Anda di halaman 1dari 9

Nama : Rachmadian Tri Ramadhani

NIM : 041304543

TUGAS 1 ADPU4441 Pengembangan Organisasi

Konsep Strategi Balanced Score Card

Balanced scorecard adalah sistem manajemen yang bertujuan untuk menerjemahkan tujuan
strategis organisasi ke dalam serangkaian tujuan kinerja yang pada gilirannya diukur, dipantau,
dan diubah jika perlu untuk memastikan bahwa tujuan strategis organisasi terpenuhi.

Premis utama dari pendekatan balanced scorecard adalah bahwa metrik akuntansi keuangan yang
secara tradisional diikuti perusahaan untuk memantau tujuan strategis mereka tidak cukup untuk
menjaga perusahaan tetap pada jalurnya. Hasil keuangan menjelaskan apa yang telah terjadi di
masa lalu, bukan ke mana arah bisnis atau seharusnya.

Balanced scorecard atau kartu skor berimbang dikenal sebagai bagian dari perencanaan
strategis dan sistem manajemen yang umum digunakan oleh suatu perusahaan. Artinya, balanced
scorecard memiliki peran penting dalam mengembangkan usaha atau bisnis ke depannya.

Mengapa Balanced Scorecard Diperlukan?

Perkembangan di dalam dunia bisnis saat ini semakin kompetitif sehingga menyebabkan
persaingan yang luar biasa.

Pengaruh dari perkembangan bisnis tersebut membuat perubahan dalam hal atau aspek lainnya
seperti produksi, pemasaran, pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) serta bagaimana cara
penanganan suatu transaksi pada suatu perusahaan dengan para pelanggan atau antara
perusahaan dengan perusahaan yang lainnya.

Akibat dari permasalahan tersebut, maka manajemen harus bisa mengkaji ulang pedoman yang
selama ini telah di gunakan supaya dapat bertahan serta bisa terus mengembangkan usahanya di
dalam persaingan yang semakin ketat ini.

Akibatnya, pengukuran atau penilaian suatu kinerja menjadi salah satu faktor yang penting di
dalam suatu perusahaan. Sejak awal, pemahaman mengenai pengukuran kinerja pada suatu
organisasi merupakan hal yang sangat penting dan vital.

Dengan hasil pengukuran kinerja yang baik maka akan menciptakan sebuah informasi mengenai
keberadaan bisnis tersebut serta bagaimana hal tersebut dilakukan dan di mana itu terjadi.

Singkatnya, pengukuran kinerja merupakan kartu laporan bagi sebuah perusahaan. Untuk
mengukur kinerja tersebut, salah satu alat pengukuran kinerja yang baik adalah balanced
scorecard.
Pengertian dan Sejarah Balanced Scorecard

Sebelum meenyelam lebih dalam untuk mengetahui segala hal tentang Balanced Scorecard,
penting untuk memahami konteks dan konsep di balik alat manajemen dan pemantauan yang
dibuat oleh profesor Robert S. Kaplan dan David Norton dalam artikel terkenal mereka di
Harvard Business Review 1992 berjudul “The Balanced Scorecard: Measures that drive
performance. “

Pada saat itu ada persepsi bahwa metode benchmarking organisasi menjadi usang dan tidak
memadai. Pada akhir studi profesor, mereka membutuhkan metode pengukuran kinerja
perusahaan yang lebih tepat, pada akhirnya mereka mengembangkan sistem pendukung yang
efisien untuk pengambilan keputusan, untuk membantu manajemen strategis.

Salah satu poin kunci dari balanced scorecard adalah memperluas evaluasi kinerja prospek yang
selama ini selalu sangat terfokus pada aspek keuangan.

Oleh karena itu, deskripsi dalam pengukuran balanced scorecard dapat ditentukan sebagai
berikut:

Alat untuk memantau keputusan strategis yang diambil oleh perusahaan berdasarkan indikator
yang telah ditetapkan sebelumnya dan yang harus menembus setidaknya melalui empat aspek –
keuangan, pelanggan, proses internal dan pembelajaran & pertumbuhan.

