Anda di halaman 1dari 6

Volume 7 No.

1 2018

p-ISSN:2089-5313
e-ISSN:2549-5062
http://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/parapemikir
E-mail: parapemikir@poltektegal.ac.id

EVALUASI WAKTU TUNGGU PELAYANAN OBAT


PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS
KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES TAHUN 2020
Mutoharoh Isnawati 1, Aldi Budi R2, Joko Santoso3.
Prodi DIII Farmasi, Politeknik Harapan BersamaTegal,Indonesia
e-mail: mutoharohisnawati281298gmail.com, aldikimor@gmail.com,jk23sm@gmail.com

Article Info Abstrak


Article history: Salah satu standar pelayanan farmasi adalah waktu tunggu obat. Waktu
tunggu pelayanan obat adalah tenggang waktu mulai pasien menyerahkan
Received April2020 resep sampai dengan pasien menerima obat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui rata-rata waktu tunggu pelayanan resep dan
Received in revised form mengetahui kesesuaian waktu tunggu pelayanan resep pasien rawat jalan
April 2020 Accepted di Instalansi Farmasi Rawat Jalan Puskesmas Ketanggungan Kabupaten
Mei2020 Brebes dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskritif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel diambil
Availableonline Mei menggunakan acidental sampling. Populasinya adalah seluruh resep obat
2020 non racikan dan obat racikan yang masuk ke Instalansi Farmasi di
Puskesmas Ketanggungan pada bulan Febuari 2020. Jenis data yang
Katakunci: Waktu Tunggu, digunakan adalah data primer dengan menghitung waktu mulai dari resep
Obat Non Racikan, Obat diterima petugas pelayanan kefarmasian sampai obat diserahkan kepada
Racikan, Standar Pelayanan
pasien. Analisis yang digunakan adalah analisis Univariat dengan
Kefarmasian
menghitung rata-rata waktu tunggu pelayanan resep racikan dan resep
non racikan, kemudian dibandingkan dengan Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan resep untuk jenis resep racikan
adalah 29,3 menit dan untuk jenis resep non racikan adalah 24,8 menit.
Rata-rata waktu tunggu pelayanan resep racikan dan non racikan telah
memenuhi Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas sesuai
Kepmenkes RI No. 74 Tahun 2016.

Keywords:Waiting time, Non- Abstract


concoction drugs, Compound
drugs One of the pharmaceutical service standards is drug waiting time service.
The waiting time for drug services is the grace period from when the patient
submits the prescription until the patient receives the drug. This research
aims to determine the average waiting time for prescription services and
determine the suitability of waiting time for prescription services for
outpatients at the Ketanggungan Public Health Center of the Brebes
Regency with the Minister of Health Decree Number 74 Year 2016
concerning Pharmaceutical Service Standards at the Puskesmas.This type of
research is descriptive research with a quantitative approach. The samples
were taken by using accidental sampling. The population is all non-
concoction prescription drugs and concoction drugs that enter the
pharmaceutical institutions at the Ketanggungan Public Health Center in
February 2020. The type of data used is primary data by calculating the
time from the prescription received by the pharmaceutical service officer
until the drug was handed over to the patient. The analysis used was an
Univariate analysis by calculating the average waiting time for concoction
and non-concoction prescription services, then compared with the
Pharmaceutical Service Standards in Puskesmas. Based on the results of the
research it was found that the average of waiting time for prescription
services for the type of recipe concoction was 29.3 minutes and for non-
concoction recipe types was 24.8 minutes. The average waiting time for
concoction and non-concoction prescription services has met the
Pharmaceutical Services Standards in Puskesmas according to the Republic
of Indonesia Decree No. Kepmenkes. 74 of 2016.
©2020PoliteknikHarapanBersamaTegal

Alamatkorespondensi:
Prodi DIII FarmasiPoliteknikHarapanBersamaTegal
Gedung A Lt.3. Kampus 1
Jl. Mataram No.09 KotaTegal, Kodepos 52122
Telp. (0283) 352000 p-ISSN: 2089-5313
E-mail: parapemikir_poltek@yahoo.com e-ISSN: 2549-5062
faktor penentu upaya peningkatan status kesehatan
I. PENDAHULUAN masyarakat. Dengan semakin berkembangnya
Mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas masyarakat kelas menengah maka tuntutan untuk
merupakan kesempurnaan pelayanan kesehatan mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih
yang diselenggarakan sesuai kode etik dan standar bermutu juga meningkat. Sehingga untuk
pelayanan yang ditetapkan, sehingga menimbulkan menghadapi hal itu diupayakan suatu program
kepuasan bagi setiap pasien, waktu tunggu adalah menjaga mutu pelayanan kesehatan dengan tujuan
waktu yang digunakan pasien dari penerimaan antara lain memberikan kepuasan kepada
resep sampai penyerahan obat (Suherlina, 2018). masyarakat (Muninjaya, 2013). Keluhan dari
Mutu pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang pasien mengenai pelayanan obat yang lama
berorientasi kepada pasien baiknya diperlukan seringkali terdengar, pegawai tidak ramah dan
suatu evaluasi agar bisa melihat melalui umpan beberapa keluhan lainnya. Tentunya menunggu itu
balik yang diberikan pasien kepada bagian hal yang membosankan dan membuat pasien
pelayanan untuk melihat tingkat kepuasan. merasa tidak nyaman saat pelayanan obat yang
Sehingga kedepan nya dapat menjadi masukan lama.Terlebih lagi ketika pasien tidak bersabar
untuk peningkatan pelayanan (Karuniawati, 2016). pada saat menunggu dikarenakan kondisi nya
Waktu tunggu adalah tenggang waktu mulai sudah dalam keadaan sakit pasti nya ingincepat-
waktu pasien menyerahkan resep sampai dengan cepat pulang untuk beristirahat (Karuniawati,
menerima obat (Hapsari, 2016). Standar waktu 2016).Pelayanan farmasi dikatakan baik apabila
pelayanan minimal dari farmasi dalam hal waktu lama pelayanan obat dari pasien menyerahkan
tunggu pelayanan untuk jenis resep obat jadi adalah resep sampai pasien menerima obat dan informasi
kurang dari 30 menit dan untuk obat racikan adalah obat diukur dengan waktu dan melakukan kegiatan
kurang dari 60 menit (Kementerian Kesehatan kefarmasian berdasarkan prosedur yang telah
Republik Indonesia Nomor 74 tentang Standar ditetapkan.Serta tanggapan dari pasien bahwasanya
Pelayanan Minimal tahun 2016).Waktu tunggu pasien merasa senang jika diperlakukan dengan
pelayanan resep obat jadi lebih cepat dibandingkan baik dan sopan.Terkadang ada pasien yang di
dengan waktu pelayanan resep obat racikan karena panggil nama nya namun tak kunjung ke depan
pelayanan resep obat jadi tidak melalui proses akibatnya pegawai merasa kesal, begitupun ada
peracikan (Nurjanah dkk., 2016).Pelayanan pegawai yang pasang muka dengan pandangan
puskesmas yang bermutu akan menjadi salah satu jutek (Renni Septini, 2012).
Puskesmas Ketanggungan merupakan salah resep dalam formulir pencatatan waktu tunggu.
satu pusat pelayanan kesehatan di Desa Setelah resep diperoleh data dimasukkan atau di
Karangmalang, Kecamatan Ketanggungan input kedalam format tabel kemudian di analisis
Kabupaten Brebes yang menjadi tempat pelayanan dengan mencari rata-rata waktu tunggu.
kesehatan di Desa Ketanggungan dan sekitarnya. Tabel 4.1 Jumlah sampel berdasarkan jenis resep racikan
Berdasarkan observasi yang saya lihat bahwasanya dan non racikan pasien rawat jalan yang dilayani
Puskesmas Ketanggungan ini mendapatkan depo farmasi Pusesmas Ketanggungan.
penilaian akreditasi yaitu tingkat Madya dan
sampai saat ini belum ada penelitian tentang waktu No. Jenis Resep Jumlah Sampel Presentase
tunggu pelayanan resep rawat jalan di Puskesmas 1. Racikan 13 resep 13 %
Ketanggungan, maka diperlukan penelitian evaluasi 2. Non Racikan 87 resep 87 %
waktu tunggu pelayanan resep pasien rawat jalan Total 100 resep 100 %
baik obat non racikan maupun obat racikan.
Harapannya hasil penelitian ini menjadi bahan Tabel 4.2 Hasil Rata-Rata Waktu Tunggu Resep Racikan dan
evaluasi untuk memberikan pelayanan yang lebih Non Racikan
baik lagi (dr Wahidi, 2018).

II. METODE PENELITIAN


Jenis penelitian yang digunakan adalah
dengan menggunakan penelitian deskritif dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Februari. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh resep non racikan dan racikan yang
masuk di Instalansi Farmasi Puskesmas
Ketanggungan pada bulan Februari 2020. Jumlah
populasi dalam penelitian ini belum diketahui
sebelumnya, dikarenakan jumlah populasi tidak
bisa diketahui secara pasti berdasarkan observasi.
Sampel berjumlah 100 resep, sampel yang
Puskesmas Ketanggungan merupakan
digunakan dalam penelitian ini adalah obat non
Puskesmas terakreditasi tingkat Madya yang
racikan dan obat racikan yang masuk ke Instalansi
mempunyai Instalansi Farmasi dan melayani pasien
Farmasi Di Puskesmas Ketanggungan Pada bulan
rawat jalan yang terdiri dari pasien BPJS, Umum
Februari 2020. Teknik pengambilan sampel ini
dan gratis.
menggunakan teknik Accidental Sampling. Dalam
Pelayanan resep, baik racikan maupun non
penelitian ini data primer diperoleh melalui
racikan merupakan salah satu bentuk pelayanan
pengamatan langsung dan pencatatan waktu tunggu
farmasi klinis dipuskesmas. Salah satu indikator
pelayanan resep dalam formulir pencatatan waktu
yang digunakan untuk mengevaluasi mutu
tunggu.Pencatatan waktu dimulai pada saat pasien
pelayanan dipuskesmas adalah lamanya waktu
menyerahkan resep sampai dengan pasien
tunggu pelayanan resep di Instalansi Farmasi.
menerima obat. Kemudian di analisis dengan
Waktu tunggu pelayanan resep adalah tenggang
menggunakan analisis univariat dengan
waktu mulai dari pasien menyerahkan resep sampai
menghitung rata-rata waktu tunggu pelayanan
dengan pasien menerima obat. Waktu tunggu
resep, penilaian kecepatan pelayanan resep dapat
pelayanan resep untuk resep non racikan adalah
dikatakan memenuhi persyaratan apabila sesuai
<30 menit dan untuk resep racikan <60 menit.
dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
(Kementrian Republik Indonesia No. 74 Tahun
Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2016 tentang
2016).
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
IV. PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
Hasil penelitian yang dilakukan di
diketahui bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan
Puskesmas Ketanggungan Kabupaten Brebes,
resep yaitu 24,8 menit untuk resep non racikan
penelitian ini diambil pada bulan Februari 2020
dengan jumlah resep sebanyak 87 resep dan 29,3
dengan jumlah sampel 100 resep, populasi dalam
menit untuk resep racikan dengan jumlah 13 resep.
penelitian ini sebelumnya belum diketahui
Hal ini disebabkan karena di Instalansi Farmasi
dikarenakan jumlah populasi tidak bisa diketahui
Rawat Jalan Puskesmas Ketanggungan lebih
secara pasti berdasarkan observasi. Penelitian ini
banyak pasien dewasa yang mendapatkan resep
menggunakan metode jenis penelitian deskritif
non racikan dibandingkan pasien anak-anak yang
dengan pendekatan kuantitatif, Dalam penelitian ini
sebagian besar menggunakan resep racikan. Hasil
data primer diperoleh melalui pengamatan
penelitian ini menyatakan bahwa rata-rata waktu
