Anda di halaman 1dari 32

Nama :Avira Berlianna Salsa

Nim : 2011136837

Kelas : A 2020 2 (Kelompok 1)

MK : Keperawatan Komunitas 1 (T1S1)

LEARNING OBJECTIVE

1. Definisi Puskesmas
2. Tujuan Puskesmas
3. Sasaran Puskesmas
4. Fungsi Puskesmas
5. Visi dan Misi, Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
6. Persyaratan Pendirian Puskesmas
7. Fasilitas Penunjang dan Anggota dalam Puskesmas
8. Jenis Puskesmas
9. Perizinan dan registrasi pendirian. Pendanaan pembangunan puskesmas
10. Indikator Puskesmas (Indikator proses, output, input)
11. Wilayah Kerja Puskesmas
12. Sistem Pengorganisasian Puskesmas
13. Tugas dan Wewenang Puskesmas
14. Program Pokok Puskesmas
15. Integrasi Puskesmas
JAWABAN

1. Definisi Puskesmas
 Defenisi puskesmas berdasarkan Permenkes RI NOMOR 43 Tahun 2019 adalah Pusat
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya.
 Puskesmas ialah suatu unit organisasi yang secara profesional melakukan upaya
pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif
untuk memberikan pelayanan secara terpadu dan menyeluruh di wilayah kerjanya
(Anggraeni, 2019).
 Menurut Kementerian Kesehatan RI, (2014) dalam permenkes no. 75 Tahun 2014
menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
 Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) adalah suatu kesatuan organisasi fungsional
yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam
suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Puskesmas
adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan
membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan
terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang
menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya (Anggraeni, 2019).
 Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
(Effendi,2009).
 Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten/ Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kesehatan
( Depkes RI, 2004).
2. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat (Sanah, 2017).
Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung
jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah
kecamatan, memiliki tujuan yaitu mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan dinas
kesehatan kabupaten/kota (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas menurut Permenkes
(2014) bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat;
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
e. Mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Adapun menurut Djuari (2021) tujuan puskesmas adalah sebagai berikut:


1. Tujuan umum
Mendapatkan gambaran tentang tingkat perkembangan fungsi puskesmas secara
berkala dalam rangka perbinaan dan pengembangannya.
2. Tujuan khusus
a. Mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan puskesmas dalam
rangka mawas diri
b. Mendapatkan masukan untuk perencanaan puskesmas dimasa yang akan
datang
c. Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan pelaksanaan puskesmas
sebagai masukan untuk pembinaannya.
d. Untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi oang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat. Puskesmas
didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, paripurna
dan terpadu bagi seluruh penduduk yang tinggal di wilayah kerja puskesmas.
Program dan upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas merupakan
program pokok yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat (Sulaeman, 2021).

3. Sasaran Puskesmas
Menurut Permenkes RI (2006), sasaran pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas
adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah
kesehatan akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan ataupun ketidakmampuan dalam
menyelesaikan masalah kesehatannya.
a. Individu
Sasaran prioritas individu diantaranya balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi,
usia lanjut, penderita penyakit menular dan penderita penyakit degeneratif
b. Keluarga
Sasarannya yaitu keluarga yang rentan terhadap timbulnya masalah atau resiko
tinggi.
c. Kelompok
Sasarannya yaitu kelompok khusus didalam masyarakat yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan.
d. Masyarakat
Sasarannya yaitu masyarakat yang rentan atau mempunyai resiko tinggi terhadap
timbulnya masalah kesehatan.

 Sasaran Puskesmas:
a. Meningkatkan kesehatan masyarakat
b. Meningkatkan pencegahan dan pengobatan penyakit
c. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan
d. Meningkatkan sinergi progres puskesmas

4. Fungsi Puskesmas
Menurut Anggraeni (2019), terdapat 3 fungsi puskesmas, yaitu:
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas berfungsi untuk menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintar sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas berupaya agar perorarangan terutama pemuka masyarakat, keluarga,
dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat serta berperan
aktif.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas
adalah:
 Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan ini bersifat pribadi. Adapun tujuan umum pelayanan ini ialah
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perseorangan, tanpa
mengabaikan promotif dan preventif
 Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan ini bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat serta upaya preventif tanpa mengabaikan
kuratif dan rehabilitative.

Sedangkan menurut Efendi & Makhfudli (2009), fungsi dari puskesmas antara lain:
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam
rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya
Proses dalam melaksanakan fungsi dilaksanakan dengan cara berikut ini (Efendi &
Makhfudli (2009):
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana memggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan
d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program puskesmas.

