Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN DISAHKAN OLEH

PRAKTEK KLINIK DIREKTUR


TENTANG
PNEUMONIA
RSIA
(ICD 10 :J18.9 )
BUNDA ALIYAH Dr. Yanuar Jak, SpOG, MARS,
PhD
No Dokumen : 007/SMF-A/RSIA-BA/X/2017 Tanggal : 02/10/2017
PNEUMONIA (ICD 10 :J18.9)
Inflamasi yang mengenai parenkim paru, baik disebabkan
Pengertian (Definisi) mikroorganisme (virus, bakteri) maupun hal lain (aspirasi, radiasi)
Anamnesis Pada neonates dan bayi kecilgejala tidak khas, mencakup henti
napas, kulit kebiruan, menangis merintih, mengantuk, tidak mau
minum, muntah, hingga suhu badan teraba dingin.

Pada anak yang lebih besar dan remajademam, menggigil,


batuk, sakit kepala, hilangnya nafsu makan dan keluhan
gastrointestinal seperti mual dan muntah.

PemeriksaanFisik Dapat ditemukan keadaan febris, sianosis, NCH, retraksi dinding


dada, takipnea.

Pada pemeriksaan fisis paru ditemukan perkusi pekak, suara napas


melemah, dan ronkhi. Pada kasus yang berat dapat ditemukan
tanda dehidrasi dan hipotermia.

Kriteria Diagnosis 1. Demam


2. Sesak nafas
3. Retraksi
DiagnosaKerja Pneumonia (J18.9).

Diagnosis Banding 1. Bronkitis


2. Asma
3. Bronkiolitis
4. Atelektasis
PemeriksaanPenunjan 1. DPL : Leukositosis predominan PMN, kadang terdapat anemia
g ringan dan LED yang meningkat. (ICD).
2. CRP
3. Rontgen torak, hanya direkomendasikan pada pneumonia berat
yang dirawat, tidakrutindilakukan
4. AGD untuk menilai derajat beratnya penyakit
Tatalaksana 1. Pengobatan suportif
a. Pemberian oksigen
b. Terapi cairan dan kalori yang cukup
c. Antipiretik
d. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi
dengan salin normal dan β-agonis
e. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa, elektrolit, dan
gula darah.

2. Pengobatan kausal dengan antibiotik yang sesuai


a. Pneumonia rawat jalan: antibiotic klinis pertama seperti
amoksisilin atau kotrimoksazol. Dosisamoksisilin 25
mg/kgbb, kotrimoksazol 4mg/kg TMP-20 mg/kg
sulfametoksazol
b. Pneumonia rawat inap :
1. Antibiotik lini pertama yaitu golongan betalaktam atau
kloramfenikol. Ampisilin dapat diberikan 100 mg//kg/hr
dalam 4x pemberian dan kloramfenikol 75 mg/kg/hr
dalam 4x pemberian terutama kasus community based.
Untuk kasus hspital based, diberikan sefotaksim
100mg/kg/hr dalam 2x pemberian.
2. Pada neonatus dan bayi kecil, antibiotik intravena harus
diberikan sesering mungkin. Yang direkomendasikan
adalah golongan betalaktam/clavulanat dengan
aminoglikosid, atau sefalosporin generasi ketiga.
Antibiotik parenteral diberikan sampai 48-72 jam setelah panas
turun, dilanjutkan per oral selama 7-10 hr atau sampai 4-5 hr bebas
demam.

IndikasiRawat : Berdasarkan berat-ringannya penyakit; kondisi


toksik, distres pernapasan, tidak mau makan/minum, penyakit
penyerta, komplikasi, dan terutama mempertimbangkan usia
pasien.

Neonatus dan bayi kecil dengan kemungkinan klinis pneumonia


harus dirawat. Anak usia 2 bulan-5 tahun harus dirawat bila ada
sesak nafas, tidak perlu rawat jika tidak ada sesak napas, cukup
diberikan antibiotik oral dan terapi simptomatis.

Komplikasi
1. Empiema
2. Perikarditis purulenta
3. Pneumotorak
4. Meningitis purulenta

Edukasi 1. Cukup intake cairan dan kalori.


(Hospital Heath 2. Makanan lunak dan mudah dicerna.
Promotion) 3. Setelah demam reda dapat diberikan makanan padat dan
cukup kalori.
4. Jaga kebersihan makanan dan minuman.
5. Imunisasi
6. ASI ekslusif
7. Hindari kontak dengan orang dewasa/anak yang menderita
infeksi saluran napas

Prognosis Advitam : bonam.


Adsanationam : bonam
Adfungsionam :bonam.
Tingkat Evidens I / II / III / IV
Tingkat Rekomendasi A/B/C/D
PenelaahKlinis 1. SMF Anak.
2. …..
3. …..
IndikatorMedis 1. Demam turun
2. Tidak sesak
3. Makan/minum membaik

Kepustakaan 1. Mardjanis Said. Pneumonia. dalam Buku Ajar Respirologi


Anak. IDAI. 2008
2. Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak.
RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo. 2007

Anda mungkin juga menyukai