Anda di halaman 1dari 20

.

Di Buat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Managemen Operasional


yang di Ampuh oleh Dosen :
Amirul Fatihin, M.E.

Disusun Oleh :

1. Syuhadak 2002110003
2. Ali Imron 2002110026

EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL HIDAYAT LASEM 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME) atas rahmat dan serta hidayah-
Nya, Saya beserta kelompok dapat menyelesaikan Makalah Maanajemen Operasional, yang
berjudul “Desain Produk dan Jasa”
Penyusunan Makalah Maanajemen Operasional, yang berjudul “Desain Produk dan
Jasa” bertujuan untuk memahami bagaimana cara mengenal pasar lebih bisa menarik
konsumen dalam produk atau jasa yang akan di tawarkan.
Laporan ini disusun sesuai dengan proses analisis mengenai segala yang telah kami
lakukan tentang merangkum berbagai macam sumber dari buku, jurnal, makalah dan situs
yang terkait
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam proses
penyusunan. Oleh karena itu saya menerima segala kritik dan saran, agar kami dapat
memperbaiki laporan penyusunan Makalah Maanajemen Operasional, yang berjudul “Desain
Produk dan Jasa”
Akhir kata Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga
inspirasi terhadap pembaca.

Rembang, 22 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Desain Produk Dan Jasa...................................................................................................5
2.2 Pemilihan Produk Dan Jasa..............................................................................................5
2.3 Strategi Produk dengan Keunggulan Bersaing.................................................................5
2.4 Tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)........................................................6
2.5 Analisis Produk Berdasarkan Nilai................................................................................10
2.6 Pengembangan Produk...................................................................................................11
2.7 Menilai kinerja usaha pengembangan produk................................................................12
2.8 Perancangan Produk.......................................................................................................13
2.9 Menghasilkan Produk Baru............................................................................................15
2.10 Permasalahan Desain Produk.......................................................................................15
2.11 Desain Pelayanan..........................................................................................................16
2.12 Persaingan Berdasarkan Waktu....................................................................................17
2.13 Penerapan Pohon Keputusan Pada Desain Produk.......................................................17
2.14 Transisi Menuju Produksi.............................................................................................17
BAB III PENUTUP..................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................19
3.2 Saran...............................................................................................................................19
BAB IV DAFTAR PUSTAKA................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Desain
produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga
dapat meningkatkan keuntungan secara optimal.

Akan tetapi, desain produk yang gagal mengakibatkan produk tidak terjual di pasaran.
Hal ini, akan menimbulkan kerugian tidak hanya dibidang desain saja, bidang yang lain pun
akan terkena imbasnya.

Desain produk yang baik, harus memenuhi 3 (tiga) aspek penting yang sering disebut
segitiga aspek produk, yaitu kualitas yang baik, biaya rendah, dan jadwal yang tepat.
Selanjutnya segitiga aspek produk di atas dikembangkan menjadi suatu persyaratan dalam
desain, yaitu desain harus dapat dirakit, didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya, bebas
korosi, biaya rendah, serta waktu yang tepat.

Untuk itu dalam mendesain suatu produk, harus memperhatikan secara detail tentang
fungsi-fungsi dari produk yang didesain. Guna mengetahui secara rinci tentang fungsi
produk, dapat dilakukan dengan beberapa metode pendekatan mikro (MC, MR, Equilibrium),
Linier Programming/Dualitas, dan Manajemen Keuangan (BEP).

1.2 Rumusan masalah

1. Untuk memahami desain dan jasa


2. Untuk memahami perencanaan pengembangan produk
3. Untuk memahami proses perancangan produk
4. Untuk memahami strategi pengenalan dan pengembangan produk
5. Untuk memahami cara mendesain produk

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui desain dan jasa


2. Untuk mengetahui perencanaan pengembangan produk.
3. Untuk mengetahui proses perancangan produk.
4. Untuk mengetahui strategi pengenalan dan pengembangan produk.
5. Untuk mengetahui cara mendesain produk
BAB II

PEMBAHASA

2.1 Desain Produk Dan Jasa

Produk adalah barang yang dihasilkan dan dijual oleh perusahaan kepada
konsumennya.