5. Visi dan Misi, Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas


 Visi Puskesmas
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
Tentang Puskesmas tertera visi pembangunan kesehatan yang harus
diselenggarakanoleh Puskesmas. Puskesmas melaksanakan pembangunan kesehatan
yang sesuai dengan paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian
masyarakat, pemerataan, teknologi tepat guna dan keterpaduan dan kesinambungan
(Kemenkes RI, 2019). Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia
Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni
(Akbar, 2019):
1. Lingkungan sehat.
2. Perilaku sehat.
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu,
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan

Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi


pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat,
yang harus sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan
setempat (Akbar, 2019)
 Misi Puskesmas
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
Tentang Puskesmas dimuat juga tentang misi puskesmas. Dalam misi pembangunan
kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung
tercapainya visi pembangunan kesehatan nasional. Misi puskesmas adalah (Kemenkes
RI, 2019):
1. Mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya
mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
2. Menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau
oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan
status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat
gunayang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak
berdampakburuk bagi lingkungan.
6. Mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP
lintas programdan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang
didukung dengan manajemen Puskesmas.

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah


mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah
(Akbar, 2019):
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan,
yakni pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di
bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju
kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggara kan. Puskesmas akan selalu berupaya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan
memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan
serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit. serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan
yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dilakukan
puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan (Akbar,
2019).
 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi (Kemenkes RI, 2019):
1. Paradigma sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen
dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.
3. Kemandirian masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
4. Pemerataan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
5. Teknologi tepat guna
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah
dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
6. Keterpaduan dan kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM
dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan
yang didukung dengan manajemen Puskesmas.

6. Persyaratan Pendirian Puskesmas


Menurut permenkes nomor 43 tahun 2019, persyaratan Puskesmas meliputi:
Bab III: Persyaratan Pendirian Puskesmas
 Pasal 10
1. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan.
2. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1
(satu) Puskesmas.
3. Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan
pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, dan aksesibilitas.
4. Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan
lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan, kefarmasian, dan
laboratorium klinik.
1) Persyaratan lokasi
a. Geografis, aksesibilitas untuk jalur transportasi, kontur tanah, fasilitas
parkir, fasilitas keamanan, ketersediaan utilitas publik, pengelolaan
kesehatan lingkungan, tidak didirikan diarea sekitar saluran udara tegangan
tinggi, dan saluran udara tegangan ekstra tinggi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Puskesmas harus memperhatikan ketentuan teknis pembangunan gedung
negara.
2) Persyaratan bangunan
a. Persyaratan administrative, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja
serta persyaratan teknis bangunan.
b. Bangunan bersifat permanen dan terpisah dari bangunan lain.
c. Bangunan didirikan dengan memperhatikan fungsi, keamanan,
kenyamanan, perlindungan kesehatan, dan keselamatan serta kemudahan
dalam memberi pelayanan.
d. Setiap puskesmas memiliki bangunan rumah dinas tenaga kesehatan dan
bangunan lainnya sesuai dengan kebutuhan kecuali terdapat keterbatasan
lahan atau menurut hasil analisis tidak membutuhkan bangunan rumah
dinas tenaga kesehatan.
3) Persyaratan prasarana
Sistem penghawaan (ventilasi), sistem pencahayaan, sistem air bersih, sanitasi
dan hygiene, sistem kelistrikan, sistem komunikasi, sistem gas medik, sistem
proteksi petir, sistem proteksi kebakaran, sarana evakuasi, sistem
pengendalian kebisingan, dan kendaraan puskesmas keliling.
4) Pesyaratan peralatan
a. Jumlah dan jenis peralatan sesuai kebutuhan pelayanan
b. Kelengkapan izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
c. Standar mutu, keamanan, dan keselamatan
d. Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi
yang berwenang.
5) Persyaratan ketenagakerjaan
Dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan lainnya (perawat, bidan, tenaga promosi
kesehatan dan ilmu perilaku, tenaga sanitasi lingkungan, nutrisionis, tenaga
apoteker, ahli teknologi laboratorium medik).
6) Persyaratan kefarmasian
Ruang farmasi (tempat penyelenggaraan pelayanan kefarmasian)
7) Persyaratan laboratorium klinik
Ruang laboratorium klinik untuk menunjang upaya diagnosis penyakit,
penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.

Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan, dan dalam satu kecamatan
biasa didirikan lebih dari 1 puskesmas, berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas misalnya bila kecamatan tersebut
berpenduduk sangat padat atau keadaan geografis kecamatan yang bergunung-
gunung yang luas atau kepulauan yang letak pulau-pulaunya saling terpencar.
Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium, serta memenuhi
ketentuan teknis pembangunan bangunan gedung negara seperti standar
keselamatan dan kesehatan kerja dan bersifat permanen.
Bangunan puskesmas harus dirawat, dipelihara dan diperiksa secara periodik.
Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan: standar mutu,
keamanan, keselamatan, memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan dan diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan
pengkalibrasi yang berwenang (Djuari, 2021).
7. Fasilitas Penunjang dan Anggota dalam Puskesmas
A. Fasilitas penunjang
Menurut Effendi (2009) dalam melaksakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh
puskesmas membutuhkan fasilitas penunjang yaitu :
1. Bidan desa
Tugas utama bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui
pembinaan posyandu dan pembinaan kelompok dasawisma, di samping itu
memberikan pelayanan langsung di posyandu dan pertolongan persalinan di
rumah penduduk
2. Puskesmas pembantu
Sering di kenal dengan pustu/pusban adalah unit pelayanan kesehatan
sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang di lakukan di puskesmas dalam ruang lingkup wilayah lebih
kecil. Meliputi 2-3 desa dengan sasaran penduduk antara 2.500 - 10.000 jiwa.
3. Puskesmas keliling
Berfungsi untuk menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan
puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan
kesehatan. Kegiatannya:
a) Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah
terpencil/sulit di jangkau
b) Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa
c) Dapat digunakan sebagai alat transformasi rujukan bagi kasus darat
d) Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio visual
4. Puskesmas perawatan
Puskesmas yang di beri tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong
pasien gawat darurat, baik berupa tindakan operatif terbatas/rawat inap
sementara
a) Puskesmas terletak kurang lebih 20 km dari rumah sakit
b) Puskesmas mudah di capai dengan kendaraan bermotor
c) Puskesmas di pimpin oleh dokter dan tenaga yang memadai
d) Penduduk wilayah kerja puskesmas dan penduduk tiga wilayah puskesmas
di sekitarnya berjumlah 20.000 siswa per puskesmas
e) Pemerintah daerah bersedia menyediakan dana rutin yang memadai
B. Anggota Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, jenis tenaga kesehatan lainnya paling
sedikit terdiri atas:
1. Perawat
2. Bidan
3. Tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku
4. Tenaga sanitasi lingkungan
5. Nutrisionis
6. Tenaga apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian
7. Ahli teknologi laboratorium medik.

Dalam kondisi tertentu, Puskesmas dapat menambah jenis tenaga kesehatan


lainnya meliputi:
1. Terapis gigi dan mulut
2. Epidemiolog kesehatan
3. Entomolog kesehatan
4. Perekam medis dan informasi kesehatan
5. Tenaga kesehatan lain sesuai dengan kebutuhan.

Dalam Kementrian RI (2019), selain yang diatas anggota dalam puskesmas


juga terdri atas:

1. Kepala Puskesmas
Kepala puskesmas bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di puskesmas,
dalam melaksanakan tanggung jawab kepala puskesmas merencanakan dan
mengusulkan sumber daya puskesmas kepada dinas kesehatan kabupaten atau
kota.
2. Kepala sub bagian tata usaha
3. Penangguang jawab UKM dan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium
5. Penanggung jawab pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan.

Tenaga kesehatan harus memiliki surat izin praktik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang kompeten agar mutu pelayanan kesehatan
berorientasi pada keselamatan pasien dan masyarakat di Puskesmas lebih terjamin dan
terlindungi. Tenaga nonkesehatan harus mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi
keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di Puskesmas.
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas harus memiliki surat izin praktik
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Tenaga kesehatan di puskesmas harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional,
etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan
keselamatan pasien dengan tetap memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya
dalam bekerja (Djuari, 2021).

8. Jenis Puskesmas
Permenkes 43 Tahun 2019
 Pasal 24
Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan
dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan:
a. karakteristik wilayah kerja; dan
b. kemampuan penyelenggaraan.
 Pasal 25
1) Berdasarkan karakteristik wilayah kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24, Puskesmas dikategorikan menjadi:
a. Puskesmas kawasan perkotaan;
b. Puskesmas kawasan pedesaan;
c. Puskesmas kawasan terpencil; dan
d. Puskesmas kawasan sangat terpencil.
2) Kategori Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditetapkan
oleh bupati/wali kota.
3) Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berada di daerah
perbatasan dengan negara lain.

