Anda di halaman 1dari 17

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN PAI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI


TUGAS MATA KULIAH PENGEMBANGAN PERENCANAAN
PEMBELAJARAN PAI

Disusun oleh :
FADHILAH KHAIRIYAH / 0331204031
MUHAMMAD ILHAM SYAHPUTRA / 0331204029
NAZARUDDIN / 0331193022

Dosen Pembimbing
Dr. Siti Halimah, M.Pd

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCA SARJANA (S2) NON REGULER
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUMATERA UTARA
Pendahuluan
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran harus dengan sadar melakukan
kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya
guna kepentingan pengajaran. guru dituntut untuk mampu mengajarkan bahan
pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secara tuntas, dengan
memahami segala aspek yang terdapat pada peserta didik baik yaitu aspek
intelektual, psikologis, dan biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar
permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik
disekolah

Oleh karena itulah, hal yang urgen sebagai salah satu pendorong untuk
berhasilnya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah
desain media yang baik dan efektif sesuai kebutuhan materi dan peserta didik
yang harus mampu dipersiapkan oleh guru. Maka berdasarkan latar belakang
masalah inilah, penulis dalam makalah ini akan membahas tentang: “Pengertian
Media Pembelajaran, Fungsi Media Pembelajaran PAI, Klasifikasi Media
Pembalajaran, dan Jenis-jenis Media yang Lazim digunakan dalam
Pembelajaran PAI untuk Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. Disamping
itu, makalah ini dibuat untuk memenuhi amanah tugas kelompok sebagai bahan
diskusi pada mata kulia Pengembangan Perencanaan Pembelajaran PAI yang
diampu oleh Ibunda Dosen Dr. Siti Halimah, M.Pd.
A. Pengertian Media Pembelajaran
Secara Etimologi, dalam Kamus Besar Bahas Indonesa dijelaskan bahwa
media artinya alat/sarana, perantara/penghubung komunikasi yang terletak
diantara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya) 1. Adapun Pembelajaran
memiliki arti proses, cara, perbuatan menjadikan. Belajar. Maka adapun
pengertian media pembelajaran secara terminologi menurut beberapa ahli yakni
Yusufhadi Miarso mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali2.
Schram mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.  Secara
khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan
untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Lain halnya
menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai memaknai media pendidikan sama
dengan media pengajaran yang maksudnya sesuatu yang akan mempertinggi hasil
belajar yang dicapainya3.
Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran. Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset,
video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi
dan computer.
Oleh karena itu, menurut hemat penulis, media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pendidik kepada
peserta didik agar dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dengan efektif.
1KBBI.Kemendikbud.go.id, diakses pada tanggal 15 november 2021, pukul 09.50 Wib.
2 Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta: Kencana Media
Group, 2004), h. 456.
3Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2010), h. 7
B. Fungsi Media Pembelajaran PAI
Dalam proses belajar mengajar, fungsi media menurut Nana Sudjana4
yakni:

1. Penggunaan media dalam proses mengajar bukan merupakan fungsi


tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran
merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.
3. Media dalam pengajaran penggunaannya bersifat integral dengan tujuan
dan isi pelajaran.
4. Penggunaan media bukan semata-mata sebagai alat hiburan yang
digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik
perhatian siswa.
5. Penggunaan media dalam proses pembelajaran lebih diutamakan untuk
mempercepat proses belajar dan membantu siswa dalam menangkap
pengertian yang diberikan guru.
6. Pengguna media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu
belajar mengajar.

Lebih detail lagi fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran


adalah:

1. Menarik perhatian siswa.


2. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran.
3. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk
kata-kata tertulis atau lisan).
4. Mengatasi keterbatasan ruang.
5. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.
6. Waktu pembelajaran lebih dikondisikan.
7. Menghilangakn kebosanan siswa dalam belajar.

4Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Op. Cit, h. 32


8. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/ menimbulkan
gairah belajar.
9. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam.
10. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran

Menurut Levie dan Lentz (1982), media pembelajaran khususnya media


visual memiliki empat fungsi yaitu:
1. Fungsi atensi, yaitu dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan atau menyertai teks materi dan pelajaran.
2. Fungsi afektif, yaitu dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
3. Fungsi kognitif, yaitu memperlancar tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi/pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi compensations, yaitu dapat mengakomodasikan siswa yang lemah
dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan
teks atau secara verbal.5
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa guru sangat diharapkan
mampu memahami terhadap pentingnya media dalam proses pembelajaran
sehingga dapat memanfatkan media secara tepat. Oleh karena itu, guru perlu
menentukan media secara terencana, sistematis dan sistemik (sesuai dengan
sistem belajar mengajar).

C. Klasifikasi Media Pembelajaran

Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah


memanfaatkan adalah media cetak (buku) dan papan tulis. Selain itu, banyak juga
sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain seperti gambar, model,
overhead projektor (OHP) dan obyek-obyek nyata. Sedangkan media lain seperti
kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), serta program pembelajaran
komputer masih jarang digunakan meskipun sebenamya sudah tidak asing lagi

5 Arsyad, Azhar, Media Pengajaran, Cet. I, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), 1997, h. 16
bagi sebagian besar guru. Meskipun demikian, sebagai seorang guru alangkah
baiknya mengenal beberapa jenis media pembelajaran tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar mendorong kita untuk mengadakan dan memanfaatkan media
tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk meng golongkan jenis media.
Rudy Bretz (1971), misalnya, mengidentifikasi jenis-jenis media berdasarkan tiga
unsur pokok, yaitu: suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz
mengklasifikasikan media ke dalam delapan kelompok, yaitu: (1) media audio, (2)
media cetak, (3) media visual diam, (4) media visual gerak, (5) media audio semi
gerak, (6) media semi gerak, (7) media audio visual diam, serta (8) media audio
visual gerak.

Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan


sebagai berikut:

No Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran


1 Audio Kaset audio, siaran radio, CID, telepon
2 Cetak Buku Pelajaran, modul, brosur,
leaflet,gambar
3 Audio Cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4 Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), film bingkai
(slide)
5 Proyeksi audio visual diam Film bingkai (slide) bersuara.
6 Visual gerak Film bisu
7 Audio visual gerak Film gerak bersuara, video NCD, televisi
8 Obyek fisik Benda nyata, model, specimen
9 Manusia dan lingkungan Guru, pustakawan, laboraturiu, dan alam
10 Komputer CAI (pembelajaran berbantuan komputer)
dan CBI (pembelajaran berbasis komputer)

Sulaiman mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan presepsi


indra, sebagai berikut :
1. Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya Audio Cassette,
tape recorder, dan radio.
2. Media visual: media visual dua dimensi, dan media visual tiga dimensi.
3. Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam
suatu unit media. Misalnya film bersuara dan televisi.
4. Media audio motion visual: penggunaan segala kemampuan audio dan
visual kedalam kelas, seperti televisi, video tape/cassette recorder dan
sound-film.
5. Media audio still visual: media lengkap kecuali penampilan
motion/geraknya tidak ada, seperti sound-filmstrip, sound-slides, dan
rekaman still pada televisi
6. Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-
titik tetapi tidak bisa menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata.
Misalnya: telewriting dan recorded telewriting.6
Dari beberapa pengelompokkan media tersebut, kita dapat melihat
bahwa hingga kini belum ada suatu pengelompokkan media yang mencakup
segala aspek, khususnya untuk keperluan pembelajaran. Pengelompokkan
yang ada, dilakukan atas bermacam-macam kepentingan. Masih ada
pengelompokan yang dibuat oleh ahli lain. Namun apapun dasar yang
digunakan dalam pengelompokan itu, tujuannya sama yaitu agar orang lebih
mudah mempelajarinya.

D. Jenis-jenis Media yang Lazim digunakan dalam Pembelajaran PAI untuk


Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik.

Perkembangan media yang sangat pesat tentunya harus diimbangi dengan


kemampuan manusianya sebagai pengguna media pendidikan. Mau tidak mau
harus mampu menggunakan dengan sebaik-baiknya. Terutama jika kecanggihan
teknologi media pendidikan saat ini dialamatkan kepada guru sebagai pengguna
yang digunakan untuk memberikan materi pembelajaran kepada siswa. Saatnya
untuk menjadi guru yang profesional yang siap dengan perkembangan zaman
serta kecanggihan teknologi, terlebih kepada guru pendidikan Islam. Sehingga
menurut Suriansyah Murhaini berpandangan bahwa menjadi guru bukan persoalan
mudah, selain harus memiliki kreativitas, jiwa inovasi, guru yang profesional
6Nasruddin Hasibuan, Implementasi Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Agama
Islam, dalam Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 04, No. 01, h. 29-30.
hendaklah senantiasa adaptif dengan perkembangan informasi dan kemajuan
teknologi7.

Seyogyanya media yang dapat digunakan dalam proses pengajaran pada


materi pendidikan Islam ini sangat beragam. Baik media audio, media visual, dan
media audio visual. Namun, dalam penggunaan media-media tersebut harus
memiliki teknik yang baik dan benar. Konsep penggunaan media dalam proses
pembelajaran juga terdapat dalam Alquran, sebagaimana yang terdapat dalam
Q.S. al-’Alaq/96 :4 sebagai berikut:

‫الَّ ِذي َعلَّ َم بِالْ َقلَ ِم‬

Artinya: “Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.8”

Menurut Ahmad Musthafa al-Maraghi, makna dari ayat ini adalah:

‫ كما أفهمهم بواسطة‬,‫الذي جعل القلم واسطة التفاهم بني الناس على بعد الشقة‬

‫ والقلم الة جامدة للفهم والبيان‬.‫اللسان‬

“Yang telah menjadikan al-qalam sebagai media untuk menjelaskan dan


memahamkan di antara manusia terhadap sesuatu yang sulit dimengerti,
sebagaimana memberikan pemahaman kepada mereka dengan sarana lidah. Dan
al-qalam itu ialah benda padat/alat yang digunakan untuk memahamkan dan
menjelaskan.”9

Penggunaan media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses


pembelajaran. Agar materi pelajaran dapat tersampaikan dengan baik, maka
diperlukan adanya media pembelajaran yang menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran, sebagaimana yang dicontohkan oleh Allah pada ayat ini.

7 Suriansyah Murhaini, Menjadi Guru Profesional Berbasis Teknologi Informasi &


Komunikasi (Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2016), h. 9
8 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Duta Surya, 2012), h.
904.
9 Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Jilid 10 (Beirut: Dar al-Fikr, 2006), h.
354-356.
Lebih jauh maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran pendidikan
agama Islam dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni media yang bersifat
materi (benda) dan media yang bersifat non materi (bukan benda). 1) Media
pembelajaran yang bersifat materi ialah media yang berupa benda mati yang dapat
mendukung proses kegiatan belajar mengajar yang disebut juga dengan media
peraga, seperti ruang kelas, perlengkapan belajar, dan lain sebagainya. 2) Media
pendidikan yang bersifat non materi memiliki sifat yang abstrak dan hanya dapat
diwujudkan melalui perbuatan dan tingkah laku seorang pendidik terhadap anak
didiknya10. Di antara media yang termasuk dalam kategori ini adalah: keteladanan,
perintah, tingkah laku, ganjaran dan hukuman, dapat dijelaskan seperti di bawah
ini11:

1. Keteladananan
Pada umumnya, manusia memerlukan figure (sosok) identifikasi yang
dapat membimbing manusia ke arah kebenaran. Untuk memenuhi
keinginan tersebut, Allah mengutus Muhammad menjadi tauladan bagi
manusia dan wajib diikuti oleh umatnya. Untuk menjadi sosok yang
ditauladani, Allah memerintahkan manusia termasuk pendidik selaku
khalifah fi al-ardh untuk mengerjakan perintah Allah dan Rasul-Nya
sebelum mengajarkannya kepada orang yang akan dipimpin.
2. Perintah dan Larangan
Seorang muslim diberi oleh Allah tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan “Amar ma’ruf nahi munkar”. Amar ma’ruf nahi munkar
merupakan media dalam pendidikan. Perintah adalah suatu keharusan
untuk berbuat atau melaksanakan sesuatu. Suatu perintah akan mudah
ditaati oleh peserta didik jika pendidik sendiri menaati peraturan tersebut,
atau apa yang dilakukan si pendidik sudah dimiliki atau menjadi pedoman
pula bagi hidup si pendidik.

10 Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana,


2009), h. 286
11 Agus Setiawan, . . . Op.Cit, h. 229
3. Ganjaran dan Hukuman
Ganjaran dalam konteks ini adalah memberikan sesuatu yang
menyenangkan (penghargaan) dan dijadikan sebuah hadiah bagi peserta
didik yang berprestasi, baik dalam belajar maupun sikap prilaku. Selain
ganjaran, hukuman juga merupakan media pendidikan. Dalam Islam
hukuman disebut dengan iqab. Sejak dahulu, hukuman dianggap sebagai
media yang istimewa kedudukannya, sehingga hukuman itu diterapkan
tidak hanya di bidang pengadilan saja, tetapi juga diterapkan pada semua
bidang, termasuk bidang pendidikan.

Jika kita kaji lintas sejarah. Usaha Nabi SAW dalam menanamkan akidah
agama yang dibawanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya yaitu dengan
menggunakan media yang tepat berupa media contoh/teladan perbuatan-perbuatan
baik nabi sendiri (Uswatun Hasanah). Istilah ”Uswatun Hasanah” barangkali
dapat diidentifikasikan dengan ”demonstrasi” yaitu memberikan contoh dan
menunjukkan tentang cara berbuat atau melakukan sesuatu. Media ini selalu
digunakan nabi dalam mengajarkan ajaran-ajaran agama kepada umatnya,
misalnya dalam mempraktekkan sholat dan lain-lain.12 Selanjutnya, melalui suri
tauladan atau model perbuatan dan tindakan yang baik, maka guru agama akan
dapat menumbuhkembangkan sifat dan sikap yang baik pula terhadap anak didik.
Begitupula sebaliknya.

Media pembelajaran yang diterapkan oleh guru pendidikan agama Islam


harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Demikian juga halnya dengan
penyesuaian antara media pembelajaran yang dipakai dengan kebutuhan peserta
didik yang banyak dan bermacam-macam, namun secara garis besarnya pemilihan
media pembelajaran tersebut harus sesuai dengan kebutuhan kebanyakan peserta
didik.

12 Agus Setiawan, MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH


(Analisis Implementasi Media Pembelajaran Berbasis PAI), dalam Jurnal DARUL ULUM Jurnal
Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan Volume 10, Nomor 2, 2019, h.233
Berikut adalah penerapan media pembelajaran sesuai mata pelajaran
pendidikan agama Islam:

1. Media pembelajaran Alquran dan Hadis


Pembelajaran Alquran dan Hadis menekankan pada kemampuan baca
tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual,
serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Media
pembelajaran Alquran dan hadis dapat menggunakan media audio, yaitu
misalnya dengan menggunakan media tape recorder, peserta didik
mendengarkan rekaman yang berisi ayat-ayat Alquran atau hadis-hadis Nabi,
sehingga peserta didik dapat mengetahui, menulis, dan melafalkan bacaan-
bacaan yang didengarkannya.13
2. Media pembelajaran akhlak

Media pembelajaran akhlak mencakup nilai suatu perbuatan, sifat-sifat


terpuji dan tercela menurut ajaran agama Islam, membicarakan berbagai hal
yang langsung ikut mempengaruhi pembentukan sifat-sifat pada diri
seseorang, maka ada beberapa media pembelajaran yang dapat membantu
pencapaian pembelajaran akhlak, antara lain:

a. Melalui bahan bacaan atau bahan cetak.


b. Melalui alat-alat audio visual (AVA).
c. Melalui contoh-contoh kelakuan.
d. Melalui media masyarakat dan alam sekitar.14
3. Media Pembelajaran Fiqih
Media pembelajaran sebagai alat bantu penghubung (media
komunikasi) dalam proses interaksi belajar mengajar untuk meningkatkan
efektifitas hasil belajar harus disesuaikan dengan orientasi dan tujuan
pembelajaran. Dalam pembelajaran fiqih, media yang sering digunakan adalah
media bahan cetakan seperti buku bacaan, koran, majalah, dan sebagainya.
Kemudian media suara yang didengar, sebenarnya masih ada media yang bias
13 Agus Setiawan, . . . Ibid, h. 234
14 Agus Setiawan, . . . Ibid, h. 234
memperjelas pemahaman peserta didik, misalnya untuk memehami jenis dan
bentuk transaksi ekonomi tertentu biasa digunakan media video yang
menceritakan berbagai macam transaksi ekonomi. Bahkan bisa digunakan
media yang bersumber dari lingkungan, misalnya bank, pegadaian, pasar
modal dan sebagainya15.
4. Media Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Hendaknya pendidik menyiapkan bermacam-macam alat peraga dan
menggunakannya demi pemahaman anak didik. Dalam menguraikan peristiwa
hijrah Nabi misalnya pendidik dapat menggunakan slide atau film yang
tersedia, memperdengarkan rekaman tentang drama yang sering diputar dari
pemancar radio pada hari-hari besar seperti Maulid, Hijrah Nabi ataupun Isra’
Mi’raj.
Dalam hal ini juga bisa menggunakan teknik:
a. Teknik Penggunaan Audio
1) Laboratorium Bahasa
Para siswa dapat menggunakan media ini dengan cara
mendengarkan (al-Istima’) dan melafalkan (al-Kalam) ayat-ayat
dan Hadits tersebut. Para siswa dapat melatih kemampuan mereka
dalam melafalkan Alquran dan Hadits dengan cara mengulang-
ulang dan mendengarkan lantunan ayat dan Hadits dari aplikasi
yang tersedia di laboratorium tersebut. Media laboratorium bahasa
dapat menambah efektivitas pembelajaran, karena semua siswa
bisa menggunakan media ini secara serentak dengan intensif dan
efektif. Para siswa dapat mendengarkan lantunan ayat dan terjemah
dari kaset-kaset rekaman yang menggunakan bahasa penutur asli
(native speaker) yang dapat menunjang keterampilan siswa dalam
menerjemahkan ayat-ayat Alquran dan Hadits.
2) Radio

15 Agus Setiawan, . . . Ibid, h. 235


Media radio dapat membantu para siswa dalam pembelajaran
Alquran ketika mereka berada di rumah dengan cara
mendengarkan acaraacara yang membahas tentang kajian tilawah
dan terjemah Alquran. Lebihlebih sekarang sudah banyak
bermunculan gelombang radio di wilayah kita. Di antara
gelombang tersebut ada beberapa gelombang radio yang
menyelenggarakan program acara tahsin dan tilawah Alquran.
3) Tape Recorder
Menurut para ahli, tape recorder merupakan media yang paling
efektif dalam pembelajaran bahasa, lebih-lebih dalam memahami
dan menerjemahkan Alquran dan Hadits. Dalam merekam materi
tersebut bisa menggunakan semua jenis suara, baik suara wanita,
laki-laki, anak-anak, maupun dewasa. Tape recorder, juga dapat
digunakan sebagai pengganti native speaker bagi sekolah yang
tidak memilikinya. Selain itu, rekaman tersebut juga dapat
digunakan sebagai acuan bagi para siswa dalam melafalkan ayat
maupun terjemahnya.16
b. Teknik Penggunaan Media Visual
1) Papan Tulis

Papan tulis merupakan benda yang digunakan sebagai media


untuk menulis. Papan tulis masih digunakan sebagai media
pembelajaran di semua jenjang pendidikan hingga sekarang.
Bagaimana pun perkembangan media pembelajaran, papan tulis
tetap menjadi media yang menjadi alternatif di berbagai jenjang
pendidikan. Hal ini karena papan tulis merupakan media yang
murah, mudah didapat, mudah dibuat, dan mudah dipakai.

2) Gambar atau Poster


Gambar/poster dapat juga digunakan sebagai media pada
penyampaian materi PAI. Gambar/poster yang digunakan bisa

16 Agus Setiawan, . . . Ibid, h. 236


berbentuk kaligrafi, tokoh sejarah, dan lainnya yang ditempelkan di
dinding-dinding kelas, sehingga para siswa akan terbantu untuk
menghafalkan lafal ayat dan terjemahnya dengan melihat poster
kaligrafi tersebut17.
c. Teknik Penggunaan Media Audio Visual
1) Laboraturiom Bahasa Multimedia
Laboratorium bahasa multimedia merupakan seperangkat peralatan
elektronik audio-video yang terdiri atas instructor console sebagai
mesin utama. Selain itu, juga dilengkapi dengan repeater language
learning machine, tape recorder, DVD player, video monitor,
headset, dan student booth yang biasa dipasang di ruang kedap
suara. Selain itu, juga dilengkapi dengan komputer multimedia
sebagai komponen tambahan yang dapat dikombinasikan dengan
semua komponen itu. Dengan demikian, laboratorium bahasa
multimedia mencakup berbagai jenis media dengan fungsi masing-
masing yang bervariasi.
2) LCD Proyektor
LCD proyektor sangat membantu bagi para guru dalam
menyampaikan materi pelajaran. Dengan LCD proyektor, guru
dapat menayangkan materi PAI dalam bentuk slide dalam ukuran
layar besar dan tampilan yang menarik sehingga dapat membuat
para siswa tertarik untuk menyimak lafal ayat dan Hadits atau
sejarah yang ditayangkan pada slide dalam bentuk audio-video
sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik.
3) Internet
Internet sangat membantu para guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Karena pada internet terdapat beberapa situs yang
menyajikan pembelajaran PAI dan lain-lain. Seperti situs Youtube,
situs ini sangat banyak memiliki koleksi video PAI yang mudah

17 Agus Setiawan, . . . Ibid, h. 237


diakses di diunduh oleh guru dan siswa sebagai penunjang proses
maupun materi pelajaran 18.

Oleh karena itu, dari berbagai media yang penulis paparkan diatas adalah
bersifat relative, fleksibel dan kondisional. Guru selaku fasilitator dalam proses
pembelajaran harus kreatif dan inovatif tentunya dalam memilih media yang
digunakan sebagai penunjang untuk proses pembelajaran yang efektif dan
menarik.

E. Kesimpulan

Hakikatnya konsep media pembelajaran pendidikan Islam adalah segala


sesuatu baik berupa alat atau media yang dapat digunakan oleh guru untuk
menyampaikan bahan pelajaran serta materi yang berkenaan dengan pendidikan
Islam kepada peserta didik sehingga terwujudnya kepribadian siswa yang sesuai
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Agama Islam yaitu menjadi
muslim yang baik dan berakhlak mulia. Media pembelajaran Pendidikan Islam
dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu media bersifat benda dan
media bersifat bukan benda. Media bersifat benda antara lain: media visual, media
audial, projected still media, dan projected motion media. Media bersifat bukan
benda berupa keteladanan, perintah/larangan, dan ganjaran/hukuman.

Pada prinsipnya segala penggunaan media pembelajaran memiliki


kesamaan yaitu saling melengkapi. Beberapa prinsip dalam media pembelajaran
pendidikan Islam, ini hendaknya diperhatikan oleh guru pada waktu ia
menggunakan media pengajaran, sehingga materi yang bermuatan pendidikan
Islam dapat dipahami oleh siswa dengan baik. Pemilihan media dalam pendidikan
Islam patut dipertimbangkan dalam proses pembelajaran di antaranya yaitu
adanya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, keefektifan media, kebutuhan
peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, dan kemampuan
orang yang menggunakannya serta alokasi waktu yang tersedia dan disesuaikan
dengan materi pendidikan Islam. Semakin banyaknya media yang ada akan

18 Agus Setiawan, . . . Ibid,. h. 238


semakin memudahkan para guru khususnya guru pendidikan Islam untuk
mendesain atau merancang media pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran.

Daftar Pustaka

Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana,


2009).
Agus Setiawan, MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH
(Analisis Implementasi Media Pembelajaran Berbasis PAI), dalam Jurnal
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan
Kemasyarakatan Volume 10, Nomor 2, 2019.

Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Jilid 10 (Beirut: Dar al-Fikr,


2006).

Arsyad, Azhar, Media Pengajaran, Cet. I, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997).

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Duta Surya, 2012).

KBBI.Kemendikbud.go.id, diakses pada tanggal 15 november 2021.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2010).

Nasruddin Hasibuan, Implementasi Media Pembelajaran Dalam Pendidikan


Agama Islam, dalam Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 04, No. 01

Suriansyah Murhaini, Menjadi Guru Profesional Berbasis Teknologi Informasi &


Komunikasi (Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2016).

Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta: Kencana


Media Group, 2004),

Anda mungkin juga menyukai