Salah satu strategi dalam menciptakan suatu hasil pencapaian yaitu berfokus terhadap
produk untuk dapat membangun kemampuan tertentu dalam kustomisasi keluarga produk
atau jasa yang sudah ada.

Pendekatan ini memungkinkan pelanggan untuk memilih variasi produk sekaligus


mendorong kekuatan organisasi. Sebuah strategi produk yang efektif menghubungkan
keputusan produk dengan investasi pasar, dan siklus hidup produk, serta menggambarkan
luasnya suatu lini produk.

Tujuan dari suatu keputusan produk (product decision) adalah untuk mengembangkan
dan menerapkan sebuah strategi produk yang dapat memenuhi permintaan pasar dengan
keunggulan bersaing.

2.2 Pemilihan Produk Dan Jasa

Pilihan strategi produk menunjang keunggulan bersaing. Banyak pilihan yang ada
dalam pemilihan, penetapan, dan desain produk. Pemilihan produk adalah ,proses pemilihan
produk atau jasa untuk dapat disajikan pada pelanggan atau klien.

2.3 Strategi Produk dengan Keunggulan Bersaing

Strategi produk disusun dengan melakukan seleksi atas keinginan pelanggan, baik
pelanggan tingkat lokal, regional maupun tingkat dunia yang sesuai dengan acuan patokan
(benchmarking) yang ditetapkan perusahaan.

Selanjutnya mendefinisikan produk yang akan dihasilkan ke dalam sistem


manajemen operasional dan implikasinya, dilanjutkan dengan membuat desain produk yang
akan diproduksi melalui manajemen operasional.

Sebagai contoh:

Strategi Toyota yaitu merespons secara cepat perubahan pelanggan. Desain produk
mobil A di dalam industrinya dilakukan secara cepat,di mana desain produk mobil A sudah
harus mulai dikembangkan sebelum umur desain A mencapai dua tahun, kemudian ditindak
lanjuti dengan penghentian produksi desain A pada tahun ketiga. Maksudnya bahwa produk
berdasarkan satu desain produksinya paling lama hanya tiga tahun, sesudah itu sudah harus
ada perubahan dengan menciptakan desain produk baru.
Produk jam tangan Seiko di desain dengan strategi multi desain, dan setiap desain
dikembangkan dengan tipe generasi seperti; untuk orang tua (lelaki dan wanita), orang
muda), sampai untuk anak-anak sekolah dasar (SD).

McDonalds mendesain produk siap saji dengan bahan daging ayam yang berdasarkan
budaya tiap-tiap negara adalah daging yang tidak haram,seperti India, Indonesia, dan
Malaysia, serta Timur Tengah. Selanjutnya produk dikembangkan dengan pelengkap
minuman ringan yang bervariasi.

Keputusan produk merupakan asas bagi strategi organisasi dan memiliki dampak yang
luas pada seluruh operasi.

2.4 Tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)

Product Life Cycle (PLC) yang menggambarkan lahirnya suatu produk baru sampai
pada kematian suatu produk yang dikatakan sudah lama.

Secara sederhana, konsep ini menyatakan bahwa hampir semua produk baru yang
ditawarkan kepada masyarakat akan menjalani suatu siklus kehidupan yang terdiriatas empat
tahap dalam periode waktu terbatas. Tiap tahap dalam PLC, membuka kesempatan-
kesempatan baru dan menimbulkan masalah-masalah baru bagi manajemen produksi.

Bila diketahui kedudukan produk dalam siklus kehidupannya, maka dapat dirumuskan
rencana perbaikan desain dan pengembangan produk yang lebih baik.