9. Perizinan dan registrasi pendirian. Pendanaan pembangunan puskesmas


 Perizinan dan Registrasi Puskesmas sesuai Permenkes 43 tahun 2019
a. Perizinan
 Pasal 30
Setiap Puskesmas harus memiliki izin operasional dan melakukan Registrasi.
 Pasal 31
1) Izin operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 diberikan oleh
Pemerintah Daerah kabupaten/kota setelah Puskesmas memenuhi persyaratan
lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan, kefarmasian, dan
laboratorium klinik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 sampai dengan
Pasal 22.
2) Izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan.
3) Dikecualikan dari ketentuan persyaratan ketenagaan dan peralatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Puskesmas yang baru didirikan dan/atau
belum memiliki izin operasional, untuk mendapatkan izin operasional pertama
kali dapat memenuhi paling sedikit:
a. Persyaratan ketenagaan:
 dokter dan/atau dokter layanan primer;
 75% (tujuh puluh lima persen) jenis tenaga dokter gigi dan Tenaga
Kesehatan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf
a dan huruf b; dan
 tenaga nonkesehatan.
b. persyaratan peralatan telah terpenuhi paling sedikit 60 % (enam puluh
persen).
4) Perpanjangan izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
dengan mengajukan permohonan perpanjangan selambat-lambatnya 6 (enam)
bulan sebelum habis masa berlakunya izin operasional.
5) Persyaratan untuk perpanjangan izin operasional sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) harus memenuhi persyaratan ketenagaan dan peralatan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Menteri ini.
6) Format izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
b. Registrasi
1. Registrasi dilakukan untuk memperoleh kode puskesmas.
2. Kode puskesmas merupakan identitas khusus dan spesifik yang diberikan oleh
Menteri sebagai referensi tunggal yang digunakan untuk komunikasi ataupun
interelasi antar sistem.
3. Registrasi dilaksanakan setelah puskesmas memiliki izin operasional.
4. Registrasi diajukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah
izin operasional Puskesmas ditetapkan.
5. Dalam hal puskesmas direlokasi atau berubah nama, alamat, dan kategori
puskesmas, kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota harus melaporkan
kepada Menteri dengan melampirkan dokumen pendukung untuk pemutakhiran
data.
6. Untuk melakukan registrasi kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota harus
mengajukan surat permohonan registrasi kepada Menteri dengan melampirkan
persyaratan yang meliputi:
a. Fotokopi izin operasional puskesmas
b. Surat rekomendasi dari kepala dinas kesehatan daerah provinsi dan hasil
pengisian formulir verifikasi dan penilaian kelayakan registrasi.
7. Menteri menetapkan nomor registrasi berupa kode puskesmas paling lambat 14
(empat belas) hari kerja sejak berkas permohonan diterima lengkap dan
memenuhi persyaratan.
8. Kode puskesmas diinformasikan kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
dan dinas kesehatan daerah provinsi.
c. Fotokopi izin operasional puskesmas
d. Surat rekomendasi dari kepala dinas kesehatan daerah provinsi dan hasil
pengisian formulir verifikasi dan penilaian kelayakan registrasi.

 Pendanaan pembangunan puskesmas


Bab VIII: Pendanaan
 Pasal 61
1) Pendanaan di Puskesmas bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); dan/atau
c. sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
2) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan dengan
mengutamakan penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat.
3) Pengelolaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Pemerintah daerah kabupaten/kota harus mendorong puskesmas untuk
menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah.
5) Pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah dalam rangka
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan yang diselenggarakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