langsung dan pencatatan waktu tunggu pelayanan
tunggu pelayanan resep di Puskesmas
Ketanggungan telah memenuhi persyaratan sesuai atau sedikitnya tenaga teknis kefarmasian di
Standar Pelayanan Kefarmasian. instalansi farmasi sangat berpengaruh pada
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh kecepatan pelayanan resep di instalansi
Septini (2012) menunjukkan bahwa ada hubungan farmasi tersebut. Petugas di Instalansi Farmasi
antara jenis resep dengan waktu pelayanan resep, rawat jalan Puskesmas Ketanggungan terdiri
yaitu obat racikan membutuhkan waktu yang lama dari 1 orang Apoteker, 2 tenaga teknis
karena harus menghitung, menimbang dan kefarmasian.
mengambil beberapa banyak obat yang diperlukan 2. Pengalaman kerja
sesuai dengan dosis yang diperlukan serta harus Merupakan latar belakang individu
memperhatikan dalam mencampur sifat dan jenis sehingga dapat mempengaruhi perilaku
bahan obat. kinerja individu dan menyebutkan bahwa
Pengerjaan resep Racikan pada jam 08.00- semakin lama pengalaman kerja seseorang
09.30 sebanyak 8 resep dengan rata-rata waktu 33 maka akan semakin terampil. Dan semakin
menit, pada jam 09.30-selesai sebanyak 5 resep lama masa kerja seseorang maka akan
dengan rata-rata waktu 24,6 menit, Sedangkan semakin nenambah wawasan dan kematangan
pengerjaan resep non racikan pada jam 08.00-09.30 dalam melakukan tugas (Purwanto, et al,
sebanyak 50 resep dengan rata-rata 23,42 menit, 2015). Masa kerja petugas farmasi yang lama
pada jam 09.30-selesai sebanyak 37 resep dengan akan lebih cepat melayani pelayanan resep
rata-rata waktu 26,7 menit. Dari hasil observasi daripada petugas farmasi baru. Masa kinerja
dilapangan tersebut waktu tunggu pelayanan resep petugas farmasi, semakin lama bekerja maka
pada jam pagi memiliki waktu tunggu yang lebih semakin cepat dalam melayani pengambilan
lama antara jam 08.00-09.30 dibandingkan dengan obat sehingga meminimalisir waktu tunggu
waktu tunggu jam 09.30-selesai. Hal tersebut pasien (Hayati, 2018). Petugas pelayanan
karena kunjungan pasien lebih banyak, sehingga farmasi di Instalansi Farmasi rawat jalan
resep yang masuk pun akan lebih banyak. Hasil Puskesmas Ketanggungan memiliki masa
dari waktu tunggu bisa dilihat dari selisih waktu kerja dibawah satu tahun untuk apoteker dan
saat penerimaan resep sampai penyerahan obat satu tenaga teknis kefarmasian, untuk tenaga
dengan melihat waktu jam (Damanik, 2019). teknis kefarmasian satu nya diatas satu tahun.
1. Saat penerimaan resep 3. Sarana dan prasarana
Penerimaan resep dilaksanakan oleh Merupakan penunjang para petugas di
asisten apoteker yang merangkap pengerjaan Instalansi Farmasi rawat jalan Puskesmas
skrining resep. Pada saat skrining terjadi Ketanggungan dalam melaksanakan tugas dan
beberapa kendala misalnya ketidaksesuaian tanggungjawabnya, ketersediaan akan sarana
peresepan dengan riwayat penyakit pasien, dan prasarana merupakan salah satu hal
peresepan obat yang tidak sesuai dengan penting yang perlu di perhatikan. Sarana yang
formularium. ada di Instalansi Farmasi rawat jalan terdiri
2. Saat pengerjaan resep untuk racikan dari ruang tunggu pasien dan ruang peracikan.