Secara ringkas keempat tahap PLC tersebut dapat diperinci sebagai berikut :

1) Tahap pengenalan (introduction).


2) Tahap pertumbuhan
3) Tahap kejenuhan
4) Tahap penurunan
5) Strategi Ekstensi (Perpanjangan)
6) Strategi Pengenalan Dan Pengembangan Produk Baru
7) Transformasi dari Invention menuju Innovation

1. Tahap Perkenalan (Introduction)

Tahapan Perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana
produsen memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum.

Beberapa ciri-ciri pada Tahap Perkenalan ini diantaranya adalah :

1. Produk baru diluncurkan ke Pasar (Market)


2. Omset penjualan yang masih rendah
3. Kapasitas produksi masih rendah
4. Biaya per unit yang masih tinggi
5. Cash Flow Negatif
6. Distributor berkemungkinan enggan untuk mengambil produk yang masih belum
terbukti Kualitasnya.
7. Diperlukannya promosi secara besar-besaran dalam rangka memperkenalkan
produknya (biaya promosi yang tinggi)

Strategi yang sering digunakan dalam Tahap Perkenalan (Introduction) :

1. Mendorong Adopsi pelanggan


2. Mengeluarkan Biaya yang besar dalam promosi untuk menciptakan kesadaran pada
produk dan juga untuk memberitahukan produk barunya kepada masyarakat
3. Menggunakan strategi Harga Peluncuran (skimming) atau Harga Penetrasi
(Penetration)
4. Distribusi yang terfokus (pada wilayah yang terbatas)

2. Tahap Perkembangan (Growth)

Tahap Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang diperkenalkan tersebut
sudah dikenal dan diterima oleh konsumen.

Beberapa ciri-ciri pada tahap Perkembangan ini adalah :

1. Memperluas pasar
2. Omset penjualan yang naik signifikan
3. Meningkatnya kapasitas produksi
4. Produk mulai diterima oleh pasar
5. Cash Flow mulai berubah menjadi Positif
6. Pasar semakin berkembang, laba juga akan meningkat, namun pesaing-pesaing baru
akan mulai bermunculan
7. Biaya per unit akan turun ke skala yang ekonomis

Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap Perkembangan

1. Membuat iklan yang menciptakan kesadaran akan pemilihan produk dan memperkuat
merek (branding)
2. Memperbanyak saluran distribusi dan memperluas cakupan distribusi.
3. Meningkatkan kualitas produk, menambahkan fitur-fitur baru dan gaya serta
memperbanyak model atau varian.
4. Menurunkan harga produk untuk menarik pembeli dan memperluas segmen pasar
5. Masih mengeluarkan biaya yang besar dalam mempromosikan produk dan mereknya.

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)

Peningkatan Omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang
dalam merebut pangsa pasar dengan pesaing-pesaingnya.

1. Kapasitas produksi yang tinggi


2. Memiliki laba yang besar bagi mereka yang dapat memimpin pasar
3. Cash Flow akan berada dalam kondisi Positif yang kuat
4. Pesaing yang lemah dan kalah bersaing akan mulai keluar dari pasar
5. Harga Produk mulai turun

Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap Kedewasaan

1. Memperbaiki dan memodifikasi Produk dan memperbanyak pilihan (model, warna,


bau, rasa, estetika)
2. Meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar. Untuk memperpanjang siklus
hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti: mendidik pasar, beriklan,
menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur ulang siklus produk yang
diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan memperbaiki atau dengan
perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan pemotongan harga.
3. Kapasitas Produksi pada kondisi yang rasional
4. Menerapkan harga yang lebih bersaing
5. Menggunakan Iklan yang persuasif, mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
produknya.
6. Menarik pengguna-pengguna baru
7. Distribusi yang intensif
8. Memasuki Segmen pasar yang baru
9. Repositioning

4. Tahap Penurunan (Decline)

Pada tahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin menurun dan jika tidak
melakukan strategi yang tepat, produk yang ditawarkan mungkin akan hilang dari pasar
(market).