10. Indikator Puskesmas (Indikator proses, output, input)


Menurut Iman & Lena (2017), indikator pelayanan kesehatan dapat terdiri dari:
a. Indikator Struktur / Input:
1) Tenaga kesehatan profesional. Sebagai contoh dari indikator ini adalah:
tersedianya jumlah tenaga kesehatan tertentu per jumlah penduduk, (misal: Jumlah
dokter setiap 300.000 penduduk).
2) Biaya yang tersedia Contoh dari indikator ini adalah: tersedianya sejumlah dana
atau anggaran yang tersedia untuk pemberantasan penyakit tertentu.
3) Obat-obatan dan alat kesehatan. Contoh dari indikator ini adalah: tersedianya
sejumlah obat-obatan untuk untuk pemberantasan penyakit tertentu.
4) Metode atau standard operation. Contoh dari indikator ini adalah: tersedianya
Standar Operating Procedur untuk yang sesuai untuk kegiatan pelayanan di sarana
pelayanan kesehatan.
b. Indikator proses
Memberikan petunjuk tentang pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan,
prosedur asuhan yang ditempuh oleh tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya.
Dipandang dari sudut manajemen yang diperlukan adalah pelaksanaan dari fungsi-
fungsi manajemen seperti perencanaan, pengoorganisasian, penggerakan,
pemantauan, pengendalian dan penilaian. Sebagai contoh dari indikator proses ini
adalah :
1) Terbentuknya satgas / panitia penanggulangan penyakit menular,
2) Terselenggaranya gerakan cuci tangan pakai sabun di setiap sekolah
3) Adanya rapat evaluasi untuk menilai keberhasilan
c. Indikator Output
Merupakan ukuran-ukuran khusus (kuantitas) bagi output program seperti
sejumlah puskesmas yang berhasil dibangun, jumlah kader kesehatan yang dilatih,
jumlah MCK yang dibangun, jumlah pasien yang sembuh.
d. Indikator Outcome
Merupakan ukuran-ukuran dari berbagai dampak program seperti meningkatnya
derajat kesehatan anak balita, menurunkan angka kesakitan, meningkatnya umur
harapan hidup, meningkatnya status gizi, angka kesembuhan penyakit, angka
kematian 48 jam, angka infeksi nosokomial.
e. Indikator Status Kesehatan :
1) Prosentase bayi-bayi yang dilahirkan dengan berat badan pada waktu lahir paling
sedikit 2500 g
2) Prosentase anak berat badannya menurut umur dengan norma-norma tertentu
3) Indikator-indikator perkembangan psikososial anak-anak
4) Angka kematian bayi
5) Angka kematian anak
6) Angka kematian anak dibawah lima tahun
7) Harapan hidup pada umur tertentu
8) Angka kematian ibu
9) Angka kematian menurut jenis penyakit tertentu
10) Angka cacat tubuh
11) Indikator-indikator patologi sosial dan mental, seperti angka-angka bunuh diri,
kecanduan obat, kejahatn, kenakalan remaja, minum minuman keras, merokok,
kegemukan, penggunaan obat-obat terlarang.

11. Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas antara lain faktor
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis dan keadaan infrastruktur lainnya.
Pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh bupati dan walikota, dengan saran
teknis dari kepala dinas kesehatan kebupaten/kota. Sasaran penduduk yang dilayani
Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap Puskesmas (Herlambang, 2016).
Untuk perluasan jangakauan pelayanan kesehatan, maka sebuah Puskesmas
ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana disebut dengan
Puskesmas pembantu dan Puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah
penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas dapat satu kelurahan. Puskesmas
di ibukoa kecamtan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan
Puskesmas pembantu yang berfungsi sebagai pusat ujukan bagi Puskesmas kelurahan dan
mempunyai fungsi koordinasi. Dengan adanya undang-undang otonomi daerah, setiap
daerah tingkat II mempunyai kesempatan mengembangkan Puskesmas sesuai rencana
strategis bidang kesehatan sesuai situasi dan kondisi daerah tingkat II (Herlambang,
2016).

12. Sistem Pengorganisasian Puskesmas


A. Puskesmas Kawasan Perkotaan
Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan di Puskesmas
kawasan perkotaan adalah sebagai berikut:
1. Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan ini.
2. Kepala Tata Usaha
Kriteria Kepala Tata Usaha yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan
paling rendah Diploma 3 yang memahami administrasi keuangan dan sistem
informasi kesehatan. Kepala Tata Usaha membawahi beberapa kegiatan
diantaranya Koordinator tim Manajemen Puskesmas, Sistem Informasi
Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan
3. Penanggung jawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat
yang membawahi:
a) Pelayanan promosi kesehatan
b) Pelayanan kesehatan lingkungan
c) Pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKM
d) Pelayanan gizi yang bersifat UKM
e) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
4. Penanggung jawab UKM Pengembangan, membawahi upaya
pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:
a) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
b) Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
c) Pelayanan kesehatan olahraga
d) Pelayanan kesehatan kerja
e) Pelayanan kesehatan lainnya
5. Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium membawahi
beberapa kegiatan, seperti:
a) Pelayanan pemeriksaan umum
b) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c) Pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKP
d) Pelayanan gawat darurat
e) Pelayanan gizi yang bersifat UKP
f) Pelayanan persalinan
g) Pelayanan kefarmasian
h) Pelayanan laboratorium
6. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
Puskesmas, yang membawahi:
a) Puskesmas pembantu
b) Puskesmas keliling
c) Praktik bidan desa
d) Jejaring Puskesmas
7. Penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan Puskesmas
8. Penanggung jawab mutu

B. Puskesmas Kawasan Perdesaan


Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan di Puskesmas
kawasan perdesaan adalah sebagai berikut:
1. Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan ini.
2. Kriteria Kepala Tata Usaha yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan
paling rendah Diploma 3 yang memahami administrasi keuangan dan sistem
informasi kesehatan. Kepala Tata Usaha membawahi beberapa kegiatan
diantaranya Koordinator tim Manajemen Puskesmas, Sistem Informasi
Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.
3. Penanggung jawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat
yang membawahi:
a) Pelayanan promosi kesehatan
b) Pelayanan kesehatan lingkungan
c) Pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKM
d) Pelayanan gizi yang bersifat UKM
e) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Penanggung jawab UKM Pengembangan, membawahi upaya
pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:
a) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
b) Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
c) Pelayanan kesehatan olahraga
d) Pelayanan kesehatan kerja
e) Pelayanan kesehatan lainnya
5. Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium, membawahi
beberapa kegiatan, seperti:
a) Pelayanan pemeriksaan umum
b) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c) Pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKP
d) Pelayanan gawat darurat
e) Pelayanan gizi yang bersifat UKP
f) Pelayanan persalinan
g) Pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan
h) Pelayanan rawat inap
i) Pelayanan kefarmasian
j) Pelayanan laboratorium
6. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
Puskesmas, yang membawahi:
a) Puskesmas Pembantu
b) Puskesmas keliling
c) Praktik bidan desa
d) Jejaring Puskesmas
7. Penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan Puskesmas.
8. Penanggung jawab mutu

C. Puskesmas Kawasan Terpencil Dan Sangat Terpencil


Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan Puskesmas di
kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil adalah sebagai berikut
1. Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan ini.
2. Kriteria Kepala Tata Usaha yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan
paling rendah Diploma 3 yang memahami administrasi keuangan dan sistem
informasi kesehatan. Kepala Tata Usaha membawahi beberapa kegiatan
diantaranya Koordinator Manajemen Puskesmas, Sistem Informasi Puskesmas,
kepegawaian, rumah tangga, keuangan dan penangungjawab bangunan,
prasarana, dan peralatan Puskesmas.
3. Penanggung jawab UKM Esensial, UKM Pengembangan dan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat, yang membawahi:
a) Pelayanan promosi kesehatan
b) Pelayanan kesehatan lingkungan
c) Pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKM
d) Pelayanan gizi yang bersifat UKM
e) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, dan/atau
g) Pelayanan UKM pengembangan
4. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium, membawahi
beberapa kegiatan, seperti:
a) Pelayanan pemeriksaan umum
b) Pelayanan kesehatan gigi dan umum
c) Pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKP
d) Pelayanan gawat darurat
e) Pelayanan gizi yang bersifat UKP
f) Pelayanan persalinan
g) Pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat
inap
h) Pelayanan kefarmasian
i) Pelayanan laboratorium
5. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas, jejaring Puskesmas,
yang membawahi:
a) Puskesmas Pembantu
b) Puskesmas Keliling
c) Praktik bidan desa
d) Jejaring Puskesmas
6. Penanggung jawab mutu
Keterangan: Struktur organisasi lebih sederhana karena disesuaikan dengan
keterbatasan sumber daya manusia di Puskesmas kawasan Terpencil dan Sangat
Terpencil.

13. Tugas dan Wewenang Puskesmas *


BAB II Prinsip Penyelenggaraan, Tugas, Fungsi, dan Wewenang
 Pasal 4
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
 Pasal 6
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah
kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, Puskesmas berwenang
untuk:
a. menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah
kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerja sama dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan
Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;
f. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia Puskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga,
kelompok, dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis,
psikologis, sosial, budaya, dan spiritual;
i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
j. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan
dini, dan respon penanggulangan penyakit;
k. melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan
l. melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian
sumber daya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
 Pasal 7
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, Puskesmas berwenang
untuk:
a. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, bermutu, dan holistic yang mengintegrasikan faktor
biologis, psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter –
pasien yang erat dan setara;
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu,
berfokus pada keluarga, dan berorientas pada kelompok dan masyarakat;
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan,
keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja;
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerja sama inter dan antar profesi;
f. melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan;
h. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia Puskesmas;
i. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan; dan
j. melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