Dalam hal pengerjaan resep racikan Diketahui bahwa luas ruang pelayanan
dibutuhkan waktu yang cukup lama yaitu farmasi masih kurang luas untuk pelayanan
mulai dari menggerus obat hingga resep. Sedangkan untuk prasarana yang
membungkus racikan. tersedia terdiri dari komputer, printer, meja,
3. Saat pemberian etiket lemari penyimpanan obat, peralatan peracikan
Dalam pemberian etiket terkadang ada obat (1 mesin blender, 2 wadah blender, 1
beberapa pasien yang meminta untuk mesin pengemas puyer). Program komputer
menuliskan kegunaan obat tersebut seperti yang belum sempurna akan mengakibatkan
hipertensi, obat lambung dll. beberapa pekerjaan dikerjakan secara manual
4. Saat penyerahan sehingga mempengaruhi lama waktu tunggu
Penyerahan obat ke pasien dilakukan pelayanan dan lama waktu tunggu
melalui sistem pemanggilan nama pasien yang (Karuniawati et al., 2016).
tertera di resep, sehingga terkadang terjadi Pelayanan resep kadang terjadi
kesalahan dalam pemanggilan nama yang beberapa masalah yang dapat mempengaruhi
tidak sesuai dan tidak ada orang nya. lamanya waktu tunggu pelayanan resep. Pada
tahap penerimaan dan input data resep,
Faktor-faktor yang turut mempengaruhi beberapa masalah yang terjadi di antaranya
lamanya waktu tunggu pelayanan resep antara lain : sistem atau program komputer yang terbatas
1. Sumber Daya Manusia sehingga beberapa pekerjaan dilakukan secara
Merupakan salah satu faktor yang manual, data pasien yang tidak lengkap,
berhubungan langsung dengan pelayanan peresepan dokter yang tidak lengkap atau
resep pasien di Instalansi Farmasi. Sumber tidak terbaca sehingga harus konfirmasi
daya manusia yang kurang memadai, banyak terlebih dahulu pada dokter yang
bersangkutan, serta banyaknya resep datang bimbingan hingga terselesaikannya penyusunan
sehingga terjadi penumpukan resep. Pada Tugas Akhir ini.
tahap pengerjaan resep, beberapa masalah
yang terjadi diantaranya terjadi nya
penumpukan resep yang menyebabkan
lamanya waktu tunggu dan persediaan obat
yang habis dikarenakan ruangan dan tempat VII. DAFTAR PUSTAKA
penyimpanan obat yang terbatas sehingga [1] Damanik, Rossy Sanora Sari, 2019. Evaluasi
harus diambil terlebih dahulu digudang, Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien
adanya komponen keterlambatan yang Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Laras
menyebabkan proses menjadi lebih lama, PTPN IV Serbelawan. Jurnal. Sumatra Utara :
disebabkan karena antara lain petugas belum Universitas Sumatra Utara.
megerjakan resep tetapi mengerjakan kegiatan [2] Dr Wahidi, 2018. Profil Puskesmas
lain atau mengerjakan resep sebelumnya Ketanggungan. Ketanggungan : Brebes.
(Nurma, 2017). [3] Hapsari, G, Ika. 2016. Evaluasi Pelaksanaan
Standar Pelayanan Minimal Farmasi Kategori
Karakteristik Resep dalam penelitian Lama Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien
ini adalah : Rawat Jalan di RSUD Kota Salatiga. Jurnal.
1. Seluruh resep pasien rawat jalan Instalansi Surakarta : Universitas Muhamadiyah
Farmasi Puskesmas Ketanggungan Surakarta.
2. Resep dari dokter yang bekerja di [4] Hayati, I.N., 2018. Gambaran Standar Waktu