Ciri-ciri Tahap Penurunan adalah sebagai berikut :

1. Laba menurun secara signifikan dan Cash flow akan melemah


2. Pasar menjadi Jenuh
3. Akan banyak Pesaing-pesaing yang keluar dari pasar
4. Kapasitas produksi akan menurun

Strategi yang sering digunakan pada tahap penurunan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan promosi untuk mempertahankan Pelanggan yang setia


2. Mempersempit saluran distribusi
3. Menurunkan harga uang menjaga daya saingnya

5. Strategi Ekstensi (Perpanjangan)

Untuk mempanjang umur produk, strategi-strategi yang sering dilakukan oleh produsen agar
memperlambat produknya memasuki tahap penurunan diantaranya sebagai berikut :
1. Periklanan, Mencoba untuk menambah pengguna baru dan berusaha mengingatkan
pengguna lama.
2. Menurun Harga, Berusaha untuk menarik pelanggan baru.
3. Penambahan Nilai (Adding Value), Menambahkan fitur baru pada produk saat ini
(contohnya menambahkan fitur Wifi pada Kamera).
4. Menjelajahi pasar-pasar baru, Mencoba menjual produk keluar negeri.
5. Memperbarui kemasan, Menggantikan kemasan pada produk dengan warna yang
lebih cerah dan segar.

6. Strategi Pengenalan Dan Pengembangan Produk Baru

Hampir tidak ada perusahaan yang dapat luput dari pengaruh kemajuan teknologi dan
munculnya produk-produk baru.

Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada sekarang akan hilang dari pasar
dan digantikan dengan produk-produk lain sehingga pertumbuhan dan keuntungan
perusahaan dalam jangka panjang akan tergantung dari kebijaksanaan produk yang
didefinisikannya.

Dalam kondisi saat ini, dimana perkembangan pasar sangat dinamis dan penuh
persaingan, perusahaan akan sulit mempertahankan eksistensinya jika hanya bertahan
pada produknya yang sekarang.

Oleh karena itu, pengembangan produk baru merupakan suatu hal yang penting bagi
perusahaan. Pengembangan tersebut meliputi pembuatan produk yang baru atau
penyempurnaan dari produk yang sudah ada.

Proses pengembangan produk baru juga disertai dengan berbagai resiko kegagalan.
Untuk memperkecil resiko kegagalan, produk baru perlu dibuat berdasarkan konsep
produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen serta dapat menciptakan
kepuasan bagi konsumen.

Dalam tulisan ini akan dijelaskan konsep-konsep dan tahapan yang diperlukan dalam
pengembangan produk jasa baru pada operator telekomunikasi masa kini. Konsep -
konsep yang dijelaskan disini bukan hanya bisa diterapkan bagi operator telekomunikasi
saja, tapi juga dapat berlaku bagi perusahaan secara umum.

7. Transformasi dari Invention menuju Innovation

Pengembangan produk atau jasa akan melalui suatu tahap yang dikenal dengan
Invention. Inventionadalah proses menemukan suatu teknologi dari tidak ada menjadi
ada.

Sedangkan Innovation adalah proses pembaharuan dari invention. Innovation


melibatkan peluang yang ada di pasar dengan penemuan teknologi dan pengetahuan
tentang teknologi baru.
Sebagai contoh, temuan teknologi bluetooth, yang memungkinkan pertukaran data
melalui koneksi wireless dengan daerah jangkauan sekitar 150 meter, saat ini telah
diintegrasikan dalam media telepon selular (handphone), sehingga para pengguna
handphone dapat lebih mudah saling bertukar data.

Contoh lain adalah inovasi pada perusahaan minuman ringan Coca-cola dimana
inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia
semakin besar dan dikenal luas.

Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus


berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan
penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri.

Pada tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan
botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan
campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut "Fanta Oranggo", setelah pada
tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas.

Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan


mampu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.

Pada proses inovasi ini, khususnya pada tahap inisiasi perlu dipertimbangkan bahwa
inovasi yang dihasilkan dapat diterima oleh perusahaan maupun masyarakat.

Jelas bahwa inovasi sangat diperlukan dalam pengembangan produk baru untuk
memunculkan ide dan kreatifitas munculnya produk atau jasa baru yang dapat
dimanfaatkan oleh para konsumennya.

2.5 Analisis Produk Berdasarkan Nilai

1. Manajer operasi yang efektif memilih produk yang terlihat paling menjanjikan. Hal
itu merupakan prinsip pareto yang diterapkan pada bauran produk.
2. Sumber daya diinvestasikan pada permasalahan yang sedikit, tetapi penting bukan
pada yang banyak, tetapi sepele. Kontribusi yang rendah dari produk tertentu jika
dilihat persatuan mungkin akan tampak sangat berbeda jika hal itu mempresentasikan
sebagian besar nilai penjualan dalam perusahaan.
3. Laporan produk berdasarkan nilai membuat manajemen dapat mengevaluasi strategi
yang memungkinkan untuk setiap produk. Hal ini dapat meliputi pertambahan arus
uang, peningkatan penetrasi pasar, atau mengurangi biaya,.
4. Laporan juga dapat menginformasikan pasa manajemen mengenai produk yang harus
dihilangkan, gagal, tidak boleh diinvestasikan lebih lanjut pada penelitian dan
pengembangan atau modal.
2.6 Pengembangan Produk

1. Sistem Pengembangan Produk

Sebuah strategi pengembangan produk yang efektif menghubungkan keputusan


produk dengan arus uang, dinamika pasar, siklus hidup produk, dan kemampuan organisasi.
Sebuah perusahaan harus mempunyai dana untuk mengembangkan produk, memahami
perubahan yang terus terjadi di pasar, mempunyai potensi yang diperlukan, dan juga sumber
daya.

Sistem pengembangan produk tidak hanya menentukan keberhasilan produk, tetapi


juga masa depan perusahaan.

2. Quality Function Deployment (QFD)

QFD adalah proses menetapkan permintaan pelanggan dan menerjemahkan keinginan


pelanggan ke dalam atribut yang dapat dipahami dan dilaksanakan oleh setiap bagian
fungsional.

Suatu perangkat QFD adalah Rumah Kualitas, yaitu bagian dari proses penyebaran fungsi
kualitas yang menggunakan matriks perencanaan untuk menghubungkan keinginan
pelanggan dengan bagaimana perusahaan akan memenuhi keinginan tersebut.

3. Tim Pengembangan Produk

Tim pengembangan produk bertanggung jawab mengubah permintaan pasar menjadi


sebuah produk yang dapat mencapai tahap keberhasilan.

Tim ini terdiri atas perwakilan dari pemasaran, produksi, pembelian, penjaminan kualitas
dan pelayanan lapangan. Banyak juga tim yang memasukkan perwakilan dari para penyedia
barang atau jasa.

4. Kemampuan untuk Diproduksi dan Rekayasa Nilai

Kemampuan untuk diproduksi dan rekayasa nilai berkenaan dengan peningkatan dalam
hal desain dan spesifikasi pada tahap pengembangan produk, mulai dari penelitian,
pengembangan, desain, dan produksi. Selain pengurangan biaya yang nyata dan langsung
terlihat, desain sedemikian hingga barang layak diproduksi dan rekayasa nilai juga
menghasilkan keuntungan lain, antara lain :

1. Mengurangi kerumitan
2. Standarisasi tambahan dari berbagai komponen
3. Perbaikan aspek-aspek fungsional dari produk
4. Peningkatan desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan
5. Memudahkan produk untuk dirawat
6. Desain yang tangguh
2.7 Menilai kinerja usaha pengembangan produk

Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan
untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:

1. Kualitas Produk

Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi
pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.

2. Biaya Produk

Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut
biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan
oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.

3. Waktu Pengembangan Produk

Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam


berkompetisi,menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada
akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis
dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.

4. Biaya Pengembangan

Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

5. Kapabilitas Pengembangan.

Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan


untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.

Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada
merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada.

Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh
penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan
produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.

Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap - tiap elemen suatu produk mempunyai
fungsi - fungsi sendiri. Diantara fungsi - fungsi satu dengan yang lain terkadang ada saling
terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen lainnya.

Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :

1) Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.


2) Pengelompokan fungsi produk.
Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi
sekumpulan output.

Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan di mana


suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan mengkomersialkan suatu
produk.

2.8 Perancangan Produk

Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan


untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk
yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah.

Untuk membuat sebuah produk biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:

1. Market Research dan Feasibility Study Market Research

Dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research ini
bisa didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.

2. Brainstorming

Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah pendapat,
adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar dari masalah yang
didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini akan didapatkan garis besar barang yang akan dibuat,
cara kerja, komponen yang akan dipakai, dan lain sebagainya.

Misalnya kita ingin membuat mesin penghisap debu, akan terbayang untuk
membuatnya dibutuhkan motor, chasing/wadah, filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa dan
sebagainya.

3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk

Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang produk
tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen tentu saja
menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam produk tersebut sepadan dengan biaya
yang dikeluarkannya (reasonable price).

Tentu saja market research diperlukan untuk mengetahui selera pasar. Dari
menentukan tujuan dan batasan ini kita memperoleh spesifikasi komponen-komponen dan
material apa saja yang akan dipakai.

4. Menggambar Produk

Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-


komponen yang sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan mendapatkan ilustrasi
produk jadi. Produk bisa digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3
dimensi lebih mudah dimengerti oleh sebagian besar orang.
Merancang produk dalam 3 dimensi bisa dilakukan dengan menggunakan software
SolidWorks, Inventor, Catia dll.

5. Review Produk

Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada rancangan
yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat gambar
produk biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja.

Pada tahap ini kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil yang
optimal dan meminimalisir masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti. Pada
tahap ini pula biasanya produk yang sedang dirancang perlu dibenahi disana-sini.

6. Membuat Prototype/Sample

Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara. Untuk
produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping, desain body
mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus pembungkus produk
bisa dibuat dengan tangan.

Untuk produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai membuat sample
barangnya (produk-produk dari besi), namun memerlukan ketelitian dalam menggambar dan
tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal: barang reject.

7. Uji Coba

Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-
benar handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan, dan
lain-lain.

Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus untuk menguji ponsel-
ponsel buatan mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan hal-hal yang tidak
memuaskan tentu saja produk tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap 3).

Hal-hal yang memuaskan tentu saja harus dilihat dari sudut pandang konsumen,
bukan produsen. Begitulah produsen-produsen besar saat ini mengkaji terus menerus produk
mereka agar nama produk yang mereka buat tetap terjaga.

8. Poduksi Masal

Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai
menerima barang yang rusak.

9. Garansi

Garansi adalah layanan yang diberikan oleh perusahaan yang membuat produk
tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang tersebut.
Banyak konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk mendapatkan
garansi dan ketenangan dalam pemakaian produk.

2.9 Menghasilkan Produk Baru

Karena produk-produk biasanya mati yang tidak perlu harus dibuang dan digantikan,
Karena perusahaan menghasilkan hampIr semua pendapatan dan keuntungan dari produk-
produk baru, definisi dan desain harus dilakukan terus menerus.

Peluang Produk Baru

Pengembangan produk baru yang agresif mengharuskan organisasi membangun


struktur internal yang membuka komunikasi dengan pelanggan, budaya organisasi inovatif,
penelitian dan pengembangannya agresif, kepemimpinannya kuat, bonusnya bersifat formal,
serta pelatihan.

1. Memahami pelanggan merupakan permasalahan utama dalam pengembangan produk


baru. Banyak produk penting biasanya dipikirkan pertama kali, bahkan dibentuk pleh
pengguna dan bukan oleh produsen.
2. Perubahan ekonomis menyebabkan meningkatnya tingkat kemakmuran pada jangka
panjang, tetapi siklus ekonomi dan harga berubah pada jangka pendek.
3. Perubahan sosiologis dan demografis dapat muncul pada beberapa faktor seperti
berkurangnya ukuran keluarga. Tren ini merubah prefensi pada ukuran rumah,
apartemen, dan mobil
4. Perubahan teknologi yang membuat segalanya, mungkin dari telepon genggam hingga
Ipod hingga jantung buatan
5. Perubahan politik atau peraturan menghasilkan perjanjian perdagangan yang baru,
tariff yang baru, dan juga persyaratan kontrak yang baru dengan pemerintah.
6. Perubahan lain dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standart profesional, pemasok
dan distributor.

Manajer operasi harus menyadari adanya faktor-faktor ini dan dapat mengantisipasi
perubahan dalam peluang produk, produk itu sendiri, volume produk dan bauran produk.

2.10 Permasalahan Desain Produk

1. Desain Yang Tangguh

Desain yang tangguh berarti produk dirancang sedemikian rupa sehingga ada sedikit
variasi pada produk atau perakitan tidak berdampak banyak pada produk akhirnya.

Juga desain yang dapat diproduksi sesuai persyaratan, bahkan dengan adanya kondisi
proses produksi yang tidak sempurna.

2. Desain Moduler

Desain moduler adalah desain dimana bagian atau komponen dari suatu produk dibagi-
bagi menjadi modul-modul yang dapat dipertukarkan dan diganti dengan mudah.
3. Computer-Aided Design

Maksudnya adalah penggunaan komputer secara ineraktif untuk mengembangkan dan


mendokumentasikan produk

4. Computer-Aided Manufacturing

Computer Aided Manufacturing (CAM) adalah sebuah sistem yang secara otomatis
mampu menghasilkan produk/ benda kerja (finish product) melalui penggunaan perangkat
permesinan yang dikendalikan oleh komputer.

Adapun manfaat CAD (Computer Aided Desain ) dan CAM (Computer Aided
Manufacturing ) adalah sebagai berikut :

1) Kualitas produk menjadi semakin baik


2) Waktu desain yang lebih singkat
3) Pengurangan biaya produksi
4) Ketersediaan basis data
5) Memunculkan kemampuan baru

5. Teknologi Virtual Reality

Bentuk komunikasi visual dimana citra-citra digunakan sebagai pengganti dari benda
aslinya, tetapi masih memungkinkan pengguna untuk meresponnya secara interaktif

6. Analisis Nilai

Suatu tinjauan atas produk yang berhasil yang dilakukan selama proses produksi

7. Etika Dan Desain Ramah Lingkungan

Berikut tujuan desain yang etis dan ramah lingkungan:

1. Mengembangkan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan


2. Meminimalkan limbah bahan baku dan energy
3. Mengurangi kewajiban terhadap persoalan lingkungan hidup
4. Meningkatkan efektivitas biaya dengan mematuhi peraturan lingkungan
hidup
5. Agar dikenal sebvagai perusahaan yang baik

2.11 Desain Pelayanan

Desain pelayanan merupakan cara perusahaan untuk memberikan pelayanan yang


terbaik terhadap konsumen.

Tujuan dari desain pelayanan adalahmengurangi tingkat komplain dari konsumen


untuk diantisipasi oleh perusahaan secara maksimal. Cara untuk memaksimalkan pelayanan
terhadap konsumen dapat dilakukan dengan jalan membuat desain pelayanan
2.12 Persaingan Berdasarkan Waktu

Yaitu persaingan yang dipengaruhi oleh waktu, mengembangkan produk dengan


cepat, dan melemparkannya ke pasar. Pada saat ini telah diperkenalkan tiga strategi
pengembangan eksternal yang sering digunakan perusahaan besar.

Adapun tiga strategi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Membeli Teknologi dengan Cara Mengakuisisi Perusahaan

Microsoft dan Cisco Systems merupakan contoh perusahaan berteknologi canggih


yang sering mempercepat pengembangan mereka dengan mengakuisisi perusahaan yang telah
mengembangkan teknologi yang sesuai dengan misi mereka.

Permasalahan yang muncul kemudian adalah menyesuaikan organisasi yang


diakuisisi, termasuk teknologinya, lini produknya, dan budayanya ke dalam perusahaan
pengakuisisi, alih-alih permasalahan pengembangan produk.

2. Usaha Patungan

Perusahaan yang membentuk kepemilikan bersama untuk menghadirkan produk baru


atau menguasai pasar baru.

3. Aliansi

Perjanjian kerja sama yang menjadikan beberapa perusahaan tetap independen, tetapi
dapat mencapai strategi yang sesuai dengan misi masing-masing.

2.13 Penerapan Pohon Keputusan Pada Desain Produk.

Pohon keputusan sangat bermanfaat terutama saat terdapat serentetan keputusan dan
beragam hasil yang mengakibatkan keputusan selanjutnya yang diikuti hasil yang lain. Untuk
membentuk sebuah pohon keputusan, digunakan prosedur sebagai berikut.

1. Pastikan semua alternative yang mungkin dan keadan sudah dimasukkan ke pohon,
termasuk alternative untuk “tidak melakukan apa-apa”.
2. Pengembalian hasil (payoff) dimasukkan pada akhir setiap cabang yang bersesuain.
3. Tujuannya adalah menetapkan nilai ekspektasi dari setiap tindakan yang ada.

2.14 Transisi Menuju Produksi

Manajemen harus membuat keputusan untuk mengembangkan ide produk tersebut


lebih lanjut dan memproduksinya, atau menghentikannya. Saat keputusan dibuat, biasanya
ada satu periode percobaan untuk memastikan desainnya benar-benar dapat di produksi.

Percobaan ini juga memberikan staf operasi kemungkinan untuk mengembangkan


peralatan yang sesuai, prosedur pengendalian kualitas, dan pelatihan karyawan untuk
memastikan produk dapat dimulai dengan sukses.
Pada akhirnya, saat produk dianggap dapat dipasarkan dan di produksi, manajemen
lini akan menerima tanggung jawab. Tugas manajemen operasi adalah membuat transisi dari
litbang ke produksi tanpa gejolak atau selancar mungkin.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah berbagai produk dan jasa dirancang, spesifikasi-spesifikasinya harus dianalisis


ke berbagai sistem pemrosesan yang menciptakan produk atau menyediakan jasa.

Desain proses digunakan untuk produksi barang-barang dan jasa-jasa ini menyangkut
serangkaian keputusan tentang seleksi proses, pemilihan teknologi dan perencanaan proses.

Untuk membuat sebuah produk biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai
berikut:

1. Market Research dan Feasibility Study Market Research


2. Brainstorming
3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk
4. Menggambar Produk
5. Review Produk
6. Membuat Prototype/Sample
7. Uji Coba
8. Poduksi Masal
9. Garansi

3.2 Saran

Keputusan-keputusan harus dibuat tentang tipe proses, harga yang akan di putuskan,
macam mesin yang akan digunakan, dan sebagainya.

Desain proses tidak semata-mata hanya merupakan masalah teknik tetapi juga
menyangkut pertimbangan-pertimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Desain_industri

http://rizqitoyiblogger.blogspot.com/2013/07/pengertian-desain-produk.html

http://vercomfo.blogspot.com/2012/03/perancangan-produk-design-product.html

http://muhammadalfaridzi.wordpress.com/2014/05/16/makalah-desain-produk/

Anda mungkin juga menyukai