Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Industri Konstruksi

Disusun Oleh :

Aqillah fadia haya (14120210166)

Annisa Zulfaidah (14120210163)

Ririn Azisa.S (14120210165)

Muhfiah Putri Ramadhani (14120210164)

Assyifa Irasuliyah Intang (14120210168)

Harnila J (14120220184)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapakan kehadirat Allah Swt  atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi
kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SISTEM MANAJEMEN K3.................................................3
2.2 ANALISIS PENGARUH K3..........................................................................4
2.3 BIAYA PENERAPAN K3..............................................................................6
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keselamatan pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi naluri
dari setiap makhluk hidup. Kondisi perburuhan yang buruk dan angka kecelakaan
yang tinggi mendorong berbagai kalangan untuk berupaya meningkatkan
perlindungan bagi tenaga kerja. Salah satu diantaranya perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja (Ramli, 2012). Pada kenyataannya dalam dunia industri,
perlindungan terhadap tenaga kerja masih jauh dari yang diharapkan karena masih
banyak terjadi kecelakaan kerja serta potensi bahaya kerja yang dapat
membahayakan tenaga kerja. Terkait masalah perlindungan tenaga kerja dari
kecelakaan kerja, perusahaan menerapkan sistem manajemen yang dapat melindungi
tenaga kerja dari kecelakaan kerja dan menghindari kerugian yang besar terhadap
perusahaannya. Salah satu sistem manajemen yang harus diterapkan adalah Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja selanjutnya disingkat menjadi
SMK3.
Berdasarkan laporan Internasional Labour Organization (ILO), ada pekerja
meninggal setiap hari akibat kecelakaan kerja atau penyakit terkait pekerjaan. Lebih
dari 2,78 juta kematian per tahun. Selain itu, ada sekitar 374 juta cidera dan penyakit
akibat kecelakaan kerja non-fatal setiap tahun, banyak di antaranya mengakibatkan
ketidakhadiran dalam pekerjaan. Sementara di Indonesia angka kecelakaan kerja
tiga tahun 2 terakhir cenderung naik. Pada tahun 2015 terdapat 98.970 kasus
kecelakaaan kerja, 2016 terdapat 106.129 kasus kecelakaan kerja, dan 2017 terdapat
123.000 kasus kecelakaan kerja. Untuk total jumlah kecelakaan kerja setiap
tahunnya mengalami peningkatan hingga 5% (Prins David Saut, 2018). Berdasarkan

1
data tersebut, menunjukan bahwa kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
selanjutnya disingkat K3 di perusahaan– perusahaan Indonesia masih jauh dari yang
diharapkan karena masih banyak kasus kecelakaan yang terjadi, yang seharusnya
angka kecelakaan disuatu perusahaan adalah kecelakaan nihil (Zero Accidient).
Penerapan SMK3 mendapatkan perhatian yang sangat serius diseluruh dunia dengan
digunakannya standar Occupational Health and Safety Manjagement Systems oleh
berbagai perusahaan multinasional. Di Indonesia, pemerintah juga telah menunjukan
komitmennya dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker)
No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(SMK3), yang kemudian ditingkatkan dengan dikeluarkannya PP NO.50 Tahun
2012. Dalam permenaker No.5/MEN/1996 maupun PP No.50 Tahun 2012
dijelaskan bahwa perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang
atau lebih atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh proses produksi
dapat megakibatkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan
SMK3.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan SMK3?
2. Penjelasan analisis K3
3. Berapa anggaran biaya penerapn K3
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini agar dapat mengetahui pengertian SMK3,
penjelasan analisis k3 dan anggaran biaya penerapan k3.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


SMK3 merupakan bagian yang tidak terpisah dari sistem perlindungan tenaga
kerja dan bagi pekerjaan jasa konstruksi dapat meminimalisasi dan menghindarkan
diri dari resiko kerugian moral maupun material, kehilangan jam kerja, maupun
keselamatan manusia dan lingkungan sekitarnya yang nantinya dapat menunjang
peningkatan kinerja yang efektif dan efisien dalam proses pembangunan. Proyek
pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno - Manado merupakan salah satu proyek
konstruksi yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Salah satu
penyebabnya penggunaan alat-alat berat dan mesin-mesin canggih yang
memerlukan keahlian untuk menggunakannya dengan benar. Oleh sebab itu perlu
diadakan penelitian tentang evaluasi penerapan SMK3 pada proyek tersebut
sehingga kecelakaan kerja bisa dapat dikurangi atau ditekan sekecil-kecilnya.
Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya diharapkan akan memberi iklim keamanan dan ketenangan kerja, sehingga
sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Batasan Masalah Dalam penelitian ini, masalah dibatasi pada :
1. Penerapan Standar dan Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) di lokasi penelitian.
2. Pengaruh penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) di lokasi penelitian.
3. Lokasi penelitian adalah proyek pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno -
Manado.
4. Penelitian dilakukan pada jam kerja.

3
2.1 Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. penggunaan APD merupakan prioritas bagi keselamatan pekerja. Akan tetapi,
pada pelaksanaan di Proyek PembangunanGedung Education Center Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassarmasih saja
terdapat pekerja yang tidak mengikuti aturan yang sudah menjadi Kebijakan
mutu dan K3 perusahaan.Secara umum terdapat ketimpangan antara penerapan
tentang K3 dengan perilaku pekerja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
pengaruh variabel-variabel penerapan K3 secara bersama-sama terhadap
perilaku pekerja konstruksi ialah variabel X1 (Perilaku pekerja) sebesar
0,091 atau 9,1%, X2 (Kesadaran pekerja) sebesar 0,130 atau 13,0%, X3
(Pemahaman pekerja) sebesar 0,609 atau 60,9%, X4 (Peran pimpinan) sebesar
0,170 atau 17,0.
2. Penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja pada proyek konstruksi daerah
Jabodetabek mengidentifikasi program keselamatan dan kesehatan kerja, kendala
yang dapat dialamai dari sisi perusahaan dan pekerja serta hasil kendala yang
dapat dijabarkan menggunakan Job Safety Analysis (JSA). Penelitian ini
dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner kepada banyak macam proyek
konstruksi dan p Dengan hasil penyebaran kuesioner di 8 proyek konstruksi
dengan julah 91 responden yang memiliki peran / tugas masing- masing dalam
proyek konstruksi tersebut. Hal tersebut sebelum dilakukannya analisis
selanjutnya yaitu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas yang bertujuan untuk
meyakinkan bahwa kuesioner yang disusun benar dan menghasilkan data yang
valid. Analisis data dilakukan dengan menggunakan microsofi excel yang
selanjutnya pengolahan data menggunakan hitung mean untuk mengetahui nilai
rata-rata dari penyebaran kuesioner tersebut dan standar deviasi untuk mengukur
penyimpangan ukuran mean yang mengalami kecenderungavn hasil sama dengan
simpangan berbeda. Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai mean pada
program K3 mendapatkan nilai sebesar 4,4093 dan simpangan baku sebesar
0,4979. Penilaian ini menyimpulkan bahwa keamanan tempat bekerja dalam

4
proyek dengan lokasi proyek yang memiliki penerangan dan peneahayaan yang
baik sangat penting untuk para pekerja meningkatkan produktivitas dan
pengurangan kesalahan kerja. Sedangkan untuk kendala dalam menerapkan K3
nilai mean yang didapat sebesar 2,8883 dan simpangan baku sebesar 0,7364,
penilaian ini menyimpulkan bahwa kendala dalam menerapkan K3 terdapat pada
sisi pekerja dikarenakan para pekerja terbiasa tidak menggukan APD pada saat
bekerja. Hal ini dapat menimbulkan banyak potensi bahaya yang dialami oleh
para pekerja, dengan itu menangani perihal tersebut dengan adanya pemeriksaan
APD yang akan digunakan sebelum bekerja dan diadakannya briefing mengenai
keselamatan kerja.
3. Pengaruh implementasi sistem manajemen keselamatan konstruksi terhadap
kinerja proyek pembangunan flyover (studi kasus: flyover sultan agung tanjung
karang). Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) adalah bagian dari
sistem manajemen pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka menjamin
terwujudnya Keselamatan Konstruksi. Pedoman SMKK di Indonesia diatur dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
21/PRT/M/2019.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi SMKK
pada proyek pembangunan flyover Sultan Agung, faktor-faktor dominan
implementasi SMKK dan besarnya pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap
kinerja proyek berdasarkan efisiensi waktu, biaya dan kualitas hasil kerja, serta
korelasi antara faktor-faktor implementasi SMKK tersebut.Metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
Sedangkan analisis data implementasi SMKK pada proyek pembangunan flyover
dilakukan dengan menyusun dan membahas hasil wawancara, observasi di lokasi
proyek , evaluasi data-data SMKK yang tersedia serta studi kepustakaan sebagai
data pendukung.Sedangkan untuk analis data hasil kuesioner digunakan bantuan
program aplikasi SPSS V25. Hasil penelitian menunjukan rencana penerapan
SMKK pada proyek pembangunan flyover termasuk dalam kategori cukup baik,
sedangkan komponen kegiatan pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK) telah dilaksanakan secara menyeluruh. Untuk hasil analisis

5
data diperoleh 2 (dua) buah faktor dominan yaitu Variabel X4 (Operasi
Keselamatan Konstruksi) dan Variabel X5 (Evaluasi Kinerja Keselamatan
Konstruksi) .Faktor-faktor dominan tersebut berpengaruh signifikan terhadap
kinerja proyek . Untuk variabel X4 berpengaruh sebesar 7,743 dan variabel X5
berpengaruh sebesar 3,61 . Selain itu korelasi antara faktor-faktor implementasi
SMKK memiliki hubungan yang kuat .Implementasi SMKK membawa pengaruh
positif bagi pekerja dan stakeholder terkait guna menyadari pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja bagi pelaksanaan proyek konstruksi .

2.3 Biaya Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Meskipun Penyedia Jasa atau Kontraktor yang bertanggung jawab untuk bekerja
dengan aman dan mengalokasikan biaya yang cukup terkait pengadaan program K3
dalam proposal biaya mereka, namun Pengguna Jasa atau owner juga perlu
memahami besarnya pendanaan dan dampaknya. Owner bertanggung jawab untuk
memastikan kontraktor menggunakan anggaran K3 tersebut dengan baik.
Penyelenggaraan SMK3 yang efektif selayaknya didukung dengan pendanaan yang
memadai. Besarnya biaya yang dibutuhkan kemudian dikaji melalui penelitian ini,
yaitu berdasarkan pada SE Menteri PUPR 66/2015 tentang Biaya Penyelenggaraan
SMK3 Konstruksi. Kajian ini menyajikan simulasi anggaran mengikuti arahan dalam
SE Menteri PUPR 66/2015, yaitu mencakup komponen biaya SMK3 konstruksi yang
diuraikan pada Tabel 3.

No Komponen biaya Deskripsi


.

1. Penyiapan RK3K pembuatan manual, prosedur, instruksi


kerja, dan izin kerja identitas pekerja dan
tamu

2. Sosialisasi dan Promosi K3 induksi K3/ pengarahan K3/ safety talk /


toolbox meeting pelatihan dan simulasi K3

6
banner, spanduk, poster, dan media promosi
K3 papan informasi dan statistik K3

3. Alat Pelindung Kerja jaring pengaman tali keselamatan penahan


jatuh pagar sementara dan pembatas area
proyek

4. Alat Pelindung Diri helm, sepatu safety, kacamata safety,sarung


tangan, dll. full body harness alat bantu
pernapasan jaket pelampung

5. Asuransi dan Perizinan premi asuransi surat izin alat surat izin
operator

6. Personil K3 manager K3 supervisor K3 petugas tanggap


darurat petugas medis

7. Fasilitas Kesehatan Peralatan P3K

Ruang P3K

8. Rambu-rambu rambu petunjuk, larangan, peringatan,


kewajiban, informasi pagar pekerjaan
sementara pengaturan lalu lintas

9. Lain-Lain Terkait Pengendalian peralatan pemadam kebakaran peralatan


Risiko K3 tanggap darurat program audit internal dan
pelaporan kecelakaan pelaporan dan
penyelidikan kecelakaan

Pada tahap pengumpulan data, dilakukan dua jenis pengumpulan data, yang
pertama adalah terkait data aktual pengeluaran biaya untuk SMK3 di proyek, dan
yang kedua adalah untuk menggali informasi terkait kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaannya. Pengumpulan data dilakukan selama kurun waktu September 2017

7
sampai dengan Agustus 2018, dengan total responden sebanyak lima belas proyek
konstruksi gedung high-rise di wilayah kota Jakarta dan Bandung. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan bantuan survei, kuesioner, wawancara, serta
dokumen pendukung. Pada tahap pertama pengumpulan data terkait penganggaran
SMK3 di proyek, target responden adalah para manajer proyek. Responden
memberikan data mengenai berapa besar anggaran SMK3 di proyek. Apabila tidak
dapat memberikan besaran nominalnya, maka responden diminta untuk menyajikan
data besaran prosentase anggaran SMK3 terhadap nilai total kontrak konstruksi.
Dalam tahap ini juga dilakukan pengumpulan dokumen dan data pendukung lainnya
melalui observasi pelaksanaan program K3 yang dijalankan. Jawaban responden
terkait anggaran yang dialokasikan untuk SMK3 di proyeknya kemudian diberi label
sebagai “anggaran aktual.” Anggaran aktual ini selanjutnya akan dibandingkan
dengan anggaran yang selayaknya dialokasikan sesuai dengan pedoman biaya SMK3
konstruksi yaitu PerMenPUPR 2/2018 dan SE Menteri PUPR 66/2015. Anggaran
sesuai pedoman ini disebut sebagai "anggaran simulasi." Anggaran simulasi dihitung
berdasarkan harga satuan untuk setiap komponen biaya K3 yang dikumpulkan dari
dokumen pendukung, seperti kontrak konstruksi dan standar biaya konstruksi.
Penelitian ini hanya melibatkan lima belas proyek konstruksi dan berfungsi sebagai
studi pendahuluan. Anggaran aktual dan anggaran simulasi dari setiap proyek
dibandingkan dan dianalisis lebih lanjut. Meskipun ada keterbatasan pada sampel
penelitian yang menyebabkan kesimpulan yang tegas tidak dapat ditarik, metode
penelitian dapat direplikasi pada studi lanjutan. Pada tahap kedua, pengumpulan data
difokuskan untuk mengetahui proses penganggaran biaya SMK3, serta kendala pada
pelaksanaan SMK3 di lapangan. Responden mencakup manajer proyek dan tenaga
ahli di divisi K3 proyek. Kepada mereka juga ditanyakan mengenai saran terhadap
upaya peningkatan kualitas penerapan SMK3 di proyek masing-masing.

BAB III

8
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno, Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) telah direncanakan dan
diterapkan dengan baik oleh perusahaan. Hal tersebut terlihat dari hasil wawancara,
observasi serta kelengkapan prosedur-prosedur untuk mengatur terlaksananya pekerjaan
dengan aman dan efisien. Standar dan pedoman yang digunakan untuk mengatur
terlaksananya SMK3 disusun dalam Rencana Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta Lingkungan Proyek (RMK3LP). Dasar penerapan SMK3 disesuaikan dengan
standar internasional yaitu OHSAS 18001:1999. Dilihat dari keberadaan kebijakan,
komitmen, perencanaan, penerapan, pengukuran, evaluasi serta tinjauan kembali oleh
pihak manajemen, OHSAS 18001:1999 memiliki kesamaan dengan PERMENAKER
No.05/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
SMK3 berpengaruh baik bagi perusahaan maupun tenaga kerja itu sendiri. Hal tersebut
terlihat dari data keselamatan dan kesehatan kerja pada bulan Oktober, November dan
Desember 2011, jumlah tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja masih tergolong
rendah, sehingga tidak menyebabkan terganggunya pelaksanaan pembangunan secara
berarti. Selain itu tidak terdapat kasus kecelakaan kerja maupun penyakit kerja yang
menyebabkan kematian.

DAFTAR PUSTAKA

9
Subagyo, Yoyo. 2009. Apa dan Bagaimana Cara Menerapkan OHSAS 18001 –
Manajemen K3, http://consultantiso.blogspot.com/2009 /04/apa-bagaimana-
cara-menerapkanohsas.html Tardianto, Taufik, Amd. 2005. Sistem Manajemen
dan Standar Pemeriksaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Panca Bhakti,
Jakarta.

Atmaja, N. ((2020)). ANALISIS PENERAPAN PERLINDUNGAN JAMINAN


KETENAGAKERJAAN PADA PEKERJA YANG MENGALAMI
KECELAKAAN KERJA DI BANK MUAMALAT (STUDI DI PT BANK
MUAMALAT INDONESIA TBK KOTA MALANG). (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Malang).

Akcay C., Aslan S., Sayin B., dan Manisali E., 2018, Estimating OHS Costs of Building
Construction Projects Based on Mathematical Methods, Safety Science 109.,
2018, 361-367.

10

Anda mungkin juga menyukai