ), tekan lever ARSC ke atas sekali.
Untuk menurunkan set travel speed 1 Km / Jam ( 0,6 mph ) tarik lever ARSC kebawah sekali.
Bebaskan lever set ARSC setelah merubah set travel speed.
 Jika set switch dan cencel dioperasikan secara bersamaan, maka cancel
pengoperasian yang diprioritaskan.
 Jika Switch set dan Switch penambah kecepatan (top up) dioprasikan dalam waktu
bersamaan, maka pengoprasian dari top up (penambah kecepatan) yang
diprioritaskan.

143 HD785 Operation Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

 Jika Switch set dan Switch penurun ( top down ) dioperasikan secara bersamaan,
maka pengoperasian tap down yang diprioritaskan
 Top Up dan Top Down (penambah dan penurun kecepatan ) digunakan untuk
membuat penyetelan yang baik dari set Travel Speed. Dalam hal ini memungkinkan
untuk penyetelan set travel speed + 5 Km/Jam (3,1 MPH) ketika berjalan dengan
sistim ARSC ( ketika pedal gas dibataskan ). Saat pedal gas telah sedang
dioprasikan, ARSC dibatalkan, jika hal ini memungkinkan untuk mengoprasikan
dengan bebas antara 10 sampai 55 Km/Jam (dari 6,2 sampai 34,2 MPH)

METODE MENAIKAN SET SPEED


Jika ingin menaikkan set speed, tekan pedal gas untuk menaikan kecepatan, dan saat set
Travel Speed yang diinginkan dicapai, Tekan Switch set ON pada set Lever ARSC set Travel
akan dirubah kecepatan baru.

METODE PENURUNAN SET SPEED


Jika ingin menurunkan Set Speed, Operasikan lever Retarder untuk menurunkan kecepatan,
dan saat set travel speed yang diinginkan dicapai, tekan Switch set ON pada lever set ARSC.
Set travel Speed akan dirubah kecepatan baru.

MENYIMPAN TRAVEL SPEED YANG TELAH DIATUR


Apabila starting switch unit pada posisi OFF atau ARSC switch pada posisi OFF, set travel
speed akan tersimpan dalam memori. Kerika starting switch pada posisi ON atau ARSC pada
posisi ON pengaturan speed sebelumnya akan ditampilkan kemlai pada ARSC indicator.

BERJALAN LAGI SAAT SET SPEED


Jika unit berjalan mengulangi pada Slope yang sama, kecepatan jalan telah diset sekali hal ini
memungkinkan untuk. Mengoprasikan ARSC tanpa harus melakukan setting tiap waktu.
Sebelum memasuki jalan yang menurun, Jika kecepatan jalan telah disetel kecepatan yang
lebih rendah dari set speed yang ditampilkan pada layar kecepatan jalan, Lampu READY
(hijau) menyala dan ARSC diaktifkan saat pedal gas dibebaskan.
Saat berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi dari set speed yang ditampilkan pada
layar/display kecepatan jalan, ARSC tidak aktif bahkan saat pedal gas dibebaskan.
Ketika hal ini terjadi, Lampu READY (hijau) juga tidak menyala. Selalu melakukan
penyetelan kecepatan jalan kecepatan yang lebih rendah dari set speed yang ditampilkan pada
layar/display kecepatan jalan, dan check bawah lampu READY menyala.

METODE PEMBATALAN SET TRAVEL


Methode 1 :
Jika Switch pembatalan dioperasikan lebih dari 1 detik, kontrol berhenti, saat hal ini
terjadi, layar/display kecepatan jalan menunjukkan O.
Methode 2
Jika Switch sistim diputar ke OFF, kontrol dibatalkan. Ketika hal ini terjadi
layar/display kecepatan jalan akan padam.
Untuk metode 1, Switch harus dioperasikan lebih dari 1 (satu) detik (berbeda dengan
Switch yang lain) untuk membatalkan kontrol. Hal ini untuk mencegah kerusakan
pada kontrol saat sedang dibatalkan jika Switch ditekan dengan kesalahan/tidak
benar.

REKOMENDASI SET SPEED


Aturlah kecepatan jalan pada putaran engine 1800 rpm, dan berjalan dengan kondisi suhu oli
pada range hijau. Jika ada bahaya, oli retarder mungkin Overheat, lampu perhatian ARSC

Operation Training & Services HD 785 144


Metode dan Teknik Operasi

menyala dan set travel speed secara otomatis akan turun pada 1 Km/jam setiap 3 detik.
Pengaturan minimum untuk pengaturan terendah adalah 10 Km/jam.

L. MENGEMUDIKAN UNIT
Jika unit berbelok pada kecepatan tinggi atau pada
darah miring, hal ini sangat berbahaya unit dapat
terbalik, jangan mengoperasikan steering pada
kondisi ini.
Jangan terus memutarkan steering ketika roda sudah
penuh belok kekan atau kekiri. Hal ini akan
menyebabkab teperatur oli di dalam system naik dan
akan terjadi overheat.
Ketika sedang berjalan, atur roda kemudi dengan
memutar langsung steering kemudi (1).
Ketika berjalan di daerah sebuah kurva, lepas pedal gas sebelum masuk daerah kurva,
turunkan kecepatan pada kecepatan rendah, lalu injak pedal gas secara bertahap unTuk
melewati daerah kurva. Jangan melewati daerah berpasir dengan kecepatan tinggi.

M. METODE LOADING
Saat melakukan aktivitas loading perhatikan hal-hal berikut :
 Operator harus mengetahui kondisi dan situasi dilapangan.
 Operator Dump Truck pada saat mundur harus memperhatikan posisi bucket/siap
loading.
 Posisi ban depan lurus dengan ban belakang.
 Gunakan retarder brake atau parking brake ketika loading.
 Jangan memaksakan unit jika kondisi lapangan kurang rapi.
 Jangan keluar dari cabin pada saat proses loading berlangsung.
 Ikuti code-code dari operator Excavator.
 Pada saat manuver usahakan radius putar sekecil mungkin (pada saat mundur tidak
terlalu jauh).
 Pada saat mundur memposisikan dump truck kea lat loader untuk memulai loading
usahakan dengan waktu yang sekecil mungkin. Sesuai dengan standard komatsu
berikut adalah table waktu standard yang dbutuhkan dump truck memposisikan ke alat
loading untuk melaksanakan loading :

Kondisi Operasi Waktu (menit)


Baik 0,1 - 0,2
Sedang 0,25 - 0,35
Buruk 0,4 - 0,5
LOW LEVEL/BENCH LOADING
 Pada metoda ini posisi excavator lebih tinggi dari posisi dump truck.
 Tempatkan dump truck dengan posisi mundur lurus dengan track dari excavator,
bila pengambilan material dari samping kanan excavator.
 Tempatkan dump truck melintang di sebelah kiri dari posisi track excavator, bila
pengambilan material dari depan excavator.
 Pada saat mundur perhatikan posisi bucket excavator yang siap loading, usahakan
radius putar pada saat maneuver untuk mundur sekecil mungkin
 Posisi ban depan dan belakang lurus
 Jangan keluar dari cabin selama proses loading berlangsung dan aktifkan retarder
atau parking brake
 Ikuti kode/signal dari operator excavator

145 HD785 Operation Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

 Pada saat mundur perhatikan bucket excavator dari kaca spion


 Dump truck berikutnya yang akan diisi, pada saat memasuki daerah pemuatan,
langsung mengambil posisi siap untuk mundur pada waktu dump truck terdahulu
sedang diisi, untuk memperpendek waktu tunggu
 Waktu menunggu giliran jangan menempatkan dump truck terlalu dekat dan
menghadap alat pemuat (excavator)

TOP LOADING
 Pada metoda pengisian ini (top loading) posisi dump truck dan excavator berada
pada satu bidang yang rata.
 Metode ini kurang aman untuk digunakan, karena area blind spot yang lebih
sempit.
 Tempatkan dump truck membelakangi excavator searah dengan letak track
excavator (bila posisi excavator searah dengan posisi dump truck)
 Tempatkan dump truck tegak lurus dengan excavator pada jarak jangkauan operasi
excavator (bila posisi excavator melintang/tegak lurus dengan posisi dump truck)
 Pada saat mundur perhatikan posisi bucket excavator yang siap loading dilihat dari
kaca spion.
 Ikuti aba-aba dari operator excavator
 Jangan keluar dari ruang operator (cabin) selama pengisian.

CAB SIDE LOADING


 Pada metoda ini (cab side loading) posisi dump truck berada di samping alat
pemuat (excavator/shovel) pada posisi di samping kiri ruang oparator (cabin) alat
pemuat dalam satu bidang rata.
 Cara tersebut dilakukan dimana tidak bisa tercipta dimensi kerja untuk operasional
“double side loading”.

Operation Training & Services HD 785 146


Metode dan Teknik Operasi

 Tempatkan dump truck disamping kiri alat pemuat (excavator/shovel) dan usahakan
posisi ban sejajar dengan track excavator/shovel dengan posisi dump truck mundur.
 Pada saat mundur, perhatikan melalui kaca sepion sebelah kiri kedudukan bucket
terlihat di bibir vessel.
 Jarak antara roda/ban dengan track = 1,5 x lebar dump truck.
 Misalnya untuk excavator dengan kapasitas bucket + 13 m3, jarak antara roda ban
dengan track + 6 s.d 7 meter.
 Posisi ban depan lurus/searah dengan ban belakang
 Posisi dump truck yang keliru di tempat pemuatan (loading point), biasanya terjadi
karena jarak antara dump truck dan excavator terlalu dekat, atau posisi ban
belakang dan ban depan dump truck tidak lurus / searah, sehingga gerakkan swing
excavator akan mengena kepada dump truck. Hati-hati dapat mengakibatkan
kecelakaan yang serius.

1½ SIDE LOADING
 Pada metode ini unit dump truck yang antri untuk diisi membentuk sudut + 45o.
 Hal ini bertujuan untuk mengurangi soptting time, apabila metode double side
loading tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.
 Posisi seperti tersebut diharapkan Dump Truck yang antri dapat melihat dump truck
yang sedang diisi sehingga harapannya unsur keselamatan tetap terjaga.

DOUBLE SIDE LOADING


 Metoda ini akan menghasilkan produksi dump truck lebih besar karena dump truck
tidak perlu menunggu bucket excavator/shovel siap pada posisinya yang akan
memperkecil waktu siklus (cycle time) dump truck
 Tempatkan dump truck di sisi kiri dan kanan dari excavator, perhatikan jarak antara
track excavator dengan ban dump truck, terutama untuk dump truck yang berada di
sisi kanan excavator.

147 HD785 Operation Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

 Perhatikan aba-aba dari operator excavator, terutama untuk dump truck yang berada
di sisi kanan diperlukan kehati-hatian yang tinggi.
 Jangan menempatkan dump truck terlalu dekat dengan excavator, karena akan
sangat berbahaya terutama pada saat swing yang dapat mengakibatkan kecelakaan
serius
 Posisi ban depan harus searah dengan ban belakang
 Selama menunggu dan pengisian, operator dump truck tidak boleh keluar dari
ruang operator (cabin), akan sangat berbahaya bagi operator.
 Sebagai acuan bagi operator dump truck makas Spotting hose harus digantung pada
bagian tengah counterweight pada excavator dan diberi lampu, setiap sudut
counterweight juga diberi lampu.

N. METODE HAULING
Metode hauling dapat dilihat pada materi mengemudikan unit dan berbagai materi yang
berhubungan dengan teknik pengereman.
Didalam menjalankan Truck Produksi yang harus diperhatikan untuk mencapai produksi yang
tinggi dan selamat yaitu :
 Jangan mengoperasikan unit bila didalam cabin terdapat service tag.
 Jaga jarak dengan unit yang berada didepannya.
 Kecepatan diusahakan sama (Km/Jam) = pandangan kecepatan (M x 0.7).
 Pastikan Vessel sudah benar-benar dalam posisinya.
 Perhatiak tekanan udara.
 Informasikan kepada atasan bila menemukan jalan yang bergelombang dan debu
tebal.
 Informasikan kepada atasan jalan kurang atau tidak sesuai dengan standard berikut :
No Deskripsi Parameter
1 Design Speed - 60 Km/jam
2 Lebar Jalan - Min 3,5 L (L=lebar alat hauling terbesar)
3 Grade Jalan - Max 8% untuk Rigid, 12% untuk Articulated
Horizontal Curve
4 - Min 50 meter (S-C-S)
Radius
5 Superelevasi - Max 5%
6 Cross Fall - Max 5%, Shoulder 4-8%
7 Sight Distance - Min 80 meter
8 Drainage - Min slope 1 %
9 Safety Berm - Min 2/3 D (D=tinggi ban alat hauling terbesar)

 Perhatikan tanda-tanda / rambu-rambu jalan.


 Hentikan Truck Produksi ditempat bila terjadi hujan.
 Gunakan selalu sabuk pengaman.

Operation Training & Services HD 785 148


Metode dan Teknik Operasi

 Gunakan retarder untuk mengurangi kecepatan.


 Kontrol kecepatan unit sesuai jalan yang ada.
 Hindari keadaan engine over running.
O. METODE DUMPING
 Ketika membuang batuan besar operasikan dump body perlahan-lahan.
 Ketika melakukan pemeriksaan dengan posisi dump lever terangkat , selalu gunakan
safety pins, set dump lever ke posisi HOLD dan kunci
dengan safety lock knob.
1. Tempatkan shift lever (1) ke posisi N (netral) dan set switch
parking brake (2) ke posisi PARKING.

2. Letakkan lever dump (3) pada posisi RAISE, injak pedal gas
untuk menaikkan dump body. Jika dump lever dilepas pada
posisi RAISE. Lever akan tertahan pada posisi RAISE dan
Dump body akan terus bergerak naik. Kecepatan naik sebanding
dengan kecepatan engine.

3. Bila dump body naik pada posisi yang ditetapkan (posisi


pengukur body yang disetel), lever dump (3) kembali keposisi
HOLD. Selanjutnya dump body tersebut akan tertahan pada
posisi ini. Jika diperlukan dump body naik lebih lanjut,
operasikan dump lever (3) ke posisi RIASE dan dump body akan
naik. Jika dump lever (3) dilepas, dump lever (3) akan kembali
ke posisi HOLD dan dump body akan berhenti pada posisinya.
4. Pindahkan lever dump body (3) ke posisi LOWER dan Body
dump akan mulai turun.

5. Setelah menurunkan dump body hingga pada suatu posisi,


pindahkan lever dump body (3) ke posisi FLOAT. (Lepaskan
lever tersebut dan lever akan kembali secara otomatis ke posisi
FLOAT). Dump Body akan turun karena gaya beratnya.

Bila lever transmisi dipindahkan keposisi selain N (netral) saat lever dump body tidak pada
posisi tidak pada posisi FLOAT, lampu peringatan pusat akan menyala dan Alarm akan
berbunyi.
Bila menaikkan dump body kurangi tekanan pada pedal gas saat dump body mendekati sudut
maksimum untuk mengurangi beban kejut pada rangkaian hidrolik dan silinder pengangkat.
Tanpa memperhatikan set kecepatan pada gear shift lever. Unit akan tetap bergerak pada
kecepatan 1 apabila dump body pada posisi Raise.
Bergerak ke depan kurang lebih 3 meter untuk menumpahkan semua material.
Pastikan unit berhenti ketika menurunkan dump body.

149 HD785 Operation Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

TINDAKAN PENCEGAHAN
1. Ketika travel pada keadaan hujan, bersalju, berlumpur atau tanah lembek
pertimbangkan kondisi beban dari unit dan hati-hati jangan sampai roda slip atau unit
berputar dan tertanam ketanah.
2. Jika Engine mati ketika unit travel, hentikan unit dengan segera kemudian gerakkan
shift lever ke posisi N (netral) dan hidupkan kembali Engine.
3. Jika sedang operasi lampu peringatan utama dan lampu petunjuk dari EMERGENCY
machine monitor berkedip dan buzzer alarm bunyi, hentikan unit dengan segera dan
cari penyebab kerusakan.
4. Ketika sedang loading behati-hati agar beban merata keseluruhan dump body dan
lebih khusus lagi jangan terlalu banyak beban bagian depan.
5. Pada permukaan jalan yang licin gunakan control retarder pelan-pelan kemudian
turunkan trasmisi untuk mencegah roda belakang terhenti
6. Ketika melewati genangan air, air dapat masuk ke front brake dan menyebabkan
penerunan kemampuan brake jadi hati-hatilah mengemudikan di temat seperti itu,
andaikan air masuk ke brake injak pedal brake beberapa kali agar menghasilkan panas
akibat gesekan antara pad dan disc.
P. MEMARKIR UNIT
 Hindari menghentikan unit secara tiba-tiba.
 Parkir unit pada tanah yang keras dan datar.
 Jangan parkir unit pada daerah miring. Jika tidak
dapat dihindari parkir di daerah miring ganjal roda
menggunakan balok untuk menghindari unit bergerak
dengan tiba-tiba.
 Jika lever trasnmisi tersentuh tanpa sengaja, unit dapt
bergerak secar tiba-tiba dan hal ini dapat menyebakan kecelakaan yang serius.
Sebelum meninggalkan kabin operator selalu posisikan lever parking brake pada
posisi PARKIR.
 Jangan menggunakan retarder brake
gunakanlah parking brake
 Tanpa memeperhatkan putaran Engine
Jangan gunakan retarder untuk parking
dalam waktu yang lama

Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada


remparkir, pasang rem parkir hanya ketika unit
benar-benar sudah berhenti .