Jadi, perusahaan memiliki kemampuan pengukuran dan pemantauan yang diperluas, yang
memungkinkan semua titik rantai pasok yang relevan untuk diukur.

Juga, Ini membawa peningkatan yang signifikan dalam pemahaman seluruh perusahaan tentang
strategi mereka yang ditentukan oleh manajemen puncak, dengan melibatkan setiap karyawan
dalam proses tersebut. Itu dilakukan melalui pengembangan peta strategis.

Selain itu, dalam contoh manajemen yang menggunakan metode balanced scorecard, terdapat
beberapa peta strategis yang menjadi lebih jelas saat manajemen merangkum setiap metode
pengukuran kinerja organisasi dan pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan bisnis.

Profesor Robert Kaplan dan David Norton berpendapat:

“Komunikasi Balanced Scorecard terjadi melalui struktur logis, berdasarkan pengelolaan


tujuan yang telah ditetapkan; memungkinkan manajer untuk merelokasi sumber daya fisik,
keuangan dan manusia untuk mencapai tujuan strategis. Lebih dari sekadar alat pengukur
kinerja, Balanced Scorecard adalah penerjemah strategi dan komunikator kinerja. “

Sistem proses manajemen bisnis yang baik akan selalu menjadi hal yang dapat diandalkan dalam
pemantauan, pengelolaan dan pendampingan dalam pengambilan keputusan di perusahaan.
Konsep Balanced Scorecard yang Perlu Diketahui

Konsep Balanced Scorecard (BSC) diperkenalkan pertama kali oleh Robert S. Kaplan dan
David P. Norton tepatnya pada Januari-Februari tahun 1992 melalui artikel yang diterbitkan
oleh Harvard Business Review.

Konsep ini terfokus pada 3 (tiga) hal, yaitu:

1. Mengidentifikasi visi dan misi organisasi atau perusahaan


2. Mengidentifikasi strategi untuk mencapai misi tersebut
3. Menganalisis kinerja organisasi atau perusahaan dari perspektif tertentu, sebagai upaya
dalam menentukan gagasan untuk mengetahui bagaimana hasil akhir yang diperoleh.

Konsep keseimbangan dalam Balanced Scorecard (BSC) terkait pada 3 (tiga) area
berikut ini :

1.  Keseimbangan antara indikator keberhasilan finansial dan non finansial

Balanced Scorecard (BSC) awalnya dibuat untuk mengatasi kekuranghandalan ukuran


performa finansial dengan menyeimbangkannya dengan pemicu lain untuk performa yang
mengacu ke masa depan. Ini masih terus menjadi prinsip dari sistem Balanced Scorecard
(BSC) ini.

2.  Keseimbangan antara konstituen internal dan eksternal dari organisasi

Shareholder dan pelanggan merepresentasikan konstituen eksternal dalam Balanced


Scorecard (BSC), sementara karyawan dan proses internal merepresentasikan konstituen
internal. Balanced Scorecard (BSC) berusaha menyeimbangkan kebutuhan kedua grup yang
tak jarang menjadi kontradiktif satu sama lain untuk bisa secara efektif
mengimplementasikan strategi.

3. Keseimbangan antara indikator performa lag dan lead

Indikator lag secara umum merepresentasikan performa masa lalu. Contohnya semisal saja
kepuasan pelanggan atau revenue. Meskipun ukuran tersebut pada umumnya cukup obyektif dan
bisa diakses dengan mudah, namun mereka semua punya daya prediktif yang lemah. Sementara
itu, indikator lead adalah pemicu performa yang membawa pada pencapaian indikator lag.
Indikator ini biasanya berbentuk ukuran atas proses dan aktivitas. Pengiriman tepat waktu,
semisal, bisa merepresentasikan indikator lead untuk ukuran lag kepuasan pelanggan. Suatu
scorecard harus berisi campuran atau paduan antara indikator lag dan lead. Indikator lag yang
tanpa disertai oleh ukuran lead tidak akan mengkomunikasikan bagaimana target akan diraih.
Sebaliknya, indikator lead tanpa ukuran lag akan menghasilkan perkembangan jangka pendek
namun tidak tampak bagaimana perkembangan tersebut berdampak pada peningkatan manfaat
bagi pelanggan dan juga shareholder.
Balanced Scorecard (BSC) memberi perusahaan elemen yang dibutuhkan untuk
berpindah dari paradigma “selalu tentang finansial” menuju model baru yang mana hasil
Balanced Scorecard (BSC) menjadi titik awal untuk review, mempertanyakan, dan
belajar tentang strategi yang dimiliki. Balanced Scorecard (BSC) akan menerjemahkan
visi dan strategi ke dalam serangkaian ukuran koheren dalam empat perspektif yang
berimbang. Balanced Scorecard (BSC) bisa dikatakan sebagai alat ukur yang paling
sederhana dalam perusahaan, sehingga banyak kelemahan-kelemahannya. Salah satu
kelemahannya adalah informasi yang disajikan terbatas dan kurang akurasi. Sehingga
tidak bisa melihat faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi performa perusahaan.
Misalnya saja saat terjadi krisis, kebijakan pemerintah, atau kejadian di momen-momen
tertentu.