14. Program Pokok Puskesmas


Menurut Anggraeni (2019) dan Harnilawati (2013), kegiatan pokok puskesmas antara
lain:
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1) Pemelihataan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi anak
balita dan anak pra sekolah.
2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi
buruk
3) Imunisasi
4) Pemberian pendidikan kesehatan tentang perkembangan anak dan cara
menstimulasinya
5) Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, serta pra sekolah yang menderita
bermacam-macam penyakit ringan, dan lain-lain
b. Upaya Keluarga Berencana (KB)
1) Mengadakan kursus KB untuk para ibu dan calon ibu yang mengunjungi KIA
2) Mengadakan kursus KB kepada dukun yang akan bekerja sebagai penggerak
calon peserta KB
3) Memberikan pendidikan kesehatan mengenai cara pemasangan IUD, cara-cara
penggunaan pil, kondom, dan alat kontrasepsi lainnya.
c. Upaya Perbaikan Gizi
1) Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi
2) Mengembangkan program perbaikan gizi
3) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat
d. Upaya Kesehatan Lingkungan
1) Penyehatan air bersih
2) Penyehatan pembuangan kotoran
3) Penyehatan lingkungan perumahan
4) Penyehatan limbah
5) Pengawasan sanitasi tempat umum
6) Penyehatan makanan dan minuman
7) Pelaksanaan peraturan perundangan
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
1) Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit
2) Melaporkan kasus penyakit menular
3) Menyelidiki benar/tidaknya laporan yang masuk
4) Melakukan tindakan untuk mencegah penyebaran penyakit menular
5) Menyembuhkan penderita, sehingga lagi menjadi sumber infeksi
6) Pemberian imunisasi
7) Pemberantasan vector
8) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
f. Upaya Pengobatan
1) Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui pengumpulan informasi
riwayat penyakit, mengadakan pemeriksaan fisik dan laboratorium, dan
membuat diagnose
2) Melaksanakan tindakan pengobatan
3) Melakukan upaya rujukan
g. Upaya Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
1) Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas di klinik, rumah, dan
kelompok-kelompok masyarakat
2) Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi di tingkat
kabupaten ada tenaga-tenaga coordinator penyuluhan kesehatan
h. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
i. Kesehatan Olahraga
j. Perawatan Kesehatan Masyarakat
k. Usaha Kesehatan Kerja
l. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
m. Usaha Kesehatan Jiwa
n. Kesehatan Mata
o. Laboratorium
p. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
q. Kesehatan Lansia
r. Pembinaan Pengobatan Tradisional

Sedangkan menurut Djuari (2021), program-program di puskesmas dibagi menjadi 2,


antara lain:
a. Program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Merupakan setiap kegiatan promotif dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan (preventif) dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. UKM
dibedakan menjadi 2, yaitu:
1) UKM esensial (basic health service), seperti pelayanan promosi kesehatan;
pelayanan kesehatan lingkungan; pelayanan kesehatan ibu, anak dan KB;
pelayanan gizi; dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
2) UKM pengembangan. Puskesmas diizinkan untuk menambah layanan kesehatan
masyarakat yang tidak esensial, disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
b. Program Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Bersifat kuratif dan rehabilitative dengan sasaran individu. UKP juga dibedakan
menjadi 2, yaitu:
1) UKP esensial, seperti pengobatan dalam bentuk layanan rawat jalan, pelayanan
gawat darurat, pelayanan 1 hari (one day care), home care, dan/atau rawat inap
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
2) UKP pengembangan.

Menurut Harnilawati (2013), program pokok puskesmas yaitu:


a. Promosi kesehatan (promkes)
1) Sosialisasi kesehatan
2) Penyuluhan kesehatan
3) Skrining
b. Pencegahan penyakit menular
Pelacakan kasus : TBC, DBD, MALARIA DLL
c. Program pengobatan
1) Rawat jalan
2) UGD
3) Puskeling
d. Upaya peningkatan gizi
Penimbangan, pengukuran gizi, skrining gizi buruk