1. Lepas pedal gas (1) lalu injak pedal rem (2) untuk
menghentikan unit.

2. Pindahkan lever transmisi (3) pada posisi N, kemudian


pasang rem parkir (4) untuk mengaktifkan rem parkir
posisikan switch rem parkir ke posisi PARKING.

Operation Training & Services HD 785 150


Metode dan Teknik Operasi

3. Dimana operator masih berada di dalam cabin, tarik lever retarder (5) untuk
mengaktifkan rem retarder.
Retarder tidak untuk digunkan sebagai Parking Brake, Jangan gunakan retarder brake untuk
waktu yang lama, tanpa memperhatikan kecepatan engine.
Q. PEMERIKSAAN SETELAH BEKERJA
Gunakan monitor panel untuk memeriksa suhu air engine, tekanan oil engine, dan jumlah
bahan bakar. Jika engine terjadi panas yang berlebihan jangan matikan engine dulu, sebelum
dimatikan biarkan engine berputar dengan putaran sedang hingga temperaturnya turun.
Lakukan juga hal-hal berikut :
1. Periksa perlengkapan kerja bagian bawah, body, komponen bawah terhadap kebocoran oli
dan air.
2. Isi tangki bahan bakar.
3. Bersihkan ruangan sekitar engine dari kertah atau material lainnya yang mudah terbakar.
4. Bersihkan tanah-tanah yang menempel pada komponen bagian bawah.
MENGUNCI
Selalu kunci dibawah ini :
1. Tutup pengisian bahan bakar.
2. Pintu kabin (kiri dan kanan) Kunci pintu sisi kanan
secara langsung dari sisi dalam (tempat duduk
operator).

Switch starter dapat digunakan untuk mengunci (1) dan


(2) tersebut diatas.

R. PRODUKTIVITAS
Yang dimaksud dengan Produktivitas adalah Produksi dibagi waktu kerja efektif perjam
(PRODUKSI/ UTILISASI)
Sedangkan Produksi adalah Akumulasi hasil kerja dalam suatu kurun waktu tertentu (BCM).
Ultilisasi adalah Waktu yang tersedia untuk beroperasi dari waktu unit RFU.
FAKTOR-FAKTOR YAN MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS
1. Kondisi material
Kondisi material akan menyangkut atau mempengaruhi kapasitas blade atau
bucket, yang dikaitkan dengan kemudahan atau sulitnya penanganan/
pemindahannya
a. mudah digali (tanah lepas, tanah lempung, pasir, kerikil halus)
b. rata-rata/agak mudah (tanah liat, kerikil kasar)
c. sulit (tanah padas, batu, granit, dan biasanya didahului dengan peledakan atau
ripping)
Pengembangan material adalah perubahan berupa penambahan atau pengurangan
volume material/ tanah yang terjadi akibat dari perubahan bentuk dari aslinya.
Keadaan material terbagi dalam 3 keadaan yaitu :
 Bank (keadaan asli)
Kedaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan,
dinamakan keadaan asli (bank), dan dalam keadaan seperti ini butiran-butiran
yang dikandungnya masih terkonsolidasi dengan baik. Ukuran dinyatakan
dalam BCM = Bank Cubic Metre
 Loose (keadaan lepas/terurai)
Material yang telah digali dari tempat aslinya akan mengalami perubahan
volume yaitu mengembang yang disebabkan adanya penambahan rongga udara
diantara butiran- butiran material. Dengan demikian volumenya akan menjadi
lebih besar. Keadaan ini akibat adanya pekerjaan terhadap material tersebut,

151 HD785 Operation Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

sehingga kedaannya menjadi terurai atau gembur, misalnya pekerjaan


penggalian dengan excavator atau alat lainnya.Ukuran dinyatakan dalam LCM
= Loose Cubic Metre
 Compacted (keadaan padat)
Keadaan ini akan dialami oleh material yang dipadatkan. Perubahan volume
terjadi karena adanya penyusutan rongga udara diantara butiran material
tersebut dan dengan demikian volumenya akan berkurang. Perubahan terjadi
karena material yang gembur (terurai/loose) mendapat pekerjaan pemadatan,
misalnya dipadatkan dengan road roller. Ukuran dinyatakan dalam CCM =
Compact Cubic Metre
2. Kondisi medan
Medan kerja pada ketinggian tertentu yang menyangkut altitude, dimana makin
tinggi medan kerja akan makin tipis kadar oksigennya dan akan mempengaruhi
tenaga engine. Medan kerja yang memiliki kelandaian akan sangat berpengaruh
terhadap waktu siklus dump truck yaitu pada waktu siklus pengangkutan muatan
dari loading point ke disposal area, yang berarti berpengaruh terhadap produksi.
3. Kondisi alat
Menyangkut kemampuan alat untuk mengatasi hambatan (resistance), daya yang
tersedia, tenaga untuk mengatasi traksi dan lain-lain.
4. Waktu siklus (cycle time)
Waktu siklus ini biasanya terdiri dari waktu tetap (fixed time) dan waktu yang
tidak tetap atau bervariasi (variable time)
Fixed time terdiri dari waktu pengambilan posisi di loading point dan waktu
dumping di dumping area, sedangkan variable time adalah waktu muat (loading
time), waktu pengangkutan (hauling time) dan waktu kembali (returning time).
5. Efisiensi Kerja (Job efficiency), terdiri dari :
a. pengaruh bekerja siang atau malam berpengaruh kepada waktu siklus
b. keadaan pekerjaan dan manajemen (operation conditions)
c. pengaruh keterampilan operator
S. CYCLE TIME
Waktu siklus (cycle time) dump truck terdiri dari :
a. waktu siklus loading (loading time) (n x Cms)
b. waktu pengangkutan (hauling time) ( D/V1)
c. waktu membongkar muatan (dumping time) (t1)
d. waktu untuk kembali (returning time) (D/V2)
e. waktu untuk dump truck mengambil posisi pengisian (positioning) (t2)
D D
Cmt = n x Cms + + t1 + + t2
V1 V2
Dimana : n = jumlah rit pengisian
= Kapasitas rata-rata dump truck (m3)
kapasitas bucket loader (m3) x faktor bucket
= C1
q1 x k
Cms = waktu siklus pengisian loader ke dump truck (menit)
D = jarak angkut dump truck (menit)
V1 = kecepatan rata-rata dump truck waktu mengangkut (m/min)
V2 = kecepatan rata-rata dump truck waktu kembali (m/min)
t1 = waktu untuk dumping (menit)
t2 = waktu untuk mengatur posisi (menit)

Operation Training & Services HD 785 152


Metode dan Teknik Operasi

T. SAFETY OPERASI
NAIK TURUN DUMP TRUCK
1. Sebelum naik atau turun dari dump truck, apabila ada minyak (oli), gemuk atau
Lumpur pada tangga dan pegangannya, bersihkan terlebih dahulu. Harus dijaga
agar bagian ini bersih, dan segera perbaiki bila ada kerusakan dan kencangkan
setiap ada baut yang longgar
2. Bila akan naik ke dalam dump truck, bersihkan alas sepatu dari oli atau lumpur
karena akan sangat berbahaya bila sepatu licin menginjak
pedal, dapat menimbulkan kecelakaan.
3. Jangan meloncat dari dump truck bila akan turun, gunakan
selalu anak tangga.
4. Jangan naik atau turun dari dump truck bila dump truck
dalam keadaan jalan.
5. Bila akan naik atau turun dari dump truck, selalu
menghadap ke mesin dan dijaga agar minimal tiga anggota
badan melekat pada tangga (dua kaki satu tangan atau satu
tangan dua kaki)
6. Berhati-hatilah apabila membawa barang (agak berat) ke ruang operator, akan
lebih baik apabila dimasukkan ke dalam tas
7. Jangan menyentuh tuas atau control bila naik atau turun dari dump truck.

SEBELUM MEMULAI PEKERJAAN


 Keamanan lingkungan kerja
a. Sebelum memulai pekerjaan, periksa sekeliling dari keadaan yang tidak biasa
yang dapat menimbulkan bahaya.
b. Pelajari medan kerja, bagaimana keadaan jalan kerja, tentukan metoda yang
paling aman dalam mengoperasikan dump truck.
c. Beri tanda bila ada fasilitas umum (pipa air, kabel atau pipa gas) untuk
mencegah kerusakan/kecelakaan bila fasilitas tersebut dilalui dump truck.
d. Periksa kedalaman sungai bila akan menyeberang, harus dijaga agar kedalaman
air tidak melampaui yang diijinkan

 Sebelum menghidupkan engine.


a. Buang semua kotoran/sampah, ranting kayu, rumput atau daun kering, kertas
dan benda lain yang mudah terbakar dari ruang engine dan dari dekat battery
untuk menghindari terjadinya kebakaran
b. Laksanakan perawatan harian dengan baik/sempurna.
c. Bersihkan semua kotoran pada kaca depan, kaca jendela, cermin dan tangga.

 Akan menghidupkan engine.


a. Sekali lagi periksa sekeliling sebelum naik, periksa bila ada orang lain atau
sesuatu yeng menghalangi jalan.
b. Jangan start engine bila ada tanda peringatan pada tuas transmisi
c. Bila akan start engine, bunyikan klakson 1 (satu) kali
d. Jangan menstart engine dengan melakukan hubungan pendek, karena selain
berbahaya juga akan merusak engine.
e. Bila ada orang lain ikut menumpang agar ditempatkan di tempat duduk/ kursi
pembantu operator.

 Setelah engine hidup


a. Sebelum menjalankan dump truck, sekali lagi periksa tidak ada orang atau
rintangan di sekeliling.

153 HD785 Operation Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

b. Bunyikan klakson 2 x bila akan bergerak maju dan 3 x bila akan bergerak
mundur.
c. Selalu duduk ditempat duduk dengan benar selama menjalankan dump truck
d. Kencangkan sabuk pengaman
e. Selalu tutup dan kunci pintu selama perjalanan

SELAMA PENGOPERASIAN
 Selama perjalanan
a. Jangan diputar kunci kontak ke posisi OFF selama perjalanan, akan sangat
berbahaya bila engine mati sedangkan truck masih berjalan karena pada saat
itu steer tidak dapat dikendalikan.
b. Selalu konsentrasi pada pekerjaan, sangat berbahaya bila perhatian terpecah.
c. Dapat menimbulkan bahaya bila Menjalankan terlalu cepat, Start engine yang
mendadak, Stop dump truck secara mendadak, Menikung secara tiba-tiba, Dan
menjalankan dump truck dengan zig zag
d. Bila dalam perjalanan ada hal-hal yang mencurigakan (suara, getaran, bau,
meteran yang tidak bekerja normal, kebocoran udara/angin, oli dan
sebagainya) berhentilah segera dan periksa penyebabnya.
e. Jangan memutar steer secara mendadak, dapat menghilangkan keseimbangan
dump truck dan merusak permukaan jalan.
f. Bila berjalan di jalan yang jelek, hindarkan dari perpindahan gigi yang
mendadak, dan berjalanlah dengan kecepatan yang rendah (aman)
g. Selama dalam perjalanan jaga jarak untuk mencegah tabrakan dengan
kendaraan lain.
h. Bila menjalankan dump truck melalui jembatan atau bangunan, periksa
jembatan atau bangunan tersebut apakan dapat menahan berat dump truck. Bila
akan berjalan di jalan umum hubungi pejabat setempat dan patuhi semua
peraturan dan ketentuan yang berlaku.
i. Jangan menjalankan dump truck sambil dump body terangkat.

 Perjalanan pada jalan menurun


a. Sebelum mengoperasikan pada jalan menurun, berhentilah terlebih dahulu dan
periksa rem.
b. Perjalanan pada jalan menurun dapat mengakibatkan kecepatan yang terlalu
tinggi atau slip.
c. Jangan berputar pada jalan menurun, usahakan berjalan pada jalan yang baik
(rata) untuk kenyamanan perjalanan.
d. Jalankan dump truck dengan kecepatan rendah (kecepatan aman).
e. Selama perjalanan menurun gunakan rem retarder dan rem gas buang. Jangan
menggunakan rem kaki kecuali dalam keadaan darurat.
f. Bila terpaksa dump truck harus berhenti pada jalan menurun, gunakan rem
kaki secara penuh, hentikan dump truck dan pasang rem parkir. Bila agak lama
gunakan balok untuk menganjal ban.

 Membongkar muatan (dumping)


a. Sebelum membongkar (dumping), periksa bahwa tidak ada orang atau barang
lainnya di belakang dump truck.
b. Berhentilah dump truck pada tempat yang tepat, dan sekali lagi periksa bahwa
tidak ada orang atau barang lain di belakang dump truck. Beri tanda peringatan
(membunyikan klakson), kemudian secara berhati-hati naikkan dump body.

Operation Training & Services HD 785 154


Metode dan Teknik Operasi

c. Bila membongkar di tempat menurun, stabilitas dump truck menjadi tidak baik
dan sangat berbahaya, mungin dapat terbalik. Harus ekstra hati-hati
mengoperasikannya.
d. Waktu membuang bongkahan batu besar, tuangkan dengan perlahan-lahan.
 Mengisi muatan (loading)
a. Berhentilah di tempat yang tepat, periksa keamanan di sekitar alat, baru
dilakukan pengisian.
b. Jangan keluar atau masuk ruang operator selama pengisian.

 Bekerja di atas tanah lembek.


a. Hindari memasuki tanah lembek, akan sulit keluar bila terperangkap di daerah
tersebut.
b. Hindarkan beroperasi di tepi jurang atau tepi saluran yang dalam, tanah di
sekiranya kemungkinan lunak dan bila tanah tersebut longsor akan
mengakibatkan dump truck jatuh atau terbalik. Sangat berbahaya dapat
mengakibatkan kecelakaan serius atau kematian.
c. Tanah disekitar saluran biasanya gembur, dan bisa longsor karena getaran dari
dump truck sehingga dapat mengkibatkan dump truck terjungkal.
 Memarkir dump truck.
a. Parkirlah di tempat rata dimana tidak ada bahaya kejatuhan batu atau adanya
tanah longsor. Atau tidak ada kemungkinan terkena banjir.
b. Bila meninggalkan dump truck pindahkan tuas parkir ke posisi PARKING,
matikan engine dan kunci semua pintu. Kunci-kunci tersebut harus selalu
dibawa oleh operator.
c. Bila parkir di tempat menurun, letakkan balok di bawah roda untuk menahan
dump truck.

 Menarik Dump Truck.


Apabila sesuatu terjadi sehingga dump truck perlu ditarik, harus hati-hati karena
sedikit kesalahan dapat mengakibatkan kecelakaan serius.
a. Agar diikuti cara/metoda penarikan sesuai dengan SOP.
b. Gunakan selalu sarung tangan kulit bila menggunakan sling penarik.
c. Bila ada masalah engine tidak mau start atau ada kerusakan rem, agar
dilaporkan untuk diperbaiki terlebih dahulu.
d. Jangan berada di antara dump truck yang ditarik dan alat penariknya.
e. Jangan menarik dump truck pada jalan menurun, akan sangat berbahaya.
f. Bila menarik dump truck gunakan sling yang sesuai dengan kekuatan tariknya,
jangan menggunakan sling yang telah cacat atau terpuntir.
g. Bila bekerja bersama orang lain, perhatikan tanda/aba-aba/signal.

PENGANGANAN KEADAAN DARURAT


 Terjadi Kebakaran saat P2H
a. Jangan panik, tenangkan diri dan pikiran, konsentrasi untuk menangani
kebakaran tersebut.
b. Secepatnya ambil APAR.
c. Buka segel dan cabut pin pengunci pemadam.
d. Arahkan hose atau selang pemadam ke sumber api dan tekan pengait untuk
memastikan obat apinya keluar.
e. Jika api tidak padam, gunakan pemadam kebakaran sentral (fire suspression).
f. Lepas segel dan cabut pin pengunci, berikutnya tekan ke dalam untuk
memfungsikan fire suspression switch sesuai dengan petunjuk yang ada.
g. Menjauhlah dari unit setelah mengaktifkan switch pemadam kebakaran.

155 HD785 Operation Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

h. Laporkan pada pengawas untuk tindakan lebih lanjut.

 Terjadi Kebakaran Saat Operasi


a. Jangan panik, tenangkan diri dan pikiran, konsentrasi untuk menangani
kebakaran tersebut.
b. Jangan pernah berpikiran untuk melepas seat belt dan loncat keluar jendela
karena kemungkinan akan terjadi cedera lebih lanjut.
c. Fokuskan untuk secepatnya menghentikan unit, dengan mengaktifkan retarder
atau foot brake. Berikutnya fungsikan parking brake dan gear shift lever pada
posisi netral.
d. Segera ambil brake APAR yang ada di unit dan ikuti prosedur penggunaannya.
e. Jika dengan APAR api tidak padam, gunakan pemadam kebakaran sentral (fire
suspression).
f. Lepas segel dan cabut pin pengunci, berikunta tekan ke dalam untuk
memfungsikan fire suspression atau switch sesuai dengan petunjuk yang ada.
g. Keluarlah dari kabin dan turun ke tanah dengan teknik kontak tiga titik setelah
mengaktifkan pemadam.
h. Laporkan pada pengawas untuk tindakan lebih lanjut.

 Terjadi Kegagalan Sistem Steering


a. Jangan panik, tenangkan diri dan pikiran, konsentrasi untuk menangani
keadaan tersebut.
b. Jangan pernah berpikiran untuk melepas seat belt dan loncat keluar jendela
karena kemungkinan akan terjadi cedera lebih lanjut.
c. Fokuskan untuk secepatnya menghentikan unit dengan menginjak pedal foot
brake. Arahkan ke tepi dengan memanfaatkan sisa tenaga dari steering,
fungsikan switch emergency steering untuk memfungsikan steering cadangan
(lihat kembali prosedur penggunaan emergency steering).
d. Ketika unit sudah berhenti posisikan gear shift lever ke posisi Netral, aktifkan
parking brake dan matikan engine.
e. Segera pasang ganjal roda dan laporkan keadaan tersebut ke pengawas.

 Terjadi Kegagalan Sistem Brake


a. Jangan panik, tenangkan diri dan pikiran, konsentrasi untuk menangani
keadaan tersebut.
b. Jangan pernah berpikiran untuk melepas seat belt dan loncat keluar jendela
karena kemungkinan akan terjadi cedera lebih lanjut.
c. Fokuskan untuk secepatnya menghentikan unit dengan menginjak pedal foot
brake atau emergendy brake dan mengarahkan unit ke tepi (tanggul).
d. Ketika unit berhenti, posisikan gear shift lever ke netral, aktifkan parking
brake dan matikan engine.
e. Segera pasang ganjal roda dan lakukan pengecekan untuk melakukan analisa
kerusakan dan laporkan keadaan tersebut ke pengawas

 Engine Mati secara tiba-tiba


a. Jangan panik, tenangkan diri dan pikiran, konsentrasi untuk menangani
keadaan tersebut.
b. Jangan pernah berpikiran untuk melepas seat belt dan loncat keluar jendela
karena kemungkinan akan terjadi cedera lebih lanjut.
c. Arahkan unit ke tepi (tanggul) dengan memanfaatkan emergency steering dan
fokuskan untuk secepatnya menghentikan unit dengan menginjak pedal
emergency brake.

Operation Training & Services HD 785 156


Metode dan Teknik Operasi

d. Ketika unit berhenti, aktifkan parking brake.


e. Segera pasang ganjal roda dan lakukan pengecekan untuk melakukan analisa
kerusakan dan laporkan keadaan tersebut ke pengawas

 Engine Mati secara tiba-tiba di Tanjakan / Turunan


a. Jangan panik, tenangkan diri dan pikiran, konsentrasi untuk menangani
keadaan tersebut.
b. Jangan pernah berpikiran untuk melepas seat belt dan loncat keluar jendela
karena kemungkinan akan terjadi cedera lebih lanjut.
c. Gunakan emergency steering dan fokuskan untuk secepatnya menghentikan
unit dengan menginjak pedal emergency brake.
d. Ketika unit berhenti segera aktifkan parking brake agar unit tidak bergerak dan
matikan engine.
e. Segera pasang ganjal roda dan lakukan pengecekan untuk melakukan analisa
kerusakan dan laporkan keadaan tersebut ke pengawas

 Unit Terguling
a. Jangan panik, tenangkan diri dan pikiran, konsentrasi untuk menangani
keadaan tersebut. Fokuskan untuk berpegangan pada steering wheel.
b. Jangan pernah berpikiran untuk melepas seat belt dan loncat keluar jendela
karena kemungkinan akan terjadi cedera lebih lanjut.
c. Segera matika engine apabila tidak memungkinkan gunakan switch engine
stop.
d. Ketika unit sudah diam, lepaskan seat belt secara perlahan dan ekstra hati-hati
keluarlah dari unit.
e. Laporkan kondisi tersebut ke pengawas.

 Unit Amblas
a. Lakukan secara menyeluruh terhadap semua komponen dan sistem dalam unit.
Pastikan semua sistem dan komponen dalam keadaan aman.
b. Dalam kondisi aman, buang muatan terlebih dahulu.
c. Gunakan gear rendah pada unit untuk menggerakkan maju dan mundur.
Lakukan hal tersebut sampai 3 kali.
d. Apabila degan cara di atas unit belum dapat keluar dari lokasi amblas,
laporkan ke pengawas untuk tindakan lebih lanjut. Gunakan seling untuk
menarik unit dengan bantuan Bulldozer.

157 HD785 Operation Training & Services


Maintenance

BAB VI
MAINTENANCE

A. DEFINISI
Adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan
suatu peralatan pada kondisi yang dapat diterima sampai dengan umur rencana yang telah
ditetapkan.

1. MENGAPA DIPERLUKAN PERAWATAN


a. Agar kondisi mesin tetap stabil sehingga mempermudah dalam perencanaan
produksi.
b. Untuk menekan biaya produksi dan memperhitungkan atau merencanakan
anggaran.
c. Memperpanjang umur mesin.

2. SASARAN PERAWATAN
a. Memaksimumkan waktu operasi / produksi
b. Mencegah kemungkinan terjadinya gangguan dan hambatan operasi / produksi.
c. Mengetahui kondisi mesin yang digunakan untuk menyiapkan suku cadang.
d. Mengatasi hambatan produksi atau operasi dengan cepat.
e. Memanfaatkan mesin / unit dalam keadaan layak operasi selama mungkin.
f. Mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan kesehatan dan keselamatan
g. Meminimalkan biaya perawatan.

3. TUJUAN PERAWATAN
a. High Availability
b. (Kesiapan alat untuk beroperasi yang tinggi).
c. Best Performance
d. (Kondisi unit yang paling baik).
e. Reduce Cost
f. (Menekan biaya perbaikan).

4. HASIL DARI TUJUAN PERAWATAN


a. Umur Alat Mencapai Maksimum
b. Produktivitas Tinggi
c. Jadwal Pekerjaan Lebih Cepat
d. Menguntungkan

5. YANG DILAKUKAN DALAM PERAWATAN


a. Pengecekan / Inspeksi : Operator
b. Penyetelan / adjustment : Operator dan Mekanik
c. Penggantian part / oli : Mekanik
d. Pembersihan / Cleaning : Operator
e. Cara operasi yang benar : Operator

Operation Training & Services HD 785 158


Maintenance

6. DIAGRAM PERAWATAN

7. DAILY MAINTENACE (P2H)


Pelaksanaan Perawatan Harian (P2H) merupakan pemeriksaan harian kondisi unit
secara visual yang dilakukan sebelum, selama dan sesudah unit dioperasikan.
Tujuan P2H :
a. Mengetahui kondisi unit sebelum dioperasikan.
b. Memastikan kondisi unit apakah aman untuk dioperasikan.
c. Mengetahui lebih dini kerusakan-kerusakan yang mungkin akan terjadi.

8. PREVENTIVE MAINTENANCE
Jenis perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu yang maksudnya untuk
meniadakan kemungkinan terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan mesin

9. PERIODIC SERVICE
Program perawatan unit yang dilakukan secara berkala dengan interval 250, 500,
1000, 2000 HM.
a. Mendeteksi kerusakan lebih dini

159 HD785 Operation Training & Services


Maintenance

b. Menjamin fungsi utama keselamatan berjalan dengan baik ( steering, brake, dll )
c. Mencegah kerusakan akibat penurunan performa dari suatu unit

10. CORRECTIVE MAINTENANCE


Jenis perawatan yang dimaksudkan untuk mengembalikan mesin pada standart yang
diperlukan . bisa berupa reparasi atau penyetelan bagian – bagian mesin
a. Repair Dan Adjustment
Unit tidak bergerak
Contoh : Asap hitam , kebocoran engine valve berisik , component undercarriage
perlu direkomendasi yang apabila tidak dilaksakan perbaikan atau penyetelan , akan
terjadi keausan atau kerusakan atau unit beroperasi tidak efektif .

b. Break Down Maintenance


Unit terlanjur ( keburu ) break down , baru dilaksanakan perawatan , bukan over houl.
Contoh : Water pump tidak berfungsi , V belt putus , U joint rontok , starting .

11. CONDITION BASE MAINTENANCE :


a. Program Pemeriksaan Mesin (Ppm)
Program perawatan setiap 1000 jam operasi dengan melakukan pemeriksaan secara
rutin dengan melakukan pengukuran dan diagnostik.
Tujuan PPM :
1. Mengetahui kondisi unit saat itu
2. Melakukan koreksi atas penyimpangan terhadap pengoperasian dan perawatan unit
3. Untuk merencanakan jadwal perbaikan dan memperkirakan biaya perbaikannya

b. Program Pemeriksaan Undercarriage (Ppu)


Inspeksi, pengukuran, dan adjustment komponen undercarriage secara rutin
berdasarkan interval 500 opr hrs (high travel crawler) atau 2000 opr hrs (low travel
crawler).
Tujuan PPU :
1. Mengurangi biaya pemeliharaan rangka bawah
2. Mengetahui jadwal peremajaan atau perawatan komponen rangka bawah
3. Memperkirakan biaya perbaikan alat
4. Mengetahui keadaan component saat itu
5. Mengetahui keausan yang terjadi
6. Mengetahui sisa umur undercarriage

c. Program Analisa Pelumas (Pap)


Pemeriksaan kondisi oli untuk mengevaluasi dan mengukur kandungan keausan
logam-logam dan kontaminasi pada oli. Trend hasil analisa keausan metal dapat
menentukan secara tepat problem yang sedang terjadi.
Tujuan PAP :
Memprediksi gejala kerusakan, memprediksi umur tersisa, menyusun jadwal
perbaikan.
PAP secara rutin berdasarkan interval :
1. 250 HM (engine oil)
2. 1000 HM (hydraulic oil, gear oil)

12. OVERHAUL
Proses pemeliharaan berjangka untuk meremajakan kondisi komponen yang
mengalami penurunan unjuk kerja dalam kurun waktu tertentu yang sudah

Operation Training & Services HD 785 160


Maintenance

dijadwalkan sesuai dengan standar yang direkomendasikan oleh pabrik/standar


yang dibuat oleh management perusahaan, dilakukan tiap 10000 HM atau lebih.

Tujuan OVERHAUL :
a. Optimalisasi lifetime component unit
b. Mengembalikan performance dari komponen sesuai dengan referensi pabrik
c. Memperpanjang umur pakai dari komponen

B. TPM (Total Productive Maintenance)


Definisi Total Productive Maintenance (TPM) memuat 5 hal (JIPM, 1971):
1. Memaksimalkan efektivitas peralatan
2. Menerapkan sistem Preventive Maintenance yang komprehensive sepanjang umur alat
3. Melibatkan seluruh Department : Perencana (Engineering), Pemakai (Production),
Pemelihara (Plant)
4. Melibatkan semua karyawan, dari top management, sampai ke front-line worker
5. Mengembangkan Preventive Maintenance melalui management motivasi : aktivitas
kelompok kecil mandiri
Tujuan TPM
1. Mengurangi waktu tunggu pada saat operasi
2. Meningkatkan ketersediaan alat sehingga menambah waktu produktif
3. Mengoptimalkan umur pakai equipment & fasilitas supportnya
4. Melibatkan pemakai (operator) dalam sistem perawatan
5. Pelaksanaan program prevention maintenance dan peningkatan kemampuan merawat
Kerangka TPM

161 HD785 Operation Training & Services


Maintenance

7 Pilar utama TPM

Pilar Autonomus Maintenance

Definisi Perawatan unit yang dilakukan operator sendiri dan


dilakukan secara sistematis dan step by step

Goal - Zero Unschedule Breakdown (BUS)


- Optimalisasi Equipment/component Lifetime

Langkah Pembersihan awal, menghilangkan sumber


kontaminasi, standard pembersihan, pemeriksaan
umum, pemeriksaan mandiri, standarisasi semua
aspek, perawaran mandiri penuh

Operation Training & Services HD 785 162


Maintenance

Tools Dokumen: SOP, WI, OPL, checksheet, Tagcard,


Indikator (Gauge, Thermo tape, Colors), TPM
Board

Kebijakan Pilar Autonomus Maintenance

1. Semua kebijakan terkait setiap aktivitas di PT. Pamapersada Nusantara harus selalu
mengacu kepada setiap prosedur yang ada dalam Pama Management System (PMS).
Apabila diketemukan belum ada prosedur terhadap suatu aktivitas, harus secepatnya
dibuat oleh Team Fasilitator TPM dan didiskusikan dengan Department atau Divisi
terkait.
2. Aktivitas dalam tahap preparation dilakukan dengan study literatur, development
konsep workshop RCM/TPM serta dengan proses benchmark ke suatu company yang
sudah mengimplementasikan TPM.
3. Workshop RCM yang dilakukan melibatkan :
a. Plant Division, sebagai fasilitator pelaksanaan workshop
b. Operation Division
c. SHE Division
4. Out put dari pelaksanaan workshop RCM/TPM ini antara lain :
a. Maintenance Task, yang dilangkapi dengan Job Safety Analysis (JSA),
Prosedures, Check sheet, dan QA
b. Konsep 5S di equipment, sebagai salah satu acuan dalam proses development
pilar TPM in The Office serta memperkuat fondasi The Best SHE
Performance.
5. Maintenance proposed task hasil dari workshop TPM memiliki 2 aspek berbeda,
namun saling berkaitan, antara lain :
a. Maintenance proposed task untuk mekanik
b. Maintenance proposed task untuk operator
6. Dari maintenance proposed task yang sudah dihasilkan, maka akan muncul adanya
matrix kompetensi/daftar kompetensi operator maupun mekanik.
7. Supaya dapat diakui berkompeten dalam melakukan maintenance task, sebelum

163 HD785 Operation Training & Services


Maintenance

program Autonomous Maintenance dijalankan, maka diperlukan pelatihan-pelatihan /


training yang dapat dilakukan di :
a. Masing-masing Site, yang difasilitasi & dikoordinir oleh Coordinator Pilar
Autonomous Maintenance (AM) di tiap site, yang akan melibatkan Team
Operational Training Dept dan atau Team Plant People Development
b. Training di luar site, difasilitasi oleh Fasilitator Pilar Autonomous Maintenance
(AM) Head Office
c. Implementasi TPM akan dilakukan dengan melalui 7 langkah standard TPM,
yang mana setiap tahapnya harus dilakukan verifikasi atau audit terhadap
proses dan pencapaiannya.
d. Autonomous Maintenance Performance harus senantiasa direview secara
konsisten dan dituangkan ke dalam TPM Dashboard.

Langkah yang akan segera direalisasikan dalam AUTONOMOUS MAINTENANCE, yang


terintegrasi antara Operation-Plant-SHE-Engineering TPM terkait performance equipment
adalah :

a. Menjaga kondisi operasional dengan benar dan sesuai prosedur


b. Mengoperasikan alat dengan benar dan sesuai beban serta peruntukannya
c. Menjaga kondisi unit untuk tetap bersih, sebagai salah satu basic proses yang
senantiasa konsisten dilakukan.
d. Melakukan pengechekan terhadap kondisi equipmentnya, sesuai dengan
kompetensi yang dimilikinya.
e. Menginformasikan gejala kerusakan dengan tepat, untuk mendapatkan respon
time penanganan yang cepat dan meminimalkan downtime.
f. Peduli dengan waktu pelaksanaan atau rencana maintenance.
g. Melakukan penanganan ringan terhadap terjadinya gejala kerusakan sesuai
dengan kompetensi yang dimilikinya.

C. PERAWATAN PADA HD785-7


a. Pemeriksaan Sambil Mengelilingi Unit
Sebelum menghidupkan engine, lihat sekeliling unit dan dibawahnya untuk memeriksa
mur atau baut yang lepas, kebocoran oli, bahan bakar, air pendingin dan kondisi
system hydraulic.
Periksa juga kabel-kabel yang lepas dan tumpukan debu di dekat suhu panas yang
extreme.
Kebocoran Oli atau bahan bakar atau tumpukan material yang mudah terbakar
seputar battry atau dekat suhu yang extreme sepeerti Turbocharger atau engine
muffler, dapat menyebabkan kebakaran. Periksa dengan teliti dan jika ada kelainan
ditemukan, perbaikilah atau hubungi mekanik.
Selalu lakukan pemeriksaan berikut sebelum menghidupkan engine :
1. Cek Dump Body, frame, tyre, cylinder, linkage, hose untuk keretakan, aus, atau
play, dan lakukan perbaikan jika kelainan ditemukan.
2. Buanglah debu dari seputar engine, battery, radiator dan after ooler. Cek juga
bahwa disana tidak ada material yang mudah terbakar.
3. Cek kebocoran oli, air pendingin seputar negine. Cek bahwa disana tidak ada
kebocoran oli dari engine dan air pendingin dari cooling system. Jika kebocoran
ditemukan perbaikilah.
4. Cek kebocoran oli dari transmission case, differentiak case, final drive case,
hydraulic tank, brake control oil tank, hose-hose dan joint. Jika kebocoran
ditemukan perbaikilah.
5. Cek untuk lepasnya baut mlunting air cleaner. Cek bahwa disana tidak ada baut
mounting yang lepas. Jika ada baut yang lepas ditemukan segera kencangkan.

Operation Training & Services HD 785 164


Maintenance

6. Cek Rubber mount Dump Body. Cek untuk keretakan, tersisip benda asing atau
baut yang lepas.
7. Cek kerusakan tangga, baut-baut lepas/kendor. Perbaiki kerusakan dan
kencangkan baut yang kendor.
8. Cek kerusakan pada gauge-gauge, lampu pada Instrument panel, dan baut kendor.
Jika kelainan lain ditemukan, gantilah part yang rusak, bersihkan kotoran debu
dari permukaan.
9. Cek Rear view mirror, jika kaca rusak gantilah dan bersihkan kaca dari debu yang
menempel dan stel sudut kacanya agar object terlihat dari tempat duduk operator.
10. Cek kerusakan seat belt dan clamp mounting. Jika ada kerusakan ganti dengan part
yang baru. Dan kencangkan bautnya jika ada yang kendor.

b. Inspeksi Tire
Jika ban-ban yang aus atau rusak digunakan, ban dapat pecah dan menyebabkan
kecelakaan yang serius atau kematian. Untuk alasan safety, jangan gunakan ban-ban
sbb:

Keausan :
 Ban dengan tread groove kurang dari 15% dari yang baru
 Ban dengan keausan yang extreme atau ban dengan tapak aus
Ban Rusak :
 Ban yang rusak dimana cord nya terlihat, atau retak
pada rubbernya
 Ban yang teriris atau cord nya tertarik
 Ban dengan permukannya terpisah
 Ban dengan kerusakan pada bead nya
 Kebocoran atau ban yang diperbaiki tidak layak
 Ban yang bentuknya rusak, rusak tidak normal
Inspeksi Rim :
Cek Rim (roda) dan ring dari kelainan bentuk, karat dan keretakan. Secara terpisah,
cek ring sisi, ring lock, dan ring flange.

c. Pemeriksaan Coolant Level


 Jangan membuka tutup radiator pada saat
engine panas, selalu tunggu engine dingin
dan cek coolant level pada subtank.
 Setelah engine dimatikan, coolant bersuhu
tinggi dan radiator pun bertekanan tinggi,
jika tutup dibuka untuk mengecek coolant
pada kodisi ini, berbahaya, tunggu sampai
suhu turun kemudian putar dengan perlahan
untuk melepas tekanan sebelum
membukanya.
 Buka engine hood dan pastikan air
pendingin dalam subtank (1) berada antara
tanda FULL dan LOW.
 Jika level di LOW. Buka tutupnya (2)
tambah air pendingin engine sampai tanda
FULL.

165 HD785 Operation Training & Services


Maintenance

 Jika tidak ada airnya di subtank, tambah air


ke radiator melalui penambah (3) di atas
radiator, kemudian tambah air ke subtank.
 Periksa bahwa disana tidak ada oli pada air
pendingin atau kelainan.
 Setalah menambahkan air, kencangkan tutup
dengan aman.
 Jika penambahan air melebihi normal, cek kebocoran
.
d. Pemeriksaan Dust Indicator
1. Cek bahwa garis merah pada porsi
transparent dust indicator (1) tidak
mengindikasikan 7,5 kPA (0.076 Kgf/cm2,
1.1 Psi)
2. Jika garis merah mengindikasikan 7,5 kPA
(0.076 Kgf/cm2, 1.1 PSI), bersihkan atau
ganti elemen air cleaner dengan segera.
3. Setelah pemeriksaan, pemebersihan atau
penggantian, tekan puncak dust indicator untuk mengembalikan tampilan merah ke
posisi asal.

e. Pemeriksaan Level Oli Engine


Bagian-bagian dan oli bersuhu tinggi setelah engine dimatikan, bisa menyebabkan
bahaya luka bakar yang serius. Tunggu suhu dingin sebelum memulai operasi.

1. Buka tutup engine hood dan periksa level oil


engine dengan dipstik (G)

2. Ambil dipstik (G) dan bersihkan oli dengan


kain

3. Masukkan dipstik (G) pada pipa pengisian, kemudian tarik lagi.

4. Level oli harus berada antara tanda H dan L


pada sisi ENGINE STOPPED dipstick (G).

5. Jika oli ada di atas tanda H, buka drain plug


(1) dan kendorkan drain valve untuk
membuang kelebihan oli, dan periksa oli
engine lagi.

6. Jika level oli sudah betul, kencangkan handle


tutup penambah oli dengan aman.

Operation Training & Services HD 785 166


Maintenance

7. Ketika pemeriksaan level oli setelah dioperasikan, tunggu kurang lebih 15 menit
setelah engine dimatikan.
8. Dipstick ditandai pada kedua sisinya : ENGINE STOPPED untuk mengukur ketika
engine mati dan ENGINE IDLING untuk mengukur ketika engine Low Idle.
9. Ketika pemeriksaan oli, matikan engine periksa dengan sisi ENGINE STOPPED
dari dipstick. Hal ini juga memungkinkan untuk pemeriksaan pada saat engine
Low Idle, tapi prosedur berikut ini harus digunakan :
- Periksa bahwa suhu air pendingin berada di rentang putih
- Gunakan sisi ENGINE IDLING dipstick
- Buka tutup penambah oli

f. Pemeriksaan Level Oli Transmissi


1. Setelah menghidupkan engine, jalankan
engine pada Low Idle dan periksa level oli
dengan dipstick (G1) atau scale LOW
TEMP pada sight gauge (G2).
2. Jika level oli kurang, tambah engine oil
melalui lubang penambah (F).
 Level oil berubah sesuai suhu oli, jadi
periksa level oli setelah menyelesaikan
pemanasan.
 Selama operasi atau ketika engine beroperasi pada posisi idle setelah operasi,
level oil akan berada di ats (G2).
 Ketika memeriksa level oil engine pada saat engine mati cek menggunakan sight
gauge sebagai garis pandu dan sebagai akhir pengcekan gunakan (G2).
 Ketika memeriksa level oil engine pada saat engine mati, tunggu sekitar 20 menit
setelah menghentikan engine dan periksalah menggunakan sught gauge (G1).

g. Pemeriksaan Level Oli Steering Dan Hoist


Ketika membuka tutup penambah oli, oli bisa
menyemprot. Jadi putar tutup dengan
perlahan untuk melepaskan tekanan sebelum
membuka tutup.
1. Periksa dengan sight gauge.
2. Jika oli tidak mencapai jendela gauge
(G), tambahkanlah engine oil melalui
pipa penambah (F).

h. Pemeriksaan Level Oli Pada Brake Oil Sub Tank


Sesegera mungkin setelah unit dimatikan,
tekanan di dalam tangki akan tinggi, jadi
apabila cap dibuka, oli dengan panas dan
tekanan yang tinggi akan menyembur keluar.
Jadi putar cap secara perlahan agar tekanan
dalam tangki berkurang secara perlahan
sebelum mebuka oil filler cap.

1. Periksa dengan sight gauge.

167 HD785 Operation Training & Services


Maintenance

2. Jika oli tidak mencapai tinggi dari gauge (H), tambahkanlah engine oil melalui
pipa penambah (F).

Ketika engine distart level oli pada sight


gauge mungkin akan turun sementara, hal ini
bukan berarti terjadi ketidaknormalan.

i. Pemeriksaan Kebocoran Oli Dari Brake Oil Recovery Tank


Periksa bahwa tidak ada kebocoran oli pada overflow tube (1) pada brake oil recovery
tank.

j. Membuang Air Endapan Dari Fuel Tank


Kendorkan valve (1) di bawah fuel tank dan buang air serta endapan yang terkumpul
pada dasar tank bersamaan dengan fuel.

k. Membuang Air Pada Pre-Fuel Filter


Terdapat dua buah fuel filter cartridge, masing-masing disebelah kiri dan kanan. Buang
air dari kedua buah pre-fuel filter tersebut dengan jalan yang sama :
1. Pindahkan Wing Nut dari cover.
2. Periksa apabila terdapat air pada cap (2) di bawah filter.
3. Apabila terdapat air maka buka drain plug (3) untuk mebuang air.
4. Ketika air sudah terbuang kencangkan kembali drain plug.

Operation Training & Services HD 785 168


Maintenance

l. Pemeriksaaan Fuel
Ketika menambah fuel, jangan sampai muncrat
berlebih ini akan menyebabkan kebakaran, jika ada
tumpahan fuel bersihkan dengan cermat. Fuel mudah
terbakar dan berbahaya. Jangan membawa api dekat
fuel.
1. Periksa dengan fuel gauge (G) pada monitor.
2. Setelah selesai operasi tambah fuel melalui
fuel filter (F) untuk menambah ke tank.
Kapasitas tank : 1300 liter
3. Setelah menambah, kencangkan tutup dengan aman.
4. Jika lubang pernapasan tutup (1) tersumbat, tekanan didalam tank akan turun
dan fuel tidak mengalir, bersihkan lubang pernapasan setiap saat.
5. Untuk mencegah angin terhisap ke dalam engine, jangan membiarkan fuel dalam
tank terlalu kurang.
6. Kelebihan fuel memungkinkan terjadinya tumpah yang berakibat adanya insiden
lingkungan dan suhu yang berlebihan. Oleh sebab itu pastikan tidak tejadi
kelebihan fuel saat pengisian.

m. Pemeriksaan Baut Roda


Periksa baut-baut yang kendor jika ditemukan
baut yang kendor kencangkanlah atau hubungi
mekanik !
Torque Pengencangan : 1519-1852 N.m
Masukkan kunci shocket dalam pipa dan gunakan
Torque 1568 N.m (160 Kgf) pada 1 m dari
fulcrum utnuk memberi kekencangan dengan
Torque 1568 N.m
Ketika pengencangan baut-baut hub setelah mengganti ban, jalanlah untuk 5-6 km,
kemudian periksa kembali torque kekencangan untuk meyakinkan tidak ada baut yang
kendor.

n. Pemeriksaan Central Warning Lamp, Buzzer Alarm, Monitor Lamp & Gauge
Sebelum menghidupkan engine, putar kunci
starter ke posisi ON. Tekan machine monitor bulb
check switch (1), dan periksa tidak ada kerusakan
pada lampu monitor.
Jika ada Instrument yang tidak bekerja, ada
kemungkinan rusak, jadi segera hubungi mekanik.

o. Pemeriksaan Efek Pengereman


Periksa parking brake, foot brake, dan retarder brake. Jika ada kelainan segera hubungi
mekanik. Berikut adalah teknis pelaksanaan pengetesan brake :
1. Unit berhenti ditempat yang rata dan tarik/injak jenis brake yang akan ditest
sampai penuh.

169 HD785 Operation Training & Services


Maintenance

2. Set shift lever ke posisi D, secara bertahap naikkan kecepatan putaran engine
sesuai dengan jenis brake yang ditest seperti dalam tabel. Jika unit tidak
bergerak walaupun ketika putaran engine mencapai yang disebutkan dalam
table, maka hal ini dinyatakan normal.
Jenis Brake Putaran Engine (Rpm)
Retarder 1090
Service 1570
Parking 1335
Emergency 1900

3. Turunkan putaran engine, set parking brake ke posisi PARKING. Jika ada
kelainan ditemukan, hubungi mekaanik untuk segera diperbaiki.

p. Pemeriksaan Emergency Steering


Pemeriksaan Manual Emergency Steering
1. Putar kunci starter ke posisi ON.
2. Tekan Switch emergency steering (1),
periksa bahwa roda kemudi bisa
dioperasikan. Jika roda kemudi tidak
dapat dioperasikan, hubungi mechanic.

Pemeriksaan Auto Emergency Steering


1. Putar kunci starter pada posisi START dan nyalakan engine.
2. Periksa Brake Oil Pressure Caution Lamp dalam keadaa OFF, kemudian tarik
penuh retarder control lever dan matikan engine.
3. Putar kunci starter ke posisi ON.
4. Periksa emergency sterring dapat bekerja dan steering dapat dioperasikan 1
detik setelah parking brake (3) diposisikan pada posisi TRAVEL.

Pemeriksaan Back Up Alarm


1. Putar kunci starter ke posisi ON
2. Tempatkan shift lever ke posisi mundur (R) dan periksa baha back up alarm
bekerja.

q. Pemeriksaan Kelistrikan
 Jika fuse sering putus, atau jika ada bekas konslet, cari penyebabnya dengan
segera dan lakukan perbaikan dan hubungi mechanic.
 Jaga kebersihan battery dan periksa lubang pernapasan pada tutup battery. Jika
tersumbat kotoran atau debu, cuci tutup battery untuk membersihkan lubang
pernapasan

Operation Training & Services HD 785 170


Maintenance

Periksa kerusakan dan kapasitas fuse yang salah dan kabel putus atau sirkuit yang
konslet pada kabel lisrik. Periksa juga terminal yang kendor dan kencangkan bagian-
bagian yang kendor.
Periksa kabel-kabel pada battery, starting motor, alternator dengan hati-hati.
Selalu periksa jika ada tumpukan yang mudah terbakar seputar battery dan buanglah
material tsb.

r. Pemeriksaan Tekanan Tire


Periksa kondisi wall apakah terdapat yang robek, bila diketemukan segera laporkan.
Periksa kekencangan Nut pada Rim.
Standard Tekanan Tire pda roda depan dan belakang :

171 HD785 Operation Training & Services


Standar Operational

BAB VII
STANDAR OPERATIONAL
A. Pengertian
Standart Operatonal adalah serangkaian instruksi kerja tertulis yang dibakukan
(terdokumentasi) mengenai proses kerja yang ada pada perusahaan, bagaimana dan kapan
harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan dan merupakan suatu pedoman atau acuan
untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan deskripsi pekerjaan dan dapat menjadi
sebuah alat penilaian kinerja karyawan berdasarkan prosedur kerja dan sistem kerja pada
lokasi kerja yang bersangkutan.

B. Tujuan dan Manfaat


a) Tujuan
Melaksanakan continues improvement secara konsisten berdasarkan sistem yang
terbaik/standard untuk mencapai produktivitas dan utilisasi yang optimal sehingga
menghasilkan produksi yang optimal serta memberikan pelayanan bagi customer
dengan kualitas yang excellent (Operation Excellence).
b) Manfaat
Standar yang baik haruslah berdasarkan pada manfaat sebagai mana poin-poin
sebagai berikut :
1) Memudahkan proses pemberian tugas serta tanggung jawab kepada karyawan yang
menjalankan.
2) Memudahkan proses pemahaman tugas secara sistematis dan general.
3) Memperkecil kemungkinan terjadinya insiden dalam proses kerja
4) Dapat mengetahui terjadinya kegagalan proses kerja, serta kemungkinan-
kemungkinan terjadinya penyalahgunaan kewenangan oleh pegawai yang
menjalankan.

Oleh karena itu diperlukan standar-standar operasi prosedur sebagai acuan kerja secara
sungguh-sungguh untuk menjadi sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga
dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan.

C. Keuntungan
Standar Operational yang baik akan menjadi pedoman bagi proses kerja, menjadi alat
komunikasi dan pengawasan serta menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten. Para
karyawan akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai
dalam setiap pekerjaan. Standar Operational juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat
untuk mengukur kinerja karyawan.
Mengapa standar operational sangat dibutuhkan pada perusahaan ? Sesuai dengan
perkembangan perusahaan dan kompleksitas bisnis serta dinamika yang ada, peran standar
operational semakin dibutuhkan dalam perusahaan sebagai pedoman dalam melakukan suatu
proses pekerjaan. Bisa dibayangkan, tanpa pedoman yang baku tentunya akan menimbulkan
kebingungan di antara karyawan.
Seringnya permasalahan timbul dan problem yang selalu berulang-ulang membuat
banyak karyawan frustasi sementara pimpinan sibuk dengan pekerjaannya dan tidak ada
waktu untuk mengurusi problem yang terjadi di dalam unit bisnisnya. JIka ada problem yang
selalu terjadi berulang-ulang, sudah dapat dipastikan sumber penyebabnya adanya kesalahan

Operation Training & Services HD785 172


Standar Operational

dalam prosedur kerja dan hal itu hanya dapat diperbaiki dengan cara mendesain ulang standar
operational yang sudah ada. Dalam standar operational yang baik diatur bagaimana proses
pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan, siapa yang bertanggung jawab, siapa
yang memberi persetujuan, kapan dilakukan, dokumen apa yang harus disiapkan dan lain-lain.
Karena sangat pentingnya standar operational, maka seluruh karyawan baik di level
pelaksana maupun pengawas, harus mampu mengimplementasikan standar operational yang
sudah ada.

D. Pama Production Management System (PPMS)


1) Pedoman / standar minimum untuk operasional
Sistem Operasional yang didisain sesuai kebutuhan dan kondisi PAMA dan
mencakup semua aktivitas penambangan (Pit to Port Activity) untuk mendukung
kesinambungan perkembangan perusahaan serta mempertahankan dan
meningkatkan kualitas.
2) Sistem manajemen produksi terbaik dari distrik
Sistem operasional terbaik yang diambil dari distrik dengan proses kerja yang
standard/baku dan penugasan yang jelas, serta dapat diimplementasikan di seluruh
distrik secara konsisten dan penuh tanggungjawab sehingga menghasilkan output
yang optimum dan konsisten.
3) Media untuk berbagi pengalaman / Benchmark
Dengan sistem manual dan sosialisasi yang menyeluruh ke semua bagian
terkait, PPMS dapat dengan mudah dijalankan secara konsisten, menjadi suatu
aktivitas yang terbiasa dan menjadi habbit. Juga dapat mempermudah adaptasi
karyawan operation bila ada rotasi/mutasi kerja, karena sistem sudah standard di
semua distrik.
Pada pama production management system (PPMS) terdapat 10 elemen dan
tiap-tiap elemen terdiri dari standar operation procedure (SOP), instruksi kerja
(INK), standar parameter (STD) dan formulir (Form), dengan penjelasan sebagai
berikut :
a) Standar Operation Procedure (SOP)
Standar operation procedure adalah suatu panduan kerja yang diinginkan
serta proses kerja yang harus dilaksanakan, standar ini dibuat dan
didokumentasikan secara tertulis yang memuat prosedur (alur proses) secara rinci
dan sistematis, alur kerja tersebut haruslah mudah dipahami dan dapat
diimplementasikan dengan baik dan konsisten oleh karyawan.
b) Instruksi Kerja (INK)
Instruksi kerja adalah petunjuk kerja instruktif yang menjelaskan tahap-
tahap kerja secara terperinci dan tersistematik dari rangkaian kerja. INK dibuat
jika suatu pekerjaan belum tercantum secara detail pada standar operation
procedure (SOP) dan ruang lingkup proses instruksi kerja bersifat internal atau
hanya pada area fungsi/pelaku pekerjaan tersebut. INK dapat ditulis dengan
berbagai bentuk, penyajian harus dalam bentuk sederhana sesingkat mungkin tapi
jelas.
c) Standard Parameter (STD)
Standard parameter dibuat lebih detail dan lebih jelas sesuai dengan kaidah
penambangan, sehingga setiap aktivitas dapat dikerjakan dengan baik dan benar.

173 HD785 Operation Training & Services


Standar Operational

d) Formulir (Form)
Formulir dibuat sesuai kebutuhan sehingga selain sebagai dokumentasi
juga dapat memberikan informasi yang lengkap sesuai aktivitas yang dikerjakan
dan bermanfaat untuk proses perbaikan serta evaluasi.

E. Berikut Standar Operation yang berhubungan dengan pengoperasian Unit Dump


Truck
1. Front
a. Fleet Matching
Fleet Matching atau Kombinasi Alat Muat dan Alat Angkut adalah kesesuaian
kombinasi antara alat loading dengan alat hauling dalam operasional penambangan,
dengan tujuan Memastikan kegiatan operasional berjalan dengan optimal,
produktif, dan aman adapun penentuannya adalah sebagai berikut :

b. Sinkronisasi Armada
Sinkronisasi armada ( Fleet Synchronization ) adalah kondisi dimana satu alat muat
melayani sejumlah alat angkut tanpa adanya waktu menunggu pada alat muat
maupun alat angkut dan bertujuan untuk memastikan optimalisasi operasional
armada (fleet).
Formulasi :
Waktu edar alat angkut
Jumlah alat angkut = Rumus 1
Waktu Edar Alat Muat X Jumlah Bucket

Waktu edar alat angkut


Jumlah alat angkut = Rumus 2

Waktu Pemuatan

Operation Training & Services HD785 174


Standar Operational

Produktifitas Alat Muat


Rumus 3
Jumlah alat angkut =
Produktifitas Alat Angkut

Definisi :
1) Waktu Edar (Cycle Time) Alat Angkut
Adalah waktu yang dibutuhkan alat angkut dalam satu siklus produksi yang
terdiri dari beberapa aktivitas yakni waktu pemuatan (load time), pengangkutan
(travel loaded), manuver di tempat penumpahan (spotting time), penumpahan
(dumping time), kembali kosong (travel unloaded), manuver di tempat
pengisian (spotting time).
2) Waktu Edar (Cycle Time) Alat Muat
Adalah waktu yang dibutuhkan alat muat dalam satu siklus produksi yang
terdiri dari beberapa aktivitas yakni waktu penggalian (digging time), ayunan isi
(swing loaded), penumpahan (dumping time), ayunan kosong (swing unloaded).
3) Waktu Pemuatan (Loading Time)
Adalah waktu yang dibutuhkan alat muat untuk melakukan pengisian alat
angkut hingga penuh.
4) Jumlah Baket
Jumlah pengisian yang dilakukan alat muat ke alat angkut hingga penuh (full
capacity).

Kebijakan
1) Apabila hasil perhitungan dalam pecahan misalnya 3,5 unit maka dihitung
dengan pembulatan ke bawah menjadi 3 unit, namun apabila 3,6 keatas maka
dihitung dengan pembulatan ke atas menjadi 4 unit.
2) Departemen Engineering harus membuat standar sinkronisasi armada
berdasarkan

c. Dimensi kerja alat muat.


Dimensi Kerja Alat Muat adalah standar parameter untuk menentukan
ketinggian dan lebar jenjang kerja sesuai dengan besar kecilnya alat muat sehingga
operasional dapat berjalan dengan benar dan aman, adapun penentuannya adalah
sebagai berikut :

175 HD785 Operation Training & Services


Standar Operational

Catatan :
1) Tinggi jenjang optimum untuk backhoe = Tinggi dasar bak (vessel) bagian
belakang dump truck
2) Tinggi jenjang optimum untuk shovel = Tinggi atap kabin operator shovel
3) Lebar jenjang kerja minimum = ( 2 x lebar bodi ) + turning circle dump truck

d. Mud Handling
Mud Handling adalah aktifitas loding, hauling dan dumping lumpur.Ruang lingkup
dari Standar Parameter ini adalah untuk material lumpur dengan karakteristik cair
(mengalir), tujuan standart parameter ini sebagai pedoman para pengawas
operasional dalam melakukan memonitor aktivitas loading, hauling dan dumping
lumpur.sehingga tercapai tujuan yang di telah di tetapkan.
1) Umum
a) Harus dilakukan JSA (Job Safety Analysis) mengenai metode loading
,hauling dan dumping lumpur, dibuat bersama antara pengawas dan semua
karyawan yang terlibat dan di sosialisasikan sebelum pekerjaan di mulai.
b) Engineering dept bertanggung jawab dalam :
 Merencanakan kebutuhan alat loading dan alat hauling sesuai kondisi .
 Kestabilan lereng lantai kerja tempat penimbunan lumpur.
 Memastikan material untuk lokasi dan lantai kerja tempat penimbunan
keras dan aman untuk operasi (kurang lebih mempunyai CBR min 80%)
c) Engineering harus membuat sequence loading serta desain disposal tempat
penampungan lumpur sesuai persetujuan costumer.
d) Harus disediakan penerangan yang cukup untuk menunjang aktifitas sehingga
memungkinkan untuk operasional lancar dan aman (minimal 50 lux di front
loading dan front dumping)

2) Aktivitas Loading
a) Harus dilakukan inspeksi oleh pengawas secara berkala (setiap satu jam)
terhadap potensi jebolnya dam/tanggul batas antar kompartemen, apabila
lokasi loading terdiri dari beberapa kompartemen.
b) Harus tersedia dozer untuk maintenance front loading.
c) Apabila tidak menggunakan dump truck mud vesel ( tutup belakang), dapat
dilakukan urutan pemuatan dengan material kering untuk tanggul di ujung
vessel dump truk untuk mencegah lumpur tumpah kemudian lumpur.

3) Aktivitas Hauling
a) Tersedia grader untuk maintenance dan membersihkan tumpahan lumpur
sepanjang jalan yang di lalui.
b) Penyiraman jalan di lakukan sesuai dengan arahan pengawas yang bertanggun
jawab di area tersebut
c) Tersedia papan informasi rambu-rambu khusus aktifitas hauling lumpur.

e. Aktifitas pemuatan (Loading)


1) Persiapan Operasi.

Operation Training & Services HD785 176


Standar Operational

a) Operator alat muat harus memastikan dirinya siap dan sehat untuk bekerja. Jika
tidak sehat atau mengantuk, segera hubungi Group Leader atau Supervisor yang
bertanggung jawab.
b) Operator alat muat bertanggung jawab untuk melakukan P2H yang waktu
pelaksanaannya sesuai dengan kebijakan Site. Segera laporkan jika ada yang tidak
normal.
c) Saat akan “start-up engine” ataupun sedang beroperasi, bunyikan sinyal peringatan
dengan klakson :
- 1 kali, start-up engine
- 2 kali, maju
- 3 kali, mundur ( jika tidak ada back alarm ).
d) Operator alat muat bertanggung jawab pada area operasinya, harus memastikan
area kerjanya aman untuk operasi, dan jika butuh bantuan harus menghubungi
Group Leader yang bertanggungjawab pada pit tersebut.
e) Operator alat muat harus mengerti dan mengetahui batas dan kedalaman
penggalian, yang informasinya berupa pita survey atau informasi dari Group
Leader yang bertugas.
f) Operator alat muat harus mengerti dan mengetahui jenis atau kwalitas komoditas
yang dimuat, yang informasinya berupa pita survey atau informasi dari Group
Leader yang bertugas.
g) Operator alat muat harus memastikan arah penggalian ( misalnya dari kanan ke
kiri ) agar mengurangi pergerakan nonproduktif selama pemuatan.

2) Aktivitas Pemuatan (Loading).


a) Landasan track/ban harus rata dan keras, apabila material landasan lembek/lumpur
maka front harus diperbaiki /diurug dengan material yang keras.
b) Posisi track/ban harus tegak lurus terhadap jenjang kerja atau arah perlapisan
(strike) material yang sedang digali.
c) Saat penggalian harus menciptakan dimensi kerja yang optimal sesuai standar
parameter No. OPR/04/005/STD dimensi kerja.
d) Pergunakan radio komunikasi untuk mengarahkan alat angkut saat pemuatan,
apabila radio tidak befungsi maka gunakan sinyal klakson sbb:
- 1 kali, berarti alat angkut harus berhenti atau berangkat.
- 2 kali, berarti alat angkut harus mundur.
- 3 kali, berarti alat angkut harus maju.
- 4 kali, berarti pembersihan atau reposisi.
- 1 kali panjang berarti ada bahaya, alat angkut harus segera meninggalkan area
loading.
e) Pastikan bucket penuh disetiap pengggalian, kecuali misalnya kapasitas alat
angkut 3,5 bucket maka penggalian untuk pemuatan terakhir cukup 0,5 dari
kapasitas bucket agar material tidak tercecer.
f) Sudut ayun (swing) untuk excavator dan shovel tidak melebihi 90o, kecuali :
Pada pemuatan “double side”, selesai memuat pada satu alat muat, untuk
pemuatan ke alat muat berikutnya, penggalian materialnya dilakukan di belakang
alat muat yang selesai dimuat tadi. Atau jika diperlukan, pada saat alat angkut
yang akan dimuat sementara manuver untuk pengisian (spotting).

177 HD785 Operation Training & Services


Standar Operational

g) Pada saat pemuatan, urutan pengisian material mulai dari bagian tengah depan ke
tengah belakang bak (vessel), distribusi material merata untuk menghindari
ketidak-seimbangan muatan, dan bucket tidak boleh melewati kabin operator alat
angkut.
h) Sebaiknya perbaikan posisi alat muat atau pembersihan loading point
dilakukan pada saat tidak ada alat muat menunggu, loading point harus secara
regular dirapihkan menggunakan dozer minimal sekelas D155
i) Memastikan bahwa selama operasi berlangsung kedudukan alat muat datar
(flat)
j) Operator alat muat harus segera menghubungi/menginformasikan Group
Leader pada saat diperlukan perbaikan loading point.
k) Loading dengan Shovel
 Cab Side Loading
Cara tersebut dilakukan dimana tidak bisa tercipta dimensi kerja untuk
operasional “double side loading”.
Posisi loading point alat angkut di sisi kiri dan sejajar dengan track shovel.
Operator shovel harus berhenti sejenak pada posisi spot saat swing
bermuatan, sebagai panduan posisi loading point.
Cara penggalian material dimulai dari atas ke bawah
Posisi track alat muat tegak lurus dengan jenjang kerja
Untuk lebih jelasnya, lihat gambar 1 dibawah ini.

 Double Side Loading


Spotting hose harus digantung pada bagian tengah counterweight dan diberi
lampu, setiap sudut counterweight juga diberi lampu.
Posisi loading point alat angkut ada di kedua sisi shovel dengan jarak sejauh
spotting hose yang digantung/diletakkan di bagian tengah counterweight
shovel. Posisi alat angkut sejajar dengan track shovel.
Operator shovel harus berhenti sejenak pada posisi spot saat swing
bermuatan, sebagai panduan posisi loading point.
Cara penggalian material dimulai dari atas ke bawah
Posisi track alat muat tegak lurus dengan jenjang.
Untuk lebih jelasnya, lihat gambar 2 dibawah ini.
Gambar 1. Cab Side Loading Gambar 2. Double Side Loading

l) Loading dengan Backhoe.


Material blasting yang akan dimuat diratakan terlebih dahulu untuk
mengurangi reposisi alat muat pada saat aktivitas pemuatan. Untuk material

Operation Training & Services HD785 178


Standar Operational

blasting, posisi track backhoe sejajar dengan jenjang kerja. Untuk material
ripping, posisi track backhoe tegak lurus dengan jenjang kerja.
 Center Loading
Posisi loading alat angkut tegak lurus terhadap jenjang kerja dan segaris
dengan
Operator backhoe harus berhenti sejenak pada posisi spot saat swing
bermuatan, sebagai panduan posisi loading point. Untuk lebih jelasnya, lihat
gambar 3 dibawah ini.
 Double Side Loading
Posisi loading point alat angkut tegak lurus terhadap jenjang kerja dan posisi
antar alat angkut sedikit menyerong membentuk huruf V. Beri jarak yang
aman antar alat angkut. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar 4 dibawah ini.
 D
r
i
v
e

b
y
Loading
Posisi loading point alat angkut sejajar dengan arah penggalian atau di sisi
backhoe, dan kabin alat angkut segaris dengan counterweight backhoe.
Posisikan alat angkut sedekat mungkin dalam jarak aman kepada loading
face atau jenjang kerja. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar 5 dibawah ini.

f. Aktifitas pengangkutan (Hauling)


1) Persiapan Operasi
a) Operator alat angkut harus memastikan dirinya siap dan sehat untuk bekerja.
Jika tidak sehat atau mengantuk, segera hubungi Group Leader atau
Supervisor yang bertanggung jawab.
b) Operator alat angkut bertanggung jawab untuk melakukan P2H yang waktu
pelaksanaannya sesuai dengan kebijakan Site. Segera laporkan jika ada yang
tidak normal.
c) Saat akan “start-up engine” ataupun sedang beroperasi, bunyikan sinyal
peringatan dengan klakson :
- 1 kali, start-up engine
- 2 kali, maju
- 3 kali, mundur ( jika tidak ada back alarm).
d) Operator alat angkut harus mengerti dan mengetahui dimana lokasi “Loading
Point” dan “Dumping Point”-nya.

2) Zona Loading
a) Operator alat angkut harus mengerti sinyal klakson dari alat muat, hal ini
dipakai apabila komunikasi radio dengan alat muat mengalami kendala :

179 HD785 Operation Training & Services


Standar Operational

- 1 kali, berarti alat angkut harus berhenti atau berangkat.


- 2 kali, berarti alat angkut harus mundur.
- 3 kali, berarti alat angkut harus maju.
- 4 kali, berarti pembersihan atau reposisi.
- 1 kali panjang berarti ada bahaya, alat angkut harus segera meninggalkan
area loading.
b) Bila tidak ada instruksi atau kondisi khusus, alat angkut menghampiri area
loading searah jarum jam dengan steering radius yang optimal. Kurangi
kecepatan bila harus melakukan belokan tajam.
c) Operator alat angkut harus menghubungi/menginformasikan Group Leader
yang bertanggung jawab pada pit tersebut apabila ditemukan kondisi tidak
standard, contohnya terdapat batuan berserakan, dan menunggu sampai
loading point dirapikan.
d) Saat loading berlangsung, posisi ban belakang harus lurus terhadap ban
depan.
e) Saat menunggu loading atau saat loading berlangsung, operator alat angkut
dilarang keluar dari kabin operator.
f) Alat angkut baru boleh berangkat apabila mendapat informasi atau sinyal
klakson 1 kali dari operator alat muat, serta berdasarkan sinyal lampu PLM
yang terdapat pada alat angkut, lakukan komunikasi melalui radio dengan
operator alat muat untuk menginformasikan hal ini.
g) Loading dengan Shovel
 Cab Side Loading
Posisi loading point alat angkut di sisi kiri dan sejajar dengan track shovel.
Alat angkut menunggu giliran loading dengan posisi siap mundur, dengan
jarak 1 kali panjang alat angkut dan posisinya 30o terhadap alat angkut
yang sedang dimuat.
Apabila lebih dari satu unit alat angkut yang menunggu, alat angkut ketiga
berjarak 3 kali panjang alat angkut dan posisinya menghadap jenjang
kerja.
Pada saat mundur, operator alat angkut harus memperhatikan posisi bucket
siap menumpah dan memperhatikan agar link bucket berada di bibir vessel
melalui kaca spion sebagai pedoman posisi loading.
 Double Side Loading
Posisi loading point alat angkut ada di kedua sisi shovel dengan jarak
sejauh spotting hose yang digantung/diletakkan di bagian tengah
counterweight shovel. Posisi alat angkut sejajar dengan track shovel.
Apabila lebih dari satu unit alat angkut yang menunggu, alat angkut ketiga
berjarak sekurang-kurangnya 3 kali panjang alat angkut dan posisinya
menghadap alat angkut pertama.
Pada waktu akan mundur, operator alat angkut harus menunggu agar
shovel berhenti sejenak pada posisi spot, kemudian alat angkut mundur ke
posisi loading point. Gunakan spotting hose sebagai pedoman.
h) Loading dengan Backhoe/Excavator.
 Centre Loading

Operation Training & Services HD785 180


Standar Operational

Posisi loading alat angkut tegak lurus terhadap jenjang kerja dan segaris
dengan posisi backhoe/excavator.
Pada saat mundur, operator alat angkut harus memperhatikan posisi bucket
siap menumpah sebagai pedoman posisi loading point. Posisi menunggu
sama dengan “Cab Side Loading”.
 Double Side Loading
Posisi loading point alat angkut tegak lurus terhadap jenjang kerja dan
jarak antar alat angkut sama dengan jarak sisi bagian dalam track
backhoe/excavator (dinding vessel segaris dengan track bagian dalam).
Apabila lebih dari satu unit alat angkut yang menunggu, alat angkut ketiga
berjarak sekurang-kurangnya 10 meter dan posisinya menghadap atau
tegak lurus terhadap alat angkut pertama.
 Drive by Loading
Posisi loading point alat angkut sejajar dengan arah penggalian dan kabin
alat angkut segaris dengan counterweight backhoe. Posisikan alat angkut
sedekat mungkin dalam jarak aman kepada loading face atau jenjang kerja.
Posisi alat angkut yang sedang menunggu/mengantri berada di belakang
alat angkut yang sedang dimuat dengan jarak 2 kali panjang alat angkut.
Jika yang mengantri lebih dari satu, maka semua harus menunggu dalam 1
barisan dengan jarak antri sekurang-kurangnya 10 meter.
3) Zona Hauling
a) Pakailah kecepatan yang aman sesuai atau dibawah batas kecepatan yang
diizinkan, dengan gigi transmisi yang benar.
b) Gunakan jalur kiri kecuali ada arahan lain oleh rambu-rambu.
c) Tidak boleh berbalik arah atau berbelok U ( U turns ) di sepanjang jalur
haulroads, berbalik arah boleh dilakukan di disposal, front loading, atau
tempat khusus yang diijinkan maupun yang sudah dipersiapkan.
d) Ketika menghampiri rambu STOP atau GIVE WAY, jangan berhenti
disebelah kendaraan/peralatan lain yang juga sedang menghampiri rambu-
rambu tersebut. Berhentilah dibelakang kendaraan/peralatan tersebut guna
menunggu giliran untuk menyeberang atau membelok di persimpangan jalan.
e) Ketika akan melewati persimpangan yang memberikan prioritas alat angkut
untuk lewat, bunyikan klakson panjang hingga melewati persimpangan
tersebut.
f) Pada waktu jalan beriringan dengan alat angkut lain, beri jarak berdasarkan
kecepatan maksimum yang diijinkan dibagi seribu, contoh, apabila kecepatan
adalah 40 km/jam maka beri jarak beriringan sejauh 40 m. Jika kondisi
jangkauan pandang terbatas akibat debu atau licin, dan masih beroperasi, beri
jarak min 80 m dengan alat angkut lain.
g) Alat angkut hanya diizinkan mendahului alat angkut yang sedang berhenti,
grader yang sedang bekerja, track type lainnya, dan unit yang rusak atau low
power, dengan menggunakan sinyal klakson dan pemberitahuan lewat radio
(alat komunikasi unit)
h) Apabila kondisinya diperkenankan untuk mendahului (overtaking) sesama
alat angkut produksi maka diwajibkan melakukan kontak melalui radio dan

181 HD785 Operation Training & Services


Standar Operational

menunggu sinyal lampu boleh mendahului atau lampu sign dari unit yang
akan didahului,
i) Jangan mendahului sesama alat angkut jika dalam jarak kurang dari 100 m
terdapat jalan menurun/tanjakan, tikungan dan persimpangan . Alat angkut
juga tidak boleh mendahului apabila dalam jarak kurang dari150 m dari arah
berlawanan ada kendaraan lain yang datang.
j) Gunakan retarder bila perlu, dan aktifkan sebelum mulai menuruni jalan.
Jangan gunakan retarder secara berlebihan karena mengakibatkan ban
kehilangan cengkram dan overheat. Jangan menempuh jalan menurun dengan
transmisi di posisi netral.
k) Kurangi kecepatan bila harus melakukan belokan tajam maupun kondisi jalan
jelek.
l) Hindari melewati genangan air, batu-batuan, dan jalan berlubang.
m) Laporkan genangan air, ceceran batuan, dan kerusakan jalan serta potensi
bahaya di jalan, kepada Group Leader atau Section Head.
n) Pada area turunan atau tanjakan dengan kondisi jangkauan pandang terbatas
akibat debu, maka beri penyiraman putus-putus dengan jarak penyiraman
setiap 25 meter, jika kondisi turunan atau tanjakan tersebut ada tikungan
maka jalan tersebut tidak boleh disiram, alat angkut harus mengurangi
kecepatan apabila melewati area tersebut.

4) Zona Dumping.
a) Area Disposal.
 Operator alat angkut harus mengetahui dan mengerti lokasi dan batas
pembuangan yang informasinya berupa pita survey, atau mematuhi aba-
aba dari spotter yang bertugas.
 Alat angkut harus menghampiri dumping point searah dengan jarum jam,
untuk menghindari tumpahan material dan kerusakan ban, kurangi
kecepatan bila harus melakukan belokan tajam.
 Jalankan alat angkut mundur secara perlahan kearah dumping point lalu
hentikan dan mulai dumping pada jarak yang aman dari ujung timbunan
(crest) sesuai dengan hasil Risk Assestment. Jika dumping pada area
dengan kondisi khusus (dumping di ketinggian atau ke air) maka lakukan
prosedur sesuai dengan standard parameter OPR / 04 / 008 / STD Disposal
yang merujuk kepada Kepmen 555. K/26/M.PE/1995. Apabila terdapat
lebih dari satu unit alat angkut yang bersamaan menumpah muatan pada
dumping point tersebut, pertahankan jarak minimum 5 meter diantara
masing-masing alat angkut.
 Disaat akan menumpah (dumping), pastikan kedudukan alat angkut benar-
benar rata Untuk mengosongkan muatan, gerakkan alat angkut maju +/- 3
meter dengan steering lurus
 Pastikan kedudukan dump body benar pada chassis, lalu bergerak/berjalan
meninggalkan dumping point.
 Laporkan genangan air dan potensi bahaya di dumping point kepada
Group Leader atau Section Head.

Operation Training & Services HD785 182


Standar Operational

 Group leader harus memastikan tidak ada aktifitas operational lain


dibawah lokasi dimana material ditumpahkan.
b) R.O.M/Crusher
 Operator alat angkut harus mengetahui dan mengerti klasifikasi atau
kwalitas/type komoditas yang diangkut serta lokasi
penimbunan/penumpahan yang informasinya berupa papan informasi, atau
mematuhi aba-aba dari spotter yang bertugas.
 Bila tidak ada instruksi atau rambu-rambu khusus, alat angkut harus
menghampiri dumping point searah dengan jarum jam. Untuk menghindari
insiden, tumpahan material, dan kerusakan ban, kurangi kecepatan bila
harus melakukan belokan tajam.
 Bila penumpahan langsung ke hopper, jalankan alat angkut mundur secara
perlahan dan hentikan jika menyentuh tanggul pengaman (safety berm)
pada sisi hopper/bin, atau mengikuti aba-aba spotter yang bertugas.
 Bila penumpahan ke ROM stockpile, jalankan alat angkut mundur secara
perlahan dan hentikan jika menyentuh stockpile, atau mengikuti aba-aba
spotter yang bertugas.
 Disaat akan menumpah (dumping), pastikan kedudukan alat angkut benar-
benar rata. Bila penumpahan ke ROM stockpile, pengosongan muatan,
dilakukan dengan menggerakkan alat angkut maju +/- 3 meter dengan
steering lurus.
 Pastikan kedudukan dump body benar di chassis, baru bergerak/berjalan
meninggalkan dumping point.
 Laporkan kondisi tidak standar dan potensi bahaya yang dapat
menghambat produksi di dumping point kepada Group Leader atau
Section Head.

5) Parking System
a) Tempat parkir (parking area) harus rata, aman dan keras.
b) Aktifkan rem parkir dan netralkan transmisi saat parkir. Jika setelah selesai
operasi, lakukan pengecekan dengan mengelilingi alat angkut, buang tekanan
udara serta cek kondisi ban.
c) Apabila pada kondisi tertentu harus parkir di lokasi turunan, arahkan alat
angkut ke tanggul atau tebing.
d) Pada waktu istirahat atau standby menunggu alat muat, alat angkut harus
parkir dekat loading area. Demikian pula saat shift change, jika tidak ada area
khusus untuk shift change.
e) Area parkir harus dilengkapi dengan median (pemisah) antar alat angkut saat
parkir, jika tidak ada median maka posisi parkir mundur dan berdampingan
dengan jarak sekurang-kurangnya satu kali lebar alat angkut.

g. Lighting Tambang
Lighting Tambang adalah penerangan minimum yang diadakan untuk membantu
operasional dalam melaksanakan aktivitas di malam hari. Adapun minimum tingkat
pencahayaanya adalah :

183 HD785 Operation Training & Services


Standar Operational

Keterangan : Pengukuran menggunakan alat ukur intensitas cahaya (Lux Meter)


Sebagai Perbandingan : Besarnya pencahayaan 50 Lux adalah
- Tingginya +/- 7 M ( harus lebih tinggi dari unit hauling tertinggi ).
-
- Jenis lampu Halogen 1000 - 1500 Watt.
Sudut kemiringan 30° - 60°. Arah sinar ke obyek yang paling bagus dari atas atau
samping, tidak dianjurkan searah atau berlawanan karena menimbulkan kesilauan
atau bayangan

2. Disposal
a. Soil Management
Soil Management adalah proses pengumpulan soil atau humus pada tempat tertentu
yang nantinya akan digunakan untuk proses rehabilitasi, tujuan dari standar
parameter ini adalah untuk memaksimalkan pemanfaatan tanah sebagai sumber
material yang terbatas serta, memastikan kualitas tanah tetap terjaga untuk
penggunaan rehabilitasi tambang, adapun aktifitas dalam standar ini adalah sebagai
berikut :
1. Soil Stripping
Adapun ketentuan yang harus dilakukan pada aktifitasi ini adalah sebagai berikut :
a) Menggunakan excavator sekelas PC 1250 atau lebih kecil
b) Mengurangi pergerakan alat diatas topsoil untuk mencegah kompaksi dan
rusaknya struktur soil.
c) Lapisan topsoil, lapisan atas soil yang mengandung humus berwarna coklat
hingga coklat muda, ketebalan sesuai isopach dari customer, harus dikupas
lebih dahulu.
d) Lapisan subsoil, lapisan bawah soil yang berwarna kuning, sebaiknya dikupas
setelah top soil.
e) Jika ketebalan soil < 0.5 m, dikupas dan dikumpulkan lebih dahulu dengan
buldozer.
f) Dihindari kontaminasi dengan overburden atau lapisan batubara, atau bijih.

2. Soil Stockpiling
Adapun ketentuan yang harus dilakukan pada aktifitasi ini adalah sebagai berikut :
a) Penimbunan topsoil terpisah dengan subsoil.

Operation Training & Services HD785 184


Standar Operational

b) Penimbunan topsoil mulai dari titik terjauh ke arah jalan masuk untuk
mencegah terinjaknya topsoil oleh alat angkut.
c) Tinggi timbunan topsoil <= 2 m, sedangkan subsoil <=6 m., atau sesuai dengan
desain yang disetujui customer.
d) Untuk mencegah kompaksi, alat spreading topsoil menggunakan buldozer
sekelas D85/D7 .
e) Harus ada sistim drainase agar tidak ada genangan air .
f) Harus ada rambu bertuliskan “Soil Stockpile”, kendaraan dilarang masuk.

3. Soil Replacement
Adapun ketentuan yang harus dilakukan pada aktifitasi ini adalah sebagai berikut :
a) Langkah pertama penimbunan subsoil diatas overburden hingga level yang
ditentukan (desain).
b) Selanjutnya penimbunan topsoil diatas subsoil hingga level yang ditentukan
(desain). Tinggi minimal timbunan topsoil adalah 0.3 m.
c) Penimbunan subsoil dan topsoil mulai dari titik terjauh ke arah jalan masuk
untuk mencegah terinjaknya topsoil oleh alat angkut.
d) Untuk mencegah kompaksi, alat untuk menghampar soil digunakan buldozer
sekelas D85/D7 .
e) Harus ada sistem drainase agar mengurangi resiko erosi.
f) Harus ada jalan inspeksi.

b. Disposal
Disposal adalah lokasi pembuangan material hasil penambangan. Adapun standart
parameter ini sebagai pedoman para pengawas operasional dalam memonitor
pelaksanaan dumping material hasil penambangan, adapun penentuannya adalah sbb
:
1) Persiapan Awal Dumping :
 Harus dibuat Risk Assesment Aktifitas Dumping untuk setiap lokasi disposal,
dan harus ditentukan jarak aman melakukan dumping
 Rencana dumping harus dibuat dan dikomunikasikan kepada seluruh karyawan
yang terlibat di dalam proses dumping.
 Harus dibuat dumping pad setinggi 6 meter saat memulai (mengawali disposal)
dumping.
 Harus tersedia batas dumping berupa safety berm atau tonggak pada crest
disposal yang berfungsi sebagai panduan saat dumping dan dapat terlihat jelas.
2) Aktifitas Dumping
 Penempatan material disesuaikan dengan jenis dan karakteristik material
 Material PAF, NAF, dirty Coal dan lumpur harus dipisahkan dan diisolir.
 Penimbunan material jelek (PAF, NAF, dirty Coal dan lumpur) ditempatkan
pada suatu area dan ditimbun dengan batas tertentu minimal dengan lebar 1
kali lebar bench timbunan

185 HD785 Operation Training & Services


Standar Operational

3) Aktifitas Dumping di Ketinggian atau ke dalam air (kolam)


 Dumping di ketinggian adalah apabila tinggi penimbunan material dumping
melebihi 12 meter dan rencana dumping dikomunikasikan kepada seluruh
karyawan yang terlibat di dalam proses dumping.
 Harus tersedia batas dumping berupa patok/tonggak setinggi 6 meter yang
berfungsi sebagai panduan operator DT saat dumping. Dumping harus
dilakukan pada jarak minimal 7,5 m dari crest. Penempatan patok/tonggak
(sebagai panduan dumping) adalah sejajar dengan kabin operator DT, dimana
jaraknya adalah 7,5 m ditambah panjang unit yang diukur dari ujung vessel
hingga kabin operator (lihat gambar). Penempatan jarak panduan dumping
mengacu kepada DT terbesar yang dumping di lokasi tersebut.
 Aktifitas dumping di ketinggian dan di air tidak boleh dilakukan apabila tidak
disediakan panduan dumping berupa patok atau safety berm yang memadai.
 Harus ada dump spotter yang berada di lokasi secara terus-menerus untuk
memberikan panduan bagi operator DT dalam aktifitas dumping serta inspeksi
harus dilakukan minimal satu jam satu kali oleh group leader untuk
memastikan ada atau tidaknya potensi longsor atau keretakan pada dumping
point.
 Apabila terjadi keretakan pada dumping point hentikan segera kegiatan dan
parkir unit di tempat yang aman, laporkan kepada section head untuk
pemindahan dumping point ke lokasi yang aman sesuai arahan section head.
Lokasi keretakan diisolir sampai penanganan lebih lanjut.
 Saat dump truck mundur untuk dumping muatan, pastikan posisi dump truk
mundur tidak melewati batas dumping/patok.
 Ketika dump truck manuver untuk dumping harus searah dengan jarum jam
agar dapat
 mengamati kondisi dumping area. Dan apabila terjadi keretakan segera lapor
ke group leader
 Penempatan muatan di dumping area harus dilakukan melebar sepanjang crest
yaitu dimulai
 dari arah kanan ke kiri dan ketika front dumping sudah penuh maka
penempatan material dimulai dari arah kanan ke kiri.
 Aktifitas dozing di dumping area menggunakan dozer minimal sekelas D 155.
 Dozing dilakukan secara tegak lurus terhadap crest timbunan dan sejajar
dengan posisi dump truck saat dumping.
 Pergerakan dozer menyesuaikan dengan pergerakan dump truck sepanjang face
timbunan yaitu dari arah kanan ke kiri
 Aktifitas dumping malam hari harus dipastikan kondisi yang memungkinkan
operasional berjalan lancar dan aman untuk itu perlu dilengkapi penerangan
yang cukup minimal 50 lux.
 Engineering harus melakukan pengecekan kestabilan lereng timbunan minimal
1 (satu) kali dalam 1 (satu) shift untuk memastikan keamanannya

Operation Training & Services HD785 186


Standar Operational

187 HD785 Operation Training & Services


Standar Operational

c. Land Clearing
Land Clearing adalah proses pembersihan lahan sebelum proses penambangan
dilaksanakan
Ketentuan untuk menjalankan aktivitas land clearing adalah sbb :
1) Alat yang digunakan buldozer sekelas D 85 SS/D7 yang memenuhi persyaratan
(cabin, canopy & wire mesh) untuk melaksanakan land clearing seperti gambar
dibawah, serta harus dilengkapi dengan radio komunikasi.
2) Pengoperasian alat yang optimal sesuai OTD/99/92/INK (Pengoperasian Unit
Buldozer).
3) Pemasangan patok boundary clearing harus jelas.
4) Land clearing harus sesuai dengan patok boundary clearing.
5) Brushing ialah tahap awal dari proses land clearing yaitu membersihkan lebih
dahulu daerah kerja dari alang-alang dan pepohonan yang berdiameter < 0.30 m,
atau sesuai persyaratan Customer dengan menggunakan buldozer.
6) Cutting ialah tahap selanjutnya setelah Brushing yaitu dengan membersihkan
daerah kerja dari pepohonan yang berdiameter > 0.30 m, atau sesuai persyaratan
Customer, dengan menggunakan chainsaw atau buldozer. Kemudian
dikumpulkan pada logyard yang telah ditentukan. PIC pelaksana cutting harus
mendapat induksi safety, surat ijin bekerja, menggunakan APD lengkap, serta
dilengkapi dengan radio komunikasi.
7) Grubbing ialah pencabutan sisa-sisa akar dari tunggul yang telah dipotong, dan
dikumpulkan untuk diangkut ke tempat yang ditentukan, sisa tunggul kayu yang
belum dicabut harus diberi tanda khusus atau barikade.
8) Kayu atau sisa –sisa pembersihan yang tidak ekonomis dipotong-potong ( <= 3
m ) agar mempermudah pengangkutan ke tempat yang ditentukan.
9) Pembakaran kayu tidak ekonomis, dahan, akar-akar, atau tunggul sisa
pembersihan tidak diperkenankan.
10) Area yang sudah dibersihkan harus bebas dari kayu, dahan, akar-akar, atau
tunggul sisa pembersihan .

3. Jalan
a. Jalan Tambang
Standar Parameter Geometric & Trafficability Jalan Tambang adalah standar
parameter untuk jalan angkut dalam pit dari Front Loading sampai ROM Stockpile
dan atau Disposal, dengan spesifikasi sbb :

Operation Training & Services HD785 188


Standar Operational

Catatan : Jalan tambang yang sudah tidak aktif harus diberi barikade dan penghalang
yang membatasi jalan orang maupun kendaraan.

b. Jalan Angkut Komoditas


Standar Parameter Geometric & Trafficability Jalan Angkut Komoditas adalah
standar parameter untuk jalan angkut tranport komoditas (commodity transport)
dari Pit sampai ROM Stockpile atau Portsite, dengan spesifikasi sbb :

189 HD785 Operation Training & Services


Standar Operational

c. Jenis kerusakan jalan


Kriteria jenis kerusakan jalan adalah kerusakan yang terjadi pada jalan angkut.
Adapun jenis-jenis kerusakanya adalah sbb :

d. Aktifitas Perbaikan dan Perawatan Jalan (Grading Activity)


1) Persiapan Operasi
a. Operator motor grader harus memiliki izin mengoperasikan alat yang
dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.
b. Operator motor grader harus memastikan dirinya sehat untuk bekerja, dan
tidak merasa mengantuk. Jika tidak sehat atau mengantuk, tidak
diperbolehkan mengoperasikan unit dan segera menghubungi Group Leader
atau Supervisor yang bertanggung jawab pada shift tersebut.
c. Operator motor grader harus memastikan duduk bersandar dengan ergonomi
yang benar dan nyaman agar efektif pada saat mengoperasikan unit.
d. Operator motor grader bertanggung jawab untuk melakukan P2H, yang
waktu pelaksanaannya saat awal shift/kerja atau bersamaan dengan
refueling/daily maintenance untuk memastikan unit yang akan dioperasikan
dalam kondisi RFU (Semua instrument dan attachment lengkap dan
berfungsi dengan baik), hasil dari P2H wajib divalidasi oleh Group Leader.
e. Saat akan “start-up engine” ataupun sedang beroperasi, bunyikan sinyal
peringatan dengan klakson :
 1 kali, start-up engine
 2 kali, maju
 3 kali, mundur
f. Operator motor grader harus mengerti dan mengetahui secara detail instruksi
pekerjaan yang diberikan oleh Group Leader berdasarkan PKH. Aktifitas
road maintenance dapat disampaikan secara langsung oleh Group Leader ke
operator motor grader secara lisan, tetapi untuk aktivitas road repair akan
dijelaskan lebih spesifik (tertulis). Bila ada instruksi pekerjaan yang belum
jelas, maka operator wajib menanyakan kepada Group Leader.

Operation Training & Services HD785 190


Standar Operational

g. Operator motor grader harus melakukan tugasnya dalam proses road repair
and road maintenance dengan baik secara mandiri. Operator motor grader
adalah operator mandiri.
h. Group Leader dan operator motor grader bertanggung jawab pada area
operasinya, harus memastikan area kerjanya aman untuk operasi, dan jika
ada kendala maka operator motor grader harus menghubungi Group Leader
yang bertanggung jawab pada area tersebut.
i. Desain rambu kecepatan maksimal untuk melintasi jalan road repair adalah :
 a.Panjang = 90 (sembilan puluh) cm – 120 (seratus dua puluh) cm dan
Lebar = 90 (sembilan puluh) cm – 120 (seratus dua puluh) cm
 b.Tinggi rambu 1.5 (satu poin lima) meter (tiang + rambu)
 c.Rambu bertuliskan “Hati-hati ada Perbaikan Jalan dan Kecepanan
maksimal 20 km/jam”

2) Aktivitas Perbaikan Dan Perawatan Jalan


a. Aktivitas Perbaikan Jalan (Road Repair)
1. Kondisi jalan yang memerlukan road repair atau perbaikan jalan adalah
jalan yang nilai URCI < 70 (tujuh puluh) dan atau pada segmen jalan yang
tingkat kerusakannya medium & high (kerusakan struktur sampai base).
Adapun jenis kerusakan adalah sebagai berikut :
 Rutting, jalan yang membentuk rel, lendutan lebih dari 7.5 (tujuh poin
lima) cm
 Ketidak sempurnaan potongan melintang jalan
 Potholes, jalan berlubang
 Undulating, jalan bergelombang
 Loose aggregate, permukaaan base coarse lepas
2. Road Repair adalah suatu pekerjaan dengan membongkar jalan dan
membentuk ulang jalan baru, bisa dengan menambah material atau tidak
perlu menambah material. Aktivitas repair maintenance meliputi :
kegiatan ripping, cuting, spreading, compacting dan spraying. Aktivitas
ripping hanya boleh dilakukan pada jalan yang mengalami kerusakan
struktur dengan pengawasan Group Leader.
3. Unit yang digunakan pada aktivitas road repair bisa meliputi :
 Bulldozer
 Compactor
 Excavator
 Water Truck
 Motor Grader
 Dump Truck
4. Road repair di jalan coal hauling dilakukan maksimal 100 (seratus) meter
dan wajib dipasang rambu-rambu road repair pada kedua ujung dengan
jarak 50 (lima puluh) meter dari area repair serta diatur masing-masing
ujung oleh Traffic Man yang dilengkapi radio komunikasi dan rambu
STOP/GO. Dalam aktivitas repair jika terdapat kendaraan yang lebih
dahulu mendekati area repair maintenance diberikan prioritas melewati

191 HD785 Operation Training & Services


Standar Operational

dengan rambu GO, dengan demikian kendaraan dari arah yang berlawanan
harus berhenti dengan pengaturan rambu STOP. Sedangkan aktivitas road
repair jalan di dalam tambang panjang repair maksimal 100 (seratus)
meter dan wajib memasang minimal trafficon pada kedua ujung dengan
jarak 50 (lima puluh) meter dari area repair. Dalam aktivitas repair jalan
di dalam tambang prioritas untuk melewati area repair adalah unit hauler
dengan muatan.
5. Aktivitas repair yang dilaksanakan pada malam hari harus ada JSA yang
minimal ditanda tangani Dept. Head terkait.
6. Aktivitas road repair dilakukan maksimal setengah lebar jalan.
7. Jika aktifitas repair maintenance tidak dapat dilakukan dengan motor
grader dan berpotensi menyebabkan kerusakan motor grader, maka harus
menggunakan alat bantu lain seperti Bulldozer, Excavator, Compactor.
Contoh : Material OB dari HD 785 tidak boleh didorong menggunakan
motor grader.
8. Aktivitas repair harus diawasi dan Group Leader wajib mengontrol dan
memastikan proses serta hasil pekerjaan operator motor grader sesuai
dengan PKH.
9. Peralatan dan perlengkapan repair diperbolehkan meninggalkan area
apabila pekerjaan benar-benar selesai atau tuntas dan bisa pindah ke area
repair maintenance selanjutnya dengan tahapan yang sama.

b. Aktivitas Perawatan Jalan (Road Maintenance)


1. Road Maintenance adalah suatu aktivitas untuk mengembalikan bentuk
permukaan jalan seperti semula. Aktivitas road maintenance meliputi :
meratakan, menyingkirkan material lepas, membentuk crossfall, super
elevasi, membuka saluran air atau drainase dan bundwall.
2. Road maitenance di jalan coal hauling dilakukan maksimal 500 (lima
ratus) meter dan wajib dipasang rambu-rambu road repair pada kedua
ujung dengan jarak 50 (lima puluh) meter dari area maintenance serta
diatur masing-masing ujung oleh Traffic Man yang dilengkapi radio
komunikasi dan rambu STOP/GO. Road maintenace di jalan dalam
tambang tidak harus memakai rambu-rambu.
3. Road maintenance di jalan coal hauling dilakukan searah dengan lalu
lintas hauling, apabila tidak memungkinkan dilakukan searah lalu lintas
hauling, maka road maintenance dilakukan maksimal 100 (seratus) meter
dan wajib dipasang rambu-rambu road repair pada kedua ujung dengan
jarak 50 (lima puluh) meter dari area maintenance serta diatur masing-
masing ujung oleh Traffic Man yang dilengkapi radio komunikasi dan
rambu STOP/GO. Dalam aktivitas road maintenance jika terdapat
kendaraan yang lebih dahulu mendekati area maintenance diberikan
prioritas melewati dengan rambu GO, dengan demikian kendaraan dari
arah yang berlawanan harus berhenti dengan pengaturan rambu STOP.
4. Road maintenance jalan di dalam tambang dilakukan searah lalu lintas
hauling dengan jarak maksimal 500 meter, apabila tidak memungkinkan

Operation Training & Services HD785 192


Standar Operational

dilakukan searah lalu lintas hauling maka dilakukan maksimal 100


(seratus) meter dan wajib memasang minimal trafficon pada kedua ujung
dengan jarak 50 (lima puluh) meter dari area maintenance. Dalam
aktivitas maintenance jalan di dalam tambang prioritas untuk melewati
area maintenance. adalah unit hauler dengan muatan.
5. Pada saat aktifitas road maintenance motor grader dilarang melakukan
tandem pada kondisi perawatan jalan normal.
6. Pada saat aktivitas grading motor grader harus menggunakan lampu sign
untuk memberi isyarat penguna jalan (sign menyala sebelah kiri, unit lain
harus lewat sebelah kanan motor grader).
7. Apabila motor grader memasuki area front loading atau disposal,
operator motor grader wajib menginformasikan ke operator unit lain yang
beroperasi di area tersebut.
8. Spoil-spoil / material jelek harus dikumpulkan dipinggir sisi kiri bahu
jalan dengan tetap memperhatikan drainase, untuk selanjutnya dibuang.
9. Road maintenance jalan hauling coal di area tikungan dan persimpangan
wajib dipasang rambu-rambu road repair pada kedua ujung dengan jarak
50 (lima puluh) meter dari area maintenance serta diatur masing-masing
ujung oleh Traffic Man yang dilengkapi radio komunikasi dan rambu
STOP/GO. Dalam aktivitas road maintenance jika terdapat kendaraan
yang lebih dahulu mendekati area maintenance diberikan prioritas
melewati dengan rambu GO, dengan demikian kendaraan dari arah yang
berlawanan harus berhenti dengan pengaturan rambu STOP.
10. Road maintenance jalan dan tambang di area tikungan dan persimpangan
wajib dipasang minimal trafficon pada kedua ujung dengan jarak 50
meter dari area maintenance. Dalam aktivitas maintenance jalan di dalam
tambang prioritas untuk melewati area repair adalah unit hauler dengan
muatan.
11. Operator motor grader diperbolehkan meninggalkan area maintenance,
apabila area maintenance benar-benar telah selesai/tuntas, dan baru bisa
diperbolehkan pindah ke area road maintenance selanjutnya dengan
tahapan yang sama. Kecuali dalam kondisi tertentu dengan instruksi
khusus dari Group Leader, motor grader diperbolehkan meninggalkan
tempat, dan harus kembali ke area tersebut untuk menyelesaikan
pekerjaannya.

c. Kondisi Licin Setelah Hujan (Slippery)


1. Grading slippery adalah suatu aktivitas untuk membuka lapisan atas jalan
karena licin setelah hujan dengan tujuan agar dump truck dapat cepat
beroperasi.
2. Pada saat akan memulai penyekrapan, operator harus mendapat instruksi
dari Group Leader.
3. Pengoperasian motor grader segera dilakukan setelah hujan berhenti
untuk mengatasi jalan licin dengan memperhatikan penggunaan

193 HD785 Operation Training & Services


Standar Operational

differential lock dan melepas fungsi differential lock pada saat manuver.
Tidak diizinkan mengoperasikan motor grader saat hujan.
4. Jika memungkinkan, dapat menggunakan metode grading tandem untuk
mempercepat proses penanganan slippery dengan pengawasan Group
Leader.
5. Jika pekerjaan motor grader tidak memungkinkan, maka harus segera
dibantu dengan unit bulldozer maksimal sekelas D155 (atas pengawasan
langsung Group Leader), untuk area front atau disposal diperbolehkan
untuk menggunakan bulldozer di atas D155.
6. Aktivitas penyekrapan sebelum alat produksi (dump truck) mulai
beroperasi dapat dilakukan searah atau berlawanan arah lalu lintas untuk
mempercepat proses penanganan slippery.
7. Aktivitas penyekrapan jalan dimulai dari tengah untuk memotong tebal
lapisan jalan yang licin ke arah luar (pinggir jalan) dengan
memperhatikan aliran drainase tetap lancar.
8. Pada saat penyekrapan kondisi licin setelah hujan (slippery) yang
dilakukan motor grader belum selesai dan pergerakannya harus di
informasikan oleh Group Leader.
9. Pada kondisi jalan tanjakan atau turunan, proses penyekrapan dilakukan
dari atas ke bawah.
10. Jalan yang diprioritaskan untuk segera dilakukan penyekrapan adalah
jalan pada fleet yang memungkinkan untuk cepat beroperasi.
11. Setelah selesai proses penyekrapan slippery, operator segera
menginformasikan dan Group Leader memastikan kondisi jalan siap
operasi.

d. Penambahan Ketebalan Lapisan Permukaan Jalan (Resheeting/Caping)


1. Resheeting/Caping adalah suatu pekerjaan menambah material pada
permukaan jalan, sehingga sesuai dengan disain jalan.
2. Resheeting/Caping di jalan coal hauling dilakukan maksimal 100
(seratus) meter dan wajib dipasang rambu-rambu road repair pada kedua
ujung dengan jarak 50 (lima puluh) meter dari area repair serta diatur
masing-masing ujung oleh Traffic Man yang dilengkapi radio
komunikasi dan rambu STOP/GO. Didalam aktivitas resheeting/caping
jika terdapat kendaraan yang lebih dahulu mendekati area
resheeting/caping diberika prioritas melewati dengan rambu GO, dengan
demikian kendaraan dari arah yang berlawanan harus berhenti dengan
rambu STOP. Sedangkan aktivitas resheeting/caping jalan di jalan
tambang, panjang repair maksimal 100 (seratus) meter dan wajib
memasang minimal trafficon pada kedua ujung dengan jarak 50 (lima
puluh) meter dari area repair. Dalam aktivitas resheeting/caping jalan di
dalam tambang prioritas untuk melewati area repair adalah unit hauler
dengan muatan.
3. Aktifitas resheeting/caping dilakukan setengah lebar yang
memungkinkan pengoperasian motor grader dilakukan searah ataupun

Operation Training & Services HD785 194


Standar Operational

berlawanan dengan lalu lintas hauling dengan dilengkapi oleh rambu-


rambu yang telah ditentukan di atas.
4. Aktifitas resheeting/caping harus diawasi oleh Group Leader.
5. Jika aktifitas resheeting/caping tidak dapat dilakukan dengan motor
grader dan berpotensi menyebabkan kerusakan motor grader, maka harus
menggunakan alat bantu lain seperti Bulldozer, Excavator, Compactor.
Contoh : Material resheeting/caping dari HD 785 tidak boleh didorong
menggunakan motor grader.
6. Group Leader harus memastikan hasil resheeting/caping sesuai dengan
rencana
7. Peralatan resheeting/caping diperbolehkan meninggalkan area, apabila
pekerjaan benar-benar selesai/tuntas, dan bisa pindah ke area
resheeting/caping selanjutnya dengan tahapan yang sama.

195 HD785 Operation Training & Services


Standar Operational

Operation Training & Services HD785 196


Standar Operational
Standar Operational
Standar Operational

c) Rambu-rambu road maintenance maksimum 20 Km / jam dipasang pada kedua


ujung lokasi pekerjaan dengan jarak 50 M, dari awal dan akhir area patching
d) Manuver peralatan (dump truck, motor grader dan compactor) diatur oleh
spotter/traffic man yang juga bertugas sebagai pengatur dumping material serta
mengatur lalu lintas pada segmen jalan yang dilakukan perawatan
e) Jika kondisi lingkungan berbahaya bagi keselamatan, seperti debu tebal, kabut
yang.

2. Teknik pelaksanaan repair :


a) Setelah semua peralatan patching (motor grader, compactor, water truck dll)
siap dilokasi pekerjaan, dilaksanakan pengaturan lalulintas diawali dengan
pemasangan rambu-rambu kecepatan maksimum 20 Km / jam, 50M sebelum
dan sesudah ujung lokasi.
b) Jika ada kotoran, bersihkan semua dari area yang akan di-patching.
c) Jika terjadi kerusakan struktural, lakukan penggalian untuk membuang semua
material yang kotor / rusak.
d) Lebar minimum galian 2,5M, sehingga pemadatan dengan compactor dapat
mencapai kepadatan lapangan yang disyaratkan (lebar disesuaikan dengan
lebar drum compactor)
e) Lakukan pemadatan besar galian sebanyak 6 – 8 kali lintasan (sesuai hasil field
trial compaction).
f) Ganti material yang rusak minimal kualitasnya sama dengan material yang ada,
untuk subgrade / lapisan pondasi bawah (scoria), untuk lapis pondasi agregat
sesuai standar parameter.
g) Padatkan material lapisan sesuai dengan jenis material (tebal lapisan scoria
kurang lebih 30 Cm, tebal lapis pondasi agregat kurang lebih 15 Cm (loose
material).
h) Setelah pemadatan selesai, potong lapisan pondasi sama tinggi dengan sisi area
patching.
i) Setelah selesai pekerjaan patching, jalur lalulintas dibuka kembali.

3. Pindah Lokasi Kerja :


a) Group Leader memastikan bahwa pekerjaan patching yang dilaksanakan sudah
selesai, sebelum pindah ke lokasi lain.
b) Kecepatan unit grader selama travel maksimum 40 Km / jam.
c) Trafficman / checker menuju lokasi baru menggunakan unit sarana ;
d) Trafficman / checker harus memasang rambu maintenance jalan di kedua ujung
lokasi maintenance yang baru sebelum pekerjaan dimulai .

4. Informasi / komunikasi :
a) Lokasi patching diinformasikan oleh Group Leader kepada pemakai jalan lewat
dispatch. Informasi disampaikan setiap awal shift .
b) Jika pindah lokasi kerja ada hal-hal lain yang dianggap penting, Group Leader
harus menginformasikan ke Dispatch untuk diteruskan ke pemakai jalan.

199 HD785 Operation Training & Services


Standar Operational

f. Resheeting
Resheeting adalah aktivitas menambah ketebalan lapisan permukaan jalan dengan
material split murni / non split guna menggantikan kerusakan struktural yang terjadi
pada lapis perkerasan yang aus akibat “friction” dengan roda unit kendaraan yang
lewat.
1. Traffic management :
Perlengkapan
a) Rambu Road Maintenance kecepatan maksimal 20 km/jam sebanyak 2 buah.
b) Panjang (jarak) area repair / jarak maksimal sejauh 200 M.
c) Rambu-rambu road maintenance maksimum 20 Km / jam dipasang pada ujung
lokasi pekerjaan dengan jarak 50 M, serta harus ada traffic man yang mengatur
lalu lintas pada segmen jalan yang dilakukan perawatan
d) Manuver peralatan (dump truck, motor grader dan compactor) diatur oleh
traffic man atau checker yang juga bertugas sebagai pengatur dumping
material.
e) Jika kondisi lingkungan berbahaya bagi keselamatan , seperti karena debu
tebal, kabut yang tidak bisa

2. Teknik pelaksanaan resheeting :


a) Setelah semua peralatan resheeting (motor grader, compactor, water truck dll)
siap dilokasi pekerjaan, dialksanakan pengaturan lalu lintas dawali denagn
pemasangan rambu-rambu max 20 Km / jam, 50M sebelum dan sesudah ujung
lokasi.
b) Bersihkan kotoran semua dari area yang akan di-resheeting.
c) Jika terjadi kerusakan struktural / material yang kotor lakukan penggalian
untuk membuang semua material yang kotor / rusak.
d) Buat lapisan permukaan jalan yang lama menjadi kasar bila diperlukan dengan
cara me-ripper untuk mengikat antara resheeting material lama dengan yang
baru.
e) Dumping material resheeting dengan jarak sesuai dengan ketebalan resheeting
yang direncanakan untuk memudahkan pekerjaan spreading oleh grader
f) Tebal lapisan resheeting disesuaikan dengan jenis material dan kadar air
optimum yang dikandung material (biasanya antara 10 Cm – 20 Cm).
g) Jaga kelembaban material pada kadar air optimum (OMC) untuk memudahkan
pemadatan.
h) Setelah selesai, jalur resheeting bisa dibuka.

3. Pindah lokasi kerja :


a) Group Leader memastikan bahwa pekerjaan resheeting yang dilaksanakan baru
selesai, sebelum pindah ke lokasi lain.
b) Kecepatan unit grader selama travel 40 Km / jam.
c) Trafficman / checker menuju lokasi baru menggunakan unit sarana.
d) Trafficman / checker harus memasang rambu maintenance di kedua ujung
lokasi maintenance sebelum pekerjaan dimulai.

Operation Training & Services HD785 200


Standar Operational

4. Informasi/komunikasi :
a) Lokasi resheeting diinformasikan oleh Group Leader kepada pemakai jalan
lewat dispatch, Informasi disampaikan disetiap awal shift.
b) Jika pindah lokasi kerja atau ada hal-hal lain yang dianggap penting, Group
Leader harus menginformasikan ke Dispatch untuk diteruskan kepada pemakai
jalan.

g. Ex-Patching
1. Traffic management :
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan adalah
Perlengkapan
a) Rambu Road Maintenance kecepatan maksimal 20 km/jam 2 buah.
b) Panjang (jarak) area repair / jarak maksimal 500 M.
c) Rambu-rambu road maintenance maksimum 20 Km / jam, dipasang pada
kedua ujung lokasi pekerjaan dengan jarak 50 M dari awal dan akhir area
repair, serta harus ada traffic man yang mengatur lalu lintas pada segmen jalan
yang dilakukan perawatan
d) Jika kondisi lingkungan berbahaya bagi keselamatan , seperti karena debu
tebal, kabut yang tidak bisa diatasi serta kondisi tidak aman lainnya GL dapat
menghentikan pekerjaan.

2. Penentuan Teknik Pelaksanaan Repair Adalah :


a) Setelah semua peralatan repair (motor grader, compactor, water truck dll) siap
dilokasi pekerjaan , dilaksanakan pengaturan lalulintas diawali dengan
pemasangan rambu-rambu kecepatan maksimum 20 Km / jam, 50M sebelum
dan sesudah ujung lokasi.
b) Jika ada kotoran (tumpahan batubara, batu-batu besar, lempung dll) bersihkan
semua dari area yang akan di- repair.
c) Jika terjadi kerusakan struktural, lakukan penggalian untuk membuang semua
material yang kotor / rusak.
d) Lakukan pemotongan atau penggalian, dibolak-balik supaya material bisa
bercampur atau untuk pengeringan bila kadar air melebihi (OMC), kemudian
dirapikan kembali layer per layer untuk membentuk crown jalan yang
diinginkan.
e) Lakukan pemadatan besar galian minimal 6 kali lintasan (bila diperlukan
pembongkaran material).
f) Lakukan penyiraman untuk mendapatkan kadar air optimum lalu padatkan
lapis pondasi agregat minimum 6 kali lintasan per jalur pemadatan.
g) Setelah selesai pekerjaan repair, jalur lalu lintas bisa dibuka kembali.

3. Pindah Lokasi Kerja : Adapun hal-hal yang harus diperhatikan adalah :


a) Group Leader memastikan bahwa pekerjaan ex-patching yang dilaksanakan
baru selesai, sebelum pindah ke lokasi lain.
b) Kecepatan unit grader selama maksimum travel 40 Km / jam.
c) Trafficman /checker menuju lokasi baru menggunakan unit sarana.

201 HD785 Operation Training & Services


Standar Operational

d) Trafficman / checker memasang rambu maintanance di kedua ujung lokasi


maintenance yang baru, sebelum pekerjaan dimulai.

4. Informasi / komunikasi :
a) Lokasi patching diinformasikan oleh Group Leader kepada pemakai jalan
lewat dispatch. Informasi disampaikan setiap awal shift.
b) Jika pindah lokasi kerja ada hal-hal lain yang dianggap penting, Group Leader
harus menginformasikan ke Dispatch

d. Stockpiling
1) Pemuatan batubara di Stockpiling
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
a) Pengisian awal batubara ke alat angkut trailler dilakukan oleh Wheel Loader
(diusahakan tidak menggunakan excavator besar karena dikhawatirkan akan
banyak menghancurkan batubara), kemudian pengisian terakhir dilakukan dan
diratakan dengan excavator kecil sekelas PC200 dengan maksud agar muatan
penuh sampai ujung-ujung vessel dan rapi sehingga tidak tumpah pada waktu
dibawa ke port site
b) Operator excavator bertanggung jawab pada area operasinya, mulai dari
kebersihan unitnya sendiri, kebersihan lokasi kerja dari kontaminasi, dan jika
butuh bantuan harus menghubungi Group Leader yang bertanggungjawab pada
Stockpile tersebut.
c) Operator excavator harus mengerti dan mengetahui batas pengambilan
batubara yang bentuk informasinya berupa papan pengumuman atau pita
survey.
d) Operator excavator harus memastikan arah penggalian (misalnya dari kiri ke
kanan) agar manuver alat angkut/trailler aman dan mengurangi pergerakan
nonproduktif selama pemuatan.
e) Kedudukan undercarriage/track excavator kecil harus rata, posisi sama atau
lebih tinggi dari vessel alat angkut tertinggi dengan maksud agar operator bisa
melihat sisi atas vessel pada saat mengisi dan meratakan muatan, dan tegak
lurus dengan alat angkut
f) Operator excavator harus berusaha mengurangi pergerakan yang tidak
produktif untuk memastikan pemuatan setiap alat angkut lebih efisien.
g) Pada saat pemuatan ke vessel alat angkut batubara, urutan pengisian material
mulai dari bagian depan atau belakang terlebih dahulu kemudian bagian
tengah, dengan maksud untuk memastikan muatan penuh sampai ujung-ujung
vessel dan distribusi material merata untuk menghindari ketidak-seimbangan
muatan.
h) Pada saat pemuatan bila ditemukan batubara yang ukurannya besar/big coal (
ukuran big coal tergantung kesepakatan dengan customer) operator excavator
wajib melaporkan ke group leader dan group leader membuat laporan tertulis
di form stockpile activity. Operator excavator wajib menghancurkannya
terlebih dahulu sebelum dilakukan pemuatan ke alat angkut.

Operation Training & Services HD785 202


Standar Operational

i) Operator excavator yang menentukan selesainya pemuatan dan menggunakan


klakson sebagai tanda alat angkut/trailler boleh berangkat.
j) Pembersihan loading point atau perbaikan posisi, kedudukan alat, dilakukan
pada saat tidak ada alat angkut menunggu.

203 HD785 Operation Training & Services

Anda mungkin juga menyukai