Fungsi Balanced Scorecard

1. Memberi struktur pada strategi

Tidak seperti manajemen keuangan atau SDM, organisasi sering berbicara tentang kinerja dan
strategi organisasi dalam berbagai cara yang berbeda dan unik.

Dengan demikian, ada banyak pendekatan berbeda untuk manajemen strategis. Balanced
Scorecard adalah cara yang logis dan terstruktur untuk membantu para pemimpin organisasi
Anda memastikan bahwa semua area organisasi dicakup dengan cara yang mudah dipahami.

Ini membantu menjaga tujuan Anda di pusat, menggunakan pengukuran khusus untuk melacak
kemajuan, dan mengikuti inisiatif untuk melacak tindakan danstruktur mereka yang
menggunakan pengetahuan dan data yang dikumpulkan.

2. Mempermudah komunikasi strategi dalam bisnis

Rencana bisnis dirancang untuk menyampaikan rencana strategis dengan jelas. Ini adalah alat
bantu visual yang baik dan sederhana yang digunakan untuk menyelaraskan setiap departemen
atau divisi dengan tujuan mencapai tujuan bisnis tingkat tinggi.

Ketika diterapkan dengan benar, itu berarti akan:

 Memberi karyawan tujuan yang jelas untuk diingat saat mengerjakan tindakan.
 Membantu karyawan mengidentifikasi tujuan utama.
 Memungkinkan karyawan untuk lebih memahami elemen strategis yang membutuhkan
penanganan
 Memungkinkan karyawan untuk melihat bagaimana tujuan mempengaruhi satu sama lain.

3. Ini menyelaraskan departemen dan divisi

Jika diterapkan dengan benar, semua divisi dan departemen harus selaras dengan strategi yang
sama, dan Balanced Scorecard memfasilitasi proses ini.
Dengan struktur yang dibuat dalam balanced scorecard, kita dapat menghubungkan tujuan kritis
kita dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Selain itu, kita dapat melihat bagaimana pengukuran kita dapat ditinjau dan diaplikasikan ke
pengukuran tingkat perusahaan, bagaimana proyek ditautkan ke proyek tingkat perusahaan, dan
banyak lagi. Balanced scorecard juga menyediakan struktur yang dibutuhkan ketika proyek besar
dibagikan ke berbagai divisi.

4. Ini membantu karyawan melihat bagaimana tujuan individual mereka terkait dengan
strategi organisasi

Menggunakan kerangka kerja Organisasi Berfokus pada Strategi, balanced scorecard


memungkinkan individu untuk menyelaraskan tujuan mereka di seluruh organisasi.

Misalnya, seorang karyawan yang menetapkan tujuan kinerja reguler untuk tinjauan pribadi
tahunan dan dapat menghubungkan tujuan mereka dengan tujuan divisi atau departemen mereka.

Jadi, balanced scorecard memungkinkan semua karyawan Anda untuk menghubungkan apa yang
mereka lakukan untuk kemajuan tim dan perusahaan secara keseluruhan.

5. Itu membuat strategi tetap pada track-nya

Banyak organisasi membangun rencana strategis dan meletakkannya di rak, tidak pernah ditinjau
ulang. Pembuatan kerangka kerja balanced scorecard didasarkan pada peninjauan strategi kita
secara teratur dan kita hanya dapat melakukan ini jika strateginya diatur.

Rapat tinjauan strategi rutin setiap bulan atau tiga bulanan, dikombinasikan dengan pembaruan
strategi tahunan, akan memastikan kita mereferensikan strategi kita secara teratur dan
menjadikannya sebagai pusat proses pelaporan manajemen kita.

Meninjau strategi perusahaan akan menghidupkannya dan menjadikannya bagian dari cara kita
mengelola organisasi. Selain itu, kita akan tahu di mana kita berada setiap saat dalam mencapai
tujuan.

4 Perspekif Dalam Balanced Scorecard

Terdapat 4 perspektif yang perlu dipikirkan sebelum merancang balanced scorecard yang benar.
Berikut adalah 4 perspektif tersebut:

Perspektif Keuangan

Bagi sebagian besar organisasi bisnis, keuntungan menjadi tujuan teratas. Oleh karena itu,
perspektif paling atas adalah tentang tujuan keuangan dan meraih keuntungan secara
berkelanjutan.
Pada dasarnya, tujuan utama apa pun yang terkait dengan kesehatan dan kinerja keuangan
perusahaan dapat dimasukkan dalam perspektif ini. Pendapatan dan laba adalah tujuan jelas yang
dicantumkan sebagian besar organisasi dalam perspektif ini.

Tujuan keuangan lainnya mungkin termasuk:

 Penghematan biaya dan efisiensi (misalnya, tujuan tertentu untuk mengurangi biaya
produksi sebesar 10% pada tahun 2020)
 Margin Laba (meningkatkan margin laba operasi, misalnya)
 Sumber pendapatan (misalnya, menambahkan saluran pendapatan baru)

Perspektif Pelanggan

Perspektif ini berfokus pada tujuan kinerja yang terkait dengan pelanggan dan pasar. Dengan
kata lain, jika kita ingin mencapai tujuan keuangan kita, apa yang sebenarnya kita butuhkan
untuk pelanggan dan pasar kita?

Contoh hal yang termasuk dalam perspektif ini adalah seperti:

 Layanan dan kepuasan pelanggan (meningkatkan net promotor score, atau mengurangi
lead time pusat panggilan, misalnya)
 Pangsa pasar (seperti, pangsa pasar yang berkembang di segmen atau negara tertentu)
 Kesadaran merek (misalnya, meningkatkan interaksi di media sosial)

Perspektif Proses Internal

Proses apa yang perlu kita lakukan untuk mencapai tujuan terkait pelanggan dan keuangan?
Itulah pertanyaan yang ingin dijawab oleh perspektif ini.

Di sini kita akan menetapkan tujuan dan sasaran operasional internal, atau dengan kata lain, apa
yang perlu dimiliki bisnis dan apa yang perlu dilakukan bisnis dengan baik untuk mendorong
kinerja?

Contoh tujuan proses internal mungkin termasuk:

 Perbaikan proses (misalnya, mempersingkat proses persetujuan internal)


 Optimalisasi kualitas (seperti, mengurangi limbah produksi)
 Pemanfaatan kapasitas (menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, misalnya)

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Sementara perspektif ketiga adalah tentang sisi proses konkret dari berbagai hal, perspektif
terakhir ini mempertimbangkan pendorong kinerja yang lebih tidak berwujud. Karena mencakup
spektrum yang begitu luas, perspektif ini sering dipecah menjadi komponen-komponen berikut:
 Modal manusia – keterampilan, bakat dan pengetahuan (misalnya, penilaian
keterampilan, skor manajemen kinerja, efektivitas pelatihan)
 Modal informasi – database, sistem informasi, jaringan dan infrastruktur teknologi
(seperti, sistem keselamatan, sistem perlindungan data, investasi infrastruktur)
 Modal organisasi – budaya, kepemimpinan, penyelarasan karyawan, kerja tim dan
manajemen pengetahuan (misalnya, keterlibatan staf, skor promotor bersih karyawan,
audit budaya perusahaan)

Keunggulan Balanced Scorecard Untuk Bisnis

Ada banyak keunggulan menggunakan balanced scorecard (BSC), di antaranya adalah:

1. Memungkinkan perusahaan untuk menyatukan data ke dalam satu laporan

Hal ini membantu manajemen perusahaan untuk menghemat waktu, dana, dan tenaga kerja.
Sehingga dengan pembacaan laporan yang lebih mudah akan mempercepat pembuatan keputusan
bisnis.