15. Integrasi Puskesmas


Perkesmas sebagai bagian dari UKM melakukan perencanaan dengan
memaksimalkan inovasi kegiatan bersumber daya masyarakat untuk meningkatkan
kemandirian masyarakat. Wujud perencanaan kegiatan UKM pada program Perkesmas
menggunakan pendekatan advokasi, kemitraan, dan pemberdayaan masyarakat secara
terintegrasi sesuai kebijakan pemerintah pusat (top-down) dan dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat (bottom-up) (Nuriyanto, 2020).
Perkesmas sebagai bagian dari UKP melakukan perencanaan berdasarkan profesi
pelayanan, profesi operasional prosedur, dan profesi sesuai kewenangan/kompetensinya.
Wujud perencanaan kegiatan UKP pada program perkesmas menggunakan etika
pendekatan manajemen puskesmas sesuai dengan analisis beban kerja, profesi pelayanan,
target capaian, dan jumlah pengguna layanan. Kegiatan UKP dalam perkesmas
dilaksanakan dengan kolaborasi dengan profesi kesehatan lainnya pada wujud pelayanan
rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan gawat darurat, screening diagnosis dini, dan
pelayanan terapi farmakologi maupun komplementer (Nuriyanto, 2020).
Pada akhirnya perencanaan perkesmas sebagai bagian dari perencanaan puskesmas
merupakan perencanaan program kegiatan di puskesmas yang memiliki posisi strategis
dalam mendukung visi misi dan tujuan puskesmas sesuai kebijakan pemerintah maupun
harapan masyarakat (Indikator Pelayanan Kesehatan/Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Perencanaan keperawatan profesional pada perkesmas dilaksanakan pada sasaran
individu, keluarga, maupun komunitas atau masyarakat dalam keadaan sehat maupun
sakit dilaksanakan secara terintegrasi pada seluruh upaya dan program kesehatan.
Pelaksanaan perkesmas meliputi seluruh basic six (promosi kesehatan, KIA dan KB,
Gizi, pencegahan dan penanggulangan penyakit, dan pengobatan) sebagai program wajib
di puskesmas pada upaya kesehatan wajib maupun pengembangan (Nuriyanto, 2020).

Program perkesmas menurut Mertajaya et al (2019) meliputi:


a. Asuhan keperawatan pasien (prioritas) kontak puskesmas yang berada di
poliklinik Puskesmas, Puskesmas pembantu (pustu), Puskesmas keliling (pusling),
posyandu, poskesdes.
1) Pengkajian keperawatan pasien sebagai deteksi dini (sasaran prioritas)
2) Penyuluhan kesehatan
3) Tindakan keperawatan (direct care)
4) Konseling keperawatan
5) Pengobatan (sesuai kewenangan)
6) Rujukan pasien/masalah kesehatan
7) Dokumentasi keperawatan
b. Kunjugan rumah oleh perawat (home visit/home care) terencana, bertujuan untuk
pembinaan keluarga rawan kesehatan. Ruang lingkup home visit yaitu memberi
asuhan keperawatan secara komprehensif, melakukan pendidikan kesehatan pada
pasien dan keluarganya, mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga.
c. Kunjungan perawat ke kelompok prioritas terencana (posyandu usila, posyandu
balita, panti asuhan dan lain-lain)
1) Pengkajian keperawatan individu di kelompok
2) Pendidikan/penyuluhan kesehatan di kelompok
3) Pengobatan (sesuai kewenangan)
4) Rujukan pasien/masalah kesehatan
5) Dokumentasi keperawatan
d. Asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap puskesmas
1) Pengkajian keperawatan individu
2) Tindakan keperawatan langsung (direct care) dan tidak langsung
(lingkungan)
3) Pendidikan/penyuluhan kesehatan
4) Pencegahan infeksi di ruangan
5) Pengobatan (sesuai kewenangan)
6) Penanggulangan kasus gawat darurat
7) Rujukan pasien/masalah kesehatan
8) Dokumentasi keperawatan
Referensi

Akbar, M. A. (2019). Buku Ajar Konsep-Konsep Dasar dalam Keperawatan Komunitas.


Yogyakarta: Deepublish.

Anggraeni, R. (2019). Mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Yogyakarta: Deepublish.

Anita., B., Febriawati, H., Yandrizal. (2019). Puskesmas dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Yogyakarta: Deepublish.

Djuari, l. (2021). Buku Ajar Manajemen Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University
Press.

Efendi. (2009). Manajemen Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika.

Efendi, F & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Ferizal. (2021). Sejarah Akreditasi Puskesmas Indonesia. Sukabumi: Jejak Publisher.
Harnilawati. (2013). Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Takalar: Pustaka As Salam.
Herlambang, S. (2016). Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Iman, A. T. & Lena, D. (2017). Manajemen Mutu Informasi Kesehatan I: Quality Assurance.
Jakarta: Menteri Kesehatan RI.
Kholifah, D. N., & Wahyu, W. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta Selatan.
Jakarta : Menteri Kesehatan RI.
Mertajaya, I. M., et al. (2019). Modul Perawat Kesehatan Masyarakat (Perkesmas). Universitas
Kristen Indonesia: Fakultas Vokasi Prodi DIII Keperawatan.
Nuriyanto, A. (2020). Aplikasi Keperawatan Profesional di Puskesmas. Surakarta: CV Kekata
Group.
Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Menteri Kesehatan RI.

Romadhona, Y, S., Siregar, Kemal, N. (2018). Analisis Sebaran Tenaga Kesehatan Puskesmas di
Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Puskesmas. Jurnal Kesehatan Manarang, Vol. 4, No. 2, 114-12.

Anda mungkin juga menyukai