Anda di halaman 1dari 6

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO.

1/April 2014

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH


SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2,4 GHz DENGAN METODE
PENCATUAN INSET

Denny Pasaribu(1), Ali Hanafiah Rambe(2)


Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail: dennypasaribu251@gmail.com

Abstrak
Antena menjadi perangkat yang sangat penting dalam komunikasi nirkabel. Seiring dengan kemajuan
teknologi dan berkembangnya teknologi semikonduktor memicu akan kebutuhan perangkat antena
dengan dimensi kecil, mudah difabrikasi serta mudah diintegrasikan dengan perangkat komunikasi
yang semakin kecil. Antena mikrostrip dapat menjadi solusi memenuhi kebutuhan antena tersebut.
Pada Jurnal ini, dirancang sebuah antena mikrostrip patch segiempat yang bekerja pada frekuensi 2,45
GHz (2,4 GHz – 2,5GHz) untuk aplikasi wifi. Antena dirancang menggunakan teknik pencatuan inset,
dimana pencatuan ini merupakan turunan dari pencatuan microstrip feed line. Berdasarkan hasil
pengukuran, bandwidth antena yang diperoleh sebesar 112 MHz (2,388 – 2,5 GHz) pada VSWR ≤ 2.
Pada frekuensi tengah antena (2,45 GHz) diperoleh return loss sebesar -14,77 dB, VSWR sebesar
1,45, pola radiasi unidirectional, serta gain 6 dBi.

Kata Kunci: Antena mikrostrip, bandwidth, return loss, pola radiasi, gain

1. Pendahuluan
Teknologi komunikasi wireless pada frekuensi 2,4 GHz telah banyak diciptakan.
berkembang sangat pesat. Hal ini disebabkan Untuk itu, antena mikrostrip patch segiempat
tingkat kepraktisan dalam penggunaan dan sangat dengan metode pencatuan inset dirancang
cocok untuk seseorang yang memiliki mobilitas berdasarkan teori pendukung yang telah ada
yang tinggi. Antena menjadi bagian penting untuk diaplikasikan dalam bentuk fisik dengan
dalam teknologi komunikasi wireless karena karakteristik antenanya memiliki pancaran
antena digunakan sebagai konverter arus listrik gelombang elektromagnetik pada satu arah
menjadi gelombang elektromagnetik terbimbing tertentu saja. Hal ini ditujukan untuk
ke udara dan sebaliknya. mengoptimalkan pancaran gelombang
Penggunaan antena mikrostrip memiliki elektromagnetik antena.
kelebihan diantaranya mempunyai luas
penampang yang tipis, mudah dalam fabrikasi, 2. DasarTeori
ukuran yang kecil dan ringan, serta dapat 2.1 Antena Mikrostrip
diintegrasikan dengan perangkat komunikasi Antena mikrostrip merupakan salah satu
nirkabel yang ada. Selain memiliki kelebihan, jenis antena yang berbentuk papan tipis yang
penggunaan antena mikrostrip juga memiliki mampu bekerja pada frekuensi yang sangat
beberapa kelemahan diantaranya, gain yang tinggi. Antena mikrostrip dibuat dengan
rendah, bandwidth yang sempit, efisiensi yang menggunakan sebuah substrat yang mempunyai
rendah, serta ukurannya yang kecil tiga buah lapisan struktur dari substrat tersebut.
mengakibatkan perlunya ketelitian yang tinggi Struktur tersebut terdiri dari patch antena yang
dalam perancangan dan pembuatannya[2]. sangat tipis (t<< 0, 0adalah panjang gelombang
Perancangan antena dilakukan agar di ruang hampa) dan bidang pentanahan atau
diperoleh karakteristik antena seefisien mungkin. ground plane yang dapat dicetak pada satu atau
Penggunaan antena sebagai pemancar dan lebih dielektrik substrat (h<< 0 , biasanya 0,0003
penerima gelombang radio untuk aplikasi wifi

copyright DTE FT USU 30


2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014

0 ≤ h ≤0,05 0 )[2]seperti ditunjukkan pada = − 1 − ln(2 − 1) + ( −


Gambar 1. ,
1) + 0.39 − (7)
dengan A dan B bernilai seperti Persamaan (8)
dan (9):
.
= + 0,23 + (8)
= (9)

Untuk menghitung panjang saluran pencatu (y0)
digunakan Persamaan 10, dimana persamaan ini
Gambar 1. Antena mikrostrip valid untuk nilai 2 ≤ εr ≤ 10 [5] :
= 10 (0,001699 + 0,13761 −
Pendekatan yang digunakan untuk 6,1783 + 93,187 − 682,69 +
mancari panjang dan lebar antena mikrostrip
patch segiempat dapat menggunakan Persamaan 2561,9 − 4043 + 6697) (10)
1 [1]. Penentuan besar ground plane pada
desain antena mikrostrip patch segiempat perlu
= (1) dilakukan sesuai ketentuan karena akan
( )
Untuk menentukan panjang patch (L) berpengaruh pada tinggi rendahnya gain yang
diperlukan parameter ΔL yang merupakan dihasilkan. Idealnya, luas dan tebal dari ground
pertambahan panjang dari L akibat adanya plane tidak terbatas atau dikenal dengan istilah
fringing effect yaitu efek pada elemen peradiasi infinite ground plane namun dalam prakteknya
antena mikrostrip terlihat lebih besar dari dimensi tidak mungkin terealisasi hanya bisa disiasati
fisiknya.Pertambahan panjang dari L (ΔL) sesuai kebutuhan.
tersebut dapat dihitung menggunakan Persamaan
2[1]. 2.2 Parameter-Parameter Antena Mikrostrip
, ( , ) Ada beberapa parameter-parameter
∆ = 0,412ℎ (2) penting sebagai karakteristik antena yang
, ( , )
biasanya ditentukan pada pengamatan medan
jauh (far field) [6].
dimana h merupakan tebal substrat dan εr eff
merupakan konstanta dielektrik relatif yang
2.2.1VSWR
ditentukan dengan Persamaan 3 [1] VSWR adalah perbandingan antara
= + [1 + 12 ] (3) amplitudo gelombang berdiri (standing wave)
panjang patch (L) dapat dihitung dengan maksimum (│V│max) dengan minimum
menggunakan Persamaan 4 [1] (│V│min). Pada saluran transmisi ada dua
= − 2∆ (4) komponen gelombang tegangan, yaitu tegangan
dimana Leff merupakan lebar patch efektif yang yang dikirimkan (V0+) dan tegangan yang
dapar dihitung dengan menggunakan Persamaan direfleksikan (V0-). Perbandingan antara
5[1] tegangan yang direfleksikan dengan tegangan
= (5) yang dikirimkan disebut sebagai koefisien
refleksi tegangan (г) [7].
Untuk perhitungan ukuran saluran Persamaan 11 digunakan untuk mencari
pencatu inset dilakukan dengan menghitung lebar nilai VSWR atau S.
dan panjangnya. Lebar saluran pencatu inset (W0) │⊽│ │г│
= = (11)
dihitung dengan Persamaan 6 [3]: │⊽│ │г│

= (6) Kondisi yang paling baik adalah ketika


nilai VSWR sama dengan 1 atau S = 1, yang
Persamaan (6) berlaku untuk nilai < 2, berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam
sedangkan untuk > 2 nilai W0 ditunjukkan keadaan matching sempurna. [2]
oleh Persamaan (7)[4] :
2.2.2Bandwidth
Nilai Bandwidth dapat diketahui apabila
nilai frekuensi bawah dan frekuensi atas dari

copyright DTE FT USU 31


2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014

suatu antena sudah diketahui.[2]. Misalkan atau dalam satuan dB dinyatakan pada Persamaan
sebuah antena bekerja pada frekuensi tengah 16.
sebesar fc, namun ia juga masih dapat bekerja G (dB) = P (dB) − P (dB) + G (dB) (16)
dengan baik pada frekuensi f1(dibawah fc) sampai dimana:
dengan f2 (diatas fc), maka lebar bandwidth dari Gt = gain antena yang akan diukur
antena tersebut adalah (f1 – f2). Tetapi apabila Ps = pengukuran daya output yang diterima
dinyatakan dalam persen, maka bandwidth antena olehantena standard (dB)
tersebut dinyatakan dengan Persamaan 12 [7]: Pt = pengukuran daya output yang diterima
= × 100 % (12) olehantena yang mau diukur(dB)
Gs = gain antena standard (sudah diketahui)
WT = daya yang diterima oleh antena yang
2.2.3 Gain diukur(watt)
Gain adalah perbandingan antara WS = daya yang diterima oleh antena standard
intensitas radiasi suatu antena pada suatu arah (watt)
utama dengan intensitas radiasi dari antena
isotropik yang menggunakan sumber daya 2.2.4 Return Loss
masukan yang sama dan dinyatakan dengan Return loss dapat terjadi akibat adanya
Persamaan 13[2]. diskontinuitas diantara saluran transmisi dengan
= D. (13) impedansi masukan beban (antena), sehingga
Dengan D adalah directivity dan η adalah tidak semua daya yang diradiasikan melainkan
efisiensi antena. Ketika antena digunakan pada ada yang dipantulkan kembali. [2].
suatu sistem, biasanya lebih menarik pada Nilai return loss dapat dicari dengan cara
bagaimana efisien suatu antena untuk memasukkan koefisien tegangan [Г] ke dalam
memindahkan daya yang terdapat pada terminal Persamaan 17:
input menjadi daya radiasi. Untuk menyatakan
= 20 Log │г│ (17)
ini, power gain ( atau gain saja) didefenisikan
sebagai 4π kali ratio dari intensitas pada suatu
2.2.5 Pola Radiasi
arah dengan daya yang diterima antena,
Pola radiasi didefenisikan sebagai sebuah
dinyatakan dengan persamaan 14 [2].
( ,∅) fungsi matematika atau representasi grafik dalam
( , ∅) = 4 (14) fungsi koordinat ruang dari sifat radiasi antena.
Metode yang paling banyak digunakan Sifat radiasi dapat meliputi kerapatan flux,
untuk mengukur gain antena adalah metode intensitas radiasi, kuat medan, atau polarisasi.
perbandingan atau gain transfer method. Cara ini Biasanya sifat dari radiasi yang sangat penting
mempergunakan penguatan standar untuk ialah persebaran secara tiga dimensi atau dua
menentukan penguatan absolut. Mula-mula dimensi dari energi yang diradiasikan antena[1].
dilakukan pengukuran gain relatif tehadap antena
standar yang penguatannya sudah ditera atau 2.2.6 Directivity
diketahui. Keterarahan dari sebuah antena
Pertama antena yang diukur ditempatkan didefenisikan sebagai perbandingan (rasio)
sebagai penerima dan daya yang diterima antena intensitas radiasi sebuah antena pada arah
diteruskan ke beban yang sesuai sambil direkam. tertentu dengan intensitas radiasi rata-rata pada
Kemudian antena pembanding atau referensi satu arah[2]. Intensitas radiasi rata-rata sama
menggantikan antena yang diukur dan daya yang dengan jumlah daya yang diradiasikan oleh
diterima diteruskan ke beban yang sesuai yang antena dibagi dengan 4π. Dengan demikian,
sama sambil direkam juga. Untuk kedua keadaan, keterarahan dapat dihitung dengan menggunakan
antena diarahkan pada polarisasi yang sesuai dan Persamaan 18.
penerimaan maksimumnya. Dalam kedua = = (18)
pengukuran daya pemancar tetap sama dan
kondisi di daerah penerimaan juga sama, hanya 2.2.7 Impedansi Masukan
terjadi penggantian antena saja. Dari pengukuran Impedansi masukan adalah perbandingan
kedua antena didapat perhitungan gain seperti antara tegangan dan arus. Impedansi masukan
Persamaan 15 [8]. disebut juga sebagai impedansi dari antena
(G )dB = (G )dB + 10 log (15) tersebut pada terminalnya[2]. Impedansi(2.6)
masukan

copyright DTE FT USU 32


2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014

(Zin) terdiri dari bagian real (Rin) dan imajiner


(Xin ) dan dapat ditulis sesuai Persamaan 19.
=( + )Ω (19)

2.3 Teknik Pencatuan Inset


Pencatuan inset merupakan turunan dari
pencatuan microstrip line. Bentuk pencatuannya
hampir mirip dengan pencatuan microstrip line,
bedanya terlihat dari hubungan antara patch
antena dan catuannya terlihat sedikit menjorok
kearah patch antena mikrostrip tersebut. Tujuan
dari pemotongan patch membentuk pencatuan
inset agar menyamakan impedansi feed line
dengan patch tanpa perlu penambahan elemen
lain seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 3. Desain antena mikrostrip patch
segiempat dengan pencatuan inset
W
h

Radiating slot #2
4. Hasil dan Pembahasan
Patch
L
wf Ground plane Pada hasil simulasi (inset 11 mm)
yo
diperoleh nilai return loss yang beresonansi pada
Radiating slot #1
frekuensi 2,43GHz dengan nilai S-parameter
Substrate (return loss) -5,832 dB, VSWR 3,094, dan gain
5,858 dB.
Hasil yang diperoleh belum sesuai
Gambar 2. Antena mikrostrip dengan pencatuan dengan spesifikasi awal yang diinginkan yaitu
microstrip inset line bekerja pada frekuensi 2,45 GHz. Untuk itu perlu
dilakukan iterasi ukuran inset seperti ditunjukkan
3. Perancangan pada Tabel 2.
Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan Persamaan 1-10, diperoleh dimensi Tabel 2. Hasil iterasi ukuran inset antena
fisik antena awal sesuai Tabel 1. Perancangan mikrostrip pada AWR 2004
antena menggunakan substrat epoxy FR4 dengan Ukuran Frekuensi Return VSWR
konstanta dielektrik 4,4 dan frekuensi resonansi inset (mm) Resonansi Loss (dB)
2,45 GHz. 16 2,4 -0,5577 31,16
15 2,4 -0,4349 39,946
Tabel 1. Hasil perhitungan dimensi antena sesuai 14 2,4 -0,9240 18,82
persamaan 13 2,415 -1,982 8,805
Dimensi Hasil (mm) 12 2,43 -3,647 4,834
Lebar (patch) 37 11 2,43 -5,832 3,094
Panjang (patch) 29 10 2,44 -8,747 2,151
Lebar saluran pencatu 3 9 2,45 -12,68 1,605
Panjang inset 11 8 2,45 -18,38 1,274
Lebar ground plane 61 7 2,45 -21,49 1,184
Panjang ground plane 51 6 2,45 -17,8 1,296
5 2,45 -15,43 1,408
Dari hasil diatas, dibuat sketsa awal 4 2,45 -14,1 1,492
seperti pada Gambar 3 lalu disimulasikan dengan 3 2,45 -12,96 1,581
menggunakan bantuan software AWR 2004 2 2,45 -11,95 1,681
dengan spesifikasi yang diinginkan berupa return 1 2,45 -11,07 1,776
loss ≤ -9,54 dB, VSWR ≤ 2, bandwidth
berkisar1-5%, pola radiasi unidirectional, serta
Pengukuran antena dilakukan di Aula
gain ≥5 dBi.
Departemen Teknik Elektro Universitas
Sumatera Utara menggunakan alat ukur Network

copyright DTE FT USU 33


2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014

Analyzer Anritsu MS2034B. Berdasarkan hasil Unjuk kerja antena hasil rancangan juga
simulasi, antena yang akan difabrikasi ialah dilihat dari nilai bandwidth. Untuk perhitungan
antena dengan panjang inset 7 mm seperti bandwidth digunakan acuan data pada VSWR ≤
ditunjukkan oleh Gambar 4. 2. Pada Gambar 6 sebelumnya, dapat dilihat
bahwa pada MK1 (f2) nilai VSWRnya 2,00 pada
frekuensi 2,388 GHz dan pada MK2 (f1) nilai
VSWRnya 2,00 pada frekuensi 2,5 GHz. Maka
besar bandwidth dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan 12.
ℎ = │ –f │
ℎ = │2,5 − 2,388│ = 112 MHz

% ℎ= × 100%
Gambar 4. Antena hasil fabrikasi
(2,5 − 2,388)GHz
% ℎ= × 100%
Setelah dilakukan pengukuran, diperoleh 2,45 GHz
hasil seperti grafik pada Gambar 5 dan 6 dimana = 4,57 %
antena dengan panjang inset 7 mm tersebut sudah Berdasarkan pengukuran yang dilakukan
dapat beresonansi pada frekuensi kerja 2,45 GHz diperoleh hasil polaradiasi seperti ditunjukkan
dengan nilai return loss -14,77 dB dan nilai pada Gambar 7.
VSWR nya 1,45.
0
350
-30
340 1020
330 30
320 -35 40
310 -40 50
300 -45 60
290 -50 70
280 -55 80
270 -60 90
260 100
250 110
240 120
230 130
220 140
210
200 150
160
190 170
180

Gambar 7. Pola radiasi antena fabrikasi pada


inset 7 mm

Pengujian gain dilakukan dengan


Gambar 5. Grafik return loss hasil pengukuran menggunakan bantuan software Netsurveyor
untuk melihat kuat sinyal yang mampu diperoleh
antena. Pada software Netsurveyor ini dapat
dilihat besar level penerimaan kuat sinyal antena
yang digunakan. Pengujian gain dilakukan
dengan metode gain transfer dan menggunakan
bantuan antena dipol (4 dBi) sebagai antena
referensi serta access point yang digunakan
berasal dari wifi Android AP5950.
Untuk langkah awal dilakukan
pengukuran level penerimaan kuat sinyal dengan
menggunakan antena dipol.. Dari pengamatan
dapat dilihat level penerimaan kuat sinyal yang
diperoleh antena dipol sebesar -56 dBm. Langkah
selanjutnya ialah mengganti antena dipol dengan
antena mikrostrip inset 7 mm untuk memperoleh
nilai level penerimaan kuat sinyalnya. Dari
pengamatan dilihat level penerimaan kuat sinyal
Gambar 6.Grafik VSWR hasil pengukuran

copyright DTE FT USU 34


SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014

yang diperoleh antena mikrostrip sebesar -52


dBm. 5. Kesimpulan
Sehinggagain antena dapat dihitung Pada Jurnal ini dirancang bangun
dengan menggunakan Persamaan 16. antena mikrostrip patch segiempat dengan
( ) = ( )− ( )+ ( ) pencatuan inset (7 mm) untuk aplikasi wifi
( ) = −52( ) − (−56)( ) + 4( ) protokol IEEE 802.11b (2,4 GHz) dengan
( )= 6 spesifikasi antena seperti berikut :
Dari perhitungan diatas diperoleh nilai 1. Antena memiliki nilai return loss sebesar -
gain sebesar 6 dBi. 14,77dB di frekuensi resonansi 2,45 GHz.
Berdasarkan pengukuran, diperoleh hasil 2. Antena memiliki nilai VSWR sebesar 1,45
capaian spesifikasi antena seperti ditunjukkan di frekuensi resonansi 2,45 GHz.
pada Tabel 3. 3. Bandwidth antena yang diperoleh sebesar
112 MHz atau sekitar 4,57%
Tabel3. Capaian spesifikasi antena 4. Pola radiasi antena ialah unidirectional
5. Gain antena yang diperoleh sebesar 6 dBi.
Hasil
Hasil Hasil
Parameter spesifikasi 6. Ucapan Terima Kasih
Spesifikasi Spesifikasi
Antena yang Penulis mengucapkan terima kasih
Simulasi Pengukuran
diinginkan kepada Manaon Pasaribu dan Maslan Silaen
Return -9,54 dB -21,41 dB -14,77 dB selaku orang tua Penulis, juga Naemah
loss Mubarakah, S.T., M.T. dan Ir. Arman Sani, M.T.
VSWR ≤2 1,19 1,45
selaku dosen penguji penulis yang sudah
Bandwidth 1-5% 2,04 % 4,57 %
membantu penulis dalam menyelesaikan paper
Pola Uni- Uni- Uni-
radiasi directional directional directional ini, serta teman-teman penulis yang sudah
Gain ≥5dBi 5,868 dBi 6 dBi memberikan dukungan selama pembuatan paper
ini.
Pada Gambar 8 ditunjukkan perbedaan
7. Daftar Pustaka
hasil yang diperoleh dalam bentuk grafik untuk
[1] Balanis, C.A., “Antenna TheoryAnalysis and
parameter return loss.
Design”, third edition, Wiley inc:New
Jersey.2005.
Frekuensi (GHz)
[2] Surjati, I, “Antena Mikrostrip Konsepdan
2.200 2.300 2.400 2.500 2.600 Aplikasinya”, ISBN:978-979-26-89520,
0.000 Universitas Trisakti: Jakarta.2010.
Return Loss (dB)

-2.000 [3] Kumar, G & Ray, K. P., ”Broadband


-4.000 Microstrip Antennas”,ISBN:1-58053-244-6,
Artech House.Inc:London.2003
-6.000
[4] James,R,H & Hall,J,S., ”Handbook of
-8.000
Microstrip Antennas”, Peter Peregrinus
-10.000 Ltd:London(UK).1989
-12.000 [5] Ramesh, M., YIP KB, “Design Formula for
-14.000 Inset Fed Microstrip Patch Antena,”
-16.000 Journalof Microwave and Optoelectronics,
-18.000 Desember 2003.
-20.000 [6] Alaydrus,M.,”Antena: Prinsip dan Aplikasi”,
Jakarta:Graha Ilmu. 2011
Simulasi AWR Hasil Pengukuran [7] Misra,D.K, “Radio Frequency And
Microwave Communication Circuit:
Analysis and Design”, Second edition,
Gambar 8. Grafik perbedaan nilai return loss Wiley Interscience:New Jersey.2004.
secara simulasi dan pengukuran [8] J, Herman.,Sistem Antena : Diktat Kuliah.
Bandung.

copyright DTE FT USU 35

Anda mungkin juga menyukai