2. Memberikan informasi manajemen mengenai layanan dan kualitas perusahaan

Hasil yang diperoleh dari penerapan BSC ini memungkinkan para pemimpin perusahaan dan
karyawan untuk mengomunikasikan tujuan dan prioritas mereka guna memenuhi tujuan
perusahaan di masa depan.

3. BSC juga dapat meningkatkan efisiensi perusahaan

Penerapan BSC yang tepat dengan hasil dan interpretasi data yang akurat dapat menghindarkan
perusahaan dari hal-hal buruk seperti:

 Penurunan produktivitas atau output yang dapat menyebabkan biaya yang lebih tinggi
 Pendapatan yang lebih rendah
 Kerusakan pada citra atau reputasi perusahaan
Cara Mudah Membuat Balanced Scorecard

Berikut adalah lima langkah untuk membuat dan mengembangkan Balanced Scorecard (BSC):

1. Menentukan dan Menetapkan Visi Perusahaan

Visi memberikan gambaran yang ingin dicapai perusahaan pada masa yang akan datang.

2. Menentukan Tujuan Strategis

Tujuan strategis berperan penting dalam kesehatan bisnis yang Anda jalankan saat ini dan di
masa depan.

Banyak profesional menggunakan analisis strength (kekuatan), weakness (kelemahan),


opportunity (peluang), dan threats (ancaman) atau biasa dikenal dengan istilah analisis SWOT
untuk menentukan tujuan ini.

3. Menganalisis Faktor Kunci Kesuksesan Perusahaan

Selanjutnya adalah mencari tahu faktor-faktor penentu keberhasilan (Critical Success Factors
atau CSF) bagi perusahaan.

4. Menetapkan Key Performance Indicator (KPI)

Key Performance Indicator merupakan hal-hal yang menjadi indikator untuk menyelaraskan
kinerja dengan tujuan strategis.

5. Menentukan Target, Rencana, dan Tindakan

Ini adalah langkah terakhir BSC untuk menghasilkan sebuah inisiatif atau tindakan yang akan

kita lakukan. Target yang kita tentukan sebelumnya harus mempertimbangkan KPI yang kita

buat.
Contoh Balanced Scorecard

Berdasarkan laporan dari laman NC State University, berikut ini contoh balanced scorecard dari
perusahaan Philips Electronics:

1. Perspektif Finansial

 CSF (Faktor Kesuksesan): nilai, pertumbuhan, dan produktivitas


 Indikator: Pertumbuhan pendapatan yang menguntungkan

2. Perspektif Pelanggan

 CSF (Faktor Kesuksesan): value propositions


 Indikator: Kesenangan pelanggan dan kepuasan karyawan

3. Perspektif Proses Bisnis

 CSF (Faktor Kesuksesan): drivers for performance (mekanisme untuk mencapai tujuan
yang ditargetkan perusahaan)
 Indikator: Keunggulan operasional

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

 CSF (Faktor Kesuksesan): pengetahuan, teknologi, kepemimpinan, dan kerja tim


 Indikator: Pengembangan organisasi dan dukungan TI

Kesimpulan

Balanced scorecard merupakan salah satu upaya yang bisa digunakan oleh bisnis kita untuk
menjadi tolok ukur dalam menilai performa perusahaan.

Konsep balanced scorecard (BSC) sendiri fokus pada identifikasi visi dan misi perusahaan,
strategi untuk mencapai misi tersebut, hingga menganalisis kinerja dari strategi yang dilakukan
berdasarkan hasil akhir yang didapatkan.

Terdapat 4 (empat) perspektif dalam balanced scorecard (BSC) yaitu perspektif keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Keempat perspektif ini menjadi landasan dalam membuat balanced scorecard (BSC) bagi
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai