Disusun Oleh :
1. Syuhadak 2002110003
2. Ali Imron 2002110026
EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL HIDAYAT LASEM 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME) atas rahmat dan serta hidayah-
Nya, Saya beserta kelompok dapat menyelesaikan Makalah Maanajemen Operasional, yang
berjudul “Desain Produk dan Jasa”
Penyusunan Makalah Maanajemen Operasional, yang berjudul “Desain Produk dan
Jasa” bertujuan untuk memahami bagaimana cara mengenal pasar lebih bisa menarik
konsumen dalam produk atau jasa yang akan di tawarkan.
Laporan ini disusun sesuai dengan proses analisis mengenai segala yang telah kami
lakukan tentang merangkum berbagai macam sumber dari buku, jurnal, makalah dan situs
yang terkait
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam proses
penyusunan. Oleh karena itu saya menerima segala kritik dan saran, agar kami dapat
memperbaiki laporan penyusunan Makalah Maanajemen Operasional, yang berjudul “Desain
Produk dan Jasa”
Akhir kata Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga
inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Desain Produk Dan Jasa...................................................................................................5
2.2 Pemilihan Produk Dan Jasa..............................................................................................5
2.3 Strategi Produk dengan Keunggulan Bersaing.................................................................5
2.4 Tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)........................................................6
2.5 Analisis Produk Berdasarkan Nilai................................................................................10
2.6 Pengembangan Produk...................................................................................................11
2.7 Menilai kinerja usaha pengembangan produk................................................................12
2.8 Perancangan Produk.......................................................................................................13
2.9 Menghasilkan Produk Baru............................................................................................15
2.10 Permasalahan Desain Produk.......................................................................................15
2.11 Desain Pelayanan..........................................................................................................16
2.12 Persaingan Berdasarkan Waktu....................................................................................17
2.13 Penerapan Pohon Keputusan Pada Desain Produk.......................................................17
2.14 Transisi Menuju Produksi.............................................................................................17
BAB III PENUTUP..................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................19
3.2 Saran...............................................................................................................................19
BAB IV DAFTAR PUSTAKA................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Desain
produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga
dapat meningkatkan keuntungan secara optimal.
Akan tetapi, desain produk yang gagal mengakibatkan produk tidak terjual di pasaran.
Hal ini, akan menimbulkan kerugian tidak hanya dibidang desain saja, bidang yang lain pun
akan terkena imbasnya.
Desain produk yang baik, harus memenuhi 3 (tiga) aspek penting yang sering disebut
segitiga aspek produk, yaitu kualitas yang baik, biaya rendah, dan jadwal yang tepat.
Selanjutnya segitiga aspek produk di atas dikembangkan menjadi suatu persyaratan dalam
desain, yaitu desain harus dapat dirakit, didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya, bebas
korosi, biaya rendah, serta waktu yang tepat.
Untuk itu dalam mendesain suatu produk, harus memperhatikan secara detail tentang
fungsi-fungsi dari produk yang didesain. Guna mengetahui secara rinci tentang fungsi
produk, dapat dilakukan dengan beberapa metode pendekatan mikro (MC, MR, Equilibrium),
Linier Programming/Dualitas, dan Manajemen Keuangan (BEP).
1.3 Tujuan
PEMBAHASA
Produk adalah barang yang dihasilkan dan dijual oleh perusahaan kepada
konsumennya.
Salah satu strategi dalam menciptakan suatu hasil pencapaian yaitu berfokus terhadap
produk untuk dapat membangun kemampuan tertentu dalam kustomisasi keluarga produk
atau jasa yang sudah ada.
Tujuan dari suatu keputusan produk (product decision) adalah untuk mengembangkan
dan menerapkan sebuah strategi produk yang dapat memenuhi permintaan pasar dengan
keunggulan bersaing.
Pilihan strategi produk menunjang keunggulan bersaing. Banyak pilihan yang ada
dalam pemilihan, penetapan, dan desain produk. Pemilihan produk adalah ,proses pemilihan
produk atau jasa untuk dapat disajikan pada pelanggan atau klien.
Strategi produk disusun dengan melakukan seleksi atas keinginan pelanggan, baik
pelanggan tingkat lokal, regional maupun tingkat dunia yang sesuai dengan acuan patokan
(benchmarking) yang ditetapkan perusahaan.
Sebagai contoh:
Strategi Toyota yaitu merespons secara cepat perubahan pelanggan. Desain produk
mobil A di dalam industrinya dilakukan secara cepat,di mana desain produk mobil A sudah
harus mulai dikembangkan sebelum umur desain A mencapai dua tahun, kemudian ditindak
lanjuti dengan penghentian produksi desain A pada tahun ketiga. Maksudnya bahwa produk
berdasarkan satu desain produksinya paling lama hanya tiga tahun, sesudah itu sudah harus
ada perubahan dengan menciptakan desain produk baru.
Produk jam tangan Seiko di desain dengan strategi multi desain, dan setiap desain
dikembangkan dengan tipe generasi seperti; untuk orang tua (lelaki dan wanita), orang
muda), sampai untuk anak-anak sekolah dasar (SD).
McDonalds mendesain produk siap saji dengan bahan daging ayam yang berdasarkan
budaya tiap-tiap negara adalah daging yang tidak haram,seperti India, Indonesia, dan
Malaysia, serta Timur Tengah. Selanjutnya produk dikembangkan dengan pelengkap
minuman ringan yang bervariasi.
Keputusan produk merupakan asas bagi strategi organisasi dan memiliki dampak yang
luas pada seluruh operasi.
Product Life Cycle (PLC) yang menggambarkan lahirnya suatu produk baru sampai
pada kematian suatu produk yang dikatakan sudah lama.
Secara sederhana, konsep ini menyatakan bahwa hampir semua produk baru yang
ditawarkan kepada masyarakat akan menjalani suatu siklus kehidupan yang terdiriatas empat
tahap dalam periode waktu terbatas. Tiap tahap dalam PLC, membuka kesempatan-
kesempatan baru dan menimbulkan masalah-masalah baru bagi manajemen produksi.
Bila diketahui kedudukan produk dalam siklus kehidupannya, maka dapat dirumuskan
rencana perbaikan desain dan pengembangan produk yang lebih baik.
Secara ringkas keempat tahap PLC tersebut dapat diperinci sebagai berikut :
Tahapan Perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana
produsen memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum.
Tahap Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang diperkenalkan tersebut
sudah dikenal dan diterima oleh konsumen.
1. Memperluas pasar
2. Omset penjualan yang naik signifikan
3. Meningkatnya kapasitas produksi
4. Produk mulai diterima oleh pasar
5. Cash Flow mulai berubah menjadi Positif
6. Pasar semakin berkembang, laba juga akan meningkat, namun pesaing-pesaing baru
akan mulai bermunculan
7. Biaya per unit akan turun ke skala yang ekonomis
1. Membuat iklan yang menciptakan kesadaran akan pemilihan produk dan memperkuat
merek (branding)
2. Memperbanyak saluran distribusi dan memperluas cakupan distribusi.
3. Meningkatkan kualitas produk, menambahkan fitur-fitur baru dan gaya serta
memperbanyak model atau varian.
4. Menurunkan harga produk untuk menarik pembeli dan memperluas segmen pasar
5. Masih mengeluarkan biaya yang besar dalam mempromosikan produk dan mereknya.
Peningkatan Omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang
dalam merebut pangsa pasar dengan pesaing-pesaingnya.
Pada tahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin menurun dan jika tidak
melakukan strategi yang tepat, produk yang ditawarkan mungkin akan hilang dari pasar
(market).
Strategi yang sering digunakan pada tahap penurunan adalah sebagai berikut :
Untuk mempanjang umur produk, strategi-strategi yang sering dilakukan oleh produsen agar
memperlambat produknya memasuki tahap penurunan diantaranya sebagai berikut :
1. Periklanan, Mencoba untuk menambah pengguna baru dan berusaha mengingatkan
pengguna lama.
2. Menurun Harga, Berusaha untuk menarik pelanggan baru.
3. Penambahan Nilai (Adding Value), Menambahkan fitur baru pada produk saat ini
(contohnya menambahkan fitur Wifi pada Kamera).
4. Menjelajahi pasar-pasar baru, Mencoba menjual produk keluar negeri.
5. Memperbarui kemasan, Menggantikan kemasan pada produk dengan warna yang
lebih cerah dan segar.
Hampir tidak ada perusahaan yang dapat luput dari pengaruh kemajuan teknologi dan
munculnya produk-produk baru.
Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada sekarang akan hilang dari pasar
dan digantikan dengan produk-produk lain sehingga pertumbuhan dan keuntungan
perusahaan dalam jangka panjang akan tergantung dari kebijaksanaan produk yang
didefinisikannya.
Dalam kondisi saat ini, dimana perkembangan pasar sangat dinamis dan penuh
persaingan, perusahaan akan sulit mempertahankan eksistensinya jika hanya bertahan
pada produknya yang sekarang.
Oleh karena itu, pengembangan produk baru merupakan suatu hal yang penting bagi
perusahaan. Pengembangan tersebut meliputi pembuatan produk yang baru atau
penyempurnaan dari produk yang sudah ada.
Proses pengembangan produk baru juga disertai dengan berbagai resiko kegagalan.