Puskesmas Ketanggungan Pelayanan Di Ruang Obat Puskesmas
Adiwerna Kabupaten Tegal (Karya Tulis
V. KESIMPULAN DAN SARAN Ilmiah). Program Studi DIII Farmasi
5.1 Kesimpulan Politeknik Harapan Bersama Tegal, Tegal.
Berdasarkan hasil penelitian yang [5] Karuniawati, H., Hapsari, I.G., Arum, M.,
dilakukan di Instalansi Farmasi rawat jalan Aurora, A., Wahyono, N., 2016. Evaluasi
Puskesmas Ketanggungan tentang evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal
waktu tunggu pelayanan resep dapat (SPM) Farmasi Kategori Lama Waktu
disimpulkan : Tunggu Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan
1. Rata-rata waktu tunggu pelayanan Di RSUD Kota Salatiga. Kartika J, Ilm, Farm.
resep untuk jenis racikan adalah 29,3 4 https://doi.org/10.26874/kjif.v4il.53
menit dan untuk jenis resep non [6] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
racikan adalah 24,8 menit. Waktu Nomor 36 tahun 2016 tentang Standar
tunggu pelayanan resep tersebut sudah Pelayanan Kefarmasian
memenuhi Standar Pelayanan [7] Maftuhah, A., Susilo, R., 2016. Waktu
Kefarmasian waktu tunggu pelayanan Tunggu Pelayanan Resep Rawat Jalan di
resep yang didasari Keputusan Menteri Depo Farmasi RSUD Gunung Jati Kota
Kesehatan Republik Indonesia No. 74 Cirebon Tahun : 2016
tahun 2014. [8] Muninjaya. 2013. Penurunan Waktu Tunggu
5.2 Saran Pelayanan Obat Rawat Jalan Instalansi
1. Diharapkan petugas farmasi tetap Farmasi Rumah Sakit Baptis Batu. Skripsi.
mempertahankan dan meningkatkan Fakultas Farmasi. Universitas Brawijaya
kualitas pelayanan. Malang. Malang.
2. Mengupayakan perbaikan pada sistem [9] Nurjannah dkk, 2016. Hubungan Antara
komputer, sehingga prosedur Waktu Tunggu Pelayanan Resep Dengan
pelayanan resep bisa sepenuhnya Kepuasan Pasien di Apotek Pelengkap Kimia
ditangani oleh komputer tanpa harus Farma BLU Prof. Dr R. D. Kandau Manado.
mengecek secara manual. Jurnal Farmasi.5 (1) : 362-370.
[10] Nurma K Purwandari, dkk. 2017. Analisis
VI. UCAPAN TERIMA KASIH Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, Rawat di Depo Farmasi Gedung MCEG RS
penulis banyak mendapatkan bimbingan, Islam Sultan Agung Semarang. Jurnal
pengarahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai Kesehatan Masyarakat. 5 (1) : 103-110.
pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis [11] Purwanto, et al. (2015). “Faktor Penyebab
menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Waktu Tunggu Lama di Pelayanan Instalansi
Aldi Budi R, S.Si, M.T, selaku dosen pembimbing Farmasi Rawat Jalan RSUD Blambangan.
I dan Bapak Joko Santoso, M. Farm, selaku dosen “Jurnal Kedokteran Brawi Jaya 28 (2): 159-
pembimbing II yang telah memberikan bantuan dan 163.
[12] Septini, Renni, 2012. Analisis Waktu Tunggu
Pelayanan Resep Pasien Askes Rawat Jalan di
Yanmasum Farmasi RSPAD Gatot Soebroto
Tahun 2011. Skripsi. Depok: Universitas
Indonesia.
[13] Suherlina. 2018.Pengaruh Waktu Tunggu
Pengambilan Obat Terhadap Kepuasan Pasien
Rawat Jalan Di Puskesmas Lubuk Baja Kota
Batam Tahun 2018. Tesis. Medan :
Universitas Prima Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai