Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM

CARA KERJA DI LABORATORIUM


Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknik Laboratorium Pendidikan
Biologi

Dosen pengampu :
1. Dr. Bambang Supriatno, M.Si.
2. Dr. H. Riandi, M.Si.
3. Dr. Didik Priyandi, M.Si
4. Tri Suwandi, S.Pd., M.Sc

Disusun oleh :

Deva Rizki Andriyani (2203614)

Dinda Triyani Putri (2202794)

Ghinaa Jahroo Yumnaa (2204307)

Muhammad Hasan A (2203649)

Nadya Salsabila N (2202485)

Sinta Nuriah (2209272)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGi


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
A. Judul Praktikum
Cara Kerja di Laboratorium

B. Waktu Pelaksanaan Praktikum


Hari/Tanggal : Selasa, 04 Oktober 2022
Pukul : 07.00 – 10.20
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi, Gedung FPMIPA A

C. Tujuan Praktikum
Mengetahui cara penggunaan alat-alat dan cara kerja di laboratorium

D. Landasan Teori

Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat


melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya
jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-
alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan
benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin.
Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula.

Pada saat sekarang ini alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan
suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan
berlangsungnya praktikum pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan.
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat
melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya
jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-
alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan
benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin.

Bekerja di laboratorium mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai kemungkinan


terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya
maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam laboratorium juga
dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang
melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan
digunakan. Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau
meskipun sama tapi ukurannya berbeda.

Alat-alat tersebut meliputi:


1. Timbangan teknis dan timbangan analitis
2. Gelas ukur berbagai ukuran
Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini
mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran., mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan
meniscus pada saat pembacaan skala. Fungsinya untuk mengukur volume larutan tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.

3. Pipet ukur berbagai ukuran

4. Pipet volume
Pipet ini berbentuk seperti dibawah ini. Digunkan untuk mengambil larutan dengan
volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung
(gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot
larutan.

5. Pipet Pasteur
Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing
serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan
kecil.

6. Mikro pipet berbagai ukuran


Mikropipet (micropipet) adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan
cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Jika pipet biasa ini digunakan pada volume
terkecil 1 mili liter, untuk mikro pipet biasanya digunakan untuk volume dibawah 1 mili
liter. Mikropipet berdasarkan volumenya terdiri atas tiga jenis yang umum digunakan
yaitu P20, P200, dan P1000. Setiap ukuran yang berbeda dirancang untuk mengukur
cairan dalam rentang volume yang berbeda. Bagian-bagian dari mikropipet terdiri dari
Automatic Pipettor dan Pipette tips Ada dua cara pemipetan, yaitu Forward Mode dan
Reverse Mode

7. Tabung reaksi
Berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat
tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran. Berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan
bahan kimia, untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil, wadah untuk
perkembangbiakkan mikroba.

8. Gelas piala
9. Batang pengaduk gelas
10. Kertas timbang
11. Sendok dan spatula dari berbagai bahan
Berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel
atau alumunium. alat untuk mengambil obyek. Spatula yang sering digunakan di
laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih dan bertangkai.
Fungsinya untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai untuk
mengaduk larutan.

12. Botol pembilas


13. Klem tabung reaksi
Penjepit kayu, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan,
atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi panas.

14. Corong
Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastik. Digunakan untuk
menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit,
seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya. digunakan juga sebagai tempat untuk
menyimpan kertas saring dalam proses penyaringan campuran kimia dengan gravitasi.

15. Kertas saring


16. Lampu spiritus
Untuk membakar zat atau memanaskan larutan
17. Kawat Kasa
Sebagai alas atau untuk menahan labu atau beaker pada waktu pemanasan
menggunakan pemanas spiritus atau pemanas Bunsen
18. Korek api
19. Kaki tiga
Kaki tiga sebagai penyangga pembakar spirtus.

20. Magnetic stirrer dan Magnetic bar


Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk larutan. Batang-batang magnet diletakan di
dalam larutan kemudian disambungkan arus listrik maka secara otomatis batang
magnetik dari stirer akan berputar.

21. Autoclave
Autoclave merupakan peralatan yang berfungsi untuk penyeteril berbagai
peralatan medis. Autoclave sangat vital penggunaanya mengingat pentingnya alat
sebagai bagian dari produksi utama sebuah rumah sakit. Autoclave jenis gravity
displacement ini memanfaatkan keringanan uap air panas yang dipindahkan berdasarkan
gravitasi. Suhu yang ditentukan sebesar 121°C dan 132°C dengan waktu yang
digunakan sesuai kebutuhan sterilisasi. Pembuatan alat modifikasi ini menggunakan
PLC Siemens S7-200 sebagai pengontrol utama seluruh rangkaian. Hasil suhu dan
waktu akan ditampilkan pada HMI. Berdasarkan pengukuran suhu terhadap
thermocouple tusuk didapat nilai pembacan display pada setting suhu 121°C selama 15
menit memiliki error sebesar -0,003%, pada setting suhu 132°C selama 15 menit
memiliki error sebesar -0,003%. Sedangkan pengukuran suhu terhadap kalibrator (data
logger) didapat nilai pembacan display pada setting suhu 133°C selama 15 menit
memiliki error sebesar 0,004%. Secara keseluruhan dari kinerja sistem dan berdasarkan
hasil kalibrasi yang telah dilakukan menyatakan bahwa alat modifikasi ini layak pakai
dan sesuai untuk digunakan pada proses sterilisasi.

22. Bahan kimia padat sebagai sample


23. Bahan kimia cair sebagai sample

E. Alat dan Bahan


 Timbangan teknis dan timbangan analitis
 Gelas ukur berbagai ukuran
 Pipet ukur berbagai ukuran
 Pipet volume
 Pipet Pateur
 Mikro pipet berbagai ukuran
 Tabung reaksi
 Gelas piala
 Batang pengaduk gelas
 Kertas timbang
 Sendok dan spatula dari berbagai bahan
 Botol pembilas
 Klem tabung reaksi
 Corong
 Kertas saring
 Lampu spiritus
 Kawat
 Korek api
 Kaki tiga
 Magnetic stirrer
 Magnetic bar
 Autoclave
 Bahan kimia padat sebagai sample
 Bahan kimia cair sebagai sample

F. Prosedur Kerja
1. Pipet ukur (berbagai ukuran)

- Pipet ukur
- Pipet Volume : lebih akurat dibanding dengan pipet ukur berukuran 10ml.
Cara menggunakan:
- Sebelum menggunakan pipet ukur pastikan tidak ada udara di gelembung bulb
dengan cara meremas bulb sambil menekan katup A.
- Memasukkan pipet ke dalam gelas piala yang sudah berisi cairan
- Tekan katup S agar cairan masuk ke dalam pipet (perhatikan cairan yang masuk
dan sesuaikan dengan bata ukur yang diperlukan).
- Setelah selesai, tekan katup E untuk mengeluarkan cairan dari dalam pipet, jika
masih ada cairan yang tertinggal, tekan katup E dan A secara bersamaan.
Cara memegang:
Tiga jari memegang bagian bawah huruf katup E, sedangkan jari telunjuk di atas
katup E.
Rubber bulb/pipet filler digunakan untuk melakukan pengisian pipet ukur dan pipet
seukuran. Rubber bulb terbuat dari karet yang elastis. Bagian-bagian rubber bulb
antara lain:
- Katup A (aspirate): untuk mengeluarkan udara dari gelembung.
- Katup S (suction): untuk menyedot cairan.
- Katup E (Exhaust): untuk mengeluarkan cairan.

2. Mikropipet
1. Mengatur volume sesuai yang diinginkan
Pada bagian mikropipet selalu dilengkapi dengan pengatur volume yang
terletak di bagian kepala pipet. Untuk mengatur volume yang diinginkan,
tinggal memutar-mutar bagian kepala pipet dan memperhatikan angka yang
tercantum pada bagian tengah mikropipet.
2. Memasang tip
Pemilihan tip sangat penting untuk menentukan keakuratan dalam pemipetan,
dan penggunaan tip disesuaikan dengan merek yang sama dengan pipetnya
karena tidak semua pipet cocok dengan tip yang tersedia.
Cara memasang tip yaitu tancapkan ujung mikropipet dengan tip yang sesuai,
dan pastikan tip sudah terpasang dengan benar.
3. Mengambil dan mengeluarkan sampel
Setelah tip terpasang, tekan tombol knob sampai hambatan pertama (setengah
tekanan), jangan ditekan lebih dalam lagi. Masukkan mikropipet sampai
tercelup ke dalam larutan sampel. Lepaskan tekanna dari tombol knob secara
perlahan-lahan sampai cairan tertarik ke dalam mikropipet dan jangan sampai
ada gelembung udara. Pindahkan larutan sampel ke dalam wadah yang lainnya
dengan cara menekan tombol knob sampai hambatan kedua (tekanan penuh).
Lepaskan tip dengan cara menekan tombol tip ejector button.

3. Pipet Pasteur
Cara menggunakan:
1. Tekan bagian ujung atas pipet tetes
2. Memasukkan bagian ujung bawah pipet tetes ke dalam cairan/larutan yang
ingin diambil.
3. Untuk menarik cairan/larutan yang ada di dalam wadah, lepaskan bagian
ujung atas yang ditekan tadi secara perlahan-lahan.

4. Gelas Ukur

1. Menyiapkan cairan yang ingin diukur.


2. Menyiapkan Gelas Ukur.
3. Untuk mengukur volume larutan yang tidak berwarna, Anda harus memperhatikan
batas meniskus cekung bagian bawah. Gelas ukur harus diletakan pada daerah yang
datar dan meniskus dibaca sejajar dengan mata.
4. Untuk mengukur volume raksa, Anda harus memperhatikan batas meniskus
cembung yang dilihat sejajar dengan mata dan meletakan gelas ukur pada bidang
yang rata. Perbedaan antara gelas ukur dan gelas kimia adalah, Gelas ukur sebagai
alat ukur sedangkan gelas kimia adalah alat tampung. Penggunaan secara benar
kedua gelas kimia ini akan sangat membantu Anda saat melakukan aktivitas di
laboratorium.
5. Tabung Reaksi dan Pembakaran Spirtus

1. Menyiapkan spirtus, korek api, tabung reaksi dengan rak tabung reaksi, klem
tabung reaksi, kaki tiga, serta kawat kasa.
2. Meletakkan kawat kasa di atas kaki tiga
3. Membuka penutup pada spirtus
4. Menyalakan api pada spirtus menggunakan korek api
5. Mengambil tabung reaksi dari rak tabung reaksi
6. Menjepitkan klem pada tabung reaksi.
7. Hindari menjepit dari samping tabung reaksi karena dapat mempercepat perusakan
pada klem.
8. Setelah dijepit, mengarahkan tabung reaksi pada api yng di hasilkan oleh spirtus
9. Mengarahkan tabung reaksi maju mundur sejauh banyaknya larutan pada tabung
reaksi.
10. Lakukan berulang sampai larutan panas/bereaksi
11. Larutan sudah panas dan siap untuk digunakan.

6. Penyaringan atau Filtrasi

- letakan statif di tempat yang datar


- pasang klem ring pada statif dan sesuaikan tingginya
- letakkan gelas kimia pada alas statif dan letakkan corong pada klem ring
- letakkan dan atur kertas saring pada corong (sesuaikan dengan bentuk corong)
- jenuhkan kertas saring terlebih dahulu sebelum digunakan
- masukan larutan yang akan di saring ke dalam corong
- tunggu larutan hingga selesai menetes dari corong

7. Timbangan Analitik

1. Piringan neraca (pan)

Digunakan sebagai wadah untuk meletakkan sampel bahan yang akan diukur
massanya. Untuk membersihkan bagian ini, Anda bisa menggunakan kuas
pembersih khusus atau kain lap microfiber bersih.

2. Anak timbangan

Berfungsi sebagai alat kalibrasi timbangan analitik. Massa bahan yang menjadi
anak timbangan dibuat presisi agar kalibrasi neraca tetap akurat.

3. Water pass

Alat yang digunakan untuk mengetahui posisi piringan neraca. Waterpass juga
digunakan untuk mengatur kembali posisi piringan neraca,

4. Tombol daya (tombol on/off)

Digunakan untuk menghidupkan atau mematikan neraca. Setelah menekan


tombol daya untuk menghidupkan neraca, biasanya instrumen akan didiamkan
selama kurang lebih 10-15 menit sebelum digunakan untuk menghasilkan
pengukuran yang lebih akurat.

5. Tombol ‘Re-zero’ atau ‘Tare'

Digunakan untuk mengatur neraca agar kembali dalam posisi netral (angka nol).
Sebaiknya tombol ini tidak terlalu sering digunakan agar neraca tetap menghasilkan
pengukuran yang akurat.

6. Tombol ‘Mode'

Digunakan untuk mengatur sistem konversi yang digunakan saat pengukuran.


Dengan menggunakan tombol ‘Mode‘ ini, Anda bisa menentukan sistem konversi
sesuai kebutuhan.
8. Neraca Ohaus

1. Putar sekrup yang berada di bagian atas piringan neraca ke kiri kanan ke
kiri, posisi dua garis pada neraca sejajar. Hal ini dilakukan untuk
mengalibrasi neraca yang akan digunakan untuk menimbang.
2. Letakkan benda yang akan diukur massanya pada tempat beban dalam
neraca.
3. Geser skala mulai dari yang skala besar. Jika panahnya sudah berada di titik
setimbang 0, bergantian ke skala kecil.
4. Jika dua garis sejajar dalam neraca sudah seimbang, maka hasil pengukuran
sudah dapat dibaca.

Neraca Ohaus bekerja dengan menggunakan asas kesetimbangan benda


tegar, lebih tepatnya dengan menggunakan prinsip momen gaya. Secara
sederhana, neraca ini terdiri atas 3 bagian pokok, yaitu lengan beban, titik
tumpu, lengan pemberat. Torsi atau momen gaya merupakan hasil kali
antara lengan gaya dan gaya yang arahnya tegak lurus. Biasanya, gaya yang
memiliki lengan tegak lurus adalah gaya berat benda (wBenda) dengan gaya
berat pemberat (wPemberat). Jika sistem dalam keadaan setimbang mak

Torsi benda = Torsi pemberat

Lengan beban x berat beban = lengan pemberat x berat pemberat

RB x wB = RP x wP

RB x mB x g = RP x mP x g

mB = (RP x mP)/RB
9. Magnetic Stirrer dan Stir Bar

 Menyiapkan larutan lalu di letakan di tas magnetic stirrer


 Masukan stir bar
 Nyalakan tombol on
 Atur temperature dan kecepatan pada tobol sesuai yang di inginkan
 Jika sudah selesai matikan magnetic stirrer
 Dan angkat larutan yang sudah terlarut

G. Pembahasan
1. Alat-alat dan atau persiapan apa yang harus dilakukan apabila akan menimbang,
mengukur bahan cair, memanaskan berbagai bahan, melarutkan suatu bahan dengan
berbagai macam pelarut, mencuci alat gelas, mengeringkan alat gelas, mendeteksi
kebersihan alat gelas?
Alat dan bahan untuk menimbang
Alat
 Timbangan ohaus
 Timbangan analitik digital
 Kertas timbang
 Spatula lab
 Cawan petri
Bahan
 Amilum atau zat zat yang lain

Mengukur bahan cair


Alat
 Gelas ukur
 Kertas background
Bahan
 Larutan yang akan di ukur
Cara mengukur
Memanaskan dan melarutkan berbagai bahan dan zat
Alat
 Stir bar
 Magnetic stirrer
 Gelas kimia
 Pinset
Bahan
 Larutan yang akan di aduk

Berdasarkan cara kerja magnetic stirrer dan stir bar ketika akan memanaskan dan
melarutkan cairan lakukan beberapa hal berikut

 Menyiapkan larutan lalu di letakan di tas magnetic stirrer


 Masukan stir bar
 Nyalakan tombol on
 Atur temperature dan kecepatan pada tobol sesuai yang di inginkan
 Jika sudah selesai matikan magnetic stirrer
 Dan angkat larutan yang sudah terlarut

Cara membersihkan alat gelas di lab

Perawatan alat gelas di laboratorium dilakukan dengan cara mencucinya menggunakan


sabun khusus, dibersihkan dengan air mengalir lalu segera dikeringkan
Peralatan laboratorium dibedakan menjadi 2, yaitu peralatan gelas dan peralatan bukan
gelas. Peralatan gelas contohnya gelas kimia, labu Erlenmeyer, tabung reaksi, corong,
batang pengaduk, pipet, termometer, dan masih banyak lagi.
Cara memelihara peralatan gelas yaitu dengan membersihkannya menggunakan
detergen khusus setelah digunakan. Umumnya detergen yang dilarutkan tidak lebih dari
20%. Setelah dibilas dengan air mengalir, peralatan gelas harus segera dikeringkan untuk
menghindari pengerasan residu.

2. Bagaimana mengeset/mengkalibrasi timbangan teknis dan timbangan analitis?


Langkah Kalibrasi Timbangan Digital
1. Tentukan kapasitas bobot maksimum timbangan digital. informasi ini dapat
ditemukan di lembaran manual atau dicantumkan langsung di tag timbangan atau di
situs web produsen. Kalau tidak juga ditemukan, kamu bisa coba baca beberapa buku
online sebagai bahan referensi.
2. Selanjutnya kumpulkan beban pengganti. Contohnya, gunakan berat sebuah koin
standar baru yang sudah terukur beratnya.
3. Letakkan timbangan pada permukaan yang rata lalu nyalakan.
Tunggu beberapa saat hingga timbangan menstabilkan pembacaannya.
4. Cari tombol kalibrasi (beberapa timbangan memerlukan urutan angka pada panel
kontrol) dan aktifkan mode kalibrasi.
5. Tempatkan koin atau beban standar di tengah timbangan dan cek hasilnya. Jika
timbangan tidak menunjukkan angka yang tepat, sesuaikan kalibrasi ke atas atau ke
bawah. Masukkan perbedaan antara bobot aktual beban standar dan hasil yang muncul
di timbangan digital.
6. Jika masih tidak akurat, ulang proses di atas dan sesuaikan kalibrasi ke atas atau ke
bawah. Masukkan selisih lagi antara bobot aktual beban standar dan hasil yang muncul
di timbangan.
Untuk maksimal dan minimal berat pada timbangan digital analitik
min. 20 mg
max. 200 gr
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa akurasi suatu alat ukur sesuai
dengan rancangannya. Fungsi kalibrasi ini adalah untuk memastikan ketelitian alat
ukur tersebut. Untuk melakukan kalibrasi pada neraca ohaus, pertama geser semua
pemberat (anting) pada neraca ke kiri menuju titik terendah dari skala yang
ditunjukkan. Kemudian putar sekrup atau tombol kalibrasi yang terletak di bawah
tempat beban hinga neraca mencapai garis kesetimbangan (titik 0). Setelah berhasil
maka neraca ohaus siap untuk digunakan.

3. Bagaimana tata cara yang benar untuk menimbang bahan padat dan bahan cair?
Menggunakan timbangan digital analitik namun perbedaannya adalah pada
wadah yang di gunakan, untuk mengukur bahan padat menggunakan kertas alroji,
untuk bahan cair menggunakan kaca arloji agar bahan tidak meleber.

4. Bagaimana cara menentukan ketepatan ukuran apabila menggunakan gelas ukur?


Gelas ukur ialah alat yang berbentuk tabung atau silinder yang biasanya
terbuat buat dari bahan plastik atau kaca yang memiliki berbagai ukuran.
Berfungsi untuk mengetahui atau mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.
Cara mengunakan : masukkan larutan kedalam gelas ukur dan tempatkan
pada bidang rata dan sejajar dengan mata. Untuk mengukur larutan tidak
bewarna perhatikan batas miniskus cekung dan untuk mengukur larutan
bewarna perhatikan batas miniskus cembung pada gelas ukur.

5. Bagaimana cara memipet yang benar dengan menggunakan berbagai macam pipet?
Cara mengunakan pipet pasteur

• tekan bagian ujung atas pipet tetes dan masukkan bagian ujung bawah pipet
tetes ke dalam cairan / larutan yang ingin diambil.
• Untuk menarik cairan / larutan yang ada di dalam wadah, lepaskan bagian ujung
atas yang ditekan tadi secara perlahan-lahan
Cara memegang : tiga jari memegang bagian bawah piller, sedangkan jari telunjuk dan
jempol diunakan untuk menjepit piller.

Cara menggunakan mikropipet


 Mengatur volume sesuai yang diinginkan. Untuk mengatur volume yang
diinginkan, tinggal memutar-mutar bagian kepala pipet dan memperhatikan
angka yang tercantum pada bagian tengah mikropipet.
 Memasang tips. Cara memasang tips yaitu tancapkan ujung mikropipet dengan
tips yang sesuai, dan pastikan tips sudah terpasang dengan benar.
 Mengambil dan mengeluarkan sampel. Setelah tips terpasang, tekan tombol
knob sampai hambatan pertama (setengah tekanan), jangan ditekan lebih dalam
lagi. Masukkan mikropipet sampai tercelup ke dalam larutan sampel. Lepaskan
tekanan dari tombol knob secara perlahan-lahan sampai cairan tertarik ke dalam
mikropipet dan jangan sampai ada gelembung udara.Pindahkan larutan sampel
ke dalam wadah yang lainnya dengan cara menekan tombol knob sampai
hambatan kedua ( tekanan penuh ). Lepaskan tips dengan cara menekan tombol
tips ejector button.
Usahakan menggunakan pipet dengan poisisi vertikal dan usahakan tipnya
hanya digunakan sekali.
Cara memegang : tiga jari memegang batang bagian atas mikropipet, jari jempol
digunakan untuk menekan thumb knop

Cara menggunakan pipet seukuran


 Sebelum menggunakan pipet ukur pastikan tidak ada udara di gelembung bulb
dengan cara meremas bulb sambil menekan katup A.
 Masukkan pipet ke dalam gelas piala yang sudah berisi cairan
 Tekan katup S agar cairan masuk ke dalam pipet (perhatikan cairan yang masuk
dan sesuaikan dengan bata ukur yang diperlukan)
 Setelah selesai tekan katup E untuk mengeluarkan cairan dari dalam pipet, jika
masih ada cairan yang tertinggal tekan katup E dan A secara bersamaan.
Cara memegang : tiga jari memegang bagian bawah huruf katup E, sedangkan jari
telunjuk di atas katup E.

6. Bagaimana cara menuangkan bahan padat dan bahan cair


Bahan Cair:
- Gunakan pipet panjang atau pipet ukur untuk mengambilnya. jika bahan berjumlah
banyak, tuangkan terlebih dahulu ke gelas beker besar, kemudian
- tuangkan ke gelas beker kecil. Jangan dituang langsung ke tabung reaksi.
- Manfaatkan bentuk bibir gelas beker untuk mengatur aliran bahan kimia cair.
- Jika perlu, gunakan pengaduk dengan cara menempelkan pengaduk di bibir gelas
beaker agar bahan kimia tidak memercik.
Bahan padat :
- Gunakan spatula untuk mengambil bahan kimia berbentuk serbuk atau butiran.
- Gunakan ujung yang pipih sebagai sendok/spatula.
- Mengambil bahan kimia tersebut dalam takaran sedikit demi sedikit.

7. Bagaimana cara memanaskan bahan yang mudah terbakar?


Dapat digunakan petugas air (Untuk suhu di bawah 1000 derajat
8. Bagaimana cara memanaskan dengan menggunakan lampu spirtus?
1. Menyiapkan spirtus, korek api, tabung reaksi dengan rak tabung reaksi, dan klem
tabung reaksi.
2. Membuka penutup pada spirtus
3. Menyalakan api pada spirtus menggunakan korek
4. Mengambil tabung reaksi dari rak tabung reaksi
5. Menjepitkan klem pada tabung reaksi. Hindari menjepit dari samping tabung reaksi
karena dapat mempercepat perusakan pada klem.
6. Setelah dijepit, mengarahkan tabung reaksi pada api yang dihasilkan oleh spirtus.
7. Mengarahkan tabung reaksi maju mundur sejauh banyaknya larutan pada tabung
reaksi.
8. Lakukan berulang sampai larutan panas.
9. Larutan sudah panas dan siap untuk digunakan

9. Bagaimana cara melarutkan bahan dengan menggunakan batang pengaduk dan


magnetic stirrer?
1. Menghubungkan alat dengan arus listrik.
2. Memasukkan bahan yang akan dipanaskan ke dalam beaker glass dan masukkan
juga magnetic stirer ke dalamnya.
3. Lalu meletakkan beaker glass tersebut ke atas piringan Hot Plate.
4. Memutar tombol suhu ke suhu yang dikehendaki.
5. Memutar juga tombol magnetic stirer sampai stabil.
6. Biarkan sampai bahan larut.
7. Jika sudah larut putar tombol suhu dan tombol magnetic stirer ke angka nol.
8. Mengangkat beaker glass menggunakan hot hands.
9. Terakhir, melepaskan hubungan arus listrik

10. Bagaimana teknik mencuci alat gelas yang benar seperti tabung reaksi, pipet volume
dan sebagainya.
Peralatan gelas yang digunakan untuk Bahan Kimia Organik
Bilas peraltan gelas dengan pelarut yang sesuai. Gunakan air deionisasi untuk isi
larutan yang larut dalam air. Gunakan etanol larutan yang larut dalam etanol,
dilanjutkan oleh bilasan air deionisasi. Bilas dengan pelarut lain yang diperlukan,
diikuti oleh etanol dan air deionisasi. Jika gelas perlu digosok, gosok dengan sikat
menggunakan air sabun panas/hangat, bilas dengan air keran, dilanjutkan oleh bilasan
dengan air deionisasi.

11. Bagaimana teknik mensterilkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum
- Pemanasan dengan udara panas
- Uap air bertekanan
- Sinar Ultra Violet
- Pemijaran

12. Bagaimana teknik membilas alat gelas


Jika air bisa mempengaruhi konsentrasi larutan akhir yang akan kita buat
nantinya, bisa kita membilas peralatan gelas itu 3 kali dengan larutan tertentu .

13. Bagaimana teknik mengeringkan alat gelas


Tidak disarankan untuk mengeringkan gelas dengan tisu atau dengan tekanan
udara (seperti dengan hairdryer) karena hal ini dapat menimbulkan kotoran yang dapat
mencemari larutan. Biasanya kita dapat membiarkan gelas kering dengan sendirinya.

Jika peralatan gelas akan digunakan segera setelah dicuci dan harus kering, bilas
2-3 kali dengan aseton. Ini akan menghilangkan air dan akan menguap dengan cepat.
Meskipun bukan ide yang bagus untuk meniup udara ke dalam gelas untuk
mengeringkannya, kadang-kadang kita dapat menerapkan metode vakum untuk
menguapkan pelarut.
H. Daftar Pustaka
Santoso, A. (2020). Alat - Alat Laboratorium Kimia dan Biologi Serta Fungsinya. Retrieved September 27,
2022, from Alat - Alat Laboratorium Kimia dan Biologi Serta Fungsinya.

Andriani, R. (2016). Pengenalan alat-alat laboratorium mikrobiologi untuk mengatasi keselamatan kerja dan keberhasilan

praktikum. Jurnal Mikrobiologi, 1(1).

Hasibuan, E. (2018). Pengenalan Mikropipet pada Mahasiswa yang Melakukan Penelitian di Laboratorium Terpadu

Imunologi Fakultas Kedokteran USU.

Utomo, S. B., Indrato, T., & Putra, M. P. A. T. (2019). Modifikasi Autoclave Hansin Hs-85e Berbasis Programmable

Logic Control. Jurnal Teknokes, 12(2), 41-49.

Egy Hendrawan, L. H. (2021). Deskripsi Pengetahuan Alat – Alat Praktikum Kimia Peserta Didik. EDUKATIF: JURNAL
ILMU PENDIDIKAN.
Zahra, A. D. (2020). LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM “PENIMBANGAN, PENYARINGAN,
DAN PEMANASAN BAHAN KIMIA.

Anda mungkin juga menyukai