Untuk memperkecil resiko kegagalan, produk baru perlu dibuat berdasarkan konsep
produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen serta dapat menciptakan
kepuasan bagi konsumen.
Dalam tulisan ini akan dijelaskan konsep-konsep dan tahapan yang diperlukan dalam
pengembangan produk jasa baru pada operator telekomunikasi masa kini. Konsep -
konsep yang dijelaskan disini bukan hanya bisa diterapkan bagi operator telekomunikasi
saja, tapi juga dapat berlaku bagi perusahaan secara umum.
Pengembangan produk atau jasa akan melalui suatu tahap yang dikenal dengan
Invention. Inventionadalah proses menemukan suatu teknologi dari tidak ada menjadi
ada.
Contoh lain adalah inovasi pada perusahaan minuman ringan Coca-cola dimana
inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia
semakin besar dan dikenal luas.
Pada tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan
botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan
campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut "Fanta Oranggo", setelah pada
tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas.
Pada proses inovasi ini, khususnya pada tahap inisiasi perlu dipertimbangkan bahwa
inovasi yang dihasilkan dapat diterima oleh perusahaan maupun masyarakat.
Jelas bahwa inovasi sangat diperlukan dalam pengembangan produk baru untuk
memunculkan ide dan kreatifitas munculnya produk atau jasa baru yang dapat
dimanfaatkan oleh para konsumennya.
1. Manajer operasi yang efektif memilih produk yang terlihat paling menjanjikan. Hal
itu merupakan prinsip pareto yang diterapkan pada bauran produk.
2. Sumber daya diinvestasikan pada permasalahan yang sedikit, tetapi penting bukan
pada yang banyak, tetapi sepele. Kontribusi yang rendah dari produk tertentu jika
dilihat persatuan mungkin akan tampak sangat berbeda jika hal itu mempresentasikan
sebagian besar nilai penjualan dalam perusahaan.
3. Laporan produk berdasarkan nilai membuat manajemen dapat mengevaluasi strategi
yang memungkinkan untuk setiap produk. Hal ini dapat meliputi pertambahan arus
uang, peningkatan penetrasi pasar, atau mengurangi biaya,.
4. Laporan juga dapat menginformasikan pasa manajemen mengenai produk yang harus
dihilangkan, gagal, tidak boleh diinvestasikan lebih lanjut pada penelitian dan
pengembangan atau modal.
2.6 Pengembangan Produk
Suatu perangkat QFD adalah Rumah Kualitas, yaitu bagian dari proses penyebaran fungsi
kualitas yang menggunakan matriks perencanaan untuk menghubungkan keinginan
pelanggan dengan bagaimana perusahaan akan memenuhi keinginan tersebut.
Tim ini terdiri atas perwakilan dari pemasaran, produksi, pembelian, penjaminan kualitas
dan pelayanan lapangan. Banyak juga tim yang memasukkan perwakilan dari para penyedia
barang atau jasa.
Kemampuan untuk diproduksi dan rekayasa nilai berkenaan dengan peningkatan dalam
hal desain dan spesifikasi pada tahap pengembangan produk, mulai dari penelitian,
pengembangan, desain, dan produksi. Selain pengurangan biaya yang nyata dan langsung
terlihat, desain sedemikian hingga barang layak diproduksi dan rekayasa nilai juga
menghasilkan keuntungan lain, antara lain :
1. Mengurangi kerumitan
2. Standarisasi tambahan dari berbagai komponen
3. Perbaikan aspek-aspek fungsional dari produk
4. Peningkatan desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan
5. Memudahkan produk untuk dirawat
6. Desain yang tangguh
2.7 Menilai kinerja usaha pengembangan produk
Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan
untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi
pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut
biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan
oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada
merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada.
Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh
penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan
produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.
Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap - tiap elemen suatu produk mempunyai
fungsi - fungsi sendiri. Diantara fungsi - fungsi satu dengan yang lain terkadang ada saling
terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen lainnya.
Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :
Untuk membuat sebuah produk biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:
Dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research ini
bisa didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.
2. Brainstorming
Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah pendapat,
adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar dari masalah yang
didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini akan didapatkan garis besar barang yang akan dibuat,
cara kerja, komponen yang akan dipakai, dan lain sebagainya.
Misalnya kita ingin membuat mesin penghisap debu, akan terbayang untuk
membuatnya dibutuhkan motor, chasing/wadah, filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa dan
sebagainya.
Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang produk
tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen tentu saja
menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam produk tersebut sepadan dengan biaya
yang dikeluarkannya (reasonable price).
Tentu saja market research diperlukan untuk mengetahui selera pasar. Dari
menentukan tujuan dan batasan ini kita memperoleh spesifikasi komponen-komponen dan
material apa saja yang akan dipakai.
4. Menggambar Produk
5. Review Produk
Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada rancangan
yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat gambar
produk biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja.
Pada tahap ini kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil yang
optimal dan meminimalisir masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti. Pada
tahap ini pula biasanya produk yang sedang dirancang perlu dibenahi disana-sini.
6. Membuat Prototype/Sample
Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara. Untuk
produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping, desain body
mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus pembungkus produk
bisa dibuat dengan tangan.
Untuk produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai membuat sample
barangnya (produk-produk dari besi), namun memerlukan ketelitian dalam menggambar dan
tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal: barang reject.
7. Uji Coba
Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-
benar handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan, dan
lain-lain.
Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus untuk menguji ponsel-
ponsel buatan mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan hal-hal yang tidak
memuaskan tentu saja produk tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap 3).
Hal-hal yang memuaskan tentu saja harus dilihat dari sudut pandang konsumen,
bukan produsen. Begitulah produsen-produsen besar saat ini mengkaji terus menerus produk
mereka agar nama produk yang mereka buat tetap terjaga.
8. Poduksi Masal
Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai
menerima barang yang rusak.
9. Garansi
Garansi adalah layanan yang diberikan oleh perusahaan yang membuat produk
tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang tersebut.
Banyak konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk mendapatkan
garansi dan ketenangan dalam pemakaian produk.
Karena produk-produk biasanya mati yang tidak perlu harus dibuang dan digantikan,
Karena perusahaan menghasilkan hampIr semua pendapatan dan keuntungan dari produk-
produk baru, definisi dan desain harus dilakukan terus menerus.
Manajer operasi harus menyadari adanya faktor-faktor ini dan dapat mengantisipasi
perubahan dalam peluang produk, produk itu sendiri, volume produk dan bauran produk.
Desain yang tangguh berarti produk dirancang sedemikian rupa sehingga ada sedikit
variasi pada produk atau perakitan tidak berdampak banyak pada produk akhirnya.
Juga desain yang dapat diproduksi sesuai persyaratan, bahkan dengan adanya kondisi
proses produksi yang tidak sempurna.
2. Desain Moduler
Desain moduler adalah desain dimana bagian atau komponen dari suatu produk dibagi-
bagi menjadi modul-modul yang dapat dipertukarkan dan diganti dengan mudah.
3. Computer-Aided Design
4. Computer-Aided Manufacturing
Computer Aided Manufacturing (CAM) adalah sebuah sistem yang secara otomatis
mampu menghasilkan produk/ benda kerja (finish product) melalui penggunaan perangkat
permesinan yang dikendalikan oleh komputer.
Adapun manfaat CAD (Computer Aided Desain ) dan CAM (Computer Aided
Manufacturing ) adalah sebagai berikut :
Bentuk komunikasi visual dimana citra-citra digunakan sebagai pengganti dari benda
aslinya, tetapi masih memungkinkan pengguna untuk meresponnya secara interaktif
6. Analisis Nilai
Suatu tinjauan atas produk yang berhasil yang dilakukan selama proses produksi
2. Usaha Patungan
3. Aliansi
Perjanjian kerja sama yang menjadikan beberapa perusahaan tetap independen, tetapi
dapat mencapai strategi yang sesuai dengan misi masing-masing.
Pohon keputusan sangat bermanfaat terutama saat terdapat serentetan keputusan dan
beragam hasil yang mengakibatkan keputusan selanjutnya yang diikuti hasil yang lain. Untuk
membentuk sebuah pohon keputusan, digunakan prosedur sebagai berikut.
1. Pastikan semua alternative yang mungkin dan keadan sudah dimasukkan ke pohon,
termasuk alternative untuk “tidak melakukan apa-apa”.
2. Pengembalian hasil (payoff) dimasukkan pada akhir setiap cabang yang bersesuain.
3. Tujuannya adalah menetapkan nilai ekspektasi dari setiap tindakan yang ada.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Desain proses digunakan untuk produksi barang-barang dan jasa-jasa ini menyangkut
serangkaian keputusan tentang seleksi proses, pemilihan teknologi dan perencanaan proses.
Untuk membuat sebuah produk biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai
berikut:
3.2 Saran
Keputusan-keputusan harus dibuat tentang tipe proses, harga yang akan di putuskan,
macam mesin yang akan digunakan, dan sebagainya.
Desain proses tidak semata-mata hanya merupakan masalah teknik tetapi juga
menyangkut pertimbangan-pertimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Desain_industri
http://rizqitoyiblogger.blogspot.com/2013/07/pengertian-desain-produk.html
http://vercomfo.blogspot.com/2012/03/perancangan-produk-design-product.html
http://muhammadalfaridzi.wordpress.com/2014/05/16/makalah-desain-produk/